• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA DENGAN PENDEKATAN

OPEN-ENDED

Elfira Rahmadani*1, Syahriani Sirait2, Oktaviana Nirmala Purba3

123Pendidikan Matematika, FKIP UNA, Kisaran Sumatera Utara

e-mail: *1 elfira.rahmadani 3 @gmail.com , 2 syahrianisirait88@gmail.com ,

3oktaviananirmalapurba@gmail.com

Abstrak : Permasalahan pada penelitian ini adalah masih rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematik siswa pada materi Suku Banyak. Penelitian ini bertujuan untuk untuk melihat peningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dngan pendekatan Open-Ended pada materi Suku Banyak kelas XI MAN Kisaran. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MAN Kisaran, dengan memilih dua kelas yaitu kelas XI IPA 3 dengan jumlah siswa 34 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 4 dengan jumlah siswa 35 siswa sebagai kelas kontrol . Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Penelitian dilakukan terhadap dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Dari hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh harga thitung = 2,11dengan taraf nyata α = 0,55 harga ttabel = 2,01. Karena thitung = 2,11 ¿ r

tabel = 2,01 maka H0 ditolak dan Ha sehingga dapat disimpulkan rata-rata pemecahan masalah matematik siswa yang diajar menggunakan Pendekatan Open-Ended lebih baik dari rata-rata pemecahan masalah matematik siswa yang di ajar menggunakan pembelajaran dengan metode konvensional di kelas XI MAN Kisaran.

Kata Kunci : Pendekatan Open-Ended, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa

(2)

PENDAHULUAN

atematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan ilmu spengetahuan dan teknologi. Hudojo (1998) menyatakan kebutuhan akan aplikasi matematika saat ini dan masa depan tidak hanya untuk keperluan sehari-hari, tetapi terutama dalam dunia kerja, dan untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan.[1] Melihat pentingnya matematika maka matematika termasuk salah satu mata pelajaran yang menjadi perhatian utama, namun matematika masih merupakan pelajaran yang sulit bagi siswa.

M

Rendahnya penguasaan materi matematika khususnya pada siswa kelas VIII, dapat dilihat pula pada rendahnya persentase jawaban benar peserta The Third International Mathematics and Sciences Study (TIMSS) tahun 1999 dari Indonesia.

Pada kompetisi itu, peserta dari Indonesia memperoleh skor yang rendah dalam menyelesaikan soal-soal tidak rutin (masalah matematis yang membutuhkan kemampuan pemecahan masalah). Namun mereka relatif lebih baik dalam menyelesaikan soal-soal tentang realita di sekitar mereka dan prosedural. Pada kompetisi itu, Indonesia menduduki urutan ke-34 dari 38 negara dalam hal penguasaan matematika secara umum.

Berdasarkan hasil studi di atas, terlihat bahwa peserta kompetisi TIMSS dari negara kita; tentunya adalah putra-putra terbaik; masih lemah dalam menyelesaikan soal-soal tidak rutin (masalah matematis yang membutuhkan kemampuan penalaran).

Untuk dapat menyelesaikan soal-soal jenis ini diperlukan kemampuan pemecahan masalah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematik anak-anak kelas VIII pada umumnya masih rendah. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk terus memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran matematika.

Soedjadi (2001) menyatakan bahwa pembelajaran matematika di sekolah kita selama ini terbiasa dengan urutan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut : (1) diajarkan teori/definisi/teorema; (2) diberikan contoh-contoh; (3) diberikan latihan soal.

(3)

[2] Perkembangan intelektual siswa pada umumnya bergerak dari “konkret ke abstrak”.

Dengan demikian, langkah-langkah dan proses pembelajaran yang selama ini umumnya dilakukan oleh para guru di sekolah adalah kurang tepat, mengingat objek kajian matematika sebenarnya adalah abstrak. Oleh karena itu seharusnya urutan sajian bahan ajar disesuaikan dengan perkembangan intelektual siswa.

Dalam pembelajaran matematika diperlukan pengembangan kemampuan pemecahan masalah matematik. Dalam proses pembelajaran, seharusnya guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melihat dan memikirkan gagasan yang diberikan.

