Drainase
P e r k o t a a n
• Latar belakang penggunaan drainase.
• Sejarah drainase
• Kegunaan drainase
• Pengertian drainase.
• Jenis drainase, pola jaringan drainase.
• Penampang saluran
Gambaran Permasalahan Drainase
Permasalahan Drainase:
Permasalahan drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
a) Peningkatan debit
manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan pendangkalan /penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah genangan.
b) Peningkatan jumlah penduduk
meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatan penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada sampah.
c) Amblesan tanah
disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.
d) Penyempitan dan pendangkalan saluran e) Reklamasi
f) limbah sampah dan pasang surut
Pengertian Drainase
Drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. Drainase perkotaan adalah ilmu yang diterapkan mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial yang ada di kawasan kota.
Drainase perkotaan / terapan merupakan sistem pengiringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi :
1. Pemukiman 2. Kawasan Industri 3. Kampus dan Sekolah
4. Rumah Sakit & Fasilitas Umum 5. Lapangan Olahraga
6. Lapangan Parkir
7. Pelabuhan Udara
Kriteria desain drainase perkotaan memiliki kekhususan, sebab untuk perkotaan ada tambahan variable desain seperti :
1. Keterkaitan dengan tata guna lahan
2. Keterkaitan dengan masterplan drainasi kota 3. Keterkaitan dengan masalah sosial budaya
Drainase berasal dari bahasa Inggris drainage yang mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Secara umum, sistem drainase dapat
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air
yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau
membuang kelebihan air dari suatu kawasan
atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan
secara optimal.
Untuk memahami drainase secara menyeluruh, berikut diperlihatkan beberapa pengertian pokok tentang ‘drainase’ : 1. Drainase adalah prasarana yang berfungsi
mengalirkan air
permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan.
2. Drainase perkotaan: adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan (urban) yang berfungsi untuk mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan didaerah pemukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan hidup manusia
Drainase berwawasan lingkungan:
pengelolaan drainase yang tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan. Terdapat 2 pola yang dipakai:
• Pola detensi (menampung air sementara), misalnya dengan membuat kolam penampungan.
• Pola retensi (meresapkan), antara lain dengan membuat sumur resapan, saluran resapan, bidang resapan atau kolam resapan.
Pengendali banjir adalah bangunan untuk mengendalikan tinggi muka air agar tidak terjadi limpasan dan atau genangan yang menimbulkan kerugian.
Badan penerima air adalah sungai, danau, atau laut yang menerima aliran dari sistim drainase perkotaan.
Tujuan Drainase
• Untuk meningkatkan menjaga kesehatan lingkungan permukiman.
• Pengendalian kelebihan air permukaan terhadap daya rusak yang dilakukan secara aman, lancar dan efisien serta sejauh mungkin dapat mendukung kelestarian lingkungan.
• Untuk mengurangi/menghilangkan genangan-genangan air yang menyebabkan bersarangnya nyamuk malaria dan penyakit-penyakit lain, seperti : demam berdarah, disentri serta penyakit lain yang disebabkan kurang sehatnya lingkungan permukiman.
• Untuk memperpanjang umur ekonomis sarana-sarana fisik antara lain: jalan, kawasan permukiman, kawasan perdagangan dari kerusakan serta gangguan kegiatan akibat tidak berfungsinya sarana drainase
Fungsi Drainase
• Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya rendah dari genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negative berupa kerusakan infrastruktur kota dan harta benda milik masyarakat.
• Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya agar tidak membanjiri/menggenangi kota yang dapat merusak selain harta benda masyarakat juga infrastruktur perkotaan.
• Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik.
• Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air
tanah.
Berdasarkan fungsi pelayanan,
sistem drainase
kota dibagi menjadi dua bagian pokok yaitu:a. Sistem drainase lokal:
Yang termasuk dalam sitem drainase lokal adalah sistem saluran awal yang melayani suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks permukiman, areal pasar, perkantoran, areal industri dan komersial.
Sistim ini melayani area kurang dari 10 ha.
Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung jawab masyarakat, pengembang atau instansi lainya.
b. Sistem drainase utama:
Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran drainase primer, sekunder, tersier beserta bangunan kelengkapannya yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat. Pengelolaan sistem drainase utama merupakan tanggung jawab pemerintah kota.
c. Pengendalian banjir (Flood Control):
Adalah sungai yang melintasi wilayah kota yang berfungsi mengendalikan air sungai, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia. Pengelolaan pengendalian banjir merupakan tanggung jawab dinas pengairan.(sumber daya air)
Berdasarkan fisiknya, sistim drainase terdiri atas saluran primer, sekunder, tersier dst.
a. Sistem saluran primer : Adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran sekunder.
Dimensi saluran ini relatif besar. Akhir saluran primer adalah badan pemerima air.
b. Sistem saluran sekunder :
Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya, dan meneruskan air ke saluran primer. Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan.
c. Sistem saluran tersier :
Adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran drainase lokal.
Sesuai dengan fungsi dan sistem kerjanya, jenis saluran dapat dibedakan menjadi:
1. Interceptor drain
Saluran interceptor adalah saluran yang berfungsi sebagai pencegah terjadinya pembebanan aliran dari suatu daerah terhadap daerah lain dibawahnya. Saluran ini biasa dibangun dan diletakkan pada bagian yang relative sejajar dengan garis kontur. Outlet dari saluran ini biasanya terdapat di saluran collector atau conveyor, atau langsung di natural drainage (drainase alam).
2. Collector drain
Saluran collector adalah saluran yang berfungsi sebagai pengumpul debit yang diperoleh dari saluran drainase yang lebih kecil dan akhirnya akan dibuang ke saluran conveyor (pembawa).
3. Conveyor drain
Saluran conveyor adalah saluran yang berfungsi sebagai pembawa air buangan dari suatu daerah ke lokasi pembuangan tanpa harus membahayakan daerah yang dilalui. Letak saluran ini di bagian terendah lembah dari suatu daerah sehingga secara efektif dapat berfungsi sebagai pengumpul dari anak cabang saluran yang ada.
4. saluran induk (main drain),
5. Dan badan air penerima (receiving waters).
Bangunan Penunjang
Untuk menjamin berfunsinya saluran drainase secara baik maka diperlukan bangunan- bangunan pelengkap ditempat-tempat tertentu. Jenis bangunan pelengkap yang dimaksud meliputi:
Bangunan silang, seperti gorong-gorong
Bangunan pemecah energi, seperti bangunan terjun dan saluran curam Bangunan pengaman erosi, seperti ground sill/leveling structure Bangunan inlet, seperti grill samping/datar
Bangunan outlet, seperi kolam loncat air
Bangunan pintu air, seperti pintu geser, pinta atomatis Bangunan rumah pompa
Bangunan kolam tandum/pengumpul Bangunan lobang control
Bangunan instalasi pengolahan limbah Siphon.
jembatan air (aquaduct) Dan lain sebagainya.
Pelimpah.
stasiun pompa.
Peralatan penunjang, berupa AWLR, ORR, Stasiun meteorologi, detektor kualitas air.
GORONG-GORONG
TERJUNAN
Ground Sill
Kolam Olak Dan
Terjunan Bendung
Jembatan Air (Aquaduct)
Pelimpah (spillway)
Sejarah Drainase
• Manusia sudah mulai memikirkan tentang sistem pembuangan limpasan air hujan sejak jaman
Romawi kuno
. Bangunan drainase perkotaan pertama kali dibuat di Romawi berupa saluran bawah tanah yang cukup besar, yang digunakan untuk menampung dan membuang limpasan air hujan. Pada awalnya, sistem drainase dibangun hanya untuk menerima limpasan air hujan dan membuangnya ke badan air terdekat. Desain dan pembangunannya belum dilakukan dengan baik. Saluran bawah tanah yang terbuat dari batu dan bata mengalami rembesan yang cukup besar, sehingga kapasitasnya jauh berkurang. Pada beberapa kasus, saluran tidak mempunyai kemiringan yang cukup, sehingga air tidak lancar (stagnant) dan terjadi genangan dalam saluran setelah terjadi hujan.• Sampai saat ini kota-kota di Indonesia masih menggunakan sistem
drainase tercampur
tanpa dilengkapi dengan fasilitas instalasi pengolah air limbah (IPAL). Hal ini tentu saja mengkhawatirkan untuk masa mendatang mengingat air limbah yang dibuang ke sistem drainase makin meningkat volumenya dengan kualitas yang makin menurun.Jenis drainase, pola jaringan drainase.
A. Menurut Cara Terbentuknya
• Drainase Alamiah (Natural Drainage) Terbentuk secara alami, tidak ada unsur campur tangan manusia serta tidak terdapat bangunan-bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan lain-lain.
• Drainase Buatan (Artificial Drainage) dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainasi, untuk menentukan debit akibat hujan, kecepatan resapan air dalam tanah dan dimensi saluran serta memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.
B. Menurut Letak Saluran
• Drainase Muka Tanah (Surface Drainage) Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan.
• Drainase Bawah Tanah (Sub Surface Drainage)Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain : tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepakbola, lapangan terbang, taman dan lain-lain
Drainase Alamiah
Drainase Terbuka Drainase permukaan
Sub surface drainage
C. Menurut Fungsi
1. Single Purpose
Saluran berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja, misalnya air hujan atau jenis air buangan lain seperti air limbah domestik, air limbah industry dan lain- lain.
2. Multy Purpose
Saluran berfungsi mengalirkan beberapa jenis buangan, baik secara bercampur maupun bergantian.
D. Menurut Konstruksi
• Saluran Terbuka, Saluran untuk air hujan yang terletak di area yang cukup luas. Juga untuk saluran air non hujan yang tidak mengganggu kesehatan lingkungan.
• Saluran Tertutup Saluran air untuk air kotor yang
mengganggu kesehatan lingkungan. Juga untuk
saluran dalam kota.
Pola-Pola Drainasi
a. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada di tengah kota.
b. Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
c. Grid Iron
Untuk daerah dimana sungainya terleteak di pinggir kota, sehingga saluran- saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpul
d. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya sungai pada pola alamiah lebih besar.
e. Radial
Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.
f. Jaring-Jaring
Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya dan cocok untuk daerah dengan topografi datar.
Bentuk Penampang Saluran
Bentuk-bentuk saluran untuk drainase tidak jauh berbeda dengan saluran irigasi pada umumnya. Dalam perancangan dimensi saluran harus diusahakan dapat membentuk dimensi yang ekonomis, sebaliknya dimensi yang terlalu kecil akan menimbulkan permasalahan karena daya tampung yang tidak memadai.
Adapun bentuk-bentuk saluran antara lain :