vii
ABSTRAK
Pengaruh Prestasi Belajar, Motivasi Belajar, dan Status Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Minat Siswa Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.
Studi kasus pada Siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu Lorensius Dewa Buwana
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh positif dan signifikan prestasi belajar siswa terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) pengaruh positif dan signifikan status sosial ekonomi keluarga terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (4) pengaruh positif dan signifikan prestasi belajar, motivasi belajar, status sosial ekonomi keluarga terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada bulan Juli 2007. Metode pengumpulan data digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 85 siswa. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan analisis Korelasi Product Moment, sedangkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan Analisis Regresi Ganda dengan taraf signifikan 0,05.
viii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT, LEARNING MOTIVATION AND FAMILY’S SOCIAL ECONOMIC STATUS TOWARDS
THE STUDENT’S INTEREST TO CONTINUE STUDYING TO UNIVERSITIES.
(A case study on the third grade students of SMA Pangudi Luhur Sedayu ) Lorensius Dewa Buwana
021334061
Sanata Dharma University Yogyakarta
2008
This research aims to investigate: (1) the significant and positive influence of student’s learning achievement towards the student’s interest to continue studying to universities; (2) the significant and positive influence of student’s learning motivation towards the student’s interest to continue studying to universities; (3) the significant and positive influence of family’s social economic status towards the student’s interest to continue studying to universities; (4) the significant and positive influence of student’s learning achievement, student’s learning motivation, and family’s social economic status towards the student’s interest to continue studying to universities.
This research was conducted in SMA Pangudi Luhur Sedayu in July 2007. The technique of gathering the data was questionnaire. The samples of this research were 85 student’s the third grade of SMA Pangudi Luhur Sedayu. Product Moment Correlation analysis was used to investigate the influence between the dependent variable and the independent variable, while Multi Regresion analysis was used to investigate the influence of dependent variable and independent variable accordingly with significance of 0,05.
i
PENGARUH PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN
STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP MINAT
SISWA UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE
PERGURUAN TINGGI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Lorensius Dewa Buwana NIM: 021334061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Desember 2007 Penulis
v
LEMBARPERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, sayamahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Lorensius Dewa Buwana
Nomor Mahasiswa : 021334061
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya rnemberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGARUH PRESTASI BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepadaPerpustakaan Universitas Sanata Dharmahak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublilkasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijm dan saya maupun
mem-berikan royalti kepada saya selama tetap mencantunikan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 05 Maret 2008
Yang menyatakan
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah, dan
dengan agama hidup menjadi terarah.
Hidup adalah rintangan yang harus dihadapi, perjuangan yang harus
dimenangkan, rahasia yang harus digali, dan anugrah yang harus
dipergunakan.
Hal kecil membentuk kesempurnaan, tapi
kesempurnaan bukanlah hal kecil”
Persembahanku:
¾ Tuhan Yang Maha Esa
¾ Kedua orang tuaku Bapak RB. Pirngadi dan Ibu MM. Sumarliyah
¾ Kedua kakak P. Agung Santoso dan V. Dewi Bantarti
vii
ABSTRAK
Pengaruh Prestasi Belajar, Motivasi Belajar, dan Status Sosial Ekonomi Keluarga terhadap Minat Siswa Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.
Studi kasus pada Siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu Lorensius Dewa Buwana
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh positif dan signifikan prestasi belajar siswa terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) pengaruh positif dan signifikan status sosial ekonomi keluarga terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (4) pengaruh positif dan signifikan prestasi belajar, motivasi belajar, status sosial ekonomi keluarga terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada bulan Juli 2007. Metode pengumpulan data digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 85 siswa. Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan analisis Korelasi Product Moment, sedangkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan Analisis Regresi Ganda dengan taraf signifikan 0,05.
viii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT, LEARNING MOTIVATION AND FAMILY’S SOCIAL ECONOMIC STATUS TOWARDS
THE STUDENT’S INTEREST TO CONTINUE STUDYING TO UNIVERSITIES.
(A case study on the third grade students of SMA Pangudi Luhur Sedayu ) Lorensius Dewa Buwana
021334061
Sanata Dharma University Yogyakarta
2008
This research aims to investigate: (1) the significant and positive influence of student’s learning achievement towards the student’s interest to continue studying to universities; (2) the significant and positive influence of student’s learning motivation towards the student’s interest to continue studying to universities; (3) the significant and positive influence of family’s social economic status towards the student’s interest to continue studying to universities; (4) the significant and positive influence of student’s learning achievement, student’s learning motivation, and family’s social economic status towards the student’s interest to continue studying to universities.
This research was conducted in SMA Pangudi Luhur Sedayu in July 2007. The technique of gathering the data was questionnaire. The samples of this research were 85 student’s the third grade of SMA Pangudi Luhur Sedayu. Product Moment Correlation analysis was used to investigate the influence between the dependent variable and the independent variable, while Multi Regresion analysis was used to investigate the influence of dependent variable and independent variable accordingly with significance of 0,05.
ix
KATA PENGANTAR
Sepantasnya, penulis menghaturkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi. Keberhasilan penyusun skripsi ini tidak lepas dari bimbingan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih sebagai berikut:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. FX. Muhadi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam seluruh proses penyusunan laporan penelitian ini. 5. B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd selaku Dosen Tamu I, yang telah
memberikan kritik dan saran untuk kesempurnaan penyusunan laporan penelitian. 6. Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si selaku Dosen Tamu II yang telah memberikan
pandangan dan masukan untuk kesempurnaan laporan penelitian.
x
8. Karyawan dan karyawati sekretariat Pendidikan Akuntansi, yang memperlancar urusan perkuliahan yang diperlukan penulis.
9. Karyawan dan karyawati Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penulis mendapatkan buku-buku yang mendukung penelitian ini. 10. Orang tua, kakak dan kerabat yang telah mendukung penulis dengan doa-doa dan
memfasilitasi penulis selama studi di Universitas Sanata Dharma.
11. SMA Pangudi Luhur Sedayu yang telah memberikan waktu bagi penulis demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
12. Teman-Temanku (Apriliyanto Anicetus dan Hening Tyas Subekti), teman seperjuangan dalam penyusunan Skripsi dari awal sampaiiiiii Ujian Sarjana.
13. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angk’02 yang telah menyampaikan pandangan, kritik dan saran yang berguna untuk menyempurnakan skripsi ini.
