• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Merchandising terhadap Penjualan Ritel di Toko Gracia Toys Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Merchandising terhadap Penjualan Ritel di Toko Gracia Toys Bandung."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

One of the most important element in a company is the product (merchandise) are offered to consumers of goods or services. The key to realizing the sales figures in order to continue increase in the retail business is to sell or supply goods to the quality and varied so as to respond to customer needs is therefore necessary for the management of the product to be sold (merchandising). Problems discussed in this thesis is the purpose of merchandising in stores Gracia, how the costs of store merchandising conducted Gracia, whether there is influence of merchandising on retail sales, merchandising roles to increase retail sales.

The method of analysis used in this study are (1) descriptive analysis, which is used to obtain a clear picture of the development cost of merchandise and retail sales. (2) to determine the quantitative analysis of consumer behavior in stores Gracia to increase retail sales.

The results of this study are 0.886 ANOVA value means there is no effect between the costs of merchandising with retail sales but the merchandising roles can help companies to increase retail sales.

(2)

ABSTRAK

Salah satu unsur terpenting dalam suatu perusahaan adalah produk (merchandise) yang ditawarkan kepada konsumen baik barang atau jasa. Kunci untuk merealisasikan angka penjualan agar terus mangalami peningkatan dalam bisnis ritel adalah menjual atau menyediakan barang dengan mutu atau kualitas yang baik dan variatif sehingga mampu menjawab kebutuhan pelanggan oleh karena itu perlu pengelolaan terhadap produk yang akan dijual (merchandising). Masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah tujuan dari merchandising di Toko Gracia, bagaimana biaya merchandising yang dilakukan Toko Gracia, apakah terdapat pengaruh merchandising terhadap penjualan ritel, peran merchandising guna meningkatkan penjualan ritel.

Metode analisis yang digunakan penulis dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu: (1) analisis deskriptif, yang digunakan untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai perkembangan biaya merchandise dan penjualan ritel. (2) analisis kuantitatif untuk mengetahui prilaku konsumen pada Toko Gracia guna meningkatkan penjualan ritel.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa nilai sig ANOVA sebesar 0.886 artinya tidak terdapat pengaruh antara biaya merchandising dengan penjualan ritel tetapi secara deskriptif statistic terlihat peran merchandising dapat membantu perusahaan guna meningkatkan penjualan ritel.

Kata-kata kunci: Merchandising, biaya Merchandising dan penjualan ritel, multipel

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... 6

1.4.1 Kegunaan Perusahaan ... 6

1.4.2 Kegunaan Bidang Akademik ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Pengenalan Pengelolaan Barang Dagangan (Merchandising) ... 7

(4)

2.3 Pelaksanaan Manajemen Merchandise ... 14

2.4 Manajemen Kategori ... 16

2.4.1 Peranan Kategori Konsumen ... 16

2.4.2 Pohon Keputusan Konsumen (Customer Decision Tree) ... 17

2.4.3 Keseimbangan Kategori ... 19

2.5 Pengertian Pembelian ... 19

2.5.1 Klasifikasi dari Sistem Transaksi Pembelian ... 20

2.5.2 Faktor – faktor yang Harus Diperhitungkan untuk Melakukan Pemesanan ... 21

2.6 Persediaan Barang Dagangan ... 22

2.6.1 Manfaat Manajemen Persediaan ... 22

2.6.2 Laporan Manajemen Persediaan ... 23

2.7 Pengertian Penjualan ... 25

2.7.1 Jenis – jenis Penjualan... 25

2.7.2 Bentuk – bentuk Penjualan ... 27

2.8 Hubungan Merchandising dengan Penjualan Ritel ... 28

2.9 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 30

2.9.1 Kerangka Pemikiran ... 30

2.9.2 Hipotesis ... 36

2.10 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

BAB II OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 38

(5)

3.1.2 Kategori Merchandise Perusahaan ... 40

3.1.3 Struktur Organisasi ... 41

3.1.4 Uraian Jabatan ... 42

3.2 Metodologi Penelitian ... 44

3.2.1 Prosedur Pengumpulan Data ... 44

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.2.3 Penentuan Responden ... 47

3.2.4 Operasionalisasi Variabel ... 48

3.2.5 Metode Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Hasil Penelitian ... 51

4.1.1 Biaya Merchandising pada Toko Gracia ... 51

4.2 Kondisi Penjualan Ritel pada Toko Gracia ... 54

4.3 Analisis Pengaruh Biaya merchandising Terhadap Penjualan Ritel pada Toko Gracia Bandung ... 55

4.3.1 Analisis Regresi Berganda (multiple Regression) ... 57

4.3.3 Analisis Kolerasi Berganda (Multiple Correlations) ... 60

4.3.4 Uji Hipotesis ... 62

4.3.5 Analisis Peran Merchandising Di Toko Gracia... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1 Kesimpulan ... 66

(6)

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 72

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Merchandise Hierarchy ... 18

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 36

Gambar 3.1 Manajemen Merchandise Toko Gracia Bandung ... 40

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Oprasionalisasi Variabel ... 49

Tabel 4.1 Biaya Merchandising Toko Gracia Tahun 2010-2011 ... 53

Tabel 4.2 Data Penjualan Ritel Toko Gracia 2010-2011 ... 54

Tabel 4.3 Deskriptif Statistik ... 56

Tabel 4.4 Koefisien ... 56

Tabel 4.5 Korelasi ... 57

Tabel 4.6 Tingkat Keeratan Korelasi ... 60

Tabel 4.7 Model Summary ... 60

Tabel 4.8 ANOVA ... 60

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Biaya Pembelian ... 72

Lampiran B Penjualan Ritel ... 76

Lampiran C Biaya Penanganan ... 80

Lampiran D Biaya Penyimpanan ... 81

Lampiran E Kuesioner ... 82

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Toko “Gracia Toys” adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang

eceran di Kota Bandung. Produk yang ditawarkan ialah mainan anak – anak baik

produk lokal maupun import. Pada awalnya toko Gracia melayani penjualan partai

besar (wholesaler), baru sekitar 5 tahun yang lalu mulai mengembangkan bisnis

penjualan ritel. Setelah sekian lama berkecimpung didalam dunia bisnis eceran

perusahaan ini mulai sadar akan pentingnya pengelolaan merchandise yang berkaitan

dengan pembelian/pembelanjaan, penanganan, dan keuangannya. Tetapi dalam

mengelola merchandise di Toko Gracia ini masih banyak kendala yang perlu

diselesaikan, antara lain adalah produk yang kurang bervariasi serta tidak disiplin

dalam manajemen pengadaan barang di gerai. Kendala tersebut mengakibatkan

pengaruh terhadap menurunnya penjualan serta minat beli dari konsumen. Untuk

mengatasi kendala tersebut, perusahaan mulai berbenah dalam mengelola

merchandise dengan menawarkan produk yang berbeda (differentiation product),

memperbanyak penyediaan barang cepat laku terjual untuk memenuhi kebutuhan

konsumen (fast moving), menjalin kerjasama penyediaan barang dengan para pelaku

bisnis mainan untuk saling melengkapi kebutuhan barang dagangan. Selain itu toko

Gracia juga melakukan perbaikan dengan memasukan beberapa teknologi seperti

(11)

2

modern. Tujuan dalam melakukan perbaikan tersebut adalah untuk dapat

meningkatkan penjualan ritel perusahaan.

Dalam persaingan bisnis ritel mainan saat ini, setelah beberapa waktu yang

lalu melakukan pengamatan langsung oleh penulis terutama di daerah Cibadak kota

Bandung dan daerah sekitar yang jangkauannya tidak jauh dengan area persaingan

bisnis. Ternyata dari hasil pengamatan yang diperoleh adalah persaingan yang

semakin ketat karena banyaknya pesaing baru muncul berdekatan di sepanjang Jalan

Cibadak seperti Toko Istana Mainan, Toko DZ mainan, Toko Air Mancur, Toko

Dunia Fantasi maupun pesaing lama yang terletak diarea Bandung Tengah yang

letaknya juga tidak jauh dengan Toko Gracia seperti di Jalan Jendral Sudirman ada

Toko City Toys, Toko Aladin, Toko Aneka Mainan, Glory Toys serta di Jalan

Astana Anyar ada Toko 2001, Toko Kiddy Toys, Toko Pasific Toys, Mega Toys,

Toko Mainan Sumber Rejeki, Toko San-San Toys. Semuanya itu merupakan

tantangan yang harus dihadapi oleh Toko Gracia supaya tetap memenangkan

perebutan konsumen. Oleh karena itu perusahaan perlu mempunyai strategi yang

mampu mempertahankan atau bahkan memperbesar pangsa pasarnya. Salah satu

unsur terpenting dalam suatu perusahaan adalah produk (merchandise) yang

ditawarkan kepada konsumen baik barang atau jasa yang dapat memenuhi keinginan

masyarakat luas dan menghasilkan keuntungan yang besar untuk perusahaan.

Perkembangan strategis, program, dan taktik pemasaran yang diciptakan oleh

perusahaan eceran dalam beberapa tahun terakhir telah memasuki era yang serba

instan dan mudah. Hal ini menuntut suatu perusahaan harus tetap siap bergerak cepat

(12)

3

dengan ketatnya persaingan di bisnis ritel yang dapat memacu setiap pelaku bisnis

ritel ini melakukan strategi pemasaran yang berkesinambungan dari waktu ke waktu.

Perusahaan mulai sadar untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam

memperkirakan permintaan barang dagangan, memilih barang dagangan,

mengkontrol persediaan, mengalokasikan tempat dan mengatur pajangan. Mereka

perlu bantuan teknologi yang dapat memberikan system informasi seperti computer

supaya dapat melacak persediaan, menghitung jumlah pesanan yang ekonomis,

waktu memesan barang, dan menganalisis keuangan yang ada untuk dibelanjakan

produk yang akan dijual oleh perusahaan.

Dari proses itu hal yang menjadi dasar perubahan perusahaan ritel di zaman

modern saat ini adalah konsep yang dulu awalnya berorientasi pada penjualan

setinggi – tingginya untuk mencapai sasaran laba (selling concept) beralih kearah

yang lebih baik menjadi orientasi pemasaran (marketing concept) dimana perusahaan

mendapat laba dan pelanggan memperoleh kepuasan berbelanja, perkembangan

konsep berlanjut hingga terbentuk pelanggan sebagai pribadi yang dipandang oleh

perusahaan menurut kebutuhan dan nilai pribadinya (customer concept).

Faktor penentu kunci kesuksesan sebuah perusahaan ritel adalah produk yang

dijual dalam gerainya (merchandise), ini merupakan salah satu unsur strategi

terpenting dalam retail marketing mix. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

merencanakan merchandise sebuah gerai ialah peramalan, inovasi, ragam produk

(assortment), merk (brand), timing dan alokasi, semua aspek tersebut tidak dapat

dipisahkan karena bertujuan untuk memenuhi permintaan konsumen (Hendri

(13)

4

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Merchandising Terhadap Penjualan Ritel Di Toko Gracia Toys

Bandung ”.

1.2Identifikasi Masalah

Dengan latar belakang masalah yang terjadi di Toko GRACIA Toys itu, akan timbul

permasalahan yang akan diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Berapa biaya merchandising pada toko Gracia Bandung?

2. Berapa penjualan ritel pada toko Gracia Bandung?

3. Berapa besar pengaruh biaya merchandising terhadap penjualan ritel?

(14)

5

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud melakukan penelitian adalah untuk memperoleh dan mengumpulkan

data – data yang dimiliki oleh perusahaan. Data tersebut digunakan untuk menyusun

skripsi yang diajukan untuk ujian sidang sarjana penuh di Fakultas Ekonomi Jurusan

Manajemen Universitas Kristen Maranatha Bandung (UKM).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Perkembangan biaya merchandising di Toko Gracia

 Perkembangan penjualan ritel di Toko Gracia.

Pengaruh biaya merchandising terhadap penjualan ritel di Toko Gracia

(15)

6

1.4Kegunaan Hasil Penelitian

1.4.1 Kegunaan Perusahaan

 Membantu memberikan informasi bagi perusahaan cara menambah

jumlah merchandise untuk memenuhi tuntutan konsumen.

 Membantu perusahaan dalam memberikan gambaran dalam strategi

perencanaan merchandise untuk tetap mampu bersaing.

 Memberikan solusi bagi perusahaan dalam mengembangkan dan

mengelola merchandise untuk dapat meningkatkan penjualan.

1.4.2 Kegunaan Bidang Akademik

 Sebagai sarana menambah pengetahuan dalam bidang pemasaran akan

pentingnya mengelola merchandise untuk perusahaan eceran

 Dapat dijadikan referensi untuk para peneliti lain yang akan

melakukan penelitian atau karya tulis tentang materi yang sama.

 Untuk mengembangkan sumber pengetahuan teori manajemen ritel

(16)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai pengaruh

merchandising terhadap penjualan ritel di Toko Gracia Toys Bandung, serta setelah

dilakukan analisa terhadap data-data yang diperoleh. Maka penulis dengan ini

memberikan kesimpulan dan saran yang sekiranya dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi perusahaan.

5.1Kesimpulan

Setelah penulis melakukan penelitian dan menghitung hasil-hasilnya maka

kesimpulannya sebagai berikut :

1. Biaya merchandising tidak memberikan pengaruh terhadap penjualan ritel

karena nilai dari data statistik menunjukan bahwa H0 ditolak, serta kolerasi

antara ketiga biaya tersebut sangat lemah dan 2 diantaranya bernilai negatif.

berarti ada faktor nilai lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini yang

memberikan pengaruh terhadap penjualan ritel.

2. Total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk Merchandising yang terdiri

dari biaya pembelian, biaya Penyimpanan, biaya penanganan sangat

mengalami perubahan yang fluktuatif. Total semua biaya merchandising toko

Gracia ini selama periode 2010-2011 senilai Rp 892,185,115. Itu semua

(17)

67

penyimpanan 12.01% senilai Rp 107,134,260 dan yang terakhir biaya

penanganan sebesar 19.05% senilai Rp 169,988,505. Biaya yang paling besar

yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya pembelian, karena dalam bisnis

perdagangan yang diperlukan terutama adalah membeli barang-barang sesuai

jenis gerai lalu dengan cepat dijual kembali kepada konsumen akhir untuk

mendapatkan laba.

3. Total penjualan ritel setiap bulannya mengalami perubahan-perubahan yang

tidak dapat dikendalikan tetapi dapat diprediksi dan diantisipasi oleh

perusahaan dengan melihat kondisi pasar. Penjualan tertinggi diperoleh

perusahaan pada bulan Desember tahun 2011 yaitu senilai Rp 80,915,900.

Hal ini menandakan bahwa perubahan nilai penjualan ritel kurang stabil dari

bulan-bulan sebelumnya. Penurunan dan kenaikan dari penjualan ritel

perusahaan disebabkan oleh faktor ekternal dan internal. Namun dengan

adanya strategi yang menyangkut dengan merchandising, perusahaan akan

dapat memaksimalkan penjualan serta memungkinkan dapat

menstabilkan/menyeimbangkan dari nilai penjualan ritel setiap bulannya

sehingga cash flow perusahaan akan menjadi baik.

4. Dari uji statistik hasil dari H0 ditolak dan H1 diterima jika dilihat dari nilai

Sig Tabel 4.8 ANOVA Bahwa antara total biaya pembelian, biaya

penyimpanan, biaya penanganan (total biaya merchandising) terhadap

penjualan ritel pada toko gracia ini tidak ada pengaruh. Karena nilai Sig

sebesar 0.886 artinya Tidak Terdapat pengaruh pengaruh biaya

(18)

68

5. Dari 30 responden yang memberikan pendapat mengenai merchandising ada

24,24% orang tersebut yang sudah pernah berbelanja di Toko Gracia

sebanyak lebih dari 5 kali dan 75,76% orang baru pertama kali berbelanja di

toko Gracia. Artinya dari 30 responden tersebut memiliki potensi menjadi

perluasan pangsa pasar dan dapat diketahui bahwa untuk sebuah perusahaan

ritel perlu adanya pengelolaan terhadap barang dagangan (merchandising)

untuk memaksimalkan penjualan ritel.

5.2Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukan penulis sehubungan dengan masalah

yang penulis temukan, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Adapun saran-saran yang

dapat diberikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Toko Gracia hendakanya menetapkan devisi merchandising untuk mengambil

keputusan yang diberikan pemilik perusahaan sesuai dengan tugas dan

tanggung jawab secara jelas. Hal ini penting sekali dalam membantu pemilik

perusahaan (owner) menentukan barang-barang yang akan dijadikan (layout),

memberikan masukan untuk memilih barang-barang yang akan dijual

dikemudian hari untuk dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan serta

menentukan harga yang cocok untuk menarik konsumen.

2. Dibuat secara rutin event promotion terhadap barang-barang yang

(19)

69

3. Adanya pengkontrolan pengadaan barang yang diisi setiap bulan untuk

menambah jumlah persediaan sehingga dapat meminimalkan biaya

kesempatan yang hilang akibat dari kehilangan konsumen yang tidak

terlayani.

4. Menyediakan produk-produk yang menjadi trand pada saat kondisi tertentu,

mengikuti perkembangan zaman. Misalnya melihat film yang sedang ramai di

lihat pengunjung yang menonjolkan super hero lalu disediakan action figure

nya berupa mainan. Hal itu dapat membantu sebagai sarana pemasaran yang

sangat berguna dan tanpa adanya biaya.

5. Melakukan evaluasi setiap bulan dalam upaya selalu konsisten dalam

pengadaan barang-barang yang akan dijual perusahaan. Misalnya

penjadwalan ketetapan dengan pemasok supaya dapat selalu memberikan

supply dengan tujuan lebih efisien dan efektif.

6. Menambah produk – produk yang bermerek ternama untuk menutupi produk

yang kurang dikenal oleh konsumen sehingga dapat mengangkat penjualan

dan dapat meningkatkan brand image untuk toko gracia menjadi lebih baik.

7. Menambah variant produk yang berbeda sehingga dapat memberikan kesan

(20)

DAFTAR PUSTAKA

David, Fried R, 2007, Manajemen Strategis dan Konsep, Edisi Kedua Belas,

Salemba Empat, Jakarta.

Fuad. M, H. Christine, Nurlela, Sugiarto, Paulus Y.E.F, 2006, Pengantar Bisnis,

Edisi Kelima, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hall, James, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, Salemba Empat,

Jakarta.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, Gerge Foster, 2008, Akuntansi Biaya, Jilid 1,

Salemba Empat, Jakarta.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, Gerge Foster, 2008, Akuntansi Biaya, Jilid 2,

Salemba Empat, Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua

Belas, Jilid 1, PT Macanan Jaya Cemerlang, Klaten.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua

Belas, Jilid 2, PT Macanan Jaya Cemerlang, Klaten.

Levy M., and Weitz A. Barton, 2007, Retailing Management, Sixth Edition, New

York, USA: Mc Graw Hill, Irwin.

Ma’ruf Hendri, 2006, Pemasaran Ritel, Cetakan Kedua, PT Gramedia Pustaka

Utama Jakarta.

Moekijat, 2000, Kamus Manajemen, Mandar Maju, Bandung.

(21)

71

Render, Barry, Haizer, dan Jay, Prinsip-prinsip Manajemen Oprasi, Salemba Empat,

Jakarta.

Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter, 2007, Manajemen, Edisi Kedelapan, Jilid 1,

PT Macanan Jaya Cemerlang, Klaten.

Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter, 2007, Manajemen, Edisi Kedelapan, Jilid 2,

PT Macanan Jaya Cemerlang, Klaten.

Suliayanto, S.E.,M.Si., 2006, Metode Riset Bisnis, CV Andi Offset, Yogyakarta.

Swastha, Basu, 2001, Manajemen Penjualan, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Whidya Utami, Christina, 2008, Manajemen Barang Dagangan Dalam Bisnis Ritel,

Referensi

Dokumen terkait

Ditinjau dari konsep pengertian adat atau ‘urf dalam Islam sebagaimana dirumuskan oleh Muhammad Abu Zahrah, ‘urf adalah apa-apa yang dibiasakan oleh manusia dalam pergaulannya dan

Otoritas-otoritas Nabi yang disebutkan di atas telah membentuk keyakinan kuat kaum muslimin terhadap otoritas ( hujjiyah ) sunnah. Karena itu, perkataan dan praktek

dalam menerapkan pengelolaan pada rezim ini baik itu pengaturan upaya penangkapan dan penetapan kuota hasil tangkapan, seperti tidak memberikan ijin untuk

• Kaya nga, ayon kay Rizal, ang kababaihan ng Pilipinas ay binulag, iginapos, at iniyuko ng mang-aalipin upang patuloy ang pagka-alipin ng kanyang bayan. • Tunay ngang ang

[r]

Beberapa alasan yang dikemukakan petani antara lain adalah (1) harga bibit terlalu mahal (49%), (2) serangan karat puru hanya bersifat sementara (30%), (3) akan beralih ke tanaman

5) Kurikulum ekstrakurikuler olahraga. Dengan adanya pemaparan komponen- komponen pembinaan yang dilaksanakan diatas maka pembinaan ekstrakurikuler di MA Al Khoiriyyah

Tergantung pada suhu kamera dan baterai, Anda mungkin tidak dapat merekam film atau daya dapat nonaktif secara otomatis untuk melindungi kamera. Pesan akan ditampilkan di