• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning dengan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning dengan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning dengan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas

XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono pada Materi Usaha dan Energi

Cahyo Yuwono1, Widha Sunarno2, Dwi Teguh Rahardjo3,

1. Physics Department, Faculty of Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, 57126, Indonesia

2. Physics Department, Faculty of Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, 57126, Indonesia

3. Physics Department, Faculty of Training and Education, Sebelas Maret University, Surakarta, 57126, Indonesia

[email protected] Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatka minat belajar dan kemampuan kognitif siswa kelas XI MIA 1 di SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Ajaran 2016/2017 menggunakan model quantum learning dengan metode diskusi. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan model Kemmis dan Mc Taggart, serta model kolaboratif yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus diawali dengan tahap persiapan dilanjutkan tahap pelaksanaan yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 34 siswa. Data penelitian didapatkan melalui kegiatan observasi dan tes kognitif kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran quantum learning dengan metode diskusi dapat meningkatkan minat belajar dan kemampuan kognitif siswa. Hal itu bisa dilihat dari meningkatnya minat belajar siswa dari pra siklus adalah 66,26 % mejadi 72,31 % pada siklus I dan 80,12 % pada siklus II. Kemampuan kognitif juga meningkat karena pada pra siklus rata-rata kelas adalah 65,88 dengan ketuntasan siswa sebesar 20,59% kemudian pada siklus I rata-rata kelasnya menjadi 68,38 dengan besar ketuntasannya 52,94 % dan pada siklus II rata-rata kelas meningkat menjadi 79,85 dengan ketuntasan sebesar 82,35 %.

Kata Kunci: quantum learning, usaha dan energi, minat belajar, kemampuan kognitif.

(2)

Implementation of Quantum Learning Using Discussion Method to Improve Students’ Learning Interest and Cognitive Ability in Class XI MIA 1 SMA

Negeri 1 Banyudono on Work and Energy Material

Abstract

This research was intended to improve students’ learning interest and cognitive ability of XI MIA 1 SMA Negeri 1 BanyudonoAcademic Year 2016/2017 using quantum learning model with discussion method. This research was a Classroom Action Research with Kemmis and Mc. Taggart model, and also collaborative model that was conducted in two cycles. Each cycles started with preparation step and continued by implementation cycle’s step consisted of planning of the action, implementing the action, observating the action, and finished by reflecting the action. The subject of this research were 34 students of XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono in the Academic Year 2016/2017. The data of this research was collected by observation and test, and analyzed by using qualitative and quantitative techniques. Based on data analysis and the study in research, it could be concluded that applicating quantum learning with discussion method were able to improve learning interest and cognitive ability student’s of class XI MIA 1 SMA negeri 1 Banyudono in Academic Year 2016/2017. It can be seen from the enhancement student’s learning interest from pre cycle was 66.26 %, 72.31 % on cycle 1 and 80.12 on cycle 2. Cognitive ability also improve because in the pre cycle the average of class score was 65.88 with the achievement 20.59 %, then in cycle 1 the average of class score was 68.38 with the achievement 52.94 % and 79.85 for the average of class score with the achievement is 82.35 %.

Key words: quantum learning, discussion method, work and energy, learning interest, cognitive ability

(3)

Pendahuluan

Salah satu bagian dari pendidikan yang penting adalah pendidikan dalam bidang Fisika. Fisika merupakan bagian dari IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) atau sains, sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis berupa penemuan, fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan pengetahuan di dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan mata pelajaran fisika pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah untuk membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap, sehingga dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi (Depdiknas, 2003: 78). Proses pembelajaran selama ini masih terkesan hanya berpusat pada guru (teacher oriented) yang menganggap bahwa guru adalah satu-satunya sumber utama dan serba tahu, sedangkan siswa hanya menerima apa yang diberikan oleh guru, sehingga ceramah merupakan satu-satunya pilihan yang dianggap paling cocok dalam strategi pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan hasil pembelajaran tidak sesuai dengan harapan, karena siswa hanya memperoleh pengetahuan secara teoritis dan bertindak pasif, sedangkan guru bertindak aktif dalam memberikan informasi (Fatimah, dkk: 2009).

Perlunya suatu upaya dalam proses pembelajaran yang mampu membantu siswa mengatasi kesulitan belajar dan menghilangkan persepsi buruk siswa terhadap mata pelajaran Fisika. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran yang menyenangkan, melibatkan aktivitas siswa, dan memudahklan siswa dalam memahami materi dan mempertajam daya ingat serta analisa logika siswa. Diawali dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena kasus yang terjadi kusus berada dalam kelas.