14. Berbagai pihak yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Demikianlah, ucapan terima kasih saya kepada mereka yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan tulus hati menerima berbagai pandangan, kritikan dan saran yang berguna untuk penyempurnaan laporan penelitian ini dari para pembaca.
xi DAFTAR ISI
Halaman Judul………....i
Halaman Persetujuan Pembimbing………ii
Halaman Pengesahan………iii
Pernyataan Keaslian Karya………...iv
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiyah………v
Motto dan Persembahan………...vi
Abstrak………vii
Abstract………..viii
Kata Pengantar………...ix
Daftar Isi………...xi
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah………..……….1
B. Identifikasi Masalah………..3
C. Rumusan Masalah………...3
D. Tujuan Penelitian………..4
E. Manfaat Penelitian………....5
BAB II Kajian Pustaka A. Kerangka Teoretik 1. Minat siswa………...6
2. Prestasi Belajar Siswa………...12
3. Motivasi Belajar ………...18
4. Kondisi Status Sosial Ekonomi………..………..21
B. Kajian Hasil Relevan Penelitian……….29
C. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Minat Siswa………30
2. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Minat Siswa……...30
xii
4. Pengaruh Prestasi Belajar, Status Sosial Ekonomi, Motivasi
Belajar, terhadap Minat siswa………...31
D. Paradigma Penelitian………..32
E. Hipotesis Penelitian………...33
BAB III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian………...34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………...34
C. Subyek dan Obyek Penelitian………...35
D. Populasi dan Sampel………...35
E. Variabel Penelitian………..36
F. Teknik Pengumpulan Data……….40
G. Pengujian Instrumen Penelitian……….42
H. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Penelitian………...47
2. Pengujian Hipotesis………..49
3. Uji Signifikan………52
4. Sumbangan Variabel bebas terhadap variabel terikat………...53
BAB IV Gambaran Umum Sekolah A. Gambaran Umum Sekolah………..54
1. Sejarah Sekolah………...54
2. Identitas Sekolah………...55
B. Visi dan Misi………...55
1. Visi………55
2. Misi………...56
C. Organisasi………...56
D. Sumber Daya Manusia………58
E. Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu………...61
F. Sarana dan Prasarana serta Fasilitas Sekolah……….62
xiii
H. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah………...67
I. Hubungan Antara Sekolah dengan Masyarakat……….68
J. Usaha-usaha Penempatan Lulusan………...68
BAB V Analisis Data dan Pembahasan A. Deskripsi Data 1. Prestasi Belajar……….70
2. Motivasi Belajar………71
3. Status Sosial Ekonomi Keluarga………..72
4. Minat Siswa………..73
B. Analisis Data 1. Uji Prasyatat Penelitian……….74
a. Uji Normalitas………...74
b. Uji Linieritas………...75
2. Pengujian Hipotesis Penelitian………...77
3. Sumbangan Variabel Bebas dan Variabel Terikat………82
C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Prestasi Belajar Siswa Terhadap Minat Siswa Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi………...83
2. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Minat Siswa Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi………...84
3. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Minat Siswa Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……….85
4. Pengaruh Prestasi Belajar, Motivasi Belajar, Status Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Minat Siswa Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi………...86
BAB VI Kesimpulan, Keterbatasan Penelitian dan Saran A. Kesimpulan………...88
B. Keterbatasan Penelitian………..89
xiv
Daftar Pustaka………...91
Lampiran I ………...93
- Kuesioner………...………...94
Lampiran II ………..100
- Data Validitas dan Reabilitas………...101
- Output Validitas dan Reabilitas………...………...114
Lampiran III ……….116
- PAP II………..117
Lampiran IV ………..121
- Output Normalitas………...122
- Output Linieritas………...123
Lampiran V ………...124
- Ouput Korelasi………125
- Output Regresi………...126
- Tabel-Tabel………..127
Lampiran VI ………..129
- Perhitungan Sumbangan Relatif……….………..130
- Perhitungan Sumbangan Efektif……….………..131
Lampiran VII ………...132
- Surat Ijin Penelitian………..…………...133
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan suatu negara adalah mencerdaskan dan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas dapat ditempuh atau
dilakukan dengan cara peningkatan pendidikan bisa melalui lingkungan tempat
mereka tinggal dan berinteraksi sehari-hari yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat, dan lingkungan sekolah. Ketiga lingkungan tersebut berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap anak.
Lingkungan memberikan fasilitas bermain bagi setiap anggotanya untuk
mengembangkan kepribadian mereka. Lingkungan yang baik dapat meningkatkan
kualitas yang baik pula, tetapi kondisi lingkungan belum tentu dapat mendukung
dan menguntungkan perkembangan anggotanya dan dapat menciptakan hal-hal
yang buruk. Perhatian terhadap pendidikan bagi generasi muda khususnya dalam
lingkungan sekolah tidak bisa lepas dari peranan pendidikan itu sendiri dalam
kehidupan mereka.
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua. Hal ini
ditegaskan dalam Undang-Undang Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989,
bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
akan datang. Karena itu banyak orang tua tidak ragu-ragu untuk memberikan
pendidikan bagi anak-anaknya agar anaknya mempunyai prestasi yang
membanggakan.
Untuk memperoleh pendidikan yang tinggi dibutuhkan biaya yang tidak
sedikit jumlahnya. Biaya yang tinggi kadang menjadi hambatan untuk otang tua
yang tidak mampu untuk membiayai anaknya sekolah yang lebih tinggi. Banyak
diantara mereka terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan kejenjang
pendidikan yang lebih tinggi karena keterbatasan dana orang tua untuk
membiayai sekolah anaknya. Apa lagi sekarang ini biaya pendidikan semakin
mahal dan biaya untuk hidup sehari-hari semakin tinggi.
Apabila siswa hendak mengambil keputusan terhadap sekolah
lanjutannya, mereka harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu misalnya
kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup, kemampuan
financial., tidak dapat diabaikan pula harapan dari keluarga serta kewajiban
keluarga.
Selain itu motivasi belajar pun mempunyai pengaruh pada siswa karena
motivasi merupakan rangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu, sehingga siswa itu mau dan ingin melakukan sesuatu yaitu belajar.
Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor-faktor dari luar tetapi motivasi itu
tumbuh dari dalam diri siswa tersebut. Jadi dorongan dari luar seperti dorongan
dari orang tua, lingkungan, teman sebaya, sangat berpengaruh terhadap siswa
Dari banyaknya faktor tersebut dapat dipilih beberapa faktor yang
dominan dan berpengaruh terhadap sikap siswa SMA kelas III (XII) untuk
melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi swasta atau negeri. Beberapa faktor
tersebut antara lain prestasi belajar siswa, motivasi belajar, dan status sosial
ekonomi keluarga.
B. Identifikasi Masalah
Dipilihnya prestasi belajar siswa, didasarkan pada pertimbangan bahwa
prestasi belajar siswa dapat mempengaruhi minat siswa untuk melanjutkan studi
ke Perguruan Tinggi karena prestasi ini dapat memotivasi siswa untuk belajar
lebih giat. Di faktor motivasi belajar didasarkan pada sejauh mana siswa
mempunyai motivasi untuk belajar. Ini bisa dilihat dari berbagai faktor dan
berbagai unsur yang mempengaruhinya yaitu faktor dari luar maupun faktor dari
dalam siswa tersebut. Faktor dari luar hanya berfungsi sebagai dorongan saja.
Sedangkan difaktor status sosial ekonomi orang tua didasarkan pada
pertimbangan faktor dari luar siswa yang sangat berpengaruh pada minat siswa
untuk melanjutkan studi.
C. Rumusan Masalah
1. Masalah umum
Apakah ada pengaruh prestasi belajar, motivasi belajar, dan status sosial
2. Masalah Khusus
a. Apakah ada pengaruh prestasi belajar terhadap minat siswa untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi?
b. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap minat siswa untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi?
c. Apakah ada pengaruh status sosial ekonomi terhadap minat siswa untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Ingin mengetahui apakah ada pengaruh prestasi belajar, motivasi belajar dan
status sosial ekonomi terhadap minat siswa untuk melanjutkan ke perguruan
tinggi?