Untuk itu pemecahan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Nasution (2000) menyatakan penyelesaian masalah dapat dipandang sebagai proses siswa menemukan kombinasi aturan-aturan yang telah dipelajarinya lebih dulu yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang baru.[3]

Menurut Wahyudin (1999), kegagalan menguasai matematika dengan baik diantaranya disebabkan oleh siswa kurang menggunakan nalar dalam menyelesaikan masalah. Atas dasar ini perlu dilakukan upaya-upaya untuk memperbaikinya.[4]

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga pendidik adalah melakukan inovasi dalam pembelajaran. Menurut Suparno (1997) sebuah aliran dalam pembelajaran yaitu aliran konstruktivisme, memandang bahwa pengetahuan itu dibangun secara aktif oleh individu.[5] Sependapat dengan Suparno, Hudojo (1998) menyatakan tujuan pembelajaran berdasarkan pandangan ini adalah membangun pemahaman, sehingga belajar dalam pandangan ini tidak ditekankan untuk memperoleh pengetahuan yang banyak, tetapi yang utama adalah memberikan interpretasi melalui skemata yang dimiliki siswa.[6]

Salah satu pendekatan pembelajaran yang merupakan bagian dari pembelajaran konstruktivisme adalah pendekatan open-ended. pendekatan open-ended, pengetahuan dikonsktruksi oleh siswa sendiri dan dalam pembelajarannya disajikan suatu permasalahan yang memiliki beragam penyelesaian atau metode penyelesaiannya.

Dari uraian tentang karakteristik pembelajaran open-ended terlihat bahwa pembelajaran open-ended dapat memupuk kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas siswa, karena pendekatan ini tidak mengharuskan siswa menghapal fakta-

(4)

fakta, tetapi mendorong siswa mengkonstruksi pengetahuan di dalam pikiran mereka sendiri. Pada pendekatan ini, siswa dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Hal ini merupakan salah satu syarat yang dibutuhkan untuk pengembangan kreativitas siswa.

Dari uraian tentang karakteristik pembelajaran open-ended terlihat bahwa pembelajaran open-ended dapat memupuk kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas siswa, karena pendekatan ini tidak mengharuskan siswa menghapal fakta- fakta, tetapi mendorong siswa mengkonstruksi pengetahuan di dalam pikiran mereka sendiri. Pada pendekatan ini, siswa dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Hal ini merupakan salah satu syarat yang dibutuhkan untuk pengembangan kreativitas siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk melihat tanggapan siswa terhadap pendekatan open-ended dan membuktikan hipotesis penelitian. Penelitian dilakukan terhadap dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MAN Kisaran, dengan memilih dua kelas yaitu kelas XI IPA3 dengan jumlah siswa 34 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA4 dengan jumlah siswa 35 siswa sebagai kelas kontrol .

Adapun rancangan penelitian eksperimen adalah seperti tabel berikut:

Tabel 1. Rancangan Penelitian

Kelas Perlakuan Postest

Eksperimen X T

Kontrol Y T

Keterangan : T : Pos test

X : Perlakuan, yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pendekatan Open Ended Y: Perlakuan, yaitu pembelajaran dengan pendekatan konvensional

Teknik Pengumpulan Data

(5)

Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan dengan cara sebagai berikut.

1) Data Hasil Belajar

Data hasil belajar siswa dikumpulkan melalui test pemecahan masalah matematik siswa. Instrumen direncanakan berbentuk essay sebanyak lima soal.

Untuk memperoleh tes yang baik, terlebih dahulu diujicobakan kepada 30 siswa responden yang tidak akan menjadi sampel penelitian. Ujicoba tes nilai dilakukan untuk mengetahui validitas tes dengan menggunakan Koefisien Korelasi Point Biserial, untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan teknik belah dua yang kemudian dilanjutkan dengan rumus Spearman-Brown, tes hasil belajar juga dianalisa tingkat kesukaran item soal, dan analisa daya beda soal.

Data siswa dikumpulkan melalui tes, yaitu pretest yang diberikan sebelum pembelajaran dan postest yang diberikan sesudah proses pembelajaran di kelas, baik di kelas yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan open- ended maupun di kelas siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional.

2) Data Respon siswa

Data ini dikumpulkan dengan menggunakan angket yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran perkuliahan dengan menggunakan pendekatan open- ended. Pelaksanaan kegiatan ini setelah tutorial selesai.

Teknik Analisis Data

Untuk menjawab masalah penelitian dan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka setelah data terkumpul akan dilakukan analisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memperoleh jawaban tentang keefektifan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pendekatan open-ended pada mata pelajaran Suku Banyak. Sedangkan analisis statistik inferensial digunakan untuk memperoleh jawaban tentang test kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dengan model

(6)

pendekatan open-ended pada mata pelajaran Suku Banyak dan yang menggunakan metode konvensional.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sampel penelitian ini terdiri dari 2 kelas yaitu kelas XI IPA 1 dengan mengunakan pendekatan Open-Ended dan kelas XI IPA 2 dengan mengunakan model pembelajaran konvensional. Sebelum melakukan proses pembelajaran terlebih dahulu diberikan pre-test ke kelas yang dijadikan sampel yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan tes awal siswa.

