• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUASANA LINGKUNGAN SOSIAL KELAS TERHADAP CAPAIAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 NGABANG TAHUN AJARAN 2018/2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH SUASANA LINGKUNGAN SOSIAL KELAS TERHADAP CAPAIAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 NGABANG TAHUN AJARAN 2018/2019"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGARUH SUASANA LINGKUNGAN SOSIAL KELAS TERHADAP CAPAIAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 NGABANG TAHUN AJARAN 2018/2019 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Bimbingan dan Konseling. Oleh: Resha NIM: 161114064. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGARUH SUASANA LINGKUNGAN SOSIAL KELAS TERHADAP CAPAIAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 NGABANG TAHUN AJARAN 2018/2019 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Bimbingan dan Konseling. Oleh: Resha NIM: 161114064. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. i i.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN MOTTO. Motto Hidupku : “ Filipi 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”.. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Karya ini saya perembahkan kepada: Tuhan Yesus yang memberikan akal dan budi serta semangat di dalam kehidupan saya selama ini, sehingga saya mampu untuk memperoleh gelar sarjana. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menjadi tempat saya untuk berkeluh kesah dan setia dalam mendengarkan segala perkara yang terjadi di dalam kehidupan saya dan senantiasa membantu saya sampai saat ini. Semangat, kesabaran, pengorbanan dan kasih setia yang tidak berkesudahan dari kedua orang tua saya yang sangat saya cintai Bapak Siyus S.Pd M.M dan Ibu Narina Kedua orang tua saya yang selalu mengerti keadaan saya selama proses pembuatan karya ini berlangsung. Kasih sayang, perhatian, dan bimbingan Doa mereka yang tidak berkesudahan.. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. PENGARUH SUASANA LINGKUNGAN SOSIAL KELAS TERHADAP CAPAIAN HASIL PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 NGABANG TAHUN AJARAN 2018/2019 Resha Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2020 Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan seberapa baik suasana lingkungan sosial kelas siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang tahun ajaran 2018/2019; 2) mendeskripsikan seberapa tinggi hasil capaian pendidikan karakter siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang tahun ajaran 2018/2019 yang diukur dengan menggunakan Soal Tes Capaian Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film; 3) mendeskripsikan seberapa besar pengaruh suasana lingkungan sosial kelas terhadap hasil capaian pendidikan karakter siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang tahun ajaran 2018/2019. Jenis penelitian ini adalah analisis regresi sederhana dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 30 orang. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Skala Suasana Lingkungan Sosial Kelas yang berjumlah 28 item dan soal tes hasil capaian pendidikan karakter berbasis film yang berjumlah 88 soal tes objektif berupa piihan berganda. Nilai koefisien reliabilitas instrument menggunakan pendekatan Alpha Cronbach (α) sebesar 0,838 untuk Skala Suasana Lingkungan Sosial Kelas dan 0,933 untuk soal tes hasil capaian pendidikan karakter. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif kategorisasi, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah dan analisis regresi sederhana. Hasil penelitian adalah 1) tingkat suasana lingkungan sosial kelas dipersepsi seluruh siswa sangat tinggi sebesar (100%), tidak ada siswa (0%) dalam kategori tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah; 2) hasil capaian pendidikan karakter siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang masuk ke dalam kategori sedang (97%) 29 orang, tinggi (3%) 1 orang, sangat tinggi, rendah dan sangat rendah sebesar (0%); 3) tidak ada pengaruh yang signifikan antara Suasana Lingkungan Sosial Kelas (X) terhadap Capaian Hasil Pendidikan Karakter (Y) dengan nilai sig=0,260 > 0,05.. Kata kunci: iklim kelas, karakter, pendidikan, karakter, siswa SMP. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. THE INFLUENCE OF CLASSROOM SOCIAL ENVIRONMENT ATMOSPHERE ON THE OF CHARACTER EDUCATION ACHIEVEMENT ON CLASS VIII STUDENTS OF NGABANG 9 PUBLIC MIDDLE SCHOOL, ACADEMIC YEAR 2018/2019 Resha Sanata Dharma University Yogyakarta 2020 The aim of this study was to: 1) describe the atmosphere of the classroom social environment atmosphere on class VIII students of SMP Negeri 9 Ngabang during 2018/2019 academic year; 2) describe the level of the character education achievement on class VIII students of SMP Negeri 9 Ngabang in the 2018/2019 academic year measured using the Test Results of Movie-Based Character Education Achievement; 3) describe the influence of the classroom social environment atmosphere on the results of the character education on class VIII students of SMP Negeri 9 Ngabang during 2018/2019 academic year. The type of this research was simple regression analysis with descriptive approach. The subjects of this study were 30 class VIII students of SMP Negeri 9 Ngabang during 2018/2019 academic year. The data collection used in this study was the Classroom Social Environment Atmosphere Scale with 28 items and the test questions on the of movie-based character education achievement with 88 objective test questions in the form of multiple choices. The instrument reliability coefficient value used the Alpha Cronbach (α) approach of 0.838 for the Classroom Social Environment Atmosphere Scale and 0.933 for the test questions on the character education achievements. The data analysis technique used was descriptive categorization statistics with the following category: very high, high, medium, low, and very low and simple regression analysis. The results of the study were: 1) the level of classroom social environment atmosphere was perceived by all students to be very high at (100%), there were no students (0%) that fall in the high, medium, low, and very low categories; 2) the character education achievement of class VIII students of SMP Negeri 9 Ngabang were 29 (97%) students in the medium category, 1 (3%) students in high category, and none (0%) in very high, low and very low category; 3) there was no significant effect between the Classroom Social Environment (X) on the Character Education Achievement (Y) with a value of sig = 0.260> 0.05. Keywords: classroom atmosphere, character, character education, school student.. ix. junior high.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Baik atas segala kasih dan karuniaNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Pengaruh Tingkat Suasana Lingkungan Sosial Kelas terhadap Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang Tahun Ajaran 2018/2019.” Selama penulisan tugas akhir ini, peneliti menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu, mendukung dan membimbing peneliti. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo,S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma 2. Dr. Yohanes Heri Widodo selaku Ketua. Program Studi. Bimbingan dan. Konseling Universitas Sanata Dharma 3. Prias Hayu Purbaning Tyas M.Pd selaku Wakil Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma 4. Juster Donal Sinaga, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing saya yang telah membantu dan memberikan masukan-masukan yang positif bagi saya, serta tidak lupa juga untuk setiap kata semangat yang sudah diberikan untuk saya. 5. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Dosen yang tidak pernah lupa untuk selalu mengingatkan mahasiswa-mahasiswanya untuk mengejar target kelulusan. 6. Bapak/ Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah membimbing dan memberikan ilmu pengetahuannya kepada saya, serta Mas. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Moko yang senantiasa membantu saya dalam menyelesaikan segala administrasi yang saya perlukan selama perkuliahan ini. 7. Bapak Siyus S.Pd, M.M, Ibu Narina, dan Abelika. Keluarga yang selalu membimbing dan mendoakan yang terbaik untuk pendidikan saya selama perkuliahan ini. 8. Siswa/i SMP Negeri 9 Ngabang terkhusus siswa kelas VIII yang telah bersedia menjadi subjek penelitian saya, para guru, kepala sekolah, dan staf yang ada di sekolah yang ikut berpartisipasi membantu saya dalam pengambilan data penelitian. 9. Fransiskus Yogi yang telah memberikan semangat dan menemani saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 10. Teman-teman seperjuangan saya yang banyak terlibat dalam membantu saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini dengan semangat dan penuh canda tawa. (Clara, Corry, Yansen, Bella, Lidya, Steven, Lika, dan Denis). 11. Teman – teman yang selalu ada dan tidak berhenti menemani saya dalam susah dan senang di kampus ( Wiwis, Natali, Tessa, dan Felly). 