• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN. Lampiran A : Narasumber Mahasiswa ITERA berdasarkan Program Studi 2019 No. Angkatan Program Studi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAMPIRAN. Lampiran A : Narasumber Mahasiswa ITERA berdasarkan Program Studi 2019 No. Angkatan Program Studi."

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Lampiran A :

Narasumber Mahasiswa ITERA berdasarkan Program Studi 2019 No

. Program Studi Angkatan

2019 2018 2017 2016

1 Perencanaan Wilayah dan

Kota v v v v

2 Teknik Sipil v v v v

3 Teknik Geomatika v v v v

4 Arsitektur v v v v

5 Teknil Lingkungan v v v v

6 Teknik Kelautan v v - -

7 Desain Komunikasi Visual v - - -

8 Arsitektur Lanskap v - - -

9 Teknik Elektro v v v v

10 Teknik Geofisika v v v v

11 Teknik Informatika v v v v

12 Teknik Mesin v v v -

13 Teknik Industri v v v -

14 Teknik Geologi v v v v

15 Teknik Sistem Energi v v - -

16 Teknologi Pangan v v - -

17 Teknologi Industri

Pertanian v v - -

18 Teknik Fisika v v - -

19 Teknik Kimia v v - -

20 Teknik Biosistem v - - -

21 Teknik Material v - - -

22 Teknik Telekomunikasi v - - -

23 Rekayasa Kehutanan v - - -

24 Sains Aktuaria v - - -

(2)

204 No

. Program Studi Angkatan

2019 2018 2017 2016

25 Teknik Pertambangan v - - -

26 Biologi v v v -

27 Matematika v v v

28 Kimia v v - -

29 Farmasi v v - -

30 Fisika v v v v

31 Sains Atmosfir Keplanetan v v - -

Sumber: Bin.ITERA.ac.id 2019 (diolah)

Lampiran B :

PROTOKOL PERTANYAAN WAWANCARA GRAND TOUR

Jenis Informasi Pertanyaan

Kebutuhan

Mahasiswa terhadap kampus ITERA

1. Apa saja kebutuhan dasar mahasiswa yang telah disediakan oleh kampus ITERA ?

2. Apa saja kebutuhan dasar mahasiswa yang belum disediakan oleh kampus ITERA?

3. Bagaimana kebutuhan tersebut sebaiknya diwujudkan dalam pembangunan kampus ITERA?

4. Bagaimana pandangan anda tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam mempermudah pemenuhan kebutuhan mahasiswa?

Perwujudan konsep smart campus di ITERA berdasarkan kebutuhan mahasiswa

1. Smart Environment

a. Seperti apa perwujudan lingkungan kampus di ITERA yang dibutuhkan oleh mahasiswa?

b. Bagaimana keadaan dan kelengkapan gedung perkuliahan di ITERA saat ini?

c. Apa yang dibutuhkan mahasiswa dari keadaan dan kelengkapan gedung perkuliahan di ITERA?

d. Sebagai fasilitas dasar, bagaimana harusnya ruang kelas perkuliahan di ITERA diwujudkan?

e. Bagaimana penyediaan ruang publik bagi mahasiswa untuk berinteraksi di ITERA?

(3)

Jenis Informasi Pertanyaan

f. Bagaimana kelengkapan dan akses mahasiswa terhadap perpustakaan di ITERA?

g. Bagaimana keadaan dan kemudahan penggunaan Laboratorium di ITERA yang dibutuhkan mahasiswa?

h. Apakah perlu adanya penerapan Smart People di Kampus ITERA?

i. Mengapa perlu adanya penerapan Smart People di Kampus ITERA?

2. Smart People

a. Seperti apa karakter warga kampus yang dibutuhkan oleh mahasiswa ITERA untuk menciptakan suasana kampus yang baik?

b. Bagaimana dukugan kampus dalam menumbuhkan semangat dan motivasi belajar bagi mahasiswa?

c. Apakah perlu adanya penerapan Smart People di Kampus ITERA?

d. Mengapa perlu adanya penerapan Smart People di Kampus ITERA?

3. Smart Mobility

a. Apakah kebutuhan akan transportasi internal dan eksternal kampus sudah terpenuhi?

b. Bagaimana sebaiknya pemenuhan akan kebutuhan mobilisasi internal dan eksternal kampus dipenuhi?

c. Apakah perlu adanya penerapan Smart Mobility di Kampus ITERA?

d. Mengapa perlu adanya penerapan Smart Mobility di Kampus ITERA?

4. Smart Governance

a. Apa saja hal yang dibutuhkan mahasiswa dari transparansi tata kelola kampus?

b. Apa yang dibutuhkan mahasiswa untuk mempermudah hubungan birokrasi dan komunikasi antara organisasi mahasiswa dan pihak kampus?

c. Bagaimana dukungan Kampus ITERA terhadap proses pencapaian prestasi mahasiswa diluar kampus?

(4)

206

Jenis Informasi Pertanyaan

d. Bagaimana dan sejauh apa mahasiswa membutuhkan hubungan dengan alumni?

e. Apakah perlu adanya penerapan Smart Governance di Kampus ITERA?

f. Mengapa perlu adanya penerapan Smart Governance di Kampus ITERA?

Sumber : Hasil olah pustaka, 2019

(5)

PROTOKOL PERTANYAAN WAWANCARA MINI TOUR 1

Jenis Informasi Protokol Pertanyaan

Bentuk pergerakan yang smart berdasarkan perspektif

Mahasiswa

Smart waste management Smart irrigation

Smart parking Smart laboratory Smart classroom Smart library Social WiFi

Pengawasan lingkungan Pengawasan keamanan Kreatifitas

Keterbukaan cara pikir Smart Departement Smart Faculty Transparansi Akuntabilitas Responsiveness Independensi Fairness

Penjaminan mutu & relevansi Efektifitas & efisiensi Nirlaba

Smart Transportation : sistem transportasi yang berkelanjutan, inovatif dan aman

Kualitas pelayanan dan manajemen Aksesibilitas lokal dan antar lokal Ketersediaan dari infrastruktur TIK Mengurangi polusi

Mengurangi kemacetan lalu lintas Meningkatkan keamanan manusia Mengurangi polusi kebisingan Meningkatkan kecpatan perpindahan Mengurangi biaya perpindahan

Mobilitas yang bersih dengan penggunaan kendaraan ramah lingkungan

Sumber : Hasil olah pustaka, 2020

(6)

208

PROTOKOL PERTANYAAN WAWANCARA MINI TOUR 2

NO Protokol Pertanyaan

1 Akses kendaraan umum

2 Kemanan dan keefektifan akses sistem transportasi

3 Koordinasi terkait sistem transportasi dengan pemerintah lokal 4 Pemenuhan fasilitas parkir

5 Sistem transportasi yang terjangkau

6 Mendorong mobilitas pejalan kaki dan kendaraan non-vehicular 7 Pilihan transportasi berkelanjutan

8 Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam sistem mobilitas 9 Sistem sirkulasi transportasi internal kampus

