LAPORAN KASUS
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Dosen Pembimbing:
drg. Bambang Tri Hartomo Disusun Oleh:
Nisa Al Fida Arraniry G4B015004
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN KEDOKTERAN GIGI
PURWOKERTO 2016
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang pada rahang atas atau rahang bawah dan dapat dilepas dan dipasang oleh pasien. Perawatan dengan gigi tiruan sebagian lepasan adalah perawatan yang dapat dipilih untuk merestorasi kehilangan gigi oleh sebagian besar pasien yang kehilangan gigi sebagian karena biayanya yang lebih terjangkau (Gunadi dkk., 1991).
Beberapa akibat kehilangan gigi sebagian yang tidak digantikan adalah migrasi dan rotasi gigi asli yang masih ada, erupsi berlebih, penurunan efisiensi kunyah, gangguan pada sendi temporomandibular, beban berlebih pada jaringan pendukung, gangguan bicara, estetis yang buruk, terganggunya kebersihan mulut, atrisi, dan efek yang tidak diinginkan pada jaringan lunak. Fungsi gigi tiruan sebagian lepasan antara lain memperbaiki fungsi pengunyahan, memulihkan fungsi estetik, meningkatkan fungsi fonetik, serta mempertahankan jaringan mulut yang masih ada agar tetap sehat (Jones dan Garcia, 2009).
Operator perlu mengetahui klasifikasi, desain, dan penatalaksanaan pada kasus kehilangan gigi sebagian pada pasien. Pengetahuan dan teori mengenai klasifikasi, desain, dan penatalaksanaan pada kasus diperlukan untuk penentuan rencana perawatan yang tepat bagi pasien.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk memaparkan tatalaksana perawatan gigi tiruan sebagian lepasan pada pasien yang kehilangan sebagian giginya.
C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah:
1. Operator dapat mengetahui hasil pemeriksaan, klasifikasi, dan desain kasus gigi tiruan sebagian lepasan
2. Operator dapat mengetahui penatalaksaan kasus secara runtut sesuai dengan ketentuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau beberapa gigi pada lengkung rahang yang kehilangan sebagian gigi dan gigi tiruan tersebut dapat dipasang dan dilepaskan dari rongga mulut. Bahan yang paling sering digunakan untuk membuat landasan dari gigi tiruan adalah resin akrilik (Carr dkk., 2011).
Menurut American Dental Association (ADA) terdapat dua jenis resin akrilik yang digunakan sebagai landasan gigi tiruan lepasan yaitu resin akrilik polimerisasi panas (heat-cured polymerization) dan resin akrilik autopolimerisasi (self-cured autopolymerizing/cold-curing resin). Resin akrilik polimerisasi panas (heat-cured polymerization) merupakan resin akrilik yang polimerisasinya dengan bantuan pemanasan. Resin akrilik autopolimerisasi (self-cured autopolymerizing/coldcuring resin) merupakan resin akrilik yang teraktivasi secara kimia. Jenis resin akrilik yang sering digunakan adalah akrilik heat cured karena memiliki beberapa keunggulan, yaitu warna menyerupai gingiva, stabilitas warna baik, tidak mengiritasi, tidak toksik, harga relatif murah, cara pengerjaannya mudah, pembuatan dan reparasi mudah. Sedangkan kekurangannya adalah porus, absorbsi air, mudah fraktur dan retak (The Academy of Denture Prosthetics, 2005).
Keuntungan gigi tiruan sebagian lepasan ( GTSL ) adalah (Seal and Jones, 2003) :
1. Pasien dapat memakai dan melepas sendiri sehingga mudah dan cepat dalam membersihkannya.
2. Mudah dipreparasi bila ada kerusakan.
3. Harganya relatif murah jika dibandingkan dengan gigi tiruan cekat (GTC).
B. Macam/Jenis Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Macam-macam Gigi Tiruan Sebagian Lepasan ( GTSL ) menurut Carr dkk.
