• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMILIHAN BAHAN KIMIA DIKOLAM PENGENDAP LUMPUR STOCKPILE 1 PT. BUKIT ASAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMILIHAN BAHAN KIMIA DIKOLAM PENGENDAP LUMPUR STOCKPILE 1 PT. BUKIT ASAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

170

PEMILIHAN BAHAN KIMIA DIKOLAM PENGENDAP LUMPUR STOCKPILE 1 PT. BUKIT ASAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY

PROCESS (AHP)

Ricky Ade Saputra1, Septa Hardini2

1,2Teknik Industri, Universitas Bina Darma, Indonesia Email : saputraricky8350@gmail.com1, septahardini@binadarma.ac.id2

Abstract

PT Bukit Asam (Persero), Tbk is a company engaged in coal mining in Tanjung Enim, South Sumatra. One of the impacts of coal mining is acid mine drainage which can affect the water ecosystem around the mining area. To prevent this, it is necessary to control the quality of acid mine drainage using active or passive methods so that polluted water can be neutralized before being discharged into the river body. The purpose of this study was to determine and select effective and efficient chemicals to neutralize acid mine drainage in Stockpile 1 Sludge Sedimentation Pond (KPL). The data collected were then calculated using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The results of this study concluded that price is a criterion that the company prioritizes in selecting chemicals to neutralize acid mine drain because it has the highest weight of 7,33 and the kapur tohor (CaO) is the most effective chemical to use because it has the highest weight value of 7,984.

Keywords: Acid Mine Drainage, Analytical Hierarchy Process, Sludge Settlement Pond,

1. PENDAHULUAN

Aktivitas penambangan batubara memiliki dampak negatif yang diberikan terhadap lingkungan sekitar. Salah satu dampak negatif adalah terbentuk nya Air Asam Tambang (AAT).

Air asam tambang terbentuk akibat reaksi antara mineral - mineral sulfida dengan air dan udara.

Kegiatan pengupasan over burden merupakan merupakan penyebab terpaparnya mineral sulfida, sehingga mineral sulfida terekspos dan bereaksi dengan oksigen dan air, akhirnya air asam tambang.

PT. Bukit Asam mempunyai komitmen dan kepedulian terhadap masalah isu lingkungan, salah satunya adalah air asam tambang. Air asam tambang dapat merusak ekosistem sungai dan mencemari lingkungan, oleh karena itu air asam tambang tidak boleh di alirkan langsung ke badan sungai. Sebelum dialirkan menuju badan sungai, air asam tambang harus dikelola terlebih dahulu, agar kandungan Fe, Mn, pH dan TSS memenuhi baku mutu lingkungan. Sesuai dengan peraturan Gubernur Sumsel No.18 tahun 2005 tentang Baku Mutu Air Kegiatan Penambangan

Pada salah satu KPL (Kolam Pengendap Lumpur) PT Bukit Asam ada KPL yang khusus menangani air asam tambang yang berasal dari main sump dan air dari Stockpile yaitu KPL Stockpile 1 dengan menggunakan bahan kimia sebagai bahan dasar penetral air asam tambang disana. Ada dua bahan kimia yang digunakan perusahaan di lokasi tersebut yaitu kapur tohor dan pH adjuster, dimana bahan kimia ini memiliki harga, kelarutan dan cara pengolahan yang berbeda-beda. Pada penelitian yang dilakukan penulis sebelumnya (2019), ditemukan bahwa menggunakan satu bahan

(2)

171 | Pemilihan Bahan Kimia Dikolam Pengendap Lumpur Stockpile 1 Pt. Bukit Asam Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Ahp)

kimia saja akan lebih efektif dan efisien dari segi biaya operasional dan cara penggunaannya daripada menggunakan dua bahan kimia sekaligus.

Salah satu akibat penggunaan dua bahan kimia sekaligus adalah meningkatnya biaya operasional, karena dua bahan kimia ini memiliki cara pengolahan yang berbeda-beda, dimana kapur tohor harus dituangkan secara manual ke dalam saluran inlet sedangkan pH adjuster harus menggunakan tedmond dan dialirkan melalui pipa yang sudah dilubangi. Sehingga bisa dikatakan menggunakan dua bahan kimia sekaligus dalam satu tempat itu efektif akan tetapi tidak efisien.

Perusahaan berupaya untuk mengatasi masalah tersebut dan meringankan beban pekerjaan bagi pekerja yang mengelolah air asam tambang di KPL Stockpile 1 dengan memilih salah satu bahan kimia saja untuk pengolahan air asam tambang. Akan tetapi, karena memiliki pengaruh dan kegunaan yang hampir sama, perusahaan mengalami kesulitan dalam memilih bahan kimia tersebut. Berdasarkan dengan latar belakang diatas, penulis mencoba memilih salah satu bahan kimia dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Dengan penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sebuah solusi dan rekomendasi yang dapat digunakan untuk menentukan bahan kimia yang paling cocok dalam pengendalian air asam tambang di KPL Stockpile

2. METODE PENELITIAN

Pencemaran Air

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 kelas, yaitu :

a) Kelas satu (I), air yang diperutukannya dapat digunakan untuk air baku, air minum atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

b) Kelas dua (II), air yang diperuntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lainnya.

c) Kelas tigas (III), air yang diperuntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

d) Kelas empat (IV), air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman , dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama kegunaan tersebut.

AnalyticalHierarchyProcess (AHP)

Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Tahapan- tahapan dalam menggunakan metode AHP sebagai berikut :

a) Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.

b) Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama.

c) Membuat matrik perbandingan berpasangan d) Mendefinisikan perbandingan berpasangan

e) Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten maka pengambilan data di ulang.

f) Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

g) Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan.

h) Memeriksa konsistensi hirarki.

(3)

Ricky Ade Saputra, Septa Hardini | 172 Tabel 1 Intensitas Kepetingan

Angka Artian

1 Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya, pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, Pengalaman dan penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemen lainnya, Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek.

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memeliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan.

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan, Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan

1) Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di PT. Bukit Asam yang berlokasi di di daerah Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.

2) Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuesioner yang disebar dilingkungan perusahaan. Data yang digunakan terdiri dari dua, yaitu data primer yang diperoleh dari observasi, wawancara serat kuesioner dan data sekunder.

3) Metode Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara menganalisis hasil kuesioner dan diolah dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mencari bahan kimia yang paling efisien.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perhitungan Faktor Pembobotan Hierarki Semua Kriteria

Hasil kuesioner yang telah didapatkan dari 18 responden, diambil salah satu jawaban dari responden hanya sebagai contoh perhitungan sebagai acuan, dimana responden A memiliki preferensi sebagai berikut :

1. Harga 3 kali lebih penting dari kelarutan.

2. Kelarutan 5 kali lebih penting dari cara penggunaan.

3. Harga 5 kali lebih penting dari cara penggunaan.

Maka matriks perbandingan hasil preferensi diatas dapat dilihan pada tabel dibawah ini :

(4)

173 | Pemilihan Bahan Kimia Dikolam Pengendap Lumpur Stockpile 1 Pt. Bukit Asam Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Ahp)

Tabel 2. Matriks Faktor Pembobotan Hierarki Semua Kriteria Kriteria Harga Kelarutan Cara Penggunaan

Harga 1 3 5 Kelarutan 1/3 1 5

Cara Penggunaan 1/5 1/5 1

Tabel 3 Matriks Faktor Pembobotan Hierarki Semua Kriteria Dinormalisasikan

Kriteria Harga Kelarutan Cara Penggunaan Priority Vektor Harga 0.65 0.71 0.45 0.60 Kelarutan 0.21 0.23 0.45 0.29

Cara Penggunaan 0.13 0.04 0.09 0.08

Setelah mendapatkan bobt untuk setiap kriteria yang ada pada kolom Priority Vektor, maka selanjutnya mengecek apakah bobot yang dibuat konsisten atau tidak konsisten.

1. Menghitung Principal Eigen Value (λmax) matriks dengan cara menjumlahkan hasil perkalian antara jumlah dengan Priority Vektor.

Principal Eigen Value (λmax) = (0,60 x 1,53) + (0,29 x 4,2) + (0,08 x 11) = 0,918 + 1,218 + 0,88

= 3,016 2. Menghitung Consistency Index (CI)

CI =

= ,

= 0,008

3. Menghitung Consistency Ratio (CR) diperoleh dengan rumus CR = CI/RI, nilai Random Consistency Index (RI) tergantung pada jumlah kriteria seperti pada tabel berikut :

TabeL 4. Nilai Random Consistency Index (RI)

n 2 3 4 5 6 7 8 9 10 R1 0 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49

(5)

Ricky Ade Saputra, Septa Hardini | 174 Jadi untuk n = 3, RI = 0,58

CR = = ,,

= 0,013

Karena hasil perhitungan CR lebih kecil dari 10%, maka pembobotan kriteria dianggap konsisten.

Perhitungan Faktor Pembobotan Hierarki Sub-Kriteria

Matriks faktor pembobotan hierarki semua sub-kriteria pada kriteria harga, dimana responden A memiliki preferensi sebagai berikut :

1) Kapur Tohor 7 kali lebih penting dari pH Adjuster.

2) Kapur Tohor 5 kali lebih penting dari Soda Ash.

3) Soda Ash 3 kali lebih penting dari pH Adjuster.

Maka matriks perbandingan hasil preferensi diatas dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5. Matriks Faktor Pembobotan Hierarki Sub-Kriteria Harga

Bahan Kimia Kapur Tohor pH Adjuster Soda Ash Kapur Tohor 1 7 5

pH Adjuster 1/7 1 1/3

Soda Ash 1/5 3 1

Tabel 6 Matriks Faktor Pembobotan Hierarki Sub-Kriteria Harga Dinormalisasikan

Bahan Kimia Kapur Tohor pH Adjuster Soda Ash Priority Vektor Kapur Tohor 0,74 0,63 0,78 0,716

pH Adjuster 0,10 0,09 0,05 0,08

Soda Ash 0,14 0,27 0,15 0,186

λmax = 3,016 , CI = 0,008 , CR = 0,013

(6)

175 | Pemilihan Bahan Kimia Dikolam Pengendap Lumpur Stockpile 1 Pt. Bukit Asam Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Ahp)

Rekapitulasi Bobot Kuesioner Pemilihan Bahan Kimia

Tabel 7 Bobot Responden Semua Kriteria

Priority Vektor

No Nama Harga Kelarutan Cara Penggunaan 1 Responden A 0,60 0,29 0,08

2 Responden B 0,60 0,29 0,08

3 Responden C 0,08 0,60 0,29 4 Responden D 0,60 0,08 0,29

5 Responden E 0,71 0,18 0,08 6 Responden F 0,71 0,18 0,08 7 Responden G 0,71 0,08 0,18 8 Responden H 0,65 0,25 0,09

Tabel 8 Lanjutan

Priority Vektor

No Nama Harga Kelarutan Cara Penggunaan 9 Responden I 0,71 0,18 0,08

10 Responden J 0,71 0,18 0,08

11 Responden K 0,23 0,66 0,10

12 Responden L 0,19 0,72 0,08

13 Responden M 0,23 0,66 0,10

14 Responden N 0,08 0,60 0,30

15 Responden O 0,08 0,60 0,30

16 Responden P 0,26 0,09 0,65

(7)

Ricky Ade Saputra, Septa Hardini | 176 17 Responden Q 0,08 0,19 0,72

18 Responden R 0,10 0,23 0,66

Jumlah 7,33 6,06 4,24

Tabel 9 Bobot Composite Weight Responden

Composite Weight

No Nama Kapur Tohor pH Adjuster Soda Ash

1 Responden A 0,716 0,080 0,186

2 Responden B 0,70 0,108 0,192

3 Responden C 0,716 0,080 0,186

Tabel 10. Lanjutan

Composite Weight

No Nama Kapur Tohor pH Adjuster Soda Ash

4 Responden D 0,716 0,080 0,186

5 Responden E 0,649 0,123 0,230

6 Responden F 0,70 0,108 0,192

7 Responden G 0,716 0,080 0,186

8 Responden H 0,649 0,123 0,230

9 Responden I 0,716 0,080 0,186

10 Responden J 0,716 0,080 0,186

11 Responden K 0,649 0,123 0,230

12 Responden L 0,70 0,108 0,192

(8)

177 | Pemilihan Bahan Kimia Dikolam Pengendap Lumpur Stockpile 1 Pt. Bukit Asam Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (Ahp)

13 Responden M 0,716 0,080 0,186

14 Responden N 0,70 0,108 0,192

15 Responden O 0,70 0,108 0,192

16 Responden P 0,649 0,123 0,230

17 Responden Q 0,716 0,080 0,186

18 Responden R 0,649 0,123 0,230

Jumlah 12,47 1,79 3,59

Berdasarkan tabel 6 maka dapat disimpulkan bahwa yang memiliki skor paling tinggi adalah harga dengan skor 7,33, disusul kelarutan dengan skor 6,06 dan yang paling rendah adalah cara penggunaan dengan skor 4,24. Sedangkan berdasarkan tabel 7 maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang memiliki bobot paling tinggi adalah kapur tohor dengan skor 12,47, disusul soda ash dengan skor 3,59 dan yang terakhir pH adjuster dengan skor 1,79.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan penelitian, pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan :

1. Dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) maka didapatkan alternatif bahan kimia yang lebih unggul dan sesuai dengan kriteria yang diinginkan yaitu kapur tohor. Data AHP yang diperoleh dari penelitian sebelumnya dan hasil dari kuesioner kemudian dihitung dan ditemukan hasil akhir bahwa bobot dari kapur tohor (12,47) lebih unggul dan sesuai dengan kriteria perusahaan.

2. Berdasarkan perhitungan AHP, diperoleh bahwa kriteria yang paling penting dalam pemilihan bahan kimia yaitu harga (7,33). Harga menjadi prioritas utama dalam pemilihan bahan kimia mengungguli kelarutan (6,06) dan cara penggunaan (4,24).

Pemilihan bahan kimia dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat membatu perusahaan dalam memilih bahan kimia yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh perusahaan. Jadi dengan adanya metode AHP akan mempermudah dan menyederhanakan pengambilan keputusan oleh perusahaan dengan mempertimbangkan hasil dari penelitian ini.

REFERENSI

[1] Anonim , 2015. Pencegahan Air Asam Tambang (Online)

(http://iboscho.blogspot.com/2015/06/pencegahan-air-asam-tambang.html) Diakses pada bulan Juni 2020

[2] Enggal Nursiman, Roby Cahyadi, I. H. (2012) ‘Studi Terhadap Dosis Penggunaan Kapur

(9)

Ricky Ade Saputra, Septa Hardini | 178 Tohor (CaO) Pada Proses Pengolahan Air Asam Tambang Pada Kolam Pengendap Lumpur Tambang Air Laya PT. Bukit Asam (Persero), Tbk’.

[3] Marsono. (2020). Penggunaan Metode Analytical Hierachy Process (AHP) Dalam Penelitian. Bogor:

In Media.

[4] Peraturan Pemerintah RI Nomor 20 Tahun 1990 (1990).

[5] Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 (2001) in Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001, p. 43.

[6] Saragih, S. H. (2013) ‘Penerapan Metode Analitycal Hierarchy Process ( Ahp ) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop’, Sylvia Hartati Saragih, pp. 82–88.

[7] Subriyer Nasir, Marlis Purba, Otto Sihombing (2014) ‘Pengahan Air Asam Tambang Dengan Menggunakan Membran Keramik Berbahanol’, Jurnal Tek.Kimia, 20(Air Asam Tambang), pp. 22–30.

[8] Supriadi Apip, dkk. (2018) Analytical Hierarchy Process : Teknik Penentuan Strategi Daya Saing Kerajinan Bordir. Yogyakarta: Deepublish.

[9] Yulianti, A. (2015) ‘Prototype Alat Pengolahan Air Laut Menjadi Air Minum (Pengaruh Variasi Packing Filter Terhadap Kualitas Air Dengan Analisa DO, Salinitas dan Konduktivitas)’, (December), pp. 2–4.

Referensi

Dokumen terkait

Demikian juga, ada mahasiswa yang menganggap bahwa apa yang telah dilakukannya adalah sebuah cerminan kasih kepada Allah, sementara yang lain beranggapan bahwa kasih

[r]

– Banyak informasi yang dapat diperoleh dari deskripsi yang terstruktur berupa halaman web, pencarian layanan, dan sumberdaya lainnya. • Dapat mengakomodasi berbagai

1) Prof. Bambang Setiaji, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2) Arif Widodo, A.Kep., M.Kes., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan yang

Menghasilkan adesif pati nanokomposit untuk kayu yang bersifat ramah lingkungan dengan menggunakan matriks pati sagu BS yang dimodifikasi dengan boraks dan

STRATA 2 : Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat. Lulus : Tahun

Menurut Muhammad Muhyi Faruq (2009:53), passing atas adalah dengan menggunakan kedua tangan yang diangkat keatas lurus agak kedepan kepala, jari – jari tangan

Kelainan Jantung sebagai Faktor Risiko Terjadinya Stroke Iskemik Penyumbatan pada pembuluh darah yang merupakan penyebab terjadinya stroke iskemik dapat dikarenakan