2. Tujuan Khusus
a. Ingin mengetahui apakah ada pengaruh prestasi belajar terhadap minat
siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi?
b. Ingin mengetahui apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap minat
siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi?
c. Ingin mengetahui apakah ada pengaruh status sosial ekonomi terhadap
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa Kelas III
Sebagai masukan dan gambaran untuk menentukan sikap dan tindakan serta
keingianan untuk melanjutkan Studi ke perguruan tinggi setelah lulus SMA.
2. Bagi SMA
Sebagai masukan dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan yang
berhubungan dengan studi lanjut.
3. Bagi Peneliti
Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dari penelitian ini dan dapat
mengetahui secara mendalam tentang pengaruh prestasi belajar, status sosial
ekonomi, motivasi belajar, terhadap minat siswa kelas III melanjutkan studi
ke perguruan tinggi.
4. Bagi Universitas Sanata Dharma
Dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya dan dapat berguna bagi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KERANGKA TEORETIK
1. Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi
a. Pengertian Minat
Minat merupakan sesuatu yang dapat menentukan suatu keinginan
atau pilihan pada seseorang yang mendorong seseorang untuk kemajuan
dan keberhasilan seseorang, karena jika seseorang dalam mengerjakan
sesuatu tidak berminat maka pekerjaan tersebut tidak akan berhasil dan
maju. Menurut W.S. Winkel (1983:30) minat adalah kecenderungan yang
agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang/hal yang
tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Menurut penelitian Sutjipto yang berjudul Minat Siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMEA) Terhadap Kewiraswastaan
(www.suaramerdeka.com), adalah kesadaran seseorang siswa terhadap
suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan
dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar.
Karenanya minat merupakan aspek psikologis siswa untuk menaruh
perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang
rendahnya perhatian dan dorongan psikologis pada setiap siswa belum
tentu sama, maka tinggi rendahnya minat terhadap objek pada setiap siswa
juga belum tentu sama. Dalam laporan penelitian Sutjipto tersebut
dikemukakan rumusan minat menurut ahli-ahli antara lain:
1) Nunnally (1977) menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan
kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari,
sehingga kegiatan itu disukainya.
2) Guilford (1969) menyatakan minat sebagai tendensi seseorang untuk
berperilaku berdasarkan ketertarikannya pada jenis-jenis kegiatan
tertentu.
3) Sax (1969) mendefinisikan minat sebagai kecenderungan seseorang
terhadap kegiatan tertentu di atas kegiatan yang lainnya.
4) Crites (1969) mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap sesuatu
akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai rasa senang
terhadap objek tersebut.
Dari beberapa teori ini dapat disimpulkan bahwa minat adalah
keinginan ataupun dorongan psikologis pada diri siswa untuk melakukan
sesuatu kegiatan. Makin tinggi keinginan makin tinggi pula minatnya,
sebaliknya makin rendah keinginan makin rendah pula minatnya. Hopkins
memprediksi tingkat kepuasan siswa terhadap suatu bidang studi.
Penelitian yang dilakukan oleh Berdie sebagaimana dalam Hopkins
menemukan bahwa hubungan antara skor tes minat kejuruan (vocational)
dengan seleksi kurikulum lebih tinggi dibandingkan dengan hubungan
antara prestasi belajar denga skap atau tes kepribadian.
Dari berbagai pendapat yang ada, maka minat melanjutkan ke
perguruan tinggi pada siswa kelas III SMA, dapat diartikan sebagai
kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih perguruan tinggi
sebagai kelanjutan pendidikan setelah lulus SMA. Ini ditandai dengan
adanya perasaan senang, tertarik dan bangga atas perguruan tinggi yang
dipilih bahwa perguruan tinggi yang dilihnya sesuai dengan
kebutuhannya. Melanjutkan ke perguruan tinggi adalah suatu kegiatan
individu untuk meningkatkan taraf pendidikan yang lebih tinggi dari
pendidikan yang telah diselesaikannya.
b. Perguruan Tinggi
Menurut Bambang Soehendro (Suara Merdeka, 28 Mei 2005),
Perguruan Tinggi adalah sebuah lembaga pelayanan jasa pendidikan yang
di dalam melaksanakan kegiatannya harus selalu berupaya memenuhi
keinginan pelanggan. Pelanggan adalah kelompok orang atau masyarakat
yang mempunyai kepentingan baik langsung maupun tidak langsung, atas
orang tua mahasiswa, staf peguruan tinggi, masyarakat dan pemerintah.
Berbagai kepentingan yang berbeda dari pelanggan tersebut harus menjadi
acuan utama dalam merencanakan maupun melaksanakan pendidikan.
Menurut Dr. Taliziduhu Ndraha (1988:42), perguruan tinggi adalah
pola proses interaksi belajar mengajar sehari-hari yang terorganisasikan
secara khusus sebagai bagian atau komponen system belajar mengajar
secara keseluruhan didalam masyarakat. Dalam proses belajar mengajar
tersebut pada suatu saat terlibat empat pihak, yaitu
1) Pihak yang berusaha belajar mengajar.
2) Pihak yang berusaha belajar.
3) Pihak yang merupakan sumber pelajaran.
4) Pihak yang berkepentingan atas hasil (outcome) proses belajar
mengajar.
Berdasarkan GBHN 1978 hal 78 pendidikan tinggi dikembangkan
dan peranan perguruan tinggi diarahkan untuk:
1) Menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat pemeliharaan, penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan
kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa datang.
2) Mendidik mahasiswa-mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian serta
memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan Bangsa
3) Menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha-usaha
pembangunan nasional dan pembangunan daerah.
4) Mengembangkan tata kehidupan kampus yang memadai dan tampak
jelas corak khas kepribadian Indonesia.
Tujuan Pendidikan Tinggi:
1) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi
dan atau kesenian.
2) Mengembangkan dan menyebar luaskan ilmu pengetahuan teknologi
dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional.
Bentuk-bentuk perguruan tinggi antara lain :
2) Universitas adalah suatu oerguruan tinggi yang melaksanakan program
pendidikan yang menawarkan banyak fakultas yang terdiri beberapa
jurusan.
3) Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan program
pendidikan yang didalamnya hanya ada satu bidang pendidikan
tertentu dan hanya terdapat satu fakultas dengan beberapa jurusan.
4) Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
5) Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pendidikan dengan cara melaksanakan penelitian dan terdiri sejumlah
fakultas dan beberapa fakultas.
Hubungannya perguruan tinggi dengan siswa SMA kelas III adalah
siswa akan melanjutkan studinya yang lebih tinggi yaitu ke perguruan
tinggi. Setiap siswa pun mempunyai banyak persepsi atau pemikiran
mengenai perguruan tinggi yang akan dipilihnya sesuai dengan sudut
pandang mereka. Berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Dari segi
fasilitas perguruan tinggi, jenis perguruan tinggi,dan lulusan dari suatu
perguruan tinggi siswa mempunyai gambaran tersendiri.
Agar kelak apa yang diharapkan tercapai maka ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan baik oleh siswa atau orang tuanya berkaitan
dengan kualitas perguruan tinggi, antara lain:
1) Status atau eksistensi program studi beserta perguruan tinggi yang
dipilihnya mempunyai izin resmi, sehingga keberadaan program studi
di perguruan tinggi tersebut dijamin oleh pemerintah.
