• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA DENGAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA DENGAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA DENGAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Syamsul Ma’arif, Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: syamsul.maarif.pwr@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan berpikir kritis dan kreatif siswa, peningkatanprestasi belajar, serta keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis dan kreatif dengan prestasi belajar. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIIF SMP Negeri 18 Purworejo. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, angket, tes, dan dokumentasi.Analisis data yang digunakan adalah rerata dan analisis deskriptif persentase.Dari penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat peningkatan berpikir kritis dan kreatif siswa, terdapat peningkatan prestasi belajar serta terdapat keterkaitan antara berpikir kritis dan kreatif terhadap prestasi.

Kata kunci: berpikir kritis, berpikir kreatif, PBL

PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai tujuan membentuk pribadi yang berilmu, berprestasi, dan berakhlak mulia. Namun dalam kenyataannya, banyak negara yang belum dapat mencapai tujuan pendidikan tersebut, termasuk Indonesia.Hal ini dapat dibuktikan dengan rendahnya prestasi belajar siswa terutama dalam pendidikan matematika.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diketahui prestasi belajar siswa kelas VIIIF SMP Negeri 18 Purworejo tahun pelajaran 2014/2015 masih rendah, hal ini ditunjukan dengan nilai rerata UAS semester ganjil adalah 68 dengan Nilai KKM matematika di sekolah tersebut adalah 75. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini diantaranya lemahnya tingkat berpikir kritis dan kreatif siswa yang dapat dilihat dari siswa yang belum mampu membuat pokok-pokok dari suatu permasalahan, siswa yang belum mampu menggunakan konsep dalam menyelesaikan suatu permasalahan, siswa yang belum mampu mengerjakakan soal yang berbeda dengan latihan, siswa yang belum mampu menerapkan konsep dengan cara-cara yang berbeda.

(2)

Peningkatkan berpikir kritis dan kreatif siswa sangat diperlukan dalam pembelajaran, karena dengan tingkat berpikir kritis dan kreatif siswa yang baik. Siswa akan mampu memahami dan menguasai materi yang diberikan oleh guru sehingga diharapkan pada akhirnya prestasi belajar siswa akan meningkat sesuai dengan nilai KKM yang diharapkan. Model pembelajaran yang tepat akan mampu meningkatkan berpikir kritis dan kreatif siswa serta prestasi belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran PBL. Menurut Nurhadi dalam Nugraheni Cahyaningrum (2010: 16), “PBL adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.” Model ini juga dapat membantu siswa dalam membuat pokok-pokok dari suatu permasalahan, membantu siswa dalam menggunakan konsep dalam menyelesaikan suatu permasalahan, membantu siswa dalam mengerjakakan soal yang berbeda dengan latihan, membantu siswa menerapkan konsep dengan cara-cara yang berbeda-beda. Penggunaan media pembelajaran diperlukan pada pembelajaran PBL, hal ini berguna untuk menarik rasa ingin tahu siswa tentang materi yang diberikan sehingga suasana pembelajaran di kelas tidak akan bersifat monoton.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan berpikir kritis, berpikir kreatif dan prestasi belajar siswa.Selain itu juga untuk mengetahui keterkaitan antara berpikir kritis dan kreatif siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Berpikir kritis adalah salah satu kemampuan berpikir yang dimiliki oleh seseorang yang berguna untuk meningkatkan kemampuan bernalar dalam menghadapi suatu permasalahan. Menurut Ahmad Susanto (2013: 121), “berpikir kritis adalah suatu kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.” Adapun indikator berpikir kritis yang diturunkan dari aktivitas kritis menurut Ennis dalam Harlinda Fatmawati, Mardiyana,Triyanto (2014: 913) ada lima yaitu 1) mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan, 2) mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah, 3) mampu

(3)

memilih argumen logis, relevan, dan akurat, 4) mampu mendeteksi bias berdasarkan sudut pandang yang berbeda, 5) mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai suatu keputusan.

Berpikir kreatif dapat diartikan suatu proses yang dialami seseorang dalam menemukan suatu ide atau gagasan baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Guilford dalam Sintha Sih Dewanti(2013: 241) mengemukakan bahwa “berpikir kreatif adalah kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapatkan perhatian dalam pendidikan formal.” Menurut Guilford dalam Andri Suryana (2013: 26), terdapat lima indikator berpikir kreatif, yaitu: 1) kepekaan (problem sensitivity), 2) kelancaran (fluency) ,3) keluwesan (flexibility), 4) keaslian (originality), 5) elaborasi (elaboration).

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini perlu dikemukakan berapa hasil penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran PBL. Penelitian yang dilakukan Meliyani (2013) menunjukan bahwa penerapan pembelajaran dengan model pembelajaran PBL dapat meningkatakan prestasi prestasi belajar siswa. Niko Deni Firanda Indah Sari (2014) dalam penelitiannya menunjukan bahwa dengan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 18 Purworejo, Kabupaten Purworejo.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini mencakup empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi (Suyadi, 2012: 50). Penelitian dilaksanakan mulai dari Desember 2014 sampai dengan Juli 2015. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIIF SMP Negeri 18 Purworejo tahun pelajaran 2014/2015, yang terdiri dari 18 putra dan 14 putri. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi, angket, tes, dan dokumentasi. Instrumen penelitian yaitu lembar observasi, lembar angket, dan lembar tes.Teknik analisis data yang digunakan adalah rumus rerata, persentase, dan korelasi ganda.

(4)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari tiga pertemuan.Hasil penelitian dan pembahasan pada setiap siklus diperoleh peningkatan pada siklus I dan siklus II.Kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa mengalami peningkatan.

Untuk berpikir kritis siswa belum berani mengemukakan pendapat, siswa belum dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan baik, siswa belum berani menyanggah dan menyempurnakan pendapat temannya, dan siswa belum dapat membuat kesimpulan dalam diskusi kelompok. Pada siklus II mengalami peningkatan siswa mulai berani mengemukakan pendapatnya sendiri , siswa mulai dapat menjawab pertanyaan gurunya dengan baik. Beberapa siswa mulai berani menyanggah dan menyempurnakan pendapat temannya.Pada siklus II ini juga siswa mulai dapat membuat kesimpulan diskusi kelompok. Dari hasil pengukuran berpikir kritis siswa dengan lembar observasi pada siklus I mencapai 64,93% dengan kategori cukup dan meningkat menjadi 78,65 % dengan kategori baik pada siklus II. Untuk tes berpikir kritis siswa siswa belum dapat menentukan letak suatu permasalahan, pada siklus II tes berpikir kritis siswa mengalami peningkatan, siswa mulai dapat menentukan letak permasalahan dari suatu soal. Dari hasil pengukuran berpikir kritis siswa dengan dengan pada siklus I mencapai 75,66% dengan kategori baik dan meningkat menjadi 87,21% dengan kategori sangat baik pada siklus II.

Untuk berpikir kreatif, siswa belum dapat menghasilkan banyak gagasan dalam menyelesaikan dalam suatu permasalahan, siswa belum dapat menerapkan konsep dengan cara yang berbeda-beda, siswa belum yakin atas ide baru yang dimilikinya.

Siswa belum mampu mengembangkan gagasan temannya. Pada siklus II mengalami peningkatan siswa mulai dapat menghasilkan banyak gagasan dalam menyelesaikan dalam suatu permasalahan, siswa mulai dapat menerapkan konsep dengan cara yang berbeda-beda, siswa mulai yakin atas ide baru yang dimilikinya. Siswa mulai dapat mengembangkan gagasan temannya. Dari hasil pengukuran berpikir kreatif siswa dengan angket berpikir kreatif pada siklus I mencapai 67,81% dengan kategori cukup

(5)

dan meningkat menjadi 77,44% dengan kategori baik pada siklus II. Dari hasil penelitian terdapat keterkaitan antara berpikir kritis dan kreatif terhadap prestasi adalah 0,874 dengan kategori sangat kuat pada siklus I dan 0,945 dengan kategori sangat kuat pada siklus II.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan dari penelitian ini yaitu terdapat peningkatan berpikir kritis siswa, berpikir kreatif siswa serta prestasi belajar dengan model pembelajaran PBL.Selain itu dari hasil korelasi diperoleh kategori sangat kuat pada sikus I menjadi sangat kuat pada siklus II yang artinya terdapat keterkaitan berpikir kritis dan kreatif siswa terhadap prestasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

Andi Suryana. 2013. Penerapan Model Pembelajaran paceDalamMeningkatkan kemampuan Berpikir Kreatif Matematis[Online]. Tersedia:

http://math.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/RUANG-1.pdf [16 Desember 1014].

Harlinda Fatmawati , Mardiyana ,Triyanto. Analisis Berpikir Kritis Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Polya Pada Pokok Bahasan Persamaan Kuadrat (Penelitian pada Siswa Kelas X SMK Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Pelajaran

2013/2014) [Online]. Tersedia:

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/s2math/article/view/4830/3352 [16 Desember 2014].

Meliyani.2013 .Penerapan Model Pembelajaran Problem Based LearningUntuk Meningkatkan KemampuanPemecahan Masalah MatematikaSiswa SMK.[Online].

Tersedia: http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate 258711.%20NIM.%20408311032%20COVER.pdf [16 Desember 2014].

Nico Deni Firanda I. S. Model Problem Based Learning (PBL) Dalam Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa kelas III SD Bendiljati Wetan Sumbergempol Tulungagung.[Online]. Tersedia: http://repo.iain- tulungagung.ac.id/216/[ 3 Maret 2015].

Nugraheni Cahyaningrum. 2010. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Penerapan Problem Based Learning Pada Siswa Kelas IXF SMP

(6)

heni_Cahyaningrum.pdf [3 maret 2015].

Shinta Sih Dewanti. 2013. Pengembangan Instrumen Evaluasi Pembelajaran Matematika Untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif. [Online]. Tersedia:

http://math.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/06/RUANG-3.pdf [16 Desember 2014].

Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta : DIVA press.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 12 siswi di SMK N 1 Purwosari Gunung Kidul, di dapatkan hasil bahwa 1 siswi kelas XI yang menggunakan pantyliner dan 2 siswi kelas XI

Untuk kualitas dibidang imtaq Pendidikan Agama Islam dijadikan suatu alternatif untuk mencapai keberhasilan dalam meningkatkan keimanan terhadap Allah Swt,melalui

Analisis Hubungan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Seni Tari.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Sistem informasi konsultasi ini adalah berbasis web, yang memiliki kelebihan bisa diakses kapan saja dan dari mana saja, tanpa terbatas jarak dan waktu, dan

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis berusaha mengkaji dan menganalisa masalah tersebut dengan menulisnya dalam bentuk skripsi yang berjudul: “ANALISIS

Pada penelitian lain yang berkaitan dengan optimasi fungsi keanggotaan fuzzy menggunakan algoritma MPSO, pengujian perlu dilakukan dengan melibatkan jumlah particle

Jika darah kekurangan hemoglobin atau jumlah hemoglobin dalam darah kurang dari jumlah normalnya, maka tubuh akan mengalami anemia.Tujuan dari penelitian ini

Pengaplikasian komunikasi word of mouth oleh berbagai pihak di atas memiliki kecenderungan, tujuan, serta proses pemasaran yang berbeda antara satu dengan yang