10 Lokasi parkir yang terintegrasi (park and ride)

11 Rute transportasi publik yang menghubungkan perumahan mahasiswa dan kampus

12 Transportasi publik menghubungkan mahasiswa pada lokasi tempatnya mendapat kebutuhan dasar

13 Jadwal transportasi publik 14 Kegiatan ride share

15 Penggunaan moda transportasi publik internal kampus

16 Upaya reduksi pengguna kendaraan pribadi (single occupancy vehicle) 17 Mobilitas yang dapat mereduksi emisi gas rumah kaca

18 Menyediakan informasi yang lengkap dan mudah diakses terkait sistem dan ketentuan parkir

19 Memberikan fasilitas khusus bagi penyandang disabilitas untuk memudahkan akses berkegiatan di kampus

Sumber : Hasil olah pustaka, 2020

(7)

Lampiran B :

Logbook Lapangan

No Jenis Kegiatan Tanggal

1 Pengambilan data wawancara (In depth interview) :

Grand Tour November 2019

2 Audit Eksternal :

1. Pemeriksaan kelengkapan pertanyaan wawancara sebelum melakukan mini tour

18 Januari 2020

Audit Eksternal :

1. Penyajian dan kelengkapan proposisi teori 2. Arahan penyajian analisis dan gambaran

akhir analisis

23 Maret 2020

3 Pengambilan data wawancara (In depth interview) :

Mini Tour, In member Check Februari – Mei 2020

4 Observasi Lapangan 12 Maret 2020

Observasi Lapangan 16 Maret 2020

5 Audit Eksternal :

1. Mengerucutkan fokus materi penelitian pada komponen smart mobility

2. Menambah detail pertanyaan wawancara tentang kondisi saat ini, dan kondisi di masa depan terkait sistem mobilitas

16 April 2020

6 Proses Analisis Induksi Empirikal 20 April 2020 7 Proses Analisis Induksi Intensional 2 Mei 2020 8 Audit Eksternal :

1. Perubahan judul sesuai isi penelitian 2. Perubahan sub-bab analisis sesuai isi

pembahasan

3. Menyesuaikan koding atau nama indikator dan prinsip yang sudah dibentuk

4. Menyesuaikan kesimpulan kasus

20 Mei 2020

9 Observasi Lapangan 22 Mei 2020

Rincian Tanggal Wawancara :

No. Nama Tanggal

Wawancara Keterangan

1 M. Ian Apriansyah

05/11/2019 Grand Tour 28/05/2020 Mini Tour dan In

Member Check 2 Izhar Syafawi

12/11/2019 Grand Tour 27/05/2020 Mini Tour dan In

Member Check 3 Aditya Wahidhil Edgardia 18/11/2019 Grand Tour

24/05/2020 Mini Tour dan In

(8)

210

No. Nama Tanggal

Wawancara Keterangan

Member Check 4 Abdul Gofar

30/01/2020 Mini Tour 23/03/2020 Mini Tour dan In

Member Check 5 A. Audli Natakusuma 05/02/2020 Mini Tour

21/05/2020 In Member Check 6 RR Debora Chrisya AP 06/02/2020 Mini Tour

20/05/2020 In Member Check

7 Tarra Ivanka 11/02/2020 Mini Tour

27/05/2020 In Member Check

8 Fachri Rozak 18/02/2020 Mini Tour

28/05/2020 In Member Check

9 B Angdipana W

11/03/2020 Mini Tour 25/05/2020 Mini Tour dan In

Member Check

14 Tezar Julian 27/03/2020 Mini Tour dan In

Member Check

10 Tia Riski 31/03/2020 Mini Tour dan In

Member Check

11 Putri Maulidya 01/04/2020 Mini Tour In dan

Member Check 12 Husnaini Hanafiah 05/04/2020 Mini Tour In dan

Member Check

13 Agung Rialdi 10/04/2020 Mini Tour In dan

Member Check

(9)

Lampiran C:

TRANSKRIP WAWANCARA TUGAS AKHIR

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

PRINSIP SMART MOBILITY PADA SMART CAMPUS INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA (ITERA) BERDASARKAN PERSPEKTIF MAHASISWA

Oleh : Chania Rahmah

Narasmber : M. Ian Apriansyah

Peneliti : selama kuliah disini apa saja yang dirasa belum tercukupi atau perlu ditambahkan dari ITERA agar dapat memenuhi kebutuhan anda sebagai mahasiswa?

Apriansyah : untuk saat ini kan ITERA kan masih tahap pengembangan dan banyak kekurangannya, untuk secara general yang paling kelihatan itu pengadaan buku-buku di perpustakaan yang masih kurang, karena bahkan ada beberapa mata kuliah yang sama sekali enggak ada bukunya, ada juga yang kuantitasnya tidak memenuhi kebutuhan mahasiswa yang ada. Kemudian dari bidang akademik, kalau akademik menurut saya kurang memperhatikan mahasiswa nya, contoh beberapa mahasiswa yang mungkin sudah penat gitu akademik tidak berperan penting, tidak memperhatikan bagian-bagian kecil dari mahasiswa yang ada, jadi tidak ada yang bisa bikin memacu untuk semangat, hanya memperhatikan bagian dalam ITERA nya.

Peneliti : jadi atmosfer belajarnya masih kurang menyenangkan gitu ya?

Apriansyah : jadi banyak yang tau ITERA itu kurang sinergi antara mahasiswa dan kampusnya.

Peneliti : menurut kamu kalau untuk mencapai sinergi itu apa aja sih yang dibutuhkan? Apa aja yang kurang kalo diuraikan dari kemauan sendiri sebagai mahasiswa?

Apriansyah : mungkin dibuat suatu wadah khusus, untuk orang-orang yang mungkin butuh tambahan motivasi, dan komunikasi lebih. Karena saya beberapa liat di prodi saya sendiri sekitar 15-20% orang ada yang kuliah datang pas UTS doang gitu, jadi mungkin dibutuhkan wadah khusus untuk orang-orang seperti itu.

Peneliti : ada yang lain terkait yang masih belum terpenuhi?

Apriansyah : kalau di luar dari gedung, akses jalan internal, kaya dulu saat semester tiga mungkin jalur dua itu hampir seperti jalan kita mau ke GKU (jalan berbatu), tapi baru dibenerin biasanya saat ada orang penting datang ke ITERA.

Mungkin kampus sudah punya dana, namun belum diturunkan gitu. Kampus

(10)

212

seperti mengulur-ulur dana untuk perbaikan jalan tsb padahal itu urgent, kebutuhan dasar.

