• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TAKHRIJUL HADITS MELALUI APLIKASI KUTUBUTTIS AH DAN DAMPAKNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AGAMA MAN YOGYAKARTA I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMBELAJARAN TAKHRIJUL HADITS MELALUI APLIKASI KUTUBUTTIS AH DAN DAMPAKNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AGAMA MAN YOGYAKARTA I"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN “TAKHRIJUL HADITS” MELALUI APLIKASI KUTUBUTTIS’AH DAN DAMPAKNYA TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA KELAS X AGAMA MAN YOGYAKARTA I

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun oleh:

Wildati Rachmi Faisalicha NIM: 12410268

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI YOGYAKARTA

2016

(2)

SURAT PERI\TYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

NIM

Jurusan Fakulta-s

Wildati Rachmi Faisalicha 12410268

Pendidikan Agama Islam

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga

Manyatakan dengan sesungguhnya skripsi saya ini adalah hasil karya atau penelitian saya sendiri dan bukan plagiasi dari hasil karya orang lain. Jika temyata dikemudian hari terbukti plagiasi maka kami bersedia untuk ditinjau kernbali hak kesarjanaannya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Yogyakarta, 23 Ill{.ei 2016 Yang meny€takan,

NIM: 12410268

wildatiRdtXi

(3)

SURAT KETERANGAN BERJILBAB

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

NIM

Jurusan

Fakultas

: Wildati Rachmi Faisalicha

| 12410268

: Pendidikan Agama Islam

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga

dengan

ini

menyatakan bahwa pas

foto

yang diserahkan dalam daftar munaqosyah tersebut benar-benar pas foto saya dan saya berani menanggung resiko dari pas foto

tersebut.

Jika

dikemudian

hari

terdapat sesuatu

hal,

saya tidak akan menyalahkan pihak Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga yogyakarta.

Yogyakarta, 25 Mei 2016

Yang Menyatakan

NIM. 12410268

t

(4)

UlNSunanKalijagaYogyakarta FM-UINSK-BM-05-03/RO

PENGAJUAN PERSETUJUAN SKRJPSI / TUGAS AKHIR

Hd

: Persetujuan Skripsi/Tugas Akhir Lamp. : Satu Naskah Skripsi

Kepada Yth,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga

di Yogyakarta

Assalam u' a la i kum

I{n

llb.

Setelah membaca, meneliti, menelaah, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya selaku pembimbing menyatakan bahwa skripsi Saudara:

Nama

NIM

Jurusan Semester Fakultas

Wildati Rachmi Faisalicha 12410268

Pendidikan Agama Islam

VIII

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul

Skripsi

: Pembelajaran "

takhrijul hadits" Melalui

Aplikasi Kutubuttis'ah dan Dampaknya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Agama MAN Yogyakarta 1.

sudah dapat diajukan kepada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga sebagai salah satu syarat untuk mernperoleh gelar Sarjana Shata Satu dalam Pendidikan Islam.

'

Dengan ini, kami mengharap agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut di atas dapat segera diajukan/dimunaqosyahkan. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

lYass ala m u' alaikum lYr. lltb,

Yogyakarta, 23 Mei 2016 Pembimbing

Drs. Moch. Fuad. M.Pd NIP. 19570626 198803 1003

(5)
(6)

vi MOTTO

Artinya :

Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (Q.S Al-Baqarah: 151)1

1Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: Syaamilquran, 2012), hal.

58.

(7)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk Almamater Tercinta

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

(8)

viii ABSTRAK

WILDATI RACHMI FAISALICHA. Pembelajaran “takhrijul hadits”

Melalui Aplikasi Kutubuttis’ah dan Dampaknya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Agama MAN Yogyakarta 1. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2015.

Latar belakang penelitian ini adalah peran teknologi melalui software aplikasi-aplikasi yang dapat membantu dalam proses pembelajaran termasuk aplikasi kutubuttis’ah, aplikasi tersebut digunakan guru sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran “takhrijul hadits” untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Berdasarkan latar belakang tersebut, yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah bagaimana penggunaan aplikasi kutubuttis’ah dalam pembelajaran “takhrijul hadits” di kelas X MAN Yogyakarta 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran “takhrijul hadits” melalui aplikasi kutubuttis’ah, mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran “takhrijul hadits” melalui aplikasi kutubuttis’ah dan mengetahui problematika dalam penggunaan aplikasi tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi,dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan reduksi data yang disusun secara sistematis kemudian display data yang berupa uraian deskriptif yang panjang dan terakhir kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penggunaan aplikasi kutubutis’ah pada pembelajaran takhrijul hadits di kelas X Agama MAN Yogyakarta 1 berjalan dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran takhrijul hadits melalui aplikasi kutubuttis’ah. 2) Pembelajaran dengan menggunakan aplikasi kutubuttis’ah mempunyai dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian yang peneliti ketahui bahwa hasil belajar dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat meningkat dilihat dari nilai ulangan harian, keaktifan, kemampuan unjuk kerja siswa, maupun sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari. dari ranah kognitif peningkatan hasil belajar siswa bisa dilihat dari daftar nilau ulangan 1 dan ulangan 2. Rata-rata untuk ulangan harian 1 adalah 85,76. Sedangkan rata-rata untuk ulangan harian 2 adalah 88,76.

3) Problematika yang dihadapi antara lain ada beberapa siswa yang belum mempunyai basic kemampuan dalam membaca hadits, dan kendala teknis seperti matinya listrik ketika pembelajaran. Solusinya adalah Pak Suyanto menyiapkan dengan baik hal-hal teknis yang diperlukan dalam pembelajaran. kedua, pak Suyanto memberikan bimbingan kepada siswa dengan latar belakang sekolah umum berupa pembelajaran baca tulis Qur’an terhadap siswa yang membutuhkan bimbingan.

Kata Kunci: Media aplikasikutubuttis’ah, Takhrijul Hadits

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT,

yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa manusia menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.

Penulisan skripsi ini merupakan kajian singkat tentang pemebelajaran takhrijul hadits melalui aplikasi kutubutis’ah di kelas X Agama MAN Yogyakarta 1. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini memperoleh bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Drs. Moch. Fuad, M.Pd. selaku pembimbing skripsi.

4. Ibu Dr. Hj. Marhumah, M.Pd. selaku Penasehat Akademik penulis.

(10)

x

5. Segenap Dosen dan Karyawan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Univertas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

6. Kepala sekolah serta seluruh guru dan karyawan MAN Yogyakarta 1, khususnya, Bapak Suyanto M.Pd.I dan seluruh siswa kelas X Agama yang telah banyak memberikan kontribusi terhadap penelitian ini.

7. Orang tua tercinta Bapak Tholhah Hasibuan dan Ibu Kuroetin serta kepada Adik Fathya Razak Faisalicha yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, dan doa kepada penulis.

8. Teman-teman angkatan 2012 khususnya Dewi, Agrina, Lia, Baeti, dan teman-teman PPL-KKN kelompok 54, serta partner terbaik Wildan Nur Haifani. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima di sisi Allah SWT dan mendapatkan limpahan rahmat dari-Nya, Amin.

Yogyakarta, 18 April 2016

Penulis,

Wildati Rachmi F.

12410268

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN BERJILBAB ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

HALAMAN ABSTRAK ... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR... ix

HALAMAN DAFTAR ISI ... xi

HALAMAN PEDOMAN TRANSLITRASI ... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 6

D. Kajian Pustaka ... 7

E. Landasan Teori... 11

F. Metode Penelitian ... 29

G. Sistematika Pembahasan ... 36

BAB II: GAMBARAN UMUM MAN YOGYAKARTA 1 A. Letak Geografis... 38

B. Identitas MAN Yogyakarta 1 ... 49

C. Sejarah Berdirinya MAN Yogyakarta 1... 40

D. Struktur Organisasi Sekolah ... 43

E. Visi dan Misi... 44

F. Keadaan Pendidik, Karyawan, dan Peserta Didik ... 46

G. Keadaan MAN Yogyakarta 1 ... 52

H. Gambaran Umum mata Pelajaran Qur’an Hadits di Sekolah ... 57

(12)

xii

BAB III: PEMBELAJARAN “TAKHRIJUL HADITS MELALUI APLIKASI KUTUBUTTIS’AH DI KELAS X MAN YOGYAKARTA 1

A. Pembelajaran Takhrijul Hadits Melalui Aplikasi

Kutubuttis’ah ... 60

B. Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran “takhrijul hadits” Melalui Aplikasi kutubuttis’ah ... 77

C. Problematika Pembelajaran “takhrijul hadits” Melalui Aplikasi Kutubuttis’ah dan Cara Mengatasinya ... 89

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

C. Kata Penutup ... 93

DAFTAR PUSTAKA... 94 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

(13)

xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini ialah berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Januari 1988 Nomor 158/1987 dan 0543 b/u/1987.

Konsonan Tunggal

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا

Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

ب

Ba’ B Be

ت

Ta’ T Te

ث

Sa’ s\ Es (dengan titik di atas)

ج

Jim J Je

ح

Ha’ h{ Ha (dengan titik di bawah)

خ

Kha’ Kh Ka dan ha

د

Dal D De

(14)

xiv

ذ

Z\|al z\ Zet (dengan titik di atas)

ر

Ra’ R Er

ز

Zai Z Zet

س

Sin S Es

ش

Syin Sy Es dan ye

ص

Sad s{ Es (dengan titik di bawah)

ض

D}ad d{ Es (dengan titik di bawah)

ط

T{a’ t{ Te (dengan titik di bawah)

ظ

Z{a’ z{ Zet (dengan titik di bawah)

ع

‘Ain ‘ Koma terbalik di atas

غ

Gain G Ge

ف

Fa’ F Ef

ق

Qaf Q Qi

ك

Kaf K Ka

(15)

xv

ل

Lam L El

م

Mim M Em

ن

Nun N En

و

Waw W We

ه

Ha’ H Ha

ء

Hamzah ’ Apostrof

ي

Ya’ Y Ye

Untuk bacaan panjang ditambah:

َا : a>

ْيِإ : i>

ْوُا : u>

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Sejarah Berdirinya MAN Yogyakarta 1 ... 42

Tabel. 2: Daftar Nama Guru dan Mata Pelajaran ... 46

Tabel. 3: Tenaga Administrasi ... 49

Tabel. 4: Jumlah Siswa Berdasarkan Latar Belakang Sekolah ... 52

Tabel. 5: Tanah dan Kepemilikan ... 53

Tabel. 6: Sarana dan Prasarana ... 54

Tabel. 7: Sarana Praktek Penunjang Pembelajaran ... 55

Tabel. 8: Buku... 56

Tabel. 9: Hasil Ulangan Harian 1 dan Ulangan Harian 2 Mata Pelajaran Qur’an Hadits Siswa Kelas X Agama ... 79

(17)

xvii DAFTAR GAMBAR

Gambar. 1 : Tampilan Utama Kutubuttis’ah... 72 Gambar. 2 : Tampilan Aplikasi Kutubuttis’ah... 73 Gambar. 3 : Tampilan Kutubuttis’ah pada urutan sanad ... 74

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Penunjukkan Pembimbing Skripsi... 96

Lampiran 2 : Bukti Seminar Proposal... 97

Lampiran 3 : Kartu Bimbingan Skripsi... 98

Lampiran 4 : Surat Rekomendasi Penelitian Gubernur DIY ... 99

Lampiran 5 : Surat Keterangan Selesai Penelitian... 100

Lampiran 6 : Sertifikat SOSPEM... 101

Lampiran 7 : Sertifikat PPL 1 ... 102

Lampiran 8 : Sertifikat PPL-KKN Integratif ... 103

Lampiran 9 : Sertifikat TOEC... 104

Lampiran 10 : Sertifikat IKLA ... 105

Lampiran 11 : Sertifikat ICT... 106

Lampiran 12 : Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas X Agama ... 107

Lampiran 13 : Pedoman Pengumpulan Data ... 108

Lampiran 14 : Catatan Lapangan ... 110

Lampiran 15 : Curiculum Vitae ... 122

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perkembangan program pendidikan dan proses pembelajaran di lembaga pendidikan mengalami kemajuan yang pesat. Kemajuan tersebut bukan hanya untuk meningkatkan dan memperluas pengetahuan siswa, tetapi juga memberikan fleksibilitas lokasi, waktu, dan metode. Pembelajar tidak hanya belajar dari bahan-bahan bacaan. Melalui media kaset, video, CD ROM, internet, dan program-program computer lainnya proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif dan efisisen.1

Teknologi pembelajaran baru tersebut terutama multimedia mempunyai peranan semakin penting dalam proses pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort akan dapat digantikan dengan learning with fun. Jadi proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, tidak membosankan akan menjadi pilihan tepat bagi para guru.

Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dipungkiri. Karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan- pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada peserta didik.

1 Robert Steinbach, successful Lifelong Learning, penerjemah: Rohendi Rohidi (Jakarta:Penerbit PPM,2002),hal.101

(20)

2

Guru sadar bahwa proses pembelajaran bantuan media, menjadikan bahan pelajaran yang sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap siswa dapat secara mudah dan efektif diterima siswa, terutama bahan pelajaran yang rumit. Seperti halnya pada mata pelajaran Qur‟an Hadits.

Mata pelajaran Qur‟an Hadits di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang merupakan pengembangan dari Qur‟an Hadits yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama. Pengembangan tersebut dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam, memperdalam, serta memperkaya kajian Qur‟an Hadits terutama menyangkut dasar-dasar keilmuannya sebagai persiapkan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, serta memahami dan menerapkan tema-tema tentang manusia dan tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam perspektif Qur‟an Hadits sebagai persiapan untuk hidup bermasyarakat.

Kata hadits merupakan istilah yang sangat populer di kalangan umat Islam, selain kata Al-Qur‟an. Hal ini tidak lain Karena hadis merupakan sumber hukum Islam kedua setelah Al-Qur‟an itu sendiri.2 Namun perhatian terhadap hadits di masa sekarang cenderung menurun, menurunnya perhatian generasi sekarang terhadap hadits nabi ditengarai oleh minimnya kajian

2 Octoberrinsyah,dkk. Al-Hadis (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga,2005),hal.1

(21)

3

terhadap kitab-kitab hadits yang merupakan sumber-sumber orisinil hadits.

Tidak sedikit generasi umat muslim sekarang yang belum pernah membuka kitab seperti sahih Bukhari dan sahih Muslim yang merupakan kitab hadits yang telah diakui sebagai kitab hadits yang tertinggi kesahihannya. Lemahnya pengetahuan terhadap ilmu hadits ini dan berbagai metodologinya, mempunyai dampak yang cukup signifikan terhadap pengakuan hadits sebagai sumber ajaran Islam. Tidak mengherankan jika kemudian hari, keilmuan hadits ini menjadi sesuatu yang asing, bahkan mungkin akan tergusur oleh keilmuan lainnya. Maka dari itu mempelajari ilmu hadits penting untuk mewariskan generasi yang tidak asing dengan sumber hukum kedua ajaran Islam tersebut. Dalam ilmu hadits terdapat spesifikasi ilmu untuk mengetahui asal-usul hadits yaitu ilmu “takhrijul hadits”. Ilmu “takhrijul hadits”

merupakan salah satu cabang ilmu musthalah hadits yang berpangkal pada sanad. Ilmu musthalah hadits sendiri ialah ilmu tentang pokok dan kaidah- kaidah yang digunakan untuk mengetahui kondisi sanad dan matan hadist dari sisi diterima atau tidak.

Minimnya kegiatan pentakhrijan hadits oleh kalangan muda salah satunya dikarenakan kitab-kitab hadits yang tidak sepopuler Al-Qur‟an keberadaannya. Kitab-kitab hadits cenderung sulit ditemukan. Namun sekarang sudah muncul beberapa aplikasi “takhrijul hadits”salah satunya yaitu aplikasi kutubuttis‟ah. Aplikasi ini dinilai dapat memudahkan

(22)

4

pentakhrijan hadits dengan ditampilkannya hadits secara utuh beserta sanadnya. Aplikasi kutubuttis‟ah bisa dijalankan oleh siapa saja termasuk guru sebagai media pembelajaran dalam mata pelajaran Qur‟an Hadits untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Hasil belajar yang dimaksudkan yaitu ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Setelah guru menggunakan aplikasi kutubuttis‟ah dalam pembelajaran hadits diharapkan siswa mendapat nilai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memuaskan.

Dalam melaksanakan pembelajaran “takhrijul hadits”, MAN (Madrasah Aliyah Negeri) Yogyakarta 1 sudah menggunakan aplikasi kutubuttis‟ah sebagai media pembelajaran berbasis teknologi. Pembelajaran

“takhrijul hadits” terdapat pada mata pelajaran Qur‟an hadits kelas X Agama, MAN Yogyakarta 1 masih mempertahankan jurusan Agama karena sekolah berbasis Islam sudah semestinya mempertahankan identitas keagamaannya dengan tetap mengkaji ilmu agama. Terdapat satu kelas Agama yang terdiri dari 21 siswa yaitu 19 siswa dengan latar belakang Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah yang dikelola oleh Pondok Pesantren sedangkan hanya 2 siswa yang berlatar belakang SMP Negeri. Untuk bisa masuk dalam kelas agama siswa harus melalui tes beberapa hafalan dan pengetahuan keagamaan.

Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengadakan penulisan di MAN Yogyakarta 1. Pemilihan lokasi ini disamping alasan diatas juga berdasar beberapa alasan antara lain: pertama, MAN Yogyakarta 1

(23)

5

merupakan salah satu madrasah unggulan yang memiliki fasilitas pendidikan memadai sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran, maka dalam kegiatannya pasti akan berbeda dengan sekolah yang belum terpenuhi fasilitas pembelajarannya. Kedua, Guru Qur‟an Hadits yaitu Pak Suyanto beranggapan bahwa ilmu takhrijul hadits perlu dikenalkan di Madrasah Aliyah, seiring dengan munculnya beberapa software aplikasi yang memudahkan pentakhrijan hadits, siswa diharapkan lebih tertarik untuk menelusuri hadits berdasarkan sumber aslinya. Dalam hal ini Pak Suyanto memilih kutubuttis‟ah karena mudah digunakan dan disertai terjemahan lengkap.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis berkeinginan untuk mengadakan penulisan yang berjudul “Pembelajaran “takhrijul hadits”

Melalui Aplikasi Kutubuttis’ah dan Dampaknya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Agama MAN Yogyakarta 1”

B. Rumusan Masalah

Dari berbagai uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pembelajaran “takhrijul hadits” melalui aplikasi kutubuttis‟ah di kelas X agama MAN Yogyakarta 1?

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran “takhrijul hadits”

melalui aplikasi kutubuttis‟ah kelas X agama MAN Yogyakarta 1?

(24)

6

3. Apa saja problematika dalam pembelajaran “takhrijul hadits” melalui aplikasi kutubuttis‟ah di kelas X agama MAN Yogyakarta 1 serta bagaimana cara mengatasinya?

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dan kegunaan penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan penulisan

Tujuan dari diadakannya penulisan ini adalah:

a. Mengetahui bagaimana pembelajaran “takhrijul hadits” melalui aplikasi kutubuttis‟ah di kelas X Agama MAN Yogyakarta 1.

b. Mendeskripsikan hasil belajar siswa pada pembelajaran “takhrijul hadits” melalui aplikasi kutubuttis‟ah hadits kelas X agama MAN Yogyakarta 1.

c. Mengetahui problematika dalam pembelajaran “takhrijul hadits”

melalui aplikasi kutubuttis‟ah di kelas X Agama MAN Yogyakarta 1 serta bagaimana cara mengatasinya.

2. Kegunaan penulisan

Hasil penulisan ini diharapkan dapat berguna, baik secara teoritik akademis maupun secara praktis.

(25)

7 a. Secara Teoritik

1) Memberikan masukan kepada guru mata pelajaran Qur‟an Hadits dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Agama MAN Yogyakarta 1.

2) Memberikan masukan kepada guru mata pelajaran Qur‟an Hadits dalam melaksanakan pembelajaran “takhrijul hadits” melalui aplikasi kutubuttis‟ah di MAN Yogyakarta 1.

b. Secara Praktis

1) Hasil dari penilitian ini dapat menjadi landasan atau dasar pertimbangan penerapan aplikasi kutubusittah dalam pembelajaran

“takhrijul hadits” di Madrasah sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Quran Hadits.

2) Menjadi bahan pertimbangan bagi para penulis lainnya untuk melakukan penulisan lanjutan tentang pembelajaran “takhrijul hadits”.

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka bertujuan untuk memberikan kejelasan dan batasan pemahaman informasi yang digunakan untuk memperoleh data-data yang berhubungan dengan tema penulisan.

(26)

8

Berdasarkan telaah pustaka yang telah dilakukan, ada beberapa skripsi yang memiliki kajian serupa dengan apa yang akan diteliti dalam skripsi ini, yaitu:

1. Skripsi oleh Uswatun Hasanah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2015 yang berjudul “Penggunaan ebook Kamus Almunawwir Sebagai Media Pembelajaran Pada Mahasantri Ma‟had „Aly Al Tarmasie Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur Semester 1 Tahun Ajaran 1435-1436 H”.3 Penulisan tersebut merupakan penulisan lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Adapun hasil penulisan menunjukkan ebook kamus Al- Munawwir digunakan dalam pembelajaran karena lebih mudah dan praktis digunakan, ebook kamus Al-Munawwir baru digunakan pada mata kuliah tarikh islam dan tafsir jalalain, sarana yang masih terbatas menjadi kendala digunakannya ebook kamus Al-Munawwir. Beberapa persamaan dalam penulisan ini yaitu, sama dalam hal meneliti penggunaan media berbasis teknologi dalam pembelajaran, menggunakan analisis data kualitatif. Perbedaannya adalah penulis meneliti pembelajaran pada mata pelajaran Qur‟an Hadits.

3 Uswatun Hasanah,” Penggunaan ebook Kamus Almunawwir Sebagai Media Pembelajaran Pada Mahasantri Ma‟had „Aly Al Tarmasie Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur Semester 1 Tahun Ajaran 1435-1436 H”, skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,2015

(27)

9

2. Skripsi Siti Wulandari Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2009 yang berjudul “Eksperimentasi Media Digital Qur‟an Versi 3.0 dan Microsoft Power Point dalam Pembelajaran Qur‟an Hadits Materi Surat Al-Qashas 79-82 Guna Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MAN Yogyakarta II”.4 Penulisan ini adalah penulisan kuantitaif dengan metode eksperimen. Adapun hasil penulisa menunjukkan bahwa: 1) penggunaan Media Digital Qur‟an Versi 3.0 dan Microsoft Power Point dalam Pembelajaran Qur‟an Hadits Materi Surat Al-Qashas 79-82 dapat dilaksanakan dengan baik, 2) terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar kelompok control dan kelompok eksperimen. Persamaan yang ada dalam penulisan ini yaitu, meneliti penggunaan media dalam pembelajaran mata pelajaran Qur‟an Hadits. Perbedaannya, penulisan ini menggunakan analisis data kuantitatif eksperimen sedangkan penulis menggunakan analisis data kualitatif.

3. Skripsi Alfian Fatoni Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2011 yang berjudul “Pemanfaatan Media ICT (Information Communication and Technology) dalam Pembelajaran

4 Siti Wulandari “Eksperimentasi Media Digital Qur‟an Versi 3.0 dan Microsoft Power Point dalam Pembelajaran Qur‟an Hadits Materi Surat Al-Qashas 79-82 Guna Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MAN Yogyakarta II”, Skripsi, Fakultas Ilmiu Tarbiyah dan Keguruan, 2009.

(28)

10

Qur‟an Hadits di Kelas RMBI MAN Yogyakarta III”.5 Penulisan ini adalah penulisan kualitatif. Adapun hasil penulisan menunjukkan bahwa: 1) pemanfaatan media ICT di kelas RMBI MAN Yogyakarta III belum optimal, 2) hasil pemanfaaatan media ICT dalam pembelajaran Qur‟an Hadits di Kelas RMBI MAN Yogyakarta III telah mencapai hasil yang signifikan. Beberapa persamaan yang ada dalam penulisan ini yaitu meneliti pemanfaatan teknologi sebagai media dalam pembelajaran mata pelajaran Qur‟an hadits, menggunakan analisis data kualitatif. Perbedaannya adalah penulis lebih menspesifikan pada pembelajaran “takhrijul hadits”.

Berdasarkan skripsi-skripsi diatas diketahui bahwa kajian yang penulis teliti berjudul “Pembelajaran “takhrijul hadits” Melalui Aplikasi Kutubuttis‟ah dan Dampaknya Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Agama MAN Yogyakarta 1” berbeda dengan skripsi-skripsi diatas. Penulis memfokuskan pada penggunaan aplikasi kutubutssittah yang dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran “takhrijul hadits” dengan di kelas X Agama MAN Yogyakarta I, yang sejauh ini belum penulis temukan di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga yang membahas masalah ini.

5 Alfian Fatoni “Pemanfaatan Media ICT (Information Communication and Technology) dalam Pembelajaran Qur‟an Hadits di Kelas RMBI MAN Yogyakarta III”, Skripsi, Fakultas Ilmiu Tarbiyah dan Keguruan, 2011.

(29)

11

Posisi penulisan ini adalah untuk mengembangkan dan melengkapi penulisan tentang media pembelajaran dalam mata pelajaran Qur‟an Hadits.

E. Landasan Teori

1. Pembelajaran PAI Berbasis CAI (Computer Assisted Instruction)

Pembelajaran adalah secara sederhana, istilah pembelajaran (instructional) bermakna sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Dengan demikian, pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan terencanaan yang mengondisikan atau merangsang seseorang agar bisa belajar dengan baik dan sesuai dengan tujuan pendidikan.6

Pembelajaran pendidikan agama islam adalah sebagai upaya sadar dan rencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak

6 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Bandung:PT remaja Rosdakarya,2012),hal.109-110.

(30)

12

mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur‟an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman.7

Pengertian CAI (Computer Assisted Instruction) adalah penggunaan computer sebagai mesin belajar untuk mempresentasikan berbagai macam pelajaran yang memiliki karakteristik tersendiri dalam upaya mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik dan juga terbatas. Pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan akan tetapi bukanlah penyampai utama materi pelajaran.8

Untuk menunjang kegiatan pembelajaran siswa, pemanfaatan CAI sebagai sumber belajar dapat dikembangkan dalam beberapa program pembelajaran. Beberapa program pembelajaran dapat dikembangkan dalam bentuk:

a. Drill and Practice, digunakan dengan asumsi bahwa suatu konsep, aturan atau kaidah, atau prosedur telah diajarkan kepada siswa. Program ini menuntun siswa dengan serangkaian contoh untuk meningkatkan kemhiran menggunakan keterampilan. Hal

7 Ibid., hal.11-12

8 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta:PT RajaGrafindo Persada,2013), hal. 93

(31)

13

terpenting adalah memberikan penguatan secara konstan terhadap jawaban yang benar.

b. Tutorial terprogram, adalah seperangkat tayangan baik statis maupun dinamis yang telah diprogramkan. Secara beruntut, seperangkat kecil informasi ditayangkan yang diikuti dengan pertanyaan. Jawaban siswa dianalisis oleh computer.

c. Stimulasi pada computer memberikan kesempatan belajar secara dinamis, interaktif dan perorangan. Dengan stimulasi, lingkungan pekerjaan yang kompleks dapat ditata hingga menyerupai dunia nyata.

d. Tutorial intelejen berbeda dengan tutorial terprogram karena jawaban dari computer terhadap pertanyaan siswa dihasilkan oleh intelegensia artifisial, bukan jawaban-jawaban yang terprogram yang terlebih dahulu disisapkan oleh peracang pelajaran, dengan demikian ada dialog dari waktu ke waktu antara siswa dan computer. Baik siswa maupun computer dapat bertanya atau memberi jawaban.9

Dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran PAI berbasis CAI adalah penggunaan perangkat lunak dalam computer sebagai media atau alat bantu

9 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,…….……….., hal. 94-95

(32)

14

untuk membantu proses pembelajaran PAI guna mencapai tujuan pembelajaran tersebut.

2. Pengembangan Kutubuttis’ah dalam Media Pembelajaran a. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab media adalah perantara (wasilah) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata “teknologi” yang berasal dari kata latin tekne (art) dan logos (ilmu). Bila dihubungkan dengan pendidikan dan pembelajaran, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.10

pembelajaran adalah suatu peristiwa atau situasi yang sengaja dirancang dalam rangka membantu dan mempermudah proses belajar dengan harapan dapat membangun kreativitas siswa.11

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk merangsang pikiran,

10 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran…………....hal.1-2

11 Nazarudin, Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep, karakteristis dan Metodologi dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, (Yogyakarta:Teras, 2007), hal.163

(33)

15

perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Tujuan dari penggunaan media pembelajaran dalam membantu guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :12

a. Mempermudah proses pembelajaran di kelas

b. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran di kelas

c. Menjaga relevansi anatara pembelajaran dengan tujuan pembelajaran

d. Membenatu konsentrasi dalam proses pembelajaran.

Adapun manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, di antaranya sebagai berikut :

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata guru, sehingga

12 Azhar arsyad, Media Pembelajaran,………….. hal. 23

(34)

16

siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apa lagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetatp juga aktivitas lain, seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.13

b. Kutubuttis‟ah

Kutubuttis‟ah dalam Bahasa Indonesia berarti 'Sembilan Kitab', adalah sebutan yang digunakan untuk merujuk kepada sembilan buah kitab induk hadits dalam Islam. Kesembilan kitab ini merupakan kitab hadits yang disusun oleh para pengumpul hadits yang kredibel. Kitab- kitab tersebut menjadi rujukan utama oleh para pemeluk Islam dalam merujuk kepada perkataan Nabi Muhammad.

Adapun Kesembilan kitab tersebut adalah:

1) Shahih Bukhari dihimpun oleh Imam Bukhari

Kitab Shahih Bukhari merupakan kitab (buku) koleksi hadits yang disusun oleh Imam Bukhari (nama lengkap: Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah al-Ju'fi) yang hidup antara 194 hingga 256 hijriah.

Koleksi hadits ini di kalangan muslim Sunni adalah salah satu dari yang terbaik karena Bukhari menggunakan

13 Azhar arsyad, Media Pembelajaran,………….. hal. 24-25

(35)

17

kriteria yang sangat ketat dalam menyeleksi hadits. Ia menghabiskan waktu 16 tahun untuk menyusun koleksi ini dan menghasilkan 2.602 hadits dalam kitabnya (9.802 dengan perulangan).14

2) Shahih Muslim dihimpun oleh Imam Muslim

Al-Jami' atau biasa di kenal dengan Kitab Shahih Muslim merupakan kitab (buku) koleksi hadits yang disusun oleh Imam Muslim (nama lengkap: Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Naisaburi) yang hidup antara 202 hingga 261 hijriah. Ia merupakan murid dari Imam Bukhari.

Koleksi hadits ini di kalangan muslim Sunni adalah koleksi terbaik kedua setelah Shahih Bukhari. Dari sekitar 300.000 hadits yang ia kumpulkan hanya sekitar 4000 yang telah diteliti selama hidupnya dan dapat diterima keasliannya.

Shahih Muslim terbagi menjadi beberapa kitab di mana tiap kitab terdiri dari beberapa bab. Judul bab tersebut menunjukkan fiqih Imam Muslim terhadap hadits-hadits yang termuat di dalamnya. Shahih Bukhari bersama dengan kitab Shahih Muslim disebut sebagai ash-Shahihain (Dua Kitab Shahih rujukan utama).15

14Abdurrahman, Studi Kitab Hadits ( Yogyakar:Teras, 2003) hal. 50

15 Ibid,. hal. 68

(36)

18

3) Sunan an-Nasa'i atau disebut juga As-Sunan As-Sughra dihimpun oleh Imam Nasa'i

Kitab Sunan An-Nasa'i merupakan salah satu dari enam kitab hadits utama yang dianggap berada di urutan ketiga yang paling shahih setelah kitab Shahihain Bukhari-Muslim. Kitab ini disebut juga Al-Sunan Al-Sughra (Sunan yang Kecil) karena merupakan kitab ringkasan yang memuat sekitar 5270 hadits yang diseleksi dari karya aslinya yaitu Al-Sunan Al-Kubra.16 4) Sunan Abu Dawud dihimpun oleh Imam Abu Dawud

Sunan Abu Dawud merupakan kitab koleksi hadits yang disusun oleh Imam Abu Dawud, merupakan salah satu dari Kutubut Tis'ah (sembilan kitab hadits utama di kalangan Sunni). Sunan Abu Dawud terbagi menjadi beberapa kitab di mana tiap kitab terdiri dari beberapa bab. Beberapa judul bab menunjukkan fiqih Imam Abu Dawud terhadap hadits-hadits yang termuat di dalamnya.17

5) Sunan at-Tirmidzi dihimpun oleh Imam Tirmidzi

Jami at-Tirmidzi atau lebih dikenal dengan Sunan at- Tirmidzi adalah kitab kumpulan Hadits dalam Islam yang

16 Abdurrahman, Studi Kitab ………., hal. 41

17 Ibid, hal. 91

(37)

19

disusun oleh Tirmidzi. Kitab ini adalah yang terakhir di antara enam kitab rujukan utama hadits (Kutubuttis‟ah) sesuai dengan urutan prioritasnya.

6) Sunan ibnu Majah dihimpun oleh Imam Ibnu Majah

Sunan ibnu Majah adalah kitab kumpulan Hadits dalam Islam yang disusun oleh ibnu Majah. Kitab ini adalah salah satu dari enam kitab (Kutubuttis‟ah) yang menjadi rujukan utama bagi pemeluk Islam. Kitab ini menghimpun kurang lebih 4000 hadits yang terpisah kedalam 32 buku.

7) Musnad Ahmad

Musnad al-Kabir atau lebih dikenal sebagai Musnad Ahmad adalah salah satu dari Sembilan Kitab hadits yang dijadikan rujukan utama umat Islam kebanyakan, terutama dari golongan Ahlus Sunnah. Kitab ini disusun oleh Imam Ahmad bin Hanbal. Yaitu Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad Adz- Dzuhli asy-Syaibani (164 H - 241 H). Seorang Syaikhul Islam, al-Imam, al-Hafizh, al-Hujjah, Pemimpin Umat Islam pada masanya. Musnad ini terbagi menjadi beberapa musnad besar yang terdiri dari beberapa musnad sahabat atau hadits sahabat.

Musnad sahabat atau hadits sahabat ini kemudian memuat

(38)

20

beberapa hadits. Di antara kutubuttis'ah, kitab ini merupakan kitab dengan jumlah hadits terbanyak.18

8) Muwattho‟ Malik

MuwattaMalik merupakan kitab hadits dan fiqih yang disusun oleh Imam Malik bin Anas, merupakan salah satu dariKutubut Tis'ah (sembilan kitab hadits utama di kalangan Sunni). Imam Malik, Yaitu Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abu Amir Al-Ashbahi (93 H dan -179 H). Ia banyak tinggal di Madinah. Ia ulama Islam yang terkenal, dan pendiri mazhab Maliki. Ia dikenal mempunyai lebih dari seribu murid di antaranya yang terkenal adalah Imam Syafe'i. Selama kehidupannya, Imam Malik senantiasa memperbarui Kitab Muwaththa dia ini, sehingga kitab ini mencerminkan pembelajaran dan pengetahuan dia selama lebih dari empat puluh tahun. Kitab ini mengandung seribuan hadits.19

9) Sunan Al-Darimi

Sunan al-Darimi atau Musnad al-Darimi oleh Abdullah ibn Abdul Rahman ad-Darimi (181H–255H) merupakan

18 Abdurrahman, Studi Kitab ………., hal. 26

19 ibid., hal, 5

(39)

21

kumpulan Hadits yang penting, seperti Muwatta Malik dan Musnad Ahmad.

Walaupun terkadang disebut sebagai Musnad kitab ini tidak diatur sesuai nama perawi seperti 'Musnad' yang lain, misalnya Musnad Imam Ahmad, akan tetapi lebih dalam bentuk Sunan, di mana kandungan disusun seperti Sunan Ibnu Majah.

3. Takhrij Hadits

a. Pengertian “takhrijul hadits”

Takhrij menurut bahasa berarti kumpulan dua perkara yang saling berlawanan dalam satu masalah.20 Sedangkan menurut istilah artinya menunjukkan dimana letaknya suatu hadits di daalam kitab aslinya (mu‟tabarah) melalui jalur sanad-sanadnya dan kemudian menjelaskannya, jika dibutuhkan.21

Adapun pentingnya takhrijul hadits adalah:

1) Untuk mengetahui asal-usul riwayat hadits yang akan diteliti

2) Untuk mengetahui seluruh riwayat hadits yang akan diteliti

20 Mahmud Tahhan, Metode Takhrij dan Penulisan Sanad Hadits, (Surabaya:PT Bina Imu Offset,1995), hal.1

21 Marhumah, Ulumul Hadits Konsep, Urgensi, Objek Kajian, Metode dan Contoh, (Yogyakarta:Suka Press,2014) hal.38

(40)

22

3) Untuk mngetahui ada atau tidaknya syahid dan mutabi‟

pada sanad yang diteliti

4) Syahid adalah dukungan sanad lain di tingkat periwayat pertama (sahabat Nabi Muhammad SAW) sedangkan mutabi‟ selain pada periwayat pertama.22

Takhrij juga berarti menjelaskan asal-usul hadis-hadis yang popular dalam masyarakat tetapi belum jelas siapa perawinya, dari mana sumbernya dan apakah shahih atau dhaif, atau bahkan madhu.23

e. Manfaat “takhrijul hadits”

Abu Muhammad al-Mahdi menyebutkan beberapa manfaat takhrij antara lain:

1) Takhrij memperkenalkan sumber-sumber hadits kitab-kitab asal dimana suatu hadits berada beserta ulama yang meriwayatkannya.

2) Takhrij dapat menambah perbendaharaan sanad hadis-hadis yang melalui kitab-kitab yang ditunjuki.

3) Takhrij dapat memperjelas keadaan sanad.

4) Takhrij memperjelas hokum hadis dengan banyaknya riwayat tersebut.

22 Marhumah, Ulumul Hadits………hal, 38

23 Octoberrinsyah,dkk. Al-Hadis …………..hal, 130

(41)

23

5) Takhrij dapat memperjelas rawi yang samar.24 f. Metode “takhrijul hadits”

Setidaknya ada lima metode yang dapat digunakan dalam mentakhrij suatu hadits, kelima metode itu adalah:

1) Melalui pengetahuan tentang nama sahabat yang meriwayatkannya.

2) Melalui pengetahuan tentang lafal hadits.

3) Melalui pengetahuan tentang salah satu lafal hadits.

4) Melalui pengetahuan tentang tema hadits.

5) Melalui pengetahuan tentang sifat khusus (karakeristik) sanad atau matan hadits.

4. Hasil Belajar

Berbicara mengenai hasil berarti sesuatu yang dicapai atau diperoleh setelah melakukan usaha. Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dengan kemampuan atau potensi dirinya dalam menerima dan memahami materi yang telah diberikan kepadanya atau usaha siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.25

Keberhasilan pembelajaran di kelas sangat ditentukan oleh dua pihak yang terlibat langsung yaitu guru dan peserta didik. Hasil belajar

24 Octoberrinsyah,dkk. Al-Hadis…, hal.133

25 Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung:Sinar Baru Algesindo,2005), hal.54

(42)

24

peserta didik dapat dipengaruhi oleh faktor tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik, yaitu:26

a. Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri seseorang yang meliputi:

1) faktor fisiologis atau jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar.

2) faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil.

b. Faktor ekstern adalah faktor yang timbul dari luar diri seeorang yang meliputi:

1) faktor lingkungan yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial.

26 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta:Remaja Rosdakarya,2004), hal.123

(43)

25

2) Faktor instrumental, yaitu faktor yang ada dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor instrumental antara lain:

kurikulum, program pengajaran, sarana dan fasilitas serta guru/tenaga pengajar.

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi hasil belajar, penulis menggunakan faktor eksternal yaitu instrumental berupa penggunaan media aplikasi kutubuttis‟ah dalam pembelajaran “takhrijul hadits”.

Adapun pembelajaran dikatakan berhasil atau tidak yaitu dengan melihat tercapai atau tidaknya tujuan belajar tersebut Taksonomi tujuan belajar dan pembelajaran menurut Bloom adalah yang paling dikenal dan sering kali dirujuk oleh para guru. Taksonomi Bloom dapat membantu mengartikulasikan kinerja akademik yang diharapkan saat menulis tujuan atau hasil pembelajaran.27 Taksonomi Bloom mengacu pada tiga domain belajar yang biasa disebut dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

a. Domain pengetahuan

Dalam ranah pengetahuan, taksonmi Bloom mengalami pengembangan lebih lanjut dan direvisi oleh Lorin Anderson.

27 Suranto, Teori Belajar dan Pembelajaran Kontemporer, (Yogyakarta: LaksBang pressindo, 2015), hal. 167

(44)

26

Taksonomi Bloom dalam ranah kognitif hasil revisi Lorin Anderson yang dimaksud menjadi seperti berikut:28

1) Mengingat, mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah.

2) Memahami, siswa mampu menjelaskan aneka gagasan atau konsep. Memahami makna, terjemahan, perluasan atau penjabaran, dan penafsiran dari aneka perintah dan masalah.

3) Menerapkan, siswa mampu menggunakan informasi dalam situasi lain dalam kehidupan sehari-hari. menerapkan hasil belajar di kelas dalam situasi baru diluar kelas.

4) Menganalisis, siswa mampu mrngurai informasi ke dalam bagian-bagian untuk menemukan pemahaman dan hubungan-hubungan, memilah materi atau konsep kedalam bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami, membedakan antara fakta dan pendapat.

5) Mengevaluasi, siswa mampu memberikan pembenaran terhadap suatu keputusan atau rangkaian tindakan tertentu, membuat penilaian tentang nilai dari sebuah gagasan.

28 Supratiknya Penilaian Hasil Belajar Dengan Teknik Non Tes, (Yogyakarta:Sanatadarma, 2012), hal. 8

(45)

27

6) Menciptakan, siswa mampu menelurkan aneka gagasan, produk, atau cara nelihat persoalan yang baru.

b. Domain sikap

Taksonomi ranah sikap yang paling luas digunakan adalah hasil rumusan Karthwol, Bloom, dan Masia (1964).

Terdapat lima jenjang kompleksitas taksonomi ranah sikap yaitu sebagai berikut:29

1) Menerima respon tertentu (Receiving phenomena), siswa mau menyadari; menunjukkan kemauan untuk mendengarkan atau mau memberikan perhatian.

2) Memberikan respon terhadap fenomena tertentu (responding to phenomena), siswa mau berperan aktif dalam kegiatan belajar; berpartisipasi aktif, mau memberikan perhatian dan reaksi terhadap fenomena tertentu.

3) Memberikan nilai (valuing), siswa mau memberikan nilai pada sesuatu. Mulai dari sekedar menerima sesuatu sebagai bernilai sampai menunjukkan komitmen yang lebih kompleks.

29 Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hal, 41

(46)

28

4) Mengorganisasikan nilai-nilai (organization), siswa mau mengorganisasi nilai-nilai mengikuti urutan prioritas tertentu.

5) Menginternalisasikan nilai-nilai (internalizing values), siswa mau menunjukkan perilaku yang dikendalikan oleh suatu sistem nilai.

c. Domain keterampilan

Keterampilan adalah yang terkait dengan keahlian belajar secara fisik. Taksonomi ranah keterampilan yang dikembangkan oleh Simpson (1972) mencakup tujuh kategori, yaitu:

1) Perception. Siswa mampu mempersepsikan dan mampu menggunakan tanda-tanda sensoris untuk membimbing aktivitas fisik tertentu.

2) Kesiapan untuk bertindak. Pada tingkatan ini siswa mampu menunjukkan kesiapan untuk bertindak, meliputi kesiapan mental, fisik dan emosi.

3) Guided Respons. Siswa mampu melakukan respon tertentu dengan bimbingan guru, menunjukkan tahap awal menguasai suatu keterampilan kompleks, meliputi kemampuan mengikuti contoh atau mencontoh.

(47)

29

4) Mechanism. Pada tingkatan ini siswa mampu melakukan suatu keterampilan motor yang kompleks.

5) Complex Overt Response. Siswa mampu melakukan respon kompleks secara lancar, menunjukkan tahapan agak lanjut menguasai suatu keterampilan kompleks.

6) Adaptation. Siswa mampu beradaptasi, memodifikasi aneka keterampilan sesuai dengan tuntutan situasi tertentu.

7) Origination. Siswa mampu menghasilkan gerakan baru sesuai tuntutan suatu situasi atau problem khusus tertentu.30

F. Metode Penelitan

Dalam setiap penulisan ilmiah, dituntut adanya suatu metode yang sesuai dengan tema penulisan agar penulisan dapat terlaksana secara terarah dan mendapatkan hasil yang maksimal. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan, seperti lingkungan masyarakat, lembaga-lembaga dan organisasi

30 Eko Putro Widoyoko, Penilaian ………. hal, 48

(48)

30

kemasyarakatan dan lembaga pemerintahan. Data ini selanjutnya dianalisis kemudian diambil kesimpulan dan dilaporkan. Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yakni penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penulisan misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dalam bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.31

2. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini teknik penentuan subjek ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, penentuan subyek penulisan didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh penulis sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.32

Adapun yang akan menjadi subyek penulisan adalah seluruh siswa kelas X Agama MAN 1 Yogyakarta, penulis memilih kelas X Agama karena terdapat materi “takhrijulhadits” dalam mata melajaran Qur‟an Hadits. Serta Guru pengajar mata pelajaran Qur‟an Hadits di kelas X Aga

31 Moeloeng, Lexy J., Metodologi Penulisan Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), hal.6

32 Mohamad Ali, Penulisan Kependidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung:Angkasa,1985), hal.65

(49)

31

ma yang menggunakan aplikasi kutubuttis‟ah dalam pembelajaran

“takhrijul hadits”.

3. Objek Penelitian

Dalam penulisan ini, yang menjadi objek penulisan adalah pembelajaran “takhrijul hadits” di kelas X Agama MAN Yogyakarta 1.

4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penulisan ini penulis menggunakan tiga metode pengumpulan data untuk memperoleh berbagai data yang diperlukan, yaitu:

a. Observasi

Observasi adalah kegiatan yang dilakukan langsung di lapangan untuk mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan.

Ada beberapa macam observasi, meliputi observasi partisipatif, observasi terus terang atau tersamar dan observasi tak berstruktur.33 Dalam penulisan ini penulis menggunakan jenis observasi partisipasi pasif, dimana penulis melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas tanpa berpartisipasi aktif. Dalam hal ini, penulis melakukan observasi dengan tujuan untuk mendapatkan data mengenai fenomena-fenomena yang terjadi dalam proses

33 Sugiyono, Metode Penulisan Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D,(Bandung:Alfabeta,2010), hal. 310

(50)

32

pembelajaran “takhrijul hadits” terkait bagaimana kutubuttis‟ah digunanakan dalam pembelajaran tersebut.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawncara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.34

Dalam penulisan ini wawancara dilakukan secara akrab dan luwes dengan pertanyaan yang bersifat terbuka kepada para siswa kelas X Agama. Cara ini dilakukan untuk dapat menggali dan menangkap kejujuran responden dalam menyampaikan informasi yang sebenarnya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ini merupakan salah satu metodologi penulisan sosial. Pada intinya metode dokumen adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data histori.35 Metode dokumentasi dilakukan untuk memperoleh sumber data yang bersifat dokumentatif yang berkaitan dengan penulisan seperti dokumen resmi sehubungan dengan gambaran umum sekolah yaitu latar belakang berdirinya sekolah, letak geografis, visi maupun misinya, keadaan guru, siswa karyawan, sarana

34 Moeloeng, Lexy J., Metodologi Penulisan Kualitatif,…………, hal. 186

35 M. Burhan Bungin, Penulisan Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Soaial lainnya, (Jakarta:Prenada Media Group,2007), hal. 121

(51)

33

dan prasarana dan lain sebagainya, Serta data-data mengenai penggunaan kutubuttis‟ah dalam pembelajaran “takhrijulhadits” di kelas X Agama MAN Yogyakarta 1.

5. Instrument Penulisan a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai alat pemantau kegiatan guru maupun siswa selama proses pembelajaran takhrijul hadits berlangsung. Observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat setiap upaya yang dilakukan oleh guru mengenai penggunaan aplikasi kutubuttis‟ah dalam pembelajaran “takhrijul hadits”pada kelad X Agama MAN Yogyakarta 1.

b. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara disusun agar wawancara yang dilakukan kepada subyek penulisan tetap fokus pada permasalahan yang berkaitan dengan penulisan.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan instrument yang sangat penting dalam penulisan kualitatif. Catatan lapangan, menurut Bodgan dan Biklen (1982:74), adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar,

(52)

34

dilihat, didalami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitan kualitatif.36

Dalam penulisan ini, penulis mencatat segala peristiwa yang terjadi dalam pembelajaran “takhrijulhadits” di kelas X Agama MAN Yogyakarta 1.

6. Uji Keabsahan Data

Salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data adalah dengan menggunakan triangulasi. Pada penulisan ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

a. Triangulasi sumber yaitu suatu teknik pengecekan kredibilitas data yang dilakukan dengan memeriksa data yang didapatkan melalui beberapa sumber. Adapun sumber yang penulis teliti adalah guru Qur‟an Hadits kelas X Agama yang menggunakan aplikasi kutubuttis‟ah dalam pembelajaran takhrijul hadits dan beberapa siswa kelas X Agama serta data hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai ulangan harian.

b. Triangulasi teknik yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam pelaksanaannya penulis menggunakan teknik wawancara kepada guru Qur‟an Hadits kelas X Agama yang

36 Moeloeng, Lexy J., Metodologi Penulisan Kualitatif, ………., hal. 109

(53)

35

menggunakan media aplikasi kutubuttis‟ah dan siswa yang diajarnya, teknik observasi digunakan ketika pembelajaran menggunakan aplikasi kutubuttis‟ah, dan dokumentasi digunakan untuk mengambil data hasil belajar.

7. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh melalui berbagai metode pengumpulan data, dengan cara mengorganisasikan kedalam kategori, melakukan sintesa, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.37

Analisis data dalam pembahasan ini menggunakan deskriptif analitik, yaitu teknik analisis data dengan menuturkan, menafsirkan, serta mengklarifikasikan dan membandingkan fenomena-fenomena.38 yang akan dilakukan dalam penulisan ini adalah:

a. Mereduksi data, Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal pokok serta memfokuskan pada hal-hal yang penting dengan mencari tema dan temanya serta membuang yang tidak perlu.39 Jadi mereduksi data merupakan kegiatan pemilihan, penyederhanaan dan transformasi data yang kasar yang muncul

37 Sugiyono, Metode Penulisan Pendidikan …..hal. 335

38 Noeng Muhajir, Metodologi Penulisan Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Surasin, 1998)

39 Matthew B. Miles dan Michael Huberman, Analisis data kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru, Terjemahan Tjetjep Rohidi, (Jakarta:UI Press, 2009), hal.16

(54)

36

dari catatan tertulis di lapangan, sehingga menjadi lebih fokus sesuai dengan obyek penulisan. Reduksi data berlangsung selama proses penulisan sampai tersusunya laporan akhir penulisan

.

b. Penyajian data, yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan menyajikan data diharapkan dapat memudahkan melakukan pemahaman terhadap masalah yang dihadapi sehingga kesimpulan yang diambil sesuai dengan data yang ada, tidak mengada-ada.

c. Menarik kesimpulan, dari data yang diperoleh kemudian diambil kesimpulan tentang tujuan dari penulisan tersebut sudah tercapai atau belum, jika sudah tercapai maka penulisan dihentikan jika belum maka dilakukan tindakan selanjutnya.

Dalam melakukan metode analisis data di atas menggunakan pola berpikir induktif yang berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa- peristiwa khusus tersebut ditarik generalisasi yang bersifat umum.40

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan gambaran yang sistematis, maka disusun sistematika pembahasan sebagai berikut.

40 Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penulisan Kualitatif….hlm.13

(55)

37

Bab satu, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan, kajian pustaka, landasan teori, metodologi penulisan serta sistematika pembahasan.

Bab dua, berisi berisi gambaran umum tentang MAN Yogyakarta 1 Pembahasan pada bag ian ini difokuskan letak geografis, sejarah berdiri dan perkembangan, visi-misi, dan tujuan sekolah, kurikulum, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan peserta didik, kondisi fisik sekolah, keadaan sarana dan prasarana sekolah serta prestasi yang pernah diraih oleh MAN Yogyakarta 1.

Bab tiga, merupakan penjelasan inti dari skripsi ini, yakni menjelaskan tentang bagaimana pembelajaran “takhrijul hadits” melalui aplikasi kutubuttis‟ah di kelas X Agama MAN Yogyakarta 1 serta kendala yang dihadapi dalam penggunaan aplikasi kutubuttis‟ah tersebut.

Bab empat, merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penulisan sekaligus jawaban dari semua rumusan masalah yang telah ditetapkan sebelumnya, saran-saran dan penutup.

(56)

91 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisa pada bab sebelumnya maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan aplikasi kutubuttis’ah pada pembelajaran takhrijul hadits di kelas X Agama MAN Yogyakarta 1 berjalan dengan

baik, hal ini ditunjukkan dengan keaktifan siswa dalam pembelajaran menggunakan aplikasi kutubuttis’ah. Dalam pembelajaran takhrijul hadits Pak Suyanto tidak terbatas dengan kutubuttis’ah, beliau juga menggunakan software aplikasi maktabah syamilah yang tidak hanya memuat hadits dari sembilan

imam, namun penggunaan maktabah syamilah memiliki kelemahan tidak ada terjemahan seperti pada aplikasi kutubuttis’ah.

2. Pembelajaran dengan menggunakan aplikasi kutubutis’ah mempunyai dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian yang peneliti ketahui bahwa hasil belajar dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik dapat meningkat dilihat dari nilai ulangan harian, keaktifan, kemampuan unjuk kerja siswa, maupun sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari. dari ranah

Referensi

Dokumen terkait

Jadi kelayakan investasi yang dibuat oleh pemgelolah perusahaan adalah pengalokasian modal terhadap suatu usul investasi dimana manfaat atau keuntungan yang

Cilj je rada, kroz pregled recentne znanstvene i stručne literature, prikazati ulogu kemijskog fingerprinta u kontroli kakvoće složenih biljnih uzoraka (droge,

Setelah fixed wing UAV seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2 telah berhasil dikembangkan dan dibuat menggunakan material yang murah dan mudah untuk dicari.. Langkah

Untuk dapat menjawab pertanyaan di atas dengan baik, perhatikanlah rambu–rambu jawaban berikut. 1) Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda harus mempelajari karakteristik

Tahap ini dilakukan perancangan system game 3D Kill Mutant Chronicles dengan menggunakan FPS CREATOR X10 sebagai software utama yang digunakan dalam pembuatan game ini..

Saya melakukan Kerja Praktik pada sebuah instansi yang bergerak dibidang yang memiliki fokus pada pengelolaan yang terkait dengan instansi Pusat Data dan Teknologi

PUJI RAHAYU. Implementasi Teknologi Informasi dalam Pembelajaran PAI di MAN Yogyakarta I. Yogyakarta: jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga,

1. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas