• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan berbeda-beda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan berbeda-beda"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Persediaan

Secara umum persediaan diartikan sebagai barang yang dimiliki perusahaan. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan berbeda-beda tergantung dari sifat dan tujuan perusahaan tersebut perusahaan yang bersangkutan.

Persediaan meliputi aktiva berwujud yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali atau digunakan dalam proses produksi. Berdasarkan kriteria ini, maka dalam perusahaan dagang terdapat persediaan barang dagangan.

Dalam perusahaan industri terdapat persdiaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Selain kelompok persediaan tesebut, juga terdapat persediaan barang yang dimiliki untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan pabrik atau kantor. Persediaan ini disebut persedian bahan pembantu. Dalam perusahaan jasa persediaan biasanya hanya meliputi persediaan bahan-bahan pembantu seperti ini, yang nilainya relatif kecil. Jika itemnya banyak, maka dalam laporan keuangan disajikan dalam satu nama akun persediaan lain-lain. (L.M.

Samryn, 2015:81)

Menurut penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 14 (PER 1 Juni 2012) Persediaan adalah asset tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk

(2)

digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

2. Klasifikasi Persediaan Barang Dagangan

Persediaan dalam sebuah perusahaan dagangan terdiri dari berbagai macam dan jenis. Persediaan memiliki dua karakter penting, yakni:

a. Persediaan tersebut merupakan milik perusahaan.

b. Persediaan tersebut siap dijual kepada para konsumen.

Oleh sebab itu, dalam perusahaan dagang hanya dikenal satu klasifikasi persediaan yang disebut persediaan barang dagangan. Persediaan ini meliputi segala macam barang dagangan yang dimiliki perusahaan.

3. Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagangan

Persediaan barang merupakan faktor penting dalam menentukan harga pokok penjualan. Karena persediaan barang dagangan yang tersedia(yang belum terjual) maka diperlukan suatu cara untuk menentukan jumlah serta nilai barang – barang tersebut.

Ada dua metode yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan pencatatan persediaan yaitu:

a. Metode Fisik

Metode fisik atau periodik adalah sistem dimana harga pokok penjualan dihitung secara periodik dengan mengandalkan semata- mata pada perhitungan fisik tanpa menyelenggarakan catatan hari ke hari atas unit yang terjual atau yang ada ditangan.

(3)

Dalam akuntansi persediaan diselenggarakan dengan metode fisik. Dalam sistem ini perusahaan tidak menyediakan kartu-kartu untuk mencatat persediaan barang dagangan. Untuk mengetahui nilai persediaan barang dagangan pada suatu saat tertentu diperlukan perhitungan fisik persediaan.

Pemberian nilai tersebut dapat dilakukan dengan cara menghitung jumlah unit fisik persediaan kemudian dikalikan dengan harga per unit menurut faktur pembeliannya. Setiap kali melakukan pembelian persediaan dicatat dengan nama akun pembelian. Nilai persediaan barang dagangan yang laku terjual diberi nama Harga Pokok Penjualan. Nama-nama ini merupakan istilah baku dalam sistem pelaporan keuangan.

Dengan menggunakan metode fisik, maka perusahaan tidak dapat memantau mutasi persediaan setiap saat melalui catatan akuntansi.

Konsekuensinya, jika terjadi kehilangan persediaan barang dagangan, maka kehilangan tersebut nanti akan diketahui pada saat melakukan fisik. Dalam pelaporannya, kehilangan tersebut langsung dibebankan dalam akun harga pokok penjualan. Sebaliknya jika terjadi kelebihan persediaan akhir barang dagangan, maka hal itu dengan sendirinya akan memperkecil harga pokok penjualan.

Pembebanan langsung ini disebabkan manajemen tidak dapat mengidentifikasi jenis dan penyebab persediaan yang hilang. (L.M.

Samryn, 2015:81)

(4)

b. Metode Buku (Perpetual)

Sistem persediaan perpetual adalah suatu sistem yang menyelenggarakan pencatatan terus-menerus yang menelusuri persediaan dan harga pokok penjualan atas dasar harian. Metode Perpetual

Dengan sistem komputerisasi saat ini memungkinkan penyelenggaraan akuntansi untuk semua jenis persediaan dengan metode perpetual. Dengan sistem inframerah, komputer dapat mengidentifikasi tiap item persediaan dengan cepat melalui kode- kode bar yang sudah tercetak pada produk.

Dalam sistem manual, metode perpetual dapat digunakan untuk persediaan yang memenuhi syarat:

1. Spesifikasi barang relatif seragam

2. Jumlah item persediaan tidak terlalu banyak, dan

3. Biaya penyelenggaraan persediaan tidak lebih mahal dari manfaat yang diperoleh dari sistem tersebut.

Jika terjadi penjualan barang dagangan, maka selain membuat jurnal untuk penjualan juga pada saat yang sama langsung dibuat jurnal untuk mengakui harga pokok penjualan. Kedua jurnal akan ditampilkan dengan format lengkap sebagai berikut:

Kas/Piutang ……… Rpxxx

Penjualan ……… Rpxxx

(5)

Masing-masing sebesar harga jual; yaitu harga yang diterima dari pembeli

Harga Pokok Penjualan ………….………Rpxxx

Persediaan ……… Rpxxx Masing-masing sebesar harga perolehannya; yaitu harga yang dibayarkan kepada penjual dan biaya lain yang termasuk unsur harga perolehan.

