• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan Mutu Olahan Kacang Mete Pada PT East Indo Fair Tranding, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengawasan Mutu Olahan Kacang Mete Pada PT East Indo Fair Tranding, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAWASAN MUTU OLAHAN KACANG METE

PADA PT EAST INDO FAIR TRADING,

KABUPATEN KARANGASEM,

PROVINSI BALI

SKRIPSI

Oleh

A. A. A. ISTRI PRIYATNA WULANDARI

KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

i

PENGAWASAN MUTU OLAHAN KACANG METE

PADA PT EAST INDO FAIR TRADING,

KABUPATEN KARANGASEM,

PROVINSI BALI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Oleh:

A. A. A. Istri Priyatna Wulandari NIM. 1205315033

KONSENTRASI PENGEMBANGAN BISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Saya bersedia dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam aturan yang berlaku apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya sendiri atau mengandung tindakan plagiarism.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Denpasar, 28 Juni 2016 Yang menyatakan,

(4)

iii

ABSTRACT

A. A. A. Istri Priyatna Wulandari. NIM 1205315033. Cashew Nut Product Quality Control In PT East Indo Fair Trading, Karangasem Rengency, Bali Province. Guided By: Dr. Ir. Ratna Komala Dewi, MP. dan Drs. I Ketut Rantau, M.Si.

PT East Indo Fair Trading is one of cashew nut manufacturing company in Bali. Company has been applied management quality in accordance guidelines standard prevailing, but the fact remains found damage to products. The purpose of research to know processing the cashew nut, supervise the quality uses statistics method and total cost for quality control steady. Based on the research done, there are 11 stages production processed of cashew nut. Quality control analysis include: quality control the beginning until the end of the production process, quality control using controlled map analysis these show that the process is controllable, and quality control using cause and effect diagram analysis that

show the source of the product’s damage is affected by raw material, human

resources, and mechanism. Based on the analysis on total quality cost, actual quality cost the spend by the company are Rp 214.583.333,00 with the total of damage around 8.460 kilograms, and total quality cost over optimum quality are Rp 190.673.096,00 with the total of optimum damage around 5.153,33 kilograms, with the difference of streamlined cost are Rp 23.910.237,00 and the extent of damage differences over the cashew nut products are 3.306,67 kilograms. The recommended suggestion is the company better use statistic quality control method and increase the procedure also the appropriate working method.

(5)

iv bidang produksi pengolahan kacang mete di Bali. Perusahaan menerapkan managemen mutu yang baik, sesuai pedoman standar mutu yang berlaku, namun kenyataannya masih ditemukan kerusakan pada produk. Perusahaan perlu melakukan analisis pengawasan mutu dari adanya permasalahan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses produksi olahan kacang mete, pengawasan mutu menggunakan metode statistik, dan total biaya pengawasan mutu optimum. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 11 tahapan proses produksi olahan kacang mete pada perusahaan. Analisis pengawasan mutu yang dilakukan meliputi: pengawasan mutu dari tahap awal hingga akhir proses produksi, pengawasan mutu menggunakan analisis peta kendali yang menunjukkan bahwa proses dalam keadaan terkendali, dan pengawasan mutu menggunakan analisis diagram sebab akibat yang menunjukkan penyebab kerusakan produk dipengaruhi oleh faktor bahan baku, manusia, dan mesin. Berdasarkan analisis total biaya pengawasan atas mutu, biaya mutu aktual yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 214.583.333,00 dengan jumlah kerusakan 8.460 kg, dan total biaya pengawasan atas mutu optimum sebesar Rp 190.673.096,00 dengan jumlah kerusakan

optimum sebesa 5.153,33 kg, dengan selisih biaya yang dapat diefisienkan sebesar Rp 23.910.237,00 dan selisih tingkat kerusakan olahan kacang mete sebesar

3.306,67 kg. Saran yang dapat direkomendasikan, sebaiknya perusahaan menggunakan metode pengawasan mutu statistik dan lebih meningkatkan prosedur serta metode kerja yang sesuai.

(6)

v

RINGKASAN

Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menyebabkan perusahaan dituntut untuk berkompetisi menghasilkan suatu produk yang bermutu agar mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Perusahaan perlu melakukan pengawasan mutu yang baik agar produk yang dihasilkan terjamin mutunya. Pengawasan mutu yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengawasan mutu olahan kacang mete pada PT East Indo Fair Trading. Masalah yang dihadapi perusahaan adalah perusahaan telah menerapkan managemen mutu yang baik dan sesuai pedoman standar mutu yang berlaku, namun kenyataannya masih ditemukan kerusakan produk yang menyebabkan produk tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses produksi, pengawasan mutu olahan kacang mete yang dilakukan, faktor penyebab kerusakan, dan berapakah optimalisasi biaya mutu yang seharusnya dikeluarkan perusahaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses produksi olahan kacang mete, pengawasan mutu, dan optimalisasi biaya mutu yang dilakukan perusahaan.

Penelitian ini dilakukan di PT East Indo Fair Trading dengan alamat pabrik di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali dan alamat kantor distribusi di Jalan Padang Galak No 20 A, Kesiman Petilan, Denpasar, Bali. Produk yang dihasilkan perusahaan adalah olahan kacang mete dalam bentuk setengah jadi (raw), dengan ukuran kemasan satu kilogram. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2015 s.d Maret 2016. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk menjawab tujuan penelitian pertama dan kedua mengenai tahapan proses produksi, pengawasan mutu proses produksi perusahaan, serta faktor penyebab kerusakan produk yang terdapat dalam diagram sebab akibat dan menggunakan metode kuantitatif untuk menjawab tujuan penelitian kedua dan ketiga mengenai pengawasan mutu statistik, batas-batas kendali kerusakan yang terdapat dalam analisis peta kendali dan biaya optimal pengawasan mutu.

