• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. informasi sudah merajai diberbagai bidang kehidupan manusia. Hal tersebut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. informasi sudah merajai diberbagai bidang kehidupan manusia. Hal tersebut"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman kian lama kian pesatnya, kecanggihan teknologi dan informasi sudah merajai diberbagai bidang kehidupan manusia. Hal tersebut sangatlah berpengaruh dalam kehidupan manusia mendatang, tidak hanya di Indonesia namun secara global pengaruhnya akan semakin terasa. Pengaruh yang paling menonjol adalah meningkatnya kebutuhan manusia. Dahulu manusia hanyalah ingin memenuhi tiga kebutuhan saja, yaitu sandang, pangan dan papan.

Namun dengan pesatnya perkembangan zaman, kini manusia tidak hanya ingin memenuhi ketiga kebutuhan tersebut melainkan semua kebutuhan yang lain juga ingin mereka penuhi. Seperti halnya untuk kebutuhan yang belum pasti di masa mendatang, manusia sudah terlebih dahulu ingin memenuhinya mulai dari sekarang, sebagai contohnya kebutuhan dihari tua. Manusia sudah menyiapkan dana pensiun untuk kelak dimasa yang akan datang, anak–anak yang belum sekolah sudah disiapkan dananya mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Hal tersebut menjadikan semakin kompleksnya kebutuhan manusia sehingga ingin semua kebutuhan mereka dapat tercukupi.

Untuk memenuhi kebutuhan yang belum pasti dimasa yang akan datang tersebut maka sebagian manusia memerlukan asuransi. Asuransi merupakan salah satuhasil evaluasi peradaban manusia. Kebutuhan manusia yang sangat hakiki salah satunya adalah kebutuhan akan rasa aman. Perlindungan dana terhadap

1

(2)

kemungkinan menderita kerugian. “Asuransi merupakan buah pikiran dan akal budi manusia untuk mencapai suatu keadaan yang dapat memenuhi kebutuhannya, terutama sekali untuk kebutuhan-kebutuhannya yang hakiki sifatnya antara lain rasa aman dan terlindung”.

1

Disadari bahwa asuransi mempunyai beberapa manfaat antara lain;

Pertama, membantu masyarakat dalam rangka mengatasi segala masalah risiko yang dihadapinya. Hal itu akan memberikan ketenangan dan kepercayaan diri yang lebih tinggi kepada yang bersangkutan. Kedua, asuransi merupakan sarana pengumpulan dana yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat dana pembangunan.

Ketiga, sebagai sarana untuk mengatasi risiko-risiko yang dihadapi dalam melaksanakan pembangunan. Selain itu, meskipun banyak metode untuk menangani risiko, asuransi merupakan metode yang paling banyak dipakai. Karena asuransi menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap risiko yang dihadapi perorangan maupun risiko yang dihadapi oleh perusahaan.

2

Karena dipandang begitu pentingnya asuransi bagi sebagian masyarakat maka kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam mengahadapi risiko mendasar seperti risiko kematian, atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai risiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya.

3

1 Sri Rejeki Hartono, 1992, Hukum Asuransi Dan Perusahaan Asuransi, Sinar Grafika, Jakarta, h. 30.

2 M. Suparman Sastrawidjaja dan Endang, 1993, Hukum Asuransi, Alumni, Bandung, h. 116.

3 Herman Darmawi, 2006, Manajemen Asuransi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, h. 1

(3)

Namun problem yang ditakuti manusia adalah kemungkinan kematian yang terjadi terlalu dini. Kematian ini merupakan hal yang pasti, namun masalah waktu atau kapan kematian itu datang adalah suatu hal yang tidak dapat ditentukan oleh manusia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut di atas yaitu dengan mengalihkan atau melimpahkan kepada risiko tersebut ke pihak atau badan usaha lain, yang dimaksud pihak atau badan usaha lain itu ialah suatu lembaga yang menjamin sekiranya timbul suatu peristiwa yang tidak diinginkan, lembaga ini dikenal dengan apa yang disebut asuransi.

