• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. PEMBAHASAN. 35 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. PEMBAHASAN. 35 Universitas Kristen Petra"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

35

Universitas Kristen Petra

4. PEMBAHASAN

Penelitian ini melibatkan 100 responden yang diperoleh melalui jawaban kuesioner online dengan format Google Form. Penjaringan data dimulai dari tanggal 25 Oktober 2018 sampai tanggal 15 November 2018.

4.1 Deskripsi Latar Belakang Responden 4.1.1 Usia Responden

Tabel 4.1. Usia Responden

Usia Jumlah %

< 17 Tahun 0 0

> 17 Tahun 100 100

Total 100 100

Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa seluruh responden yang mengisi kuesioner penelitian ini berusia >17 tahun.

4.1.2 Pendidikan Terakhir Responden

Tabel 4.2. Pendidikan Terakhir Responden Pendidikan Jumlah %

Diploma 4 4

SMA/

Sederajat 24 24

Sarjana 68 68

Lain-lain 4 4

Total 100 100

Berdasarkan tabel 4.2. dapat dilihat bahwa mayoritas pendidikan terakhir responden yang berpartisipasi pada penelitian ini adalah Sarjana dengan persentase tertinggi yaitu 68%. Di sisi lain, pendidikan terakhir terendah responden pada penelitian ini adalah dari diploma dan jenis pendidikan lain-lain dengan jumlah 4 orang masing-masing dan tingkat persentase 4%.

4.1.3 Jenis Kelamin

Tabel 4.3. Jenis Kelamin Gender Jumlah %

Pria 52 52

(2)

36

Universitas Kristen Petra

Wanita 48 48

Total 100 100

Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat jenis kelamin dari responden adalah 52 orang pria dan 48 orang wanita. Penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan gender, perbandingan antara pria dan wanita dinyatakan cukup seimbang dengan perbedaan sebesar 4%.

4.1.4 Pekerjaan

Tabel 4.4. Pekerjaan Pekerjaan Jumlah %

Pegawai

Swasta 56 56

Wiraswasta 25 25

PNS 19 19

Total 100 100

Berdasarkan tabel 4.4. dapat dilihat bahwa mayoritas sebanyak 56 responden memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta, sedangkan terendah adalah 19 orang responden dengan pekerjaan sebagai PNS.

4.2 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Dalam melakukan uji reliabilitas, variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian harus konsisten untuk menunjukkan reliabilitas dari penelitian yang dilakukan. Dengan memiliki hasil dari uji reliabilitas, hasil dari penelitian akan sama meskipun penelitian dilakukan dalam waktu, tempat, dan responden yang berbeda- beda. Uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha (a). Suatu variabel dapat dikatakan reliable apabila memiliki nilai Cronbach Alpha > 0.60

Uji validitas dapat dilakukan dengan membandingkan rhitung dengan rtabel. Apabila hasil menunjukkan bahwa rhitung lebih besar dibandingkan dengan rtabel, maka variabel tersebut dikatakan valid. Untuk menghitung rtabel digunakan degree of freedom (df) = N-2 dengan N adalah jumlah sampel yang akan diteliti. 100 responden digunakan dalam penelitian ini sehingga df yang didapat adalah 100-2 = 98, dan alpha = 0,05 sehingga didapat hasil dari rtabel adalah 0,165.

(3)

37

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.5. Validitas dan Reliabilitas

Pernyataan

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach

Alpha Keterangan Secara aktif mencari

informasi terkait dengan website traveloka dalam kaitannya dengan aktivitas booking

hotel

0,628 ,907 Valid dan

Reliabel

Bergabung dengan komunitas tertentu yang berhubungan dengan website

traveloka

0,555 ,910 Valid dan

Reliabel

Melakukan segalanya untuk dapat mengunjungi

website traveloka dalam kaitannya dengan aktivitas booking hotel

0,607 ,908 Valid dan

Reliabel

Secara pribadi berkeinginan untuk

setia (loyal) dalam mengunjungi website traveloka

dalam kaitannya

0,627 ,907 Valid dan

Reliabel

(4)

38

Universitas Kristen Petra

dengan aktivitas booking hotel

Membagikan informasi terkait website traveloka dengan orang lain

0,710 ,906 Valid dan

Reliabel

Ketika konsumen membicarakan

aktivitas hotel booking maka konsumen akan mengingat website

traveloka

0,692 ,906 Valid dan

Reliabel

Adanya image positif terkait suatu

website traveloka dalam benak

konsumen

0,750 ,906 Valid dan

Reliabel

Timbulnya kepuasan akibat menggunakan website traveloka

0,753 ,905 Valid dan

Reliabel

Identifikasi 0,555 ,909 Valid dan

Reliabel

Antusiasme 0,554 ,909 Valid dan

Reliabel

Perhatian 0,531 ,911 Valid dan

Reliabel

Absorbsi 0,544 ,910 Valid dan

Reliabel

(5)

39

Universitas Kristen Petra

Interaksi 0,592 ,908 Valid dan

Reliabel Niatan untuk

melakukan hotel booking dari website

traveloka secara regular

0,617 ,908 Valid dan

Reliabel

Ketika website traveloka produk

baru maka konsumen akan

berniat untuk mencoba

0,497 ,911 Valid dan

Reliabel

Keinginan untuk melakukan booking

hotel dari website traveloka di masa

depan

0,693 ,909 Valid dan

Reliabel

Memberikan bantuan kepada orang lain yang ingin booking hotel

dari website traveloka

0,542 ,909 Valid dan

Reliabel

Bersama-sama dengan orang lain

untuk melakukan hotel booking dari

0,757 ,908 Valid dan

Reliabel

(6)

40

Universitas Kristen Petra

website traveloka

Dari tabel 4.5 bisa dilihat bahwa nilai Corrected Item – Total Correction dan Cronbach alpha pada seluruh variabel dan di setiap indikator menunjukkan bahwa indikator- indikator pada masing-masing variabel adalah valid dan reliabel.

4.3 Deskripsi Variabel Penelitian

4.3.1 Deskripsi Variabel Brand Resonance

Deskripsi variabel berikut ini terdiri dari hasil jawaban kuesioner yang dibagikan kepada 100 responden. Tabel tersebut terdiri dari nilai rata- rata (mean) standar deviasi setiap indikator variabel Brand Resonance.

Tabel 4.6Data Tanggapan Brand Resonance

Pernyataan Mean Std.

Deviation Secara aktif mencari informasi terkait dengan

website traveloka dalam kaitannya dengan aktivitas booking hotel

3,73 0,89

Bergabung dengan komunitas tertentu yang

berhubungan dengan website traveloka 3,93 0,86 Melakukan segalanya untuk dapat

mengunjungi website traveloka dalam

kaitannya dengan aktivitas booking hotel 4,05 0,757 Secara pribadi berkeinginan untuk setia

(loyal) dalam mengunjungi website traveloka dalam kaitannya dengan aktivitas booking

hotel

3,98 0,89

Membagikan informasi terkait website

traveloka dengan orang lain 3,88 0,90 Ketika konsumen membicarakan aktivitas

hotel booking maka konsumen akan

mengingat website traveloka 3,89 0,89

Adanya image positif terkait suatu website

traveloka dalam benak konsumen 3,93 0,86 Timbulnya kepuasan akibat menggunakan

website traveloka 3,88 0,92

(7)

41

Universitas Kristen Petra

Dari tabel 4.16. dapat dilihat bahwa pada variabel Brand Resonance, seluruh responden menyatakan setuju dengan pernyataan yang tertera sebagai indikator- indikator. Nilai mean tertinggi ditunjukkan pada pernyataan “Melakukan segalanya untuk dapat mengunjungi website traveloka dalam kaitannya dengan aktivitas booking hotel” dengan nilai 4,05 dan standar deviasi 0,757. Sedangkan untuk nilai mean terendah sebesar 3,73 adalah pada pernyataan “Secara aktif mencari informasi terkait dengan website traveloka dalam kaitannya dengan aktivitas booking hotel”

yang memiliki standar deviasi 0,89.

4.3.2 Deskripsi Variabel Customer Engagement

Deskripsi variabel berikut ini terdiri dari hasil jawaban kuesioner yang dibagikan kepada 100 responden. Tabel tersebut terdiri dari nilai rata- rata (mean), standar deviasi setiap indikator variabel Customer Engagement.

Tabel 4.7 Data Tanggapan Customer Engagement

Pernyataan Mean Std. Deviation

Saya merasa antusias menggunakan

traveloka untuk booking hotel 4,12 0,62 Saya menyukai website traveloka,

terutama untuk keperluan booking hotel 4,1 0,65 Saya mempelajari dengan teliti fungsi-

fungsi yang disediakan oleh website traveloka untuk keperluan booking

hotel

4,05 0,77

Saya merasa nyaman menggunakan website traveloka untuk keperluan

booking hotel 4,05 0,80

Saya bergabung dengan komunitas online untuk memberikan timbal balik

bagi website traveloka

4 0,73

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa pada variabel customer engagement, seluruh responden menyatakan setuju dengan pernyataan yang tertera sebagai

(8)

42

Universitas Kristen Petra

indikator- indikator. Nilai mean tertinggi ditunjukkan pada pernyataan “Saya merasa antusias menggunakan traveloka untuk booking hotel” dengan nilai 4,12 dan standar deviasi 0,62. Sedangkan untuk nilai mean terendah sebesar 4 adalah pada pernyataan

“Saya bergabung dengan komunitas online untuk memberikan timbal balik bagi website traveloka” yang memiliki standar deviasi 0,73.

4.3.3 Deskripsi Variabel Repurchase Intention

Deskripsi variabel berikut ini terdiri dari hasil jawaban kuesioner yang dibagikan kepada 100 responden. Tabel tersebut terdiri dari nilai rata- rata (mean), standar deviasi setiap indikator variabel repurchase intention.

Tabel 4.8 Data Tanggapan Repurchase Intention

Pernyataan Mean Std.

Deviation Untuk seterusnya saya akan menggunakan

traveloka untuk keperluan booking hotel 4 0,87 Ketika ada fitur baru di website traveloka

maka saya akan mencobanya 4,18 0,71

Saya hanya akan menggunakan traveloka

untuk keperluan booking hotel di masa depan 4,28 0,75 Saya membantu orang lain yang mau

menggunakan traveloka untuk keperluan booking hotel

4,22 0,74

Saya melakukan booking hotel melalui

traveloka bersama orang lain juga 4,06 0,85

Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai mean tertinggi ditunjukkan pada pernyataan “Saya hanya akan menggunakan traveloka untuk keperluan booking hotel di masa depan” dengan nilai 4,28dan standar deviasi 0,75. Sedangkan untuk nilai mean terendah sebesar 4 adalah pada pernyataan “Untuk seterusnya saya akan menggunakan traveloka untuk keperluan booking hotel” yang memiliki standar deviasi 0,87.

4.4 Analisis PLS

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisa data Partial Least Square (PLS). Analisis Partial Least Square (PLS) dalam penelitian ini menggunakan software Smart PLS 3. Dalam PLS terdapat dua langkah pengujian, yaitu pengujian outer model dan inner model.

(9)

43

Universitas Kristen Petra

4.4.1 Outer Model

Outer model merupakan model pengukuran untuk menilai validitas dan reliabilitas model. Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya di ukur (Jogiyanto & Abdilah, 2009). Uji Validitas dalam penelitian ini terdiri dari validitas konvergen dan validitas diskriminan. Uji validitas konvergen dalam PLS dengan indikator reflektif dinilai berdasarkan nilai loading factor (outer loading/skor loading), yaitu korelasi nilai komponen dengan nilai konstruk. Rule of thumb yang digunakan untuk convergent validity adalah nilai loading>0,7 (Ghozali, 2014).

Namun dalam penelitian ini dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup (Jogiyanto & Abdilah, 2009). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa nilai loading factor akan dianggap signifikan jika lebih besar dari 0,6. Jika skor loading <0,6, indikator dapat di hapus dari konstruknya karena indikator tersebut tidak termuat (load) ke konstruk yang mewakilinya

4.4.1.1 Convergent Validity

Validitas Konvergen dapat dilihat berdasarkan nilai skor loading/ faktor loading. Nilai skor loading ditunjukkan pada garis yang berada di path diagram yang menghubungkan antara indikator dengan variabel.

(10)

44

Universitas Kristen Petra

Gambar 4.1 Hasil Uji Validitas Konvergen

Berdasarkan gambar di atas, peneliti melihat semua indikator memiliki nilai loading lebih besar dari 0,6. Sehingga peneliti menyimpulkan bahwa hasil uji kedua memenuhi syarat uji validitas konvergen. Berikut hasil uji validitas konvergen yang disajikan dalam bentuk tabel:

Tabel 4.9 Uji Validitas Konvergen

Variabel Pernyataan Skor

Loading Keterangan

Brand Resonance

Secara aktif mencari informasi terkait dengan website traveloka dalam kaitannya dengan aktivitas booking hotel

0,728 Valid

Bergabung dengan komunitas tertentu yang berhubungan dengan website

traveloka

0,65 Valid

Melakukan segalanya untuk dapat

mengunjungi website traveloka dalam 0,706 Valid

(11)

45

Universitas Kristen Petra

kaitannya dengan aktivitas booking hotel Secara pribadi berkeinginan untuk setia

(loyal) dalam mengunjungi website traveloka dalam kaitannya dengan

aktivitas booking hotel

0,725 Valid

Membagikan informasi terkait website

traveloka dengan orang lain 0,788 Valid Ketika konsumen membicarakan

aktivitas hotel booking maka konsumen akan mengingat website traveloka

0,774 Valid

Adanya image positif terkait suatu website traveloka dalam benak

konsumen

0,817 Valid

Timbulnya kepuasan akibat

menggunakan website traveloka 0,825 Valid

Customer Engagement

Saya merasa antusias menggunakan

traveloka untuk booking hotel 0,739 Valid Saya menyukai website traveloka,

terutama untuk keperluan booking hotel 0,726 Valid Saya mempelajari dengan teliti fungsi-

fungsi yang disediakan oleh website traveloka untuk keperluan booking hotel

0,688 Valid

Saya merasa nyaman menggunakan website traveloka untuk keperluan

booking hotel

0,716 Valid

Saya bergabung dengan komunitas online untuk memberikan timbal balik

bagi website traveloka

0,780 Valid

Repurchase Untuk seterusnya saya akan 0,765 Valid

(12)

46

Universitas Kristen Petra

Intention menggunakan traveloka untuk keperluan booking hotel

Ketika ada fitur baru di website traveloka

maka saya akan mencobanya 0,673 Valid Saya hanya akan menggunakan traveloka

untuk keperluan booking hotel di masa depan

0,809 Valid

Saya membantu orang lain yang mau menggunakan traveloka untuk keperluan

booking hotel

0,717 Valid

Saya melakukan booking hotel melalui

traveloka bersama orang lain juga 0,861 Valid 4.4.1.2 Uji Validitas Diskriminan

Pengujian validitas yang kedua adalah validitas diskriminan. Validitas diskriminan dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika nilai korelasi antara indikator dengan konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara indikator lain dengan konstruk lainnya, maka hal itu menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada bloknya lebih baik daripada ukuran blok lainnya. Jika syarat ini terpenuhi, maka indikator tersebut memenuhi persyaratan yang ada pada validitas diskriminan.

Tabel 4.10 Uji Validitas Diskriminan (Cross Loading)

BR CE RI

X1.1 0.728 0.495 0.403 X1.2 0.650 0.365 0.346 X1.3 0.706 0.384 0.457

(13)

47

Universitas Kristen Petra

X1.4 0.725 0.492 0.378 X1.5 0.788 0.482 0.339 X1.6 0.774 0.469 0.400 X1.7 0.817 0.410 0.397 X1.8 0.825 0.462 0.411 y1.1 0.459 0.739 0.435 y1.2 0.480 0.726 0.370 y1.3 0.335 0.688 0.426 y1.4 0.394 0.716 0.457 y1.5 0.487 0.780 0.494 y2.1 0.470 0.427 0.765 y2.2 0.336 0.462 0.673 y2.3 0.365 0.433 0.809 y2.4 0.416 0.462 0.717 y2.5 0.403 0.505 0.861

Berdasarkan tabel di atas yang menunjukkan hasil cross loading, terlihat bahwa semua indikator memenuhi syarat discriminant validity karena nilai dari indikator variabel tersebut memiliki nilai terbesar dari yang lainnya, sehingga hal ini memenuhi syarat validitas diskriminan. Disamping berdasarkan nilai cross loading, uji validitas diskriminan juga dapat dilakukan dengan Fornell-Larcker Criterion.

Tabel 4.11Uji Validitas Diskriminan (Fornell-Larcker Criterion)

BR CE RI

BR 0.754

CE 0.594 0.731

RI 0.521 0.598 0.768

(14)

48

Universitas Kristen Petra

Tabel Fornell-Larcker Criterion menunjukkan bahwa akar kuadrat AVE yang ditunjukkan dari angka yang dicetak tebal lebih besar dari nilai disampingnya. Hal ini menunjukkan persyaratan diskriminan validity terpenuhi.

Selain pengujian validitas, outer model juga memiliki pengujian reliabilitas.

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pertanyaan dalam kuesioner atau instrumen penelitian. Uji reliabilitas menggunakan dua metode, yaitu composite reliability dan cronbach’s alpha. Rule of thumb nilai alpha atau composite reliability harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat di terima (Hair et al., 2006). Cronbach’s Alpha mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk sedangkan composite reliability mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk (Chin & Gopal, 1995). Namun, composite reliability dinilai lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk (Werts et al., 1974).

Tabel 4.12Uji Reliabilitas Composite

Reliability

Cronbach Alpha AVE

Brand Resonance 0,913 0,890 0.568

Customer

Engagement 0,851 0,782 0.534

Repurchase

Intention 0,877 0,823 0.590

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa semua variabel memiliki nilai composite reliability dan cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan bahwa pada masing-masing variabel penelitian telah memenuhi syarat composite reliability dan cronbach’s alpha. Dan juga dapat dikatakan bahwa variabel-variabel di atas reliabel.

Pengukuran lain yang juga digunakan untuk menguji reliabilitas adalah dengan menggunakan nilai AVE. Tujuannya adalah untuk mengukur tingkat variansi suatu komponen konstruk yang dihimpun dari indikatornya dengan menyesuaikan pada tingkat kesalahan. Nilai AVE minimal yang direkomendasikan adalah 0.5 namun 0.4

(15)

49

Universitas Kristen Petra

dapat diterima karena jika AVE kurang dari 0.5, tetapi composite reliability lebih tinggi dari 0.6, dan validitas konvergen memenuhi syarat (Huang, Chun-Che et al., 2013). Selain itu dapat dilihat juga bahwa berdasarkan nilai AVE, hasil penelitian sudah memenuhi syarat uji validitas konvergen.

4.4.2 Inner Model

Model struktural (inner model) dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R² untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk predictive relevance dan nilai koefisien path atau t-value tiap path untuk uji signifikansi antar konstruk dalam model struktural. Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R2 berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan (Jogiyanto

& Abdillah, 2014).

Hasil analisa bootstrapping menunjukkan bahwa hubungan antara variabel brand resonance dan customer engagement digambarkan dengan model persamaan regresi path CE= 0,594 BR dengan nilai koefisien R12 sebesar 0,353.Nilai R² dari variabel customer engagement 0,353 yang berarti brand resonance berpengaruh sebesar 35,3% terhadap customer engagement. Sedangkan sisanya yang sebesar 64,7

% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti oleh peneliti. Nilai R² 0,353 mengindikasikan bahwa model struktural dinilai baik dalam mengukur variasi nilai dari variabel customer engagement.

Dari hasil analisa bootstrapping juga diperoleh model persamaan regresi path RI= 0,256 BR + 0,447 CE dengan nilai R22 sebesar 0,4. Nilai R² dari variabel repurchase intention sebesar 0,4 yang berarti faktor dari customer engagement dan brand engagement berpengaruh sebesar 40% terhadap repurchase intention, sedangkan sisanya yang sebesar 60 % dari faktor tersebut dijelaskan oleh faktor- faktor lain diluar variabel yang diteliti oleh peneliti. Nilai R² sebesar 0,4 mengindikasikan bahwa model struktural dinilai bai dalam mengukur variasi nilai dari repurchase intention.

Di samping melihat nilai R2, model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q- square predictive relevance untuk model konstruk. Q-square mengukur seberapa baik

(16)

50

Universitas Kristen Petra

nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q-square lebih besar 0 (nol) menunjukkan bahwa model memiliki nilai predictive relevance, sedangkan nilai Q-square kurang dari 0 (nol) menunjukkan bahwa model kurang memiliki predictive relevance (Ghozali,2014). Nilai Q² dapat dihitung dengan menggunakan hasil perhitungan R².

Dari perhitungan nilai R² pada tabel, berikut perhitungan Q-square:

Q² = 1 – (1 – R1²) (1 – R2²) Q² = 1 – (1 – 0,353) (1 – 0,4) Q² = 0,6118

Dari perhitungan diatas, didapat nilai Q² adalah 0,6118 (nilai yang lebih besar dari 0), sehingga menunjukkan bahwa model memiliki predictive relevance.

Pengujian Hipotesis dalam PLS dilakukan dengan melakukan analisis uji-t. Uji-t dilakukan dengan cara membandingkan nilai t-hitung (t-statistic) dan nilai t-table pada tingkat kesalahan (margin of error) sebesar α=5% atau 1,96. Hipotesis dapat diterima jika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-table, atau dengan kata lain apabila t-hitung >1,96. Pada SmartPLS 3.0 M3, uji-t dilakukan dengan melakukan proses bootstrapping sehingga menghasilkan gambar hasil model analisis berikut ini.

(17)

51

Universitas Kristen Petra

Gambar 4.2 Hasil Analisis Bootstrapping

Berdasarkan gambar hasil analisis bootstrapping diatas maka dibuat tabel coefficient path sebagai berikut:

Tabel 4.13 Koefisien Path, Standard Error, dan T-Statistic Original

Sample (O)

T Statistics (|O/STERR|)

P

Values Keterangan

H1 BR -> CE 0.594 8.435 0.000 Hipotesis diterima H2 CE -> RI 0.447 5.316 0.000 Hipotesis

diterima H3 BR -> RI 0.256 2.394 0.017 Hipotesis

diterima

Berdasarkan Tabel 4.13 mengenai pengujian hipotesis dapat dijelaskan bahwa:

1. Variabel brand resonance memiliki pengaruh signifikan terhadap customer engagement karena nilai T-statistik sebesar 8,435yang berarti lebih besar dari T- hitung 1,96. Dengan demikian, hipotesis H1 yang berbunyi “brand resonance berpengaruh signifikan terhadap customer engagement” dapat diterima.

2. Variabel customer engagement memiliki pengaruh signifikan repurchase intention karena nilai T-statistik sebesar 5,316yang berarti lebih besar dari T- hitung 1,96.

Dengan demikian, hipotesis H2 yang berbunyi “customer engagement berpengaruh signifikan terhadap repurchase intention” dapat diterima.

3. Variabel brand resonance memiliki pengaruh signifikan terhadap repurchase intention, karena nilai T-statistik sebesar 2,394yang berarti lebih besar dari T- hitung 1,96. Dengan demikian, hipotesis H3 yang berbunyi “brand resonanceberpengaruh signifikan terhadap repurchase intention” dapat diterima

Selain hasil hipotesis di atas dalam penelitian ini juga diteliti sifat pengaruh dari customer engagement sebagai variabel intervening yang diamati dari nilai pengaruh langsung dan tidak langsung seperti disertakan dalam tabel berikut.

(18)

52

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.14 Pengaruh Tidak Langsung

Pengaruh Jalur Koefisien Pengaruh

Langsung Brand Resonance→

Repurchase Intention 0,594

Tidak Langsung

Brand Resonance → Customer Engagement→

Repurchase Intention

0,447X 0,256 = 0,114

Hasil perhitungan dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengaruh tidak langsung sebesar 0,114 yang berarti lebih kecil dari pengaruh langsung sebesar 0,594.

Hal ini berarti customer engagement sebagai variabel intervening justru memperlemah pengaruh dari brand resonance terhadap repurchase intention.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Pengaruh antara Brand Resonance dan Customer Engagement

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel brand resonance memiliki pengaruh signifikan terhadap customer engagement. Hasil ini sesuai dengan hipotesis H1 yang dibuat dan bersifat menegaskan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zhang et al., (2015). Dilihat dari hasil analisa deskriptif didapati nilai mean tertinggi untuk variabel brand resonance adalah pada indikator dengan pernyataan “Melakukan segalanya untuk dapat mengunjungi website traveloka dalam kaitannya dengan aktivitas booking hotel”, sedangkan berdasarkan nilai skor loading pada outer model didapati bahwa nilai terbesar adalah pada indikator “Timbulnya kepuasan akibat menggunakan website traveloka” yang menunjukkan bahwa indikator ini paling berpengaruh diantara indikator lainnya. Hal ini menunjukkan kuatnya pengaruh brand resonance terhadap pengguna website hingga pengguna bersedia untuk berupaya menggunakan website traveloka untuk keperluan booking hotel dan merasa puas ketika menggunakan website. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa brand resonance mempengaruhi loyalitas dan kepuasan pengguna sehingga menimbulkan customer engagement. Ditinjau dari variabel customer engagement, nilai mean terbesar ditunjukkan dari indikator dengan pernyataan “Saya merasa antusias menggunakan

(19)

53

Universitas Kristen Petra

traveloka untuk booking hotel”. Jadi bentuk dari customer engagement yang terjadi akibat pengaruh brand resonance dari website traveloka dalam penelitian ini adalah timbulnya antusiasme dalam menggunakan website.

4.5.2 Pengaruh antara Customer Engagement dan Repurchase Intention

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel customer engagement memiliki pengaruh signifikan repurchase intention. Hasil ini sesuai dengan hipotesis H2 yang dibuat dan bersifat menegaskan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Roushdy dan Ali, (2017) dan Chan et al., (2014). Dilihat dari hasil analisa deskriptif didapati nilai mean tertinggi untuk variabel customer engagement adalah pada indikator dengan pernyataan “Saya merasa antusias menggunakan traveloka untuk booking hotel”, sedangkan berdasarkan nilai skor loading pada outer model didapati bahwa nilai terbesar adalah pada indikator “Saya bergabung dengan komunitas online untuk memberikan timbal balik bagi website traveloka”. Hal ini menunjukkan bentuk customer engagement yang dialami oleh konsumen yaitu dalam bentuk antusiasme penggunaan website serta tindakan bergabung dengan komunitas online untuk memberikan timbal balik bagi website. Tindakan ini merupakan cerminan dari konsumen yang merasa engaged. Customer engagement ini membuat konsumen semakin terlibat dan lebih memiliki interaksi dengan website traveloka sehingga memicu penggunaan website lebih lanjut untuk keperluan booking hotel di masa depan. Hal ini ditegaskan dengan indikator dari repurchase intention yang menyatakan “Saya hanya akan menggunakan traveloka untuk keperluan booking hotel di masa depan” sebagai indikator dengan nilai mean tertinggi yang artinya responden setuju untuk menggunakan kembali traveloka untuk keperluan booking hotel. Intinya antusiasme dan kegiatan interaksi yang dilakukan pengunjung website dalam komunitas online untuk memberikan timbal balik bagi website traveloka membuat engagement yang dialami lebih erat sehingga menimbulkan repurchase intention.

4.5.3 Pengaruh antara Brand Resonance dan Repurchase Intention

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel brand resonance memiliki pengaruh signifikan terhadap repurchase intention. Hasil ini

(20)

54

Universitas Kristen Petra

sesuai dengan hipotesis H3 yang dibuat dan bersifat menegaskan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Huang et al., (2014), dan Shieh dan Lai, (2017). Dilihat dari hasil analisa deskriptif didapati nilai mean tertinggi untuk variabel brand resonance adalah pada indikator dengan pernyataan “Melakukan segalanya untuk dapat mengunjungi website traveloka dalam kaitannya dengan aktivitas booking hotel”, sedangkan berdasarkan nilai skor loading pada outer model didapati bahwa nilai terbesar adalah pada indikator “Timbulnya kepuasan akibat menggunakan website traveloka” yang menunjukkan bahwa indikator ini paling berpengaruh diantara indikator lainnya. Hal ini menunjukkan kuatnya pengaruh brand resonance terhadap pengguna website hingga mempengaruhi aktivitas pengguna website untuk kegiatan booking hotel. Seperti yang telah dijelaskan oleh Huang et al., (2014), bahwa keberadaan brand resonance menimbulkan ikatan emosional di dalam benak konsumen. Keterikatan ini memicu berbagai aktivitas konsumen yang mengarah pada eksistensi suatu brand, dan dalam penelitian ini aktivitas konsumen mengarah pada tindakan repurchase intention. Tanpa disadari, keterikatan terhadap website traveloka untuk keperluan booking hotel yang ditimbulkan oleh brand resonance akan menimbulkan intention dalam benak konsumen untuk kembali menggunakan website yang sama untuk keperluan yang sama pula. Hal ini ditegaskan dengan indikator dari repurchase intention yang menyatakan “Saya hanya akan menggunakan traveloka untuk keperluan booking hotel di masa depan” sebagai indikator dengan nilai mean tertinggi yang artinya responden setuju untuk menggunakan kembali traveloka untuk keperluan booking hotel. Singkatnya pengaruh dari brand resonance akan mampu menimbulkan repurchase intention bagi para pengguna website.

(21)

55

Universitas Kristen Petra

Gambar

Tabel 4.1. Usia Responden
Tabel 4.5. Validitas dan Reliabilitas
Tabel 4.6Data Tanggapan Brand Resonance
Tabel 4.7 Data Tanggapan Customer Engagement
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pengeluaran atau biaya produksi adalah semua pengorbanan sumberdaya ekonomi dalam satuan uang yang diperlukan untuk menghasilkan sesuatu produk dalam satu

Adapun hasil dari analisis tersebut adalah rancangan sistem distribusi meliputi jumlah salesman yang diperlukan, daerah penyebaran, rute perjalanan salesman, jumlah

Written test tidak dibuat untuk modul MAKER P Level Operator, karena sudah terdapat written test untuk modul training yang terdahulu dan soal dalam written test

Berdasarkan hasil kuisioner (angket) dan wawancara yang telah dilakukan di SMA Negeri 11 Semarang, diungkapkan bahwa dengan adanya kegiatan praktikum di

Merk Garralube yang baru mulai masuk di Indonesia pada tahun 2010 secara varian produk memang hanya memiliki pelumas food grade hidrolik, namun PT Gapura Raya

Dilihat dari nilai rata-rata (mean) tertinggi kepuasan pelanggan dalam indikator “Konsumen bersedia memberikan masukan kepada restoran” dengan pernyataan “Anda

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata – rata (mean) dari variabelTravel Intention adalah 4,178 dengan nilai indikator tertinggi 4,375 yang terdapat pada

Melalui Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa usulan yang dapat diimplementasikan saat ini adalah membuat jadwal pengecekan suhu mesin pelebur plastik, membuat catatan