• Tidak ada hasil yang ditemukan

Denpasar Smart City Kunci Sukses Menyongsong Denpasar Pusat Kota metropolitan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Denpasar Smart City Kunci Sukses Menyongsong Denpasar Pusat Kota metropolitan."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

I Nyoman Widana Negara

[Date]

DENPASAR SMART CITY KUNCI SUKSES MENYONGSONG DENPASAR

PUSAT KOTA METROPOLITAN

Infrastruktur jaringan jalan sebagai supply terhadap kebutuhan (demand) perjalanan masyarakat sangat terbatas kapasitas layanan dengan laju pertumbuhan infrastuktur jalan naik 1, 99 %/tahun. Pada sisi lain pelayanan angkutan umum sebagai tulang punggung sistim angukutan publik sangat buruk, sebagai akibatnya penggunaan kendaraan pribadi mendominasi ruang jalan sebesar 91,20 % dengan kenaikan 10,89 % per tahun, sudah jelas dampak yang dirasakan adalah munculnya kemacetan lalu lintas, yang tidak hanya terjadi di pusat kota, tetapi juga terjadi pada ruas jalan penghubung lintas antar kawasan bawah.

Selain itu, aspek penyediaan fasilitas air minum, sanitasi, drainase, perumahan serta berbagai fasilitas yang lain akan sesalu menjadi persoalan keseharian yang dihadapi diberbagai kota besar di Indonesia, termasuk Kota Denpasar. Tulisan ini bermaksud untuk memberikan gambaran tentang pentingnya menyongsong kota Denpasar sebagai pusat kota Metropolitan SARBAGITA dari perspektif Kota Pintar (Smart city) dalam upaya mengantisipasi berbagai masalah yang muncul akibat fenomena yang diakibatkannya.

(6)

44. DENPASAR SMART CITY KUNCI SUKSES

MENYONGSONG DENPASAR PUSAT KOTA METROPOLITAN

Oleh I Nyoman Widana Negara

I. PENDAHULUAN

Denpasar sebagai Ibu Kota Provinsi Bali memberikan pengaruh sangat besar kepada kabupaten sekitarnya seperti Badung, Gianyar dan Tabanan yang membentuk satu kesatuan geografis, ekonomi, sosial dan politik yang disebut kawasan Metropolitan SARBAGITA. Sebagai Kota Metropilitan, maka Kawasan Sarbagita juga berperan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Kawasan Strategis Nasiona (KSN) tertuang dalam Perda Prov. No.9 tahun 2009 tentang RTRW Bali.Luas cakupan wilayah SARBAGITA 1.754 Km2, tahun 2009 sebanyak 1.886.162 jiwa, dan

hasil sensus penduduk 2010 jumlah penduduk mencapai 2.222.611 jiwa, dengan kepadatan 1.267,4 jiwa/Km2 serta laju pertumbuhan penduduk 1,44% pertahun, (Bali Dalam Angka 2014).

(7)

45.

kompleks. Munculnya sebuah kota metropolitan tidak terlepas dari proses peningkatan penduduk akibat migrasi penduduk dari satu daerah atau pedesaan menuju perkotaan yang berupa proses urbanisasi.

Pertumbuhan industri pariwisata di Pulau Bali mendorong Kota Denpasar menjadi pusat kegiatan bisnis, pusat urbanisasi, pusat pendidikan dan menempatkan kota ini sebagai daerah yang memiliki pendapatan per kapita dan pertumbuhan tinggi di Provinsi Bali. Maka tidak salah tanggapan pemerintah pusat, sesuai Perpress No.45 Tahun 2011, Pemerintah Pusat akan mempersiapkan tiga kota yaitu Medan, Denpasar, dan Makasar sebagai kota metropolitan baru.