(2011) adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan jaringan pendukungnya :
a. tooth supported : dukungan berupa gigi asli
b. mucosa supported : dukungan berupa mukosa ujung bebas c. mucosa and tooth supported : dukungan berupa mukosa ujung bebas
dan gigi asli
2. Berdasarkan letak saddle dan free end menurut Applegate Kennedy Klasifikasi Kennedy addalah klasifikasi yang pertama kali ditemukan oleh Edward Kennedy yang bertujuan untuk menggolongkan dan menggabungkan sebagian lengkung rahang yang tidak bergigi. Untuk menentukan klasifikasi Kennedy, terdapat peraturan-peraturan tertentu yang harus diperhatikan. Tanpa aturan yang pokok untuk setiap keadaan, akan sulit untuk menetapkan klasifikasi Kennedy. Untuk itu, digunakan aturan Applegate sebagai berikut:
a. Klasifikasi ditentukan setelah ekstraksi gigi yang mungkin mengubah klasifikasi awal
b. Molar ketiga tidak dipertimbangkan dalam klasifikasi jika tidak ada dan tidak akan digantikan
c. Molar ketiga dipertimbangkan dalam klasifikasi jika ada dan digunakan sebagai gigi penyangga
d. Molar kedua tidak dipertimbangkan dalam klasifikasi jika tidak ada dan tidak akan digantikan
e. Penentuan klasifikasi selalu dari daerah edentulus paling posterior f. Daerah edentulus diluar klasifikasi dikategorikan modifikasi dan
sesuai jumlah daerah edentulus
g. Luas daerah modifikasi tidak dipertimbangkan, hanya jumlah daerah edentulus tambahan
h. Tidak ada modifikasi pada klas IV
Klasifikasi Applegate-Kennedy adalah sebagai berikut:
a. Kelas I yaitu daerah tanpa gigi terletak di bagian posterior dari gigi tertinggal pada kedua sisi rahang (bilateral free end)
b. Kelas II, yaitu daerah tanpa gigi terletak di bagian posterior dari gigi yang tertinggal tetapi hanya pada satu sisi rahang (unilateral free end)
c. Kelas III, yaitu daerah tidak bergigi terletak di antara gigi yang masih ada; kedua gigi tetangga tidak mampu memberi dukungan pada gigi tiruan
d. Kelas IV, yaitu daerah tidak bergigi terletak di bagian anterior dan melewati garis median
e. Kelas V, yaitu daerah tidak bergigi paradental di mana gigi asli anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi penahan
f. Kelas VI, yaitu daerah tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga asli dapat dipakai sebagai penahan.
(Carr dkk., 2011) C. Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi dari pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan adalah (Grant dkk., 2005):
1. Hilangnya satu atau lebih sebagian gigi
2. Gigi yang tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai pegangan. Syarat–syarat pemilihan gigi abutment yang digunakan sebagai pegangan klamer adalah:
a. Gigi pilar harus cukup kuat.
b. Akarnya panjang
c. Masuk kedalam prosesus alveolaris dalam dan tidak longgar d. Makin banyak akar makin kuat
e. Gigi abutment tidak boleh goyang
f. Tidak ada kelainan jaringan periodontal pada gigi penyangga.
g. Bentuk mahkota sedapat mungkin sesuai dengan macam klamer yang digunakan.
h. Kedudukan gigi tersebut hendaknya tegak lurus dengan prosesus alveolaris, gigi yang letaknya rotasi atau berputar tidak baik untuk abutment.
i. Gigi tersebut masih vital atau tidak mengalami perawatan.
j. Bila memerlukan dua klamer atau lebih maka hendaknya dipilihkan gigi yang letaknya sejajar.
3. Keadaan processus alveolaris masih baik
4. Kesehatan umum dan kebersihan mulut pasien baik 5. Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan
Kontraindikasi dari pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan adalah (Grant dkk., 2005):
1. Kurangnya gigi yang tersisa untuk mendukung dan menahan protesa 2. Karies rampan dan penyakit periodontal yang parah
3. Oral Hygiene buruk
D. Komponen Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Gigi tiruan mempunyai beberapa komponen. Komponen GTSL bahan akrilik antara lain (Carr dkk., 2011):
1. Basis
Disebut juga plat protesa adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa mulut di daerah palatum labial, bukal, lingual. Macam-macam basis geligi tiruan adalah sebagai berikut:
a. Basis dukungan gigi
Pada basis dukungan gigi tekanan oklusal secara langsung disalurkan kepada gigi penyangga melalui kedua sandaran oklusal. Selain fungsi tadi, basis bersama-sama elemen gigi tiruan berfungsi pula mencegah migrasi horisontal gigi tetangga, serta migrasi vertikal gigi antagonis.
b. Basis dukungan jaringan
Dukungan jaringan ini penting, agar tekanan kunyah dapat disalurkan ke permukaan yang lebih luas, sehingga tekanan persatuan luas menjadi lebih kecil.