Salah satu jenis asuransi yang dikenal sekarang ini adalah asuransi jiwa.

Asuransi jiwa merupakan alat sosial ekonomi, yang merupakan cara dari sekelompok orang untuk dapat bekerja sama meratakan beban kerugian karena kematian sebelum waktunya dari anggota-anggota

kelompok tersebut.

4

Pada asuransi jiwa yang dipertanggungkan ialah yang disebabkan oleh kematian (death).

Kematian tersebut mengakibatkan hilangnya pendapatan seseorang atau suatu keluarga tertentu. Risiko yang mungkin timbul pada asuransi jiwa terutama terletak pada unsur waktu (time), oleh karena sulit untuk mengetahui kapan seseorang meninggal dunia. Untuk memperkecil risiko tersebut, maka sebaiknya diadakan pertanggungan jiwa.

5

Dalam bisnis asuransi, ada beberapa prinsip asuransi yang harus diterapkan baik oleh perusahaan asuransi maupun oleh masyarakat tertanggung.

Setidaknya prinsip dimaksud antara lain adalah prinsip insurable interest,

4Ibid, h. 2

5http://jaringskripsi. wordpress. com/tanggung jawab perusahaan asuransi jiwa terhadap perkembangan nilai investasi nasabah dengan sistem multi link. 2 November 2009.

(4)

prinsiputmost good faith, prinsip indemnity, prinsip proximate cause, dan prinsip kontribusi dan subrogasi.

6

Definisi dari prinsip utmost good faith menyebutkan bahwa si tertanggung harus memberitahukan semua fakta material dengan benar, lengkap, serta sukarela atas obyek pertanggungan, baik diminta maupun tidak diminta. Sebaliknya, perusahaan asuransi pun dituntut harus menunjukkan itikad baiknya kepada si tertanggung. Sangat sering terjadi kesalahpahaman atas penerapan prinsip ini dalam bisnis asuransi. Prinsip utmost good faith seolah-olah hanya menjadi kewajiban si tertanggung, dimana si penanggung tidak perlu menunjukkan itikad baiknya kepada penanggung. Banyak penanggung mengklaim bahwa tertanggung tidak melaksanakan itikad baik sehingga klaim asuransi yang diajukan ditolak oleh perusahaan asuransi. Dalam banyak kasus, sering sekali niat baik tertanggung untuk melakukan sesuatu berkaitan dengan klaim asuransi menjadi bumerang karena ternyata tindakan itu melanggar ketentuan kontrak. Di sisi lain si tertanggung tidak mengetahui bahwa niat baik itu ternyata menjadi tidak baik, yang pada akhirnya menjadi gray area timbulnya konflik dari tuntutan ganti rugi.

Adalah menjadi kewajiban si penanggung untuk menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan kontrak asuransi, termasuk sebelum dimulai kontrak. Apabila si penanggung tidak menjelaskan hak dan kewajiban si tertanggung, maka penanggung telah melanggar prinsip utmost good faith. Karena itu, ia dapat dituntut dan harus bertanggung jawab atas ganti rugi yang diderita tertanggung.

6 Sri Rejeki Hartono, op. cit. h. 96.

(5)

Selain itu, Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dalam Pasal 1 Angka 1 merumuskan bahwa :

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan

Akan tetapi dewasa ini perjanjian atau kontrak antara penanggung dan tertanggung hampir selalu menggunakan perjanjian atau kontrak yang berbentuk baku (polis). Penggunaan perjanjian baku ini dilakukan agar transaksi-transaksi jasa dapat dilakukan secara efisien dan praktis tanpa adanya hambatan sebagai akibat terjadinya ‘tawar-menawar’ sebelum menutup suatu perjanjian. Dalam perjanjian baku, klausula-klausula dalam perjanjian telah ditetapkan secara sepihak oleh penanggung sehingga klausula-klausula tersebut cenderung lebih mengutamakan hak-hak penanggung dibandingkan hak-hak tertanggung dan kewajiban-kewajiban penanggung. Sehingga sekarang ini perjanjian asuransi akan lebih mudah dan sederhana juga tidak akan memerlukan waktu yang lama.

