• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pajak Penghasilan PPh Badan (edisi Revisi UU No.36/2008)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pajak Penghasilan PPh Badan (edisi Revisi UU No.36/2008)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Pajak Penghasilan

PPh Badan (

edisi Revisi UU No.36/2008

)

BAHAN MATA KULIAH : PERPAJAKAN II

Prepared by HETTY DJUHARTIKA 2009

(2)

DASAR HUKUM PPh Badan

Undang Undang

UU No.7/1983 jis. UU No.10/1994 & UU No.36/2008

Pasal 4 : Objek Pajak

Pasal 6 : Biaya yang dapat dikurangkan

Pasal 9 : Biaya yang tidak dapat dikurangkan

Pasal 10 : Penilaian Persediaan

Pasal 11 : Penyusutan

Pasal 17 : Tarif Umum

Pasal 24 : Kredit Pajak LN

Pasal 25 : Angsuran Pajak

Pasal 29 : PPh Akhir Tahun

Peraturan Pemerintah

PP-42 Tahun 2000 : Fiskal Luar Negeri

PP-25 Tahun 2009 : PPh kegiatan usaha berbasis syariah

PP-81 Tahun 2007 : PPh bagi WP DN yang berbentuk Perseroan Terbuka

PP-62 Tahun 2008 : Fasilitas PPh utk penanaman modal di bid.

Usaha tertentu atau daerah tertentu

Keputusan Menteri Keuangan

574/KMK.04/2000 : Non Subjek Pajak

640/KMK.04/1994 : Penghasilan dari Luar Negeri

Keputusan/Surat Edaran Dirjen Pajak

(3)

SUBJEK PAJAK

(Pasal 2 UU.36/2008)

1.

Subjek Pajak Dalam Negeri

Orang Pribadi

Tinggal di Indonesia

Berada di Indonesia > 183 hari

Berniat tinggal di Indonesia

Badan

Didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia

Warisan yg Belum Terbagi

3

(4)

SUBJEK PAJAK

(Pasal 2 UU.36/2008)

Subjek Pajak Luar Negeri

Orang Pribadi

Tidak bertempat tinggal di Indonesia

Berada di Indonesia < 183 hari

Badan

Tidak didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia

Bentuk Usaha Tetap (BUT)

Sebenarnya merupakan bagian dari WP Luar Negeri

Tapi, kewajiban perpajakannya dipersamakan dg WP DN

(5)

BUKAN SUBJEK PAJAK

(Pasal 3 UU.36/2008 jo. 574/KMK.04/2000)

a)

Badan Perwakilan Negara Asing

b)

Organisasi Internasional,

Indonesia menjadi anggota

Tidak menjalankan kegiatan lain

Kerja sama teknik > memberi manfaat kpd Indonesia

c)

Pejabat at a) dan b), syarat:

Bukan WNI

Tidak punya penghasilan lain

Perlakuan timbal balik

5

(6)

OBJEK PAJAK BADAN

(Pasal 4 UU.36/2008)

1.

Penghasilan dari usaha/kegiatan

2.

Penghasilan dari modal

Bunga, dividen, royalti, sewa, keuntungan penjualan harta atau hak yg dipergunakan untuk usaha.

3.

Penghasilan lain-lain

Keuntungan selisih kurs, selisih lebih revaluasi aktiva;

Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran;

Pembebasan utang, hadiah/penghargaan, bantuan/hibah;

Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya; dll.

(7)

BUKAN OBJEK PAJAK (badan)

(Pasal 4 ayat (3) UU.36/2008)

1. Harta/setoran tunai sebagai pengganti saham/penyertaan modal.

2. Dividen/bagian laba dari penyertaan modal bagi WPDN, Koperasi, BUMN/D, syarat:

Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan

Kepemilikan saham minimal 25% dari jumlah modal yang disetor

3. Bunga obligasi yg diterima reksa dana, syarat:

5 tahun pertama sejak pendirian

4. Bagian laba yg diterima persh. Modal ventura, syarat:

Perusahaan kecil/menengah (omzet > Rp 5 jt) atau sektor usaha ditetapkan Menkeu,

Saham tidak diperdagangkan di bursa.