12. Teman-teman tim penelitian saya. (Nana, Sr. Tina, Atik, Desita, Chang,. Manda, Stephani, Jupe, Ines, Maria, Devita, Ella, Rades, Yosefina,Boy, Aji). 13. Terimakasih untuk teman-teman USD, teman-teman BK2016, keluarga BK, teman-teman tim penelitian dan terimakasih juga kepada Bapak/Ibu Dosen Prodi BK Universitas Sanata Dharma.. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ...........................................................iii HALAMAN MOTO ......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN..............................................................................v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................... vii ABSTRAK ...................................................................................................... viii ABSTRACT ....................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ......................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL xvii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 4 B. Identifikasi Masalah........................................................................ 5 C. Pembatasan Masalah Dan Fokus Penelitian ................................. 5 D. Rumusan Masalah .......................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6 xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. F.. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6. G. Definisi Operasional Istilah ............................................................ 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 9 A. Hakikat Suasana Lingkungan Sosial Kelas ................................... 9 1. Pengertian Suasana Lingkungan Sosial ....................................... 9 2. Pengertian Suasana Lingkungan Sosial Kelas ............................. 10 3. Jenis-Jenis Suasana Lingkungan Sosial Kelas ........................... 12 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Suasana Lingkungan Sosial Kelas ........................................................... 13 5. Dimensi Dan Indikator Suasana Lingkungan Sosial Kelas ......... 14 6. Karakteristik Suasana Lingkungan Sosial Kelas ........................ 18 7. Cara Menciptakan Suasana Lingkungan Sosial Kelas ................ 19 B. Hakikat Pendidikan Karakter Di Sekolah ................................... 23 1. Pengertian Karakter ................................................................... 23 2. Pengertian Pendidikan Karakter ................................................ 25 3. Tujuan, Fungsi, Dan Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter .......... 27 4. Nilai-Nilai Karakter yang Ditanamkan Dalam Pendidikan Di Sekolah .............................................................. 30 5. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter Di SMP ................. 30 C. Hakikat Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) ..................... 31 1. Pengertian Siswa Sekolah Menengah Pertama .......................... 31 2. Karakteristik Remaja ................................................................. 32 xiv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Tugas Perkembangan Remaja .................................................... 34 4. Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Siswa SMP .................... 35 D. Kajian Penelitian Yang Relevam .................................................. 36 E. Kerangka Berpikir ........................................................................ 36 F. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 38 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 39 A. Jenis Penelitian .............................................................................. 40 B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 40 C. Subjek Penelitian ........................................................................... 40 D. Variabel Penelitian ......................................................................... 41 E. Teknik dan Instumen Pendumpul Data ........................................ 42 1. Teknik Pengumpul Data ............................................................. 42 2. Instrument Pengumpul Data ....................................................... 43 F. Validitas dan Reliabilitas Instrument ........................................... 49 1. Validitas Instrumen .................................................................... 48 2. Reliabilitas Instrumen ................................................................ 53 G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 55 1. Analisis Deskriptif .................................................................... 56 2. Analissi Regresi Linear Sederhana .............................................. 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 64 A. Hasil Penelitian .............................................................................. 64 1. Suasana Lingkungan Sosial Kelas Siswa Kelas VIII xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SMP Negeri 9 Ngabang Tahun Ajaran 2018/2019 ..................... 64 2. Hasil Capaian Pendidikan Karakter Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang Tahun Ajaran 2018/2019 ..................... 65 3. Pengaruh Suasana Lingkungan Sosial Kelas Terhadap Hasil Capaian Pendidikan Karakter Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang Tahun Ajaran 2018/2019 ................ 67 B. Pembahasan ................................................................................... 71 1. Hasil Suasana Lingkungan Sosial Kelas Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang Tahun Ajaran 2018/2019 ............................................................ 71 2. Hasil Capaian Pendidikan Karakter Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang Tahun Ajaran 2018/2019 ........................................................... 72 3. Pengaruh Suasana Lingkungan Sosial Kelas Terhadap Capaian Hasil Pendidikan Karakter Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang Tahun Ajaran 2018/2019 ..... 73 BAB V PENUTUP............................................................................................ 77 A. Simpulan ........................................................................................ 77 B. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 77 C. Saran ............................................................................................... 78 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80 LAMPIRAN .................................................................................................. 84 xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Jumlah Subjek Penelitian……………………………………………… 41 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Skala Suasana Lingkungan Sosial Kelas……………………. 44. Tabel 3.3 Konstruk Soal Tes Asesmen Hasil Capaian Pendidikan Karakter …… 47 Tabel 3.4 Tabel Kategorisasi Koefisien Reliabilitas …………………………….. 54 Tabel 3.5 Reliabilitas Kuesioner Skala Suasana Lingkungan Sosial Kelas ……... 54. Tabel 3.6 Reliabilitas Tes Asesmen Hasil Capaian Pendidikan Karakter ………. 55 Tabel 3.7 Norma Kategorisasi ………………………………………………….. 57 Tabel 3.8 Norma Kategorisasi Suasana Lingkungan Sosial Kelas ………………. 59 Tabel 3.9 Norma Kategorisasi Hasil Capaian Pendidikan Karakter ……………. 59. Tabel3.10 Uji Normalitas Shapiro-Wilk ………………………………………… 61 Tabel 3.11 Uji Linearitas ………………………………………………………… 62 Tabel 4.1 Kategorisasi Hasil Suasana Lingkungan Sosial Kelas ………………… 64 Tabel 4.2 Kategorisasi Hasil Capaian Pendidikan Karakter …………………….. 65 Tabel 4.3 Hasil Coeffisien Suasana Lingkungan Sosial Kelas Terhadap Capaian Hasil Pendidikan Karakter ……… 67 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Regresi Linear Sederhana ………………………….. 70. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir …………………………………………….. 38 Gambar 2.2 Hipotesis Penelitian ………………………………………………… 39 Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi Suasana Lingkungan Sosial Kelas …………. 65 Gambar 4.2 Diagram Kategorisasi hasil Capain Pendidikan Karakter ………….. 66 Gambar 4.3 Histogram Pengaruh Suasana Lingkungan Sosial Kelas terhadap Hasil Capaian Pendidikan Karakter siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang tahun ajaran 2018/2019 ……………… 69 Gambar 4.4 Normal P.P Plot Regression Standardized Residual ………………… 69. xviii.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Tabulasi Data Skala Suasana Lingkungan Sosial Kelas…………….. 85. Lampiran 2 Tabulasi Data Hasil Capaian Pendidikan Karakter ………………… 86 Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Kuesioner menggunkan uji Pearson……………. 87. Lampiran 4 Surat Izin Tugas Penelitian …………………………………………. 88. Lampiran 5 Surat Pernyataan Kesediaan Mitra …………………………………. 89. Lampiran 6 Surat Keterangan …………………………………………………... 90. Lampiran 7 Bukti Presensi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang…………. 