Peneliti : tadi kan terkait jalan ya, jalan internal, kalau sekarang transportasi nya gimana?

Apriansyah : kita tau ya sekarang ITERA belum ada transportasi langsung seperti angkot, bis dan masih mengandalkan gojek dan grab, jadi untuk akses transportasi dari eksternal ke ITERA menurut saya masih sangat kurang.

Peneliti : perlu enggak?

Apriansyah : kalau perlu sangat perlu lah pasti. Karena posisinya, kampung yang deket dengan ITERA hanya yang dibelakang wisma, sedangkan lokasi lain jauh jika dicapai dengan berjalan kaki, dan ITERA mulai kelas dari jam 7, jadi untuk transportasi sendiri butuh tapi balik lagi ke kampusnya. Yang jadi masalah saat mau mengadakan perbaikan, ditimbang dulu dananya darimana, dan pasti jika alokasi dari pusat tidak ada, maka harus ada dana yang dipotong dan impactnya apa gitu, karena setahu saya dana dari pusat hanya 150juta/th untuk transportasi.

Peneliti : itu diberikan per kampus?

Apriansyah : iya.

Peneliti : untuk lebih detail lagi, kalau sekarang kan belum ada ya, jika nanti sudah ada transportasi, kira-kira transportasi yang gimana yang nyaman untuk mahasiswa, karena seperti yang kita tahu kan kalau transportasi publik kita tahu lama, sedangkan mahasiswa harus mengejar kelas agar tepat waktu.

Apriansyah : kalau menurut saya berkaca dari sebelumnya, bus seperti yang sudah ada sebelumnya namun khusus untuk mahasiswa seperti TransMusi yang langsung ke universitasnya. Jika akan diadakan engga perlu bis besar tapi hanya untuk kampus aja gitu. Karena bis yang sebelumnya itu masih bisa digunakan non mahasiswa. Dan juga pengadaan dari kampus harusnya masih ada, mungkin kemarin berhenti beroperasi karena pemasukan ITERA ke pihak bis kurang, karena saat kita menggunakan bis itu kan bayar pribadi jadi saat dinilai pemasukannya ke pihak kurang ya putus kontrak. Mungkin jika diadakan lagi, ITERA seharusnya kasih uang minimum ke pihak bis jadi walaupun mahasiswanya ada/tidak ada tetep ada timbal baliknya ke pihak bis.

Peneliti : berarti skema pembiayaannya ya?

Apriansyah : iya balik lagi ke skema pembiayaannya.

Peneliti : tadi kan menurut anda pengen ada bis yang khusus untuk mahasiswa? Nah kira-kira gimana sih caranya mahasiswa ini lebih efektif menggunakan bis ini?

Seperti aplikasi yang mungkin bisa membantu tau jadwal keberangkatan bis dll?

(11)

Apriansyah : jadi kalo menurut saya dari segi elektro, kan IoT sudah sangan penting karena kita sudah memasuki revolusi industri 4.0, jadi untuk penerapannya mungkin contoh ada yang sedang dikembangkan yaitu rental sepeda otomatis berbasis aplikasi di internal kampus ITERA, jadi kita bisa menggunakan sepeda itu dengan biaya 500/30 menit dan itu berbasis IoT. Mungkin untuk dikembangkan di eksternalnya, bisa menggunakan metode serupa dengan mengkordinasikan bis-bis yang ada agar terkoneksi dengan aplikasinya, tapi untuk saat ini hal tersebut sulit dilakukan karena kebanyakan bis-bis lebih memilih keliling saja dan tidak mau ribet.

Peneliti : itu mungkin bisa diatasi dengan adanya trasnportasi internal, walaupun sekarang belum ada, nah menurut kamu transportasi internalnya harusnya seperti apa? apakah harus transportasi masal atau seperti sistem sewa sepeda seperti yang tadi dijelaskan?

Apriansyah : untuk internal kampus ya, mungkin dilihat dari kondisi di lapangan tidak memungkinkan transportasi masal karena dilihat dari individunya mungkin malah membuat fasilitas itu tidak terawat dan tidak terpakai, karena kebanyakan mahasiswa tidak mau ribet. Jadi untuk meminimalisir hal tersebut, mungkin lebih baik menggunakan sistem sepeda yang tadi. Untuk transportasi masal di internal kampus, mungkin kendalanya kita butuh banyak karena jumlah mahasiswa kita banyak, dan jalan juga belum memadai. Dan juga mungkin sumber daya manusia di kampus sendiri masih kurang aware untuk menjaga fasilitas yang diberikan.

Peneliti : menurut kamu dengan sistem yang dibuat sedemikian rupa bisa engga sih behaviour nya mahasiswa ini yang mengikuti sistem, bukan mereka yang menghancurkan, tapi mereka yang mengimbangi dan menjadi disiplin?

Apriansyah : untuk sifat jelas susah, dan lama pasti. Jadi kembali lagi ke hubungan mahasiswa dan kampusnya. Kalau saling perduli pasti sistem nya berjalan dengan baik.

Peneliti : kalau gitu sistem yang baik menurut kamu yang bagaimana?

Apriansyah : yang bisa melayani kebutuhan mahasiswa. Jadi sistem transportasinya harus bisa selalu ada setiap mahasiswa mau mulai kegiatan di kampus. Kegiatan mahasiswa di kampus kan beragam, mulai dari berkuliah, praktikum, atau kegiatan organisasi. Untuk kuliah itu harus disesuaikan jadwalnya karena gaboleh terlambat kan, jadi bis harus standby lebih cepat sebelum perkuliahan dimulai.

Peneliti : Untuk pemberhentian bisnya kira kira bagaimana menurut kamu?

Apriansyah : Pemberhentian bisnya di halte ya biasanya. Jadi ada halte di antara beberapa gedung perkuliahan yang jaraknya cukup rasional lah kalau ditempuh pakai jalan kaki supaya mahasiswa juga ga mengeluh karena jauh dan panas jalan kaki dari dan menuju bisnya.

(12)

214

Peneliti : Selanjutnya untuk parkir, menurut kamu gimana?

Apriansyah : Untuk lahan parkir, sebenarnya lahan untuk parkir sudah ada dan sudah cukup luas untuk menampung kendaraan, tapi masih ada beberapa masalah jika ada beberapa tempat parkir yang berlokasi di tempat yang kurang baik (misal di tanah-tanah, tidak rapih dll).

Peneliti : Jika parkir ini dibuat semacam sistem dimana kita bisa tahu parkiran kosong dimana gitu, kira-kira jika diefisiensikan melalui digital bagaimana?

Apriansyah : Bisa sih diberlakukan sistem digital, tapi harus ada alat sensor dll. Tapi kalau menurut saya untuk menerapkan hal tersebut masih susah, bisa tapi mungkin di masa mendatang karena kalau untuk sekarang belum memungkinkan.