Dengan metode perpetual setiap jenis persediaan mepunyai kartu sendiri. Melalui kartu ini dapat diketahui saldo awal, mutasi, dan saldo akhir persediaan pada setiap kali terjadi transaksi. Nilai persediaan yang tercantum dalam kolom-kolom masuk, keluar dan saldo, semuanya merupakan nilai perolehan yang terdiri dari harga beli dan biaya-biaya yang dikeluarkan sampai barang yang bersangkutan siap dijual. Bentuk kartu persediaan dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 1

Contoh Kartu Persediaan

Sumber : L.M Samryn (2015:87)

(6)

Hasil pengisian kartu ini menunjukkan nilai persediaan akhir barang dagangan setiap hari. Cara perhitungannya tergantung metode penilaian ppersediaan yang digunakan. Tiap metode alokasi menghasilkan nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan yang berbeda. (L.M.

Samryn, 2015:86-87)

Metode ini dipilah lagi kedalam beberapa metode, antara lain : 1) FIFO (First In First Out)

Dalam metode ini barang yang masuk (dibeli atau diproduksi) lebih dahulu akan dikeluarkan (dijual) lebih dahulu. Sehingga yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang berasal dari pembelian atau produksi terakhir.

Metode ini kurang baik untuk menangani pengaruh inflasi karena peningkatan harga perolehan tidak diimbangi dengan pembebanan pada penjualan persediaan, tetapi metode ini dapat memberikan informasi persediaan yang dapat dipercaya.

2) LIFO (Last In First Out)

Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli atau diproduksi) paling akhir akan dikeluarkan/dijual paling awal). Sehingga barang yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang berasal dari pembelian atau produksi awal periode.

3) Rata-Rata Bergerak

“Dalam metode ini, barang yang dikeluarkan/dijual maupun barang yang tersisa, dinilai berdasarkan harga rata-rata bergerak.

(7)

Sehingga barang yang tersisa pada akhir periode adalah barang yang memiliki nilai rata-rata.” Rudianto(2012:239)

Dibandingkan dengan metode fisik maka metode perpetual merupakan cara yang baik untuk mencatat persediaan barang dagangan. Manfaatnya yaitu mempermudah untuk melakukan control barang dagangan yang ada digudang.

Perbedaan pencatatan transaksi persediaan barang pada metode fisik dan perpetual secara rinci pada tabel berikut :

Tabel 2

Perbedaan Metode Fisik dan Perpetual TRANSAKSI METODE FISIK METODE

PERPETUAL Pembelian Pembelian

Utang Dagang/Kas

Persediaan barang Utang dagang/Kas

Pembayaran Biaya Angkut Pembelian

Beban Angkut Pembelian

Kas

Persediaan barang dagang Kas

Penjualan Kas/Piutang Dagang

Penjualan

Kas/Piutang Dagang Penjualan (Menurut harga Jual) Harga Pokok Penjualan Persediaan barang dagang

(Menurut harga pokok)

(8)

TRANSAKSI METODE FISIK METODE PERPETUAL Utang Dagan/Kas

Retur

Pembelian & PH

Utang dagang/Kas

Persediaan barang dag

Retur

Penjualan &

Potongan Harga

Retur Penjualan &

PH

Kas/Piutang Dagang

Retur Penjualan & PH Kas/Piutang (Menurut Harga jual) Persediaan barang dagang HPP

(Menurut Harga

Pokok/perolehan) Pembayaran

utang dalam periode/masa potongan

Utang Dagang Potongan Pembelian Kas

Utang Dagang

Persediaan barang dagang

Kas Penerimaan

piutang dalam periode / masa potongan

Kas Potongan Penjualan Piutang Dagang

Kas

Potongan Penjualan Piutang Dagang

Pembayaran biaya angkut penjualan

Beban angkut penjualan

Kas

Beban angkut penjualan Kas

Perhitungan HPP

Seperti yang dijelaskan di atas

HPP akan dihitung berdasarkan kartu persediaan barang

(9)

TRANSAKSI METODE FISIK METODE PERPETUAL Penyesuaian

Persediaan akhir

Iktisar L/R Persediaan barang dag

Persediaan barang dag

Ikhtisar L/R

Tidak perlu penyesuaian kecuali jika terdapat koreksi yang perlu disesuaiakan

Sumber : Diolah Oleh Penulis

4. Metode Penentuan Harga Perolehan dan Harga Pokok Penjualan

Penentuan harga perolehan persediaan dan harga pokok penjualan dilakukan berdasarkan asumsi arus biaya bukan berdasarkan asumsi arus fisik persediaan.