Hal itu menyebabkan perkembangan asuransi jiwa dengan bentuk unit link atau link Assurance. Awal perkembangan produk link assurance dipicu oleh boomingnya reksadana di pasar modal. Produk asuransi jiwa unit link dirancang

dengan mengaitkan (linked) produk asuransi jiwa dengan instrumen investasi.

Tujuannya sebagai produk alternatif yang memberikan keleluasaan bagi para

pemegang polis untuk mengakses secara langsung investasinya. Sebenarnya

produk seperti ini sudah diperkenalkan di Inggris pada tahun 1960-an, sedangkan

(6)

di Amerika serikat mulai dipasarkan tahun 1970-an, dan kemudian berkembang di berbagai negara di dunia seperti Jepang, Hongkong, Taiwan, China, Malaysia, Singapura dan negara lainnya.

Di Indonesia pun kini juga banyak bermunculan produk link assurance dan bisa dikatakan berkembang pesat. Hal itu terbukti dengan meningkatnya penerimaan premi asuransi jiwa unit link dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 sebesar 7,4 % dari total penerimaan premi adalah premi asuransi unit link. Sedangkan investasi yang dipilih sebesar 38%

dari total investasi dalam reksadana.

7

Sehingga asuransi jiwa unit link dapat dikatakan sebagai produk inovatif dan kreatif dalam bisnis asuransi jiwa, karena produk ini memberikan manfaat ganda, sebagai proteksi sekaligus investasi.

Akan tetapi terjadi pro dan kontra terhadap produk asuransi unit linked, sebagaimana sempat dilontarkan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Asuransi Indonesia (YLKAI) “dimana dianggap bahwa produk unit link ini telah melanggar Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, namun prospek asuransi unit linked di Indonesia menunjukkan trend yang cukup baik”.

8

Pro dan kontra yang terjadi karena produk Link Assurance baru masuk ke Indonesia dan pada saat itu Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian belum mengaturnya. Mungkin yang menjadi kendala adalah mengenani pelaksanaan asuransi jiwa unit link tersebut sehingga terjadi pro kontra.

Dengan adanya pro kontra ini maka :

Sehingga Menteri Keuangan mengeluarkan kebijakan bahwa setiap Perusahaan Asuransi Jiwa wajib membentuk subdana untuk setiap strategi investasi. Dalam menjalankan investasinya, tentu tidak bisa sembarangan.

7http://www. kompas. com/Angger P, Asuransi Jiwa Unit Link, 1 Mei 2003.

8 Ketut Surendra, 2004, Asuransi Jiwa Unit Link dalam Konsep dan Penerapannya. PT.

Bayu Indra Grafika, Yogjakarta, h. 12.

(7)

Jenis aset yang dapat dipilih untuk membentuk subdana wajib memenuhi ketentuan Pasal 21 Ayat (2) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK. 06/2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK. 05/2005.

9

Dengan munculnya Surat Keputusan Menteri Keuangan tersebut, kini perusahaan asuransi di Indonesia semakin banyak mengeluarkan produk yang berbasis link assurance. Hal tersebut terbukti dengan adanya data bahwa pada tahun 1998 hanya ada 2 (dua) perusahaan asuransi yang meluncurkan produk unit link yaitu prudential life assurance dan manulife financial. Lima tahun kemudian,

perusahaan asuransi yang menjual produk unit link meningkat menjadi 16 perusahaan dengan jumlah produk sebanyak 53 buah.