Denpasar dengan luas wilayahnya sekitar 12.778 Ha atau 2,18 % dari luas Pulau Bali mengalami perkembangan yang begitu pesat baik sektor ekonomi, penduduk, politik, sosial dan budaya, dengan jumlah penduduk 833.900 jiwa dan kosentrasi kepadatan penduduk di kecamatan Depasar Barat sebesar 10.062 jiwa/Km2 (Denpasar dalam Angka 2012). Laju perkembangan penduduk sekitar 2 % memicu perkembangan penduduk, kian hitrogen, multi etnis dan etnik dalam spirit globalisasi menjadikan Bali dan khsusus kota Denpasar sebagai salah satu tujuan Wisata dunia dan menjadi barometer Bali. Tidak kalah pentingnya laju pertumbuhan ekonomi kota Denpasar menjadi daya tarik investasi

(8)

46.

publik sangat buruk, sebagai akibatnya penggunaan kendaraan pribadi mendominasi ruang jalan sebesar 91,20 % dengan kenaikan 10,89 % per tahun, sudah jelas dampak yang dirasakan adalah munculnya kemacetan lalu lintas, yang tidak hanya terjadi di pusat kota, tetapi juga terjadi pada ruas jalan penghubung lintas antar kawasan bawah

( http://mademangkupastika.blogspot.co.id/2012/10/program-pembangunan-bali-mandara_17.html).

Selain itu, aspek penyediaan fasilitas air minum, sanitasi, drainase, perumahan serta berbagai fasilitas yang lain akan sesalu menjadi persoalan keseharian yang dihadaip diberbagai kota besar di Indonesia, termasuk Kota Denpasar yang merupakan Ibu Kota Propinsi Bali, yang saat ini telah berkembang menjadi sebuah Kota Metropolitan di Provinsi Bali. Tulisan ini

bermaksud untuk memberikan gambaran tentang pentingnya

(9)

47. II. KOTA METROPOLITAN DAN KOTA PINTAR (SMART CITY)

Menyongsong Kota Denpasar sebagai pusat Kota Metropolitan SARBAGITA, sebaiknya perlu memahami konsep dan ciri antara kota Metropolitan dan Kota Pintar (Smart city), sehingga jelas tujuan pemerintah dan masyarakat kota Denpasar akan resiko dan tata cara penangkalan terhadap pengaruh negatifnya.

A. Kota Metropolitan

(10)

48.

commuting, aliran informasi, dan pengambilan keputusan, c). Sebagai pusat aktivitas keuangan di tingkat atas, d). Sebagai pusat berkumpulnya perusahaan-perusahaan internasional, e). Sebagai pusat kekuatan politik dan administrasi dari sebuah negara, f). Sebagai tempat pengembangan dan penggunaan teknologi tinggi dan telekomunikasi canggih, g). Sebagai tempat penting aktivitas-aktivitas budaya dan ilmiah, h). Sebagai tempat tujuan wisata internasional dan i). Sebagai pusat fungsional tenaga kerja dan perumahan. Anggotti (1993) menambahkan ada karakter lain dari suatu metropolitan adalah kemudahan mobilitas yang menurut yaitu a). Mobilitas Pekerjaan (Employment Mobility), b) . Mobilitas Perumahan (Residential Mobility) dan c) Mobilitas Perjalanan (Trip Mobility)

Gambaran diatas suatu kota metropolitan dicirikan pusat punduduk, pusat industri, pusat pengembangan teknologi dan informasi, sehingga kota metropilitan adanya mobilitas dari modal, dan tenaga kerja yang sangat tinggi serta infrastrukturnya lebih man made structure daripada natural structure, sehingga menimbulkan masalah Lingkungan, seperti ketersediaan air bersih, polusi udara,sampah. Transportasi, kemacetan lalu lintas dan sebagainya.

B. Kota Pintar (Smart city)

(11)

sumber-49.

sumber alam, diperkirakan kota-kota bertanggung jawab terhadap sekitar 75 persen konsumsi energi global yang dihabiskan, sekitar 60 persen penggunaan air juga terjadi di perkotaan. Ketiga; tekanan pada infrastruktur dan mobilitas, terutama pada penyediaan listrik, sanitasi, jaringan jalan, dan logistik.

