• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 RUANG BERNORM. 2.1 Norm dan Ruang `p. De nisi 2.1 Misalkan V ruang vektor atas R, Sebuah fungsi k:k : V! R yang memenuhi sifat-sifat berikut :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 2 RUANG BERNORM. 2.1 Norm dan Ruang `p. De nisi 2.1 Misalkan V ruang vektor atas R, Sebuah fungsi k:k : V! R yang memenuhi sifat-sifat berikut :"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RUANG BERNORM

2.1 Norm dan Ruang `p

De…nisi 2.1 Misalkan V ruang vektor atas R, Sebuah fungsi k:k : V ! R yang memenuhi sifat-sifat berikut :

[N1] kxk = 0 jika dan hanya jika x = 0 [N2] k xk = j j kxk untuk setiap 2 R [N3] kx + yk kxk + kyk

disebut norm pada V . Pasangan (V; k:k) disebut ruang vektor bernorm (selanjut- nya cukup disebut ruang bernorm).

Beberapa contoh ruang bernorm dapat dilihat di [Kreyzig, 60-61] : Salah satu con- toh yang penting dan merupakan topik dalam tesis ini adalah `p dengan 1 p 1. Anggota ruang `p dengan 1 p < 1 adalah barisan x = (x1; x2; : : :)sehingga P1

j=1jxjjp <1. Sedangkan anggota ruang `1 adalah barisan x = (x1; x2; : : :) se- hingga sup

j=1;2; jxjj < 1. Norm untuk `p adalah kxkp =

X1 j=1

jxjjp

!1p

(2.1) jika 1 p <1 dan

kxk1= sup

j=1;2; jxjj :

Untuk menunjukkan `p adalah ruang vektor dan (??) adalah norm diperlukan beberapa teorema berikut.

Teorema 2.2 (Ketaksamaan Hölder) Untuk setiap x 2 `p dan z 2 `q dengan

1

p +1q = 1, maka

X1 j=1

jxjzjj kxkpkzkq:

3

(2)

Bukti. Akan dibuktikan p1 p+1q q untuk setiap ; 0dengan 1p+1q = 1:

Jika = 0 atau = 0 maka ketaksamaan jelas berlaku. Sekarang untuk p > 1, y = xp 1 berarti x = yq 1. Perhatikan bahwa

Z

0

xp 1dx + Z

0

yq 1dy 1 p

p+ 1 q

q:

Selanjutnya pilih ex 2 `p dan ez 2 `q sedemikian sehingga P1

j=1jexjjp = 1 dan P1

j=1jezjjq= 1; maka

jexjezjj 1

pjexjjp+1

q jezjjq , 8j = 1; 2; ::::

Kemudian dijumlahkan untuk semua j maka didapat X1

j=1

jexjezjj 1 p

X1 j=1

jexjjp+1 q

X1 j=1

jezjjq

= 1 p+ 1

q = 1:

Ambil sebarang 0 6= x = (xj) 2 `p dan 0 6= z = (zj) 2 `q. Pilih exj = xj

kxkp dan ezj = kzkzj

q maka

X1 j=1

jexjezjj = X1

j=1

xj kxkp

zj kzkq

1 X1

j=1

jxjzjj kxkpkzkq:

Teorema 2.3 (Ketaksamaan Minkowski) Untuk setiap x; y 2 `p maka kx + ykp kxkp +kykp:

Bukti. Untuk p = 1; ketaksamaan di atas benar berdasarkan ketaksamaan se- gitiga untuk bilangan. Misal p > 1 dan untuk menyederhanakan penulisan, tulis w = x + y. Selanjutnya jwjjp =jxj + yjj jwjjp 1, berdasarkan ketaksamaan segitiga untuk bilangan maka

jwjjp (jxjj + jyjj) jwjjp 1:

(3)

Kemudian dijumlahkan untuk semua j = 1; 2; :::

X1 j=1

jwjjp

X1 j=1

jxjj jwjjp 1+ X1

j=1

jyjj jwjjp 1:

Selanjutnya kita gunakan ketaksamaan Hölder pada ruas kanan. Jadi, X1

j=1

jwjjp

2 4

X1 j=1

jxjjp

!1p +

X1 j=1

jyjjp

!1p3 5

X1 j=1

jwjjp

!1q

X1 j=1

jwjjp

!1p 1

X

j=1

jxjjp

!1p +

X1 j=1

jyjjp

!1p

kx + ykp kxkp+kykp:

Berdasarkan kedua teorema tersebut akan dibuktikan `p dengan 1 p < 1 adalah ruang vektor. Untuk itu hanya akan dibuktikan sifat tertutup terhadap penjumlahan sedangkan sifat yang lainnya mudah untuk dibuktikan. Ambil x = (x1; x2; : : :), y = (y1; y2; : : :) 2 `p, maka berdasarkan Ketaksamaan Minkowski x + y = (x1+ y1; x2+ y2; : : :) 2 `p. Selanjutnya, akan dibuktikan (??) adalah norm:

[N1] Jika x = 0 maka kxkp = P1

j=1j0jp

!1p

= 0. Sebaliknya, jika

kxkp = X1

j=1

jxjjp

!1p

= 0;

maka P1

j=1jxjjp = 0. Karena jxjjp 0 untuk setiap j = 1; 2; : : : maka haruslah xj = 0 untuk setiap j = 1; 2; : : :. Jadi x = 0

[N2] Ambil 2 R dan x 2 `p

k xkp =

X1 j=1

j xjjp

!1p

= X1

j=1

j jpjxjjp

!1p

= j jp X1

j=1

jxjjp

!p1

=j j X1

j=1

jxjjp

!1p

(4)

[N3] Ambil x; y 2 `p maka berdasarkan Ketaksamaan Minkowski kx + ykp kxkp +kykp:

Dengan demikian, `p;kxkp adalah ruang bernorm. Dengan cara yang serupa dapat dibuktikan (`1;kxk1) adalah ruang bernorm.

De…nisi 2.4 Misalkan (V; k:k) adalah ruang bernorm. Barisan xndi V dikatakan konvergen ke x 2 V jika untuk setiap " > 0 terdapat N 2 N sedemikian sehingga untuk setiap n N berlaku kxn xk < ". Barisan xn di V dikatakan barisan Cauchy jika untuk setiap " > 0 terdapat N 2 N sedemikian sehingga untuk setiap n; m N berlaku kxn xmk < ".

De…nisi 2.5 Ruang (V; k:k) dikatakan ruang yang lengkap (ruang Banach) jika setiap barisan Cauchy di V konvergen.

Teorema 2.6 Ruang `p;k:kp adalah ruang Banach.

Bukti. Misalkan xn barisan Cauchy di `p, maka untuk setiap " > 0 terdapat N 2 N sedemikian sehingga untuk setiap m; n N maka kxn xmkp < ". Tulis xn = (xn1; xn2; :::). Karena xnj xmj kxn xmkp < " untuk setiap j = 1; 2; :::

maka xnj adalah barisan Cauchy di R. Karena R lengkap maka xnj ! xj untuk setiap j = 1; 2; ::: . De…nisikan x = (x1; x2; :::). Untuk setiap r 1kita punya

Xr j=1

xnj xmj p < "p: Untuk m ! 1, maka

Xr j=1

xnj xj p < "p: Selanjutnya

Xr j=1

jxjjp

Xr j=1

xNj xj p+ Xr

j=1

xNj p < "p+ Xr

j=1

xNj p <1:

Karena r sebarang maka x 2 `p. Ambil r ! 1 maka kxn xkp < "untuk setiap n N. Ini menunjukkan bahwa xn ! x 2 `p:

Dengan cara serupa, dapat dibuktikan (`1;k:k1)adalah ruang Banach.

(5)

2.2 Ruang Dual

Suatu pemetaan f dari ruang vektor V ke ruang skalarnya (R) disebut fungsional.

Fungsional f dikatakan linear jika untuk setiap x; y 2 V dan ; 2 R maka f ( x + y) = f (x) + f (y). Fungsional f dikatakan terbatas jika terdapat M > 0 sehingga jf (x)j Mkxk untuk setiap x 2 V . Jika f adalah fungsional yang linear dan terbatas, norm f dide…nisikan

kfk = sup

x2V; x6=0

jf (x)j kxk :

kfk adalah bilangan M terkecil sedemikian sehingga jf (x)j Mkxk untuk setiap x2 `p.

De…nisi 2.7 Misalkan V ruang vektor atas R. Ruang V0 =ff : V ! R; f linear dan terbatasg disebut ruang dual dari V:

Selanjutnya, de…nisikan f + g dengan

(f + g) (x) = f (x) + g (x) , 8x 2 V dan untuk setiap 2 R, f dengan

( f ) (x) = f (x) , 8x 2 V:

Terhadap kedua operasi tersebut, V0 membentuk ruang vektor. Norm di V0 adalah

kfk = sup

x2V; x6=0

jf (x)j kxk : Jadi V0 membentuk ruang bernorm.

Teorema 2.8 Dual `p adalah `q dengan 1p +1q = 1

Bukti. Misalkan x = (x1; x2; :::) 2 `p dan f 2 (`p)0 sebarang. Himpun ej vektor yang suku ke-j nya 1 dan lainnya 0. Tulis

sn= Xn

j=1

xjej;

(6)

maka sn 2 `p dan

kx snkpp = X1 j=n+1

jxjjp ! 0 untuk n ! 1:

Jadi,

f (sn) = f Xn

j=1

xjej

!

= Xn

j=1

xjf (ej) dan

jf(x) f (sn)j = jf (x sn)j kfk kx snkp ! 0 untuk n ! 1:

Oleh karena itu,

f (x) = X1

j=1

xjf (ej).