Untuk dapat menghitung harga pokok persediaan dapat digunakan berbagai cara yaitu :

a. Metode MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama)

Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP) dibuat dengan asumsi bahwa barang yang pertama dibeli, barang itu pula yang terlebih dahulu dikeluarkan jika terjadi penjualan. Tetapi dalam akuntansi persediaan, yang diperhitungkan sebagai unsur masuk dan keluar tersebut bukan fisik tetapi nilai perolehan persediaannya.

Untuk menilai barang yang dikeluarkan dari gudang, dalam metode ini digunakan harga beli barang yang paling terdahulu pembeliannya, dari sekian banyak barang yang masih ada digudang.

(10)

Nilai persediaan barang yang masih ada di gudang diambil dari harga beli barang yang terakhir dbeli.

Sebagai ilustrasi, misalkan pada tanggal 1 Desember 2014 saldo awal pembelian PT Mustika berjumlah 3 kg dengan nilai Rp10,- per kg. Kuantitas persediaan akhir 31 Desember berjumlah 5 kg. Selama bulan Desember melakukan beberapa pembelian dengan kuantitas dan harga yang berbeda-beda. Berikut adalah kutipan catatan persediaan barang dagangan selama bulan Desember:

Tabel 3

Contoh Daftar Persediaan Barang Dagangan

Dari data persediaan ini secara berturut-turut dapat dihitung nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan pada akhir bulan Desember 2014 dengan metode MPKP, MTKP, dan rata-rata sebagai berikut:

MPKP-Fisik. Dalam cara ini kuantitas persediaan akhir berjumlah 5 unit. Persediaan tersebut dapat diidentifikasi sebagai barang berasal dari 3 kali pembelian terakhir. Untuk 5 unit persediaan tersebut diperhitungkan harga beli sebagai berikut:

Sumber : L.M Samryn (2015:89)

(11)

Tabel 4

Contoh Penentuan Harga Pokok MPKP-Fisik

Sumber : L.M Samryn(2015:90)

Dalam metode ini volume persediaan awal dijumlahkan dengan total volume pembelian dalam periode berjalan, dikurangi dengan volume persediaan akhir yang diperoleh dari hasil perhitungan fisik persediaan. Dalam perhitungan diatas, volume persediaan yang tersedia untuk dijual berjumlah 11 unit. Volume persediaan menurut perhitungan fisik berjumlah 5 unit. Sehingga dapat dapat dipastikan 11 unit – 5 unit = 8 unit merupakan persediaan yang laku terjual.

Berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan tersebut dapat ditelusuri nilai persediaan akhir Rp55,- yang berasal dari (1 x Rp9,- ) + (2 x Rp12,-) + (2 x Rp11,-). Harga Pokok Penjualan = Rp 116 ,- - Rp55,- = Rp61,-, yaitu selisih antara total persediaan yang siap dijual Rp116.- dikurangi dengan nilai persediaan akhir Rp55,-Dalam metode fisik harga perolehan, harga perolehan barang dapat ditelusuri melalui faktur-faktur pembelian barang pada tiga kali pembelian yang terakhir.

MPKP - Perpectual. Dengan menggunakan kartu persediaan seperti digambarkan pada Ilustrasi 4 , pencatatan persediaan dalam kartu

(12)

persediaan dapat di sajikan dalam ilustrasi 5. (L.M. Samryn, 2015:89-91)

Tabel 5

Contoh Kartu Persediaan MPKP - Perpetual

Sumber : L.M Samryn (2015:91)

b. Metode MTKP (Masuk Terakhir Keluar Pertama)

Metode ini merupakan kebalikan dari metode MPKP. Dalam metode ini nilai persediaan akhir di ambil dari harga barang yang lebih dahulu dibeli. Nilai harga pokok penjualan diambil dari hasil perhitungan atau akumuasi harga barang yang terakhir dibeli. Seperti halnya metode MPKP, metode ini juga dapat dibuat dalam metode fisik dan metode perpetual.

MTKP Fisik. Dalam metode ini volume persediaan akhir yang berjumlah 5 unit dapat diketahui melalui perhitungan fisik barang

(13)

digudang. Nilainya dapat diambil dari harga perolehan barang dagangan pada awal periode. Dari kasus di atas, nilai persediaan akhir berasal dari pembelian tanggal 1 dan 2 Desember sebagai berikut :

Tabel 6

Contoh Penentuan Harga Pokok MTKP - Fisik

Sumber : L.M Samryn (2015:92)

Dalam metode ini, Nilai persediaan akhir menjadi Rp.50,- yang terdiri dari harga perolehan 5 unit persediaan yang berasal dari 3 unit persediaan awal dan 2 unit pemelian pada awal periode. Dengan demikian nilai persediaan akhir menjadi Rp50,- dengan perhitungan ( 3 x Rp10,-) + (2 x Rp10,-). Harga pokok Penjualan = Rp116,- - Rpp50,- = Rp66,- yaitu selisih antara total persediaan yang siap dijual Rp116,- dikurangi dengan nilai persediaan akhir Rp50,-

Dalam kondisi ekonomi yang semakin terus mengalami inflasi,penggunaan metode ini relatif kurang realistis. Semakin besar deviasinilai persediaan akhir menurut catatan dibanding realitas harga pasarnya. Perhitungan ini akan menjadikan nilai [ersedoaam dan laba disajikan terlalu kecil. Perpajakan Indonesia tidak mengizinkan pengunaan metode ini dalam perhitungan nilai persediaan untuk tujuan perpajakan.