(7)

vi

pengeringan, pendinginan kembali, pengupasan kulit ari, penyortiran, deteksi logam, serta penimbangan, pengemasan, dan pengepakan.

Analisis pengawasan mutu yang dilakukan meliputi: pengawasan mutu tahap awal hingga akhir proses produksi, pengawasan mutu menggunakan analisis peta kendali dengan nilai batas tengah sebesar 2,5%, batas kendali bawah sebesar 2,2%, dan batas kendali atas sebesar 2,8%, yang menunjukkan bahwa proses dalam keadaan tidak terkendali karena di bulan Agustus titik berada diluar batas kendali, dan pengawasan mutu menggunakan analisis diagram sebab akibat yang menunjukkan penyebab kerusakan produk dipengaruhi oleh faktor bahan baku, manusia, dan mesin. Sebaiknya perusahaan menerapkan metode pengawasan mutu statistik untuk memantau dan mengendalikan kegiatan produksi perusahaan serta untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan produk.

Berdasarkan analisis optimalisasi biaya mutu, biaya mutu aktual yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 214.583.333,00 dengan jumlah kerusakan 8.460 kg, dan total biaya mutu optimum sebesar Rp 190.673.096,00 dengan jumlah kerusakan optimum sebesar 5.153,33 kg, dengan selisih biaya yang dapat diefisienkan sebesar Rp 23.910.237,00 atau 11,1% dari jumlah biaya aktual, dan selisih tingkat kerusakan olahan kacang mete sebesar 3.306,67 kg atau 39% dari jumlah kerusakan produk aktual. Grafik biaya mutu menunjukkan bahwa semakin ketat pengawasan mutu yang dilakukan, maka semakin besar biaya pengawasan mutu yang harus dikeluarkan, namun jumlah kerusakan dan biaya jaminan mutu yang ditanggung akan semakin kecil nilainya. Tetapi sebaliknya, semakin longgar pengawasan mutu yang dilakukan, maka biaya pengawasan mutu akan semakin kecil, namun jumlah kerusakan dan biaya jaminan mutu akan bertambah besar.

(8)

vii

PENGAWASAN MUTU OLAHAN KACANG METE PADA PT EAST INDO FAIR TRADING,

KABUPATEN KARANGASEM, PROVINSI BALI

A. A. A. Istri Priyatna Wulandari NIM. 1205315033

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Ratna Komala Dewi, MP Drs. I Ketut Rantau, M.Si NIP. 19610708 198610 2 001 NIP. 19561130 198103 1 001

Mengesahkan, Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Udayana

Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S NIP. 19630515 198803 1 001

(9)

viii

PENGAWASAN MUTU OLAHAN KACANG METE PADA PT EAST INDO FAIR TRADING,

KABUPATEN KARANGASEM, PROVINSI BALI

Dipersiapkan dan diajukan oleh A. A. A. Istri Priyatna Wulandari

NIM. 1205315033

Telah diuji dan dinilai oleh Tim Penguji pada tanggal 28 Juni 2016

Berdasarkan SK Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana No. : 124/UN14.1.23/DL/2016

Tanggal : 30 Juni 2016 Tim Penguji Skripsi adalah:

Ketua : Prof. Dr. Ir. I Made Narka Tenaya, MS Anggota :

1. I Dewa Ayu Sri Yudari, SP, M.Si 2. Ir. Wayan Sudarta, MS

3. Drs. I Ketut Rantau, M.Si

(10)

ix

RIWAYAT HIDUP

A. A. A. Istri Priyatna Wulandari lahir di Denpasar pada 07 Desember 1994. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan A.A. Ngurah Arjana dengan A.A. Sg. Manik Satriawati.

Pendidikan penulis dimulai dari TK Tunas Mekar (1999 s.d 2000). Pendidikan dasar ditempuh di SDN 5 Tonja (2000 s.d 2006). Pendidikan menengah pertama dilanjutkan di SMP PGRI 9 Denpasar (2006 s.d 2009). Pendidikan menengah atas ditempuh di SMAN 8 Denpasar (2009 s.d 2012). Penulis melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) tahun 2012, diterima di Program Studi Agribisnis, Jurusan Pengembangan Bisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana.

Selama masa kuliah, penulis aktif mengikuti berbagai seminar yang berlangsung baik ditingkat Fakultas maupun Universitas. Seminar tersebut antara lain: National Seminar of World AIDS Day 2012, seminar internasional “Unity in Diversity”, seminar nasional “Bali’s Agriculture In Development”, seminar

nasional “Your Passion Your Power”, Seminar Creative Writing and Public

Speaking, pelatihan program manajemen wirausaha dengan tema “Melalui Program Pelatihan Manajemen Wirausaha Kita Wujudkan Mahasiswa Fakultas

Pertanian yang Kreatif dan Berjiwa Wirausaha”, seminar umum “Subak Sebagai

Warisan Budaya Dunia”, dan lain-lain. Penulis juga mengikuti kegiatan Clean and

Green Campus 2012, GALIUM (Gerakan Peduli Lingkungan Mangrove) dan

pelaksanaan reboisasi dengan tema “Mewujudkan Kontribusi Mahasiswa

Agribisnis Terhadap Pertanian Melalui Gerakan Penghijauan Menuju DAS Ayung

Lestari”. Selain aktif mengikut seminar, penulis juga aktif sebagai panitia dalam

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Pengawasan Mutu Olahan Kacang Mete pada PT East Indo Fair Trading, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali” ini dalam bentuk maupun isinya yang

sangat sederhana.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat tersusun. Oleh karena itu penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak tersebut sebagai berikut.