91. Lampiran 8 Contoh Soal Tes Hasil Capaian Pendidikan Karakter Berbasis Film. 92. Lampiran 9 Contoh Lembar Jawaban Tes Pendidikan Karakter ………………... 93. Lampiran 10 Kuesioner Suasana Lingkungan Sosial Kelas ……………………. 94 Lampiran 11 Dokumentasi ………………………………………………………. 98. xix.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatas masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi istilah. Paparam bersifat singkat, ringkas dan padat.. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik,. pengendalian diri, berakhlak mulia,. kecerdasan,dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003). Pendidikan karakter merupakan proses atau sebuah usaha manusia melalui pengajaran atau pembelajaran untuk membentuk sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan individu yang satu dengan yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008). Jadi, pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting untuk mengembangkan sikap-sikap atau nilainilai positif peserta didik untuk membentuk dan membangun karakter bangsa. Pendidikan karakter bukanlah hal baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Hal tersebut muncul dengan adanya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 yang mengatakan: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang 1.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,. mandiri,. dan. menjadi. warga. negara. yang. demokratis. serta. bertanggungjawab”. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus diselenggarakan secara sistematis agar mencapai fungsi dan tujuan yang diharapkan yaitu. mengembangkan kemampuan dan. membentuk. karakter. bangsa. dan. mengembangkan potensi peserta didik. Menurut Prihantoro (2019) lingkungan punya pengaruh sangat besar dalam pembentukan karakter. Di sekolah pembentukan karakter menjadi lebih luas. Siswa dilatih untuk belajar mandiri, berinteraksi, dan bersosialisasi. Dalam hal ini peran pendidik dan tenaga pendidik sangat dibutuhkan. Sekolah bukan hanya tempat mencetak siswa yang unggul dan berprestasi atau sekadar tempat transfer pengetahuan. Sekolah harus juga berperan untuk pembelajaran yang berorientasi pada nilai-nilai moral. Pembelajaran untuk siap terjun ke lingkungan masyarakat yang beragam. Ada banyak faktor yang menentukan tercapainya hasil pendidikan karakter siswa, salah satunya ialah faktor dari luar lingkup siswa itu sendiri. Seperti dilihat dari lingkungan sekolahnya maupun dari dalam lingkungan kelas. Lingkungan kelas menjadi salah satu faktor utama yang dapat menjadi poin dasar terbentuknya karakter.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. siswa. Di dalam lingkungan kelas terdapat berbagai situasi maupun susasana sosial yang mendukung bahkan yang tidak mendukung tercapainya pendidikan karakter. Penelitian Wildan (2016) menunjukkan bahwa adanya pengaruh dari lingkungan sekolah terhadap pembentukan karakter siswa dengan hasil signifikansi sebesar 0,433 pada kategori sedang dengan interprettasi korelasi 0,40-0,59. Dengan demikian, maka hasil penelitian ini menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara lingkungan sekolah terhadap pembentukan karakter siswa. . Seringkali ada hambatan atau kesulitan yang dijumpai dalam pencapaiannya menuju pembentukan karakter, khususnya di sekolah. Jika melihat lebih dalam, tercapainya pendidikan karakter di sekolah tidak hanya tergantung pada sistem guru yang memberi poin, tetapi bisa dilihat dari lingkungan sosial siswa di kelas. Lingkungan belajar di kelas menjadi hal. yang sangat penting untuk membantu. tercapainya pendidikan karakter pada siswa, jika dari dalam lingkungan kelas saja tidak mendukung untuk tercapainya pendidikan karakter, lalu bagaimana pendidikan karakter bisa diimplementasikan di seluruh sekolah? Hasil wawancara dengan guru BK di SMP Negeri 9 Ngabang, memaparkan bahwa pada dasarnya pendidikan karakter sudah dilaksanakan sebagaimana mestinya dan sudah menjadi tugas dan tanggung jawab guru untuk menerapkan pendidikan karakter di sekolah, hambatannya yakni pendidikan karakter di sekolah tersebut belum sepenuhnya diamalkan dan diikuti dengan baik oleh para siswa, masih ditemukan siswa-siswa yang berperilaku kurang baik di dalam kelas maupun di sekolah. Data hasil wawancara tersebut belum sepenuhnya memuat informasi yang.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. cukup dalam perihal latar belakang SMP Negeri 9 Ngabang dalam menerapkan pendidikan karakter. Lalu bagaimana selama ini guru-guru melaksanakan pendidikan karakter di sekolah? Apakah ada penilaian yang sudah adil dan menyeluruh? Apakah pelaksanaan pendidikan karakter sudah berhasil dilakukan oleh guru-guru? Apakah lingkungan sosial kelas juga berpengaruh terhadap hasil capaian pendidikan karakter di sekolah? Berdasarkan kebutuhan di atas, peneliti sebagai mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma pada kesempatan ini tertarik untuk meneliti mengenai seberapa besar pengaruh suasana lingkungan kelas terhadap tercapainya hasil pendidikan karakter di sekolah. Maka peneliti mengangkat judul “Pengaruh. Tingkat Suasana Lingkungan Sosial Kelas Terhadap Capaian Hasil. Pendidikan Karakter Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang Tahun Ajaran 2018/2019”. B. Identifikasi Masalah Berangkat dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut: 1. Pendidikan karakter yang diterapkan di SMP Negeri 9 Ngabang belum sepenuhnya tercapai. 2. Pendidikan karakter tersebut tidak sepenuhnya diamalkan dan diikuti dengan baik oleh para siswa..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 3. Masih ditemukannya siswa yang berperilaku kurang dan tidak mendukung di lingkugan kelas maupun di lingkungan sekolah. 4. Lingkungan kelas yang kurang mendukung seperti tidakt terjalin komunikasi yang baik antar sesama siswa menjadi salah satu hal dasar tidak tercapainya pendidikan karakter. C. Pembatasan Masalah dan Fokus Penelitian Dalam penelitian ini, mengingat adanya keterbatasan penelitian maka fokus kajian diarahkan pada poin 3 dan 4 yang teridentifikasi dan berkaitann dengan lingkugan sosial kelas terhadap pencapaian hasil pendidikan karakter siswa VIII SMP Negeri 9 Ngabang. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian ini, pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Seberapa baik suasana lingkungan sosial kelas siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang tahun ajaran 2018/2019? 2. Sebarapa tinggi hasil pendidikan karakter siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang tahun ajaran 2018/2019? 3. Seberapa tinggi pengaruh suasana lingkungan sosial kelas terhadap hasil pendidikan karakter pada siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang tahun ajaran 2018/2019?.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui seberapa baik suasana lingkungan kelas siswa VIII SMP Negeri 9 Ngabang tahun ajaran 2018/2019. 2. Untuk mengetahui tinggi capaian hasil pendidikan karakter siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang tahun ajaran 2018/2019. 3. Untuk mengetahui pengaruh suasana lingkungan kelas terhadap pencapaian pendidikan karakter siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang tahun ajaran 2018/2019. F. Manfaat penelitian Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap muncul beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi bidang ilmu pendidikan untuk memperluas pemahaman mengenai berbagai pengaruh yang dapat memicu untuk mendukung pelaksanaan pendidikan karakter terkhsusnya di lingkungan kelas. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pemerintah Penelitian ini memberikan sumbangan dalam mengukur hasil pendidikan karakter dan memetakan upaya perbaikan atau.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. optimalisasi pelaksanaan pendidikan karakter di SMP pada skala nasional di Indonesia. b. Bagi Sekolah dan guru Penelitian ini memberikan sumbangan yang baik dalam penilaian pendidikan karakter. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tolak ukur yang dapat digunakan sekolah untuk mengevaluasi program pendidikan karakter maupun menjadi manfaat bagi guru-guru disekolah untuk lebih mendalami dan lebih mengutamakan lingkungan kelas sebagai salah satu kunci kesuksesan pendidikan karakter. c. Bagi Peserta didik Penelitian ini dapat meningkatkan karakter peserta didik untuk mampu mengaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari. d. Bagi Peneliti Peneliti dapat memahami bahwa adanya pengaruh yang dapat membuat tercapai atau tidaknya pendidikan karakter disekolah dengan melihat suasana lingkunga kelas. e. Bagi peneliti lain Prosedur penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain sebagai refrensi dalam mengembangkan penelitian dengan model pendidikan karakter di sekolah.