(14)

MPKP – Perpectual. Dengan menggunakan kartu persediaan digambarkan pada ilustasi 4-1, pencatatan persediaan dalam kartu persediaan dapat disajikan dalam ilustrasi 4-3 sebagai berikut : (L.M. Samryn, 2015:91-93)

Tabel 7

Contoh Kartu Persediaan MTKP - Perpetual

3). Metode Rata rata

Metode Rata -rata tertimbang. Kombinasi pencatatan persediaan dengan metode fisik dan alokasi nilai persediaan dengan rata – rata menghasilkan metode rata – rata terimbang. Dalam metode ini, nilai persediaan diperhitungkan sama untuk semua item persediaan sepanjang periode pencatatan. Nilai per unit persediaan dapat dihitung dengan menjumlahkan semua nilai perolehan persediaan awal dan pembelian pada periode berjalan kemudian bagi dengan

Sumber : L.M Samryn (2015:93)

(15)

total volumenya. Hasil pembagiannya merupakan nilai rata – rata persediaan per unit.

Sebagai ilustrasi, dengan menggunakan data persediaan PT Mustika di atas, Perhitungan persediaan akhir dengan metode rata – rata tertimbang dapat dibuat dengan prosedur sebagai berikut : (L.M. Samryn, 2015:91-93)

Tabel 8

Contoh Penentuan Harga Pokok Metode Rata-rata

Sumber : L.M. Samryn (2015:93)

Dalam model di atas dapat dilihat hasil perhitungan harga perolehan persediaan rata – rata tertimbang Rp116,-/11 unit = Rp10,55,- per unit. Dengan demikian nilai persediaan akhir menjadi 5 unit x Rp10,55,- = Rp52,70,-(dibulatkan). Harga Pokok Perolehan

= ( 11 unit – 5 unit ) x Rp10,55,- = Rp63,30 Atau Rp116,- - Rp52,70,-

= Rp63,30,-.

Metode Rata – rata Bergerak. Dalam metode rata – rata bergerak nilai rata – rata persediaan dihitung secara bergerak dari hari ke hari.

Dengan demikian, nilai rata – rata persediaan akan berbeda dari

(16)

waktu ke waktu. Dengan menggunakan data PT Mustika di atas kartu persediaan menggunakan metode rata – rata bergerak dapat di ilustrasikan sebagai berikut : (L.M. Samryn, 2015:93-95)

Tabel 9

Contoh Kartu Persediaan Metode Rata-rata

Sumber : L.M. Samryn (2015:95)

Persediaan Besi/Minimum

Persediaan besi adalah persediaan yang selalu ada pada perusahaan yang tidak boleh digunakan, kecuali dengan terpaksa dan hanya untuk sementara saja, kemudian diganti dengan persediaan besi berikutnya. (Musthafa, 2017:21-22)

(17)

5. Sistem Komputer

Sistem terdiri dari elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu tujuan pokok dari sistem tersebut. (Suharno Pawirosumarto 2008:18)

Sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih koponen yang saling bekerja dan berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu dan perusahaan adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa dapertemen yang bertindak sebagai subsistem yang membentuk sistem perusahaan tersebut.

(Sri Mulyani 2016:2)

Sistem bisa diartikan sebagai sekumpulan subsistem, komponen ataupun elemen yang saling berkerjasama dengan tujuan yang sama untuk menghasilkan output yang sudah di tentukan sebelumnya. (Sri Mulyani 2016:2)

Komputer adalah setiap mesin yang mampu menerima data, memproses data, menyimpan data, dan menghasilkan bentuk keluaran berupa teks, gambar, simbol, angka, dan suara. (Suharno Pawirosumarto 2008:1)

Definisi di atas dapat diberi kesimpulan sistem komputer adalah suatu sistem yang dibentuk sedemikian rupa agar komputer dapat melakukan pengolahan data. Tujuan pokok dari sistem komputer adalah mengolah data untuk menghasilkan informasi yang perlu didukung oleh elemen-elemen yang terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan brainware.

(18)

a. Perangkat keras (hardware) adalah peralatan komputer itu sendiri.

Contoh:

1) Input device (alat masukan): keyboard, mouse, scanner, digital camera, dan mic (Microphone).

2) Output Device (alat keluaran): monitor, printer dan plotter, dan infocus.

3) I/O ports, berfungsi untuk menerima ataupun mengirim data ke luar sistem.

4) CPU (Central Processing Unit): CU(Control Unit/ Unit Kendali), ALU(Arithmatic an Logic Unit), register, dan array processor.

5) Memory (memori): RAM dan ROM.