Dampak-dampak tersebut dipandang sebagai ancaman besar sekaligus tantangan bagi kota-kota di seluruh penjuru dunia, dalam kerangka inilah dalam lima tahun terakhir konsep smart city mulai diwacanakan dan mulai diimplementasikan. Salah satunya melalui Pertemuan Puncak Kota Besar Cerdas Dunia di Istanbul, Turki, pada 27 November 2013. Lebih dari 100 pemimpin kota besar, ahli pembangunan kota, penyedia layanan kota, dan akademisi dari dunia berkumpul guna membahas pemikiran cerdas dan praktik terbaik bagi penerapan kota cerdas di masa depan.

1. Konsep Kota Pintar (Smart city)

Pandangan ahli tentang konsep Kota Pintar (smart city ) pada hakikatnya menempatkan kota sebagai sebuah ekosistem dari banyak subsistem untuk saling terinterkoneksi dan mendukung sehingga kota tersebut tetap berkelanjutan (sustainable cities). Ada enam komponen utama atau subsistem dalam smart city, yaitu: energi terbarukan dan efisiensi energi, pengelolaan air bersih dan limbah, transportasi dan logistik hijau, produk dan jasa yang ramah lingkungan, gedung dan interior hijau, serta teknologi informasi dan komunikasi (Informasi Communication Technology - ICT) hijau. http://www.sekolahkampus.com/article/detail/ detail/data/610/b125c14f6d6e/list/konsep_smart_city.html. menjelaskan

(12)

50.

energy, water, and healthcare. By centrally managing these sectors, a

Smart city enables the sharing of data and capabilities across systems.

As sharing increases over time, the most innovative and widely adopted

applications will establish the trend lines for intelligent infrastructure

development, public service convenience, social management

refinements, ecosystem health, and optimized industry structures.

(http://e.huawei.com/ae/publications/global/ ict_insights/hw_367104/).

These key references articulate a number of common viewpoints, a)

Suitable to local conditions: Each city has its own issues, so there is

no one-size-fits-all Smart city solution, b) Extensive cooperation:

Reliance on top-down administration cannot make a Smart city a

success; instead, there must be an official program in which all

stakeholders participate, c) Data opening: City policies must allow

access to the data. An information-sharing platform and marketplace for

ideas must be set up to encourage innovation in applications, d)

Long-term evolutionary process: A Smart city must be an iterative process

built in phases, with clear guiding principles, vision, roadmaps, and

delivery programs and e) Government first: By reducing costs and

improving the efficiency of public services, a smart government is the first

step in building a Smart city. Governments must transform themselves in

areas such as leadership and governance, operating models,

procurement management, digital asset management, and channel

(13)

51.

(14)

52.

Gambar-1. Bagian Smart city

Mitchell.W (2007) Kota pintar dengan melibatkan integrasi yang kuat antar semua dimensi dari intelegensi atau kecerdasan manusia, kecerdasan bersama, dan kecerdasan buatan dalam suatu kota. Kecerdasan kota memiliki ciri khasnya yaitu berada di kombinasi semakin efektif jaringan telekomunikasi digital (saraf), di mana-mana tertanam kecerdasan (otak), sensor dan label (organ sensorik), perangkat lunak (pengetahuan dan kompetensi kognitif)

Ministry of Urban Development Government of India-MGUDI (1015) mengatakan bahwa“The conceptualisation of Smart city, therefore, varies from city to city and country to country, depending on the level of

development, willingness to change and reform, resources and

(15)

53.

wish list of infrastructure and services that describes his or her level of

aspiration. To provide for the aspirations and needs of the citizens, urban

planners ideally aim at developing the entire urban eco-system, which is

represented by the four pillars of comprehensive development institutional, physical, social and economic infrastructure. This can be a

long term goal and cities can work towards developing such

comprehensive infrastructure incrementally, adding on layers of

‘smartness” Lebih lanjut MGUDI (2015) mengungkapkan terdapat 10

infrastruktur inti (core infrastructures) dari kota pintar meliputi: i. Kecukupan air bersih (adequate water supply),

ii. Terjamin supply listrik (assured electricity supply),

iii. Sanitasi (sanitation, including solid waste management),

iv. effisiensi mobiltas kota dan angkutan umum ( efficient urban mobility and public transport),

v. Perumahan terjangkau (affordable housing, especially for the poor), vi. Jaringan IT yang kuat (robust IT connectivity and digitalization), vii. Pemerintahan yang bersih (good governance, especially

e-Governance and citizen participation),

viii. Lingkungan berkelanjutan (sustainable environment),

ix. Rasa aman dan keselamatan (safety and security of citizens, particularly women, children and the elderly),

x. Kesehatan dan pendidikan ( health and education)

2. Dimensi Smart city

(16)

54.