Model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang sesuai dengan permasalahan yang ada adalah model Quantum Learning yang menggunakan metode diskusi. Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris, yaitu Classroom Action Research yang diartikan dengan penelitian yang dilakukan di dalam kelas.

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai penelitian tindakan kelas (PTK).

penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan

kelas dengan tujuan agar pembelajaran menjadi semakin efektif sehingga pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan akan meningkat (Tahrir, 2012: 77; Bahri, 2012: 8; Suryadi, 2012: 18;

Sanjaya, 2010: 25).

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah (B.

Suryosubroto, 2002:179). Metode diskusi membantu siswa untuk aktif bertanya dan mengemukakan pendapat dalam memecahkan suatu masalah (Ginnis, 2008:

146)

Sebenarnya dengan pembelajaran yang efektif maka akan meningkatkan tiga aspek secara berkesinambungan yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Berdasarkan banyak hal yang sudah penulis cantumkan pada uraian di atas, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Quantum (Quantum Learning) dengan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas XI Mipa 1 SMA N 1 Banyudono pada Materi Usaha dan Energi”.

Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas. Quantum learning muncul dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria yang melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif.

Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh.

(4)

informasi, ditempel. Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Banyudono pada semester gasal Tahun Pelajaran 2016/2017. Sekolah ini bertempat di desa Jembungan kabupaten Boyolali. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan September Tahun Ajaran 2016/2017. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI MIA 1 di SMA Negeri 1 Banyudono yang terdiri dari 34 siswa. Objek penelitiannya yaitu minat belajar siswa dan kemampuan kognitif dari siswa kelas XI MIA 1 SMA Negeri 1 Banyudono Tahun Pelajaran 2016/2017.

Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif didapatkan dari observasi dan kajian dokumen.

Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil angket minat belajar dan tes kognitif siswa.

Instrumen pembelajaran yang digunakan berupa silabus, RPP dan LKS.

Sedangkan instrument penelitiannya berupa instrument penilaian minat belajar dan instrument penilaian kognitif. Teknik analisa data yang digunakan dalam peneitian ini adalah teknik analisis kualitatif dan kuantittatif.

Penelititan ini dikatakan berhasil apabila target yang telah direncanakan pada penelitian ini tercapai. Target penelitian

dalam minat belajar yang ditentukan adalah kenaikan persentase minat belajar siswa sebesar 10 % dari pra siklus. Seedangkan untuk kemampuan kognitif target yang akan dicapai adalah 75 % siswa berhasil mendapatkan nilai di atas KKM.

Prosedur dan langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yaitu model spiral.

Model Kemmis dan Mc Taggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu: rencana tindakan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).

Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.

Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan penelitian dilanjutkan pada Siklus II dan seterusnya.

Hasil Penelitian

Hasil observasi pra siklus mendapati bahwa minat belajar siswa hanya sebesar 66,26 %. Kemudian dengan memberikan perlakukan berupa penerapan model pembelajaran quantum learning dengan metode diskusi maka didapatkan peningkatan minat belajar baik pada siklus I penelitian maupun siklus II. Hasil penelitian minat belajar dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Minat Belajar Siswa selama KBM Aspek yang diukur Target

Ketercapaian

Pra Siklus

Prosentase Siklus I

Prosentase Siklus II Perasaan Senang Siswa + 10 % dr Pra Siklus 80,16 % 82,41 % 90,75 % Keterlibatan Siswa + 10 % dr Pra Siklus 43,10 % 48,49 % 62,50 % Ketertarikan dan

Perhatian Siswa

+ 10 % dr Pra Siklus 67,82 % 78,12 % 81,25 % Skor Total Minat Belajar

Siswa

+ 10 % dr Pra Siklus 66,26 % 72,31 % 80,12 % (Sumber: data primer yang diolah, 2017)

Secara keseluruhan minat belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus ke siklus II. Walaupun pada siklus I belum

bisa mencapai target yang telah ditentukan yaitu kenaikan persentase minat belajar 10%.