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. G. Definisi Operasional Istilah 1. Suasana Lingkungan Sosial Kelas Lingkungan kelas atau biasanya disebut iklim sosial, aspek emosional dan fisik kelas. Gagasan bahwa guru memengaruhi pertumbuhan dan perilaku siswa. Perilaku siswa mempengaruhi interaksi teman sebaya — tanggung jawab untuk memengaruhi perilaku ini ditempatkan pada Instruktur. 2. Karakter Karakter adalah suatu kebiasaan (habituation) untuk melakukan yang baik berdasarkan pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. 3. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai yang menjadi pedoman dan jati diri bangsa sehingga terinternalisasi didalam diri siswa yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan perilkaku yang baik. 4. Remaja Awal Masa remaja awal merupakan masa pubertas, masa dimana peralihan seorang anak-anak menuju kedewasaan yang ditandai adanya perubahan dan perkembangan dalam hal fisik, motorik, kognitif, dan sosio-emosional..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II KAJIAN TEORI. Bab ini berisi landasan teori yang dijadikan dasar untuk membangun kerangka konseptual. Berdasarkan judul penelitian, maka dalam bab ini peneliti mengemukakan beberapa konsep yang berhubungan dengan variable penelitian, yaitu hakikat lingkungan sosial kelas, hakikat pendidikan karakter di sekolah, hakikat siswa SMP sebagai remaja awal, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir. A. Hakikat Suasana Lingkungan Sosial Kelas 1. Pengertian Suasana Lingkungan Sosial Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang atau kelompok untuk dapat melakukan sesuatu tindakan serta perubahan-perubahan perilaku setiap individu. Lingkungan sosial yang kita kenal antara lain lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya, dan lingkungan tetangga. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertamakali dikenal oleh individu sejak lahir. Ayah, ibu, dan anggota keluarga, merupakan lingkungan sosial yang secara langsung berhubungan dengan individu, sedangkan masyarakat adalah lingkungan sosial yang dikenal dan yang mempengaruhi pembentukan kepribadian anak, yang salah satu diantaranya adalah teman sepermainan. Purba (2002) menyatakan lingkungan sosial adalah wilayah yang merupakan tempat berlangsungnya macam-macam interaksi sosial antara berbagai kelompok beserta pranatanya dengan simbol dan nilai serta norma 9.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. yang sudah mapan, serta terkait dengan lingkungan alam dan lingkungan binaan atau buatan (tata ruang). Barnett dan Casper (2001) mengatakan lingkungan sosial, konteks sosial, konteks sosiokultural, atau milieu adalah sesuatu hal yang didefinisikan sebagai suasana fisik atau suasana sosial dimana manusia hidup didalamnya, atau dimana sesuatu terjadi dan berkembang. Lingkungan sosial tersebut bisa berupa kebudayaan atau kultur yang diajarkan atau dialami oleh seorang individu, atau juga manusia dan institusi yang berinteraksi dengan individu tersebut. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan sosial adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar manusia yang dapat memberikan pengaruh pada manusia tersebut, serta manusiamanusia lain yang ada di sekitarnya, seperti tetangga-tetangga, teman-teman, bahkan juga orang lain di sekitarnya yang belum dikenal sekalipun. 2. Pengertian Suasana Lingkungan Sosial Kelas Menurut Nasution (2003) suasana lingkungan sosial kelas atau iklim kelas adalah kondisi lingkungan kelas dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran. Iklim kelas merupakan suasana yang ditandai oleh adanya pola interaksi atau komunikasi antara guru-siswa, siswa-guru dan siswa-siswa. Bloom (2005) mendefinisikan iklim dengan kondisi, pengaruh, dan rangsangan dari luar yang meliputi pengaruh fisik, sosial, dan intelektual yang mempengaruhi peserta didik..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. Wilson (dalam Khine & Chiew, 2001) menyatakan iklim kelas adalah tempat dimana siswa dan guru berinteraksi satu sama lain dengan menggunakan beberapa sumber informasi dalam usaha pencarian ilmu dalam aktifitas belajar. Iklim kelas juga dapat diartikan sebagai tempat dimana tercipta komunitas di antara siswa; tempat dimana siswa diberikan berbagai kontrol untuk melakukan berbagai aktivitas di dalam kelas; tempat yang memiliki atmosfir yang menyenangkan dan tidak terancam; tempat untuk mengkomunikasikan pesanpesan mengenai permasalahan yang dihadapi siswa di kelas; serta tempat untuk mengkomunikasikan penerimaan, penghargaan dan perhatian dari guru kepada siswanya (Omroad, 2003). Menurut Adelman dan Taylor (dalam Lee, 2005), iklim kelas merupakan kualitas lingkungan yang dirasakan, yang muncul dari adanya interaksi dari berbagai faktor seperti aspek fisik, materi, organisasi, operasional, dan sosial. Iklim kelas memegang peranan penting dalam mempengaruhi keberlangsungan kegiatan belajar dan perilaku di dalam kelas. Oleh karena beragamnya pendapat para ahli akan definisi dari iklim kelas, maka pengertian iklim kelas yang dipakai dalam penelitian ini adalah keadaan psikologis dan hubungan sosial yang terbentuk di dalam kelas sebagai hasil interaksi antara siswa dengan guru, dan antara siswa dengan siswa lainnya. (Rawnsley & Fisher, 1998)..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. 3. Jenis-Jenis Suasana Lingkungan Sosial Kelas Sholah (1989: 25-26) yang mengutip pendapat Dreikurs dan Leron Grey yang menggunakan pendekatan sosio-emosional kelas, mengemukakan tiga jenis suasana yang dihadapi oleh siswa setiap hari. a. Suasana Autokrasi. Dalam suasana outokrasi guru banyak menerapkan perintah, menggunakan kekerasan, penekanan, persaingan, hukuman dan ancaman untuk maksud pengawasan perilaku siswa, serta dominan guru yang sangat menonjol. b. Suasana Laissez-Faire. Dalam suasana ini, guru terlalu sedikit bahkan sama sekali tidak memperlihatkan kegiatannya atau kepemimpinannya serta banyak memberikan kebebasan kepada siswanya. Guru melepaskan tanggung jawab kepada anggota kelompok. c. Suasana Demokratis. Guru memperlakukan siswanya sebagai individu yang dapat bertanggung jawab, berharga, mampu mengambil keputusan dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Dampak yang ditimbulkan dari suasana demokratis adalah tumbuhnya rasa percaya diri, saling menerima dan percaya satu sama yang lain, baik antara guru dengan siswa maupun antar siswa. Guru membimbing, mengembangkan, dan membagi tanggung jawab untuk semua warga kelas termasuk guru. Dengan demikian suasana kelas yang demokratis ini akan memberikan dampak positif, karena guru dan siswa mempunyai kesempatan untuk saling memahami, membantu, mengemukakan segala sesuatu yang dirasakan secara terbuka..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. 4.. Faktor Yang Mempengaruhi Suasana Lingkungan Sosial Kelas Supriadie dan Darmawan (2012) mengemukakan enam faktor yang mempengaruhi terciptanya suasana lingkungan sosial kelas yang kondusif untuk pembelajaran antara lain: a. Pendekatan pembelajaran hendaknya berorientasi pada bagaimana siswa belajar (student centered). b. Adanya penghargaan guru terhadap partisipasi aktif siswa dalam setiap konteks pembelajaran. c. Guru hendaknya bersikap demokratis dalam memanag kelas dan kegiatan pembelajaran. d. Setiap permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran di kelas sebaiknya dibahas secara dialogis. e. Lingkungan kelas sebaiknya disetting sedemikian rupa sehingga memotivasi siswa dan mendorong terjadinya proses pembelajaran. f. Menyediakan berbagai jenis sumber belajar atau informasi yang berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat diakses..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. 5. Dimensi dan Indikator Suasana Lingkungan Sosial Kelas Moos (2002) mengemukakan ada tiga dimensi umum yang dapat digunakan untuk mengukur lingkungan psikis dan sosial. Ketiga dimensi tersebut adalah: a. Dimensi Hubungan (relationship) Dimensi hubungan mengukur sejauh mana keterlibatan peserta didik di dalam kelas, sejauh mana peserta didik saling mendukung dan membantu, dan sejauh mana mereka dapat mengekspresikan kemampuan mereka secara bebas dan terbuka. Moos mengatakan bahwa dimensi ini mencakup aspek afektif dari interaksi antarpeserta didik dan antar peserta didik dengan guru. Skala-skala iklim kelas yang termasuk dalam dimensi ini diantaranya adalah kekompakan (cohesiveness), kepuasan (satisfaction) dan keterlibatan (involment). Keterlibatan misalnya mengukur sejauh mana para peserta didik peduli dan tertarik pada kegiatan-kegiatan dan berpartisipasi dalam diskusidiskusi kelas. b. Dimensi. pertumbuhan. dan. perkembangan. pribadi. (personal. growth/development) Dimensi ini disebut juga dengan dimensi yang berorientasi pada tujuan, membicarakan tujuan utama kelas dalam mendukung pertumbuhan/perkembangan pribadi dan motivasi diri..