Macam-macam bahan basis adalah sebagai berikut:
a. Metal
Indikasi pemakaian basis metal adalah:
1) Penderita yang hipersensitif terhadap resin 2) Penderita dengan gaya kunyah abnormal
3) Ruang intermaksiller kecil
4) Kasus basis dukungan gigi dengan desain unilateral 5) Permintaan penderita
b. Resin
Kelebihan basis resin adalah:
1) Warnanya harmonis dengan jaringan sekitarnya 2) Dapat dilapisi dan dicekatkan kembali dengan mudah 3) Relatif lebih ringan
4) Teknik pembuatan dan pemolesannya mudah 5) Harganya murah
Fungsi basis adalah sebagai berikut:
a. Untuk meneruskan tekanan kunyah ke mukosa dan tulang alveolar di bawahnya.
b. Untuk memberi retensi dari protesa, karena adanya gaya adhesif antara basis dengan mukosa yang dibatasi dengan media air ludah c. Tempat melekatnya cengkeram
d. Menggantikan jaringan yang hilang serta memberikan dukungan kepada bibir dan pipi(estetik)
2. Sadel
Adalah bagian dari gigi tiruan yang menutupi mukosa di atas prosesus alveolaris dan mendukung elemen gigi tiruan. Bila sadel letaknya:
a. Antara gigi asli disebut bounded saddle b. Posterior dari gigi asli disebut free end saddle
3. Retainer
Merupakan bagian GTSL yang berfungsi memberi retensi dan karenanya mampu menahan protesa tetap pada tempatnya. Retainer dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Retainer langsung (direct retainer), merupakan retainer yang berkontak langsung dengan permukaan gigi penyangga dan dapat berupa cengkeram. Bagian-bagian dari cengkeram yang terbuat dari kawat tahan karat adalah sandaran (rest), badan cengkeram (body), bahu cengkeram (shoulder), ujung lengan (terminal), dan lengan cengkeram.
Contoh cengkeram dengan dukungan gigi adalah cengkeram 3 jari, Jackson, half Jackson, dan cengkeram S. Contoh cengkeram dengan dukungan jaringan adalah cengkeram 2 jari.
b. Retainer tidak langsung (indirect retainer), merupakan retainer yang memberikan retensi untuk melawan gaya yang cenderung melepas protesa ke arah oklusal dan bekerja pada basis. Retensi tidak langsung ini diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi yang berlawanan dari garis fulkrum dimana gaya tersebut bekerja. Macam- macam indirect retainer misalnya sandaran oklusal, dukungan ruggae, dan perluasan basis/plat.
4. Elemen Gigi/Anasir Gigi
Merupakan bagian GTSL yang berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan anasir gigi adalah ukuran, bentuk, tekstur permukaan, warna, dan bahan elemen.
E. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Pembuatan GTSL
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan menentukan desain GTSL adalah sebagai berikut (Tamin dkk., 2012):
1. Retensi
Daya perlawanan terhadap lepasnya protesa atau gigi tiruan ke arah oklusal. Faktor pemberi retensi antara lain kualitas klamer, oclusal rest , contour, landasan denture, oklusi, adhesi, tekanan atmosfer, dan surface tension.
2. Stabilisasi
Perlawanan atas ketahanan terhadap perpindahan tempat GTSL dalam arah horizontal dalam keadaan berfungsi. Stagnasi ditentukan oleh tiga titik
sandaran yang harus meliputi luas permukaan yang sebesar–besarnya agar beban yang diterima protesa setiap unit bisa sekecil mungkin. Dalam hal ini semua bagian cengkeram berfungsi kecuali bagian terminal/ ujung lengan retentive.
3. Estetika
Dalam prostodonsia, yang berhubungan dengan permukaan GTSL adalah : a. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat
dalam posisi bagaimanapun.
b. Gigi tiruan harus tampak asli dan pantas untuk tiap – tiap pasien meliputi warna dan inklinasi/ posisi gigi.
c. Gambaran counturing harus sesuai dengan keadaan pasien.
d. Perlekatan gigi diatas ridge.
BAB III LAPORAN KASUS
Pasien perempuan berusia 19 tahun datang ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas Jenderal Soedirman dengan keluhan kehilangan gigi belakang bawah kanan dan kiri. Pasien merasa kesulitan untuk mengunyah makanan dan ingin dibuatkan gigi tiruan yang dapat dilepas.
A. Anamnesis
Dari hasil anamnesis, diperoleh informasi bahwa pasien ingin dibuatkan gigi tiruan sebagian agar fungsi pengunyahannya dapat kembali terpenuhi.
Kesehatan umum pasien baik dan pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik. Pasien belum pernah menggunakan gigi tiruan sebelumnya.