Perlindungan hukum bagi nasabah sangat diperlukan karena PT.Prudential Life Assurance harus mengedepankan kepentingan nasabah untuk menjaga nama baik perusahaan agar sesuai dengan moto prudential yaitu “always listening always understanding”.

Dengan berdasar uraian di atas, maka yang ingin didalamnya dan dituangkan dalam sebuah penulisan yang berbentuk penulisan hukum dengan judul: Pelaksanaan Pembayaran Klaim Pada Produk Asuransi Berkaitan (Unit Link Assurance) Antara Asuransi Jiwa, Proteksi Dan Investasi (Studi Pada PT. Prudential Life Assurance Denpasar).

9http://www. sequisreproagency. com/produk unit link. 21Oktober 2009.

(8)

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam suatu penelitian penting untuk dilakukan oleh peneliti, sebab dengan adanya perumusan masalah penelitian dapat difokuskan pada suatu permasalahan pokok untuk mendapatkan gambaran yang terarah serta agar dapat mempermudah dalam membahas suatu permasalahan sehingga sasaran dan tujuan yang diharapkan akan dapat dicapai. Adapun yang dapat dirumuskan sebagai suatu permasalahan pada penelitian ini, yaitu:

1. Cara penentuan besarnya klaim pada produk asuransi berkaitan (unit link assurance) antara asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan investasi pada

PT. Prudential Life Assurance di Denpasar?

2. Apakah yang menjadi hambatan dalam penentuan klaim pada produk asuransi berkaitan bila ditolaknya proses pemulihan polis asuransi secara sepihak dalam asuransi berkaitan (unit link assurance) antara asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan investasi pada PT. Prudential Life Assurance di Denpasar?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Dalam rangka untuk mendapatkan hasil pembahasan yang konkrit,

sistematis, metodologis serta tidak keluar dari permasalahan yang dikemukakan

maka perlu adanya pembahasan yang dibatasi dalam ruang lingkup tertentu yang

terurai dalam bab per bab yaitu dalam pembahasan umum dan pembahasan

khusus.

(9)

Ruang lingkup bahasan pertama yaitu bagaimanakah cara penentuan besarnya klaim pada produk asuransi berkaitan (unit link assurance) antara asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan investasi di PT. Prudential Life Assurance Denpasar. Kedua apakah yang menjadi hambatan dalam penentuan klaim pada produk asuransi berkaitan (unit link assurance) antara asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan investasi di PT. Prudential Life Assurance Denpasar. Bilamana ada hal-hal lain yang terurai dalam pembahasan itu merupakan pelengkap dari pembahasan yang gunanya untuk memperjelas dan penambah dari pembahasan tersebut sehingga akan didapat hasil yang akurat.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

a. Tujuan umum

1. Mengetahui cara penentuan besarnya klaim pada produk asuransi berkaitan (unit link assurance) antara asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan investasi di PT. Prudential Life Assurance Denpasar.

2. Mengetahui hambatan-hambatan dalam penentuan klaim pada produk asuransi berkaitan bila terjadi ditolaknya proses pemulihan polis asuransi secara sepihak dalam asuransi berkaitan (unit link assurance) antara asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan investasi di PT.

Prudential Life Assurance Denpasar.

(10)

b. Tujuan khusus

1. Memahami cara penentuan besarnya klaim pada produk asuransi berkaitan (unit link assurance) antara asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan investasi di PT. Prudential Life Assurance Denpasar.

2. Memahami hambatan-hambatan dalam penentuan klaim pada produk asuransi berkaitan bila terjadi ditolaknya proses pemulihan polis asuransi secara sepihak dalam asuransi berkaitan (unit link assurance) antara asuransi jiwa, asuransi kesehatan dan investasi di PT.

Prudential Life Assurance Denpasar.

1.5 Manfaat Penulisan

Di dalam melakukan penelitian ini, diharapkan ada manfaat yang dapat diambil baik bagi penulis sendiri maupun bagi masyarakat pada umumnya.