1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang telah memberikan kemudahan dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. Ir. I Dewa Putu Oka Suardi, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana atas segala dukungan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

3. Dr. Ir. Ratna Komala Dewi, MP selaku Dosen Pengajar sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah sabar dan membantu mengarahkan, memberikan masukan, menyumbangkan tenaga, waktu serta pikiran demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Drs. I Ketut Rantau, M.Si selaku Dosen Pengajar sekaligus sebagai Dosen Pembimbing II yang telah sabar dan membantu mengarahkan, memberikan masukan, menyumbangkan tenaga, waktu serta pikiran demi terselesaikannya skripsi ini.

5. Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti, MP selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan semangat, perhatian dan masukan selama masa kuliah dan dalam menyelesaikan penelitian ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang bersifat membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. 7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang telah

(12)

xi

8. Bapak dan Ibu Pegawai Administrasi Fakultas Pertanian Universitas Udayana yang telah membantu dalam memenuhi kelengkapan administrasi. 9. Bapak Aaron David Fishman selaku Pimpinan PT East Indo Fair Trading

beserta semua staff PT East Indo Fair Trading yang telah memberikan izin, dan membantu penulis dalam pengumpulan data penelitian.

10. Keluarga yaitu Tujik, Ibu dan adik-adik serta orang terkasih yang selalu memberikan motivasi, arahan serta Doa yang tiada hentinya kepada penulis. 11. Sahabat terdekat Dessy Anestesia, Catherine Sinaga, Wicanodian, Ade

Pebriantari, Kencana Maharani, Winda Arisandi, Cinthya Manyunk, Citra Dewi, Krisna Damayanti, Juni Aditya dan Metri Widyapuri yang memberikan semangat super untuk penulis dan teman-teman angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan satu persatu serta teman-teman di luar Fakultas Pertanian Universitas Udayana, terima kasih atas semua bantuannya.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga segala saran dan kritik penulis terima. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Denpasar, 28 Juni 2016

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI ... ii

ABSTRACT ... iii

ABSTRAK ... iv

RINGKASAN ... v

HALAMAN PERSETUJUAN ... vii

TIM PENGUJI ... viii

2.4.1 Pentingnya mutu bagi perusahaan ... 10

2.4.2 Dimensi mutu produk ... 11

2.5 Konsep Pengawasn Mutu ... 12

2.6 Statistical Quality Control (SQC) ... 14

(14)

xiii

3.5Variabel, Indikator, Parameter dan Skala Pengukuran Variabel ... 28

3.6Batasan Operasional Variabel ... 30

3.7Analisis Data ... 31

3.7.1 Analisis deskriptif ... 31

3.7.2 Analisis kuantitatif ... 33

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 37

4.1Sejarah Berdirinya PT East Indo Fair Trading... 37

4.2Lokasi PT East Indo Fair Trading ... 38

4.3Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Personal PT East Indo Fair Trading ... 39

4.4Waktu Kerja PT East Indo Fair Trading ... 49

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

5.1Proses Produksi Olahan Kacang Mete ... 50

5.1.1 Mesin produksi olahan kacang mete ... 50

5.1.2 Proses produksi olahan kacang mete ... 52

5.2Pengawasan Mutu Olahan Kacang Mete ... 60

5.2.1Pengawasan mutu bahan baku ... 60

5.2.2Pengawasan mutu proses produksi ... 61

5.2.3Pengawasan mutu produk akhir ... 65

(15)

xiv

5.2.5Pengawasan mutu menggunakan analisis diagram

sebab akibat ... 70

5.3Optimalisasi Biaya Mutu ... 76

5.3.1Biaya pengawasan mutu (QCC) ... 77

5.3.2Biaya jaminan mutu (QAC) ... 78

5.3.3Total biaya atas mutu (TQC) ... 79

5.3.4Jumlah kerusakan optimum (q*) ... 79

5.3.5Biaya pengawasan mutu (QCC) optimum (ditoleransi) ... 81

5.3.6Biaya jaminan mutu (QAC) optimum (ditoleransi) ... 81

5.3.7Total biaya atas mutu (TQC) optimum (ditoleransi) ... 81

5.3.8Perbandingan biaya aktual perusahaan dan biaya optimum (ditoleransi) ... 81

VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 85

6.1Simpulan ... 85

6.2Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman 1.1 Jumlah Produksi dan Jumlah Kerusakan Produk Olahan Kacang Mete

di PT East Indo Fair Trading Periode Januari s.d Desember Tahun

2014……… 3

3.1 Variabel, Indikator, Parameter, dan Skala Pengukuran Variabel Pengawasan Mutu Olahan Kacang Mete pada PT East Indo Fair

Trading………... 29

5.1 Jumlah Produksi, Jumlah Kerusakan, dan Persentase Kerusakan Produk Olahan Kacang Mete Periode Januari s.d Desember Tahun

2014………..… 66

5.2 Batas-batas Kendali Kerusakan Olahan Kacang Mete Periode Januari

s.d Desember Tahun 2014……….. 67

5.3 Pengawasan Mutu Olahan Kacang Mete pada PT East Indo Fair

Trading Tahun 2014……… 75

5.4 Biaya-biaya Pengawasan Atas Mutu Produk Olahan Kacang Mete yang dikeluarkan oleh PT East Indo Fair Trading Periode Januari s.d Desember Tahun 2014……… 76 5.5 Biaya-biaya Pengawasan Atas Mutu Produk Olahan Kacang Mete

yang Optimum (ditoleransi) oleh PT East Indo Fair Trading Tahun

2014……….………... 80

5.6 Perbandingan Biaya Aktual Perusahaan dan Biaya Optimum

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Pengawasan Mutu Olahan Kacang

Mete di PT East Indo Fair Trading ……… 24

3.1 Diagram Sebab Akibat………... 32

3.2 Grafik Peta Kendali ………...…………..… 35

3.3 Grafik Total Biaya Atas Mutu ……….…….. 36

4.1 Struktur Organisasi PT East Indo Fair Trading ……….………… 40

5.1 Proses Produksi Olahan Kacang Mete di PT East Indo Fair Trading... 59

5.2 Grafik Peta Kendali Olahan Kacang Mete di PT East Indo Fair Trading Periode Januari s.d Desember Tahun 2014………...… 69

5.3 Diagram Sebab Akibat Kerusakan Olahan Kacang Mete di PT East Indo Fair Trading……… 71

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1 Perhitungan Biaya Penyusutan …………...………... 89

2 Gambaran Umum PT East Indo Fair Trading ………...… 90

3 Proses Produksi Olahan Kacang Mete ………...….…….. 91

(19)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan, baik perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur memiliki tujuan ekonomis. Tujuan ekonomis berkenaan dengan upaya perusahaan untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya (Sumayang, 2003). Perusahaan berupaya menciptakan laba, menarik minat pelanggan, dan menjalankan upaya-upaya pengembangan dengan memusatkan perhatian pada kebutuhan masyarakat dalam hal produk yang diinginkan, kualitas, harga, kuantitas, waktu pelayanan, kegunaan produk, dan sebagainya. Salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan tersebut adalah persaingan di dunia usaha yang semakin ketat. Semakin ketatnya persaingan di era globalisasi menyebabkan setiap perusahaan dituntut untuk berkompetisi dengan perusahaan lain di dalam industri yang sama. Tidak hanya cukup dengan memberikan kualitas pelayanan terbaik akan tetapi kualitas barang atau jasa yang ditawarkan juga harus memberikan jaminan mutu agar mampu memenuhi tuntutan konsumen sehingga bisa mengungguli produk yang dihasilkan oleh pesaing (Ilham, 2012). Tidak dapat dipungkiri bahwa disisi lain konsumen semakin selektif dalam memilih sebuah produk barang atau jasa yang diminati.

(20)

Kesalahan-2

kesalahan pada proses produksi mengakibatkan produk tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan atau dengan kata lain produk yang dihasilkan mengalami kerusakan dan merupakan salah satu faktor penurunan kualitas suatu produk.

Kacang mete dipilih karena keunggulan yang dimiliki kacang mete lebih banyak dibandingkan dengan kacang lainnya. Contohnya, bentuk kacang mete yang unik menyerupai bulan sabit berbeda dengan bentuk kacang umumnya,

kacang mete mengandung lebih sedikit lemak jenuh dibanding kacang lain seperti

almond dan kenari serta kacang mete tidak mengandung kolesterol, sehingga

sangat baik dikonsumsi oleh seseorang yang mempunyai riwayat sakit jantung.

PT East Indo Fair Trading merupakan salah satu perusahaan pengolahan kacang mete di Bali yang memproduksi kacang mete sejak tahun 2012. Perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi olahan kacang mete dengan jenis produk yang dipasarkan yaitu kacang mete dengan merek East Bali Cashews. Pemasaran produk ditargetkan untuk pasar domestik dan internasional. Saat ini, untuk pasar domestik produk sudah dipasarkan di supermarket, hotel, restoran, dan cafe di wilayah Bali, sedangkan untuk pasar internasional produk sudah diekspor hingga ke Hongkong, Australia, Amerika, dan Singapura.

(21)

3

Tabel 1.1

Jumlah Produksi dan Jumlah Kerusakan Produk Olahan Kacang Mete di PT East Indo Fair Trading Periode Januari s.d Desember 2014

Bulan Produksi (kg) Kerusakan produk (kg)

Januari 25.550 573 Sumber: PT East Indo Fair Trading (2015)

Berdasarkan Tabel 1.1, dapat dilihat bahwa produksi olahan kacang mete dan kerusakan produk selama tahun 2014 pada PT East Indo Fair Trading masih mengalami fluktuasi. Total produksi olahan kacang mete selama tahun 2014 sebesar 337.200 kg dengan produksi terbesar terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 45.800 kg dan produksi terendah terjadi pada bulan Maret dan Mei yaitu sebesar 16.700 kg. Produksi dilakukan menyesuaikan dengan situasi kunjungan wisatawan ke Bali. Biasanya pada bulan Agustus s.d Desember produksi lebih tinggi karena permintaan terhadap produk semakin banyak. Pada Tabel 1.1, produksi bulan Desember tahun 2014 mengalami penurunan, karena adanya pengawasan khusus untuk mengurangi kerusakan dan perubahan design kemasan pada produk yang mempengaruhi penjualan.

(22)

4

dapatkan perusahaan, karena biaya produksi yang banyak tidak sebanding dengan keuntungan yang didapat, begitu sebaliknya, jika kerusakan besar dengan produksi yang besar maka kentungan yang didapat harus digunakan untuk menggantikan kerusakan yang dialami perusahaan. Perlu adanya kebijakan dan tindakan dari permasalahan tersebut yang bertujuan untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan dan menjaga produksi tetap stabil.

Data kerusakan pada Tabel 1.1 merupakan data kerusakan olahan kacang mete dalam bentuk setengah jadi (raw) yang nantinya akan dikemas dalam kemasan berukuran satu kilogram. Brand dari produk yang dihasilkan PT East Indo Fair Trading adalah east bali cashew. Kriteria kerusakan olahan kacang mete seperti warna kecokelatan, bentuk tidak utuh, dan ukuran tidak sesuai standar. Kerusakan produk tentunya sangat merugikan perusahaan karena produk yang rusak harus digantikan dan untuk penggantian tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan. Mutu produk yang rendah akan mempengaruhi keuntungan perusahaan karena daya saing produk di pasaran tidak maksimal.

Meminimalisasikan kerugian akibat terjadinya ketidaksesuaian pengawasan mutu pada perusahaan yang disebabkan oleh adanya permasalahan tersebut, maka perlu diterapkannya analisis pengawasan mutu. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji mengenai pengawasan mutu pada perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

(23)

5

1. Bagaimana proses produksi olahan kacang mete di PT East Indo Fair Trading, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali?