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. c. Dimensi perubahan dan perbaikan system (system maintance and change) Dimensi. ini. membicarakan. sejauh. mana. iklim. kelas. mendukung harapan, memperbaiki control dan merespon perubahan. Darkenwald dan Valentine (Dalam Tarmidi, Wulandari 2005) mengemukakan tujuh dimensi dalam mengukur iklim kelas, yaitu: 1) Hubungan (relationship) Mencakup kesenangan siswa dalam berinteraksi secara positif dengan siswa lainnya. Dimensi ini mencerminkan seberapa jauh derajat atau tingkat keintiman hubungan antara individu. Hubungan yang dibangun mencakup kesenangan siswa dalam berinteraksi secara positif dengan siswa lainnya. Selain itu, dimensi ini pun menjelaskan bahwa dukungan teman sebaya dan aktivitas belajar bersama sangat ditekankan oleh para pengajar sebagai unsur penting dalam proses pembelajaran dan akan memunculkan anggapan para siswa bahwa aspek-aspek yang terdapat pada iklim kelas sebagai fitur pembelajaran mereka. 2) Dukungan Guru (teacher support) Dimensi ini mencakup bantuan, mendorong semangat, penuh perhatian, dan sikap guru yang bersahabat terdapat pada siswa. Dimensi ini mengukur seberapa jauh guru memberikan.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. dukungan atau bantuan terhadap siswa, atau perhatian serta keterlibatan emosi guru dengan siswa. Dukungan guru ini merupakan dimensi yang merupakan unsur dominan dalam iklim pembelajaran di kelas. 3) Orientasi terhadap tugas (task orientation) Dimensi ini menekankan pada seberapa pentingnya penyelesaian aktivitas-aktivitas yang telah direncanakan. Orientasi terhadap tugas mencakup bagaimana siswa dan guru secara bersama menjaga pemusatan terhadap tugas dan nilai suatu prestasi. Dalam dimensi ini pun menjelaskan bahwa peran penting guru yang terampil dalam menjaga fokus kegiatan dan tujuan pembelajaran serta dapat memfasilitasi diskusi di dalam kelas. 4) Pencapaian tujuan pribadi (personal goal attainment) Dimensi ini mencakup kejelasan dan pengorganisasian aktivitas kelas. Pada dimensi ini menekankan aktivitasaktivitas kelas secara keseluruhan dan mencakup pada kejelasan dan pengorganisasian tugas-tugas. Sehingga pada prinsipnya. dimensi. ini. mengukur. bagaimana. sistem. administrative suatu lingkungan kelas, dan bagaimana kondisi tersebut akan mempengaruhi iklim kelas yang ada..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. 5) Pengorganisasian dan kejelasan (organization and clarity) Dimensi ini mencakup sejauh mana pengorganisasian dan kejelasan aturan dalam kelas. Dimensi ini menekankan pada unsur-unsur seperti persiapan tutor, penggambaran tujuan pembelajaran di kelas, organisasi kelas, arah tujuan, dan urutan kegiatan belajar. Selain itu pula akan memunculkan suatu aspek motivasi yang signifikan dalam proses pembelajaran terutama karena program yang dibuat yaitu dirancang untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. 6) Pengaruh yang diberikan siswa (student influence) Bagaimana guru berpusat pada siswa, dan melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan dalam kelas. 7) Keterlibatan (involvement) Dimensi ini menggambarkan keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar dan mecakup pada kepuasan siswa terhadap keadaan kelas sehingga dapat berpartisipasi aktif dan penuh perhatian dalam setiap aktifitas. Dalam dimensi keterlibatan ini dibuktikan dengan partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi di kelas, tingkat kesenangan peserta didik, sejauhmana peserta didik mengajukan pertanyaan ketika didalam kelas, dan derajat kebosanan siswa di dalam kelas. Selain itu pentingnya secara aktif melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran dan.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. bila memungkinkan membuat iklim pembelajaran yang terbuka dan partisipasif. 6. Karakteristik Suasana Lingkungan Sosial Kelas Ciri-ciri kelas yang memiliki suasana lingkungan sosial kelas yang baik menurut Moedjiarto (2002:36) adalah sebagai berikut: a. Suasana pembelajaran dikelas, tenang, jauh dari kegaduhan dan kekacauan. b. Adanya. hubungan. yang. akrab,. penuh pengertian,. dan rasa. kekeluargaan antara guru dan siswa di kelas. c. Disekolah tampak adanya sikap mendahulukan kepentingan sekolah dan kepentingan banyak, sedangkan kepentingan pribadi mendapatkan tempat yang paling belakang d. Semua kegiatan sekolah diatur dengan tertib, dilaksanakan dan dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan merata e. Siswa mendapat perlakuan adil, tidak dibeda-bedakan antara yang miskin dan kaya, pandai dan yang lamban berfikir, semuanya mendapat kesempatan yang sama untuk berprestasi sebaik-baiknya f. Didalam kelas dapat dilihat adanya aktvitas belajar mengajar yang tinggi g. Siswa aktif mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang pelajaran yang kurang dipahami, sedangkan guru dengan senang hati senantiasa bersedia menjawabnya. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. dijawab, dengan bijaksana guru meminta waktu untuk mencari data dan informasi lebih lanjut. h. Siswa saling menghargai satu sama lainnya, dan terhadap gurunya siswa memiliki rasa hormat yang tinggi. 7. Cara menciptakan suasana lingkungan sosial kelas Waldman (2011) mengemukakan suasana lingkungan sosial kelas dapat tercapai apabila memenuhi empat elemen sebagai berikut: a. Keamanan Sebelum siswa dapat berhasil secara akademis, mereka harus merasa aman, baik secara fisik maupun mental. Meskipun sekolah menggunakan berbagai langkah untuk memastikan keamanan fisik siswa, upaya-upaya tertentu terkadang memiliki efek negatif pada siswa, terutama mereka yang secara tradisional kurang terlayani. Sementara data menunjukkan bahwa tingkat remaja mengalami kejahatan kekerasan di sekolah mereka telah menurun, masalah seperti bias rasial berlaku dan berdampak pada efektivitas langkah-langkah keamanan sekolah. Keselamatan melampaui kesejahteraan fisik siswa. Untuk memiliki lingkungan belajar yang aman, siswa harus merasa disambut, didukung, dan dihormati. Namun, kebijakan disiplin sekolah dan kode etik tidak selalu mendukung iklim sekolah yang positif. Misalnya, praktik disiplin eksklusi, seperti mengeluarkan siswa dari ruang kelas,.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. skorsing, dan pengusiran, berdampak negatif terhadap prestasi akademik siswa dan kemungkinan mereka lulus dari sekolah menengah. Yang lebih memprihatinkan, data menunjukkan bahwa sekolah secara tradisional mendisiplinkan siswa yang kurang terlayani dengan tingkat yang jauh lebih tinggi daripada teman-teman sebayanya walaupun penelitian tidak menunjukkan bahwa para siswa ini lebih sering berperilaku tidak pantas. Membangun iklim sekolah yang positif dan memastikan siswa siap untuk belajar membutuhkan kode etik sekolah yang mempromosikan hubungan orang dewasa dan siswa yang positif dan bekerja untuk menjaga lebih banyak siswa di kelas. b. Keterlibatan Data Gallup (2014). terbaru menunjukkan tren yang. meresahkan — ketika siswa bergerak melalui sistem pendidikan K-12, mereka menjadi semakin tidak terlibat. Pada saat siswa mencapai nilai kesebelas dan dua belas, hanya sepertiga siswa melaporkan merasa terlibat. Dalam sebuah survei terhadap orang tua siswa dari masyarakat berpenghasilan rendah, Alliance for Excellent Education (2016) menemukan mayoritas menyatakan keprihatinan bahwa kebutuhan belajar individu siswa tidak terpenuhi dan bahwa siswa tidak belajar pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berhasil di dunia nyata..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Pembelajaran. pribadi. adalah. salah. satu. pendekatan. instruksional yang dapat membalikkan tren ini. Pendekatan yang berpusat pada siswa ini untuk mempelajari instruksi yang disesuaikan dengan kekuatan dan kebutuhan unik siswa dan melibatkan mereka dalam. konten. Personalisasi. akademik pembelajaran. berbasis. standar. membantu. siswa. yang. menantang.. mengembangkan. keterampilan termasuk berpikir kritis, menggunakan pengetahuan dan informasi untuk menyelesaikan masalah yang kompleks, bekerja secara kolaboratif, berkomunikasi secara efektif, belajar cara belajar, dan mengembangkan pola pikir akademik. Keterampilan ini, dikenal sebagai kompetensi pembelajaran yang lebih dalam, bukan hanya keterampilan yang siswa butuhkan untuk berhasil di sekolah, tetapi keterampilan yang akan memungkinkan mereka untuk berhasil dalam karier dan kehidupan. c. Keterhubungan Siswa harus merasa terhubung dengan guru, staf, dan siswa lainnya. Sekolah dapat memelihara hubungan ini dengan berfokus pada pembelajaran sosial dan emosional siswa (SEL). SEL membantu siswa memahami dan mengelola emosi dan interaksi mereka dengan orang lain dan membangun keterampilan yang diperlukan untuk berkomunikasi dan menyelesaikan konflik. “Program SEL telah terbukti meningkatkan kompetensi sosial siswa, kesadaran diri,.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. koneksi ke sekolah, interaksi positif dengan orang lain, dan kinerja akademik,” menurut SDCR. Ada praktik khusus yang dapat diadopsi oleh pendidik untuk merangkul SEL di ruang kelas, yang juga menciptakan iklim sekolah yang positif dan lingkungan yang mendukung pembelajaran siswa yang lebih dalam. Guru adalah bagian penting dari membina jenis lingkungan belajar di kelas yang mendukung keberhasilan siswa. Namun banyak siswa, terutama siswa kulit berwarna dan siswa dari keluarga berpenghasilan rendah, tidak memiliki akses ke guru yang siap dan efektif.. Pendidik. dan. administrator. membutuhkan. peluang. pengembangan profesional dan pelatihan untuk memenuhi kebutuhan akademik, sosial, dan emosional siswa untuk menciptakan iklim sekolah yang positif. d. Dukungan Siswa harus merasa didukung oleh semua yang terhubung dengan pengalaman belajar mereka. Ini termasuk guru, teman sekelas, administrator, keluarga, dan anggota masyarakat. Pihak-pihak ini harus berbagi pemahaman tentang seperti apa iklim sekolah yang positif di sekolah dan ruang kelas sehingga mereka dapat bekerja bersama menuju tujuan bersama ini. Para pemimpin sekolah dapat melibatkan anggota masyarakat, guru, siswa, dan orang tua dalam pekerjaan peningkatan iklim sekolah.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. melalui percakapan, pertemuan, survei, dan menciptakan kemitraan sekolah-masyarakat. Para pemimpin sekolah harus mengumpulkan dan memasukkan umpan balik dari semua kelompok ini dalam setiap pekerjaan perbaikan iklim sekolah. Panduan cepat untuk para pemimpin kabupaten dan sekolah, guru, dan anggota komunitas sekolah. lainnya. tentang. cara. memulai,. menerapkan,. dan. mempertahankan peningkatan iklim sekolah. B. Hakikat Pendidikan Karakter di sekolah 1. Pengertian Karakter Berkowitz (Koesoema, 2012: 25) mendefinisikan karakter sebagai sekumpulan karakter psikologis yang memengaruhi kemampuan dan kecondongan pribadi agar dapat berfungsi secara moral. Menurut Pritchard (Koesoema, 2012: 27) karakter adalah “a compex set of relatively persistent qualities of the individual person, and the term has a definite positive connotation when it is used in discussions of moral education.” Artinya, karakter merupakan sekumpulan kualitas moral yang relative stabil dalam diri seseorang. Karakter memiliki konotasi positif ketika diterapkan dalam diskusi moral. Samani & Hariyanto (2011: 41) mengungkapkan: Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, adat istiadat, dan estetika. Lickona (Akhwan, 2014: 61) mengatakan bahwa karakter berkaitan dengan ketiga komponen, yaitu konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan perilaku moral (moral behavior). Ia juga mengatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Berkaitan dengan hal tersebut, Yaumi (2014: 7) mengatakan bahwa komponen karakter adalah moralitas, kebenaran, kebaikan, kekuatan, dan sikap seseorang yang ditunjukkan kepada orang lain melalui tindakan. Ia juga mengatakan, karakter seseorang terpisah dari moralitasnya, baik buruknya karakter tergambar dalam moralitas yang dimiliki. Begitu pula dengan kebenaran yang merupakan perwujudan dari karakter. Kebenaran tidak terbangun dengan sendirinya tanpa adanya karakter. Moralitas dan kebenaran yang telah terbentuk merupakan perwujudan dari perbuatan baik. Kebaikan ini yang mendorong suatu kekuatan dalam diri seseorang untuk menegakkan keadilan. Kebenaran, kebaikan, dan kekuatan sikap adalah bagian integral yang menyatu dengan karakter. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa moral dan karakter adalah dua hal yang berbeda. Moral berarti pengetahuan seseorang.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. terhadap hal baik atau buruk, sedangkan karakter adalah tabiat, tindakan/kebiasaan seseorang yang langsung ditentukan oleh otak. Kedua hal ini memiliki arti yang berbeda, namun moral dan karakter memiliki keterkaitan. Karakter memiliki makna lebih tinggi dari pada moral, karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Moral merupakan salah satu komponen yang membentuk karakter individu ketika moral behavior dapat dilakukan secara berulang. Maka, dapat dikatakan karakter adalah suatu kebiasaan (habituation) untuk melakukan yang baik berdasarkan pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. 2. Pengertian Pendidikan Karakter Burke (Samani & Hariyanto, 2011: 43) mengatakan bahwa “pendidikan karakter semata-mata merupakan bagian dari pembelajaran yang baik dan merupakan bagian yang fundamental dari pendidikan yang baik.” Sementara itu, menurut Samani & Hariyanto (2011: 44) “pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa.” Mereka juga menyampaikan bahwa pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Character Education Partnership (CEP). (Koesoema, 2012: 57). sebuah program nasional pendidikan karakter di Amerika Serikat, mendefinisikan pendidikan karakter sebagai berikut: Sebuah gerakan nasional untuk mengembangkan sekolah-sekolah agar dapat menumbuhkan dan memelihara nilai-nilai etis, tanggung jawab dan kemauan untuk merawat satu sama lain dalam diri anakanak muda, melalui keteladanan dan pengajaran tentang karakter baik, dengan cara memberikan penekanan pada nilai-nilai universal yang diterima oleh semua. Gerakan ini merupakan usaha-usaha dari sekolah, distrik, dan Negara bagian yang sifatnya intensional dan proaktif untuk menanamkan dalam diri para peserta didik nilai-nilai moral inti, seperti perhatian dan perawatan (caring), kejujuran, keadilan (fairness), tanggung jawab dan rasa hormat terhadap diri dan orang lain. Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa pendidikan karakter adalah proses pemberian bekal/penanaman nilai moral mengenai karakter pribadi yang baik, sopan, bertanggungjawab, memiliki rasa hormat, jujur, adil, menghargai dan memahami satu sama lain yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari melalui program pemerintah yang ditujukan kepada sekolah. 3. Tujuan, fungsi, dan Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter a. Tujuan pendidikan karakter.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Menurut Kemendiknas (2010) Peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang pengelolaan penyelenggaraan pendidikan pada pasal 17 ayat (3) “Pendidikan dasar, termasuk sekolah menengah pertama (SMP) bertujuan membangun landasan bagi berkembangnnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (a) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; (c) berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (d) sehat, mandiri dan percaya diri; (e) toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab.” Melalui penjelasan pada pasal tersebut jelas bahwa tujuan dari pendidikan sangat berkaitan dengan pendidikan karakter. Dapat disimpulkan bahwa melalui pendidikan di sekolah nilai-nilai karakter dapat diterapkan agar membawa perubahan bagi peserta didik dalam hal; beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; memiliki ilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; selain itu juga mampu membantu peserta didik menjadi pribadi yang sehat, mandiri dan percaya diri; serta memiliki rasa toleran, peka sosial, demokratis, dan bertanggung jawab. b. Fungsi pendidikan karakter Menurut Fathurrohman, dkk (2013: 97) fungsi pendidikan karakter adalah:.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. 1) Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi prilaku yang baik bagi peserta didik yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan karakter dan karakter bangsa. 2) Perbaikan:. memperkuat. kiprah pendidikan nasional untuk. bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat. 3) Penyaring: untuk menyaring karakter-karakter bangsa sendiri dan karakter bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter dan karakter bangsa. c. Prinsip –prinsip Dasar Pendidikan Karakter Menurut Direktorat pembinaan SMP (Fathurrohman, 2013: 145146) pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 1). Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.. 2). Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan, dan perilaku.. 3). Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter.. 4). Menciptakan kepedulian.. komunitas. sekolah. yang. memiliki.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 5). Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik.. 6). Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang, yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses.. 7). Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri para peserta didik.. 8). Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama.. 9). Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter.. 10) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter. 11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-guru karakter, dan manifestasi karakter. 4. Nilai-Nilai Karakter yang Ditanamkan Dalam Pendidikan di Sekolah Nilai-nilai karakter yang ditanamkan dalam pendidikan adalah karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kreatif, mandiri, demokratis, rasa. ingin. tahu,. cinta. tanah. air,. menghargai. prestasi,. bersahabat/komunikatif, cinta damai, peduli lingkungan, peduli sosial,.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. tanggung jawab, nasionalisme, inovatif, daya juang, rendah hati, memaafkan, kepemimpinan, dan kerja keras. Beberapa karakter tersebut yang peneliti jadikan landasan untuk mengukur karakter beberapa anak SMP di Indonesia. 5. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter di SMP Suyanto (2010: 9), menegaskan bahwa keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui terutama melalui pencapaian butirbutir Standar Kompetensi Lulusan peserta didik yang meliputi sebagai berikut: a. Mengamalkan. ajaran. agama. yang. dianut. sesuai. dengan. perkembangan remaja. b. Memahami kekurangan dan kelebihan diri. c. Menunjukkan sikap percaya diri. d. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas. e. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional. f. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial. g. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggungjawab. h. Menerapkan. nilai-nilai. kebersamaan. dalam. kehidupan. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. i.. Menghargai karya seni dalam budaya nasional.. C. Hakikat Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1. Pengertian Siswa Sekolah Menengah Pertama Di lihat dari tahapan perkembangan, anak usia SMP adalah anakanak yang memasuki usia remaja. Masa remaja adalah masa peralihan dimana perubahan secara fisik dan psikologis dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Hurlock, 2003).. Menurut Hurlock (2003), awal masa. remaja berlangsung dari mulai umur 13-16 tahun atau 17 tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat. Perubahan psikologis yang terjadi pada remaja meliputi intelektual, kehidupan emosi, dan kehidupan sosial. Perubahan fisik mencakup organ seksual yaitu alat-alat reproduksi sudah mencapai kematangan dan mulai berfungsi dengan baik (Sarwono, 2006). Menurut Golinko (Putro, 2005), kata “remaja” berasal dari bahasa Latin adolescene berarti to grow atau to grow maturity. Masa remaja adalah fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial yang berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan (Pardede, 2008). Pada masa tersebut remaja ingin mencari identitas dirinya dan lepas dari ketergantungan dengan orang tuanya,.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. menuju pribadi yang mandiri (Gunarsa, 2006). Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan perannya yang menentukan kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa (Syamsu, 2014). Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa SMP merupakan individu yang memiliki usia masa peralihan dari usia anak-anak ke usia yang remaja. Perilaku yang disebabkan oleh masa peralihan ini menimbulkan berbagai keadaan dimana siswa labil dalam pengendalian emosi. Keingintahuan pada hal-hal baru yang belum pernah ditemui sebelumnya mengakibatkan munculnya perilaku-perilaku yang mulai memunculkan karakter diri. 2. Karakteristik Remaja Menurut Hurlock (1999) karakteristik masa remaja adalah sebagai berikut: a.. Masa remaja sebagai periode yang penting. Perubahan-perubahan yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu yang bersangkutan dan akan mempengaruhi perkembangan selanjutnya.. b.. Masa remaja sebagai periode peralihan. Disini masa kanak-kanak dianggap belum dapat sebagai orang dewasa. Status remja tidak jelas, keadaan ini memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya. c.. Masa remaja sebagai periode perubahan. Perubahan pada emosi perubahan tubuh, minat dan pengaruh (menjadi remaja yang dewasa dan mandiri) perubahan pada nilai-nilai yang dianut, serta keinginan akan kebebasan.. d.. Masa remaja sebagai periode mencari identitas. Diri yang di cari berupa. usaha. untuk. menjelaskan. siapa. dirinya. dan. apa. pengaruhannya dalam masyarakat. e.. Masa remaja sebagai periode usia yang menimbulkan ketakutan. Msa remaja adalah masa yang sulit diatur, cenderung berperilaku yang kurang baik. Hal ini yang membuat banyak orang tua yang menjadi takut.. f.. Masa remaja sebagai periode masa yang tidak realistik. Remaja cenderung memandang dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan.. g.. Masa remaja sebagai periode mbang masa dewasa. Remaja mengalami kebingungan atau kesulitan didalam usaha meninggalkan kebiasaan pada usia sebelumnya dan didalam meberikan kesan bahwa mereka hampir atau sudah dewasaa, yaitu dengan merokok, minum-minuman keras menggunakan obat-obatan..

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masa remaja mempunyai ciri-ciri masa periode yang sangat penting, periode peralihan, periode perubahan, masa mencari identitas, usia yang menimbulkan ketakutan, tidak realistik, dan usia di ambang masa dewasa. 3. Tugas Perkembangan Remaja Tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Kay (Putro, 2005), adalah sebagai berikut: a. Menerima kenyataan terjadinya perubahan fisik yang dialaminya. b. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mempunyai otoritas. c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan bergaul dengan teman sebaya, baik secara individual maupun kelompok. d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya. e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri. f. Memeperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup. g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan. 4. Pentingnya Pendidikan Karakter bagi siswa SMP.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. Dari uraian penjelasan karakteristik dan tugas perkembangan remaja, sangat diperlukan usaha pendampingan untuk membantu remaja dalam memenuhi. tugas-tugas. perkembangannya. dengan. baik.. Usaha. pendampingan tersebut dapat dilakukan dengan pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan pembinaan yang baik bagi remaja sebagai generasi yang diandalkan dalam pembangunan negara. Masa remaja merupakan masa yang sangat rentan karena cenderung lebih menyukai dan ingin mencoba hal-hal baru dari apa yang mereka lihat atau mereka dengar tanpa mempertimbangkan baik buruknya dampak yang akan mereka rasakan dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang menyangkut masa depannya. Sehingga remaja yang dapat menggantikan generasi senior dimasa yang akan datang tentunya sangat membutuhkan pembinaan berupa pendidikan karakter yang mampu mengarahkan mereka menjadi sosok yang diharapkan oleh bangsa (Shidiq & Raharjo, 2018). Pendidikan karakter pada remaja dilakukan untuk pengendalian diri supaya remaja tidak terjerumus ke dalam karakter negatif. Dengan demikian, karakter positif remaja dapat diinternalisasi menjadi karakter yang permanen (Kristiawan, 2015). D. Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian yang dijadikan referensi penulis ialah, penelitian yang dilakukan oleh Farid Fadli Rambe (2013) dengan judul “lingkungan sekolah dan pengaruhnya terhadap pembentukan karakter siswa di SMA Negeri 3.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. Binjai Kecamatan Binjai Selatan”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa lingkungan sekolah ternyata mempunyai kaitan yang positif terhadap pembentukan karakter siswa kearah yang baik ini terbukti dalam jawaban para siswa dari angket yang diberikan dengan skor 761, rata-rata 63 dan persentase 64% terbukti dengan adanya tanggapan siswa bahwa lingkungan sekolah mempunyai kaitan yang erat dengan pembentukan karakter siswa kearah lebih baik. E. Kerangka Pikir Pendidikan menjadi sebuah kunci dasar dapat membentuk individu menjadi individu yang berkarakter. Jika dilihat pada masa sekarang ini, banyak sekolah yang sudah menerapkan pendidikan karakter, di Indonesia ini salah satunya. Tetapi pendidikan karakter tidak hanya dapat diberikan oleh sang pengajar atau guru saja, peran siswa dalam mengamalkan pendidikan karakter masih terlihat sangat minim. Orang tua dan suasana lingkungan tempat dimana seorang anak tumbuh dan berkembang menjadi salah satu faktor yang sangat kuat untuk mencapai pendidikan karakter yang sempurna. Lingkungan sosial kelas tempat dimana siswa berkomunikasi dan saling berinteraksi satu sama lain menjadi salah satu bagian terpenting untuk dapat tercapainya hasil pendidikan karakter. Lingkungan sosial kelas yang baik dan mendukung dapat memungkinkan tercapainya hasil pendidikan karakter yang baik pula, sebaliknya jika lingkungan sosial kelas yang buruk.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. dan tidak mendukung satu sama lain dapat memungkinkan buruknya hasil pendidikan karakter dalam suatu kelas maupun sekolah tersebut. Kerangka berpikir pengaruh tingkat suasana lingkungan sosial kelas terhadap capaian hasil pendidikan karakter digambarkan sebagai berikut.. Suasana Lingkungan Sosial Kelas (X). Hasil Capaian Pendidikan Karakter (Y). Aspek Suasana Lingkungan. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter:. Sosial Kelas :. 1. Karakter cinta Tuhan dan 1. Hubungan yang dibangun. segenap ciptaan-Nya. 2. Kemandirian dan. 2. Dukungan guru. tanggungjawab.. 