Manfaat penelitian ini dibedakan ke dalam dua bentuk, yaitu:

a. Manfaat teoritis

1. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu Hukum Perdata pada umumnya dan Hukum Asuransi pada khususnya, terutama mengenai mekanisme pelaksanaan Link Assurance di PT.

Prudential Life Assurance Denpasar.

2. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan masukan bagi

ilmu pengetahuan khusunya dalam bidang Hukum Asuransi dan

umumnya Hukum Perdata.

(11)

b. Manfaat praktis

1. Untuk mengembangkan pola pikir dan mengetahui kemampuan penulis untuk menerapkan ilmu yang diperoleh.

2. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan informasi dan kepada masyarakat pada umumnya dan semua pihak yang berkepentingan pada khususnya.

1.6 Landasan Teoritis

Landasan teori merupakan landasan berpijak atau dasar untuk mengambil analisa permasalahan yang timbul dalam kaitannya dengan judul skripsi ini.

Sebelum sampai pada jawaban sementara dari penulisan skripsi ini, terlebih dahulu akan disajikan beberapa teori dasar sebagai teori dari penulisan ini. Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Perasuransian pada Pasal 1 Angka 1 merumuskan:

Asuransi atau Pertanggungan adalah perjaniian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Selanjutnya pada Pasal 1 Angka 2 merumuskan:

Obyek Asuransi adalah benda dan jasa, jiwa dan raga, kesehatan manusia,

tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan lainnya yang dapat

hilang, rusak, rugi, dan atau berkurang nilainya.

(12)

Pada Pasal 1 Angka 4 merumuskan:

Perusahaan perasuransian adalah perusahaan asuransi kerugian, perusahaan asuransi jiwa, perusahaan reasuransi, perusahaan pialang asuransi, perusahaan pialang reasuransi, agen asuransi, perusahaan penilai kerugian asuransi dan perusahaan konsultan akturia.

Menurut KUHD Pasal 302 merumuskan bahwa:

Jika seseorang dapat guna keperluan seseorang yang dapat berkepentingan, dipertanggungkan, baik untuk selama hidupnya jiwa itu, baik untuk suatu waktu yang ditetapkan dalam perjanjian.

Menurut Mehr dan Cammack:

Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit exposure dalam jumlah yang memadai untuk agar membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung.

10

Menurut Mark. R. Green, Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi resiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengolahan sejumlah objek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu.

11

Sedangkan menurut H. M. N Purwosutjipto menyatakan:

Asuransi jiwa dapat diartikan sebagai pertanggungan jiwa adalah perjanjian timbal balik antara penutup (pengambil) asuransi dengan penanggung dengan mana penutup asuransi mengikat diri selama jalannya pertanggungan membayar uang premi kepada penanggung, sedangkan penanggung sebagai akibat langsung dari meninggalnya orang yang jiwanya dipertanggungkan atau telah lampaunya suatu jangka waku yang diperjanjikan mengikat diri untuk membayar sejumlah uang tertentu

10 Sri Rejeki Hartono, op. cit. h. 50.

11 Sri Rejeki Hartono, op. cit. h. 51.

(13)

kepada orang yang ditunjuk untuk penutup asuransi sebagai penikmatnya.

12

Dalam Hukum Asuransi menerapkan prinsip-prinsip hukum, prinsip tersebut meliputi:

1. Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan (Insurable Interest) Hak pertanggungan yang timbul dari sebuah hubungan keuangan, yang diakui secara hukum.

2. Prinsip itikad baik (Utmost Good Faith)

Mengungkapkan secara lengkap mengenai sesuatu yang dipertanggungkan, dalam hal ini kedua belah pihak harus jujur menjelaskan mengenai kondisi objek dan luasnya pertanggungan.

3. Prinsip sebab akibat (Proximate Cause)

Adanya kejadian yang mengakibatkan kerugian tanpa adanya intervensi atas kejadian tersebut.