6) Data Bus (Bus) 7) Address Bus 8) Control Bus

b. Perangkat lunak (software) adalah program yang didalamnya berisi perintah-perintah untuk melakukan proses tertentu. Adapun klasifikasi perangkat lunak (software) sistem terbagi menjadi tiga macam yaitu:

1) Bahasa pemrograman: merupakan perangkat lunak yang bertugas mengkonversikan arsitektur dan algoritma yang dirancang manusia ke dalam format yang dapat dijalankan oleh komputer,

(19)

contoh bahasa pemrograman diantaranya: PHP,Pascal, Delphi, Visual Basic,Fox Pro, dan lain-lain.

2) Sistem Operasi: saat komputer pertama kali di hidupkan, sistem operasi lah yang pertama kali dijalankan, sistem operasi yang mengatur seluruh proses, menterjemahkan masukan, mengatur proses internal, manajemen penggunaan memori dan memberikan keluaran ke peralatan yang bersesuaian, contoh sistem operasi: DOS, Unix. Windows7, dan lain-lain.

3) Utility: sistem operasi merupakan perangkat lunak sistem dengan fungsi tertentu, misalnya pemeriksaan perangkat keras (hardware troubleshooting), memeriksa disket yang rusak (bukan rusak fisik), mengatur ulang isi harddisk (partisi, defrag), contoh utility adalah Norton Utility

c. Brainware adalah manusia yang terlibat di dalam mengoperasikan serta mengatur sistem komputer.

6. Sistem Manajemen Basis Data/Database Management System (DBMS) DBMS (Database Management System) adalah data yang saling berhubungan yang dikelompokkan dalam sebuah tabel atau beberapa tabel dan sebuah aplikasi program yang mengatur cara mengakses data tersebut.

Kumpulan dari data tersebut biasanya disebut basis data, yang berisikan informasi yang nyata untuk sebuah perusahaan. Tujuan utama DBMS adalah untuk menyediakan sebuah cara untuk menyimpan dan mengambil

(20)

informasi basis data secara efisien dan nyaman. (Agus Wahyu Widodo, 2017:3)

Fungsi sistem manajemen basis data saat ini yang paling penting adalah menyediakan basis untuk Sistem informasi manajemen. Tujuan utama Sistem manajemen basis data adalah menyediakan lingkungan yang nyaman dan efisien untuk penyimpanan dan pengambilan data dari basisdata. Sistem manajemen basisdata adalah perangkat lunak yang dirancang untuk membantu pengelolaan dan pemakaian koleksi data yang besar. Pemakai berurusan dengan abstraksi tingkat tinggi yang lebih akrab, nyaman dan fleksibel bukan rincian fisik penyinpanan data. Tujuan lain Sistem manajemen basisdata antara lain :

a. Menghindari redudansi dan inkonsistensi data b. Menghindari kesulitan pengaksesan data c. Menghindari isolasi data

d. Menghindari tetjadinya anomali pengaksesan konkruen e. Menghjndari masalah-masalah keamanan.

Pada kebanyakan aplikasi, basisdata di bawah kendali DBMS yang disediakan vendor spesialis DBMS. Saat aplikasi hendak melakukan operasi basisdata, apliksi memberi/mengirim pesan permintaan ke perangkat lunak DBMS. Operasi-operasi dasar yang bisa dilakukan pemakai terhadap basisdata (diasumsikan pada basisdata relasional) hanya empat:

(21)

a. Menambah informasi, pada basisdata relasional dilakukan dalam menambah baris ditabel (dapat dipandang sebagai operasi C - Create).

b. Mengekstrak informasi, pada basisdata relasional dilakukan dengan mengekstrak baris-baris yang berasal dari satu atau beberapa table (dapat dipandang sebagai operasi R - Read).

c. Memodiflkasi data yang tersimpan, pada basisdata relasional dilakukan dengan memodiflkasi satu atau beberapa baris table (dapat dipandang sebagai operasi U -Update).

Menghapus data tertentu, pada basisdata relasional dilakukan dengan menghapus baris tertentu di table (dapat dipandang sebagai operasi D - Delete).

7. Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity relationship diagram (ERD) untuk mendokumentasikan data perusahaan dengan mengidentifikasi jenis entitas (entity) dan hubungannya. ERD merupakan suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem secara abstrak. ERD terbagi atas tiga komponen yaitu :

a. Entitas

Entitas (entity) menunjukkan objek-objek dasar yang terkait didalam sistem. Objek dasar dapat berupa orang, benda atau hal lain yang keterangannya perlu disimpan dalam basis data. Entitas

(22)

digunakan untuk menerapkan integritas pada tingkat Entity (Tabel), agar setiap Instances (Record/Baris) pada suatu Entity bersifat Unique yang disebut sebagai Primary Key sehingga dapat dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya.