Gambar 2. Dimensi Smart city

Selain itu ada kota yang menerapkan 6 (enam) dimensi smart city, terdapat kota berbeda memperkenalkan 8 (delapan) dan 9 (sembilan) dimensi smart city, bahkan Kota Bandung memiliki dimensi 10 dimensi , seperti Gambar -3

(17)

55.

Redulf dan Giffinger (2014) memperkenalkan 6 (enam) dimensi dan 33 karaktersitik smart city, sedangkan IM perkenalkan 6 dimensi dan 28 karakteristik smart city, seperti Gambar-4.

Gambar. 4. Model Lain Karkaterisk kota Pintar

Gambaran diatas sudah jelas baik dimensi dan karaktersik smart city

sangat bervariasi dari kota ke kota dan referensi dunia, mengungkapkan bawah untuk mengimplementasikan smart city secara utuh, dibutuhkan (penemuan) teknologi yang terkini, investasi yang besar, dan waktu yang lama serta berkelanjutan. Kota besar yang telah melaksanakan kota pintar (smart city), pada umumnya pemerintah kota di dunia memulai dengan apa saja yang bisa dilakukan dan dilaksanakan secara bertahap serta berkelanjutan,

3. Gambaran Kota Pintar di Dunia dan Indonesia

(18)

56.  Kota di Malta, negara kepulauan kecil di Laut Tengah, kota pertama yang mengaplikasikannya dengan ICT untuk mengoptimalkan air dan sistem energi.

 Stockholm, ibu kota Swedia, menggunakan control point yang dilengkapi laser dan kamera untuk mengurangi kemacetan dan emisi gas rumah kaca.

 Kota Gujarat di India mengembangkan lahan hijau melalui teknologi canggih untuk menghilangkan limbah pembuangan.

 Kota Istanbul memanfaatkan layanan kesehatan bagi warganya cukup dengan memanfaatkan telepon seluler, tablet, atau komputer mereka.

 Putrajaya dan Kuching di Malaysia bahkan disebut-sebut sebagai kota cerdas yang lengkap di Asia.

 Linux mengatakan kota pintar lain yang terbaik di dunia seperti berikut;

 Di Indonesia Kota Surabaya bisa sebagai barometer Kota Pintar, walaupun ada kota lainnya seperti Bandung, Yogyakarta, Makasar dll. Pengimplementasian konsep Smart city Kota Surabaya menerapkan

Smart city di tiga bidang, yaitu Smart Governance, Smart Living dan

(19)

57.

sistem administrasi kependudukan, sistem administrasi perijinan, partisipasi warga dan sistem monitoring area publik, b) Smart Living karaktersitiknya meliputi penerimaan murid baru online, SIM sekolah online, portal pariwisata, CCTV pemantau lalu lintas dan fasilitas wifi

(20)

58. III. DENPASAR KOTA PINTAR (DENPASAR SMART CITY)

Bisnis Bali, Medio 21 Oktober 2015 Kota Denpasar meluncurkan sebagai Kota Pintar ( http://bali.bisnis.com/read/20150228/1/49861/227-tahun-kota-denpasar-gelar-pameran-menuju-smart-city). Suara Bali menyebutkan hal senada Kementerian Pekerjaan Umum bersama Pemerintah Kota Denpasar merancang sebuah pembangunan infrastruktur jalan untuk mewujudkan Kota Pinta (Smart city) yang berwawasan budaya dan kreatif. Indikasi ini sudah memberikan petunjuk jelas bahwa kedepan Kota Denpasar merancang konsep Denpasar Kota Pintar (Smart city) menyongsong kota Denpasar sebagai pusat Kota Metropolitan.

A. Masalah Kota

Dinamika pembangunan Kota Denpasar memunculkan berbagai permasalahan seperti berubahnya fungsi untuk infrastruktur kota, dampaknya berakibat pada semakin timpangnya perbandingan luas lahan terbangun dan tidak terbangun mendekati 60%. Penyediaan 30% Ruang Terbuka Hijau bagi kota tidak tercapai atau daerah resapan kecil, akibatnya timbul genangan air dan banjir, kumuh, macet, kotor, dan lahan kian mahal. Selaian peroslan tata ruang dari sisi infrastruktur kian melemah, kesulitan air bersih (PDAM), pengambilan air tanah tidak terkendali, demikian pula pada penyediaan energi dan infrastruktur transportasi kian sulit dan mahal.

Dalam berbagai kesempatan dan rapat pimpinan serta audensi Wali kota Denpasar selalu mengemukakan 5 masalah pokok di kota Denpasar sebagai pusat pemerintahan Provinsi Bali terdiri dari masalah pelayanan kepada masyarakat, Sampah, penduduk (Urbanisasi dan kemiskinan), transportasi (jaringan, angkutan umum dan kemacetan lalu lintas), banjir dan keamanan.

(21)

59.

Tabel.1 Gambaran Masalah Kota Denpasar

Terlepas dari masalah tersebut potensi kota Denpasar penduduk sudah mendekati angka 1 juta jiwa, pendidikan angka putus sekolah rendah, tingkat pendidikan PNS sangat baik, dari sisi ekonomi PDRB kota cukup besar dan laju pertumbuhan ekonomi 6%.

B. Konsep Denpasar Kota Pintar (Denpasar Smart city)

Perjalanan Kota Denpasar menuju konsep smart city ini juga sudah mulai berjalan pelan-pelan, bidang pelayanan sudah disiapkan sistim online, e-comance, LPSE, pemasangan Wi-fi pada tempat publik, sampah jadi duit, PMB sistim online, Dukungan aplikasi yang terus berkembang

Aspek Permasalahan

Ekonomi · Angka pengganguran

· Standar gaji masih rendah, sulit menjadi masyarakat sejahtra · Ekonomi masih bersandar kepada pariwisata

· Angka kewirausahaan baru rendah

· Jalan beralih fungsi sebagai tempat pedagang dan parker · Keamanan belum terjamin, masih ada jambret

· Pengemis dan gepeng masih beroperasi di beberapa tempat · Patung ditempatkan pada persimpangan

· Layang-layang dan Ogoh-ogoh menggangu lalulintas · Penolakan terhadap jalan layang

· Penutupan Jalan untuk kegiatan daerah, dankeagamaan serta Adat · Daerah resapan air sempit dan hilang mengakibatkan genangan air · Pelanggaran Aturan

· Jaringan jalan Denpasar dan Kawasan Sarbagita belum terintegrasi · Hampir 70% jalan merupakan kewenangan Pusat dan Provinsi

· Sebagain besar ruas jalan beroperasi pada V/C mendekati 0.9, mudah · Hampir 70% persimpangan macat pada jam puncak

· Hanya 30% dari angukutan umum yang beroperasi · Armada sudah tua lebih 10 tahun

· Sistim bayar masih konvensional Tiket)

· Trans Sarbagita belum memberikan hasil optimal dan 80% trayek belum · Angkutanpengumpan (feeder) belumberfungsi optimal

· Masyarakatmasihmembuangsampahkesungai

· Masyarakatmembuangsampahsembarang, mudahmenyumbatsaluran/

· Pembangunan

· Fasilitas parkir badan jalan, sering menimbulkan macet

· Sistim pembayaran masih konvensional (Karcis), reliabilitas rendah · Angkutan barang masih melanggar masuk kota

(22)

60.

serta terciptanya ekosistem kreatif di bidang teknologi, merupakan langkah awal yang baik menuju kota pintar.