4. Prinsip ganti rugi (Idemnity)

Kompensasi finansial yang disediakan si penanggung untuk mengembalikan penanggung dalam posisi finansial sesaat sebelum sebuah kejadian enverement terjadi.

5. Prinsip subrogasi (Subrogation)

Hak turut dari tertanggung kepada penanggung 6. Prinsip kontribusi (Contribusion)

Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya dalam bentuk kerja sama atau gotong royong.

13

Dalam Hukum Asuransi juga memperoleh manfaat dan fungsinya, berikut merupakan manfaat dan fungsi dari asuransi meliputi:

Fungsi asuransi 1. Transfer resiko

Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan dapat memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko) ke perusahaan asuransi

2. Kumpulan dana

Premi yang diterima kemudian dihimpun kembali oleh perusahaan asuransi sebagai dana untuk membayar resiko asuransi yang terjadi.

12 H. M. N Purwosutjipto, 1992, Pengertian Pokok Hukum Dagang. Djambatan, Jakarta, h. 9.

13www. anneahira. com/hukum asuransi. 5 Juni 2001

(14)

Ditinjau dari beberapa sudut, maka asuransi mempunyai tujuan dan teknik pemecahanyang bermacam-macam, antara lain:

1. Dari segi ekonomi, maka:

Tujuannya mengurangi ketidakpastian dari hasil usaha yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan.

Tekniknya dengan cara mengalihkan resiko pada pihak lain dan pihak lain mengkombinasikan sejumlah resiko yang cukup besar, sehingga dapat diperkirakan dengan lebih tepat besarnya kemungkinan terjadinya kerugian.

2. Dari segi hukum, maka:

Tujuannya memindahkan resiko yang dihadapi oleh suatu objek atau suatu kegiatan bisnis kepada pihak lain.

Tekniknya melalui pembayaran premi oleh tertanggung kepada penanggung dalam kontrak ganti rugi (polis asuransi), maka resiko beralih ke penanggung.

3. Dari segi tata niaga, maka:

Tujuannya membagi semua resiko yang dihadapi kepada semua peserta anggota asuransi.

Tekniknya memindahkan resiko dari individu atau perusahaan ke lembaga keuangan yang bergerak dalam pengelolaan resiko (perusahaan asuransi), yang membagi resiko kepada seluruh peserta asuransi yang ditanganinya.

4. Dari segi kemasyarakatan, maka:

Tujuannya menanggung kerugian secara bersama-sama antar semua peserta program asuransi.

Tekniknya semua anggota kelompok (kelompok asuransi) program memberikan kontribusinya (berupa premi) untuk menyantuni kerugian yang di derita oleh seseorang atau beberapa orang anggotanya.

5. Dari segi sistematis, maka:

Tujuannya meramalkan besar kemungkinan terjadinya resiko dan ramalan itu dipakai dasar untuk membagi resiko kepada semua peserta (sekelompok peserta) program asuransi.

Tekniknya menghitung besarnya kemungkinan berdasarkan teori kemungkinan (Probability Theory), yang dilakukan oleh aktuaris maupun oleh underwriter.

Manfaat asuransi

1. Jaminan perlindungan atas resiko kerugian tidak terduga.

2. Efisiensi dalam dalam pengamanan dan pengawasan terhadap suatu barang atau objek.

3. Biaya premi relatif kecil untuk menghindari suatu potensi resiko yang tidak terduga.

4. Berdampak pada pemerataan biaya dari suatu yang tidak terprediksi

menjadi jumlahnya yang tidak tertentu.

(15)

5. Dalam kaitannya dalam hubungan bisnis, asuransi yang dimiliki oleh pihak tertanggung member kepercayaan kepada pihak ketiga, untuk menjalin hubungan bisnis, misalnya pinjaman uang, kredit, sewa beli, dan sebagainya.