7

(8)

DEDUCTABLE EXPENSE

(PPh Badan)

(Pasal 6 UU.36/2008)

1. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan

Berhubungan langsung dg kegiatan usaha

Biaya atas penghasilan final > undeductable expense

Biaya Entertainment : SE-27/PJ.22/1986 (Daftar Nominatif)

2. Penyusutan/amortisasi

3. Kerugian penjualan/pengalihan harta

4. Kerugian selisih kurs

5. Biaya penelitian dan pengembangan di Indonesia

6. Biaya bea siswa, magang, pelatihan

Memperhatikan kewajaran dan kepentingan perusahaan

7. Piutang yg nyata-nyata tidak dapat ditagih, syarat;

Telah dibiayakan dalam R/L komersial,

Telah diserahkan penagihannya ke PN or BUPLN or perjanjian tertulis (penghapusan) antara kreditur dan debitur,

Telah dipublikasikan dlm penerbitan umum atau khusus (internal asosiasi)

WP harus menyerahkan daftar piutang

8. Kompensasi kerugian (maks 5 tahun)

(9)

UNDEDUCTABLE EXPENSE (PPh Badan) (Pasal 9 UU.36/2008, 466/KMK.04/2000)

1. Pembagian Laba

2. Biaya ut. Kepentingan pribadi pemegang saham

3. Pembentukan/pemupukan dana cadangan, kecuali:

Cadangan piutang tak tertagih : usaha Bank,Badan yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perush pembiayaan konsumen, anjak piutang

Cadangan reklamasi : usaha pertambangan

Cadangan asuransi/bantuan sosial : usaha asuransi dan Jamsostek

Cadangan penjaminan : LPS

Cadangan biaya reboisasi : usaha kehutanan

Cadangan biaya penutupan/pemeliharaan : uasaha pengolahan limbah industri

4. Premi asuransi

5. Pemberian natura dan kenikmatan, kecuali:

Makanan/minuman seluruh karyawan di tempat kerja dan bersama sama,

Pemberian di daerah tertentu (PP 89/1996; SE-19/PJ.32/1999),

Penggantian/imbalan natura yg berkaitan dg pelaksanaan pekerjaan (reimbursment).

Kendaraan & Telepon Seluler : KEP 220/PJ./2002 (50%)

6. Jumlah yg melebihi kewajaran kpd pemegang saham/ hubungan istimewa.

7. Hibah, bantuan, sumbangan, warisan 9

(10)

UNDEDUCTABLE EXPENSE

(Pph Badan)

(Pasal 9 UU.36/2008, 466/KMK.04/2000)

8. Pajak Penghasilan

9. Sanksi administrasi bunga, denda, dan kenaikan di bidang perpajakan.

10. PM yg tidak dapat dikreditkan, karena:

Faktur Pajak cacat

PM atas BKP/JKP yg undeductable

11. Biaya atas penghasilan yang:

Bukan objek pajak;

Dikenakan pajak final;

Dikenakan Norma Perhitungan.

12. Kerugian dari harta atau utang yang tidak untuk m3 penghasilan.

13. PPh yang ditanggung pemberi kerja, kecuali:

PPh psl.26 sepanjang PPh tsb ditambahkan sbg dasar penghitungan untuk pemotongan PPh pasal 26 tersebut.

(11)

Biaya Entertainment

(Pasal 6 (1) huruf a. UU 36/2008; SE-27/PJ.22/1986)

Deductable, bila:

Benar-benar dikeluarkan (formal)

Ada hubungan dengan kegiatan perusahaan (materiil)

Melampirkan Daftar Nominatif dlm SPT:

Nomor Urut

Tanggal entertainment diberikan

Nama dan alamat tempat diberikan

Jenis entertainment yang diberikan

Jumlah (Rp) yang diberikan

Relasi Usaha: Nama, Posisi, Nama Perusahaan, Jenis Usaha

11

(12)

Biaya Selisih Kurs

(Pasal 6, 10 UU 36/2008)

Selisih Kurs karena fluktuasi:

Kurs tetap :

Diakui pada saat terjadi realisasi pembayaran

Kurs tengah BI (kurs sebenarnya akhir tahun):

Diakui pada akhir tahun

Metode (dilakukan taat asas):

Selisih kurs dibukukan dalam akun sementara di neraca:

Dibebankan secara bertahap berdasarkan realisasi pembayaran valas

(13)

METODE PENILAIAN PERSEDIAAN

- METODE FIRST-IN FIRST-OUT(yang pertama masuk yang pertama keluar)

- METODE AVERAGE (Rata-rata) YANG DITERAPKAN SECARA TAAT

AZAS/KONSISTEN

(14)

Biaya Penyusutan

(Pasal 11, 10 UU 36/2008)

Harta berwujud;

Masa manfaat lebih dari 1 th; kecuali tanah

Untuk mendapatkan, ,menagih, dan memelihara penghasilan.

Kendaraan ut karyawan?

Rumah Dinas?

Daerah terpencil?

Mulai penyusutan:

Bulan dilakukan pengeluaran

Bulan selesainya pengerjaan harta

Bulan mulai digunakan (dg Kep Dirjen)

Penyusutan th I : pro-rata

Penjualan harta yg tidak dapat disusutkan:

Untung : sebagai penghasilan (Objek PPh)

Rugi : Tidak dapat dibiayakan

Kelompok Aktiva:

Diatur : 520/KMK.04/2000 (Umum)

(15)

Biaya Penyusutan

(Pasal 11, 10 UU 36/2008)

Metode Penyusutan:

15

Kelompok Harta

Berwujud Masa

Manfaat Garis

Lurus Saldo Menurun I. Non Bangunan:

- Kelompok I - Kelompok II - Kelompok III - Kelompok IV

4 Tahun 8 Tahun 16 Tahun 20 Tahun

12,5%25%

6,25%

5%

50%25%

12,5%

10%

II. Bangunan:

- Permanen

- Tidak Permanen 20 Tahun

10 Tahun 5%

10% -

-

(16)

Biaya Amortisasi

(Pasal 11, 10 UU 36/2008)

Biaya Perpanjangan HGB, HGU dll :

Kelompok Harta

Tak Berwujud Masa

Manfaat Garis

Lurus Saldo Menurun

Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV

4 Tahun 8 Tahun 16 Tahun 20 Tahun

25%

12,5%

6,25%

5%

50%

12,5%25%

10%

(17)

Biaya Amortisasi

(Pasal 11, 10 UU 36/2008)

Biaya Pendirian/Perluasan Modal :

Dapat didebankan sekaligus

Dapat diamortisasi

Biaya Pra-operasi : Diamortisasi

Biaya studi kelayakan

Biaya produksi percobaan

Kecuali: biaya rutin (gaji, listrik, telepon, atk)

Pengeluran Lain dg masa manfaat > 1 th Bid. Migas (metode satua produksi):

Produksi tahun ini / Taksiran deposit minyak mentah(gas bumi) x 100 %

Pengeluaran Hak Penambangan (selain migas),

Produksi tahun ini / Taksiran deposit mineral yg bisa ditambang x 100 %;

maksimum 20%

Hak Pengusahaan Hutan, dll:

Produksi tahun ini / Taksiran deposit dalam konsesi HPH x 100%; maksimum 20%

17

(18)

Biaya Amortisasi

(Pasal 11, 10 UU 36/2008)

Jumlah Produksi < Taksiran Produksi

Sisa yg belum diamortisasi dapat dibebankan seluruhnya

Pengalihan harta/hak:

Penjualan:

Nilai sisa : dibebankan sebagai biaya

Jumlah yg diterima : penghasilan

Sumbangan, hibah, bantuan, warisan:

Nilai sisa : Undeductable

Penerima : bukan penghasilan

(19)

Tarif Pajak

(Pasal 17 UU 36/2008)

WP Orang Pribadi

WP Badan

Tahun 2009 : 28%, bisa diturunkan sampai 25%

Tahun 2010 : 25%

Bagi PT (WPDN) yang minimal 40% sahamnya diperdagangkan di bursa efek dan memenuhi syarat lainnya, tarif 5% lebih

rendah dari tarif tertinggi PPh WP Badan DN

19

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif PPh

• Sampai dengan Rp 50.000.000,00 5 %

• Di atas Rp 50.000.000,00 s.d Rp 250.000.000,00 15 %

• Di atas Rp 250.000.000,00 s.d Rp 500.000.000,00 25 %

• Di atas Rp 500.000.000,00 30 %

(20)

Tarif Pajak

(Pasal 17 UU 36/2008)

Tarif Pajak :

Dapat diubah dg PP

Tarif terendah 25 %

Lapisan Penghasilan Kena Pajak:

Dapat diubah dg Kep. Menkeu

Faktor penyesuai: eq. inflasi

Perhitungan Pajak:

Dibulatkan ke bawah: ribuan

WP Pribadi:

Setahun : 360 hari

Sebulan : 30 hari

(21)

PPh Akhir Tahun (PPh ps.29)

(Pasal 29 UU 36/2008)

Perhitungan:

PPh terutang – PPh yg telah dibayar (Kredit Pajak)

Kredit Pajak:

PPh Pasal 21 : khusus WP Pribadi

PPh Pasal 22 : dipotong pihak III atau : dibayar sendiri

PPh Pasal 23 : dipotong pihak III

PPh Pasal 24 : dibayar sendiri

PPh Pasal 25 : dibayar sendiri (bulanan)