Pilihan dimensi 6 pilar kota cerdas dengan 33 karakteristik sebagai pertimbangan dalam pengembangan Denpasar kota cerdas , seperti Tabel-2. Pemilihan dari 6 Pilar dan karakteristik pada masing-masing pilar sangat tergantung dari kesiapan dan kemampuan kesepakatan pemerintah dan masyarakat.

Tabel-2. Referensi Dimensi dan Karakteristik Pilihan Kota Pintar

Denpasar menjadi kota cerdas (smart) melalui Tahapan pengembangan yang berjenjang yaitu tahap-1 : Studi Komprehensive

No Pilar Komponen

1 Smart Economy Semangat Inovasi (Inovation spirits) (Ekonomi Pintar) kewirausahaan (entrerpreneurships)

Gambaran ekonomi dan unggulan (economic images and trademarks) Daya produksi (productivity)

Fleksibilitas pasar kerja (Flaxibility of labour market) International embeddedness

Kemampuan untuk berubah (ability to transform)

2 Smart Governance Peranserta dlm membuat keputusan (Partisipation in the dicision-making) (Pemerintahan Pintar) Pelayanan umum dan sosial (Public and social serviceses)

Transparansi pemerintahan (Transparant Governance) Perspektif dan strategi politik (politic strategy and perspectifs) 3 Smart Inviroment kondisi alam yang menarik (attractively of natural conditions)

(Lingkungan Pintar) Polusi (pollutions)

Proteksi lingkungan (Inveroment protections)

Pengelolaan sumber daya berkelanjutan (Sutainable of resources management) 4 Smart People tingkat kualifikasi (level of qualification)

(Masyarakat Pintar) afinitas untuk belajar seumur hidup (affinity to life long learning) kemejemukan sosial dan atnis (social and ethnic plurality) Fleksibilitas (Flexibility)

Kreativitas (creativity)

berawawasan luas/ pikiran terbuka (Cosmopolitanism/ open mindedness) berparsipasi dalam kehidupan masyarakat (participation in public life) 5 Smart Mobility Aksessibilitas lokal (lokal accessibility)

(Mobilitas Pintar) Aksessibilitas nasional dan international (Inter (national) accessibility) Ketersediaan infrastruktur ICT (available ICT-infrastucture)

6 Smart Living Fasilitas budaya (cultural facilities) (Hidup Pintar) Kondisi kesehatan (health conditions)

Keamanan individu (Individual safety) Kualitas rumah (housing conditions) Fasilitas pendidikan (education facilities) Daya tarik wisata (touristic attractivity) Gesekan sosial (social cohesion)

(23)

61.

Denpasar Kota cerdas, tahap II:Konsulidasi Internal : Saringan keputusan pemerinatah (SKPD) dan masyarakat, tahap-III menetapkan dimensi dan karakteristik Denpasar kota pintar dan tahap-IV. Tahapan pelaksanaan, seperti tertuang pada Gambar-5.

Gambar-4. Tahapan Pengembangan Denpasar Kota cerdas INPUT

Ekonomi, sosial, budaya, transportasi, lingkungan,

pariwisata dll

Studi Komprehensive Denpasar Kota cerdas

Pemerintah (SKPD) dan Masyarakat

berubah

Tetapkan Tujuan dan Target serta indikator

(24)

62. IV. SIMPULAN DAN SARAN

Implementasi Denpasar kota pintar merupakan interkasi antara Teknologi, Masyarakat dan Pemerintah. Tipologi hubungan ketiga komponen ini yaitu integrasi antara investasi pada modal manusia/sosial dan infrastruktur dengan teknologi informasi dan komunikasi (ITC) yang dapat mendorong pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya serta di mulai dari aparat pemerintahan kota.