Tabel 2. Rata-Rata Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Hasil Kemampuan Awal Siswa

Kelas x Simpangan Baku Varians Min Max Eksperimen 64,80 11,81 139,47 44 80 Kontrol 61,46 12,18 148,39 40 76

Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diungkapkan dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak. Dari hasil pengujian persyaratan analisis data diketahui bahwa data penelitian atau pemecahan masalah matematik siswa merupakan data yang berdistribusi normal, sehingga pengujian hipotesis telah dapat dilakukan.

Dari hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh harga thitung = 2,11dengan taraf nyata α = 0,55 harga ttabel = 2,01. Karena thitung = 2,11 ¿ rtabel = 2,01 maka H0

ditolak dan Ha sehingga dapat disimpulkan rata-rata pemecahan masalah matematik siswa yang diajar menggunakan Pendekatan Open-Ended lebih baik dari rata-rata pemecahan masalah matematik siswa yang di ajar menggunakan pembelajaran dengan metode konvensional. (perhitungan data pada lampiran 18).

(7)

Tabel 3. Ringkasan Hasil Perhitungan uji t

Data Kelas Thtung Ttabel Kesimpulan

Eksperimen 87,83

Postes 2,11 ada perbedaan

Kontrol 80,35

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pemecahan masalah matematik siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan Open-Ended (87,83) lebih tinggi dari nilai rata-rata pemecahan masalah matematik matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional (80,35). Dari hasil perbandingan rata-rata yang diperoleh memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open-Ended lebih baik daripada pembelajaran menggunakan metode pembelajaran konvensional. Hal ini dimungkinkan karena pembelajaran dengan penerapan pendekatan Open-Ended, mendorong semua siswa agar aktif berpikir, mencari jawaban berbeda dan berkomunikasi menyampaikan jawabannya di depan kelas ataupun memberikan tanggapan, berbeda dengan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran konvensional dimana guru menyampaikan materi dan siswa berlatih menyelesaikan soal dengan cara individu.

KESIMPULAN

1. bahwa nilai rata-rata pemecahan masalah matematik siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan Open-Ended (87,83) lebih tinggi dari nilai rata-rata pemecahan masalah matematik matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional (80,35).

2. pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open-Ended lebih baik daripada pembelajaran menggunakan metode pembelajaran konvensional

SARAN

(8)

1. Bagi guru diharapkan dapat menjadi bahan , masukan dalam menyiapkan strategi atau pendekatan pembelajaran yang dapat memperbaiki dan meningkatkan pemecahan masalah matematik siswa.

2. Bagi peneliti di harapakan dapat menjadi bahan masukan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitin ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1,6] Hudojo, H, 1998, Seminar Nasional Upaya-upaya Meningkatkan Peran Pendidikan dalam Era Globalisasi PPS IKIP MALANG: Pembelajaran Matematika Menurut Pandangan Konstruktivistik. Malang, 4 April.

[2] Soedjadi, R, (2001), Seminar Nasional Realistik Mathematics Education (RME) FMIPA UNESA SURABAYA: Pemanfaatan Realita dan Lingkungan dalam Pembelajaran Matematika, Surabaya, 24 Pebruari.

[3] Nasution, S, 2000, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta

[4] Wahyudin, 1999, Kemampuan Guru Matematika, Calon Guru Matematika dan Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika, PPS UPI, Bandung.

[5] Suparno, P, 1997, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Kanisius, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi status hama penyakit kedelai dan musuh alami sebagai agens hayati untuk pengendalian OPT pada kedelai.. Laporan Dasar Perlindungan Tanaman, Hama Penting Tanaman

Pengaruh Hutang Terhadap Laba Usaha Pada Pusat Penelitian Karet Tanjung Morawa Sumatera Utara.. Medan: UMN

Hak-hak atas tanah bekas hak barat yang didaftar menurut Overschrijvingsordonnantie (S. 1884), yang terletak di daerah-daerah di mana pendaftaran tanah belum diselenggarakan menurut

Atas pernyataan ini, siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan apabila kemudian adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam skripsi ini, atau ada klaim dari

2.1.4.5 Hubungan Dana Alokasi Umum dengan Alokasi Belanja Modal Hampir sama dengan PAD, DAU merupakan salah satu sumber pembiayaan untuk belanja modal guna pengadaan sarana

Intelligent Engineering Informatics, Gas Engineering, Geography, Geology, Geometrics Engineering, Geotechnical Engineering, Linguistics, Management, Manufacturing Engineering,

Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Untuk Menanamkan Kemampuan Mengenal Permasalahan Sosial dan Menentukan Sikap Terhadap Pengaruh Globalisasi Pada

[r]