Peneliti : Kenapa belum memungkinkan ?

Apriansyah : Karena kondisi parkirnya aja belum memadai, kapasitasnya masih kurang dibanding keberadaan motornya jadi kalau mau diterapkan teknologi juga ya belum pantas aja. Kalau bisa dibagusin semua dulu, baru digabungkan dengan tenologi

Peneliti : Okay, sekarang dari sisi pejalan kaki bagaimana? Apakah sudah banyak mahasiswa yang aktif berjalan kaki di kampus untuk bermobilisasi?

Apriansyah : Kalo dari pengalaman gue sendiri mau berpindah antar gedung lebih milih naik motor daripada jalan kaki. Karena jauh antar gedung, dan kalau mau jalan kaki itu panas, gaada pepohonan yang bisa bikin adem. Padahal sebenernya lebih enak kalau jalan kaki dan teduh banyak pohon, itu juga bisa mengurangi polusi kan.

Peneliti : Untuk kegiatan di kampus sendiri itu harusnya sampai malem ga menurut lu?

Apriansyah : Iya biasanya masih ada kegiatan mahasiswa sampai malem, misalnya kalau lagi ada acara mereka harus mendekor dan rapat bersama organisasinya itu biasanya dilakuin di kampus.

Peneliti : Kalau pulang dari kampus malam hari itu apakah aman?

Apriansyah : Aman di beberapa titik yang dekat gedung karena disitu ramai dan banyak satpam berjaga. Sebenarnya di tiap pintu masuk juga sudah ada petugas kemanannya sih, tapi sekarang masih banyak bagian ITERA yang gelap dan belum ada penerangan jadi serem juga sih.

Peneliti : kalau misalkan ada aplikasi yang bisa memantau pejalan kaki giamana?

Apriansyah : semacam cctv gitu ya?

Peneliti : bukan, jadi ada inovasi diluar negeri yang membuat aplikasi namanya safe walk jadi di aplikasi itu bisa mentracking mahasiswa yang lagi jalan kaki oleh temannya dan bisa melakukan emergency call juga

(13)

Apriansyah : Bagus sih, yang namanya teknologi kan pasti untuk mempermudah kehidupan jadi asal mudah digunakan dan bener bener bisa dimanfaatkan secara nyata ya bagus pasti berguna

Peneliti : Oiya, untuk kegiatan menebeng nih lu pernah ga memanfaatkan temen untuk berangkat ke kampus?

Apriansyah : Pernah dulu sebelum gue bawa kendaraan sendiri, biasanya nebeng temen yang tinggal deketan. Tapi karna dulu gue tinggal dibelakang wisma jadi tinggal jalan juga bisa nyebrang dari depan ITERA itu

Peneliti : nah kalau misalnya ada aplikasi yang bisa menunjukan orang yang bersedia kasih tebengan gimana?

Apriansyah : semacam gojek gitu ngasih ojek?

Peneliti : beda sih, bedanya dia berasal dari lingkungan yang sama bagi orang yag mau memberi tebengan. Jadi bukan niatnya cari uang tapi memang membantu mempertemukan orang yang punya tujuan sama

Apriansyah : jadi dengan orang asing gitu ya? Takutnya gak nyaman sih bagi yang nebengin dan yang mau nebeng

Peneliti : iya tapi bisa milih juga si pemberi tumpangannya mau ambil atau engga.

Apriansyah : kalau gitu gapapa, siapa tau jadi punya kenalan baru dan bisa bareng terus selanjutnya. Tapi sebenernya bisa juga kasih manfaat dengan mengurangi kendaraan bermotor, jadi orang lain ga perlu bawa kendaraan lagi karena bisa pakai kendaraan bersama, karna kan sering juga banyak mobil dan motor yang kosong

Peneliti : Untuk perencanaan sendiri perlu ga sih memperhatikan adanya penyandang disabilitas di lingkungan kampus? Mereka yang berkebutuhan khusus gitu Apriansyah : oiya, perlu sih itu kadang sampai lupa kalau kita ini beragam ada minoritas

yang mungkin membutuhkan fasilitas khusus.

Peneliti : seperti apa tuh misalnya?

Apriansyah : yang paling simpel itu biasanya jalur tuna netra, tapi kalau yang berkaitan sama perpindahan itu untuk gerak pengguna kursi roda misalnya, jadi desain jalannya disesuaikan yang mudah dilewati. Atau kalau lagi cedera mahasiswanya dan ga kuat banyak gerak ya disediain lift gitu

Peneliti : okay kalau begitu, saya rasa cukup terimakasih atas waktunya Apriansyah : ya sama sama

Narasumber : Izhar Syafawi

Peneliti : dari izhar sendiri selama kuliah disini kebutuhan apa yang sudah dan belum dipenuhi?

(14)

216

Syafawi : Yang sudah dipenuhi adalah tempat tinggal, kemudian untuk menunjang akademik disediakan juga perpustakaan meskipun belum maksimal.

Peneliti : Lalu bagaimana dengan fasilitas mobilitas di dalam kampus, apalagi dengan tinggal di asrama?

Syafawi : kalau dari ITERA belum menyediakan fasilitas transportasi umum, tadinya sudah ada Bis ITERA dengan lintasan dari asrama sampai GKU tapi belum beroperasi secara maksimal. Sebelum ada bis itu biasanya saya berjalan kaki bersama teman teman atau menggunakan jasa grab atau gojek dari asrama ke GKU harganya kurang lebih 9000.

Peneliti : perlu ga ITERA menyediakan kendaraan internal kampus?

Syafawi : menurut saya sangat perlu, apalagi gedung ITERA jaraknya jauh jauh dan kondisi jalannya belum baik sampai saat ini

Peneliti : tapi sebelumnya pernah merasakan bis ITERA yang pernah ada?

Syafawi : iya pernah

Peneliti : menurut kamu efektif ga penyediaan bis itu?

Syafawi : efektif sih, jadi waktu itu kalau mau pakai bis itu untuk berpergian dari ITERA keluar biayanya murah Cuma kan penumpangnya sedikit karena punya kendaraan pribadi

Peneliti : Kenapa mahasiswa banyak yang memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum yang sudah disediakan?

Syafawi : yang pertama itu waktunya, jadi misalkan mahasiswa pulang kuliah jam 4 tapi jadwal bisnya jam 5 jadi wasting time di 1 jam tersebut

Peneliti : jadi mahasiswa yang harus mengimbangi jadwal bis itu ya Syafawi : iya

Peneliti : trus baiknya seperti apa? Bagaimana kalau misalkan bis dan kebutuhan dari mahasiswa lewat sistim digital?