Untuk menggambarkan entitas dilakukan dengan mengikuti aturan-aturan sebagai berikut :

1) Entitas dinyatakan dengan simbol persegi panjang 2) Nama entitas berupa kata benda tunggal

3) Nama entitas sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah dipahami dan menyatakan maknanya dengan jelas Entitas digunakan untuk menerapkan integritas pada tingkat Entity (Tabel), agar setiap Instances (Record/Baris) pada suatu Entity bersifat Unique yang disebut sebagai Primary Key sehingga dapat dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya. (Muhammad Noer, 2016: 1)

b. Atribut

Atribut (attribute) merupakan keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah entitas yang perlu disimpan sebagai basis data. Setiap Entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karekteristik dari Entitas tersebut. Penentuan/pemilihan atribut-atribut yang relevan bagi sebuah entitas merupakan hal penting lainnya dalam pembentukan model data. Penetapan atribut bagi sebuah entitas umumnya memang didasarkan pada fakta yang ada. Untuk

(23)

menggambarkan atribut yang dilakukan dengan mengikuti aturan sebagai berikut :

1) Atribut dinyatakan dengan simbol elipps 2) Nama atribut dituliskan dalam simbol elipps 3) Nama atribut berupa kata benda tunggal

4) Nama atribut sedapat mungkin menggunakan nama yang mudah dipahami dan dapat menyatakan maknanya dengan jelas

5) Atribut dihubungkan dengan entitas yang bersesuaian dengan menggunakan garis.

Setiap Entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karekteristik dari Entitas tersebut. Penentuan/pemilihan atribut- atribut yang relevan bagi sebuah entitas merupakan hal penting lainnya dalam pembentukan model data. Penetapan atribut bagi sebuah entitas umumnya memang didasarkan pada fakta yang ada.

`Muhamad Noer (2016 : 2) c. Relasi

Derajat relasi (kardinalitas) relasi menunjukkan maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Kardinalisasi relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalkan A dan B) dapat berupa satu ke satu (one to one), satu ke banyak (one to many), banyak ke satu (many to one) dan banyak ke banyak (many to many).

(24)

Dalam sebuah sistem komponen yang membentuk sistem tersebut saling berhubungan satu sama lainnya begitupun dengan data model, karena data model adalah sebuah sistem. Setiap entity pada data model tidak mungkin bekerja yang secara individual, oleh karena itu masing-masing entity harus saling berhubungan untuk menghasilkan sebuah informasi Menurut Sri Mulyani (2016 : 105 )

8. Normalisasi

Arti normalisasi dalam relational basis data design, adalah proses pengorganisasian data untuk meminimalisasi duplikasi. Normalisasi umumnya melibatkan pembagian basis data ke dalam dua atau lebih tabel dan penentuan relationships antar table-table tersebut. Untuk mengisolasi data sehingga penambahan, penghapusan, dan modifikasi dari suatu field dapat dilakukan hanya pada satu table dan terpropagasi pada sisa basis data melalui bentuk relationships yang telah dilakukan [Webopedia).Normalisasi mengacu pada proses pembuatan struktur relational yang efficient, reliable, flexible, dan tepat untuk menyimpan informasi. (Agus Wahyu Widodo, 2017:93) Proses Normalisasi

Pada dasarnya terdapat dua proses normalisasi sebuah tabel yaitu:

1. Data diuraikan dalam bentuk table, selanjutnya dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu dalam beberapa tingkat.

(25)

2. Apabila table yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu, maka table tersebut perlu dipecah beberapa table yang sederhana sampai memenuhi bentuk table yang optimal. (Agus Wahyu Widodo, 2017:94)

9. PHP

PHP merupakan Bahasa berbentuk script yang ditempatkan di dalam server baru kemudian diproses. Kemudian hasil pemrosesan dikirimkan kepada web browser klien. Bahasa pemrograman ini dirancang khusus untuk membentuk web dinamis. Artinya, pemrograman PHP dapat membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan terkini, misalnya halaman yang menampilkan daftar buku tamu. Halaman tersebut akan selalu mengalami perubahan mengikuti jumlah data tamu yang telah mengisi buku tamu.

PHP dikenal sebagai Bahasa pemrograman web, terutama di lingkungan linux. Tetapi sebenarnya, PHP juga dapat digunakan pada server-server yang berbasis UNIX, Windows NT, Windows 95/98, dan Macintosh. Pada awalnya, PHP dirancang untuk diintegrasikan dengan web server Apache. Namun belakangan, PHP juga dapat bekerja dengan web server seperti PWS (Personal Web Server), IIS (Internet Information Server), dan Xitami. ( Andi, 2014:73)

PHP mepunyai struktur pemrograman yang sangat sederhana. PHP merupakan Bahasa pemrograman web yang dalam penerapannya dapat berdampingan dengan tag-tag HTML dalam sebuah file. ( Andi, 2014:33)

(26)

10. HTML

HTML adalah singkatan dari Hyper Text Markup Language. HTML merupakan bahasa (kode) yang digunakan untuk membuat halaman web.

HTML bukanlah bahasa prosedur seperti C, C++, atau Pascal. HTML lebih kepada bahasa yang menetapkan corak paparan dokumen pada browser.

Pada browser Mozilla Firefox misalnya, Anda bisa meliat kode HTML suatu halaman melalui menu View > Page Source atau dengan menekan kombinasi Ctrl + U dan pilih View Source.