6. Untuk asuransi jiwa, premi bisa dinilai sebagai tabungan karena jumlah yang dibayrakan oleh tertanggung akan dikembalikan oleh perusahaan asuransi dalam jumlah yang lebih besar.

14

1.7 Metode Penelitian

Metode dalam hal ini diartikan sebagai suatu cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan alat-alat tertentu. Sedangkan penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu pengetahuan yakni usaha dimana dilakukan dengan menggunakan metode- metode tertentu.

15

Suatu metode penelitian akan mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

16

Adapun metode dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. 7. 1 Jenis penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan yuridis empiris, karena masalah yang akan diteliti adalah keterikatan antara faktor yuridis terhadap faktor empiris. Pendekatan yuridis dilakukan terhadap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan mekanisme pelaksanaan Link Assurance khususnya dalam bidang hukum asuransi. Karena hukum

dikonsepsikan sebagai norma–norma tertulis yang dibuat dan diundangkan

14www. perfSpot. com/docs/doc. asp?id=84714, 18 Mei 2009

15 Sutrisno Hadi, 1997, Metodologi Riset, UGM press, Yogyakarta, h. 3.

16 Noeng Muhadjir, 1998, Metode Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, h. 3.

(16)

oleh lembaga atau pejabat yang berwenang. Sedangkan pendekatan empiris ditujukan terhadap praktik pelaksanaan link assurance di PT.

Prudential Life Assurance Denpasar. Selain itu, juga berupa studi empiris untuk menentukan teori-teori mengenai proses terjadinya dan mengenai proses bekerjanya hukum dalam masyarakat.

1.7.2 Jenis pendekatan

Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainya, maksudnya yaitu mempertegas hipotesa-hipotesa agar dapat membantu dalam memperkuat teori-teori lama atau baru dalam rangka menyusun teori baru.

17

Pada dasarnya jenis penelitian ini bertujuan agar dapat memberikan gambaran yang jelas dan lengkap dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, mengklarifikasi dan menganalisa data yang diperoleh guna memecahkan masalah yang dihadapi dalam hal ini khususnya mengenai meakanisme pelaksanaan link assurance di PT. Prudential Life Assurance Denpasar.

1.7.3 Data dan sumber data

Dalam penelitian pada umumnya dibedakan antara data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat yang dinamakan data primer (data dasar) dan diperoleh dari bahan-bahan pustaka dinamakan data

17 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, h. 10.

(17)

sekunder. Adapun data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 2 (dua) sumber, yaitu:

1. Data primer

Yaitu data yang berasal dari sumber data utama yang berupa tindakan–tindakan sosial dan perkataan dari pihak–pihak yang terikat dengan masalah yang diteliti.

18

Data primer merupakan data yang berupa keterangan yang berasal dari pihak yang diteliti, yaitu berupa data yang di peroleh di kantor PT.

Prudential Life Assurance Denpasar.

2. Data sekunder

Untuk mendapatkan data sekunder dilakukan penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu pengumpulan berbagai data yang diperoleh dari menelaah literatur, majalah di bidang hukum guna menemukan teori yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas. Mengenai data sekunder ini berdasarkan kekuatan mengikat dari isinya dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu:

a) Bahan hukum primer, yaitu bahan yang isinya mengikat, karena dikeluarkan oleh pemerintah, seperti berbagai peraturan perundang-undangan.

b) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang isinya membahas bahan primer, seperti buku, majalah, dan artikel.

18 Lexy. J. Moelong, 1994, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya Offset, Bandung, h. 54.

(18)

c) Bahan hukum tertier, yaitu bahan-bahan yang bersifat menunjang bahan primer dan sekunder.

19

Berkaitan dengan jenis-jenis data sekunder di atas, maka di dalam penulisan skripsi ini akan menggunakan bahan primer, yaitu Undang-Undang yang berkaitan dengan Perlindungan Konsumen dan bahan sekunder, yaitu buku-buku, majalah, artikel; dan bahan tertier yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia.

