STANDAR PROFESI TELEMEDIS DALAM PANDEMI COVID-19
MOH ADIB KHUMAIDI
Dr Moh Adib Khumaidi, SpOT
• Lamongan , 28 Juni 1974
• General Practitioner ,Graduated FK UNAIR 1999
• Orthopaedi UI Tahun 2011
• Executive Officer Brigade Siaga
Bencana Minister Of Health 2001-2003
• Indonesian Team of Mitigation Earthquake of BAM Iran 2004
• Chief Of Disaster Preparedness IMA Central Executive Board 2003-2006
• Chief Of Daily Mitigation of Aceh Disaster 2005
• Vice President of Indonesian Society Of Emergency Physician ( ISEP) 2011 – 2014
• Chief Of Organization IMA Central Executive Board 2012- 2015
• President Of ISEP 2015 – 2018
• General Secretary of IMA 2015 – 2018
• General Secretary of Indonesian
Orthopaedic Association ( IOA) 2016 - 2019
• President Elect Of IMA 2018 - 2021
DISRUPSI PELAYANAN
KESEHATAN
KEUNTUNGAN BATASAN
BENEFIT UNTUK PASIEN TANTANGAN TEKNIS
• Intervensi “Real time” untuk kondisi emergensi
• Menurunkan pembiayaan
• Menurunkan morbiditas dan beban pembiayaan dengan menurunkan visit follow up
• Keamanan data IOT – peretasan dan tidak sahnya penggunaan data IOT
• Kurangnya standar dan protokol komunikasi
• Kesalahan dalam meghandle data pasien
• Data integrasi
• Membutuhkan “medical expertise”
PROVIDER PELAYANAN KESEHATAN • Mengelola keragaman perangkat dan interoperabilitas
• Skala, volume data, dan kinerja
• Pemanfaatan secara optimal untuk sumberdaya dan infra struktur
• Mempercepat respon time kondisi emergensi
PRODUSEN PERANGKAT ALAT KESEHATAN TANTANGAN PASAR
• Standarisasi/ kompatibilitas/ keseragaman ketersediaan data
• Kapabilitas untuk merasakan dan
mengkomunikasikan hubungan informasi kesehatan ke remote area ( DTPK)
• Kepatuhan dokter, kelebihan data pada fasilitas kesehatan
• Keraguan mobile
• Kepatuhan terhadap kebijakan keamanan
(Soemitro,D & Marsis,IO, 2018)
Spektrum Pelayanan Kesehatan
Tradisional Tatap muka
Konsultasi melalui aplikasi
Medical Virtualist
MEDICAL VIRTUALIST
PMK 20/2019, telemedicine
• Mengatur antar faskes
• Tidak mengatur
komunikasi langsung dengan dokter mandiri melalui aplikasi dari
pasien sebagaimana
yang sekarang marak
terjadi.
Keuntungan (Advantage) eHealth
• Pencatatan data pasien tidak lagi menggunakan kertas (paperless), selain mengurangi dampak pemanasan global, pencatatan melalui eHealth dapat mengurangi error .
• Penyimpanan data yang lebih sederhana dan efisien.
• Bagi tenaga kesehatan, mengurangi waktu mencari dan membaca data pasien
• Bagi pasien/masyarakat, dapat mudah memperoleh informasi kesehatan dirinya sehingga dapat
meningkatan kepedulian menjaga kesehatan. Selain itu
juga dapat secara mudah mencari dokter serta layanan
kesehatan.
Kerugian (Disadvantage) eHealth
• Membutuhkan waktu pembelajaran dan penggunaan teknologi/aplikasi
• Untuk beberapa aplikasi dapat mengurangi kontak dokter/pemberi layanan dengan pasien. Pelayanan menjadi tidak standar
• Dapat merubah pola komunikasi dokter/pemberi layanan dengan pasien atau antar pemberi layanan (medical staff)
• Tanpa pengawasan yang ketat, dapat menimbulkan informasi salah kepada masyarakat, risiko terhadap gangguan kesehatan. Beberapa menimbulkan
permasalahan hukum.