PPh Pasal 26 (5) : dibayar sendiri di LN

BPHTB

Fiskal Luar Negeri

21

(22)

Angsuran Pajak (PPh ps.25)

(Pasal 25 UU 36/2008)

Umum:

PPh tahun lalu xxx

PPh pot-put (ps.21,22,23) (xxx)

PPh Luar Negeri (ps.24) (xxx) -/-

xxx

Banyaknya bulan xx :/:

Angsuran pajak xxx

Bulan Januari dan Pebruari

Sama dengan Desember (th seb)

(23)

Angsuran Pajak (PPh ps.25)

(Pasal 25 UU 36/2008)

Sesuai Surat Ketetapan Pajak

Ada Kompensasi kerugian

PPh setelah kompensasi kerugian

Penghasilan tidak teratur

PPh 25 hanya dari Penghasilan yg teratur

Perubahan Usaha

Peningkatan >150%

- DJP menerbitkan SK penyesuaian

Penurunan > 75%

- WP mengajukan permohonan pengurangan

23

(24)

Angsuran Pajak (PPh ps.25)

(Pasal 25 UU 36/2008)

Pembetulan SPT Tahunan

PPh 25 Dihitung kembali

Berlaku mulai SPT Tahunan (31 Maret)

Kurang bayar : kena bunga 2%

Lebih bayar : diperhitungkan berikutnya

WP Baru

Tarif ps.17 atas PKP sebulan yg disetahunkan : 12

Penghasilan neto : sesuai pembukuan atau Norma Perhitungan

WP Bank, SGU dg Hak Opsi

WP Lama:

= (PPh Triwulan terakhir disetahunkan – PPh ps 24) : 12

WP Baru:

= PPh perkiraan triwulan I disetahunkan : 12

(25)

Angsuran Pajak (PPh ps.25)

(Pasal 25 UU 36/2008)

BUMN/ BUMD

RKAP telah disahkan

= (PPh berdasarkan RKAP – PPh ss 22, 23, 24) : 12

RKAP belum disahkan

= PPh ps.25 bulan terakhir tahun lalu

Setelah RKAP disahkan:

PPh ps.25 dihitung kembali

BUMN/D Baru :

harus menunggu RKAP disahkan

25

(26)

Koreksi Fiskal

Perbedaan:

Akuntansi Komersial vs Akuntansi Fiskal

Solusi:

R/L Akuntansi Komersial xxxx

Koreksi Fiskal xxxx +/-

R/L Fiskal xxxx

Koreksi Fiskal dilakukan:

Penghasilan

Biaya

(27)

Jenis Koreksi Fiskal

1.

Beda Tetap:

27

Akuntansi

Komersial Akuntansi

Fiskal Contoh

Penghasilan vs Bukan

Penghasilan Dividen (>25%) Penghasilan vs Penghasilan -

Final Bunga tabungan, Bunga deposito Biaya:

Deductable vs Undeductable Natura/kenikmatan;

Bantuan/sumbangan Sanksi pajak;

Syarat2 tak terpenuhi:

- Entertainment - PPAP

(28)

Jenis Koreksi Fiskal

2.

Beda Waktu:

Perbedaan metode akuntansi

Contoh:

Metode Penyusutan

Metode Penilaian Persediaan

Penyisihan Piutang tak Tertagih

Rugi/Laba Selisih Kurs

dsb

(29)

29

Referensi

Dokumen terkait

: Daftar Pemotong/Pemungut PPh oleh pihak lain, PPh yang ditanggung Pemerintah, penghasilan neto dan pajak atas penghasilan yang dibayar/dipotong/terutang di

Berdasarkan hasil pengembangan e-learning dan puzzle aljabar serta aplikasi praktisnya dalam proses pembelajaran dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut; (1)

Menjalani profesi sebagai guru selama pelaksanaan PPL, telah memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa untuk menjadi seorang guru tidak hanya cukup dalam hal

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Work Family Conflict Terhadap Stres Kerja Dan

Anggaran tersebut digunakan untuk pengimplementasian PUG dalam siklus pembangunan di tingkat desa/ kelurahan, sosialisasi yang terkait dengan kesetaraan gender,

penghasilan neto sebagai mana yang diatur dalam Undang- Undang No.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh) adalah sebagai berikut. 1) Biaya yang secara langsung

Kesimpulan : Usia dan tingkat pendidikan ibu merupakan faktor risiko kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pleret dan Pajangan

d) Pegawai KKP harus menghindari diri dari tindakan pribadi yang diuntungkan oleh “inside information” atau informasi orang dalam yang diperolehnya dari