• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH DAUN SUKUN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN ROCKWELL KOMPOSIT PE/DAUN SUKUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH DAUN SUKUN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN ROCKWELL KOMPOSIT PE/DAUN SUKUN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

*Penanggung Jawab

PENGARUH PENAMBAHAN LIMBAH DAUN SUKUN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN ROCKWELL KOMPOSIT

PE/DAUN SUKUN

Siti Rohmah

1

; Rahmat Satoto

2*

; Andi Suhandi

1*

1Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jl. Dr. Setiabudhi 229, Bandung 40154, Indonesia

2Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)), Jl. Sangkuriang Komplek LIPI, Bandung 40135, Indonesia

Siti.rohmah@student.upi.edu, rahmat.satoto@lipi.go.id, isuhandi@upi.edu

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian mengenai penambahan persen komposisi massa daun sukun dalam komposit PE/daun Sukun yang ramah lingkungan. Daun sukun yang digunakan merupakan limbah daun kering yang telah gugur dari pohonnya. Pembuatan dilakukan dengan membuat daun sukun menjadi serbuk berukuran 140 mesh menggunakan mesin penghancur untuk kemudian disaring dengan penyaring wire mesh machine. Selanjutnya dilakukan pencampuran daun sukun dengan polyethylene dalam internal mixer Labo Plastomill pada suhu pelelehan 145oC. Pengujian dilakukan dengan mengamati perubahan

%massa daun sukun 0%, 10%, 15%, 20%, dan 25% terhadap kekuatan tarik, modulus elastisitas, %elongasi dan kekerasan Rockwell. Penelitian menunjukan, penambahan daun sukun dalam komposit PE/daun sukun menurunkan nilai kuat tarik, %elongasi, dan kekerasan Rockwell tetapi meningkatkan nilai modulus elastisitasnya.

Kata Kunci : Limbah daun Sukun, Kuat Tarik, Polyethylene, Komposit Ramah Lingkungan, kekerasan Rockwell.

ABSTRACT

EFFECT OF ADDITION OF BREADFRUIT WASTE LEAVES ON ROCKWELL HARDNESS AND TENSILE STRENGTH COMPOSITE PE/BREADFRUIT LEAVES

Research on the addition of breadfruit leaves mass% composition into a polyethylene matrix to create a new composite material with environmentally friendly. Breadfruit leaves obtained is a waste of dry leaves that have fallen from the tree. The prepared was done by making the breadfruit leaves into powder with size 140 Mesh using a shredder machine and then filtered with wire mesh machine. Furthermore, the leaves of breadfruit with polyethylene mixing in internal mixer Labo Plastomill with melting temperature of 145oC.

Testing was done by observing the change in mass% of breadfruit leaves 0%, 10%, 15%,

(2)

20%, and 25% of the tensile strength, elastic modulus, %elongation and Rockwell hardness. Research shows, the addition of breadfruit leaves on the composite PE/breadfruit leaves lowering the value of tensile strength, %elongation, Rockwell hardness but increase the value of the elasticity modulus.

Keywords: Waste Breadfruit Leaves, Tensile Strength, Polyethylene, Environmentally friendly composite, Rockwell Hardness.

PENDAHULUAN

Penggunaan material plastik yang semakin meningkat menyebabkan penumpukan sampah plastik di lingkungan semakin meningkat. Tidak hanya dilingkungan pemukiman, kini sampah plastik telah menjadi polutan bagi kehidupan di lautan, yang mengakibatkan kerusakan ekologi laut.

Kondisi ini terjadi ketika sisa-sisa plastik yang berserakan menjadi ancaman langsung bagi mahkluk hidup, plastik yang termakan oleh makhluk hidup dapat merusak proses pencernaan makhluk hidup (Derraik, 2002). Telah banyak diketahui bahwa plastik merupakan material yang tidak mudah hancur secara alami ketika berada dilingkungan karena plastik merupakan material tahan lama selain itu mudah untuk diproses menjadi barang-barang kebutuhan sehari-hati dan harganya yang cukup terjangkau dibandingkan material lain untuk keperluan sejenis membuantnya material yang sangat terkenal. Terdapat empat jenis mekanisme yang dalam penghancuran (degradasi) plastik di lingkungan: photodegradation degradasi dengan menggunakan foton, degradasi oksidasi termal, degradasi hidrolitis dan biodegradasi atau degradasi oleh mikroorganisme (Andrady, 2011).

Mikroba yang menghancurkan polimer bekerja dengan cara mengubah carbon menjadi rantai karbon dioksida atau menggabungkannya dengan biomolekul (Yamada 2001). Tetapi proses ini memerlukan waktu 50 tahun atau lebih untuk dapat menghancurkan polimer

secara keseluruhan (Müller, 2001). Saat ini, tedapat tiga metode utama penanggulangan sampah plastik yaitu:

penguburan, pengabuan dan penggunaan kembali (recycling) yang masih memiliki keterbatasan tersendiri (Zhang, 2004).

Kebutuhan akan material dengan harga rendah, massa lebih ringan, dan sifat mekanik yang baik merupakah hal utama dikembangkannya material- material baru, salah satunya komposit polimer. Penggunaan plastik dengan kelebihan dan kekurangannya, menjadikannya alasan utama pembuatan material baru dengan karakteristik utama layaknya plastik tetapi juga dapat mengurangi kekurangannya. Material alam berupa limbah daun yang ketersediaan di alam cukup banyak serta sifat utamanya yang dapat hancur di lingkungan jauh lebih cepat karena kandungan senyawa-senyawa didalamnya yang dengan mudah dihancurkan mikroorganisme.

Polyethylene (PE) merupakan polimer dengan volume ketersediaan tertinggi di dunia. PE memiliki kekerasan, kemudahan untuk dibentuk, resistansi kimiawi yang baik, permeabilitas penguapan air, dan daya serap air yang rendah. Kemampuannya yang mudah di proses membuat berbagai tingkat massa jenis PE menjadi pilihan menarik untuk dibentuk berbagai macam barang. PE memiliki keterbatasan pada modulus elastisnya, yield stress, dan titik leleh yang relatif rendah. PE digunakan untuk membuat wadah, botol, film, pipa, dan benda-benda lainnya.

(3)

PE terbentuk dari struktur berulang (–CH2CH2–)x. PE yang homopolimer dimana susunan di dalamnya hanya atom karbon dan atom hidrogen akan bersifat layaknya intan dan graphite (yang mana penyusunya juga hanya atom karbon dan hidrogen). Perbedaan mutu pada PE ditandai dengan perbedaan sifat termal dan mekaniknya. PE umumnya berwarna keputih-putihan dan tembus cahaya.

Tersedia dalam rentang massa jenis dari 0.91 hingga 0.97 g/cm3. Perbedaan massa jenis ini diakibatkan oleh morfologi struktur kekuatannya; rantai panjang, rantai linear dengan sisi bercabang. PE yang tersedia secara komersial di pasar diantaranya PE dengan densitas sangat rendah (Very-Low Density Polyethylene), PE densitas rendah (Low Density Polyethylene), PE densitas rendah rantai linear (Linear-Low Density Polyethylene), PE densitas tinggi (High Density Polyethylene) dan PE dengan berat molekul sangat tinggi (Ultra-High Molecular Weight Polyethylene).

Dispersion-strengthened Composite adalah salah satu jenis komposit dimana dalam susunannya terdapat sekian persen volume partikulat (filler) yang tersebar merata yang dapat berfungsi sebagai penguat dan pengeras. Penguatan yang terjadi melibatkan interaksi antara partikelnya dengan sambungan dalam matriknya (Callister, 2007). Salah satu Filler yang dapat digunakan dalam pembuatan komposit serta diharapkan mampu memberikan pengaruh lain sebagai bahan yang lebih ramah lingkungan adalah material alam berupa daun kering berbentuk serbuk (partikulat).

