• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI. Dalam skripsi penciptaan ini, penulis membahas mengenai workflow dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI. Dalam skripsi penciptaan ini, penulis membahas mengenai workflow dalam"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

25 BAB III METODOLOGI

3.1. Gambaran Umum

Dalam skripsi penciptaan ini, penulis membahas mengenai workflow dalam perancangan editing untuk adegan musikal dalam film pendek “Melodi Kantor”.

Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian ini memungkinkan penulis untuk memaparkan dan menceritakan proses dan hasil yang diperoleh dalam perancangan editing. Film “Melodi Kantor” bercerita mengenai seorang pegawai kantor desain bernama Christopher yang menyukai rekan kerjanya yang bernama Bella. Christopher selama ini tidak berani untuk menyatakan perasaannya. Suatu saat, Bella diterima untuk pindah bekerja di Korea. Hal ini memacu Christopher untuk akhirnya berani secara perlahan menyatakan perasaannya. Film ini dikemas dalam bentuk musikal.

3.1.1. Sinopsis

Christopher merupakan seorang pegawai kantor desain. Ia ditemani oleh dua teman kerjanya yang bernama Joshua dan Bella. Suatu hari, Bella mendapatkan tawaran untuk kerja di Korea dan memutuskan untuk meninggalkan kantor tersebut.

Christopher yang selama ini menyukai Bella memutuskan bahwa saat tersebut menjadi momen yang tepat untuk dirinya mulai mendekati dan menyatakan perasaannya.

Ditemani dan diberi saran oleh Joshua, Christopher pun memberanikan diri mengerahkan berbagai cara untuk mendekati Bella. Ia memberi Bella berbagai

(2)

26 kado, mulai dari minuman, hingga hal-hal kecil lainnya. Christopher merasa upaya yang dilakukannya belum cukup dan belum dapat menarik perhatian Bella. Ia kembali bercerita dan meminta saran kepada Joshua untuk kondisinya tersebut.

Joshua menyarankan Christopher untuk lebih memberanikan dirinya untuk mengajak Bella kencan.

Jumlah hari yang semakin menipis memberanikan Christopher untuk mengajak Bella makan berdua di kantor. Ia pun mengerahkan berbagai usaha membuat dinner yang indah. Pada saat dinner tersebut, ia berencana untuk menyatakan perasaannya. Christopher akhirnya menyatakan perasaannya dengan cara yang megah dan diterima oleh Bella. Tetapi, hal tersebut hanya terjadi dalam pikiran Christopher. Ketika akan benar-benar menyatakan perasaannya, Christopher dan Bella dipergoki oleh bosnya dan diinstruksikan untuk pulang.

Christopher pun tidak jadi menyatakan perasaannya.

3.1.2. Posisi Penulis

Dalam projek ini, posisi penulis adalah sebagai seorang editor. Pekerjaan editor film musikal sudah dimulai dari tahapan pra-produksi. Editor bertugas menggabungkan berbagai hasil rekaman gambar yang telah diambil menjadi suatu kesatuan cerita yang utuh dan mampu dipahami oleh penonton.

3.1.3. Peralatan

Dalam proses editing yang penulis lakukan untuk film “Melodi Kantor”, penulis menggunakan peralatan yang digolongkan menjadi dua:

(3)

27 3.1.3.1. Hardware

Proses editing film “Melodi Kantor” penulis lakukan dengan menggunakan laptop Macbook Pro Retina Display (15-inch, Mid 2014) dengan spesifikasi sebagai berikut:

Operating System : macOS Mojave Version 10.14 Processor : 2,2 Ghz Intel Core i7

Memory : 16 GB 1600 MHz DDR3

Graphics : Intel Iris Pro 1536 MB

Storage : 251 GB SSD + 2 TB External Hardisk 3.1.3.2. Software

Dalam proses editing, penulis menggunakan aplikasi Adobe Premiere Pro CC 2017 dari tahap assembly, rough cut, fine cut, dan juga rendering.

3.2. Tahapan Kerja

3.2.1. Pra-Produksi

Pada tahapan pra-produksi, penulis beserta anggota kelompok lainnya membaca dan membedah naskah yang telah dibuat oleh scriptwriter. Seluruh anggota kelompok memberikan tanggapan akan naskah yang telah dibuat dan juga masukan.

Setelah naskah sudah mencapai final, penulis mencari referensi dan juga menentukan konsep yang akan diterapkan dalam editing film “Melodi Kantor”.

Konsep editing yang dibuat disesuaikan dengan konsep besar dari sutradara.

Dalam tahapan ini, penulis memberikan tanggapan dan masukan untuk shotlist dan storyboard yang dibuat oleh cinematographer dan sutradara. Hal ini

(4)

28 ditujukan untuk memantau rancangan tersebut agar shot-shot dapat diedit dan menyambung dengan baik dalam tahapan pasca-produksi. Penulis mempertimbangkan shotlist yang ada dan mengaitkannya dengan lagu yang telah dibuat oleh sound designer agar cut yang akan dibuat dapat selaras dengan beat lagu serta aksi yang dilakukan oleh aktor.

Penulis bersama kelompok membuat sebuah pre-visualization. Dalam pre- visualization ini, penulis menyusun adegan musikal yang telah direkam.

Sinematografer bersama sutradara berlatih mengambil shot adegan musikal dan penulis melakukan penyuntingan yang akan dilakukan pada tahap pasca-produksi.

Pre-visualization ini dibuat dengan tujuan berlatih untuk hari shooting dan menyelaraskan visi dari masing-masing departemen. Dari pre-visualization ini dapat dilihat pula bentuk kasar dari hasil akhir yang diharapkan.

3.2.2. Produksi

Dalam tahap produksi, penulis mengemban tugas memantau script continuity.

Penulis memegang tugas tersebut dengan memantau kesinambungan dari adegan, screen direction, art, dan berbagai hal lainnya. Dengan mengemban tugas tersebut, kesinambungan yang terjadi dalam tahap shooting dapat juga diciptakan dalam tahap editing di pasca-produksi. Penulis melakukan backup file berkala saat istirahat atau perpindahan set. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kemungkinan file hilang atau corrupt.

3.2.3. Pasca-Produksi

Penulis memulai dengan acquisition. Penulis mengumpulkan footage video, audio, lagu, serta dokumen script continuity, camera report, dan sound report.

(5)

29 Sebelumnya, semua file dan dokumen tersebut dipegang oleh orang yang berbeda- beda.

Berikutnya, penulis melakukan organisation. Dalam tahapan ini, penulis memilah footage video dan audio yang ada ke dalam beberapa folder yaitu audio, footage, logo, miscellaneous, still images, project, render (output), dan music.

Penulis juga mengelompokkan footage video dan audio ke dalam sub folder berdasarkan scene.

Tahap selanjutnya, review and selection, penulis lakukan dengan menggunakan panduan berupa script continuity report, camera report, dan juga sound report. Penulis mengambil take terbaik dan dijadikan satu sequence dalam Adobe Premiere Pro. Sequence yang penulis buat dipecah per scene.

Berikutnya tahap assembly. Dalam tahap ini, penulis menyusun shot dengan take terbaik dan menyesuaikan dengan storyboard. Hal ini dilakukan untuk membuat gambaran umum dari film secara kasar. Ketika assembly sudah dilakukan, penulis menyunting lebih detail dan menghasilkan rough cut. Penulis melakukan rendering hasil rough cut dan diberikan kepada sutradara dan kelompok untuk dicek dan diberikan tanggapan. Ketika ada perubahan yang dilakukan, penulis membuat rough cut dengan draft baru hingga pada akhirnya mencapai fine cut dan picture lock.

Setelah picture lock dan dilakukan grading serta online editing, penulis menambahkan judul dan membuat credit title. Setelah penulis dan kelompok puas dengan hasil akhir editing video dan audio, film penulis export.

(6)

30 3.3. Acuan

Penulis menggunakan referensi film “Ini Kisah Tiga Dara” (2016) karya sutradara Nia Dinata sebagai acuan workflow editing. Film “Ini Kisah Tiga Dara” merupakan film dengan genre drama musikal. Film tersebut menceritakan kehidupan tiga orang kakak beradik yang pindah ke Flores dan menjalankan bisnis perhotelan. Tiga orang kakak beradik tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda. Dalam film tersebut, digambarkan masing-masing karakter mengalami keadaan dan permasalahan masing-masing.