2) Meski UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional tidak
memprasyaratkan akreditasi oleh BAN melalui kata-kata dan atau
dalam salah satu pasal menyangkut kualitas pergruan tinggi, namun
setidaknya kreteria akreditasi (A, B, atau C) dari BAN menunjukkan
3) Yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi riil dari program studi di
perguruan tinggi yang dipilihnya. Di era sekarang ini, pasar kerja tidak
hanya cukup melihat ijazah yang kita miliki, tetapi mereka cenderung
menguji kemampuan yang kita miliki. Karena itu, fasilitas
laboratorium (termasuk ilmu-ilmu sosial terapan seperti komunikasi
dan bahasa) perlu dilihat secara cermat.
Kesesuaian antara minat serta kemampuan siswa dengan program
studi yang akan dipilihnya, sekaligus diperhitungkan dengan kebutuhan
pengguna pada saat lulus nanti. Ini penting, mengingat bahwa mahasiswa
yang berhenti di tengah jalan, karena merasa tidak mampu atau tidak
sesuai dengan minatnya. Demikian pula bagaimana data lapangan yang
menunjukkan besarnya jumlah lulusan yang terpaksa menganggur atau
bekerja seadanya, karena ternyata jumlah lulusan dari program studi yang
dipilihnya telah banyak yang menumpuk dan menganggur.
2. Prestasi Belajar Siswa
a. Pengertian Belajar
Setiap orang pernah belajar walaupun dalam mendapatkan
pendidikan berbeda-beda berdasarkan kondisi setiap orang. Seseorang
dikatakan telah belajar bila didalam dirinya telah mengalami perubahan
menjadi atau dapat membaca dan menulis. Hal tersebut bisa dikatakan
hasil dari belajar.
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan
belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi dalam
bukunya Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. (1992: 84):
1) Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of learning (1975),
“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseoang (misalnya kelelahan, pengaruh obat)”.
2) Gagne, dalam buku The conditions of learning (1977),
“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya ( performancenya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi”.
3) Morgan, dalam buku Introduction to psychology (1978),
“Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.
4) Witherington, dalam buku educational Psycology,
“Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.
Menurut Drs. M. Dimyati Mahmud (1989:58), belajar adalah
pengalaman yang universal setiap orang harus selalu belajar sepanjang
1) Menemukan, misalnya: apakah anda telah belajar bagaimana caranya
memecahkan teka-teki ini?
2) Mengingat, misalnya: apakah anda pernah belajar kata-kata
“Starspangled Banner”?.
3) Menjadi effisien, misalnya: apakah anda telah belajar bagaimana
caranya mengendarai mobil?
Banyak ahli berusaha merumuskan apa belajar itu. Dibawah ini
dikemukakan beberapa perumusan belajar dikemukakan oleh Prof. Dr.
Singgih. D. Gunarsa (1984:23):
1) Menurut Morgan, C.T. “Belajar dapat dirumuskan sebagai suatu
perubahan, yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat
(hasil) dari pengalaman yang lalu”.
Perubahan-perubahan tingkah laku yang dapat diamati pada
perkembangan seseorang sejak bayi sampai dewasa terdapat tiga hal,
yakni:
a) Perubahan yang terjadi karena adanya proses-proses kefatalan
(fisiologis), misalnya sakit, penyakit.
b) Perubahan yang terjadi karena adanya proses-proses pemasakan
(Kematangan, maturation).
2) Menurut Woodworth, R.S., perumusan belajar adalah sebagai berikut:
“Belajar terdiri dari melakukan sesuatu yang baru, dan sesuatu yang
baru ini dicamkan (artinya dimasukkan dalam fungsi ingatan) oleh
individu, yang ditampilkan kembali dalam kegiatan kemudian”.
Sesuatu yang baru ini dapat berupa gerakan-gerakan, seperti
halnya seseorang yang sedang belajar mengendarai mobil, dimana
kadang-kadang ia harus melakukan aktivitas yang sifatnya kombinasi,
misalnya: ia harus mengerem dan juga harus menginjak kopling
sekaligus. Karena itu hal belajar ini bukan meruakan aktivitas yang
khusus melainkan aktivitas yang kompleks dan sifatnya terutama
menyeluruh.
Menurut WS. Winkel (1987:36) definisi belajar adalah suatu
aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan dan sikap. Menurut Drs. Oeman Hamalik
(1975: 21) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam
diri sendiri yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru
berkat pengalaman dan latihan.
Menurut Pendapatan tradisional seperti dikemukakan oleh S.
Nasution (dalam Roestiyah N. K. 1982: 149), yang berbunyi: yaitu belajar
itu hanya menambah dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan.
mana seorang guru berusaha memberi ilmu sebanyak mungkin dan murid
giat untuk mengumpulkannya. Di sini sering terlihat bahwa belajar itu
disamakan dengan menghafal.
Sedangkan menurut Lester D. Crow dan Alice Crow (1982: 149),
belajar ialah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap.
Dalam definisi ini dikatakan bahwa seseorang belajar kalau ada perubahan
dari tidak tahu menjadi tahu, dalam menguasai ilmu pengetahuan. Belajar
disini merupakan suatu proses dimana guru terutama nelihat apa yang
terjadi selama murid menjalani pengalaman edukatif, untuk mencapai
suatu tujuan.
Menurut Teori R Gagne (dalam Dra. Roestiyah N.K. 1982: 156)
memberikan dua definisi, antara lain:
1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh modifikasi dalam
pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
2) Belajar adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari
instruksi.
Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil sesuai
dengan tujuan yang harus dicapainya, perlu memperhatikan beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya itu. Adapun
1) Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri.
Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dan sebagainya.
Faktor ini berujud juga sebagai kebutuhan dari anak itu.
2) Faktor eksternal, ialah fakor yang datang dari luar diri si anak. Seperti
kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan, dan sebagainya.
b. Prestasi Belajar
Dalam kamus Bahasa Indonesia Prestasi Belajar adalah hasil yang
telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) dari
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan melalui
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai
yang diberikan oleh guru. Menurut Nana Sudjana (1990:28) evaluasi
adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat
dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi, dan
lain-lain.
Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar akan nampak dalam
prestasi belajar yang diraihnya, yang ditunjukkan melalui hasil evaluasi
belajarnya. Kegiatan untuk mengevaluasi belajar siswa bisa dilakukan
dengan bentuk ujian tertulis, lisan maupun praktek yang kemudian diberi
nilai yang berupa skor dan beruwujud angka. Skor yang berwujud angka
3. Motivasi Belajar
Motivasi menurut Echlos dalam bukunya Ali Imron (1996:87) berasal
dari kata Motivation yang berarti dorongan, pengalasan, dan motivasi. Kata
kerjanya adalah to motivate yang berarti alasan, sebab akibat dan daya gerak.
Menurut Thomas L. Good dan Jere B. Broopy (1989:8) motivasi
sebagai energi penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku. Motivasi
juga bisa dikatakan sebagai rangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu.
Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor-faktor dari luar tetapi motivasi
itu tumbuh di dalam diri seseorang. Motivasi belajar adalah merupakan faktor
psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal
penumbuhan gairah, merasa sanang, dan semangat untuk belajar.
Bentuk Motivasi belajar terbagi atas dua bentuk, yaitu (Winkel,
1996:173-174):
a. Motivasi Ekstrensik: bentuk motivasi yang di dalam aktivitas belajarnya
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
b. Motivasi Intrinsik: bentuk motivasi yang di dalam akitivitas belajarnya
dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan secara mutlak berkait
dengan aktivitas belajar.