Syafawi : bagus sih, waktu itu saya pernah liat sistem penjadwalan bis yang akan diterapkan di ITERA disesuaikan dengan jadwal di kelas. Jadi misalkan jam 7 sampai jam 8.40 jadi sebelum jam 8.40 bis sudah ada, tapi waktu itu masih berupa penjadwalan manual belum berbentuk digital atau aplikasi

Peneliti : Trus untuk lokasi pemberhentian bisnya bagaimana?

Syafawi : Kalau mau mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di dalam lingkungan kampus berarti kendaraan pribadi diparkir di parkir umum dibagian luar kampus, baru dari parkiran itu ada halte yang menyediakan bis untuk mobilisasi di dalam kampus.

Peneliti : Seberapa penting sih penerapan teknologi di kampus ITERA sebenarnya?

(15)

Syafawi : sangat penting sih, karena ITERA kan sebagai institusi pendidikan apalagi spesialisasinya dibidang teknik jadi harus punya banyak inovasi teknologi dalam sistem manajemen kampusnya supaya bisa jadi contoh untuk masyarakat yang lebih luas.

Peneliti : Kalau dari mahasiswa yang tinggal di asrama sendiri itu gue taunya ada kebijakan gaboleh bawa kendaraan pribadi ya?

Syafawi : Iya untuk mahasiswa baru yang tinggal di asrama gak boleh bawa kendaraan pribadi karena faktor keamanan lingkunan sih. Kalau misalkan kendaraan diparkir diasrama itu takut gaada yang jagain 24 jam. Tapi kalau kakak asrama boleh pakai kendaraan pribadi kok. Kayak yang gue jelasin tadi jadi sebelum ada kendaraan sendiri kita rame rame jalan kaki atau pesen ojek online

Peneliti : tapi kedepannya nanti bagaimana kalau ITERA sudah tebangun semua?

Apakah masih mau berjalan kaki dari asrama ke gedung kuliah?

Syafawi : kalau liat lahan ITERA yang besar ini saya rasa sulit kalau mau mengarahkan mahasiswa jalan kaki dari asrama ke gedung kuliah

Peneliti : kenapa susah? Jadi harus bagaimana?

Syafawi : iya susah karena yang pertama memang kebiasaan mahasiswa pakai kendaraan bermotor kemana mana. Kebiasaan itu susah dihilangkan. Tapi sebenernya dari diri saya sendiri sempet berfikir untuk berjalan kaki antar satu gedung ke gedung lainnya, tapi realitanya cuaca ITERA panas dan belum ada juga peneduh disepanjang jalan

Peneliti : Selain berjalan kaki perlu juga ga ada sarana bermobilisasi yang lebih ramah lingkungan? Misalnya penggunaan kendaraan bebas polusi

Syafawi : iya perlu ada semacam fasilitas yang disediakan kampus bukan Cuma jalan dan lahan parkir tapi fasilitasnya juga harus ada jadi ada sepeda sepeda umum yang bebas digunakan mahasiswa. Dari gedung kuliah ke kantin atau ke taman mungkin bisa pakai sepeda itu

Peneliti : Kenapa begitu?

Syafawi : iya karena gak semua orang mempunyai sepeda juga. Apalagi untuk yang tinggalnya jauh dari kampus, mereka ga mungkin naik sepeda dari rumah berkilo kilo untuk sampai kampus

Peneliti : Perlu ada apa lagi kalau ada sepeda?

Syafawi : yang paling penting itu ada jalur nya. Kalau ngomongin tentang sepeda pasti berhubungan langsung dengan jalurnya.

Peneliti : Kenapa harus ada jalur sepeda?

Syafawi : iya karena supaya kegiatan bersepeda nya gak diganggu atau dihambat.

Karena pengguna kendaraan bermotor itu terkadang suka kebut-kebutan

(16)

218

makanya takutnya nanti mencelakai pengguna sepeda kalau tidak di beri jalur khusus

Peneliti : Selanjutnya untuk kegiatan mahasiswa di kampus lebih baik dibuat fleksibel atau dibatasi waktu?

Syafawi : sebenernya dua duanya ada kekurangan dan kelebihan. Namun berkaca dari kampus lain masih ada kegiatan meskipun sudah mau masuk malam. Mungkin waktu diluar perkuliahan dimanfaatkan mahasiswa untuk jadi waktu diskusi dan bertukar pikiran di lingkungan kampus.

Narasumber : Aditya Wahidhil Edgardia

Peneliti : menurut edgar untuk perpindahan di kampus bagaimana, mobility ini bisa termasuk parkir, dan kendaraan di dalam kampus, kebutuhan untuk mobility ini gimana? Dari parkir dulu mungkin.

Edgardia : kalau misal salah satu gedung utama sebagai pusat kegiatan mahasiswa, dibandingkan gedung lain, harapannya tempat parkir juga sesuai dengan intensitas kegiatan gedungnya, dari jam 10 sampai jam 3 lah, akses jalannya susah, sirkulasi perjalannya juga tidak diatur oleh satpam, jadi dengan jalan yang sempit, aksesnya pun susah, engga nyaman juga (becek, debu).

Peneliti : sebelumnya, menurut persepektif edgar penggunaan IoT di kampus gimana?

Misalnya penggunaan parkir otomatis, misal pake sensor itu kalau diterapkan di ITERA bagaimana?

Edgardia : kalau untuk kedepannya, harus sih enggak, tapi mungkin butuh kedepannya.

Kenapa engga harus? Karena jika fasilitas parkir memadai sesuai dengan kendaraan yang ada, namun jika menggunakan teknologi itu kan jika kita kesulitan parkir, tapi jika fasilitas memadai dan lahan parkir ada seharusnya engga perlu. Tapi jika terus berkembang dan bertambah mahasiswanya walaupun fasilitas memadai kan tidak mungkin terus menambah lahan parkir menyesuaikan mahasiswanya, jadi ya bisa digunakan saat itu.

Peneliti : jadi kalau bisa diselesaikan dengan managament manual tidak perlu ada penggunaan teknologi tersebut?

Edgardia : iya begitu.

Peneliti : tapi kalau misalkan kita liat nih, udah ada fasilitas parkir yang luas/ besar, dan harus cari parkir keliling dulu misal kalau udah terlambat gitu kan pasti akan memakan waktu, itu gimana?

Edgardia : kalau itu balik ke orangnya sih, tapi emang tidak menutup kemungkinan penggunaan teknologi itu tadi, tapi yang utama ya yang pokok dulu, itu bisa sebagai pilihan tambahan yang jika memungkinkan bisa diterapkan ya bisa diterapkan. Karena ITERA sebagai institut teknologi jadi seharusnya bisa

(17)

diterapkan atau diaplikasikan sebagai role model penggunaan teknologi/sistem seperti itu.