(5)

Gambar 4.1 Diagram Minat Belajar Siswa Tabel 4.7 Nilai Evaluasi Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II

Interval KKM Pra Tindakan Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa

Presentase Jumlah Siswa

Presentase Jumlah Siswa

Presentase

> 95 75 - - - -

91-95 - - 6 17,65% 5 14,71%

86-90 1 2,94% 1 2,94% - -

81-85 2 5,88% 4 11,76% 12 35,30%

76-80 1 2,94% 7 20,59% 11 32,35%

71-75 6 17,65% 2 5,88% 3 8,82%

66-70 4 11,76% 2 5,88% 0 -

61-65 14 41,18% 3 8,82% 1 2,94%

56-60 1 2,94% 5 14,71% 1 2,94%

51-55 - - 2 5,88% 0 -

46-50 3 8,82% - - 0 -

41-45 0 - - - 0 -

<41 2 5,88% 2 5,88% 1 2,94%

Jumlah 34 100% 34 100% 34 100%

(Sumber: data primer yang diolah, 2017) Tabel di atas memberikan informasi bahwa pada pra siklus rata-rata siswa mendapatkan nilai antara 61-65. Kemudian mengalami peningkatan pada siklus I yang menempatkan siswa rata-rata mendapatkan nilai di interval 76-80. Hingga ankhirnya

pada siklus II sebagian besar siswa mendapatkan nilai direntang 81-85. Jika dilihat ketuntasannya seperti yang disampaikan pada tabel di bawah ini sekaligus juga gambar di bawahnya.

Tabel 4.8. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Aspek yang

diukur

Prosentase target capaian

Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa

Prosentase Jumlah Siswa

Prosentase Ketuntasan

hasil belajar siswa

75% 18 52,94% 28 82,35%

80.16

43.1

67.82 66.26

82.41

48.49

78.12

72.31 90.75

62.5

81.25 80.12

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Perasaan Senang Keterlibatan Ketertarikan dan Perhatian

Skor Total Minat Belajar Pra Siklus Siklus I Siklus II

(6)

Gambar 4.2. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang di dapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa penenrapan model pembelajaran quantum learning dengan metode diskusi dapat meningkatkan minat belajar siswa. Hal ini bisa dilihat dari ketercapaian persentase minat belajar siswa yang hanya 66,26 % pada pra siklus kemudian meningkat menjadi 72,31% pada siklus I dan meningkat kembali menjadi 80,12% pada siklus II. Hal yang sama juga terjadi dalam kemampuan kognitif siswa. Pada pra siklus hanya ada 7 siswa yang menapatkan nilai di atas KKM yang artinya angka ketercapaiannya hanya 20,59% dengan rata-rata kelasnya adalah 65,88. Kemudian pada siklus I angkanya berubah menjadi 18 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM atau 52,94% dengan rata-rata kelasnya adalah 68,38. Hingga pada akhirnya mendapatkan nilai tertinggi yaitu pada siklus II dengan sebanyak 28 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM atau 82,35% dengan rata-rata kelasnya 79,85.

Daftar Referensi

Aqib, Zainal. 2014. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).

Bandung: Yrama Widya Agusnanto. 2015. Penerapan Model

Pembelajaran Quantum

Learning dan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Programmable Logic

Controller di SMK

Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

Skripsi Tidak Dipublikasikan.

Universitas Negeri

Yogyakarta, Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Arifin, Z., Sudarti, & Lesmono, A. D. (2016).

Pengaruh Quantum Learning Disertai Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Fisika Sisiwa di SMA Negeri Kalisat.

Jurnal Pembelajaran Fisika, 4 (4), 365-370.

Asrori, Mohammad (2007). Psikologi Pembelajaran. Bandung : CV Wacana. Prima.

Bahri, Aliem. 2012, “Penelitian Tindakan Kelas”. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Rineka Cipta.

Bektiarso, S. 2000. Pentingnya Konsepsi Awal Dalam Pembelajaran Fisika. Jurnal Saintifika Vol.

1(1): 11-20 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Siklus I Siklus II

52.94

82.35

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

(7)

Bobbi DePorter & Mike Hernacki (2000).

Quantum Learning. Edisi Revisi. Kaifa, Bandung.

Danim, Sudarwan, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi ke Lembaga Akademik, Jakarta:

Bumi Aksara, 2006.

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Fisika. Jakarta:

Balitbang Depdiknas.

Depdiknas. (2007). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu.

Jakarta: Puskur, Balitbang Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

DePorter, B dan Hernacki, M. Terjemahan Alwiyah Abdurrahman. 2013.

Quantum Learning

membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan. Bandung:

Kaifa.

De Porter, B., Mark R., & Sarah S. N. (2007).

Ed. 1, cet. Ke-21. Quantum Teaching Learning di Ruang- Ruang Kelas. Terj. Ary Nilandari. Bandung: Kaifa Deporter, Bobby dan Mike Hernacki. 1992.

Quantum Learning:

Membiasakan Belajar Nyaman

dan Menyenangkan.

Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman. 2011. Bandung:

Kaifa.

Djamarah, B.S (2000).Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:PT. RinekaCipta Djamarah, S. B dan Zain, A. 2006. Strategi

Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta

Eko Putro Widoyoko,S. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan

Pembelajaran. Bandung; Pakar Raya

Fatimah, dkk. 2009. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Teknik Peta Konsep dalam Meningkatkan

Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X6 SMAN 2 Malang.

Jurnal Pendidikan Ekonomi- Vol. 2 (1): 53-73.

Ginnis, Paul. (2008). Trik dan Taktik Mengajar. Jakarta: PT Indeks.

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta:

PT. Grasindo

Hanif Nurcholis, 2004, Teori dan Praktek Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Grasindo, Jakarta.

Hasibuan, J. J. dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Herfinayanti, Amin, Bunga D., Azis, A., (2016).Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X

SMA Negeri 1

Sungguminasa.Jurnal

Pembelajaran Fisika, 1(5), 61- 74.

Hergenhahn, B. R. dan Olson Matthew H.

(2009). Theories Of Learning (Teori Belajar). Jakarta:

Prenada Media Group

Hergenhahn, B. R. dan Olson Matthew H.

(2010). Theories Of Learning (Teori Belajar). Jakarta:

Prenada Media Group

Kusuma, Wijaya, Dwitagama, Dedi,

“Mengenal Penelitian Tindakan Kelas”, Cer 3, Jakarta : PT. Indeks, 2010.

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. (1991). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Sinar Baru Algensindo.

Oemar, Hamalik .2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan sistem. Bumi Aksara.

Pujianto, Suyoso. 2011. Analisis Kecenderungan dan Tren Penelitian Pada Mahasiswa Pendidikan Fisika sebagai Revitalisasi Bidang Keahlian.

Prosiding Seminar Sains 2011 di UNY

Putra, M. S. D., Damayanthi, L. P. E., Sunarya, I Made Gede.

(8)

Pembelajaran Quantum Learning Tipe Kinestetik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2012/2013. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika, 2(5), 601-607.

Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarata : PT.

Raja Grafindo Persada.

Sarwiji, Suwandi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Penilaian Sertifikasi Guru Rayon 13, Surakarta. Yuma Presindo.

Suyadi, 2012, Buku Panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakan Sekolah, Yogyakarta: Andi.

Suyadi, 2012, Panduan Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta: Diva Press.

Sanjaya, Wina, 2011, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Tahir, Muh., 2012, Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan, Makassar : Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, Zaenal Arifin.1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remadja Karya

Taniredja, Tukiran. 2011. Model Pembelajaran Inovatif.

Bandung: Alfabeta.

Tipler, Paul. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Penerbit.

Erlangga : Jakarta

Yatim Riyanto. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi Pendidikan Dalam implementasi Pembelajaran yang Efektif.

Jakarta: Kencana.

(9)

Persetujuan Pembimbing

Surakarta, 1 Agustus 2017 Pembimbing I,

NIP. 19520116 198003 1 001

Pembimbing II,

NIP. 19680403 199802 1 001

Gambar

Tabel 4.6 Minat Belajar Siswa selama KBM  Aspek yang diukur  Target
Gambar 4.1 Diagram Minat Belajar Siswa  Tabel 4.7 Nilai Evaluasi Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.2. Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siswa  Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

dilakukan diluar dari pada Upacara Adat Wara maka pihak Kepolisian.. tetap melakukan tindakan atas permainan Dadu Gurak

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Pengantar Ekonomi dan Bisnis siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017 melalui

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan: (1) bimbingan orang tua dengan prestasi belajar siswa di sekolah; (2) motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa di

o SBK Riset Terapan Bidang Fokus Sosial Humaniora, Seni Budaya, Pendidikan Penelitian Lapangan Luar Negeri. 1

(7) Subyek retribusi izin penyelenggaraan bengkel umum adalah setiap badan hukum atau perorangan untuk menyelenggarakan bengkel umum kendaraan bermotor sebagai bengkel

Hubungan antara status BSC dari alert SCTP yang problem ( halted ) dengan kenaikkan congestion adalah pada saat pool A sudah mencapai batasnya dan dia melakukan

1) Rasio utangnya tidak lebih besar dari 50% atau dengan kata lain utang yang ada di dalam struktur pendanaan perusahaan jumlahnya tidak lebih besar dari jumlah modal

Izvor: Izrada autora prema internim podatcima Zračne luke Split PROMETNO TEHNIČKI SEKTOR SLUŽBA P/O PUTNIKA ZRAKOPLOVA, PRTLJAGE I TERETA TEHNIČKO ODRŽAVANJE SPASILAČKO –