A spek yang harus diperhatikan terkait eHealth:
1.Aspek teknologi, yakni berupa infrasturuktur jaringan, dan berbagai alat pendukung sistem informasi dan komunikasi, termasuk standarisasi dan keamanan data
2.Aspek ekonomi, berupa pembiayaan yang harus
diperhitungkan dalam pengembangan, termasuk bagaimana jasa bagi praktisi yang berkecimpung dalam pelayanan
3.Aspek Instansi kesehatan yang terintegrasi dengan
sistem ini, termasuk pengorganisasiannya.
A spek yang harus diperhatikan terkait eHealth (Lanjutan)
4.Aspek sumber daya manusia; meliputi tenaga profesional medis dan paramedis serta ahli bidang teknologi informasi yang akan menunjang sistem
5.Aspek Kebijakan; meliputi dasar hukum dan
perlindungan hukum, kebijakan politik pemerintah,
serta yang terpenting kebijakan dari organisasi
profesi terkait (persoalan etik dll)
ASPEK PENERAPAN TELEMEDIS DI INDONESIA
• STANDAR PROFESI : kode etik dan standar prosedur operasional
• HUKUM : ijin praktik, rekam medik, keamanan dan
kerahasiaan pasien
ASPEK STANDAR PROFESI
UU No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Pasal 44
(1) Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik
kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi.
Pasal 51
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban :
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
17
STANDAR PROFESI adalah batasan kemampuan
(knowledge, skill and professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat
melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi.
STANDAR PELAYANAN adalah pedoman yang harus diikuti oleh dokter atau dokter gigi dalam
menyelenggarakan praktik kedokteran.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL adalah suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu.
Standar prosedur operasional memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi.
Penjelasan UU Praktik Kedokteran
18
Kredensialing
• Sertifikat Kompetensi
• STR
• Rekomendasi Ijin Praktik dari OP
• SIP
Kredensialing
• Syarat tempat
• Syarat alat kesehatan
• Syarat obat-obat
• Syarat unit penunjang (farmasi, lab,dll)
• Rangkaian tindakan kedokteran (anamnesis, PF,PP,Dx,Tx)
• Rekam Medik &
Inform Consent
• Rujukan
Tidak
melekat ke dokter
WHERE
Pemenuhan Standar Pelayanan
WHO HOW
19
REKOMENDASI
WORLD MEDICAL ASSOCIATION (WMA)
“the WMA and National Medical Associations should encourage the development of national legislation and
international agreements on subjects related to the practice of telemedicine , such as e-prescribing ,
physician registration , liability , and the legal
status of electronis medical records .”
Surat Edaran PB IDI No. 010838/
PB/A.3/09/2018 tentang Pelayanan Kedokteran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi
1. Pelayanan kedokteran yang dilakukan oleh Dokter melalui teknologi informasi dan komunikasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
:• Mengedepankan standar profesi yang terdiri dari standar kompetensi, standar pelayanan dan standar etik (kode etik kedokteran);
• Memenuhi standar teknologi informasi dan komunikasi sebagaimana diatur dengan
peraturan perundang-undangan berlaku;
• Dikoordinasikan berdasarkan aturan yang ditetapkan oleh lDl
21
Dalam mengedepankan standar profesi sebagai dimaksud di atas, berlaku pengaturan sebagai berikut:
a.Pelayanan kedokteran harus dilakukan oleh dokter yang telah memiliki pengakuan berupa ijazah dokter,
sedifikat kompetensi, surat tanda registrasi, dan surat ijin praktik yang masih berlaku dan diterbitkan oleh
lembaga atau institusi yang berwenang berdasarkan
peraturan perundang- undangan;
b.Pelayanan kedokteran harus mengedepankan standar pelayanan yang diterbitkan oleh organisasi profesi dan ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Rl;
c.Pelayanan kedokteran yang belum diatur sebagaimanan butir b di atas merujuk kepada ketentuan ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi profesi berdasarkan Evidence Based Medicine (EBM);
d.Pelayanan kedokteran yang mewajibkan adanya kontak fisik antara dokter-pasien atau penggunaan alat yang harus digunakan langsung oleh dokter kepada pasien tidak dapat dilakukan melalui media teknologi informasi dan komunikasi;
e.Dokter harus mengutamakan kepentingan keselamatan pasien (patient safety), persetujuan tindakan medis (informed consent) dan rahasia kedokteran serta hak-hak pasien lainnya;
f.Dokter dalam melakukan komunikasi untuk kepentingan sejawat ataupun dengan tenaga kesehatan lain (collaboration) harus sesuai dengan kompetensi, tugas serta menjunjung tinggi etika profesi;
g.Dokter harus menjaga hak atas kerahasiaan dan maupun data medis lainnya.