Segala kententuan dalam pemrograman HTML diatur oleh W3C(World Wide Web Consortium). W3C mengidentifikasikan HTML sebagai aplikasi dari SGML ( Standart Generalized Markup Language). SGML adalah bahasa untun mendefinisikan bahasa lain dngan menentukan struktur file dalam bentuk DTD (Document Type Definition), yang merupakan sintaks dari berbagai elemen dan berbagai bahasa yang salah satunya adalah HTML.

Adapun hal yang bisa dilakukan dengan HTML, yaitu:

a. Mengatur tampilan dari halaman web dan isinya.

b. Membuat tabel dalam halaman web.

c. Mempublikasikan halaman web secara online.

d. Membuat form yang bisa digunakan untuk menangani registrasi dan transaksi via web.

(27)

e. Menambahkan objek-objek seperti audio, video, animasi, java applet dalam halaman web.

f. Menampilkan area gambar (canvas) di browser.

(Andi, 2014:3)

11. CSS

CSS merupakan bahasa pemrograman yang khusus menangani tampilan tiap elemen di dalam dokumen HTML. Dengan memanfaatkan CSS, struktur kode HTML kita akan terliat rapi dan terstruktur. CSS dapat mengendalikan ukuran gambar, ukuran huruf warna pada teks, warna garis tabel, warna border, ketebalan border, dan masih banyak lagi. (Andi, 2014:3)

Jika setiap kita mengubah halaman website tersebut kita harus mengubah formatnya satu persatu, maka akan sangat repot. Namun, jika kita menggunakan CSS maka hal di atas bukan lagi sebuah masalah karena dengan CSS kita bisa menyimpan format dan menggunakannya kapan pun dan dimana pun kita inginkan.

Seperti terbantunya kita dengan Formatting and Style dalam membuat dokumen office, maka style sheet juga sangat penting dalam membuat halaman HTML yang dinamis. (Priyanto Hidayatullah, 2014:53)

(28)

12. MySQL

MySQL adalah jenis database server yang sangat populur saat ini.

MySQL termasuk jenis RDBMS ( Relational Database Management System), itulah sebabnya istilah seperti tabel, baris, dan kolom digunakan pada MySQL.

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data yang multithread, multithread, multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dnia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis di bawah lisensi GNU GPL ( General Public License), tetapi mereka juga menjual di bawah lisensi komersial untuk kasus-kasus di mana penggunaanya tidak cocok dengan penggunaan GPL.

Dalam Sistem Manajemen Basis Data Relasional MySQL adalah implementasi dari sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL ( General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarmanya merupakan turunan salah satu konnsep utama dalam basis data yang telah ada sebuah konsep pengoperasian basis data, turutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah. ( Andi, 2014:37)

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL atau yang dikenal dengan DBMS (Database Management System),

(29)

database ini multithread; multi-user. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus yang bersifat khusus.

Kekuatan MySQL tidak ditopang ole sebuah komunitas, seperti Apache, yang dikembangkan oleh komunitas umum, dan hak cipta untuk kode sumber dimiliki oleh pemilik masing-masing, tetapi MySQL didukung penuh oleh sebuah perusahaan profesional dan komersial, yakni MySQL AB dari Swedia.

MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License). Di mana Setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Struktured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.

(30)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil perbandingan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang sebagai berikut :

Tabel 10

Hasil Penelitian Terdahulu Identitas

Peneliti

Aspek

Noor Jenah A03100040 Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Banjarmasin 2014

Muhammad Donny Dwanto A03120100 Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Banjarmasin 2015

Akhmad Nurfikri A03150063 Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Banjarmasin 2018

Judul

Rancang Bangun Rancang Bangun Program Aplikasi Penilaian Persediaan Barang Dagangan Menggunakan

Microsoft visual basic 2012 pada Pondok Sehat Al-Wahida Banjarmasin

Rancang Bangun Program Aplikasi Penilaian Persediaan Barang Dagangan Berbasis Komputer Menggunakan Delphi 2010 pada Apotek Aziel Banjarmasin

Program Aplikasi Persediaan Barang Dagangan Berbasis Komputer

Menggunakan Php 5.6.12 Dengan Rumus Biaya Rata- Rata Pada CV Kalimantanku Banjarmasin

Tempat Penelitia n

Pondok Sehat Al- Wahida Banjarmasin

Apotek Aziel Banjarmasin

CV Kalimtanku Banjarmasin

(31)

Permasa lahan

1. Bagaimana penilaian

persediaan barang dagangan dengan metode rata – rata (average) pada Pondok Sehat Al- Wahida

Banjarmasin?

2. Bagaimana

mengolah rancang bangun program aplikasi penilaian persediaan barang dagangan

menggunakan Visual Basic 2012 pada Pondok Sehat Al-Wahida Banjarmasin?

1. Bagaimana Persediaan

Barang Dagangan Pada Apotek Aziel

Banjarmasin 2. Bagaimana

Rancang Bangun Program Aplikasi peniaian

persediaan barang dagangan

menggunakan Delphi 2010 pada Apotik Azoel Banjarmasin

1. Bagaimana mengetahui dan

menentukan standar akuntansi persediaan yang tepat dengan pencatatan persediaan di CV

Kalimantanku?