Peneliti : kalau untuk trasnportasinya di dalam kampus?

Edgardia : ini dari fasilitas transportasi atau infrastrukturnya dulu?

Peneliti : infrastruktur dulu baru transportasi.

Edgardia : infrastruktur dan fasilitas trasnportasi di compare sih, kalau sekarang infrastrukturnya dulu baru fasilitas transportasinya.

Peneliti : untuk infrastrukturnya harusnya bagaimana?

Edgardia : terutama jalan sih, karena jalan itu penting banget, karena fungsinya sebagai penghubung satu tempat ke tempat lain, dan sekarang mobilitasnya kan udah tinggi, dengan fasilitas sekarang jauh banget dari ideal, jalan seharusnya diperbaiki agar lebih aman dan nyaman. Dari jalan ini bisa ngaruh ke banyak hal, jika jalan diperbaiki sesuai standar bisa menghemat waktu dan biaya, penghematan biaya misal kita kelas dari jam 1-3 terus telat dan pasti akan membuat semua jadwal mundur, sehingga tidak selesai sesuai waktunya, jadi ada penggunaan-penggunaan lain seperti lampu dll.

Peneliti : berarti untuk jalan harus aman, nyaman dan menghemat waktu. Kalau untuk transportasi umum di ITERA butuh enggak kedepannya?

Edgardia : berkaca dari sekarang, saat dulu ada bis biru, tapi sekarang sudah hilang. Ini karena pertama habit orang Indonesia sih yang enggak mau ribet, sehingga kalah saing dengan transportasi online lain seperti gojek dll. Karena akses nya lebih gampang dan harganya tidak jauh berbeda maka kebanyakan orang milih gojek daripada bis. Untuk fasilitas trasnportasi sendiri dibilang butuh ya jelas butuh untuk internal kampus, seperti bis kampus atau sepeda yang bisa disewa, itu butuh sebenarnya. Tapi yang perlu digaribawahi adalah habit yang ada sekarang, takutnya jika tidak diimbangi dengan kebijakan kalah saing dengan yang lebih efektif.

Peneliti : jadi kalau menurut edgar kalau diliat dari habit sekarang, transportasi harus yang tidak ribet, langsung bisa antar-jemput dan waktunya fleksibel.

Edgardia : tapi kalau transportasi internal sendiri biasanya kan punya kelebihan sendiri untuk mahasiswanya sendiri (ex: gratis), jika dibilang butuh ya butuh banget untuk transit antar gedung, adanya transportasi internal itu akan membantu banget. Untuk yang tadi berdasarkan habit lebih ke case dari eksternal ke internal kampus dan sebaliknya. Untuk yang eksternal itu harus, kalau internal butuh tapi belum jadi prioritas banget.

Peneliti : kenapa enggak prioritas?

Edgardia : ya karena hanya di internal kampus aja.

(18)

220

Peneliti : kalau dari masterplan ITERA yang sekarang akan ada dua jalan, ada jalan utama yang masih bisa dilewati dan jalan internal yang engga bisa lagi, jadi mungkin itu yang bikin butuh tranportasi internal kampus.

Edgardia : iyaa butuh kalau begitu.

Peneliti : Butuhnya yang bagaimana supaya mau menggunakan kendaraan umum?

Edgardia : Kendaraan umumnya berupa bis biasanya ya yang bisa mengangkut banyak penumpang. Berkaca dari bis yang sebelumnya pernah ada yang paling penting itu jadwal bisnya harus sesuai sama kegiatan mahasiswa baik kuliah ataupun kegiatan ekstra lain di organisasi atau UKM.

Peneliti : jadi harus menyesuaikan ya?

Edgardia : iya, karena memang itu yang dilakukan mahasiswa di kampus jadi pergerakan mahasiswa juga berdasarkan kegiatannya kan. Kalau dia kegiatannya kuliah berarti dari satu gedung kuliah ke gedung lainnya, kalau dia praktikum berarti harus ke laboratorium.

Peneliti : Untuk lokasi pemberhentian bisnya gimana sebaiknya?

Edgardia : Pemberhentian bis gak kalah penting sih, karena kalau bis berhenti di lokasi yang sepi mahasiswa untuk apa kan. Jadi bis harus ada di lokasi yang banyak mahasiswanya, ada satu halte yang mudah diakses dengan jalan kaki. Kalau kejauhan mahasiswa juga jadi malas jalan kesana lebih baik naik motor aja yang diparkir didepan gedung.

Peneliti : Kan Edgar berasal dari luar kota, luar pulau bahkan sering pulang kampung biasanya pakai kendaraan apa?

Edgardia : iya gue di depok, biasanya pulang ke rumah rame rame sama temen naik motor atau naik bis.

Peneliti : Nah karena naik bis perlu ga sih ada bis yang menghubungkan ITERA dengan terminal bis rajabasa misalnya?

Edgardia : butuh banget itu, karena pasti banyak mahasiswa yang ngekos di sekitar ITERA itu asalnya dari luar kota. Kalau mau pulang kampung mereka pasti kalo ga pakai kendaraan pribadi ya pakai kendaraan umum, tapi nyatanya sekarang belum ada

Peneliti :Tapi intinya dibutuhkan ya?

Edgardia : Iya, selain itu juga kalau ada kendaraan umum yang lewat disekitar lingkungan kampus itu bisa mengangkut mahasiswa juga karena kan banyak mahasiswa yang ngekos disekitar kampus, jadi mereka gak perlu bawa kendaraan lagi ke kampus

Peneliti : Oke, jadi hasilnya kendaraan bermotor dikampus lebih sedikit ya?

Edgardia : Bener, dikampus bisa pakai kendaraan umum juga. Sekarang kan udah ada tuh bis ITERA yang selalu keliling antar gedung kuliah, itu bisa dimanfaatin

(19)

lebih ramah lingkungan juga. Soalnya rasanya aneh kalau sedikit sedikit harus pindah gedung bawa motor.

Peneliti : Nah, menurut kamu kalau bis sudah apa aja sih yang bikin mahasiswa nyaman naik bis?

Edgardia : Itu tadi sih, harus jelas dulu keberadaan bisnya. Kapan dia beroperasi, jam berapa aja, tujuannya kemana aja jadi mahasiswa yang mau pakai bis bisa mengira ngira harus siap siap jam berapa dan nunggu dimana. Bisnya juga harus tepat waktu, kalau memang sudah ada jadwalnya jangan sampe ngaret soalnya bisa bikin terlambat masuk kelas

Peneliti : Berarti yang paling penting harus memperhatikan waktu kuliah ya? Supaya ga terlambat?

Edgardia : iya kan kita ke kampus untuk kuliah yang paling utama, meskipun ada juga kegiatan lain kayak praktikum atau kegiatan himpunan kan tapi yang semua mahasiswa lakuin itu pasti ke kampus untuk kuliah jadi disesuain jadwal bis dan jadwal kuliahnya

Peneliti : Daritadi kan ngomongin bis nih ya, tapi apakah udah cukup dengan adanya bis aja di kampus atau perlu ada kendaraan alternatif lain?

Edgardia : Sepeda sih yang paling memungkinkan. Diluar negeri juga udah banyak kampus yang nyediain sepeda gitu kalo ITERA bisa kayak gitu pasti keren banget. Cuma untuk saat ini liat jalanan ITERA yang masih batu batu besar ya belum bisa diterapin, karena pasti jadi malas mahasiswa kalau pakai sepeda di jalan kayak gitu, kalo bisa dibagusin dulu deh

Peneliti : Jadi sebelum nyediain fasilitas sepeda jalan sebagai dasarnya dulu ya dibenerin?

Edgardia : iya

Peneliti : Nah menurut kamu kalau udah disediain nih jalanan dan udah bagus juga butuh ga sih ada jalur khusus bagi sepeda?

Edgardia : Pasti butuh, contoh aja di kota kota biasanya ada di pinggir jalan besarnya jalur khusus sepeda. Kalau ga ada itu kasihan pengendara sepedanya soalnya rawan kecelakaan. Sepeda kan lebih lambat tuh geraknya, biasanya sih kasusnya sepeda ditabrak motor gitu, jadi supaya gak bercampur antara motor yang ngebut ngebut dan sepeda lebih baik dikasih jalur khusus

Peneliti : Sepeda itu menurutlu harus disediain kampus atau bawa masing masing?

Edgardia : Bawa sendiri bisa, tapi kampus harus sediain juga karena gak semua mahasiswa punya sepeda dan gak semua mahasiswa itu bisa naik sepeda dari rumah banyak juga mahasiswa yang asalnya dari bandar lampung dan rumahnya jauh jauh, kalau naik sepeda keburu basah keringet mereka

Peneliti : Jadi ada sewa sepeda gitu ya di kampus?

(20)

222 Edgardia : Iya

Peneliti : Oke deh, sekarang kalau jalan kaki. Dari kamu sendiri kalau suruh jalan kaki antar gedung ITERA mau ga?

Edgardia : Waduh, untuk saat ini sih misalkan disuruh jalan kaki dari GKU ke gedung E siang siang kayaknya ga kuat sih soalnya panas banget. Itu tadi kenapa dikit dikit mahasiswa pada pakai kendaraan pribadi kalau mau pindah gedung karena udah jauh panas juga

Peneliti : Jadi kendalanya cuaca panas ya? Kalau gitu apa sih yang bikin kamu nyaman dan mau berjalan kaki?

Edgardia : Iya, panas. Yang bikin nyaman sih di sepanjang jalurnya banyak pohon peneduh, itu bisa diterapkan nanti sih kalo ITERA udah jadi forest kampus.

Setelah itu kalo bisa ada tempat duduk juga jadi kalau cape jalan kaki bisa istirahat sambil ngobrol sama temen temen.

Peneliti : Kalau kegiatan yang sampai malam di kampus perlu di sediain kendaraan umum juga ga?

Edgardia : untuk keamanan butuh sih, apalagi kalau kegiatan sampai malam kan ada mahasiswi itu khawatir kalau pulang sendirian. Sekarang udah banyak ojek online yang bisa melayani sampai malam sih, Cuma kalau dari kampus menyediakan ya lebih bagus dan terpercaya kan.

Peneliti : Kalau untuk mobilitas bagi penyandang disabilitas perlu diperhatikan ga sih menurut kamu?

Edgardia : Untuk yang menderita cacat gitu ya? Sebenernya gak Cuma yang cacat aja sih, ada juga yang berkebutuhan khusus seperti lansia atau atau staff yang sedang mengandung itu juga perlu disediakan fasilitas mobilisasi yang memudahkan bagi mereka. Tapi sejauh ini sih belum ada di ITERA, atau emang aku yang ga tau

Peneliti : Okay sudah dulu sampai sini. Terimakasih ya waktunya Edgardia : Okay, sama sama

Narasumber : Abdul Gofar

Gofar : Abdul Gofar dari Teknik Lingkungan 2016, ketua Himpunan Teknik Lingkungan dari mei 2018

Peneliti : Penelitian gue tentang manajemen pergerakan di ITERA dalam smart campus. ITERA dengan tagline smart, friendly, and forest campus belum terwujud jadi mau mengidentifikasi pergerakan di ITERA yaitu pergerakan barang, manusia, dan informasi berdasarkan perpektif anda sebagai manusia.

Dari gofar sendiri di kampus apa yang belum terpehuni dari kampus untuk mahasiswa secara umum?

(21)

Gofar : Secara umum prasarana yang belum terpenuhi. Menurut saya ITERA hanya berfokus ke sarana saja yaitu gedung, laboratorium, ya sarana pembelajaran lah. Menurut saya ITERA belum berfokus pada prasarana padahal menurut saya sarana dan prasarana saling melengkapi. Kalau untuk membangun sarana ya prasarananya dulu lah yang dibangun. Contohnya saja jalan dan drainase, jalan masih berdebu kalau hujan becek dan drainase yang belum baik jadi masih terjadi banjir saat musim hujan. Itu sebenernya hal sepele tapi meresahkan, kita sebagai mahasiswa disinikan berhak mendapatkan itu ya, nah kalau misalkan orang lain datang nih pasti citra ITERA langsung jelek. Kalau orang yang belum pernah dateng ke ITERA pertama kali dateng pasti kesan mereka ih ITERA itu debu ya, ih ITERA itu becek ya langsung inget kesitu aja. Jadi dari luar kelihatan bagus dari dalam keliatan jelek banget gitu.

Peneliti : Nah kalau dari prasarana sendiri menurut bang gofar masih kurang itu apa aja secara detail?

Gofar : Jalan, Jalan raya gak bagus karna gak di aspal. Kalau gue baca baca kan anggaran untuk ITERA 2018 140 M dan di tahun 2019 itu sampai 90 miliyar ini gue tau karna sering kumpul sama KM, masak jalanan yang 500 meter aja kan gak kebangun kan lucu. Menurut saya jalan itu yang harus diprioritaskan duluan.

Peneliti : dari jalan mungkin memang saat ini belum dibangun sekarang, tapi udah ada lokasi dan lahan. Melihat dari luasan rencana jalan sekarang gimana?

Gofar :sebenernya sudah mencukupi dari kuantitasnya, tapi kualitasnya belum karna belum diaspal dan belum ada drainasenya supaya kalau musim hujan gak banjir

Peneliti : Berarti masih ditemukan adanya banjir di ITERA?

