• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya Meningkatkan Kemampuan Kontrol Diri Dalam Proses Pembelajaran di Kelas Melalui pendekatan Konseling Behavioristik Dengan Teknik Self-Management Pada Siswa Kelas XI TKJ.2 di SMK Bina Nusantara Ungaran.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya Meningkatkan Kemampuan Kontrol Diri Dalam Proses Pembelajaran di Kelas Melalui pendekatan Konseling Behavioristik Dengan Teknik Self-Management Pada Siswa Kelas XI TKJ.2 di SMK Bina Nusantara Ungaran."

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

v

ABSTRAK

Purwaningtyas, Raina Dwi. 2012. Upaya Meningkatkan Kemampuan Kontrol Diri Dalam Proses Pembelajaran di Kelas Melalui pendekatan Konseling Behavioristik Dengan Teknik Self-Management Pada Siswa Kelas XI TKJ.2 di SMK Bina Nusantara Ungaran. Skripsi. Jurusan Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd. Kons dan Pembimbing II: Dr. Supriyo, M.Pd.

Kata kunci : kontrol diri, proses pembelajaran, konseling behavioristik teknik

self- management

Penelitian ini dilaksankan berdasarkan fenomena yang terjadi di SMK Bina Nusantara Ungaran yang menunjukkan siswa dengan kemampuan kontrol diri rendah dalam proses pembelajaran di kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan kontrol diri siswa dalam proses pembelajaran di kelas serta mengetahui keberhasilan konseling behavioristik teknik

self-management dalam meningkatkan kemampuan kontrol diri dalam proses

pembelajaran di kelas.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan melaksanakan dua siklus. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah dua orang siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara terbuka, observasi dan pemberian skala kontrol diri sebagai pendukung dalam melakukan evaluasi. Sedangkan analisis data yang digunakan dengan menggunakan analisis data kualitatif.

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan konseli memiliki kemampuan kontrol diri dalam proses pembelajaran yang rendah. Bentuk perilaku negatif yang dilakukan oleh siswa berdasarkan hasil observasi diantaranya yaitu asik ngobrol dengan teman ketika guru menjelaskan materi pelajaran, ikut-ikutan teman yang ramai ketika proses pembelajaran berlangsung serta mengabaikan penjelasan guru. Setelah dilakukan konseling selama dua siklus, kedua konseli menunjukkan perubahan perilaku lebih dapat mengontrol diri dengan membatasi diri dan menghindarkan diri dari situasi atau teman yang membuatnya ramai serta akan lebih mengatur belajarnya. Selain itu, dari hasil evaluasi menggunakan skala kontrol diri menunjukkan adanya peningkatan pada konseli I dari 61% (kategori sedang) menjadi 70,5% (kategori tinggi) sedangkan pada konslei II menunjukkan peningkatan dari 63% (kategori sedang) menjadi 72% (kategori tinggi).

Referensi

Dokumen terkait

Saran yang dapat diberikan (1) Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, hendaknya mengikuti layanan konseling kelompok (2) Guru Bimbingan Konseling hendaknya

Didalam Bimbingan dan Konseling terdapat salah satu layanan berbentuk kelompok yang dianggap tepat dalam memberikan pengaruh yang positif pada remaja dari keluarga retak yang

Konseling individual adalah Layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh guru pembimbing/konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan

Selain adanya pendekatan behavioristik, perlu adanya layanan bimbingan dan konseling Islam yang ditekankan pada penanaman nilai-nilai Islam.Tujuan penelitian ini

Jadi yang dimaksud dengan kinerja guru bimbingan konseling di sekolah adalah unjuk kerja yang dilakukan seorang guru bimbingan konseling yang salah satunya yaitu

Kesimpulan ini adalah peranan guru bimbingan dan konseling lebih efektif dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling untuk kelas XA sekolah SMK 28 Oktober Jakarta,

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Guru Bimbingan dan Konseling Terhadap Kepuasan Siswa Atas Layanan Bimbingan dan Konseling Sekolah SMP Negeri 09 Salatiga.. Skripsi

Saran: peserta didik hendaknya dapat memanfaatkan dengan baik layanan konseling individu, guru BK hendaknya dapat mengembangkan potensi dalam menguasai layanan bimbingan dan konseling