22
3.Dalam memenuhi standar teknologi informasi dan komunikasi alat-alat
kesehatan berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam pelayanan kesehatan jarak jauh (telemedis) harus berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4.lDl Wilayah, lDl Cabang, Perhimpunan, Kolegium dan Majelis Kehormatan dan Etik Kedokteran (MKEK) di semua tingkatan pembinaan dan pengawasan terhadap praktik kedokteran berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh
23
24
TELEMEDIS
1.Tele-expertise
: telemedis yang menghubungkan antara dokter umum dengan dokter spesialis atau antara spesialis, misal interpretasi hasil radiologi, atau second opinion2. Tele-konsultasi
: telemedis yang menghubungkan antara pasien dengan dokter3. Tele-monitoring
: tenaga kesehatan memonitor berbagai parameter tubuh pasien secara virtual4.Tele-assistance:
memberikan arahan kepada pasien, misal dalam proses rehabilitasi5.Tele-robotik
: pengendalian jarak jauh terhadap sebuah robot, digunakan dalam telepatologi, atau talasurgeryPEMBAGIAN
TELEMEDIS
APLIKASI
Potensi pelanggaran Etik Kedokteran
• Tidak menerapkan standar tertinggi
• Pelanggaran rahasia kedokteran
• Konflik antar sejawat
28
BAGAIMANA ERA COVID-19
STRATEGI COVID 19
DATA, ANALISIS, DAN INTERVENSI
EPIDEMIOLOGIS = SURVEILANS
EPIDEMIOLOGI
PROGRAM PRODUK
PROGRAM PRODUK
PROGRAM PRODUK
PROGRAM PRODUK
• ASPEK PEMBIAYAAN
• AKSES LAYANAN PUBLIK
• SHELTERISASI/
KARANTINA
• INFORMASI EDUKASI
• KESEHATAN MANDIRI (SELF CARE)
• TELE HEALTH
• EDUKASI CME/CPD
• MEDICAL DEVICE
• SHELTERISASI TENAGA MEDIS
• REGULASI
• FASILITASI AKSES INFORMASI
• MANAGEMENT HOSPITAL SYSTEM
• PAPERLESS MEDICAL RECORD
• ARTIFICIAL INTELLEGENCE (AI)
PUBLIK TENAGA
MEDIS
PEMERINTA H
FASILITAS KESEHATAN
TARGET SASARAN
FLOW
MOH ADIB KHUMAIDI PRODUCTION
FKTP RS RUJUKAN/ RS
KHUSUS FKRTL
FKTP
• KLINIK PRAKTEK MANDIRI
• PUSKESMAS
• DOKTER PRAKTEK MANDIRI
TENAGA SURVEILLANCE
PUSKESMAS DINAS KESEHATAN .
FKRTL
RS SWASTA RS PEMERINTAH TIPE
C
RS PEMERINTAH TIPE B
RS RUJUKAN COVID
RS KHUSUS/
DARURAT
PASIEN
TENAGA MEDIS GARDA TERDEPAN DAN BENTENG PERTAHANAN TERAKHIR
HULU HILIR
KONDISI PELAYANAN KESEHATAN SAAT INI
UKP >>>
UKM <<<
4 FUNGSI LAYANAN PRIMER First Contact Continuity
Coordination Comprehensive
PEMBATASAN / MINIMALISASI
KONTAK DOKTER – PASIEN PENGEMBANGAN MOBILE JKN:
1. UNTUK FASKES (Aplikasi Baru)
Khusus digunakan oleh dokter di Faskes.
2. UNTUK PESERTA (Penambahan Fitur) Digunakan oleh Peserta JKN.
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
1
2
PENGEMBANGAN SISTEM DARING DI ERA COVID-19
PENGEMBANGAN TELEMEDICINE
1
2
3 4
5
Wiweko. Telemedicine framework, 2020 (unpublished)
No Topik Surat Edaran Menkes 303 / 2020
Perkonsil 74 /
2020 WHO ACOG NHS
1 Durasi Selama KKM Pandemi Covid 19
Layanan tele health bagi negara berkembang
Tele konsultasi antar fasyankes - Tele radiologi - Tele kardiologi - Tele patologi - Tele sitologi
Tele monitoring - Tele EKG - Tele CTG - Tele
dermatologi
• Tele health:
lebih luas menghubungka n diagnosis, manajemen dan edukasi
masyarakat berbasis teknologi
• Virtual visit
• Remote monitoring
• Mobile health
• Coding tele health
• Now GP
• Dokter disertifikasi oleh MRCGP dan NHS
• Family physician
• Membership
• Kapitasi
• Mengurangi antrian sampai 13 hari dalam sistem NHS
2 Syarat STR STR dan SIP
3 Jenis layanan Tidak tertulis Tele konsultasi
4 Fasyankes Tidak tertulis Tertulis
5 Platform Tidak ada Tidak ada
6 Jenis kasus Non gawat darurat
7 Pemeriksaan fisik Terbatas, melalui audio visual
Tidak tertulis
8 Diagnosis Menegakkan
diagnosis
Menegakkan diagnosis
9 Resep Boleh menuliskan Boleh menuliskan 10 Kerahasiaan data Ada
11 Rekam medik Dicatat Tercatat di
fasyankes
12 Pembiayaan Imbalan (+)
Perbandingan Layanan Tele Medicine
PRAKTIK KEDOKTERAN
TATAP
LANGSUNG TELEMEDICINE
STR + SIP di Fasyankes Telekonsultasi:
tulisan/suara/vide o
Kerahasiaan pasien
Diagnosis dan Tatalaksana
Perkonsil 74/2020
BS2020
Mutu pelayanan, keselamatan pasien dan
dokter
Memberikan kepastian
hukum
TELEMEDICINE
TINDAKAN
PS 5
TINDAKAN
NON
EMERGENCY (ELEKTIF)
Bila selama Tele
Perkonsil 74/2020
BS2020
TELEKONSULTASI NON EMERGENSI
PASIEN (tidak perlu hadir)
FASYANKES DOKTER/
DR GIGI
HOST
(MEDREC)
Anamnesis Data yg diperlukan
• Harus
Mendaftar
• Isi General Consent (ps 5)
MEMILIKI STR, SIP
Expertise Memberi Resep ( kec narkotika-psikotropika)
(ps 7)
Perkonsil 74/2020
BS2020
Do/D on’t
Surat Keterangan Sakit
(ps 8(2)Memiliki STR dan SIP
(ps 3(4)Melakukan anamnesis untuk mendapatkan data
(ps 4(1)Diagnosis-Terapi (RESEP) kec narkotika-psikotropika
(ps 3(3)Menjaga Rahasia Pasien
(ps 3(2)Mengutamakan keselamatan pasien
ps 2(b)Mendapat Imbalan
ps 10Buat Rekam Medis Tertulis
Ps7(1)
DO
Perkonsil 74/2020
BS2020
Langsung tanpa melalui Fasyankes
Tidak jujur, tidak etis, tidak memadai
Diagnosis-Terapi di luar Kompetensi
Pemeriksaan penunjang tidak relevan
Tindakan tercela, intimidasi, kekarasan
Melakukan tindakan Invasif
Biaya di luar ketentuan
Surat keterangan sehat
DON’T
ps 9
Perkonsil 74/2020
BS2020