Menurut Brown (Ali Imron, 1996:88), karakteristik siswa yang
a. Tertarik kepada guru, artinya tidak membenci atau bersikap acuh tak acuh.
b. Tertarik pada mata Pelajaran yang diajarkan.
c. Mempunyai antusias yang tinggi serta mengendalikan perhatiannya
terutama pada guru.
d. Ingin selalu bergabung dalam kelas.
e. Ingin identitasnya diakui orang lain.
f. Tindakan, kebiasaan, dan moralnya selalu dalam kontrol diri.
g. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari kembali.
h. Selalu terkontol oleh lingkungan.
Unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain (Ali
Imron, 1996:99):
a. Cita-cita atau aspirasi pembelajaran
Setiap manusia senantiasa mempunyai cita-cita atau aspirasi
tertentu di dalam hidupnya. Cita-cita atau aspirasi ini senantiasa ia kejar
dan ia perjuangkan. Bahkan tidak jarang, meskipun rintangan yang
ditemui sangat banyak dalam mengejar cita-cita tersebut, seseorang tetap
berusaha semaksimal mungkin.
b. Kemampuan pembelajar
Kemampuan manusia satu dengan yang lain tidaklah sama, orang
yang mempunyai kemampuan rendah akan sangat susah menyerupai orang
berkemampuan tinggi, akan menjadi malas jika dituntut sebagaimana
mereka yang berkemampuan rendah.
c. Kondisi pembelajar
Kondisi pembelajar dapat dibedakan atas kondisi fisiknya dan
kondisi psikologis. Dan macam ini, fisik dan psikologis umunya saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Jiwa yang sehat terdapat pada tubuh
yang sehat dalam realitasnya juga berlaku sebaliknya. Bila seseorang
kondisi psikologisnya tidak sehat, bisa berpengaruh juga terhadap
ketahanan dan kesehatan fisiknya.
d. Kondisi lingkungan belajar
Lingkungan belajar meliputi:
1) Lingkungan fisik adalah tempat dimana pembelajar tersebut belajar.
2) Lingkungan sosial adalah suatu lingkungan seseorang dalam kaitannya
dengan orang lain. Lingkungan sosial bisa berupa lingkungan
sepermainan, lingkungan sebaya, kelompok belajar.
e. Unsur-unsur belajar pembelajaran
Unsur-unsur belajar pembelajaran meliputi sebagai berikut:
1) Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar.
2) Bahan belajar dan upaya penyediaannya.
3) Alat Bantu belajar dan upaya penyediaannya.
4) Suasana belajar dan upaya penyediannya.
f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran
Upaya guru dalam membelajarkan juga berpengaruh terhadap
motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya dalam membelajarkan
pembelajaran, menjadikan pembelajar juga bergairah belajar. Guru yang
sungguh-sungguh dalam membeljarkan pembelajaran, menjadikan
tingginya motivasi belajar pembelajar. Sebagai akibatnya, hal-hal yang
disajikan oleh guru menjadi menarik di mata pembelajar.
Motivasi belajar siswa dapat dilihat dari empat indikasi yaitu:
1) Kemauan untuk mengikuti pelajaran
2) Kerelaan untuk menyediakan waktu belajar
3) Ketekunan
4) Keingian untuk menguasai materi.
4. Kondisi Status Sosial-Ekonomi
Menurut Joshep S. Roucek dan Rolland L. Warren (1984:79) status
adalah kedudukan dalam suatu kelompok dan hubungannya dengan anggota
lainnya itu atau kedudukan sesuatu kelompok berbanding dengan kelompok
lainnya yang lebih besar jumlahnya. Menurut Astrid S. Susanto (1977:181)
status adalah perbandingan peranan dalam masyarakat status merupakan
pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah manusia.
Sedangkan menurut Soerjano Soekanto (1982:233) kedudukan
sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau
tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di
dalam kelompok yang lebih besar lagi.
Ukuran atau kriteria untuk menggolongkan anggota masyarakat yang
satu dengan yang lainnya tertentu adalah sebagai berikut (menurut Soerjono
Soekanto):
a. Ukuran Kekayaan
Ukuran kekayaan dapat dijadikan suatu ukuran, barang siapa memiliki
kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan tersebut
misalnya dapat dilihat bentuk rumah yang bersangkutan, berupa mobil
pribadi, cara berpakaian, serta bahan pakaian yang dipakai, kebiasaan
untuk berbelanja barang mahal dan sebagainya.
b. Ukuran Kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang
menempati lapisan yang tertinggi.
c. Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan tersebut terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan
kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat
yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada masyarakat
tradisional, Biasanya mereka adalah golongan tua atau mereka yang
d. Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat-masyarakat
yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut
kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Oleh karena itu,
ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang dijadikan ukuran akan
tetapi gelar kesarjanaan. Sudah tentu hal itu mengakibatkan segala macam
usaha untuk mendapatkan gelar tersebut walaupun tidak halal.
Menurut Selo Sumarjan dan Sulaeman Sumadi (1966:271) status atau
kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok sosial. Masyarakat pada umumnya mempunyai dua macam
kedudukan yaitu (Soerjono Soekanto, 1983:144):
a. Ascribed Status, yaitu kedudukan yang diperoleh karena kelahiran, jadi
tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.
Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan anak
seorang bangsawan adalah bangsawan pula.
b. Achieved Status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan
usaha-usaha yang disengaja, kedudukan ini tidak diperoleh melalui kelahiran,
akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja, hal mana tergantung dari
kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuannya.
Misalnya, setiap orang bisa menjadi hakim asalkan memenuhi persyaratan
syarat-syarat tersebut. Apabila tidak, tak mungkin kedudukan sebagai
hakim tersebut akan tercapai olehnya.
Status sosial ekonomi orang tua dapat dilihat dari beberapa segi,antara
lain :
a. Pendidikan orang tua
Yang dimaksud dengan pendidikan orang tua adalah tingkat
pendidikan terakhir yang dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan
formal yang dicapai akan membawa pengaruh luas pada kehidupan
seseorang, yaitu bukan hanya pengaruh pada pengetahuan atau wawasan
tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan,
kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat seseorang yang
berpendidikan akan cenderung memiliki pengetahuan dan wawasan yang
lebih luas dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan.
Demikian juga dengan keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan
tinggi pada umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi
anak-anaknya, dan sebaliknya.
b. Jenis pekerjaan orang tua
Kalau kita lihat dan perhatian di lingkungan sekitar kita, maka kita
akan melihat banyaknya orang bekerja. Setiap pagi kita pun melihat orang
berlalu-lalang pergi untuk bekerja sesuai dengan apa jenis pekerjaannya.
Yang dimaksud jenis pekerjaan menurut Dr. James J. spillane SJ. dalam
harinya. Beliau mengelompokkan pekerjaan/jabatan dalam 9 golongan
sebagai berikut:
1) Golongan A
- Pemilik bus/colt - Pedagang
- Pengawas keamanan - Pengawas kantor
- Petani pemilik tanah - Pemilik toko
- Pegawai sipil ABRI - Peternak
- Mandor - Tuan tanah
2) Golongan B
- Buruh nelayan - Buruh tani
- Buruh kecil - Penebang kayu
3) Golongan C
- ABRI (Tamtama-Bintara) - Pamong Praja
- Pegawai Badan Hukum - Guru SD
- Kepala Kantor Pos Cabang - Kepala Bagian
- Manager perusahaan kecil - Pegawai Negeri
(Gol. I/a-I/d)
- Supervisor/pengawas
4) Golongan D
- Meninggal dunia - Pensiunan
5) Golongan E
- Guru SLTP/SLTA - Pegawai Negeri
( Gol. II/a keatas)
- Juru rawat - Kepala Sekolah
- Pekerja social - Kontraktor
- Perwira ABRI (Letda, Lettu, dan Kapten) - Wartawan
6) Golongan F
- Petani penyewa - Buruh tidak tetap
- Penarik becak
7) Golongan G
- Ahli hukum - Kepala Kantor Pos Pusat
- Manager perusahaan - Menteri
- Ahli ilmu tanah - Pegawai negeri
(gol. III/a keatas)
- Apoteker - Pengarang
- Dokter - Peneliti
- Dosen/Guru Besar - Penerbang
- Gubernur - Walikota/ Bupati
- Kontraktor Besar
8) Golongan H
- Pembantu - Penjual Keliling
9) Golongan I
- Seniman - Buruh tetap
- Penjaga - Supir bus/colt
- Montir - Tukang Kayu
- Pandai besi/emas/perak - Tukang listrik
- Penjahit - Tukang mesin
c. Faktor Penghasilan (Pendapatan dan Pengeluaran)
1) Pengertian Pendapatan
Kalau diperhatikan secara cermat bahwa setiap orang pergi
bekerja dan bekerja sesuai dengan pekerjaannya. Misalnya setiap pagi
para petani pergi ke sawah untuk mengerjakan sawahnya, dan para
pegawai kantor pergi ke kantor untuk mengerjakan pekerjaan rutinnya
serta para guru pergi kesekolah untuk mengajar para siswa (anak
didik). Semua ini dilaksanakan atau dilakukan oleh setiap orang
hanya untuk mendapatkan atau memperoleh imbalan (gaji/upah).
Imbalan yang didapatkan digunakan lagi untuk kelangsungan
hidup keluarganya. Untuk itu setiap keluarga berusaha mencari
pemasukan sebagai sumber keuangan guna memenuhi serta
mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan masa yang akan datang. Dan
kebutuhan setiap keluarga makin lama semakin meningkat seiring
dengan tingkat kebutuhan dan kemajuan teknologi yang makin
guna membeli segala hal yang diperlukan untuk hidup (konsumsi) baik
untuk makan tetapi mencakup seluruh barang dan jasa.
Dalam kaitannya dengan pendidikan, kondisi keluarga
sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak mereka.
Jika suatu kondisi keluarga yang berkecukupan maka orang tua bisa
memberikan perhatiannya kepada anak-anaknya untuk bersekolah
sampai kejenjang yang paling tinggi yaitu Perguruan Tinggi.
Sedangkan kondisi keluarga yang kurang dalam hal keuangan dan
bahkan ada juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sulit, maka
orang tua hanya bisa menyekolahkan anaknya walaupun tidak sampai
kejenjang yang lebih tinggi.
2) Pengertian Pengeluaran
Didalam setiap keluarga selalu ada pemasukan dan bahkan ada
pengeluaran. Menurut Drs Gilarso (1986:48) mengemukakan
pengeluaran adalah bagian dari pendapatan keluarga atau uang masuk
yang dibelanjakan lagi untuk membeli segala sesuatu yang diperlukan
untuk hidup. Pengeluaran disini bukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan makan tetapi mencakup semua pemakaian barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Misalnya seperti membeli sesuatu
barang, membayar periksa dokter, dan sebagainya.
Setiap keluarga satu dengan keluarga yang lain mempunyai
sesuai dengan kekayaan yang dimilikinya dan pemenuhan kebutuhan
yang berbeda pula. Selain itu pengeluaran suatu keluarga didasarkan
pada besarnya penghasilan keluarga tersebut, besarnya jumlah anggota
keluarga. Makin banyak atau besar penghasilan makin besar pula
pengeluaran dan sebaliknya makin sedikit penghasilan makin sedikit
pula pengeluarannya.
B. KAJIAN HASIL RELEVAN PENELITIAN
Dalam penelitian Elisabet Ratri Nawang Sari dalam judulnya Minat
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi Ditinjau dari Prestasi Belajar, Motivasi
Belajar dan Status Sosial ekonomi Orang Tua. Dalam penelitiannya ini, ia
menarik kesimpulan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan prestasi belajar,
motivasi belajar, dan sosial ekonomi terhadap minat siswa untuk melanjutkan
studi ke Perguruan Tinggi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh FX. Wahyu Setyawan H. yang
berjudul Beberapa faktor yang mempengaruhi lulusaan SMU melanjutkan ke
Perguruan Tinggi juga menarik kesimpulan bahwa ada faktor-faktor yang
mempengaruhi siswa SMU dalam mengambilo keputusan untuk melanjutkan
studinya ke perguruan tinggi. Faktor-faktor tersebut antara lain seperti prestasi
belajar dan status sosial ekonomi orang tua. Faktor-faktor ini mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keinginan atau minat siswa SMU
C. KERANGKA BERPIKIR
1. Pengaruh Prestasi Belajar Siswa Terhadap Minat Melanjutkan ke Perguruan
Tinggi
Prestasi belajar nampak dalam hasil studi yang berupa nilai-nilai
pelajaran yang tercermin dalam rata-rata nilai raport. Tinggi rendahnya
prestasi belajar yang dapat diraih siswa akan berpengaruh terhadap
kepercayaan diri, harapan dan cita-citanya. Banyak sekali faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam pencapaian hasil belajar yaitu faktor dari
luar maupun faktor dari dalam. Misalnya faktor dari dalam seperti bakat,
minat aspirasi, harapan, keuletan kerajinan, kemandirian. Sedangkan faktor
dari luar seperti kondisi lingkungan belajar, guru sebagai fasilitator dan
pembimbing belajar, sarana dan prasarana yang tersedia. Prestasi belajar yang
diperoleh siswa akan dapat mempengaruhi minat terhadap suatu obyek, yaitu
diantaranya adalah minat melanjutkan ke perguruan tinggi.
2. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Minat Melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan
kondisi-kondisi tertentu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor-faktor dari
luar misalnya dari orang tua, guru, teman sebaya dan sepermaiannya tetapi
motivasi tumbuh di dalam diri seseorang sehingga itu seseorang itu mau dan
ingin melakukan sesuatu yaitu belajar.
Motivasi yang dimiliki setiap siswa berbeda-beda. Motivasi ini sangat
studi ke perguruan tinggi. Jika motivasi siswa itu rendah maka siswa tersebut
mempunyai minat yang rendah pula untuk melanjutkan studinya ke perguruan
tinggi.
3. Pengaruh Status Sosial ekonomi keluarga Terhadap Minat Melanjutkan ke
Perguruan Tinggi
Keadaan sosial ekonomi orang tua akan terasa berpengaruh pada anak
yang beranjak dewasa, biasanya hal ini tampak apabila anak akan melanjutkan
sekolahnya. Orang tua yang status sosial ekonominya tinggi menginginkan
anaknya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Sedangkan orang tua yang
status sosial ekonominya rendah cenderung menginginkan anaknya untuk
segera bekerja.
Status sosial ekonomi yang dimiliki orang tua akan dapat
mempengaruhi minat terhadap suatu obyek, diantaranya adalah minat
melanjutkan ke perguruan tinggi. Minat merupakan kekuatan yang dapat
menyebabkan seseorang memusatkan perhatian pada obyek tertentu.
4. Pengaruh Prestasi Belajar Siswa, Status Sosial Ekonomi Keluarga, Motivasi
Belajar Terhadap Minat Melanjutkan Ke Perguruan Tinggi.
Faktor-faktor penyebab tinggi rendahnya minat siswa untuk
melanjutkan ke perguruan tinggi adalah perbedaan dari prestasi belajar
perbedaan status sosial ekonomi dan perbedaan motivasi belajar.
Perbedaan-perbedaan yang ada disebabkan oleh dari dalam diri siswa tersebut maupun
Jika seseorang mempunyai prestasi yang membanggakan dan mempunyai
motivasi untuk belajar tetapi dari faktor ekonomi tidak memungkinkan maka
siswa tersebut belum tentu mempunyai minat untuk melanjutkan studinya.
Dan jika seseorang mempunyai prestasi kurang baik tetapi mempunyai
motivasi dan kondisi ekonomi mendukung maka siswa tersebut bisa
mempunyai minat untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.
D. PARADIGMA PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar, status
sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar terhadap minat siswa SMA kelas
III untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Peneliti menyimpulkan
bahwa ada pengaruh prestasi belajar, status sosial ekonomi orang tua, dan kualitas
perguruan tinggi terhadap minat siswa untuk melanjutkan studinya ke perguruan
tinggi
X1
X2 Y
X3
X1 : Variebel bebas, yaitu prestasi belajar
X2 : Variabel bebas, yaitu motivasi belajar
X3 : Variabel bebas, yaitu status sosial ekonomi keluarga
E. HIPOTESIS PENELITIAN
1. Ada pengaruh positif dan signifikan prestasi belajar siswa terhadap minat
siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
2. Ada pengaruh positif dan signifikan keadaan motivasi belajar orang tua
terhadap minat siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
3. Ada pengaruh positif dan signifikan status sosial ekonomi keluarga terhadap
minat siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
4. Ada pengaruh positif dan signifikan prestasi belajar siswa, motivasi belajar,
dan status sosial ekonomi keluarga terhadap minat siswa untuk melanjutkan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus,
yaitu penelitian tentang subyek tertentu, dimana subyek tersebut terbatas yaitu di
sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu, maka kesimpulan yang diperoleh hanya
berlaku pada subyek yang diteliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Pangudi Luhur Sedayu, di
Jln. Raya Wates Km.12,5 Sedayu, Argosari, Sedayu, bantul.
Adapun alasan penelitian mengambil lokasi tersebut adalah:
a. Mempunyai prestasi yang baik dalam hal mendidik siswa-siswanya.
b. Mempunyai sarana dan prasarana yang memadai dalam proses belajar
mengajar.
c. Mempunyai tenaga pengajar yang berkualitas.
d. Mempunyai manfaat tersendiri di mata masyarakat sekitar.
2. Waktu Penelitian
C. Subyek Dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian adalah siswa-siswi SMA kelas III di SMA Pangudi Luhur
Sedayu.
2. Obyek Penelitian adalah prestasi belajar siswa, status sosial ekonomi,
motivasi belajar dan minat siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian. Sesuai dengan
masalah yang diteliti maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
kelas III SMA Pangudi Luhur Sedayu yang berjumlah 85 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti. Di SMA Pangudi Luhur
Sedayu, populasi yang akan diambil sampelnya adalah siswa-siswi kelas XII
yang terdiri dari tiga kelas. Kelas IPS1 terdiri dari 35 siswa, kelas IPS2 terdiri
dari 32 siswa, dan IPA terdiri dari 18 siswa.
Dalam pengambilan sampel, apabila respondennya kurang dari 100
lebih baik diambil semuanya. Apabila jumlah responden banyak maka dapat
diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Dr. Suharsimi A.). Teknik
sampling yang digunakan yaitu purposive sampling karena salah satu
variabelnya adalah minat siswa melanjutkan ke perguruan tinggi yang dapat
E. Variabel Penelitian
1. Pengelompokan variabel
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah:
a) Variabel Bebas:
1) Prestasi belajar siswa
2) Motivasi belajar
3) Status sosial ekonomi orang tua
b) Variabel terikat:
Minat siswa untuk melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.
2. Definisi dan pengukuran variabel
a. Prestasi Belajar
Dalam kamus Bahasa Indonesia Prestasi Belajar adalah hasil yang
telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan) dari penguasaan
pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan
oleh guru. Dalam penelitian ini prestasi belajar diukur berdasarkan hasil
belajar yang ditunjukkan dalam raport siswa kelas III semester ganjil.
b. Motivasi Belajar
Menurut Thomas L. Good dan Jere B. Broopy (1989:8); motivasi
belajar merupakan rangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu.
sanang, dan semangat untuk belajar. Dalam penelitian ini motivasi belajar
diukur menggunakan skala sikap dari Likert yang dimodifikasi dengan
skor setiap item pernyataan positif adalah:
1) Sangat Setuju skor 4
2) Setuju skor 3
3) Tidak Setuju skor 2
4) Sangat Tidak Setuju skor 1
Sedangkan untuk skor setiap item pernyataan negatif adalah:
1) Sangat Setuju skor1
2) Setuju skor 2
3) Tidak Setuju skor 3
4) Sangat Tidak Setuju skor 4
c. Status Sosial Ekonomi
1) Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan tertinggi yang berhasil diselesaikan oleh
orang tua siswa. Dalam hal ini tingkat pendidikan dikelompokkan
menjadi:
a) Lulus SD skor 1
b) Lulus SLTP skor 2
c) Lulus SMA, D I skor 3
d) Lulus D II, D III skor 4
2) Jenis Pekerjaan Orang Tua
Jenis pekerjaan orang tua yaitu bidang pekerjaan pokok yang
ditekuni orang tua setiap harinya. Berdasarkan penggolongan dari Dr.
James J. Spillane, SJ. Pekerjaan dikelompokkan menjadi 9 kelompok:
Golongan Skor H
B F D I A C E G
1 2 3 4 5 6 7 8 9
3) Pendapatan dan Fasilitas Keluarga
Pendapatan adalah penghasilan rata-rata yang diterima orang
tua setiap bulan. Dalam hal ini pegukuran tingkat pendapatan
digolongkan menjadi:
a). Tinggi, lebih dari Rp. 1.500.000,- skor 3
b). Sedang, antara Rp. 750.000,- - Rp. 1.500.000,- skor 2
c). Rendah, kurang dari Rp. 750.000,- skor 1
Fasilitas diukur dari banyak sedikitnya benda atau barang yang
dimiliki keluarga responden. Untuk mempermudah pengukuran, maka
No Jenis Fasilitas yang dimiliki skor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. . Mobil Sepeda Motor Komputer Kulkas Pesawat telepon Telepon genggam TV Video Radio
Status tempat tinggal a. Rumah pribadi b. Rumah Kontrak c. Rumah famili
d. Rumah Dinas Jenis penerangan Lampu listrik a. < 250 watt b. 250 – 450 watt c. 450 - 900 watt d. > 900 watt Dinding rumah
a. Bambu gedeg b. Papan
c. Papan + tembok d. Tembok semuanya Lantai Rumah
a. Tanah
b. Semen plester c. Tegel biasa
d. Tegel keramik
9 8 7 6 5 4 3 2 1 4 3 2 1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
d. Minat siswa
Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek
untuk merasa tertarik pada bidang atau hal yang tertentu (perguruan
tinggi) dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu (W.S. Winkel,
seseorang terhadap kegiatan tertentu di atas kegiatan yang lainnya Dalam
penelitian ini motivasi belajar diukur menggunakan skala sikap dari Likert
yang dimodifikasi dengan skor setiap item pernyataan positif adalah:
1) Sangat Setuju skor 4
2) Setuju skor 3
3) Tidak Setuju skor 2
4) Sangat Tidak Setuju skor 1
Sedangkan untuk skor setiap item pernyataan negatif adalah:
1) Sangat Setuju skor1
2) Setuju skor 2
3) Tidak Setuju skor 3
4) Sangat Tidak Setuju skor 4
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi
belajar yang ada dalam catatan atau dokumen di SMA Pangudi Luhur
Sedayu.
2. Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran
3. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data variabel, status sosial
ekonomi orang tua, motivasi belajar dan minat siswa SMA kelas III untuk
melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi. Indikator yang digunakan sebagai
acuan membuat kisi-kisi setiap variabel dan penulisan butir-butir pertanyaan
disajikan sebagai berikut:
Kisi-kisi penyusunan kuesioner
Variabel Indikator Nomor Butir
Prestasi Belajar Siswa Rata-rata nilai raport kelas III 1
Motivasi Belajar a. Merasa senang saat guru menjelaskan
materi
b. Bergairah untuk mengerjakan tugas
c. Semangat siswa untuk mengikuti
pelajaran
1
2,3,4,5,6,7,8
9,10,11,12,13,14,
15,16,17,18,19,20
Status Sosial Ekonomi
Orang Tua
a. Tingkat pendidikan
b. Jenis pekerjaan
c. Tingkat Pendapatan
d. Fasilitas yang dimiliki keluarga
1,2
3,4,5,6
7,8,9,10
11,12,13,14,15,16
,17,18,19,20,21,
22,23,24
Minat melanjutkan
Studi ke Perguruan
Tinggi
a. Ketertarikan terhadap perguruan
tinggi.
b. kecenderungan/perilaku siswa yang
mengarah untuk melanjutkan
keperguruan tinggi.
1,2,3,4,5,6,7
8,9,10,11,12,13,1
G. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum instrumen digunakan untuk mengukur ubahan, maka terlebih
dahulu diuji coba dengan masuk untuk mengetahui tingkat kesahihan (validitas)
dan tingkat keandalan (reliabilitas) instrument tersebut. Untuk lebih jelasnya akan
diuraikan uji validitas dan uji reliabilitas.
a) Pengujian Validitas
Validitas instrumen adalah sejauh mana sebuah alat ukur dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan tujuan pembuatan alat
ukur tersebut. Suatu instrument dikatakan valid jika dapat mengungkapkan
data dan variabel yang diteliti secara tepat. (suharsimi Arikunto, 1998:160).
Untuk menguji validitas kuisioner digunakan teknik kolerasi product
moment dengan rumus sebagai berikut:
xy
r =
( )( )
( )
[
∑
−∑
∑
∑
]
[
∑
∑
−( )
∑
]
−
2 2
2 2
y y
N x x
N
y x xy
N
rxy = Korelasi skor item dengan skor total
N = Jumlah subyek X = skor item Y = skor total
Setelah koefisien korelasi ditemukan, perlu diuji signifikansinya dengan taraf
5% korelasi antara item dengan total dinyatakan signifikan fxy lebih besar dari
r tabel.
Uji validitas dilakukan terhadap item-item pertanyaan variabel motivasi
(20) pertanyaan yang akan dilakukan uji validitas. Rangkuman uji validitas
untuk motivasi belajar adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1
Rangkuman Pengujian Uji Validitas Motivasi Belajar
Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status
1 0,218 0,3800 Valid
2 0,218 0,4336 Valid
3 0,218 0,3881 Valid
4 0,218 0,6325 Valid
5 0,218 0,5667 Valid
6 0,218 0,4835 Valid
7 0,218 0,2748 Valid
8 0,218 0,4138 Valid
9 0,218 0,5180 Valid
10 0,218 0,1182 Valid
11 0,218 0,6029 Valid
12 0,218 0,6248 Valid
13 0,218 0,5597 Valid
14 0,218 0,5613 Valid
15 0,218 0,5323 Valid
16 0,218 0,5917 Valid
17 0,218 0,6085 Valid
18 0,218 0,6288 Valid
19 0,218 0,6952 Valid
20 0,218 0,4873 Valid
Sumber : Data penelitian
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan motivasi belajar
menunjukkan bahwa ke dua piluh butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan
kesimpulan ini bisa dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan
nilai r tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 81 responden dan derajat
keyakinan (α) = 5% atau 0,05 r tabel maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,218.
menunjukkan angka yang lebih besar dari dari pada r tabel (r hitung > 0,218).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel
motivasi belajar adalah valid.
Uji validitas dilakukan terhadap item-item pertanyaan variabel minat
siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Uji validitas ini dilakukan untuk
tiap-tiap butir, sehingga ada tujuh belas (17) pertanyaan yang akan dilakukan
uji validitas. Rangkuman uji validitas untuk minat siswa melanjutkan studi ke
perguruan tinggi adalah sebagai berikut.
Tabel 3.2
Rangkuman Pengujian Uji Validitas Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status
1 0,218 0,7326 Valid
2 0,218 0,4314 Valid
3 0,218 0,6992 Valid
4 0,218 0,4563 Valid
5 0,218 0,4768 Valid
6 0,218 0,7286 Valid
7 0,218 0,5251 Valid
8 0,218 0,7426 Valid
9 0,218 0,2619 Valid
10 0,218 0,2701 Valid
11 0,218 0,6865 Valid
12 0,218 0,4988 Valid
13 0,218 0,3595 Valid
14 0,218 0,4178 Valid
15 0,218 0,4188 Valid
16 0,218 0,6772 Valid
17 0,218 0,4382 Valid
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan bahwa ke tujuh belas
butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini bisa dilakukan
dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Dengan jumlah data
(n) sebanyak 81 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05 r tabel
maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,218. Dari hasil perhitungan diperoleh
bahwa keseluruhan nilai rhitung semuanya menunjukkan angka yang lebih besar
dari dari pada r tabel (r hitung > 0,218). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa semua butir pertanyaan variabel minat siswa untuk melanjutkan studi
ke perguruan tinggi adalah valid.
b) Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) berhubungan erat dengan taraf keprcayaan
suatu instrumen dikatakan andal atau mempunyai taraf kepercayaan tinggi
jika dapat memberikan hasil yang mantap serta stabil. (Suharsimi Arikunto,
1998: 81). Untuk mengitung reliabilitas kuisioner dalam penelitian ini
digunakan teknik koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach dengan rumus
sebagai berikut:
11
r =
⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −1 k k ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ −
∑
2 2 1 b b σ σ Keterangan:rtt = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal
Σαb2 = Jumlah varian butir
Setelah rtt diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan