• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPA KELAS VII DI SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPA KELAS VII DI SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL ILMIAH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

TINJAUAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPA KELAS VII DI SMP NEGERI 31 PADANG

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

YULI MAIDA SAPUTRI NIM. 09010119

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

3

TINJAUAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPA KELAS VII DI SMP NEGERI 31 PADANG

Yuli Maida Saputri, Mades Fifendy, Ade Dewi Maharani

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

e-mail: yuli75714@gmail.com

ABSTRACT

Based on observations and interviews in SMP Negeri 31 Padang fonud problems amongst other teachers have not been optimal in the utilization of school environment as a source of learning and IPA, teachers only make use of books categorized package commonly used in school and student are rarely involved in utilizing the school environment as a learning resource to content related to the utilization of the environment. This research aims to know the utilization of school environment as a source of learning the IPA class VII in SMP Negeri 31 Padang. Type of this research is descriptive research. The population of this research is the entire IPA teacher and grade VII who enrolled in lesson 2015/2016. Samples were taken from each class student VII of 48 people and 2 teacher who teach IPA Class VII. Technique of data analysis in this research is descriptive statistical analysis techniques, namely by describing the data and the presentation of the data in the from of a frequency distribution by percentage. Research results are obtained by averaging the percentage obtained 76,8 % student are categorized well, and the average percentage of teacher 74,9 % categorized enough. It was concluded that the utilization of school environment as a source of learning the IPA class VII in SMP Negeri 31 Padang had already been put to good use.

Keyword: Utilization Of School Environment, Learning Resource PENDAHULUAN

Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman dan sumber belajar untuk memahami konsep dan proses dalam mempelajari tentang makhluk hidup. Secara umum ada dua jenis sumber belajar yaitu sumber belajar yang dirancang (by design resources) dan sumber belajar yang di manfaatkan (by utility resources). Di bandingkan dengan jenis belajar yang dirancang, jenis sumber belajar yang dimanfaatkan jumlah dan macamnya jauh lebih banyak dan tersedia dilingkungan, baik berupa benda hidup maupun benda mati yang terdapat disekitar sekolah maupun tempat tinggal siswa. (Suyono dan Hariyanto, 2011:13)

Lingkungan dalam pembelajaran Biologi dapat diartikan sebagai segala sesuatu

yang ada disekolah atau tempat tinggal peserta didik yang termasuk di dalamnya makhluk hidup maupun benda mati yang dapat di jadikan sumber belajar, dengan maksud lebih lanjut bahwa lingkungan tersebut dapat menjadi objek pengamatan, sarana atau tempat melakukan percobaan/penyelidikan dan sebagai tempat mendapatkan informasi. Mata pelajaran IPA Terpadu mempelajari materi Biologi yang berhubungan dengan lingkungan dan sumber belajar yang di manfaatkan pada materi Gejala Alam Biotik dan Abiotik. Guru cendrung tidak menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar, padahal materi tersebut sangat berkaitan dengan lingkungan.

Hal ini juga terjadi pada materi Ciri-ciri Mahkluk Hidup, Klasifikasi Makhluk Hidup dan Ekosistem.

Hasil observasi dan wawancara di SMP Negeri 31 Padang ditemukan

1

(4)

permasalahan antara lain guru belum optimal dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber pembelajaran IPA. Guru hanya memanfaatkan buku paket dan LKS yang biasa digunakan di sekolah dan siswa jarang dilibatkan dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada materi yang berhubungan dengan pemanfaatan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar IPA Kelas VII di SMP Negeri 31 Padang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut seharusnya guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, disini guru tidak hanya berpedoman kepada buku paket dan LKS saja tapi guru harus memanfaatkan fasilitas yang ada disekolah baik itu berupa benda hidup maupun benda mati yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Menurut Syamsudduha dan Rapi (2012:19) pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran yang dimaksud agar siswa dapat berfikir secara mandiri, kreatif, dan mampu menyesuaikan diri dengan permasalahan pembelajaran biologi.

Kartijono dan Marianti (2005) dalam Khanifah (2011:15) menjelaskan bahwa pembelajaran dengan pemanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang ada dilingkungan dengan jelajah alam sekitar, yaitu pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan alam sekitar kehidupan siswa baik lingkungan fisik, sosial, dan budaya sebagai objek belajar biologi dengan mempelajari fenomenanya (membaca alam sekitar) melalui kerja ilmiah. Selanjutnya Yunanto (2004 ) dalam Khanifah ( 2011:12) lingkungan alam merupakan tempat atau alam bebas yang dapat memberikan informasi langsung pada anak. Alam yang menyediakan banyak hal yang dapat dipelajari oleh anak.

Menurut Dimyati dan Mujiono (2013:5) bahwa peranan guru dalam pembelajaran yaitu membuat desain intruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar, bertindak mengajar atau mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajar.

Sagala (2010:181) menyatakan bahwa alam sekitar disamping dimanfaatkan sebagai

sumber belajar, dimungkinkan anak lebih menghargai, mencintai, dan melestarikan lingkungan alam sekitar sebagai kehidupannya.

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan di atas, maka penulis telah melakukan penelitian tentang “ Tinjauan Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar IPA Kelas VII di SMP Negeri 31 Padang”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2016 di SMP Negeri 31 Padang Tahun Pelajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru IPA yang mengajar di SMP Negeri 31 Padang yang berjumlah 6 orang dan seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 31 Padang yang terdaftar pada tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 256 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah proprational random sampling. Adapun rincian lengkap populasi dan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel .

Tabel Jumlah Siswa di SMP Negeri 31 Padang.

No Kelas Jumlah Siswa Populasi Sampel

1 VII

1

32 6

2 VII

2

32 6

3 VII

3

32 6

4 VII

4

32 6

5 VII

5

32 6

6 VII

6

32 6

7 VII

7

32 6

8 VII

8

32 6

Jumlah 256 48

Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 31 Padang Tahun Ajaran 2015/2016

Jumlah guru IPA yang dijadikan sampel penelitian yaitu 2 orang guru IPA yang mengajar di kelas VII Tahun Ajaran 2015/2016.

Alat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket yang di modifikasi

(5)

5 dari Khanifah (2011:108) menggunakan skala Guttman, dengan disediakan dua alternatif jawaban yaitu Ya dan Tidak. Masing-masing akan diberi skor 1 dan 0. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif. Menurut Purwanto (2010:102) adapun teknik analisis data yang menggunakan persen dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

X100%

SM NP R

Dimana :

NP = Nilai persentase yang dicari R = Skor yang diperoleh SM = Skor maksimum

Setelah data diperoleh maka dilakukan pengelompokan data dengan kriteria variabel menurut Purwanto (2010:103) sebagai berikut.

80 % - 100 % = Sangat Baik 76 % - 85 % = Baik 60 % - 75 % = Cukup 55 % - 59 % = Kurang ≤ 54 % = Sangat Kurang

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Berdasarkan angket yang telah diisi siswa dan guru IPA Biologi SMPN 31 Padang tentang Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber IPA maka diperoleh hasil Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar sebagaimana dikemukakan pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Gambar 2. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Oleh Siswa

Gambar 3. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Oleh Guru

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar oleh guru dan siswa di SMPN 31 Padang pada materi gejala alam biotik dan abiotik pada siswa memiliki persentase 73,8 % dengan kriteria cukup, sedangkan pada guru memiliki persentase 75% dengan kriteria cukup, hal ini disebabkan rendahnya persentase siswa terdapat pada indikator kerja ilmiah, pada proses pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan siswa lebih banyak bermain-main dan tidak mengikuti petunjuk sesuai yang ada di LKS. Pada materi ciri-ciri makhluk hidup siswa memperoleh persentase tertinggi dari pada guru, hal ini disebabkan pada indikator evaluasi, disini guru menjelaskan bahwa pada

71 72 73 74 75 76 77 78 79

Gejala alam dan biotik

Ciri-ciri mahkluk hidup

Klasifikasi mahkluk hidup

Ekosistem

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah

Materi 73,8

%

78,2

%

78,5

%

77,0

%

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Gejala alam dan biotik

Ciri-ciri mahkluk hidup

Klasifikasi mahkluk hidup

Ekosistem

Pemanfaatan Lingkungan Sekolah

Materi 75 %

68,7

%

68,7

%

87,5

%

3

(6)

indikator evaluasi siswa lebih rendah, karena di lapangan siswa lebih banyak bermain-main dan guru juga sulit mengontrol siswa satu- persatu.

Menurut Hamalik, (2007: 194) lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respon terhadap lingkungan, jadi faktor-faktor lingkungan sangat bermakna dan dijadikan sebagai landasan dalam mengembangkan konsep pendidikan dan pengajaran.

Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar materi klasifikasi makhluk hidup persentase siswa lebih tinggi di bandingkan dengan persentase guru, penyebab rendahnya persentase guru dilihat dari segi indikator evaluasi. Disini evaluasi siswa lebih rendah karena kurangnya perhatian siswa pada saat melaksanakan proses pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan, sehingga pada saat diadakan tes nilai siswa banyak yang rendah. Menurut Amri dan Ahmadi, (2012: 13) melalui pendekatan lingkungan pembelajaran menjadi bermakna, sikap siswa terhadap penguasaan konsep dapat diminimalkan dan pemahaman siswa akan membekas diingatannya, hal tersebut dapat dimanfaatakan untuk memecahkan masalah lingkungan dan menanamkan sikap cinta lingkungan.

Rivai (2011:213) mengemukakan bahwa dengan mempelajari lingkungan alam para siswa dapat lebih memahami materi pelajaran sekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara lingkungan, turut serta dalam menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan serta tetap menjaga kelestarian kemampuan sumber daya alam bagi kehidupan manusia.

Pemanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada materi ekosistem persentase guru lebih tertinggi dari persentase siswa, penyebab rendahnya persentase siswa terdapat pada indikator kerja ilmiah dan evaluasi, karena saat proses pembelajaran siswa lebih banyak bermain-main sehingga apa yang tuntut dalam LKS tidak di kerjakan dengan benar dan pada saat di berikan tes nilai siswa banyak yang rendah, padahal materi ini

mudah di jumpai di lingkungan sekolah seperti adanya kebun, halaman sekolah, kolam, sungai. Selain itu guru juga bisa mengajak siswa dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar seperti mengamati ekosistem kolam, sawah dan kebun yang ada disekitar sekolah, dengan melihat langsung maka siswa akan lebih muda memahami komponen-komponen ekosistem.

Dengan memanfaatkan lingkungan sekolah dalam proses pembelajaran di harapkan mampu membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar siswa, membantu keefektifan proses pembelajaran, mengarahkan perhatian siswa sesuai tujuan pembelajaran. Menurut Majid (2011:171) bahwa sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru, apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat di simpulkan bahwa pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar IPA kelas VII di SMP Negeri 31 padang sudah di manfaatkan dengan baik.

Saran

Guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 31 Padang agar lebih meningkatkan pemahaman dan perhatiannya tentang lingkungan sebagai pembelajaran IPA, serta dapat melakukan proses pembelajaran dengan lingkungan berdasarkan materi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik tentang alam biologi.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta : Rineka

Cipta.

(7)

7 Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara.

Khanifah, S. 2012. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Di MTS Miftahul Huda Bogorejo. Skripsi.

Semarang UNNES.

Majid, A. 2009. Perencanaan Pembelajaran.Bandung : Remaja Rosdakarya.

Purwanto, N. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta.

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syamsudduha, S dan Rapi, M. 2012.

Penggunaan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Jurnal PMIPA. Vol 15.

Hlm 18-31.

5

(8)

Gambar

Tabel  Jumlah  Siswa  di  SMP  Negeri  31  Padang.
Gambar  2.  Pemanfaatan  Lingkungan  Sekolah  Sebagai  Sumber  Belajar  Oleh  Siswa

Referensi

Dokumen terkait

1 .笔 者对玛 拉拿大 基督教 大学文 学院 的汉语 科的 建议是:. 希望再邀请几位中

Lactobacillus casei yeast medium, MRS broth; MRS medium (130) (102) Lactobacillus lactis sodium phosphate buffer; MRS medium (128) (102) Lactobacillus plantarum MRS medium

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) bahwa Tingkat kesadaran masyarakat umum untuk penegakan hukum sangat kurang karena kebanyakan

Sehubungan dengan tidak adanya calon pemenang yang lulus evaluasi kualifikasi pada pelaksanaan pengadaan pekerjaan Pembangunan Pembangkit Listrik Surya (PLTS)

Berdasarkan permasalahan dari hasil observasi yang dilakukan di MA Al Ahrom Karangsari dimana dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah pada

LPPM Universitas Jambi Halaman | 2 pulang, pasien pasca stroke masih mengalami gejala sisa, misalnya dengan keadaan : kehilangan motorik (hemiplegi) atau ada juga pasien

Seni rupa daerah di wilayah Nusantara sangat beragam. Keberagaman karya seni rupa tersebut dapat dipengaruhi oleh wujud dan coraknya. Wujud atau bentuk karya seni rupa murni

Terbukti dengan tidak adanya pengawasan dari orang tua subyek (TW. 7) dan pemberian pengawasan serta perhatian juga sama sekali tidak diberikan sehingga subyek