2. Bagaimana pengawasan mutu olahan kacang mete dan mengapa terjadi kerusakan produk dalam proses produksi di PT East Indo Fair Trading, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali?

3. Berapakah optimalisasi biaya mutu yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melaksanakan pengawasan mutu?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui.

1. Proses produksi olahan kacang mete di PT East Indo Fair Trading, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.

2. Pengawasan mutu olahan kacang mete dan faktor penyebab terjadinya kerusakan produk dalam proses produksi di PT East Indo Fair Trading, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.

3. Optimalisasi biaya mutu yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melaksanakan pengawasan mutu.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dan manfaat bagi. 1. PT East Indo Fair Trading, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

(24)

6

2. Pihak lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan informasi untuk meningkatkan wawasan tentang sistem pengawasan mutu dan dapat digunakan juga sebagai masukan dan acuan bagi peneliti-peneliti selanjutnya.

3. Penulis, penelitian ini bermanfaat sebagai penambah pengetahuan sekaligus mempraktekan pengetahuan yang telah diperoleh penulis selama mengikuti perkuliahan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(25)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kacang Mete

Kacang mete merupakan bagian dari tanaman jambu mete. Jambu mete (anacardium occidentale) adalah sejenis tanaman dari suku anacardiaceae. Jambu mete merupakan tanaman yang berasal dari Brasil Tenggara. Brasil, Kenya, dan India merupakan negara pemasok utama jambu mete dunia (Setiadi, 2012).

Menurut Kementrian Perdagangan Republik Indonesia (2014), kacang mete bukan anggota jambu-jambuan (myrtaceae) maupun kacang-kacangan (fabaceae), melainkan biji yang menyembul dari buah jambu mete yang lebih dekat kekerabatannya dengan mangga. Kacang mete sebenarnya merupakan biji tunggal dari buah sejatinya. Biji ini dikelilingi oleh cangkang ganda yang mengeluarkan getah yang mengandung resin fenolik dan urushiol yang dapat mengakibatkan iritasi pada kulit manusia.

(26)

8

2.2 Pengertian Perusahaan

Dikemukakan oleh Irawan (1997), perusahaan adalah setiap kegiatan yang menghasilkan, mendistribusikan atau menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Kegiatan perusahaan diukur dalam arti uang dan laba merupakan ukuran keberhasilan perusahaan. Sifat yang penting bagi perusahaan adalah bahwa itu dimiliki dan diawasi sebagai satu unit, meskipun terdiri atas bermacam-macam bagian dan letaknya tersebar.

Perseroan Terbatas (PT) adalah persekutuan dari beberapa orang untuk menyelenggarakan suatu usaha yang modalnya berasal dari saham-saham yang dimiliki oleh para anggota. Setiap anggota bergantung pada besar kecilnya saham yang dimiliki atau modal yang disetorkan, begitu juga besar kecilnya resiko yang harus ditanggung (Fitriani, 2007).

2.3 Pengertian Pengawasan

Dinyatakan oleh Assauri (1999), pengawasan adalah kegiatan dan pengendalian atas kegiatan yang telah ada dan sedang dilakukan agar kegiatan-kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan dan direncanakan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan pengawasan merupakan penilaian terhadap kegiatan yang membandingkan hasil pekerjaan dengan rencana dan mengadakan perbaikan bila tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya atau bila ditemukan terjadi penyimpangan maka dapat diambil langkah-langkah untuk melakukan tindakan perbaikan serta penyempurnaan.

(27)

9

dapat dilakukan perbaikan sehingga tidak terulang lagi dimasa yang akan datang; dan (3) apakah segala sesuatu telah berjalan dengan efisien.

2.4 Pengertian Mutu

Dijelaskan oleh Assauri (1999), arti mutu dapat berbeda-beda tergantung pada rangkaian perkataan atau kalimat dimana istilah mutu ini digunakan dan orang yang mempergunakannya. Istilah mutu dalam perusahaan pabrik, diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan. Kenyataannya, apabila pada barang tidak terdapat kesesuaian akan tujuan yang diinginkan dari penggunaan barang tersebut, maka biasanya konsumen akan pindah membeli barang merek lain di pasar.

Dinyatakan oleh Juran (1995), makna dari mutu, diantaranya: (1) mutu adalah keistimewaan suatu produk yang menjawab kebutuhan konsumen; (2) mutu adalah bebas dari cacat atau defisiensi; dan (3) mutu adalah kesesuaian dengan tujuan penggunaan.

Mutu diartikan sebagai konsistensi peningkatan, perbaikan dan penurunan variasi karakteristik suatu produk yang dihasilkan agar memenuhi kebutuhan yang dispesifikasikan guna meningkatkan kepuasan pelanggan (Gasperz, 2005). Mutu pada dasarnya adalah kreasi dan inovasi berkelanjutan yang dilakukan untuk menyediakan produk yang memenuhi atau melampaui harapan para pelanggan dalam usaha untuk terus memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.

(28)

10

Mahfud, 2007). Maksudnya, apabila suatu kesalahan dibuat pertama kali tidak ditemukan atau diperbaiki setelah ditemukan, maka pada produksi berikutnya akan menimbulkan masalah yang lebih banyak. Produk bermutu harus dihasilkan pada produksi pertama, dan jika terdapat kesalahan maka harus ditemukan dan dikoreksi saat itu juga sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang lebih banyak.

2.4.1 Pentingnya mutu bagi perusahaan

Dikatakan oleh Dorothea (1999), pentingnya mutu bagi suatu perusahaan sebagai berikut.

1. Reputasi perusahaan

Perusahaan yang telah menghasilkan suatu produk yang bermutu akan mendapat predikat sebagai organisasi yang mengutamakan mutu. Reputasi yang baik akan membuat perusahaan dikenal dan dipercaya oleh masyarakat.

2. Penurunan biaya

Perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya tinggi untuk menghasilkan produk yang bermutu. Hal ini disebabkan karena perusahaan berorientasi pada costumer satisfaction, yaitu dengan mendasarkan jenis, tipe, waktu, dan jumlah produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan. Hal tersebut akan menyebabkan tidak ada pemborosan yang terjadi yang harus dibayar mahal oleh perusahaan. Tujuannya agar quality has no cost dapat dicapai dengan tidak menghasilkan produk yang tidak dibutuhkan pelanggan.

3. Peningkatan pangsa pasar

(29)

11

4. Pertanggungjawaban produk

Semakin meningkatkan mutu produk yang dihasilkan, maka perusahaan akan semakin bertanggung jawab terhadap desain, proses, dan pendistribusian produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Selain itu, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk memberikan jaminan terhadap produk yang ditawarkan.

5. Dampak internasional

Bila perusahaan mampu menawarkan produk yang bermutu, maka selain dapat diterima di pasar lokal, produk yang ditawarkan juga akan dikenal dan dapat diterima di pasar internasional.

6. Penampilan produk

Mutu yang baik akan membuat produk dikenal, yang berdampak pada perusahaan semakin dikenal, dipercaya dan dihargai masyarakat. Fanatisme tertentu timbul dari para konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

7. Mutu yang dirasakan

Total quality merupakan suatu pendekatan untuk melaksanakan bisnis yang berusaha memaksimalkan persaingan organisasi melalui perbaikan secara menyeluruh dalam mutu produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan.

2.4.2 Dimensi mutu produk

(30)

12

konsumen sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga terdapat spesifikasi untuk setiap produk.

Dijelaskan oleh Dorothea, (1999), terdapat delapan dimensi mutu untuk industri manufaktur. Delapan dimensi mutu tersebut sebagai berikut.

1. Kinerja, adalah kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau karakteristik operasi dari suatu produk.

2. Keistimewaan, adalah ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang baik bagi pelanggan.

3. Kepercayaan, adalah kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalannya atau karena kemungkinan rusaknya rendah.

4. Kesesuaian, adalah kesesuaian produk dengan syarat tertentu atau sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang ditetapkan. 5. Waktu, adalah tingkat keawetan produk atau lama umur produk.

6. Perbaikan, adalah kemudahan produk itu bila akan diperbaiki atau kemudahan memperoleh komponen produk tersebut.

7. Sifat khas, adalah keindahan atau daya tarik produk tersebut.

8. Persepsi, adalah fanatisme konsumen akan merek suatu produk tertentu karena citra atau reputasi produk tersebut.

2.5 Konsep Pengawasan Mutu

(31)

13

Diuraikan oleh Gasperz (2005), pengawasan mutu merupakan teknik dan aktivitas operasional yang digunakan untuk memenuhi standar kualitas yang diharapkan. Pengawasan mutu produk diperlukan untuk menekan atau mengurangi volume kesalahan serta untuk memperbaiki, menjaga, dan meningkatkan mutu sesuai standar. Pengawasan mutu dengan semaksimal mungkin akan memberikan kepuasan dan kepercayaan kepada konsumen yang akan terus menggunakan produk tersebut. Segala proses produksi yang direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, tentu tidak semua barang hasil akhir yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tindakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengurangi kerugian karena kerusakan tidak hanya terbatas pada pemeriksaan akhir saja, tetapi dapat dilakukan pada saat proses sedang berlangsung.

Secara garis besar, pengawasan mutu dapat diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan, yaitu pengawasan mutu bahan baku, pengawasan dalam proses pengolahan, dan pengawasan mutu produk akhir (Prawirosentono, 2004)

Disebutkan oleh Assauri (1999), secara terperinci dapatlah dikatakan bahwa tujuan dari pengawasan mutu diantaranya: (1) agar barang hasil produksi dapat mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan; (2) mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin; (3) mengusahakan agar biaya

desain dari produk dan proses dapat menjadi sekecil mungkin; dan (4) mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

(32)

14

mengenai kualitas, meningkatkan pelayanan produk, dan memperluas pangsa pasar (Feingenbaum, 1992).

2.6 Statistical Quality Control (SQC)

2.6.1 Pengertian statistical quality control

Diungkapkan oleh Assauri (1999), SQC atau pengendalian kualitas statistik merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan untuk memonitor, mengendalikan, menganalisis, mengelola, memperbaiki produk, dan proses menggunakan metode-metode statistik. Tujuan SQC adalah untuk menunjukkan tingkat reabilitas sampel dan bagaimana cara mengawasi resiko. Hal tersebut memungkinkan para manajer membuat keputusan apakah akan menanggung biaya akibat banyak produk rusak dan menghemat biaya inspeksi atau sebaliknya. SQC juga membantu pengawasan pemrosesan melalui pemberian peringatan kepada manajer bila mesin-mesin memerlukan penyesuaian agar mereka dapat menghentikannya sebelum semakin banyak produk rusak yang dihasilkan.

(33)

15

kerusakan dengan cara menolak (reject) dan menerima (accept) berbagai produk yang dihasilkan mesin, sekaligus upaya dalam melakukan efisiensi terhadap jumlah kerusakan tersebut (Prawirosentono, 2004).

SQC juga berguna dalam membuat produk sesuai dengan spesifikasi sejak awal proses hingga akhir proses. Dalam banyak proses produksi, akan selalu ada gangguan yang dapat timbul secara tidak terduga. Apabila gangguan tidak terduga dari proses ini relatif kecil, biasanya dipandang sebagai gangguan yang masih dapat diterima atau masih dalam batas toleransi sedangkan apabila gangguan proses ini relatif besar, dikatakan tingkat gangguan yang tidak dapat diterima. Gangguan proses kadang-kadang timbul dari tiga sumber, yaitu mesin yang dipasang tidak wajar, kesalahan operator, dan bahan baku yang rusak atau tidak sesuai standar. Akibat dari gangguan tersebut menyebabkan proses produksi tidak dalam keadaan terkendali dan produk yang dihasilkan tidak dapat diterima.

2.6.2 Alat-alat statistical quality control

(34)

16

(Heizer dan Render, 2009) antara lain: lembar periksa, histogram, peta kendali, diagram pareto, diagam sebab akibat, diagram scatter, dan diagram proses. Alat bantu dalam penelitian ini hanya digunakan dua alat bantu dari tujuh alat bantu yang ada, yaitu peta kendali dan diagram sebab akibat.

1. Peta kendali (control chart)

Peta kendali adalah alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi apakah suatu aktivitas atau proses berada dalam pengendalian kualitas secara statistika atau tidak, sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas. Peta kendali menunjukkan adanya perubahan data dari waktu ke waktu, tetapi tidak menunjukkan penyebab terjadinya penyimpangan meskipun penyimpangan itu akan terlihat pada peta kendali (Haizer dan Rander, 2009).

(35)

17

Peta kendali digunakan untuk membantu mendeteksi adanya penyimpangan dengan cara menetapkan batas-batas kendali sebagai berikut. 1) Garis tengah (central line), dinotasikan sebagai CL, merupakan garis yang

melambangkan tidak adanya penyimpangan dari karakteristik sampel. 2) Batas kendali atas (upper control limit), dinotasikan sebagai UCL,

merupakan garis batas atas untuk suatu penyimpangan paling tinggi yang masih diijinkan.

3) Batas kendali bawah (lower control limit), yang dinotasikan sebagai LCL, merupakan garis batas bawah untuk suatu penyimpangan terendah dari karakteristik sampel.

Tindakan korektif dilakukan untuk memperbaiki proses yang sedang berlangsung, apabila nilai-nilai yang ditebarkan pada peta kendali berada diluar batas-batas kendali, maka proses yang berlangsung dianggap tidak berada pada proses pengendalian.

2. Diagram sebab akibat

(36)

18

Dipaparkan oleh Heizer dan Rander (2009), diagram sebab akibat memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari diagram ini dapat menjabarkan setiap masalah yang terjadi dan setiap orang yang terlibat di dalamnya dapat menyumbangkan saran yang mungkin menjadi penyebab masalah tersebut. Kekurangan dari diagram ini adalah pendapat berdasarkan alat dan didesain membatasi kemampuan tim atau pengguna secara visual dalam menjabarkan masalah. Voting biasanya digunakan untuk memilih penyebab yang paling mungkin yang terdaftar pada diagram tersebut.

Kegunaan diagram sebab akibat sebagai berikut.

1) Membantu mengidentifikasi akar penyebab masalah dan menganalisa kondisi yang sebenarnya untuk memperbaiki peningkatan kualitas.

2) Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.

3) Membantu pencarian fakta lebih lanjut dan mengurangi kondisi-kondisi yang menyebabkan ketidaksesuaian produk dengan keluhan konsumen. 4) Menentukan standarisasi dari operasi yang sedang berjalan atau yang akan

dilaksanakan dan merencanakan tindakan perbaikan.

2.7 Biaya Mutu

(37)

19

tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh perusahaan dan biaya-biaya untuk mencegah atau memperbaiki produk yang rusak (Gitosudarmo, 1998).

Dinyatakan oleh Gitosudarmo (1998), dalam pelaksanaan kegiatan pengawasan mutu setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk menekan jumlah kerusakan produk sampai ke titik yang paling kecil atau bila mungkin sampai ke titik nol. Dalam melaksanakan kegiatan pengawasan mutu akan menimbulkan biaya-biaya dari kegiatan tersebut. Adapun biaya mutu tersebut mencakup sebagai berikut.

1. Biaya pengawasan mutu (quality control cost)

Biaya pengawasan mutu adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatan pengawsan mutu dalam satu periode. Besar kecilnya biaya pengawasan mutu dalam satu periode dipengaruhi oleh besarnya tingkat pengawasan yang dikehendaki. Biaya-biaya yang mungkin timbul akibat dilakukannya kegiatan pengawasan mutu antara lain: biaya bahan yang dipakai untuk melakukan test mutu terhadap produk yang dihasilkan, biaya penyusutan alat-alat yang digunakan untuk mengetes produk yang dihasilkan, serta biaya atas pengurangan nilai produk yang dites.

2. Biaya jaminan mutu (quality assurance cost)

(38)

20

perbaikan, biaya penggantian dan biaya resiko berkurangnya volume penjualan sebagai akibat terbelinya produk yang cacat oleh konsumen.

3. Total biaya mutu (total quality cost)

Total biaya mutu merupakan penjumlahan dari biaya pengawasan mutu dan biaya jaminan mutu yang harus ditanggung perusahaan dalam upaya pengendalian mutu barang hasil produksinya.

2.8 Penelitian Terdahulu

Analisis mengenai pengawasan mutu sangat penting dilakukan dalam suatu perusahaan. Pengawasan mutu yang baik akan memberikan manfaat terhadap peningkatan mutu produk yang dihasilkan serta dapat menekan tingkat kerugian pada perusahaan akibat produk yang rusak. Pentingnya mengetahui pengawasan mutu yang baik menyebabkan banyak orang melakukan penelitian mengenai masalah tersebut. Beberapa jenis penelitian mengenai analisis pengawasan mutu yang pernah dilakukan antara lain.

(39)

21

intensitas pengawasan mutu. Perbedaannya adalah pada lokasi penelitian, komoditi yang diteliti, waktu penelitian dan pada penelitian saat ini juga menggunakan analisis peta kendali dan diagram sebab akibat.

Bakhtiar, S, Suharto Tahir dan Ria Asysyta Hasni (2013), dengan judul: Analisa Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode SQC (Statistical Quality Control) Studi Kasus Pada UD Matika Tapaktuan. Penelitian ini dilakukan mengenai pengendalian kualitas produk jadi sirup pala dan mengidentifikasi penyebab penyimpangan kualitas produk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah check sheet, histogram, diagram pareto, diagram sebab akibat, scatter diagram, peta kendali dan stratifikasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak ada data yang melewati batas kontrol sehingga tidak perlu direvisi. Faktor penyebab penyimpangan kualitas produk dapat dibedakan menjadi beberapa faktor, yaitu manusia, material, metode, dan proses. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian saat ini adalah sama-sama menggunakan analisis peta kendali dan diagram sebab akibat. Perbedaannya adalah pada lokasi penelitian, komoditi yang diteliti, waktu penelitian dan pada penelitian saat ini juga menghitung biaya pengawasan mutu.

(40)

22

didalam batas pengendalian. Total biaya atas mutu minimum yang ditanggung oleh perusahaan sebesar Rp 34.818.240.00 dalam satu periode. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian saat ini adalah sama-sama menggunakan analisis peta kendali, dan menghitung total biaya atas mutu. Perbedaannya adalah pada lokasi penelitian, komoditi yang diteliti, dan waktu penelitian.

2.9 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilakukan pada PT East Indo Fair Trading. Penelitian ini dilakukan dengan dilatar belakangi oleh upaya perusahaan dalam mewujudkan visinya yaitu meningkatkan keuntungan pada perusahaan. Perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan produk yang dapat memberikan keuntungan. Guna meningkatkan keuntungan, perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan mutu produk yang dihasilkan agar produk tersebut mampu menarik minat pelanggan dan mampu bersaing dengan produk lain dipasaran. Produk yang dihasilkan pada PT East Indo Fair Trading yaitu produk olahan kacang mete. Perusahaan telah menerapkan managemen mutu yang baik, sesuai dengan pedoman standar mutu yang berlaku, namun kenyataannya masih terdapat beberapa produk yang rusak. Perusahaan perlu melakukan analisis mengenai pengawasan mutu dari adanya permasalahan tersebut.

(41)

23

Analisis kuantitatif penelitian ini lebih berfokus pada analisis pengawasan mutu dengan metode SQC dimana dalam SQC terdapat tujuh alat bantu yang biasa digunakan. Tujuh alat bantu tersebut diantaranya: lembar periksa, histogram, peta kendali, diagram pareto, diagram sebab akibat, diagram scatter, dan diagram proses. Pembahasan kali ini hanya menggunakan dua dari tujuh alat bantu untuk menyesuaikan data yang didapat dari perusahaan. Dua alat bantu tersebut yaitu (1) peta kendali untuk mengetahui batas atas, batas bawah, dan batas tengah kerusakan olahan kacang mete yang dapat ditoleransi; dan (2) diagram sebab akibat untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan atau kegagalan produk yang akan dijelaskan melalui analisis deskriptif. Hal tersebut dikarenakan pada diagram sebab akibat membahas mengenai faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan tanpa adanya perhitungan. Langkah selanjutnya, melakukan perhitungan total biaya mutu optimum menggunakan analisis biaya pengawasan mutu untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dan biaya mutu optimum dalam pengawasan mutu yang terdiri atas biaya pengawasan mutu (QCC), biaya jaminan mutu (QAC), dan total biaya pengawasan mutu (TQC). Langkah terakhir membandingkan antara total biaya mutu yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan total biaya mutu optimum.

(42)

24

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Penelitian

Pengawasan Mutu Olahan Kacang Mete di PT East Indo Fair Trading

PT. East Indo Fair Trading

Visi Perusahaan:

Meningkatkan keuntungan perusahaan

Masalah Perusahaan: Mutu

Metode Analisis Data

Analisis Deskriptif Analisis Kuantitatif

Peta Kendali Proses Produksi

Pengawasan Mutu

Total Biaya Mutu Optimum Total Biaya Mutu

Aktual Diagram Sebab Akibat

Optimalisasi Biaya Mutu

Simpulan

Rekomendasi Kebijakan

Gambar

Grafik Peta Kendali …………………………………...…………..…
Tabel 1.1
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Variable dependen pada penilitan ini yaitu menggunakan nilai profitabilitas bank Syariah yang diukur menggunakan Retrun On Asset (ROA), sedangkan variabel independen

Sedangkan pada saat terjadi gangguan maka Penyulang Pandan Landung dapat dimanuver dengan Penyulang Junrejo dan Penyulang Sitirejo sesuai dengan wilayah gangguannya

37 Tahun 2004, bahkan Hukum Adat telah merangsuk ke dalam beberapa ketentuan dalam undang-undang tersebut, maka jikalau terdapat harmonisasi hukum yang terjadi

Produk SIMPONI diluncurkankan oleh manajemen BMT Hudatama pada tanggal 2 Juni 2015, produk ini diluncurkan karena manajemen melihat dari kebutuhan konsumen dalam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kompetensi pedagogik yang dimiliki guru pendidikan agama Islam di SMA Negeri 8 Makassar yaitu kemampuan menguasai materi

Paragraf ketiga berisi metode penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier

Ketiga penelitian tersebut berkaitan dengan penelitian yang dibuat oleh penulis yaitu membuat media pembelajaran vocabulary bahasa Inggris untuk siswa SD,

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para saksi dihubungkan dengan keterangan Terdakwa dan fakta hukum dipersidangan terungkap bahwa pada tanggal 20 Desember