• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal."

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN

PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MENULIS PADA

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER

GASAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Hesti Wulandari

091134086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

Halaman Judul

Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter

Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD

Kelas IV Semester Gasal

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Hesti Wulandari

091134086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2013

(3)
(4)

iii

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan kekuatan, mendampingi, dan

menjaga dalam setiap perjalanan hidup ini.

Kedua orang tuaku tercinta, Sahono dan Paryanti yang selalu memberikan doa,

dukungan, perhatian, kasih sayang dan semangat untuk menyelesaikan

pendidikan.

Kedua adikku tercinta, Ardian Prihantoro dan Emilia Pamungkasih yang selalu

memberikan doa dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Semua orang yang ada di sekitar hidupku; sahabat dan teman-teman, terimakasih

atas dukungan, semangat, kritik, saran, dan motivasi yang membangun disetiap

(6)

v MOTTO

Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.

(Aristoteles)

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.

(Lessing)

Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atas

kelengahan kita tak akan bisa dikembalikan seperti semula.

Knowledge is power.

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Hesti Wulandari

NIM : 091134086

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR YANG TERINTEGRASI DENGAN

PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK KETERAMPILAN MENULIS PADA

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SD KELAS IV SEMESTER

GASAL

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama

tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

(9)

viii ABSTRAK

Hesti Wulandari (2013). Pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal. Skripsi. Yogyakarta:

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata

Dharma.

Kata kunci: Metode penelitian pengembangan, bahan ajar, keterampilan menulis.

Skripsi ini merupakan skripsi pengembangan (R&D). Penelitian ini

bertujuan menghasilkan produk berupa bahan ajar. Produk yang dikembangkan ini

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan siswa kelas IV SD dalam pembelajaran

keterampilan menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia semester gasal.

Pengembangan produk ini dilakukan melalui tujuh tahap yang merupakan hasil

modifikasi langkah-langkah kemp dengan langkah-langkah R&D milik Borg and Gall yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4)

validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertanyaan wawancara dan

kuesioner.

Produk bahan ajar divalidasi oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia,

pakar pendidikan karakter, dan guru bahasa Indonesia SD. Setelah uji coba

terhadap pakar, produk diuji coba lapangan pada siswa kelas IV SDN Langensari

Yogyakarta. Produk bahan ajar memiliki kualitas “sangat baik” berdasarkan hasil

validasi para pakar dan hasil uji coba lapangan. Hasil validasi yang diperoleh dari

pakar pembelajaran bahasa Indonesia terhadap produk bahan ajar diperoleh skor

4,17 dengan kategori “baik”. Pakar pendidikan karakter memberikan skor 3,91 dengan kategori “baik”. Guru memberikan skor rata-rata 4,52 terhadap produk bahan ajar dengan kategori “sangat baik”. Berdasarkan validasi lapangan

diperoleh skor rata-rata 4,82 dengan kategori “sangat baik”.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan

produk bahan ajar untuk keterampilan menulis kelas IV SD semester gasal layak

(10)

ix ABSTRACT

Hesti Wulandari (2013). The Development of Teaching Material Integrated which Character Education for the Ability to Write Indonesian Language

Summary Class IV Elementary School an Odd Semester. Thesis.

Yogyakarta: Elementary School Teachers Study Program, Sanata Dharma

University.

Key words: Research and Development method, teaching material, writing skill.

It was a research and development (R&D) research. This research was

aimed to make products, it is teaching material. The products were developed to

fulfill the needs of the students class IV elementary school when having writing

practice in Indonesian Language learning odd semester.

There were seven steps to develop the products. They were (1) the

potential and problems, (2) data collection, (3) product design, (4) validation of

the design, (5) improved the design, (6) the trial design, (7) design revisions. The

instrument used in this research was questionnaires.

The quality of the teaching material was “very good” based on the results

of experts’ validity and on field trial results. The validity gained from the experts

of Indonesian language learning to the teaching material was 4,17. It meant that it

was “good”. According to the character education experts, the score for the

teaching material was 3,91, in the category of “good”. According to the teachers, the average score for the teaching material was 4.52, in the category of “very good”. Based on the field validity, the average score was 4.82, in the category of

“very good”.

Based on the results of the research, it could be concluded that The

development of teaching material integrated which character education for the

ability to write Indonesian Language summary class IV elementary school an odd

semester was suitable for learning material.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Syukur atas rahmat dan karunia Tuhan sehingga skripsi yang berjudul

“Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV

Semester Gasal” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi sebagian persyaratan guna meraih gelar Sarjana Pendidikan.

Pembuatan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu

penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi Ph.D. selaku Dekan FKIP USD yang telah memberikan waktu

bimbingan dan ilmu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan ilmu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Sofiatun, S.Pd I., selaku Kepala Sekolah SDN Langensari Yogyakarta

yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

6. Ratna Juwita Ghazali, S.Si., selaku guru kelas IVA SDN Langensari

Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan

selaku pakar bahasa Indonesia.

7. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku pakar pendidikan karakter yang telah

memberikan ilmu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd, selaku pakar pembelajaran bahasa

Indonesia yang telah memberikan ilmu dan saran sehingga produk dalam

skripsi ini menjadi lebih baik.

9. Seluruh siswa kelas IVA SDN Langensari Yogyakarta tahun ajaran

2012/2013 yang telah berkenan untuk membantu peneliti selama

(12)

xi

10.Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah

memberikan ilmu pengetahuan selama proses perkuliahan.

11.Kedua orang tuaku, Sahono dan Paryanti terimakasih atas doa dan kasih

sayang yang selama ini telah diberikan.

12.Adikku, Ardian Prihantoro dan Emilia Pamungkasih yang selalu

memberikan doa dan dukungan agar aku cepat menyelesaikan skripsi ini.

13.Teman-teman seperjuangan skripsi payung Bahasa Indonesia, Rischa

Kristiana, Domingos De Araujo, Margareta Erna, Deny Adventisari, Fr.

Gorius Geor, Agnes Arinjani P, Windy Ariezona, Intan Reni Wulandari,

Punky M, dan Yohana Prisca A.

14.Semua teman-teman PGSD angkatan 2009 kelas A.

15.Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak

dapat saya sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, maka saran dan kritik sangat

penulis harapkan.

Penulis,

Hesti Wulandari

(13)

xii

PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK ... viii

1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1Pendidikan Karakter ... 8

2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter ... 9

2.1.1.2 Tujuan Pendidikan Karakter ... 9

2.1.1.3 Nilai-Nilai Karakter ... 11

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 13

(14)

xiii

2.1.2.2 Keterampilan Menulis yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter 14

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar ... 16

2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar ... 17

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan ... 21

2.3 Kerangka Berpikir ... 22

2.5 Pertanyaan Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Analisis Kebutuhan ... 33

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 33

4.3 Data Validasi dan Revisi Produk ... 37

4.3.1 Deskripsi Data Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa ... 38

4.3.2 Deskripsi Data Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 39

4.3.3 Deskripsi Data Validasi Guru Bahasa Indonesia ... 40

4.3.4 Deskripsi Data Validasi Lapangan ... 42

4.4 Kajian Produk Akhir ... 43

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 45

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 46

5.3 Saran ... 46

DAFTAR REFERENSI ... 47

(15)

xiv

LAMPIRAN ... 49

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Menurut

Sukardjo ... 30

Tabel 2. Kriteria Skor Skala Lima ... 32

Tabel 3. Komentar Pakar Pembelajaran Bahasa dan Revisi ... 39

Tabel 4. Komentar Pakar Pendidikan Karakter dan Revisi ... 40

Tabel 5. Komentar Guru Bahasa Indonesia dan Revisi ... 41

Tabel 6.Komentar Siswa dan Revisi ... 43

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1Siklus Pembangan Perangkat Model Kemp ... 18

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Wawancara Guru Kelas IV SD ... 50

Lampiran 2. Silabus Pembelajaran... 52

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 55

Lampiran 4. Lembaran Kuesioner Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa .. 64

Lampiran 5. Lembaran Kuesioner Validasi Pakar Pendidikan Karakter ... 68

Lampiran 6. Lembaran Kuesioner Validasi Guru ... 72

Lampiran 7. Lembaran Kuesioner Validasi Lapangan ... 80

Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian ... 100

Lampiran 9. Surat Keterangan Selesai Penellitian ... 101

Lampiran 10. Foto Validasi Lapangan ... 102

(19)

1 Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah satu indikator kemajuan bangsa. Mutu pendidikan yang

baik menunjukan peradaban suatu bangsa yang maju, karena dengan mutu

pendidikan yang baik maka akan menghasilkan banyak sekali Sumber Daya

Manusia (SDM) yang berkualitas. Banyaknya SDM yang berkualitas akan

mempercepat pertumbuhan suatu bangsa dalam berbagai bidang kehidupan.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, tidak hanya mementingkan aspek intelektual

saja tetapi harus diimbangi dengan aspek moralitas sehingga akan terbentuk

manusia yang utuh.

Pendidikan diharapkan dapat mengembalikan dan menerapkan kembali

nilai-nilai karakter bangsa Indonesia yang sudah mulai tenggelam. Hal ini sesuai

dengan Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yang mana pendidikan bertujuan mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang

tersebut jelas sekali terlihat bahwa tujuan pendidikan nasional tidak hanya

mengembangkan aspek intelektual siswa tetapi juga mengembangkan nilai-nilai

karakter siswa.

Pendidikan karakter, meskipun sudah sering kali digembar-gemborkan

(20)

2

dilapangan tidak sehebat dengungannya. Pendidikan karakter pelan-pelan

semakin hilang dan kurang begitu mendapatkan perhatian (Doni Koesoema, 2007:

118).

Bukan hal yang mudah untuk menanamkan kembali nilai-nila karakter kepada

siswa, dibutuhkan waktu yang lama supaya nilai-nilai karakter dapat menjadi

suatu kebiasaan. Oleh sebab itu, maka pendidikan Sekolah Dasar (SD) memiliki

peranan yang penting untuk menanamkan kembali nilai-nilai karakter pada siswa.

Kemerosotan karakter yang dialami siswa juga terlihat dari hasil kajian

peneliti terhadap beberapa berita dari surat kabar yang menunjukan adanya

indikasi kemerosotan moral anak-anak bangsa. Hal ini menunjukan bahwa

pendidikan karakter memang belum terlaksana dan tertanam dengan baik dalam

diri siswa. Berdasarkan berita dari kompas.com banyak terjadi tawuran antar pelajar yang sampai menyebabkan korban jiwa, bahkan tawuran antar pelajar kini

sudah merembet ke siswa-siswa SD. Seperti yang diberitakan di kompas.com

bahwa ada salah satu SD di daerah Bogor yang siswanya ketahuan membawa

senjata yang berbahaya. Salah satu faktor penyebab dari maraknya tawuran pelajar

ini adalah kurangnya pendidikan karakter, salah satunya adalah karakter

menghargai. Jika setiap siswa timbul rasa saling menghargai maka aksi serang

menyerang siswa lain tidak akan terjadi.

Kasus lain disamping maraknya tawuran antar siswa adalah joki ujian. Seperti

dilansir dari kompas.com bahwa joki-joki ujian sudah semakin menjamur. Sebagian siswa merasa tidak perlu lagi belajar ketika akan menghadapi UN

ataupun SNMPTN, mereka hanya perlu membayar sejumlah uang kepada joki

kemudian joki yang akan mengerjakan soalnya. Melihat realita joki ujian ini

(21)

menunjukan bahwa siswa tidak mau bekerja keras dengan kemampuannya sendiri

dalam menghadapi ujian.

Salah satu mata pelajaran wajib di Sekolah Dasar yang dapat diintegrasikan

dengan pendidikan karakter adalah Bahasa Indonesia. Mata pelajaran Bahasa

Indonesia memuat empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa, yaitu

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam penelitian ini penulis

berfokus pada keterampilan menulis. Melalui tulisan dapat dilihat kepribadian

seseorang. Ketika seseorang mengungkapkan pikiran atau perasaannya melalui

bahasa tulis, dari situ dapat dilihat baik buruknya seseorang. Hal ini sejalan

dengan apa yang diungkapkan Pranowo (2009; 3) dalam bukunya yaitu bahasa

merupakan cerminan kepribadian sesorang. Bahkan, bahasa merupakan cerminan

kepribadian bangsa.

Melalui Bahasa seseorang atau suatu bangsa dapat diketahui kepribadiannya.

Sulit untuk mengukur kepribadian seseorang jika mereka tidak mengungkapkan

pikiran atau perasaannya melalui tindak bahasa (baik verbal maupun non verbal).

Bahasa Verbal adalah mengungkapkan bahasa dengan kata baik lisan maupun

tertulis (Pranowo, 2009: 3). Pentingnya bahasa dalam pengembangan pendidikan

karakter juga dicantumkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

yang menyatakan bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,

sosial, dan emosional peserta didik. Selain itu, bahasa merupakan penunjang

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi (Depdiknas, 2006: 113).

Salah satu penunjang keberhasilan proses pembelajaran disekolah adalah

(22)

4

diharapkan. Bahan ajar yang baik adalah bahan ajar yang dalam

pengembangannya diintegrasikan dengan pendidikan karakter. Berdasarkan hasil

wawancara pada tanggal 28 November 2012 dengan guru kelas IV SD N

Langensari menyatakan bahwa mereka belum menemukan dan menggunakan

bahan ajar yang terintegrasi dengan baik dengan pendidikan karakter dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia. Bahan ajar yang digunakan guru masih terfokus

pada pencapaian aspek kognitif saja, sehingga kegiatan yang menunjukan

pengembangan nilai-nilai karakter belum nampak dalam bahan ajar yang

digunakan. Selain itu, guru belum pernah mencoba untuk membuat bahan ajar

ataupun kegiatan pembelajaran yang secara sengaja diintegrasikan dengan

pendidikan karakter meskipun mereka mengungkapkan pentingnya pendidikan

karakter untuk siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dan kajian peneliti, maka dari itu peneliti akan

membuat sebuah produk bahan ajar Bahasa Indonesia kelas IV yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter. Materi yang akan dikembangkan peneliti adalah

keterampilan menulis melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dengan

menggunakan kata atau kalimat yang tepat sehingga menjadi cerita yang padu

yang terintegrasi dengan karakter menghargai dan kerja keras.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimanakah prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal?

(23)

1.2.2 Bagaimanakah kualitas produk Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan

Pendidikan Karakter Untuk Empat Keterampilan Berbahasa Pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk memaparkan prosedur pengembangan bahan ajar yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas produk bahan ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter untuk empat keterampilan berbahasa pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia SD kelas IV semester gasal.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi mahasiswa

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan

bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

1.4.2 Bagi guru

Dapat memberikan gambaran dan menambah referensi bahan ajar mata

pelajaran Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter

untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD kelas

IV semester gasal dengan Research and Development. 1.4.3 Bagi siswa

Dapat mengembangkan karakter yang dapat membantu siswa untuk

(24)

6

1.4.4 Bagi sekolah

Dapat menambah referensi bahan ajar mata pelajaran Bahasa Indonesia yang

terintegrasi dengan pendidikan karakter.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Produk ini dapat digunakan sebagai acuan mengembangkan produk-produk

lainnya.

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Pendidikan karakter adalah upaya mendorong peserta didik tumbuh dan

berkembang dengan kompetensi berpikir dan berpegang teguh pada prinsip –

prinsip moral dalam hidupnya.

1.5.2 Bahan ajar adalah sekumpulan materi atau bahan-bahan pelajaran yang

disusun secara sistematis untuk digunakan dalam proses pembelajaran sesuai

dengan kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik.

1.5.3 Keterampilan berbahasa menulis merupakan serangkaian kegiatan seseorang

dalam mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis.

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1.6.1 Produk bahan ajar yang disusun mengembangkan kompetensi dasar

melengkapi cerita rumpang.

1.6.2 Produk bahan ajar yang dikembangkan diintegrasikan dengan karakter kerja

keras dan menghargai.

1.6.3 Produk bahan ajar memuat penjabaran standar kompetensi dan kompetensi

dasar yang dikembangkan, apersepsi, uraian materi, kegiatan siswa, pos tes,

(25)

1.6.4 refleksi, tindakan siswa, pekerjaan rumah, rangkuman materi, evaluasi,

penilaian, kunci jawaban, glosarium, dan daftar pustaka.

1.6.5 Produk bahan ajar mengintegrasikan gambar, teks, dan bermacam warna yang

dapat menarik minat siswa untuk mempelajarinya.

1.6.6 Produk bahan ajar dapat digunakan sebagai lembar kerja siswa (LKS) karena

memuat beragam aktivitas siswa sesuai dengan materi yang dikembangkan.

1.6.7 Produk bahan ajar dikembangkan dan dinilai berdasarkan enam aspek yakni;

(1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) keterampilan

(26)

8

Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dengan yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 2008).

Wynne dalam Mulyasa (2012: 3), mengemukakann bahwa karakter berasal dari

Bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada

bagaimana menerapkan nilai – nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku

sehari – hari. Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa karakter adalah

sifat-sifat yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditampilkan pada perilaku

sehari-hari.

Menurut Mulyasa (2012: 3), “pendidikan karakter merupakan suatu sistem

penanaman nilai – nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen:

kesadaran, pemahaman, kepedulian, dan komitmen tinggi untuk melaksanakan

nilai – nilai tersebut, baik terhadap Allah Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,

sesama, lingkungan, maupun masyarakat dan bangsa secara keseluruhan, sehingga

menjadi manusia sempurna sesuai dengan kodratnya”. Pendidikan karakter adalah

sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan

bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat

(27)

memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Ratna Megawangi,

2004: 95).

Dalam konteks kajian p3 dalam Dharma Kesuma, dkk (2011: 5),

pendidikan krakter dalam setting sekolah sebagai “pembelajaran yang mengarah

pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan

pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah”. Dari definisi tersebut dapat

diambil beberapa makna:

1) Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan

pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran;

2) Diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh.

Asumsinya anak merupakan organisasi manusia yang memiliki potensi

untuk dikuatkan dan dikembangkan;

3) Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang dirujuk

sekolah (lembaga).

Pendidikan karakter adalah upaya untuk memfasilitasi peserta didik

mengenal, peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai karakter yang di integrasikan

dengan kegiatan pembelajaran di sekolah.

2.1.1.2 Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter menurut Mulyasa (2012: 9) adalah untuk

meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada

pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan

seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan

(28)

10

mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya untuk mengkaji

nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Dharma Kesuma, dkk (2011: 9) mengemukan tiga tujuan pendidikan

karakter dalam setting sekolah yaitu:

1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap

penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/kepemilikan peserta didik

yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan;

2) Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak besesuaian dengan nilai-nilai

yang dikembangkan oleh sekolah;

3) Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat

dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam pedoman sekolah

“Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Kemendiknas,

2010) adalah:

1) Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai

manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter

bangsa;

2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan

sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang

religius;

3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik

sebagai generasi penerus bangsa;

(29)

4) Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan

5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan

rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).

2.1.1.3 Nilai-Nilai Karakter

Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2011), berdasarkan kajian

nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan/hukum, etika akademik, dan

prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi 25 butir nilai karakter yang

dikelompokan menjadi lima, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam

hubungannya dengan (1) Tuhan Yang Maha Esa, (2) diri sendiri, (3) sesama

manusia, (4) lingkungan, serta (5) kebangsaan. Berikut adalah 25 nilai karakter

yang dimaksud: (1) kereligiusan, (2) kejujuran, (3) kecerdasan, (4) tanggung

jawab, (5) kebersihan dan kesehatan, (6) kedisiplinan, (7) tolong menolong, (8)

berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, (9) kesantunan, (10) ketangguhan, (11)

kedemokratisan. (12) kemandirian, (13) keberanian mengambil resiko, (14)

berorientasi pada tindakan, (15) berjiwa kepemimpinan, (16) kerja keras, (17)

percaya diri, (18) keingintahuan, (19) cinta ilmu, (20) kesadaran akan hak dan

kewajiban diri dan orang lain, (21) kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, (22)

menghargai karya dan prestasi orang lain, (23) kepedulian terhadap lingkungan,

(24) nasionalisme, (25) menghargai keberagaman.

Menurut Doni Koessoema (2011:124), nilai-nilai yang ditanamkan ini

dapat berupa nilai yang bersifat individual personal maupun yang lebih sosial.

(30)

12

penghargaan diri, kejujuran, pengendalian diri, bela rasa, disiplin, daya tahan,

percaya diri, dan rasa terimakasih. Nilai yang bersifat lebih sosial adalah tanggung

jawab, kewarganegaraan, kerjasama, keadilan dan kesedian mendengarkan.

Diantara butir-butir nilai tersebut peneliti memfokuskan pada nilai kerja

keras dan menghargai.

1. Kerja keras

Kemendiknas (2010) mendeskripsikan nilai kerja keras sebagai perilaku

yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan

belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Disamping

untuk menyelesaikan tugas, nilai kerja keras perlu ditanamkan dalam usaha

untuk mencapai cita-cita. Ciri-ciri orang mau bekerja keras adalah; (1) tidak

mudah putus asa, (2) bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakannya, dan (3)

selalu bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu.

Berdasarkan uraian diatas peneliti mengembangkan dua indikator kerja

keras dalam pengembangan bahan ajar. Indikator pertama adalah menyelesaikan

tugas tepat waktu. Siswa yang memiliki sikap kerja keras tentunya akan

berusahan menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Indikator kedua adalah pantang

menyerah ketika mendapatkan tugas yang sulit. Salah satu ciri orang yang

bekerja keras akan berupaya sungguh-sungguh dalam mengatasi kesulitan atau

hambatan yang ditemui ketika mengerjakan tugas.

2. Menghargai

Menurut Johnshon (dalam Novitasari, 2009), sikap menghargai

merupakan salah satu sikap keterampilan sosial. Keterampilan sosial merupakan

keterampilan berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial dengan cara

(31)

yang spesifik yang dapat diterima oleh masyarakat, bermanfaat bagi pribadi dan

orang lain serta dapaat dipelajari. Menghargai adalah suatu sikap memberi

terhadap suatu nilai yang diterima oleh manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia menghargai diartikan memberi harga, menghormati, mengindahkan,

dan memandang penting terhadap suatu hal.

Menghargai orang lain dapat menciptakan keharmonisan dalam suatu

kelompok, entah itu di sekolah, masyarakat, ataupun dalam keluarga. Adapun

sikap-sikap atau ciri-ciri orang yang menghargai orang lain, diantaranya; (1)

tidak melecehkan orang lain, (2) mau mendengarkan orang lain ketika berbicara,

dan (3) tidak melakukan diskriminasi terhadap orang atau kelompok tertentu.

Berdasarkan uraian diatas peneliti mengembangkan dua indikator

menghargai dalam pengembangan bahan ajar. Indikator yang pertama adalah

mendengarkan orang lain yang berbicara. Mendengarkan dengan baik adalah

kunci utama dalam komunikasi agar suatu komunikasi dapat berjalan dengan

lancar. Indikator yang kedua adalah tidak membeda-bedakan teman. Dalam

kehidupan sehari-hari di sekolah maupun dirumah siswa akan bertemu dengan

orang-orang yang berbeda dengan dirinya, maka sangat perlu menekankan

kepada siswa bahwa kita harus bisa menerima orang lain dengan baik.

2.1.2 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia

2.1.2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa indonesia diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa

(32)

14

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia

(KTSP, 2006:113). Menurut Zulela (2012:4), pembelajaran Bahasa Indonesia di

SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun tulisan.

Hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai usaha

untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara lisan maupun tertulis serta

menumbuhkan rasa cinta terhadap sastra Indonesia. Tujuan mata pelajaran Bahasa

Indonesia di SD sesuai dengan KTSP (2006: 113-114) adalah peserta didik

mampu berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku; menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan; memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya secara tepat,

menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,

sosial dan emosional; menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk

memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan berbahasa; menghargai dan mengembangkan sastra

Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

2.1.2.2 Keterampilan Menulis yang Terintegrasi Dengan Pendidikan

Karakter

Pembelajaran Bahasa Indonesia memuat empat aspek keterampilan

berbahasa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan

membaca dan keterampilan menulis. Empat keterampilan berbahasa tersebut

merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang saling

berkaitan satu dengan lainnya.

(33)

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis menurut Tarigan (1986:15)

adalah kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan menggunakan bahasa tulis

sebagai media penyampaiannya. Dalam KBBI menulis diartikan sebagai

melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat puisi, membuat

surat dan sebagainnya) dengan tulisan. Keterampilan menulis dapat diartikan

sebagai kemampuan seseorang untuk menuangkan perasaannya atau gagasannya

melalui tulisan atau bahasa tulis. Menulis merupakan suatu kegiatan yang

produktif dan kreatif.

Seseorang melakukan sebuah tindakan pasti memiliki tujuan yang ingin

dicapai, begitu pula dengan menulis. Dengan menulis seseorang akan

menghasilkan sebuah karya., sesuai dengan Depdiknas Bahasa 2009 (dalam

skripsi Anastasia Tiur Rohani, 2012: 18-19) menuliskan tujuan menulis sebagai

berikut. a) menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun

peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan pertistiwa

agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang

berbagai hal yang dapat maupun terjadi di muka bumi ini. b) membujuk. Melalui

tulisan seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap,

apakah menyetujui atau mendukung yang dikemukan. Penulis harus mampu

membujuk dan meyakinkan pembaca dengan menggunakan bahasa yang

persuasif. c) mendidik merupakan salah satu tujuan dari komunikasi melalui

tulisan. Melalui membaca hasil tulisan wawasan pengetahuan seseorang akan

terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan

(34)

16

berbagai hal, penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain dan mampu

berpikir rasional. d) menghibur. Fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi,

bukan monopoli media massa, radio, televisi, namun media cetak dapat pula

berperan dalam menghibur khalayak pembacanya. Tulisan-tulisan ringan atau

bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu

bisa pula menjadi bacaan yang menghibur untuk melepaskan ketegangan setelah

seharian sibuk beraktifitas.

Dalam bukunya Tarigan (2008: 24) juga menuliskan tujuan dari kegiatan

menulis, a) memberitahukan atau mengajar; b) meyakinkan atau mendesak; c)

menghibur atau menyenangkan; d) mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan

emosi yang berapi-api.

Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam

kegiatan menulis dapat memupuk nilai-nilai karakter, karena tulisan merupakan

cerminan pribadi seseorang. Keterampilan menulis yang dikembangkan peneliti

adalah melengkapi cerita rumpang.

2.1.3 Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan

Karakter

Menurut National Centre For Competency Based Training dalam Andi

Prastowo (2012: 16), bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunkan untuk

membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tak tertulis. Panen dalam

Andi Prastowo (2012: 17), mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah bahan-bahan

atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan

peserta didik dalam proses pembelajaran.”

(35)

Prastowo (2012: 17, menyimpulkan bahwa bahan ajar merupakan segala

bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang

menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan

digunakan didalam pembelajaran. Bahan ajar dapat diartikan sebagai sekumpulan

materi atau bahan-bahan pelajaran yang disusun secara sistematis untuk

digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan

dicapai oleh peserta didik.

Bahan ajar keterampilan menulis berbasis karakter adalah sekumpulan

materi atau bahan-bahan yang memuat kompetensi keterampilan menulis yang

harus dikuasai siswa yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter.

Unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah bahan ajar meliputi, petunjuk belajar,

kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan pendukung,

petuntuk kerja atau lembar kerja dan evaluasi.

2.1.4 Model Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi Pendidikan

Karakter

Model yang digunakan untuk mengembangkan bahan ajar ini adalah model

pengembangan bahan ajar model kemp yang telah direvisi dalam Triyanto (2009:

(36)

18

Pengembangan model Kemp berupa lingkaran yang kontinum. Setiap

langkah dalam pengembangan model kemp ini berkaitan langsung dengan

aktivitas revisi. Pengembangan dalam model kemp ini dapat dimulai dari titik

manapun, sehingga memungkinkan pengembang dapat memulai dari titik mana

saja. Semua komponen dalam pengembangan model kemp saling berhubungan

satu dengan lainnya, sehingga apabila terjadi perubahan pada satu komponen

dapat mengakibatkan pengaruh pada komponen lainnya. Dalam lingkaran model

Kemp menunjukkan kemungkinan revisi pada tiap komponen, sehingga

memungkinkan pengembang untuk merevisi bagian mana saja yang diperlukan

untuk revisi.

Unsur-unsur dalam pengembangan model kemp meliputi Pertama, identifikasi masalah pembelajaran. Tujuan dari tahap ini adalah untuk

mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan dalam kurikulum dan fakta

Planing

Gambar. 2.1. Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp yang direvisi

(37)

dilapangan. Kedua, analisis siswa. Analisis siswa diperlukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa seperti ciri, kemampuan, dan

pengalaman baik individu maupun kelompok.

Ketiga, analisis tugas. Menurut Kemp dalam Triyanto (2009: 181), analisis

tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis

tugas memuat analisis struktur isi, analisis konsep, analisis prosedural, dan

analisis pemrosesan informasi. Analisis struktur isi dilakukan dengan mencermati

kurikulum mulai dari bahan kajian, pokok bahasan, sub pokok bahasan, serta garis

besar perincian isi pokok bahasan. Analisis konsep dilakukan dengan

mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan disusun secara

sistematis sesuai urutan penyjiannya dan merinci konsep-konsep yang relevan.

Menurut Kemp dalam Triyanto (2009: 182), analisis konsep digunakan untuk

mengidentifikasi fakta, konsep, prinsip, dan aturan yang dibutuhkan dalam

pengajaran. Analisis prosedural dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap

penyelesaian tugas sesuai dengan bahan kajian, hasil analisis ini akan diperoleh

peta tugas dan analisis prosedural. Analisis pemrosesan informasi dilakukan untuk

mengelompokan tugas-tugas yang dilaksanakan siswa selama pembelajaran. Hasil

analisis ini adalah cakupan konsep atau tugas yang akan diajarkan dalam satu

rencana pelajaran.

Keempat, merumuskan indikator. Indikator merupakan tujuan

pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap satu. Indikator

dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran,

kerangka kerja dalam merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa, dan

(38)

20

Kelima, penyusunan instrumen evaluasi. Penyusunan instrumen evaluasi

digunakan untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa

terhadap materi. Keenam, strategi pembelajaran. Pemilihan strategi belajar mengajar disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Kegiatan pada tahap meliputi

pemilihan model, pendekatan dan metode, pemilihan format yang dipandang

mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Ketujuh, pemilihan media atau sumber pembelajaran. Pemilihan media dan

sumber pembelajaran berdasarkan hasil analisis tujuan, karakteristik siswa, dan

tugas. Kedelapan, pelayanan pendukung. Pelayanan pendukung tidak berkaitan langsung dengan substansi pengembangan perangkat, namun sangat menentukan

keberhasilan pengembangan perangkat. Pelayanan pendukung berupa kebijakan

kepala sekolah, guru mitra, dan lain-lain yang dapat membatu keberhasilan

pengembangan perangkat.

Kedelapan, evaluasi formatif. Evaluasi formatif brefungsi sebagai

pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program

telah berfungsi dalam mencapai bebagai sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan

selama pengembangan dan uji coba.

Kesembilan, evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif digunakan untuk

mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran.

Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran

tertentu.

Kesepuluh, revisi perangkat pembelajaran. Kegiatan revisi dilakukan

secara terus-menerus pada setiap langkah pengembangan. Kegiatan revisi

(39)

dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan

validasi perangkat pembelajaran oleh pakar dan uji coba terbatas.

2.2 Penelitian Yang Relevan

Terdapat dua penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian

Ajeng Christy Suryaningrum (2012) dan Anastasia Tiur Rohani (2012).

Penelitian pertama oleh Ajeng Christy Suryaningrum (2012) yang berjudul

Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Pendidikan

Karakter Bangsa Kelas XI Semester I SMA Stella Duce Bantul, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2011/1012 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)”. Langkah-langkah pengembangan materi pembelajaran bahasa Indonesia

bermuatan pendidikan karakter bangsa, meliputi (1) analisis kebutuhan, (2)

pembuatan produk, (3) uji coba, (4) penilaian, (5) revisi. Hasil penilaian yang

diperoleh yaitu siswa 75%, guru 80%, dan dosen 90%. Masing-masing hasil data

penelitian mendapat kualifikasi baik dari siswa dan guru, kualifikasi sangat baik

dari dosen. Produk pengembangan materi dikatakan layak untuk dipergunakan

karena hasil data >65% dan kualifikasi diatas cukup.

Penelitian kedua ditulis oelh Anastasia Tiur Rohani (2012) yang berjudul

“Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Menulis Bahasa

Indonesia Untuk Siswa SMP Kelas VIII Semester 1 dan 2”. Langkah-langkah

pengembangan pembelajaran menulis yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter adalah (1) analisis kebutuhan, (2) pengembangan produk (3) validasi ahli,

(4) revisi, (5) uji coba produk, (6) revisi akhir, (7) produk bahan ajar akhir. Dari

(40)

22

sesuai dengan kebutuhan siswa,akan tetapi dengan syarat perbaikan pada hal-hal

yang diperlukan.

2.3 Kerangka Berpikir

Pendidikan karakter adalah usaha penanaman nilai-nilai budi pekerti melalui

pendidikan terutama pendidikan disekolah. Pendidikan karakter dilaksanakan

disetiap jenjang pendidikan, dimulai dari pendidikan dasar. Mengaplikasikan

pendidikan karakter untuk Sekolah Dasar dapat diintegrasikan dengan mata

pelajaran yang ada disekolah. Salah satu mata pelajaran yang dapat diintegrasikan

dengan pendidikan karakter adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran wajib di

Sekolah Dasar. Materi pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek,

yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Khususnya dalam aspek

menulis, siswa dituntut untuk mampu melengkapi bagian cerita yang rumpang.

Bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter

akan menjadi produk dari penelitian pengembangan ini. Dengan menggunakan

bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter akan

membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan berbahasa khususnya menulis

sekaligus mengembangkan nilai-nilai budi pekerti.

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia pada

keterampilan menulis melengkapi bagian cerita rumpang yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter?

(41)

2.4.2 Bagaimana kualitas bahan ajar Bahasa Indonesia pada keterampilan

menulis melengkapi bagian cerita rumpang yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter menurut pakar pembelajaran Bahasa Indonesia?

2.4.3 Bagaimana kualitas bahan ajar Bahasa Indonesia pada keterampilan

menulis melengkapi bagian cerita rumpang yang terintegrasi dengan pendidikan

karakter menurut pakar guru kelas IV SD N Langen Sari?

2.4.4 Bagaimana kualitas bahan ajar Bahasa Indonesia pada keterampilan

menulis melengkapi bagia cerita rumpang yang terintegrasi dengan pendidikan

(42)

24 Bab III

Metode Penelitian

3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau research and

Development (R&D). R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut (Sugiyono,

2009: 407). Peneliti memilih jenis penelitian R&D karena peneliti akan

mengembangkan suatu produk. Produk yang akan dikembangkan berupa bahan

ajar bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis pada kelas IV SD semester

satu yang terintegrasi dengan pendidikan karakter.

3.2Prosedur Pengembangan

Untuk mengembangkan bahan ajar Bahasa Indonesia khususnya pada

keterampilan menulis peneliti memodifikasi langkah-langkah kemp yang

dimodifikasi dengan langkah-langkah R & D milik Borg and Gall (dalam buku Sugiyono, 2010: 408-425). Prosedur pengembangan dalam penelitian ini melalui

tujuh langkah, yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain

produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain, (6) uji coba desain, (7) revisi

desain. Prosedur pengembangan tersebut dapat dijelaskan melalui bagan dibawah

ini.

(43)
(44)

26

Berikut adalah gambaran langkah-langkah dalam penelitian dan

Pengembangan (Research and Development), 1. Potensi dan Masalah

Pada tahap potensi masalah, peneliti melakukan analisis kebutuhan guru

terhadap bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Untuk

menganalisis kebtuhan yang terdapat dilapangan, maka peneliti melakukan

wawancara dengan guru SD N Langen Sari. Wawancara berkisar antara

pembelajaran Bahasa Indonesia yang telah dilakukan oleh guru, bahan ajar yang

digunakan guru, karakter yang perlu dikembangkan sesuai degan keputusan

menteri pendidikan dan pengintegrasian kegiatan pembelajaran dengan

pendidikan karakter.

2. Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data, peneliti mengumpulkan data menggunakan

teknik wawancara terstruktur dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk

melakukan analisis kebutuhan. Wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SD.

Kuesioner digunakan untuk memvalidasi bahan ajar, validasi dilakukan oleh pakar

pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru kelas bahasa

Indonesia, dan siswa.

3. Desain Produk

Desain produk meliputi menentukan SK dan KD, menentukan indikator,

menentukan tujuan pembelajaran, menentukan isi bahan ajar, menentukan strategi

pembelajaran, menyusun kegiatan belajar, menentukan sumber belajar, dan

menyusun evaluasi untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar.

(45)

langkah tersebut akan menjadi pedoman pembuatan desain produk bahan ajar.

Produk yang didesain akan diintegrasikan dengan pendidikan karakter yang

berbasis aktivitas siswa.

4. Validasi Desain

Sebelum diuji cobakan, desain produk divalidasi terlebih dahulu. Validasi

desain produk akan dilakukan oleh empat pakar orang yang kompeten, yang

terdiri pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, dan dua

guru bahasa Indonesia. Validasi dilakukan dengan cara memberikan desain

produk dan lembar kuesioner kepada pakar yang ditunjuk.

5. Revisi desain

Berdasarkan hasil validasi, maka peneliti melakukan revisi desain produk.

Kritikan dan masukan dari pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar

pendidikan karakter, dan Guru bahasa Indonesia mengenai kelemahan dan

kekuatan desain produk dijadikan dasar merevisi desain produk.

6. Uji Coba desain

Desain produk yang telah direvisi akan diujicobakan kepada siswa kelas IV

SDN Langen Sari. Uji coba desain produk dimaksudkan untuk mengumpulkan

data guna mengetahui kualitas produk bahan ajar dan keefektifannya untuk

kegiatan pembelajaran. Pada uji coba lapangan ini siswa diminta untuk mengisi

lembar kuesioner mengenai produk yang sudah diujicobakan.

7. Revisi desain

Revisi desain produk didasarkan pada hasil uji coba lapangan. Validasi

lapangan ini dilakukan oleh siswa melalui lembar kuesioner. Hasil analisis

(46)

28

3.3Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan data untuk melihat

kualitas produk pengembangan bahan ajar. Data yang diperoleh dari hasil uji coba

digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan produk bahan ajar. Uji coba

dilakukan setelah produk divalidasi oleh: (a) pakar pembelajaran bahasa

Indonesia, (b) pakar pendidikan karakter, (c) guru. Kegiatan uji coba akan

dilakukan kepada siswa kelas IV SDN Langensari Yogyakarta.

3.3.1 Desain Uji Coba

Desain uji coba dibutuhkan untuk mengetahui produk yang dihasilkan

layak atau tidak untuk digunakan. Pengujian desain produk dilakukan melalui dua

tahap. Tahap pertama produk bahan ajar akan dievaluasi oleh empat pakar yang

terdiri dari pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, dan

2 guru bahasa Indonesia. Untuk melakukan evaluasi akan digunakan instrumen

kuesioner. Masukan yang diperoleh dari para pakar akan dijadikan bahan

pertimbangan untuk merevisi produk bahan ajar.

Tahap kedua adalah validasi lapangan, produk yang telah direvisi

diujicobakan kepada siswa kelas IV SDN Langen Sari. Validasi lapangan ini

digunakan untuk mengetahui kefektifan produk bahan ajar untuk kegiatan

pembelajaran. Masukan dari siswa setelah melakukan uji coba lapangan dijadikan

acuan untuk merevisi produk.

3.3.2 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba dalam penelitian pengembangan bahan ajar bahasa

Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan karakter adalah 24 siswa kelas IV

SD Negeri Langen Sari tahun ajaran 2012/2013.

(47)

3.4Instrumen Penelitian

3.4.1 Jenis Data Uji Coba

Data yang diperoleh dari kegiatan uji coba berupa data kualitatif dan data

kuantitatif. Data kualitatif berupa kritik dan saran yang dikemukakan oleh pakar

pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru bahasa

Indonesia, dan siswa. Kritik dan saran yang diperoleh akan dijadikan acuan dalam

memperbaiki produk bahan ajar bahasa Indonesia. Data kuantitatif berupa

informasi yang diperoleh dari penyebaran kuesioner.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, instrumen pengumpulan data berupa daftar

pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan

ketika wawancara dengan guru untuk melakukan analisis kebutuhuan. Kuesioner

digunakan untuk validasi pakar, guru, dan siswa. Nilai akhir pada penilaian

kuesioner dari pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter,

guru, dan siswa akan digunakan sebagai bahan masukan untuk bahan ajar bahasa

Indonesia yang dikembangkan.

3.5Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini berupa lembar wawancara dan kuesioner. Lembar wawancara

dimaksudkan untuk memperoleh data awal dari guru kelas IV SD Negeri Langen

Sari mengenai pembelajaran Bahasa Indonesia dan bahan ajar Bahasa Indonesia

khususnya pada aspek menulis.

Lembar kuesioner digunakan untuk mengevaluasi kualitas produk yang

(48)

30

dikembangkan kepada pakar pembelajaran bahasa Indonesia, pakar pendidikan

karakter, dan guru bahasa Indonesia untuk divalidasi dengan mengisi lembar

kuesioner yang telah dilampirkan. Setelah itu, peneliti merevisi bahan ajar sesuai

dengan hasil validasi yang dilakukan oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia,

pakar pendidikan karakter, dan guru kelas IV SD. Setelah melakukan revisi,

peneliti melakukan validasi lapangan kepada siswa kelas IV SDN Langen sari

dengan mengisi kuesioner setelah dilakukan uji coba produk.

3.6Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif

kualitatif. Data kuantitatif yang diperoleh dari angket penilaian akan dianalisis

dengan statistik deskriptif kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala

lima. Konversi yang dilakukan mengacu pada pendakatan Penilaian Acuan

Patokan (PAP), seperti tabel berikut (Sukardjo, 2008: 101)

Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima

Keterangan:

̅̅̅ : Rerata ideal = ½ (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) Sbi : Simpangan baku ideal = 1/6 (skor maksimal ideal – skor minimal

(49)

Skala penilaian diberikan lima pilihan untuk menilai produk bahan ajar

yang dikembangkan, yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik

(2), dan sangat kurang baik (1).

Berdasarkan rumus konversi tersebut, maka perhitungan data-data

kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan

rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini

diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

(50)

32

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif

menjadi data kualitatif skala lima yaitu sebagai berikut.

Tabel 2. Kriteria Skor Skala Lima

(51)

33 BAB IV

Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara

dilaksanakan pada tanggal 28 November 2012, wawancara dilakukan dengan

dua orang guru kelas IV SDN Langensari. Wawancara digunakan untuk

mengetahui pemahaman guru terhadap pendidikan karakter, pentingnya

pengembangan pendidikan karakter, usaha guru dalam mengintegrasikan

pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, kesulitan guru dalam

mengintegrasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,

dan kebutuhan guru terhadap bahan ajar Bahasa Indonesia yang terintegrasi

dengan pendidikan karakter.

Berdasarkan hasil wawancara analisis kebutuhan guru dapat disimpulkan

bahwa guru belum mengintegrasikan pendidikan karakter dalam kegiatan

pembelajaran. Guru sangat membutuhkan bahan ajar yang terintegrasi dengan

pendidikan karakter.

4.2 Deskripsi Produk Awal

Penelitian pengembangan ini diawali dengan menentukan mata pelajaran,

kompetensi dasar, dan karakter yang akan dikembangkan, yaitu Bahasa

Indonesia aspek menulis kelas IV semester gasal, dengan kompetensi dasar 4.3

melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dengan menggunakan

kata/kalimat yang tepat sehingga menjadi cerita yang padu serta karakter kerja

keras dan menghargai. Selanjutnya, dilakukan proses desain program semester

(52)

34

mengkaji tujuan dan materi mata pelajaran tersebut. Setelah desain prosem,

silabus, dan RPP selesai, kemudian peneliti mengumpulkan bahan-bahan yang

digunakan dalam menyusun bahan ajar. Setelah semua bahan siap, selanjutnya

adalah menyusun bahan ajar yang sesuai dengan prosem, silabus, dan RPP.

Program semester (prosem) adalah program pengajaran yang harus dicapai

selama satu semester. Komponen yang terdapat pada prosem meliputi (1) identitas

yang berisi mata pelajaran, nama sekolah, kelas/semester, (2) standar kompetensi,

(3) kompetensi dasar, (4) indikator, (5) materi pokok, (6) alokasi waktu, (7) waktu

pelaksanaan terdiri dari bulan dan minggu.

Silabus adalah seperangkat rencana dan pelaksanaan pembelajaran beserta

penilaiannya. Silabus digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran.

Model pembelajaran yang digunakan dalam produk yang dikembangkan adalah

model pembelajaran cooperative terintegrasi dengan pendidikan karakter berbasis aktivitas.

Silabus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang

saling berkaitan untuk memenuhi pencapaian kompetensi dasar 4.3 yaitu

melengkapi bagian cerita yang hilang (rumpang) dengan menggunakan

kata/kalimat yang tepat sehingga menjadi cerita yang padu. Komponen yang

terdapat dalam silabus ini adalah (1) identitas yang berisi nama sekolah, kelas,

semester, dan mata pelajaran, (2) standar kompetensi, (3) kompetensi dasar, (4)

karakter, (5) materi pembelajaran, (6) kegiatan pembelajaran, (7) indikator,

meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik, (8) penilaian, meliputi teknik

penilaian, bentuk instrumen, dan contoh instrumen, (9) alokasi waktu, dan

(10) sumber belajar. Silabus terdapat pada lampiran 2.

(53)

Tahap kedua membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

berpedoman pada model pembelajaran cooperative yang terintegrasi dengan pendidikan karakter yang berbasis aktivitas. RPP adalah rencana yang

menggambarkan pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar

yang telah dijabarkan dalam silabus. Komponen dalam RPP meliputi (1) identitas

RPP, (2) standar kompetensi, (3) kompetensi dasar, (4) indikator, meliputi

kognitif, afektif, dan psikomotorik, (5) tujuan, meliputi kognitif, afektif,

psikomotorik, (6) materi pembelajaran, (7) model dan metode pembelajaran, (8)

kegiatan pembelajaran, (9) media dan sumber pembelajaran, (10) penilaian,

meliputi teknik penilaian, bentuk instrumen, dan contoh instrumen, (11) lampiran.

RPP yang dikembangkan memiliki kelebihan yaitu siswa mampu

menunjukan nilai-nilai karakter seperti kerja keras dan menghargai berdasarkan

kegiatan pembelajaran yang dilakukan. RPP dapat dilihat pada lampiran 3.

Tahap selanjutnya adalah pengembangan bahan ajar, terlebih dahulu peneliti

membuat kerangka bahan ajar. Setelah kerangka bahan ajar dibuat, tahap

selanjutnya adalah mengumpulkan bahan atau materi yang meliputi materi

pembelajaran melengkapi cerita rumpang, karakter yang akan dikembangkan,

cerita anak, gambar, dan lagu. Materi pembelajaran diperoleh dari beberapa buku

pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD. Cerita anak didapat dari internet dan

peneliti membuat sendiri. Untuk gambar dan lagu, peneliti mengambil dari

internet.

Pengembangan bahan ajar menggunakan program Mocrosoft Office Word

2010. Karakter font yang digunakan adalah Cambria Headings, Broadway, Times

(54)

36

yang disesuaikan dengan kebutuhan baca siswa. Bahan ajar yang dikembangkan

oleh peneliti digunakan untuk dua pertemuan. Komponen dalam bahan ajar terdiri

dari, sampul bahan ajar, isi, penilaian dan kunci jawaban, dan daftar referensi.

Berikut penjelasan dari komponen-komponen tersebut.

1. Sampul bahan ajar

Sampul bahan ajar terdiri dari judul, karakter yang akan dikembangkan, aspek

bahasa Indonesia yang dikembangkan, tema, kelas dan semester, dan nama

penyusun.

2. Isi

Isi terdiri dari, (a) penjabaran SK dan KD. Dalam penjabaran SK dan KD ini

memuat penjabaran indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai di

tiap akhir pertemuan, (b) apersepsi, apersepsi dalam bahan ajar berupa

permainan “cari kata” pada pertemuan pertama dan menyanyikan lagu

berjudul “kring-kring” pada pertemuan kedua, (c) uraian materi, uraian materi

berisis materi melengkapi cerita rumpang beserta contoh-contohnya pada

pertemuan pertama dan membuat cerita rumpang pada pertemuan kedua, (d)

kegiatan siswa, dalam kegiatan siswa berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan

siswa setelah mempelajari uraian materi. Dalam kegiatan siswa juga terdapat

petunjuk-petunjuk untuk mengerjakan tugas yang diarahkan sesuai dengan

karakter yang dikembangkan, (e) pos tes, pos tes digunakan untuk

mengetahui kemampuan akhir siswa setelah mempelajari bahan ajar. Pos tes

dilaksanakan tiap akhir pertemuan, (f) refleksi, pada kolom refleksi terdapat

beberapa pertanyaan yang mengacu pada karakter yang dikembangkan, (g)

tindakan siswa, pada kolom tindakan siswa terdapat beberapa pertanyaan

(55)

yang menanyakan tindakan siswa setelah siswa mempelajari materi dan

alasan siswa memilih tindakan tersebut, (h) pekerjaan rumah, pekerjaan

rumah berisi tugas yang harus dikerjakan siswa dirumah, (i) rangkuman,

rangkuman berisi poin-poin penting dari uraian materi, (j) evaluasi, evaluasi

berisi soal-soal untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami seluruh

materi pada bahan ajar, (k) glosarium, glosarium berisi daftar kata-kata sulit

yang terdapat dalam bahan ajar.

3. Penilaian dan kunci jawaban

Pada penilaian berisi uraian skor untuk menilai hasil evaluasi siswa yang

meliputi penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kunci jawaban berisi

jawaban dari pos tes dan evaluasi.

4. Daftar referensi

Daftar referensi berisi uraian referensi apa saja yang digunakan dalam

pembuatan bahan ajar.

Langkah selanjutnya adalah mengemas produk yang telah siap divalidasi.

Produk bahan ajar dikemas dalam bentuk buku melalui proses cetak. Selanjutnya,

bahan ajar diberikan kepada pakar pembelajaran Bahasa Indonesia, pakar

pendidikan karakter, dan guru kelas IV SDN Langen Sari untuk divalidasi yang

nantinya akan dijadikan bahan untuk memperbaiki produk sebelum dilakukan

validasi lapangan.

4.3Data Uji Coba dan Revisi Produk

Produk yang sudah dikemas diberikan pakar pembelajaran bahasa Indonesi,

pakar pendidikan karakter, dan guru bahasa Indonesia kelas IV SD. Validasi

(56)

38

menggunakan pedoman penyekoran skala lima menurut Sukardjo (2008: 101)

seperti dalam tabel berikut.

4.3.1 Data Validasi Pakar Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Revisi

Produk

Validasi pakar pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan oleh Dr.Yuliana

Setiyaningsih, M.Pd. Validasi pakar pembelajaran bahasa Indonesia harus

dilakukan guna meningkatkan kualitas bahan ajar. Validasi produk dilakukan pada

tanggal 2 Mei 2013. Aspek yang dinilai dari bahan ajar adalah (1) tujuan dan

pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) isi, dan (4) keterampilan

berbahasa. Validasi pakar pembelajaran bahasa Indonesia diperoleh penilaian

pada kualitas produk bahan ajar dengan rata-rata 4,17, maka termasuk dalam

kategori “baik”. Meskipun kualitas bahan ajar sudah baik tetapi pakar

pembelajaran bahasa Indonesia memberikan komentar yaitu (1) penggunaan EYD

perlu di perbaiki, (2) kegiatan siswa dibuat lebih variatif, (3) gambar perlu

ditambah supaya lebih menarik. Kesimpulan yang diperoleh dari validasi yang

dilakukan kepada pakar pembelajaran bahasa dinyatakan layak untuk

digunakan/uji coba lapangan dengan beberapa revisi.

Produk yang telah divalidasi oleh pakar pembelajaran bahasa Indonesia

kemudian direvisi sesuai dengan komentar dan saran dari pakar pembelajaran

bahasa Indonesia. Revisi dilakukan pada tanggal 3 Mei 2013. Berikut adalah tabel

penjabaran dari komentar dan saran pakar pembelajaran bahasa Indonesia beserta

revisinya.

Gambar

Tabel 1. Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima Menurut
Gambar 3.1 Modifikasi Langkah Kemp dengan Borg and Gall  ...................
Gambar. 3.1. Modifikasi langkah Kemp dan Borg and Gall
Tabel 1.  Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Skala Lima
+6

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini dapat memberikan informasi berupa laporan mengenai detil transaksi yang dilakukan oleh karyawan yang terlibat dalam kegiatan administrasi pembelian

Tampilan menu laporan kerusakan pada gambar 4.34 merupakan form untuk memperlihatkan semua data kerusakan baru atau lama yang telah di inputkan sesuai dengan ID Alat, Nama

[r]

[r]

merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari.. pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

Namun karena banyaknya penyimpangan yang terjadi, tidak ada salahnya mengutip kembali konsideransi dalam keppres 80/2003: “Agar pengadaan barang/jasa pemerintah yang dibiayai

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan yang menjadi urgensi dan akar permasalahan yaitu masih belum optimalnya kinerja guru otomotif SMK Negeri di

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN GREEN PRODUCT (Studi pada Konsumen Honda Vario Techno di Kota