3. Orientasi terhadap tugas. 3. Kejujuran/amanah,. 4. Pencapaian tujuan pribadi. diplomatis. 4. Hormat dan santun.. 5. Pengorganisasian. dan. kejelasan 6. Pengaruh. 5. Dermawan, suka tolongmenolong dan gotong-. yang. diberikan. royong/kerjasama. 6. Percaya diri dan pekerja. siswa 7. Keterlibatan. keras. 7. Kepemimpinan dan keadilan. 8. Baik dan rendah hati, dan 9. Karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan. Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. F. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka, hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1.. Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Suasana Lingkungan Sosial Kelas (X) terhadap capaian hasil pendidikan karakter siswa kelas VIII SMP N 9 Ngabang Tahun Ajaran 2018/2019.. 2.. Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara Suasana Lingkungan Sosial Kelas terhadap capaian hasil pendidikan karakter siswa kelas VIII SMP N 9 Ngabang Tahun Ajaran 2018/2019. Hipotesis penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.. X. Y Gambar 2.2 Hipotesis Penelitian.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini dijelaskan jenis penelitian, tempat dan subjek penelitian, teknik dan instrumen, validitas instrumen dan teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah korelasi regresi. Menurut Gujarati (2009) analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan (strength) atau tingkatan (degree) hubungan linier (linear association) antara dua variabel. Untuk mengukur kekuatan hubungan linier ini digunakan koefisien korelasi. Sebaliknya dalam regresi tidak melakukan pengukuran seperti itu. Dalam regresi perlu membuat estimasi atau memprediksi nilai rata-rata suatu variabel didasarkan pada nilai – nilai tetap variabel-variabel lain. Berdasarkan pengertian menurut ahli, penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasi regresi karena peneliti menggunakan dua variabel yaitu tingkat suasana lingkungan sosial kelas sebagai variabel bebas dan hasil pendidikan karakter sebagai variabel terikat. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk memperoleh gambaran apakah ada pengaruh tingkat suasana lingkungan sosial kelas terhadap hasil pendidikan karakter pada sisw kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang, Kalimantan Barat.. 39.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Ngabang, Kecamatan Ngabang, Provinsi Kalimantan Barat yang berlokasi di Jl. KM 6 Ngabang, adapun waktu penelitian dilakukan pada Juni 2019 hingga Januari 2020, dan waktu pengumpulan data penelitian ini dilakukan pada tanggal 21-22 Mei 2019. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Ngabang berjumlah 30 orang. Alasan peneliti memilih siswa kelas VIII, karena siswa kelas VIII termasuk dalam masa remaja dimana masa remaja ini disebut sebagai masa peralihan yang mengalami perubahan secara fisik dan psikologis dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Selain itu, siswa kelas VIII juga sudah mendapatkan pendidikan karakter di sekolah selama 2 tahun. Maka perlu diketahui sejauh mana pendidikan karakter yang sudah mereka terima di sekolah. Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang. ditetapkan. oleh. penelitiuntuk. dipelajari. dan. kemudian. ditarik. kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek itu..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. Tabel 3.1 Jumlah Subjek Penelitian Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total. Jumlah 10 Orang 20 Orang 30 Orang. Pengambilan subjek penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, dengan kriteria subjek sebagai berikut: 1) satu sekolah; 2) memiliki usia yang sama (14 tahun); 3) rajin ke sekolah, dan; 4) sudah menjalani 2 tahun masa pendidikan di sekolah. Menurut Sugiyono (2010) purposive sanpling adalah teknik yang dipakai untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif. Jadi, dari 62 siswa kelas VIII SMP N 9 Ngabang, peneliti mengambil 30 siswa sebagai subjek penelitian. D. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, variabel independen atau variabel bebas dan variabel dependen atau variabel terikat. Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini adalah suasana lingkungan sosial kelas, suasana lingkungan kelas atau biasanya disebut iklim sosial, aspek emosional dan fisik kelas. Gagasan bahwa guru memengaruhi pertumbuhan dan perilaku siswa. Perilaku siswa mempengaruhi interaksi teman sebaya — tanggung jawab untuk memengaruhi perilaku ini ditempatkan pada Instruktur..

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. Sedangkan variabel dependen atau biasanya disebut juga dengan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil pendidikan karakter. Pendidikan karakter bangsa adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai yang menjadi pedoman dan jati diri bangsa sehingga terinternalisasi didalam diri siswa yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan perilkaku yang baik. E. Teknik dan Instrumen Pengumpul Data Sugiyono (2015). mengungkapkan bahwa teknik pengumpul data. merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. 1. Teknik Pengumpul Data Penelitian ini menggunakan dua pengumpul data.. Pertama, Tes. digunakan untuk mengambil data dari variabel terikat yaitu hasil dari pendidikan karakter. menurut Arikunto (2012) menggunakan tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja dirancang secara sistematis untuk mengukur atribut tertentu dilaukan dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas dan spesifik, sehingga hasilnya relatif ajeg bila dilakukan dalam kondisi yang relatif sama. Tes sebagai teknik asesment dapat menyediakan informasi-informasi objektif yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penentuan keputusan yang harus diambil pendidik terhadap proses dan hasil belajar..

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. Kedua, menggunakan kuesioner untuk mengambil data dari variabel bebas yaitu suasana lingkungan sosial kelas. Menurut Sugiyono (2008:119) kuesioner merupakan teknik pengumpul data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. 2. Instrumen Pengumpul Data Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data hasil penelitian (Zuriah, 2007: 168). Ada dua macam instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner Suasana Lingkugan sosial kelas dan soal Tes Asesmen Hasil Pendidikan Karakter Berbasis Film (TAHPKBF). a. Kuesioner Suasana Lingkungan Sosial Kelas Peneliti mengadopsi dan mengembangkan kuesioner dari Myint Swe Khine (2001) dalam WIHIC Questionnare to Measure the Learning Environtment dari Institute of Education Singapore. Dalam kuesioner ini memuat 28 item pertanyaan dan secara keseluruan skala ini bersifat persepsional. Persepsional dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana responden (siswa) dapat melihat dan merasakan tentang bagaimana situasi dan suasana yang ada di dalam kelas, maka bentuk skala dalam kuesioner ini mengacu pada model skala likert. Skala ini dimodifikasi dengan 4 pilihan jawaban, yaitu Selalu (SL), Sering (S), Kadang-kadang (KD) dan Tidak Pernah (TP) hal ini dimaksukan untuk mengukur besarnya frekuensi siswa di.

Gambar

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir ……………………………………………..  38  Gambar 2.2 Hipotesis Penelitian …………………………………………………  39  Gambar 4.1 Diagram Kategorisasi  Suasana Lingkungan Sosial Kelas …………
Gambar 2.1  Alur Kerangka Berpikir Suasana Lingkungan Sosial
Gambar 2.2        Hipotesis Penelitian
Tabel 3.6  Reliabilitas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari sistem tersebut pembayaran angsuran menggunakan aplikasi android yang bersifat client-server, yaitu petugas akan memindai QR Code dari nasabah dan sistem otomatis

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Bagaimana aktivitas guru dalam Praktik Menata Sanggul Up Style dengan Model Pembelajaran Bertukar Pasangan pada

Diterima pada salah sat u perguruan t inggi di luar negeri pada peringkat 200 t erbaik dunia. Atau memiliki sertifikat kejuaraan/ prestasi pada tingkat perguruan tinggi, atau

Machine merupakan metode yang dapat digunakan untuk memperbaiki metode LVQ3 dalam klasifikasi tipe skizofrenia karena metode ELM dapat menghasilkan akurasi yang lebih tinggi

09.30 hrs Overview of Mexico and Indonesia: two blooming economies, by Mr. Nick Gandolfo, Head of leading intemational business, HSBC.. 09'50 hrs Presentation of

yang lebih besar bagi para importir dan pemasok barang dalam memilih yang terbaik perusahaan inspeksi dan penguji yang ada di negara asal5. yang memiliki laboratorium

Apabila besar sudut H lebih besar 15º maka bentuk profil wajah adalah cembung, sedangkan bila lebih kecil dari 7º maka bentuk profil wajah adalah cekung karena letak Pog’ lebih

Jawab : ada beberapa pijakan yang dilakukan guru dalam melaksanakan kegiatan sentra bahan alam yaitu, pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main (circle