Gambar 3.1. Referensi film "Ini Kisah Tiga Dara" (2016) (Sumber: https://cenayangfilm.wordpress.com/2016/09/02/ini-kisah-tiga-dara/)

Disampaikan oleh Aline Jusria selaku editor dari film tersebut bahwa workflow dalam film musikal memiliki perbedaan dengan genre lainnya. Sebagian

(7)

31 besar runtutan yang dilakukan masih sama tetapi treatment yang diberikan kepada projek tersebut berbeda.

Film musikal membutuhkan persiapan yang sangat matang. Disampaikan juga bahwa pada tahap pra-produksi film musikal pada umumnya terdapat tahap pembuatan video board (pre-visualization). Pre-visualization ini menjadi “dummy”

yang berisikan latihan untuk adegan musikal dan berfungsi untuk menyamakan visi dari seluruh departemen yang terlibat. Selain pre-visualization, disampaikan juga bahwa menggunakan lebih dari satu kamera untuk adegan musikal menjadi hal yang krusial. Selain untuk menghemat waktu dan mempertahankan continuity, dengan lebih dari satu kamera tercipta banyak tipe shot yang dapat digunakan dan dipilih oleh editor.

Kembali ditekankan oleh Aline Jusria bahwa mengedit film musikal serupa dengan mengedit video klip di mana gambar harus mengikuti lagu yang ada. Lagu dalam film musikal memiliki peranan utama sebagai pengganti dialog. Lagu mempengaruhi berbagai bidang dalam film termasuk juga kepada editing yang dilakukan.

Editing menyesuaikan beat dari lagi sangat penting untuk film musikal. Beat lagu dianggap mewakili degup jantung manusia. Kesan tidak nyaman dapat timbul ketika editing tidak menyesuaikan beat lagu. Dalam kasus ini, editor harus mengikuti beat dari lagu tetapi masih memiliki kuasa untuk menentukan pada beat yang mana pergantian shot dilakukan (Jusria, wawancara pribadi, 18 April 2020).

(8)

32 3.4. Proses Perancangan

Proses perancangan editing untuk film pendek musikal ini dimulai dari tahap pembedahan naskah. Melalui naskah yang telah dibuat, penulis bersama kelompok menentukan konsep untuk divisi masing-masing sesuai dengan konsep utama dari sutradara. Proses berikutnya yaitu melakukan pembuatan shotlist dan storyboard.

Setelah kedua hal tersebut dibuat, penulis dan kelompok membuat pre-visualization yang menjadi gambaran kasar untuk hasil film yang diproduksi. Dalam merancang penyuntingan hasil shooting pre-visualization, penulis menggunakan acuan berbagai video klip dan film musikal sebagai bentuk penyuntingan mengikuti beat lagu. Rancangan penyuntingan ini digunakan juga pada tahap pasca-produksi dengan hasil shooting sesungguhnya.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut mowen dan minor menjelaskan bahwa kepercayaan konsumen adalah “semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut

Tumor otak mulai dikenal sebagai salah satu penyebab kematian dan kecacatan pada masyarakat disamping penyakit-penyakit seperti; stroke, dan lain-lain. Dengan kemajuan

Oleh karena itu fokus penelitian ini akan melihat bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Siberkreasi dalam meningkatkan literasi digital sehingga menarik

Berdasarkan hasil yang diperoleh jenis biochar sekam padi, tongkol jagung dan tempurung kelapa dengan konsentrasi biochar 6 g/kg tanah, 12 g/kg tanah, dan 18

Studi kepustakaan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini diantaranya adalah membaca, mengutip dan mempelajari berbagai literatur yang berhubungan dengan pembahasan

Menurut Scott A.Bernard (2005, p73), Teknologi adalah jenis sumber daya yang memungkinkan informasi dan sumberdaya lainya mengalor untuk mendukung penciptaan dan

Penulis memperoleh data yang mengatakan bahwa mayoritas responden lebih mengutamakan alur cerita dari sebuah komik, diikuti dengan hasil terbanyak kedua

Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan hubungan yang tidak signifikan antara persepsi gaya kepemimpinan situasional dengan kinerja karyawan antara lain terlalu sedikitnya