BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Gambar 4.1. SV. ACAMAR
Pada penelitian ini saya mengambil kasus tentang PENGARUH KUALITAS INJECTOR PADA SISTEM PEMBAKARAN MESIN INDUK DI KAPAL. Sedikit cerita tentang kapal SV. ACAMAR, kapal ini bermesin 4 tak dan menggunakan system gear box yaitu untuk menyalurkan tenaga atau daya mesin ke salah satu bagian mesin lainnya, sehingga unit tersebut dapat bergerak menghasilkan sebuah pergerakan baik putaran maupun pergeseran, mesin induknya buatan jepang
yaitu OTSUKA SODHS 6 X 26 , kapal ini termasuk tipe SUPPLY VESSEL, jadi seluruh bodinya terbuat dari bahan baja.
Sehingga dengan adanya deskripsi gambaran umum objek penelitian ini pembaca dapat memahami apa yang terjadi pada penulis saat di atas kapal. Dengan data kapal sebagai berikut :
SHIP PARTICULAR 1. KAPAL SUPPLY
1. PEMILIK : PT. SOWOHI KENTITI JAYA 2. NAMA KAPAL : SV. ACAMAR
3. BENDERA : INDONESIA
4. TAHUN PEMBUATAN : 1983
5. BAHAN : BAJA
6. TYPE KAPAL : SUPPLY VESSEL (UTILITY) 7. KLASIFIKASI : B K I
8. CALL SIGN : YDYB
II. UKURAN UTAMA
1. PANJANG SELURUHNYA ( LOA ) : 39.0 METER 2. PANJANG GARIS TEGAK ( LBP ) : 36.20 METER 3. LEBAR DI LUAR GADING ( BM ) : 9.50 METER 4. TINGGI ( DEPTH ) : 3.60 METER 5. SARAT AIR ( DRAFT ) : 3.216 METER 6.GROSS TONAGE : 386.0 T
III. KAPASITAS TANGKI
1. FUEL OIL : 167.990 L
2. LUB OIL : 4.480 L
3. FRESH WATER : 100.00 L 4. DAILY TANK : 4.480 L
IV. MESIN UTAMA
1. MEREK : OTSUKA IRON WORKS
2. TYPE : SODHS 6 X 26 ( 4 TAK )
3. HP : 800 x 2
4. CYLINDER : 6
5. FIRING ORDER : 1-5-3-6-2-4
5. RPM : 420
6. YEAR : 1982
7. SERIES : 6526109
8. JUMLAH MESIN : 2 (DUA)
V. MESIN BANTU
1. MEREK : YANMAR
2. TYPE :6HALHTN
4. JUMLAH MESIN : 3 ( TIGA)
5. RPM : 200
VI. KAPASITAS MUATAN
1. DECK CARGO : 160 T
2. CLEAR DECK SPACE : 22.0 M x 7.5 M
B. HASIL PENELITIAN 1. PENYAJIAN DATA
Injector adalah salah satu komponen utama dalam sistem bahan bakar mesin diesel dan berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar diesel dari injection pump (fuel pump) ke dalam silinder pada setiap akhir langkah kompresi dimana torak (piston) mendekati titik mati atas (TMA). Injector dirancang untuk menerima tekanan bahan bakar dari injection pump yang bertekanan tinggi untuk membentuk kabut yang bertekanan. Proses kerjanya memperlukan tekanan yang tinggi dari pompa tekan bahan bakar (Fuel Injection Pump/ Bosch Pump) dengan tekanan antara 200kg/cm2 sampai 210 kg/cm2. Bahan bakar yang masuk ke nozzel mampu mendorong needle valve keatas yang melawan tekanan nop spring, dimana tekanan nop spring ini diatur oleh adjusting screw sesuai dengan tekanan yang dikehendakinya. Pembukaan jarum dilakukan dengan tekanan bahan bakar, dengan terangkatnya needle valve maka bahan bakar akan keluar melalui atomizer holes dengan terpancar berupa kabut-kabut
yang sangat halus. Untuk mencapai pengabutan bahan bakar menjadi bentuk gas atau uap, diperlukan banyak hal yang mempengaruhi pengabutan tersebut. Namun injector yang tidak mampu menghasilkan pengabutan dengan sempurna akan membuat kerugian yang cukup besar terhadap tenaga mesin dan selanjutnya terhadap kecepatan kapal itu sendiri.
Gambar 4.3. Main Engine SV. ACAMAR
Gambar 4.4. Injector pada main engine
Tabel 4.1. Pemeriksaan No Pengaruh kualitas injector pada
sistem pembakaran mesin induk di kapal
Peran Masinis Check
1 Apa pengaruh kualitas injector pada system pembakaran?
Nozzle √
O-ring √
Pegas √
2 Bagaimana cara mendapatkan kualitas injector yang baik pada system pembakaran?
Perawatan rutin pada mesin induk
√ Mengkalibrasi injector sesuai dengan ketentuan
√
C. ANALISA DATA
Setelah melaksanakan analisa, adapun indikasi-indikasi injector yang berjalan secara tidak normal, antara lain :
1) Mesin sulit di start
Gejala awal saat ada kerusakan pada injektor yakni mesin yang sulit dihidupkan.