(25)

63. DAFTAR PUSTAKA

Anoname (...) Shcnieder Electric, Arup dan Climate Group, Smart Cities

Cornerstone series “ Urban Mobility in the smart city age

Denpasar Dalam Angka 2014, Penduduk, PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi

Depertemen Perhubungan, (....) , Catak Biru Pengembangan Lalu Lintas Perkotaan

http://www.sekolahkampus.com/article/detail/detail/data/610/b125c14f6d6 e/list/konsep_smart_city.html (unduh 20/10/2015)

http://e.huawei.com/ae/publications/global/ict_insights/hw_367104/feature %20story/HW_367203

http://bali.bisnis.com/read/20150228/1/49861/227-tahun-kota-denpasar-gelar-pameran-menuju-smart-city.

http://mademangkupastika.blogspot.co.id/2012/10/program-pembangunan-bali-mandara_17.html

http://danielkawuwung.blogspot.co.id/2012/08/ciri-ciri-kota-metropolitan.html

https://faysouwakil12.wordpress.com/2014/06/27/surabaya-smart-city/

(unduh 20/10/2015)

(26)

64. PROFIL PENULIS.

I NYOMAN WIDANA NEGARA, 52 tahun (14-10-1956), lahir di Jemberana, menyelesaikan studi bidang Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Udayana, tahun 1985. Aktif mengajar dibidang konstruksi Jalan Raya dan Teknik Lalu Lintas terhitung sejak 1986, disamping itu juga malakukan kegiatan praktek perencanaan dan pengawasan di beberapa konsultan.

Atas dasar pengalaman tersebut dan dengan adanya peluang pendidikan untuk melanjutkan studi pada tahun 1988 di bidang Teknik Lalu Lintas pada Program Sistim dan Teknik Jalan Raya, Institut Teknologi Bandung (ITB - University Collage of London) dengan mendapatkan gelar Magister Science Engineering (MSc) tahun 1991.

Diluar profesi mengajar juga terlibat dalam organisasi Persatuan Insinyur Indonesia (anggota) dan ditunjuk sebagai anggota Kelompok Ahli Pembangunan Pemerintah Kota Denpasar terhitung sejak

tahun 2000.

Disamping melaksanakan kegiatan proses belajar-mengajar, organisasi profesi dan praktisi, adanya kesempatan yang lebih luas untuk mengikuti berbagai seminar, forum, symphosium ditingkat lokal

dan Nasional. Beberapa tulisan yang yang berhubungan dengan jalan, lalu lintas dan transportasi dimuat pada media lokal dan majalah Fakultas Teknik Sipil Uninersitas Udayana.

Pengalaman dalam praktisi Keteknikan yang telah dilakukan pada konsultan lokal dan asing diantara adalah Denpasar Urban Trasnport Study (1996) didanai oleh ADB,sebagai traffic engineering, Preparation of Urban Road Infrastructure Improvement in Denpasar

(1997) didanai oleh ADB sebagai ahli Traffic Engineer, serta sebagai Traffic Engineer pada

Gambar

Gambar 2. Dimensi Smart city
Gambaran diatas sudah jelas baik dimensi dan karaktersik Gambar. 4. Model Lain Karkaterisk kota Pintar (penemuan) teknologi yang terkini, investasi yang besar, dan waktu yang lama serta berkelanjutan

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN TOTAL AKTIVA, PERPUTARAN MODAL KERJA DAN PROFIT MARGIN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA

Judul Penelitian :Hubungan Pola Asuh Gizi dan Kesehatan dengan Status Gizi pada Baduta di Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta.. Nama Mahasiswa :Septa Aji Cahyana Nomor

Panwas Kabupaten Ogan Ilir tersebut diatas menyatakan bahwa oleh karena masih terdapat pemilih yang tidak memenuhi syarat sebagai pemilih masih terdaftar dalam DPT dan tidak

Saran yang dapat diberikan penulis yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan aktif dari daun asam jawa yang mempunyai daya antibakteri dan

Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menentukan  karakteriSlik  fisik  (difraksi  sinar  X,  DTA,  SEM)  Orally Disintegrating Tablet Parasetamol  dengan 

Jika kita sedang bekerja pada page 1, maka pada jendela object manager muncul page 1 kemudian di bawahnya ada Layer 1 yang apabila kita klik tanda “+” di dalam kotak kecil

Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak

Rencana untuk pemulihan dari kerusakan, baik yang disebabkan oleh alam maupun manusia, tidak hanya berdampak pada kemampuan proses komputer suatu perusahaan, tetapi juga akan