Dicetak ulang oleh:
UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014
Teman- teman,
Kita belajar yuk, mengapa ya di Indonesia banyak terjadi bencana alam.
Sebelum kita mulai, kita berkenalan dulu dengan Ina dan Si Aga.
Mereka akan menunjukkan kepada kita tentang bencana dan bagaimana bersiap siaga.
Si Aga di sebelah kanan, dan Ina di sebelah kiri
Dicetak Ulang :UPT Loka Uji Teknik Penambangan dan Mitigasi Bencana, Liwa
2014
Teman-teman,
Wilayah Indonesia memang rawan bencana. Ada Gempa bumi, Tsunami, Gunungapi, Tanah longsor dan Banjir
Pada hari yang baik ini, kita akan belajar lebih dulu tentang gempa bumi dan tsunami.
Ayo, kita mulai…
1
Indonesia Kita
Di alam jagad raya ini, salah satu planet yang mengitari Matahari adalah Bumi.
Benda langit terdekat dengan Bumi adalah Bulan.
Seandainya kita bisa berdiri di Bulan, beginilah kenampakan Bumi tempat tinggal kita.
(Teman-teman, adakah yang ingin pergi ke bulan?)
2
Bumi Kita
Sejak dahulu kala, pada jutaan tahun yang lalu, permukaan bumi yang kita injak bergeser.
Rupanya daratan yang kita injak menyatu membentuk kulit Bumi yang disebut lempeng.
Sejak jutaan tahun lalu Lempeng Bumi ini bergerak dengan kecepatan rata-rata 10 cm/tahun.
Di gambar ini, apakah yang teman-teman lihat tentang
kepulauan Indonesia dari waktu ke waktu, sejak jutaan tahun lalu hingga saat ini?
3
Lempeng Bumi Bergerak
200 juta tahun lalu
60 juta tahun lalu
Sekarang
Bagaimana lempeng bumi itu bisa bergerak ya?
Ini jawabannya:
- Di dalam perut bumi terdapat inti bumi dan selubung (mantel).
- inti bumi bersifat panas. Temperaturnya sampai 6000oC.
- Mantel yang dipanaskan oleh inti bumi bergerak membentuk arus (disebut arus konveksi).
- Oleh arus konveksi ini lah lempeng bumi bergeser-geser.
(Tahukah teman-teman, pergerakan arus konveksi itu seperti
pergerakan air yang dipanaskan. Di rumah, nanti coba dilihat ya!)
4
Tenaga yang menggerakan Lempeng Bumi Kita
Sumber: Buku “Bumiku Seperti Kerupuk di atas Bubur, Editor: Munasri & Eko Yulianto, 2010”
Ingat ya, lempeng bumi bergerak!
Pergerakan lempeng itu ada yang saling bertumbukan, saling menjauh, dan saling berpapasan.
Pada lempeng yang saling bertumbukan, batuan pada lempeng itu juga saling menekan.
Bila tidak kuat menahan tekanan, batuan akan pecah, “brak..!”
menimbulkan guncangan yang disebut gempa bumi.
5
Gempa Bumi
Bertumbukan
Saling Menjauh Berpapasan
Gempa yang dirasakan di setiap tempat ternyata berbeda-beda.
Mengapa?
Keadaan ini seperti sebuah lampu penerang. Cahaya yang diterima di setiap tempat berbeda-beda.
Tempat yang lebih jauh dari
lampu, menerima cahaya yang lebih redup.
Tempat yang lebih jauh dari pusat gempa akan menerima guncangan yang lebih ringan. Selain itu,
guncangan gempa juga dipengaruhi kondisi lapisan batuan. Pada batuan yang lebih lunak, guncangan gempa akan diperbesar. Bandingkan
bangunan di titik A dan B.
6
Kekuatan energi ledakan di pusat gempa disebut Magnitude , yang
diukur dengan satuan skala Richter, atau diukur dengan sebutan
Moment Magnitude (Mw).
Sedangkan kekuatan guncangan di berbagai tempat di permukaan bumi disebut Intensitas gempa, yang
diukur dengan satuan skala MMI=
Modified Mercalli Intensity.
Jika merasakan gempa, lebih baik kita perhatikan guncangan (MMI) nya.
Intensitas = guncangan gempa di permukaan bumi
Magnitudo di pusat gempa
Diukur dengan Skala Richter (SR)
A B
Guncangan gempa yang diukur dengan skala MMI (Modified Mer- calli Intensity). Skala MMI ada 12.
Di sini digambarkan sampai skala MMI 8.
MMI 1, Tidak terasa.
MMI 2, Sangat rendah, benda
ringan yang digantung bergoyang.
MMI 3, Kecil, dapat dirasakan, seakan ada truk lewat.
MMI 4, Sedang, lampu gantung bergoyang, kaca jendela bergetar.
MMI 5, Agak kuat, orang tidur ter- bangun, barang pajangan terjatuh.
MMI 6, Kuat, Kaca jendela pecah, buku di rak berjatuhan.
MMI 7, Sangat kuat, sulit berdiri tegak, kerusakan pada bangunan.
7
MMI 8. sampai 12, Menghancurkan, rumah roboh, tanah retak, sampai
terjadi kehancuran besar.