1.7.4 Teknik pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah melalui wawancara. Wawancara adalah proses interaksi dan komunikasi serta cara untuk memperoleh informasi dengan bertanya langsung pada narasumber yang akan diwawancarai pada lapangan.

20

Wawancara ini dilakukan dengan para pihak yang ada dalam perusahaan PT. Prudential Life Assurance Denpasar dalam bagian link assurance. Wawancara ini dilakukan dengan teknik tanya jawab dan

diharapkan dapat berlangsung terarah, disamping itu agar tercapai proses tanya jawab yang terbuka dari responden, maka tanya jawab tersebut dikembangkan disekitar pokok permasalahan sehingga relevan dengan permasalahan yang akan dibahas.

19 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001,Penelitian Hukum Empiris. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

20 Ronny Hanitijo, 1988, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, h. 57.

(19)

1.7.5 Teknik pengolahan dan analisis data

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif.

Menurut H. B Soetopo, analisis kualitatif adalah suatu cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis, lisan juga perilaku yang nyata diteliti dan diteliti sebagai sesuatu yang utuh.

21

Analisis data kualitatif sebagai cara penjabaran data berdasarkan hasil temuan lapangan dan studi kepustakaan. Data yang diperoleh tersebut disusun dalam bentuk penyusunan data kemudian dilakukan reduksi atau pengolahan data dan seterusnya diambil kesimpulan, yang dilakukan saling menjalin dengan proses pengumpulan data. Apabila kesimpulan kurang akurat, maka perlu diadakan verifikasi kembali dan peneliti kembali mengumpulkan data di lapangan. Model ini dinamakan dengan istilah Interactive Model Analisis.

Untuk lebih jelasnya maka penulis akan menggambarkan model analisa interactive tersebut sebagai berikut. Dalam penelitian ini, penulis akan mencari, meneliti, dan mengkaji secara mendalam mengenai mekanisme pelaksanaan Link Assurance, kemudian tata cara pengajuan klaim link assurance serta tentang hambatan-hambatan dalam pengajuan klaim link assurance di PT. Prudential Life Assurance Denpasar. Dengan penggunaan data ini, maka akan diperoleh suatu gambaran yang lengkap

21 H. B. Soetopo, 1988, Pengantar Penelitian Kualitatif, UNS Press, Surakarta, h. 34.

(20)

dan menyeluruh terhadap keadaan yang nyata sesuai dengan penelitian yang dilakukan.

Maksudnya data yang telah rampung tadi dipaparkan dengan

disertai analisis sesuai dengan teori yang terdapat pada buku-buku literatur

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, guna mendapatkan

kesimpulan sebagai akhir dari penulisan skripsi ini.

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum pemasangan instalasi plumbing, fixture-fixture dan peralatan lain, Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh barang-barang yang akan dipasang dan atau brosur-brosurya

Nilai Book Value yang tinggi akan menjamin keamanan investasi pada perusahaan, jika harga pasar saham lebih tinggi dari pada nilai Book Value , maka hal ini

Meskipun secara parsial persepsi harga tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian namun penilaian terhadap harga serta kualitas dari suatu

Dalam hal ini yang menjadi kajian peneliti adalah yang berkaitan dengan objek jaminan fidusia yang disita oleh Negara akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan debitur

Dimaksudkan evaluasi disini adalah mengetahui sejauh mana langkah konseling yang telah dilakukan telah mencapai hasilnya. Dapat dilihat pada perkembangan selanjutnya

Pada tugas akhir ini akan dirancang suatu software untuk mendeteksi penyakit kelainan jantung PACs mengunakan RR interval dan algoritma QRS Detection Pan and

Di sisi lain, hasil penelitian yang mengindikasikan dominansi pengaruh power eksternal dibandingkan power profesional terhadap penerapan sistem pengendalian administratif

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah hasil belajar akuntansi yang diajar