2. Bagaimana merancang dan membangun Sistem Informasi Akuntansi persediaan barang untuk mengatasi permasalahan saat terjadinya pendataan barang yang kurang efisien?

Tujuan Penelitia

n

1. Untuk mengetahui bagaimana

penilaian

persediaan barang dagangan

menggunakan metode rata – rata (Perpetual) Pondok Sehat Al- Wahida

Banjarmasin.

2. Untuk mengetahui bagaimana

mengolah rancang bangun program aplikasi penilaian persediaan barang dagangan

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Penilaian Persediaan

Barang Dagangan Pada Apotek Aziel

Banjarmasin 2. Untuk

Menghasilkan Rancang Bangun Program Aplikasi Penilaian

Persediaan

Barang Dagangan Menggunakan Delphi 2010 Pada

1. Untuk

mengetahui dan menentukan standar akuntansi persediaan yang tepat dengan pencatatan persediaan di CV

Kalimantanku 2. Untuk

merancang sistem informasi persediaan barang di CV Kalimantanku agar dapat

(32)

menggunakan Visual basic 2012 pada Pondok Sehat Al-Wahida Banjarmasin.

Apotek Aziel Banjarmasin

mengatasi permasalahan saat terjadinya pendataan barang yang kurang efisien .

Metode Penelitia n

Pengumpulan data dengan metode wawancara,

pengamatan langsung dan dokumentasi.

Kemudian mendesain aplikasi pencatatan persediaan barang dagang

Pengumpulan data dengan metode wawancara,pengama tan langsung dan dokumentasi

kemudian mendesain aplikasi pencatatan persediaan barang dagangan.

Pengumpulan data dengan metode pengamatan langsung dan wawancara langsung, serta dengan

dokumentasi, kemudian mendesain dan merancang program aplikasi persediaan dengan rumus biaya rata- rata metode perpetual

Hasil Penelitia

n

Program Aplikasi Penilaian Persediaan Barang Dagangan dengan metode Rata- rata (Average) Perpetual

menggunakan

Microsoft visual basic 2012 pada Pondok Sehat Al-Wahida Banjarmasin.

Program aplikasi persediaan barang dagangan dengan metode rata-rata (average) perpetual menggunakan Delphi 2010 pada toko apotek aziel Banjarmasin

Program Aplikasi Persedian Barang Dagangan dengan Rumus Biaya Rata- Rata Perpetual pada CV Kalimantanku

Sumber : Noor Jenah (2014), Muhammad Donny Dwanto (2015)

(33)

Berikut penjelasan tentang perbedaan dan persamaan peneletian terdahulu.

Perbedaan antara penelitian yang penulis lakukan dengan hasil penelitian terdahulu pada tahun 2014 oleh Noor Jenah dan pada tahun 2015 oleh Muhammad Donny Dwanto antara lain :

Pada penelitian terdahulu tahun 2014 oleh Noor Jenah memilih Pondok Sehat Al-Wahida Banjarmasin sebagai objek penelitian dan untuk penelitian terdahulu pada tahun 2015 oleh Muhammad Donny Dwanto memilih Apotek Aziel Banjarmasin Sebagai objek penelitian, sedangkan Penulis memilih tempat penelitian pada CV Kalimantanku Banjarmasin dengan penelitian tahun 2018.

Persamaan antara penelitian yang penulis lakukan dengan hasil penelitian terdahulu pada tahun 2014 oleh Noor Jenah dan pada 2015 oleh Muhammad Donny Dwanto antara lain :

 Penulis menggunakan topok persediaan dengan motode rata – rata bergerak.

 Pengumpulan data dengan metode pengamatan langsung wawancara, serta dokume

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan kajian yang telah dilakukan berkaitan dengan pengaruh pengetahuan kewirarusahaan, motivasi berprestasi, dan kemandirian pribadi terhadap

Lebih lanjut melalui Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 62/Permenhut‐II/2007 ditetapkan bahwa kawasan taman nasional sekurang‐kurangnya terdiri dari zona inti, zona rimba

Tombol reset dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan [√] diterima [ ] ditolak Klik gambar pensil Menampilkan data debitur untuk dapat diedit pada bagian yang

Banua Niha Keriso Protestan (BNKP), dalam hal ini pimpinan BNKP periode 2007-2012 dan 2012-2017, atas rekomendasi yang diberikan kepada penulis untuk melanjutkan studi di

Metode ini mengasumsikan barang dalam persediaan yang pertama dibeli akan dijual terlebih dahulu sehingga persediaan akhir yang tertinggal adalah persediaan yang dibeli

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek menyatakan bahwa Merek dagang (trademark) adalah Merek yang digunakan pada barang

Tek- nik analisis data deskriptif kuantitatif dilakukan pada: (1) hasil penilaian validasi dengan skala nilai ahli materi terhadap draf tes keterampilan olahraga woodball

1) Unit pelayanan informasi meteorologi di aerodrome harus memiliki salinan buku pedoman stasiun meteorologi, pedoman peralatan, standar teknis dan praktis, pedoman