Untuk pengetahuan kesiapsiagaan, sebaiknya pahami skala MMI 1 sam- pai 8.
Misalnya, ketika merasakan
guncangan gempa seakan ada truk lewat (MMI 3) atau lampu yang di- gantung bergoyang (MMI 4),
Kita tidak perlu panik, bergegaslah melindungi kepala, sambil bersiaga keluar rumah.
Guncangan gempa yang diukur dengan Skala MMI (Modified Mercalli Intensity)
Tidak terasa
Sangat rendah, benda ringan yang digantung bergoyang.
Kecil, dapat dirasakan, seakan ada truk lewat.
Sedang, lampu gantung bergoyang, kaca jendela bergetar.
Agak kuat, orang tidur terbangun, barang
pajangan terjatuh.
Kuat, Kaca jendela pecah, buku di rak berjatuhan.
Sangat kuat, sulit berdiri tegak, kerusakan pada
bangunan.
Menghancurkan, rumah roboh, tanah retak, sampai terjadi kehancuran besar.
I II III
IV
V
VI VII
VIII - XII
Dimana ya tempat yang biasa terjadi gempa?
- Ini adalah tempat-tempat terjadinya gempa bumi.
- Ilmu dan teknologi manusia belum dapat meramalkan kapan gempa akan terjadi.
- Tetapi tempat-tempat bakal terjadi gempa sudah bisa
diperhitungkan, yaitu seperti titik-titik gempa yang terlihat pada gambr ini.
- (Tahukah kalian, mengapa gempa sangat jarang terjadi di Pulau Kalimantan).
8
Titik-titik Pemunculan Gempabumi di Indonesia (Th. 1990 - 2012)
Sumber: USGS
Bila gempa terjadi di laut dan menimbulkan tsunami,
daerah pantai bertanda merah ini lah yang rawan terhadap tsunami.
Gempa bumi yang bagaimana yang menimbulkan tsunami?
Tsunami bisa terjadi oleh ;
- Gempa bumi di bawah laut.
- Dengan kekuatan gempa 6,5 skala atau lebih.
- Dan kedalaman pusat gempa kurang dari 30 km.
9
Peta Rawan Tsunami
Sumber: BMKG
Proses terjadinya tsunami akibat gempa di bawah laut seperti ini:
1. Terjadi gempa di bawah laut
2. Perubahan permukaan dasar laut secara tiba-tiba memicu pembentukan gelombang awal tsunami.
3. Sebagian gelombang tsunami mulai menjalar ke arah pantai (di lautan lepas, ketinggian
tsunami hanya 50 cm dengan kecepatan sampai 800 km/jam.
Mendekati pantai kecepatannya mengecil menjadi 40 km/jam, tetapi tinggi gelombang bisa sampai 70 meter.)
Pergerakan tsunami bisa dibayang- kan seperti laju kendaraan cepat di jalan yang sepi; kemudian melambat karena berhadapan dengan pintu perlintasan kereta api atau ada
lampu merah di persimpangan jalan.
10
Proses Terjadinya Tsunami
Sumber: Buku “Selamat dari Terjangan Tsunami, Editor: Munasri & Yoshinari Hayashi, 2011”
Menghadapi tsunami
Bila kita sedang berada di pantai dan mendapati salah satu tanda berikut ini, segera lah menjauhi pantai.
1. Merasakan guncangan gempa yang kuat.
2. Mendapati air laut surut dengan cepat.
3. Merasakan guncangan gempa yang pelan, berayun tetapi dalam waktu yang lama ( lebih dari 30 detik) 4. Melihat ada garis hitam di cakrawala
Tsunami bisa terjadi oleh gempa di bawah laut dan tidak selalu dicirikan oleh tanda air laut yang surut.
12
Tas Siaga
Siapkan selalu tas siaga di tempat yang mudah dijangkau.
Bila terjadi keadaan darurat, tas ini dibawa saat evakuasi.
Masukkanlah ke dalam tas siaga barang yang berguna untuk keperluan darurat saat evakuasi misalnya:
1. Obat-obat pribadi 2. Makanan ringan 3. Air mineral
4. Lampu senter 5. Radio kecil
6. Alat mandi 7. Handuk kecil 8. Pakaian ganti
Barang apa lagi yang kamu perlukan saat evakuasi?
13
Obat-obatan Air mineral
Perlengkapan mandi Lampu senter Makanan ringan
Radio kecil
Handuk kecil Pakaian ganti
Tas Siaga
Apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi risiko bencana gempa bumi dan tsunami.
1. Miliki pengetahuan umum tentang bencana di Indonesia.
2. Pahami lingkungan tempat tinggal atau tempat dimana kita berada.
3. Kuasai tindakan penyelamatan diri.
4. Tingkatkan keterampilan diri dalam kesiapsiagaan berbasis komunitas (keluarga, sekolah, masyarakat).
5. Berkoordinasi dengan aparat pemerintah terkait.
14
INDONESIA
RAWAN BENCANA
Miliki pengetahuan tentang bencana
Pahami lingkungan tempat tinggal
Tingkatkan
Kesiapsiagaan berbasis
komunitas
Kuasai tindakan penyelamatan diri
Koordinasi dengan aparat terkait