Tulis zj = f (ej)dan z = (z1; z2; :::). Akan ditunjukkan z 2 `q. Pilih x dengan

xj = 8<

:

jzjjq 2zj , untuk zj 6= 0 0 , untuk zj = 0:

Untuk kasus tersebut, ksnkpp =

Xn j=1

jxjjp = Xn

j=1

jzjjp(q 1)= Xn

j=1

jzjjq: Selanjutnya,

f (sn) = Xn

j=1

xjzj = Xn

j=1

jzjjq dan

jf(sn)j kfk Xn

j=1

jzjjq

!p1 : Oleh karena itu,

Xn j=1

jzjjq kfk Xn

j=1

jzjjq

!1p

atau

Xn j=1

jzjjq

!1q

kfk :

untuk setiap n: Ambil n ! 1 maka z 2 `q dan kzkq kfk. Sebaliknya,

jf(x)j = Xn

j=1

xjzj kxkpkzkq

(7)

untuk setiap n, sehingga

kfk kzkq: Ini menunjukkan bahwa kfk = kzkq:

Teorema 2.9 (Representasi Riesz) Jika f 2 (`p)0, maka terdapat suatu z 2

`q sedemikian sehingga

f (x) = X1

j=1

xjzj , x 2 `p dan kfk = kzkq:

Teorema 2.10 Misalkan V ruang vektor. Ruang V0 adalah ruang Banach (mes- kipun V bukan).

Bukti. Misalkan fn barisan Cauchy di V0, maka untuk setiap " > 0 terdapat N 2 N sedemikian sehingga untuk setiap m; n N maka kfn fmk < " atau ekuivalen dengan jfn(x) fm(x)j < " kxk untuk m; n N, x 2 V dan x 6= 0.

Jadi untuk setiap x 6= 0, fn(x)adalah barisan Cauchy di R dan karena R lengkap maka fn(x)mempunyai limit cx yang bergantung pada x. De…nisikan f (x) = cx, maka f fungsional pada V . Fungsional f linear karena

f ( x + y) = lim fn( x + y)

= lim [ fn(x) + fn(y)]

= lim fn(x) + lim fn(y)

= f (x) + f (y) : Fungsional f terbatas. Ambil n tetap dan m ! 1; maka

jfn(x) f (x)j < " kxk , n N; x2 V:

Oleh karena itu,

jf(x)j "kxk + jfn(x)j < (" + kfnk) kxk : Jadi f 2 V0. Sebelumnya kita punya

jfn(x) f (x)j < " kxk :

(8)

Ini berarti

kfn fk < " untuk n N:

Teorema ini dapat juga digunakan untuk membuktikan bahwa `p lengkap. Pem- buktiannya sederhana yaitu, dual dari `qadalah `pdan karena dual selalu lengkap maka `p lengkap.

De…nisi 2.11 Dua norm k:k dan k:k1 pada ruang bernorm V adalah ekuivalen jika dan hanya jika terdapat ; > 0 sedemikian sehingga

kxk kxk1 kxk untuk setiap x 2 V:

Berdasarkan de…nisi ekuivalensi norm, dua buah norm yang ekuivalen di suatu ruang vektor akan memberikan topologi yang sama. Subset dari V dikatakan buka dalam norm yang satu berarti buka juga dalam norm yang lain. Selain itu, suatu barisan yang konvergen dalam norm yang satu akan mengakibatkan konvergen dalam norm yang lain.

Akibat 2.12 Jika k:k dan k:k1 dua buah norm yang ekuivalen di V , maka suatu barisan xn di V konvergen dalam norm k:k jika dan hanya jika xn konvergen dalam norm k:k :

Kesimpulan pada Akibat 2.12 selanjutnya digunakan untuk mende…nisikan ’ekui- valensi lemah’dari dua buah norm di suatu ruang vektor.

Referensi

Dokumen terkait

DEBIT HASIL POMPA HIDRAM PVC 3 INCI PADA TINGGI OUTPUT 3,80 m, 4,80 m, 5,80 m DENGAN VARIASI TINGGI INPUT, LUASAN LUBANG KATUP HANTAR, TINGGI TABUNG UDARA.. SKRIPSI Untuk

Karena penyusunan skripsi dan penulisan artikel ilmiah merupakan bagian merupakan bagian dari kegiatan penelitian ilmiah, maka pedoman ini hanya akan bermanfaat dari kegiatan

Dari peta kawasan pelabuhan 2012 dan peta fungsi sarana dan prasarana 2013 yang ada didapatkan perubahan sarana dan prasarana kawasan pelabuhan dari tahun 2012

Berdasarkan uji koefisien determinasi Tabel 7, dapat diketahui nilai koefisien determinasi (R 2 ) diperoleh sebesar 0,135, artinya pengaruh variable efektifitas

Analisis hasil uji coba Fun With Kambang Iwak Park Game Sebagai Objek Wisata Keluarga di Palembang ini dilakukan untuk mengetahui fungsi-fungsi serta tujuan permainan ini

Pengolahan dan analisis data akan dilakukan kepada 174 data untuk yang mengetahui produk pengganti karena ada beberapa data yang outlier sehingga 26 data yang

Pertimbangan lain adalah adanya relevansi dengan rencana program pemerintah (Departemen Sosial) serta dinas terkait lainnya di Pemerintahan Kota Cimahi untuk memberdayakan

Terdapat beberapa teori yang menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil antara lain teori dari Djaja (1994) yang menyebutkan bahwa faktor- faktor yang