Gejala ini muncul saat bensin yang disuplai dari injektor itu kurang dari jumlah idealnya sehingga terjadi campuran yang kurus.
2) Temperatur gas buang jauh lebih tinggi
Gejala berikutnya ialah temperatur gas buang jauh lebih tinggi yang menyebabkan kompresi turun
3) Warna asap gas buang berubah
Asap gas buang berubah menjadi hitam pekat ,dikarenakan pembakaran yang kurang sempurna
Tabel 4.2. Perubahan temperature gas buang
tanggal Keadaan Temperatur
05 Januari 2020 Normal 220 ° C
06 Januari 2020 Normal 220 ° C
07 Januari 2020 Tidak Normal 380 ° C
08 Januari 2020 Tidak Normal 370 ° C
09 Januari 2020 Tidak Normal 370 ° C
Dalam perjalanan dari banyuwangi menuju pagerungan didapati suhu gas buang yang Menaik tinggi yang menyebabkan temperratur menjadi tidak normal.
Adapun data pengamatan Pressure Injector Main Engine selama running hours 1000 sebagai berikut :
Tabel 4.3. Pengamatan selama 1000 jam Injector Cylinder
Main Engine
Running 0 Hours Hasil Pengamatan Running 1000 Hours
1 200 Kg/cm2 170 Kg/cm2
2 200 Kg/cm2 180 Kg/cm2
3 200 Kg/cm2 170 Kg/cm2
4 200 Kg/cm2 170 Kg/cm2
5 200 Kg/cm2 180 Kg/cm2
6 200 Kg/cm2 180 Kg/cm2
Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan metode wawancara dan observasi. Dalam metode observasi, peneliti menganalisa penyebab tidak optimalnya injector pada mesin induk terhadap kualitas pengabutan, antara lain:
a) O-ring
Fungsi utama O-ring ini adalah untuk mencegah terjadinya kebocoran bahan bakar pada injector. Seperti gasket lain pada umumnya, O-ring injector seiring waktu akan menjadi aus dan rusak. Jika O-ring injector sudah rusak, maka penggantian harus langsung dilakukan untuk mencegah kebocoran bensin yang akan memperboros konsumsi bahan bakar
b) Pegas
Pegas penekan jarum tidak bekerja dengan baik. Pegas penekan berfungsi untuk menyetel kerapatan jarum terhadap mulut pengabut. Jika pada pegas yang sudah lemah karena elastisitasnya berkurang, maka penyetelan kerapatan jarum tidak
dapat sempurna atau kurang pas sehingga tekanan bahan bakar yang dikabutkan menjadi tidak maksimal, hal ini disebabkan karena keausan dari pegas yang bekerja terlalu lama sehingga terjadi kelelahan bahan maka dari itu harus diganti dengan spring yang baru.
c. Nozzle (Mulut Pengabut)
Mulut pengabut berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar kedalam ruang bakar. Pada akhir penyemprotan tekanan didesak menurun dan jarum ditekan kembali pada bidang penutup. Pembukaan dan penutupan jarum pengabut dapat diawasi dengan sebuah jarum periksa. Pada cara pengabutan ini pompa bahan bakar mendesak, jika penyemprotan harus dimulai dan pompa berhenti jika penyemprotan harus berakhir.
D. Hasil Wawancara
Berikut adalah wawancara kepada chief engineer antara lain :
Cadet : Chief apa faktor yang menyebabkan injector tidak optimal pada saat pengabutan bahan bakar?
C/E : Banyak faktor yang menyebabkan injector tidak optimal pada saat pengabutan bahan bakar, salah satunya pegas penekan jarum tidak bekerja dengan baik.
Cadet : Kenapa pada bagian pegas bisa seperti itu chief?
C/E : Jika pada pegas yang sudah lemah karena elastisitasnya berkurang, maka penyetelan kerapatan jarum tidak dapat sempurna atau kurang pas sehingga tekanan bahan bakar yang dikabutkan menjadi tidak maksimal.
Cadet : Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut?
C/E : Kita harus mengganti nya dengan spare atau pegas baru.
Cadet : Apa pengaruh terhadap mesin induk jika pegas menjadi elastis?
C/E : Pengaruhnya terhadap mesin induk adalahinjector tidak akan melakukan pengabutan secara optimal
Cadet : Bagaimana cara mengatasi agar injector tetap bekerja optimal chief?
C/E : Lakukan Pemeriksaan dan pengetesan injector sesuai dengan planned maintenance system agar hasil yang dicapai dapat maksimal.
Cadet : Baik chief, terima kasih atas penjelasannya
E. Pembahasan
Pada tanggal 19 Mei 2020 saat kapal SV. ACAMAR berangkat dari Banyuwangi menuju Pagerungan, dalam kondisi mesin normal. Ditengah perjalanan berlayar, mengalami masalah yang terjadi pada Main engine yaitu temperatur gas buang pada Main engine tiba-tiba tinggi, sehingga RPM turun dan kecepatan turun.
Terjadi alarm yang menandakan suhu gas buang naik dan turun sehingga asap gas buang menjadi hitam, kapal tidak mau mencapai kecepatan yang diinginkan dan hanya bisa melaju di bawah critical revolution speed dan mengakibatkan suara mesin berubah. Dalam pembahasan ini, penulis mencoba menjelaskan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pengabutan tidak optimal dalam injector, di antara lain
1) O-ring
O-ring berpengaruh sebagai penyekat atau seal di antara komponen mesin agar
media yang ada di dalam komponen mesin tersebut tidak terjadi kebocoran. Kurangnya perawatan dan pemeriksaan terhadap O-ring dengan cara mengganti yang baru atau spare. Pada saat pemasangan O-ring, yakinkan semua permukaan bersih dari kotoran dan debu. Periksa O-ring dari kotoran, debu, goresan dan cacat lainya yang akan menyebabkan kebocoran.
Gambar 4.5. O-ring
2) Pegas
Pegas berpengaruh sebagai elemen elastis dimana pegas tersebut dapat terdeformasi pada waktu pembebanan dengan menyimpan energi, bila beban dilepaskan pegas akan kembali seperti sebelum terbebani. Kurangnya pemeriksaan dan pergantian pegas, sesuai jam kerja injector. Dan mengganti pegas yang lama dengan yang baru.
Gambar 4.6. Pegas 3) Nozzle (Mulut Pengabut)
Jarum pengabut berfungsi untuk mengatur jumlah bahan bakar yang akan dikabutkan melalui mulut pengabut. Besarnya diameter dari lubang-lubang pengabut dibuat dengan ukuran tertentu. Apabila lubang pengabut terlalu kecil maka akan mudah tertutup dengan kotoran. Sedangkan apabila lubang pengabut terlalu besar maka bentuk kabut tidak akan halus
Gambar 4.7. Mulut pengabut
Jadi penulis menyimpulkan salah satu penyebab terjadinya penyumbatan nozzle injector salah satunya juga terdapat karena buruk nya kualitas bahan bakar yang disebabkan kurang nya perawatan pada filter bahan bakar yang menyebabkan pada saat bahan bakar masuk ke injector terdapat kotoran – kotoran yang berskala kecil yang menyumbat lubang nozzle injector yang menyebabkan kurang sempurnanya pengabutan dalam mesin diesel. Dan disaat pengabutan kurang sempurna akan banyak faktor yang mempengaruhi mesin induk salah satunya :
i. Kurangnya tenaga pada mesin induk tersebut yang disebabkan oleh kotoran kotoran kecil yang berhasil melewati filter bahan bakar dan akhirnya menutupi lubang nozzle tersebut dan berpengaruh pada tenaga mesin itu.
ii. Tercampurnya bahan bakar dan pelumas, yang disebabkan disaat nozzle injector yang mengkabutkan kurang sempurna, terdapat bahan yang akan masuk pada pelumas yang menyebabkan kurang kekentalan pada sistem lumas, dan disaat kekentalan pelumas kurang pada standart mesin, mesin akan lebih cepat panas dan mempengaruhi kinerja mesin induk itu sendiri
F. HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN
1. Apa penyebab injector tidak berfungsi secara maksimal?
a. O-ring patah sehingga merusak saluran oli b. Spring (pegas) kendor atau tekanan melemah c. Lubang pengabut tersumbat atau terlalu lebar
2. Apa pengaruh kualitas injector pada sistem pembakaran mesin induk?
a. Kurang nya tenaga pada mesin induk tersebut
b. Tercampurnya bahan bakar dan pelumas, yang menyebabkan mesin akan lebih cepat panas
BAB V PENUTUP
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan dari pengaruh tidak optimalnya pengabutan bahan bakar terhadap proses pembakaran mesin diesel di kapal dengan harapan dapat memberikan pedoman atau penyelesaian tentang masalah yang sama kepada pembaca, yaitu sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian permasalahan pada bab IV, maka sebagai bagian akhir dari penelitian ini penulis memberikan simpulan yang diambil dari hasil observasi dan analisa data yaitu:
1. Apa penyebab injector tidak berfungsi secara maksimal ? a) O-ring patah sehingga merusak saluran oli
b) Spring (pegas) kendor atau tekanan melemah c) Lubang pengabut tersumbat atau terlalu lebar
2. Apa pengaruh kualitas injector pada sistem pembakaran mesin induk?
a) Kurang nya tenaga pada mesin induk tersebut
b) Tercampurnya bahan bakar dan pelumas, yang menyebabkan mesin akan lebih cepat panas
B. Saran
Berdasar permasalahan yang terjadi dialami penulis terdapat saran yang disampaikan, yaitu :
1) Mengganti O-ring yang lama dengan O-ring yang baru
2) Melakukan pembersihan berkala dengan cara merendam nozzle di dalam wadah yg berisi HSD/MDO lalu menyikatnya dengan sikat kawat hingga bersih
3) Mengganti pegas yang lama dengan spare pegas yang baru.
4) Melakukan pemeriksaan rutin secara berkala
5) Sering melakukan pemeriksaan terhadap filter bahan bakar.