Penelitian penggunaan bahan alam sebagai filler komposit telah banyak dilakukan. Penggunaan kulit jagung sebagai filler dan polylactid acid dengan penggunaan variasi komposisi kulit jagung 10%, 20%, 30%, 40% dan dengan penggunaan variasi ukuran 50 mesh, 100 mesh dan 300 mesh menunjukan

kecenderungan penurunan kuat tarik, kuat lengkung, dan kuat impak, tetapi meningkatkan nilai modulus elastisitas komposit. Ukuran partikel yang lebih kecil mengakibatkan ikatan antar muka antara matrik dengan filler lebih kuat dan terjadi penyebaran partikulat yang lebih baik sehingga meningkatkan sifat mekaniknya (Jagadeesh, 2012)

Penelitian lainnya penggunaan bahan alam sebagai material filler dalam pembuatan komposit bematrik polimer diantaranya dengan penggunaan kulit pisang (Pereira, 2013), serbuk kayu (Ndlovu, 2013) (Atuanya, 2011) (Gallagher, 2012) (Nourbakhsh, 2008), daun Pandan Alas (Taufik, 2014), daun nanas (Nwanonenyi, 2013) dan sekam Padi (Fathanah, 2011) menunjukan adanya pengaruh signifikan terhadap komposit yang dihasilkan.

Pohon Sukun memiliki daun tebal dan bersirip dengan warna hijau gelap pada bagian depannya yang seringkali terlihat mengkilat, daun Sukun dalam satu pohon memiliki ukuran bervariasi (Sirkawar, 2014). Daun sukun yang digunakan sebagai filler komposit polimer merupakan material inovatif, sehingga studi mengenai sifat mekanik material ini belum banyak diketahui.

Daun sukun Artocarpus altilis merupakan tanaman yang tumbuh sepanjang tahun ukuran daun yang besar menjadikan daun ini mudah ditemukan menumpuk.

Berdasarkan hal tersebut, dilakukannya penelitian bagaimana penggunaan limbah daun sukun menjadi filler komposit polimer yang dengan mengamati perilaku komposit yang diperoleh. Sifat yang diamati diantaranya kuat tarik, modulus elastisitas dan

%elongasinya, karakterisasi ini merupakan metode untuk mengetahui sifat mekanik dasar yang harus diketahui dari suatu material sehingga penggunaannya lebih lanjut dapat disesuaikan dengan karakterisasi tersebut.

(4)

Kuat tarik diukur dengan membagi nilai beban pada saat spesimen putus dengan luas penampang mula-mula spesimen sebelum putus. Hasil dari kuat tarik dinyatakan dalam megapascal (MPa)

𝑲𝑲𝑲𝑲 𝑲𝑲𝒕𝒕𝒕 = (𝒃𝒃𝒃𝑲𝒃 𝒔𝑲𝑲𝑲 𝒑𝑲𝑲𝑲𝒔) (𝒍𝒃𝒃𝑲𝒕 𝒎𝑲𝒍𝑲−𝒎𝑲𝒍𝑲)(𝑲𝒃𝒃𝑲𝒍 𝒎𝑲𝒍𝑲−𝒎𝑲𝒍𝑲)

(pers 1) Peresen elongasi, diukur dengan membagi nilai perubahan panjang (elongasi) akibat beban tarikan dengan panjang mula-mula spesimen kemudian dikalikan 100. Hasil perhitungan dinyatakan dalam persen.

%𝒃𝒍𝒆𝒃𝒆𝑲𝒔𝒕

= (𝒃𝒍𝒆𝒃𝒆𝑲𝒔𝒕 𝒔𝑲𝑲𝑲 𝒑𝑲𝑲𝑲𝒔)

(𝒑𝑲𝒃𝒑𝑲𝒃𝒆 𝒔𝒑𝒃𝒔𝒕𝒎𝒃𝒃 𝒎𝑲𝒍𝑲 − 𝒎𝑲𝒍𝑲) 𝒙 𝟏𝟏𝟏

(pers 2) Modulus elastisitas atau modulus Young, diukur dengan menarik garis singgung linier pada kurva tegangan- regangan, titik garis singgung dipilih kemudian membagi nilai tegangan dengan regangan yang sesuai. Untuk keperluan perhitungaan ini, nilai tegangan tarik diperoleh dari hasil pembagian nilai rata-rata luas penampang mula-mula spesimen. Nilai modulus elastisitas dinyatakan dalam megapascal (MPa) atau gigapascal (Gpa).

𝑴𝒆𝑴𝑲𝒍𝑲𝒔 =

(𝒃𝒃𝒃𝑲𝒃 𝒑𝑲𝑴𝑲 𝑲𝒕𝑲𝒕𝒕 𝒆𝑲𝒕𝒕𝒔 𝒔𝒕𝒃𝒆𝒆𝑲𝒃𝒆) (𝒍𝒃𝒃𝑲𝒕 𝒎𝑲𝒍𝑲−𝒎𝑲𝒍𝑲)(𝑲𝒃𝒃𝑲𝒍 𝒎𝑲𝒍𝑲−𝒎𝑲𝒍𝑲)

(𝒃𝒍𝒆𝒃𝒆𝑲𝒔𝒕 𝒑𝑲𝑴𝑲 𝑲𝒕𝑲𝒕𝒕 𝒆𝑲𝒕𝒕𝒔 𝒔𝒕𝒃𝒆𝒆𝑲𝒃𝒆) (𝒑𝑲𝒃𝒑𝑲𝒃𝒆 𝒔𝒑𝒃𝒔𝒕𝒎𝒃𝒃 𝒎𝑲𝒍𝑲−𝒎𝑲𝒍𝑲)

(pers 3) Uji kekerasan merupakan salah satu metode pengujian sifat mekanik suatu bahan untuk mengetahui sifat kekerasannya. Sifat kekerasan adalah salah satu kemampuan material mengalami deformasi plastis, uji kekerasan Rockwell diukur berdasarkan tinggi kedalaman area lengkungan akibat pembebanan pada permukaan spesimen.

Salah satu standar pengujian kekerasan yang diperuntukan material plastik adalah ASTM D 785 Standard Test Method for Rockwell Hardness of Plastics and Electrical Insulating Materials.

Didalamnya telah mencakup deskripsi mengenai prosedur pengujian, dimensi spesimen, dan aturan-aturan lainnya.

Pada prakteknya, nomor kekerasan Rockwell berasal dari hubungan berikut:

HR = 130 – 500h

(Pers 4) Dimana

HR = Nilai kekerasan Rockwell

h =tinggi kedalaman jejak yang ditinggalkan oleh indenter pada permukaan spesimen (mm).

METODE PENELITIAN

Metode penlitian yang dilakukan adalah dengan metode ekperimen. Secara keseluruhan pembuatan dan karakterisasi komposit dilakukan di labolatorium Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bandung.

Pembuatan sampel komposit dilakukan dengan menggunakan mesin internal mixer Labo Plastomill Model 30R150 volume chamber 50cc. Metode pengujian yang digunakan untuk uji tarik adalah ISO 527-2 Determination of Tensile Properties of Plastics type 5A, sedangkan untuk uji kekerasan Rockwell menggunakan standar pengujian ASTM D785 – 98. Standard Test Method for Rockwell Hardness of Plastics and Electrical Insulating Materials.

Polimer yang digunakan berupa polimer jenis polyethylene yang diperoleh dari Asrene Polyethylene PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, sedangkan limbah daun sukun diperoleh dari satu pohon di kawasan Kiaracondong Bandung.

Preparasi Sampel

Sampel daun sukun yang digunakan adalah daun sukun kering yang telah gugur dari pohonnya, daun kemudian

(5)

dibersihkan dari sisa-sisa tanah yang menempel selanjutnya dikeringkan kembali oleh sinar Matahari selama 1-2 hari hingga diperoleh warna daun coklat kekuningan dan tekstur daun yang kering.

Daun sukun kering di potong untuk dibuang bagiannya yang keras untuk memudahkan penghancuran. Bubuk daun sukun yang telah dihancurkan dengan mesin pencacah kemudian di saring menggunakan wire mesh machine dengan bukaan 140 mesh (0.105 mm atau 105 mikron).

Bubuk daun dikeringkan kembali dalam oven pada suhu 100oC selama 8 jam untuk menurunkan kadar air didalamnya. Bubuk daun sukun dan PE kemudian ditimbang dengan variasi komposisi daun sukun 0%, 10%, 15%, 20% dan 25%.

Tabel 1 Komposisi komposit

Sampel No

%Komposisi PE : Sukun

Massa (gram) PE: Sukun

1 0 : 100 50,01 : 0

2 10 : 90 45,01 : 5,00

3 15 : 85 42,50 : 7,50

4 20 : 80 40,00 : 10,00

5 25 : 75 37,50 : 12,50

Pembuatan Komposit

Bahan-bahan yang telah siap, dimasukan dalam ruang pencampuran Labo Plastomill pada suhu 145oC.

Gambar 1 Pencampuran PE dengan daun sukun

Pencampuran dilakukan selama total waktu 6 menit. 2 menit pertama untuk pelehan PE murni dan 4 menit selanjutnya PE yang telah berupa lelehan

dicampurkan bubuk daun sukun. Hasil pencampuran berupa lelehan komposit PE/daun sukun dikumpulkan dalam plastik berlabel.

Gambar 2. Lelehan komposit PE/daun sukun

Hasil pencampuran yang kini telah menjadi komposit PE/daun sukun dicetak dengan menggunakan spacer untuk diperoleh lembaran komposit PE/daun sukun yang dapat dipotong menjadi batang uji atau spesimen. Pencetakan dilakukan dengan menggunakan mesin penekan panas hotpress dengan suhu 125oC dan tekanan 50 Pa selama total waktu 2 menit.

Spacer yang digunakan berupa spacer dengan ketebalan 0.2 mm untuk batang uji tarik dan ketebalan 3 mm untuk batang uji kekerasan Rockwell.

Lembaran dipotong dengan Dumbell dengan standar dimensi ISO 527-2 tipe 5A untuk uji tarik dan ASTM D 785-98 untuk uji kekerasan Rockwell. Untuk tiap sampel dilakukan 5 kali pengulangan pengujian.

Gambar 3. Spesimen uji Tarik

Gambar 4. Spesimen uji kekerasan Rockwell

Pengujian

(6)

Pengujian tarik dilakukan menggunakan Universal Testing Machine ORIENTEC UCT-5T pada suhu pengujian 23oC. Hasil pengujian yang diperoleh berupa grafik hubungan stress vs strain yang secara otomatis dikonversi menjadi data-data. Pengujian kekerasan Rockwell dilakukan mengunakan

mesin uji

Matsuzawa Seiki Jepang Mrk-M.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter yang diperoleh dari pengujian ini diantaranya kuat tarik (Tensile strength), modulus elastisitas, dan %elongasi.

Gambar 5. Pengaruh daun sukun terhadap modulus elastisitas komposit

Hasil pengukuran modulus elastisitas komposit PE dengan daun sukun diperlihatkan pada Gambar 5 yang menunjukan peningkatan modulus elastisitas dengan ditambahkannya

%komposisi daun sukun dalam matrik polyetylene. Penelitian menunjukan peningkatan akibat adanya perbaikan sifat kekakuan dari komposit dengan semakin banyaknya daun sukun dalam komposit

Gambar 6. Pengaruh daun sukun terhadap kuat tarik komposit

Hasil pengukuran kuat tarik diperlihatkan pada Gambar 6 yang munjukan kekuatan tarik komposit menurun ddengan ditingkatkannya

%daun sukun dalam matrik PE. Hasl ini menunjukan kehadiran daun sukun sebagai filler tidak membatasi gerak atau mobilitas rantai molekul. Sehingga, penguatan pada matrik polimer, dan ikatan antarmuka antara PE dengan daun sukun rendah yang diperlihatkan dari menurunnya kekuatan tariknya

Gambar 7. Pengaruh daun sukun terhadap

%elongasi komposit

Hasil pengujian pada Gambar 7 memperllihatkan perpanjangan sampel akibat diberi beban tarik menurun dengan semakin ditambahkannya %komposisi daun dalam matrik PE. Hal tersebut dikarenakan kehadiran sukun memberikan efek kaku atau keras pada matrik polyethylene sehingga mengendalikan sifat kompositnya.

Pada pengujian kekerasan Rockwell dituliskan ‘HRR’ dilanjutkan dengan nilainya yang menunjukan nilai skala R yaitu skala kekerasan material dan ukuran diameter beban penekan.

Gambar 8. Pengaruh daun sukun terhadap kekerasan komposit

350 370 390 410 430 450 470

0 5 10 15 20 25

Modulus Elastisitas (MPa)

%Massa daun sukun

10 11 12 13

0 5 10 15 20 25

Kuat Tarik (MPa)

%massa daun sukun

3 8 13

0 5 10 15 20 25

%Elongasi

%Massa daun sukun

-10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35

-5 0 5 10 15 20 25

HRR

%massa daun Sukun

(7)

Hasil pengujian pada Gambar 8 menunjukan penambahan daun sukun menurunkan nilai kekerasan Rockwell.

Hal tersebut dikarenakan sifat daun sukun yang lebih lunak dibandingkan PE yang mengakibatkan nilai kekerasan dengan kandungan daun sukun yang lebih banyak memiliki nilai kekerasan rendah.

KESIMPULAN

Hasil pengujian mekanik komposit PE dengan daun sukun menunjukan dengan semakin banyaknya komposisi daun sukun akan menurunkan kuat tarik, kekerasan dan %elongasi kompositnya, yang menunjukan ikatan yang kurang kuat antara polyethylene dengan daun sukun. Sedangkan pada pengujian modulus elastisitasnya, penambahan daun sukun meningkatkan nilai modulus elastisitasnya, yang menunjukan adanya peningkatan kekakuan dari komposit PE/daun sukun.

DAFTAR PUSTAKA

Andrady, A.L.(2011). Microplastics in the marine environment. Mar. Pollut.

Bull. 2011, 62, 1596–1605.

ASTM D785 – 98. Standard Test Method for Rockwell Hardness of Plastics and Electrical Insulating Materials.

Atuanya, C,U. Ibhadode, A,O,A &

Igboanugo, A,C. (2011). Potential of Using Recycled LDPE in Wood Composites Board. African Journal of Environmental Science and Technology Vol 5(5), PP 389-396.

Callister, William D. (2007). Materials Science and Engineering - An Introduction, Edisi ke 7. John Wiley

& Sons, Inc. USA.

Derraik, J,G,B. (2002). The pollution of the marine environment by plastic debris: A review. Mar. Pollut. Bull.

2002, 44, 842–852.

Fathanah, Umi. (2011). Kualitas Papan Komposit dari Sekam Padi dan Plastik HDPE Daur Ulang Menggunakan Maleic Anhydride

(MAH) sebagai Compatibilizer.

Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan Vol. 8, No. 2, Hal 53- 59.

Gallagher, L,W & Mcdonald, Armando G. (2012). The Effect of Micron Sized Wood Fibers in Wood Plastic Composites. Journal of Modern Technology Vol 15(3) page 357-374.

Herper, Charles A & Modern Plastics.

(1999). Modern Plastics Handbook.

Mc Graw-Hill.

ISO 527-2. Determination of Tensile Properties of Plastics.

IPC-TM-650 (1995). Test Methods Manual: Tensile Strength, Elongation and Modulus. The Institute for Interconnecting and Packaging Electronic Circuits.

Jagadeesh, Dani. Sudhakara, P. Prasad, C,V. Kim, H,J & Song, J,I (2012). A Study on The Mechanical Properties of Bio-Composites from Renewable Agro-Wasted/Poly (lactid acid).

Journal of Biobased Mterial and Bioenergy Vol 6, pp 1-6.

Ndlovu, S,S. Reenen, A,J,V & Luyt, A,S.

(2013). LDPE-Wood Composites Untilizing Degradable LDPE as Compatibilizer. Elevier Journal of Composite Part A 51 page 80 – 88.

Nourbakhsh, Amir. Kokta, Bouhuslav V.

Ashori, Alireza & Latibari, Ahmad Jahan. (2008). Effect of a Novel Coupling Agent, Polybutadiene Isocyanate, on Mechanical Properties of Wood-Fiber Polypropylene Composites. SAGE:

Journal of Reinforced Plastics and Composite, Vol. 27, No. 16–

17/2008.

Nwanonenyi, S,C & Anyanwu, P,I.

(2013). Studies on the Properties of Peneapple Leaves Powder Filler Low Density Polyethylene. Journal of SAVAP International Natural Science and Apllien Physics. Vol 4 no 1 Jan 13 pp 359-367.

(8)

Müller, R.-J. Kleeberg, I & Deckwer, W, D. (2001) Biodegradation of polyesters containing aromatic constituents. J. Biotechnol. 2001, 86, 87–95.

Pereira, Paulo H,F. Benini, Kelly C,C.

Watashi, Cintia Y. Voorwald, Herman J,C & Cioffi, Maria O,H.

(2013). Characterization of High Density Polyethylene (HDPE) Reinforced with Banana Peel Fibers.

bioresources.com: BioResources 8(2), 2351-2365.

Sikarwar, Mukesh S. Hiu, Boey J.

Subramaniam, Kumutha. Valeisamy, Bavani D. Yean, Lingkar. Balaji, Kaveti (2014). A review on Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg (Breadfruit). Journal of Applied Pharmacutical Science Vol 4 (08) page 091-097.

Taufik, Citra Mardatillah dan Astuti.

(2014). Sintesis dan Karakterisasi Sifat Mekanik serta Struktur Mikro Komposit Resin yang Diperkuat Serat Daun Pandan Alas (Pandanus dubius). Jurnal Fisika Universitas Andalas Vol 3. No 1.

Yamada-Onodera, K. Mukumoto, H.

Katsuyaya, Y. Saiganji & A. Tani, Y.

(2001). Degradation of polyethylene by a fungus, Penicillium simplicissimum YK. Polym. Degrad.

Stabil. 2001, 72, 323–327.

Zhang, J. Wang, X. Gong, J. & Gu, Z. A (2004) study on the biodegradability of polyethylene terephthalate fiber and diethylene glycol terephthalate.

J. Appl. Polym. Sci. 2004, 93, 1089–

1096.

Gambar

Tabel 1 Komposisi komposit
Gambar 6. Pengaruh daun sukun terhadap  kuat tarik komposit

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai kitab ulama fiqh yang ada itu dikumpulkan dan dikaji untuk dijadikan hukum Islam yang berlaku di Indonesia (hukum positif). Pada intinya KHI dibuat untuk

Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi. Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan

Jamur karat tidak dapat hidup sebagai saprofit yakni tidak dapat menyerap makanan dari organisme yang telah mati, sehingga jamur ini tidak dapat mempertahankan diri pada

Untuk merealisasi desain BPA yang dibuat sebelumnya maka desain tersebut diimplementasikan ke dalam sebuah sistem perangkat lunak(Pressman, 2002) yang nantinya

bahwa dalam rangka untuk meningkatkan iklim usaha yang kondusif dan meningkatkan layanan prima kepada masyarakat, maka di Kabupaten Bantul telah di bentuk Dinas

Dalam penelitian ini dapat diharapkan akan menghasilkan rekomendasi manajemen risiko pada pondok pesantren luhur Al-Husna berdasarkan ISO 31000 sebagai framework

Hasil penelitian Nur Fadhilah (2015) penerapan modul matematika berbasis Problem Based Learning berbantuan software cabri 3D pada pokok bahasan kubus dan balok

Program Peningkatan Kualitas Pemahaman dan Pengamalan Agama dan Pembinaan