Gofar :Iya di persimpangan dari gedug D menuju GKU kan banjir tuh. Belum parkiran di gedung D banjir juga, dan parkiran di gedung E yang masih tanah becek dan licin bisa bikin jatuh. Jadi hanya gedung aja yang terbangun tapi prasarana belum diperhatikan.

Peneliti : Menurut bang gofar kenapa masih ada banjir?

Gofar : kejelasan di masterplan pun belum ada jelas desain drainasenya. Harusnya air dibuang ke embung, sebagai resapan air. Gue juga bingung di kantin kantin gak ada IPAL, tapi langsung dibuang ke embung C dan D. Terus kita gatau juga Lab ini dibuang kemana air limbahnya. Jadi kita gatau gitu ITERA bangun gedung tapi fasilitas pendukung lainnya belum ada. Harusnya da IPAL dulu biar ga mencemari lingkungan.

Peneliti : Nah kalo misalkan untuk transportasi kan ada kendara umum dan parkir.

Kalo untuk parkir

Gofar : Dari parkir yang bagus di GKU doang sih, gue sih pengennya ada atep biar motor gak ganti warna tapi setidaknya di aspal supaya gak becek. Di gedung C

(22)

224

dan D juga bagus sih karena udah diaspal tapi saat musm kemarau berdebu dan kalau musim hujan banjir. Jadi parkir yang baik tuh minimal gak becek dan memperhatikan aspek lingkungan kayak angin dan banjir karna pas ujan banyak motor yang jatoh karna angin dan banjir. Gue pengennya ada atep dan masuknya pakai kartu seperti di Unila jadi gak perlu repot repot ngeluarin STNK.

Peneliti : Tapi kalau dari ketersediaanya luasan udah merasa cukup?

Gofar : GKU cukup gedug E cukup, gedung C dan D ga cukup Peneliti : pernah gak sih ngalamin kesulitan mencari parkir?

Gofar : pernah di gedung C D itu karna kecil banget itu kalo ga parkir di aspal ya di tanah kalo ujan becek

Peneliti : pengen gak sih ada sensor atau aplikasi atau densor yang

Gofar :menurut gue oke boleh boleh aja bisa,tapi ITERA kan luas jadi bisa dilihat dengan mata kecuali kalau parkir dengan sistem gedung. Kalo parkir dengan halaman luas gaperlu pakai seperti itu. Karna kalo gue kan orang bekasi di sana udah padet dan parkirannya pakai gedung.

Peneliti : Kitakan liat rencana kedepan dengan populasi yang lebih nambah, dengan Gofar : menurut gue kalo mahasiswa membludak dan motor membludak pasti

ITERA nerapin kebijakan transportasi umum

Peneliti : gimana menurut bang gofar kalau kebijakan itu diterapin? Setuju ga?

Gofar : mau mau aja asal kayak ugm, masuk ugm jalan kaki tapi disetiap gedung ada sepeda jadi ke gedung gedung naik sepeda sepedanya punya UGM. Jadi nanti kita naik sepeda A parkir di gedung trus nanti spedanya dipake orang. Itu bisa di ITERA dengan syarat udah forest kampus udah adem karena panas di ITERA. Dari gerbang utama ke gerbang belakang itu bisa sampai satu jam lebih kalo jalan kaki biasa. Gausah jauh jauh dari gerbang besi ITERA ke gerbang utama aja setengah jam. Tapi bagus buat mahasiswa, karna mahasiswa butuh olahraga juga lewat kegiatan itu. Kalau kita seminggu gak olahraga pengennya rebahan terus kayak udah tua, tapi kalo sering gerak enek badan gak ngerasa cape.

Peneliti : nah kalo keamanan dan pengawasan di lingkungan ITERA udah cukup belum atau pernah ada kejadian kehilangan

Gofar : hape temen di dashboard motor di parkiran. Tapi biasanya saat parkiran sepi satpam keliling untuk ngecekin dashboard. Trus pernah juga ada kejadian helm, keilangan helm posisinya ada satpam harga 500 ribu baru beli hilang.

Langsung dibuka grup jual beli helm di bdl gataunya pas diketemuin satpam yang jual. Itu berarti jumlah banyaknya satpam belum tentu menjamin keamanan.

Peneliti : Nah sekarang mobilitas atau transportasinya

(23)

Gofar : kembali lagi ke awal kalau jalan mulus mau jauh juga gak masalah. Coba kalo jalan mulus gaada keluahaan paling panas doang.

Peneliti : trus kalau kendaraan umum dari luar ke ITERA

Gofar : mungkin kalau kedepannya butuh sih untuk menurunkan jumlah kendaraan, bisa sih dicontoh kayak UI dan UGM

Peneliti : Ini kalau di masterplan juga udah diperlihatan

Gofar : naik sepeda bisa, tapi kalau jalan kaki lumayan memakan waktu juga bisa sampai setengah jam antar gedung.

Peneliti : Berarti perlu ada titik titik parkir kan?

Gofar : iya itu kalau motor, tapi kalau bis berarti harus nunggu. Kalo bisa sih bisnya selalu muter kayak sistem busway. Masa iya kita harus nunggu bisnya dateng misalkan jam 3, padahal kita dari jam 2 udah nunggu.

Peneliti : kemudian kalau bisnya sudah tersedia menurut bang gofar dimana pemberhentiannya harusnya?

Gofar : karena ITERA lahannya luas jadi harus ditentuin lokasi pemberhentian bisnya yang bisa diakses dengan jalan kaki. Misalkan di antara beberapa gedung kuliah ada satu halte, jadi mahasiswa tinggal berjalan kaki kesana, gak harus disetiap gedung berhenti gak efisien jadinya.

Peneliti : oke, selain itu butuh ga ada kendaraan alternatif lainnya?

Gofar : iya contohnya sepedah, scooter gitu misalkan kayak grab wheel, atau skateboard

Peneliti : jadi menurutlu yang transporasi umum tuh harusnya yang baik itu efektif dan efisien transportasi yang bisa melayani kapanpun

Gofar :iya semua jenis kendaraannya harus bisa melayani kapanpun. ya kalo sistemnya dia bus, degan jam jam tertentu tadi berarti harus terintegrasi dengan sepedah juga mau ga mau.

Peneliti :Jadi mau lu adalah bisa yang bisa melayani

Gofar : kalo dia gaada sepedah muter terus, kalo terjadwal harus ditambah alternatif lain.

Peneliti : trus kalau kemarin kan udah pernah tuh ada bis, kenapa lu ga minat?

Gofar : karena ITERA gak mendukung. Dia mau nerapin kita jalan kaki tapi ITERA nya masih gersang. Harusnya ditanemin pohon dulu Trembesi, Beringin, jadi kita enak ngilangin stress juga itu jalan kaki

Peneliti : tapi itu kan didalam kampusnya, kalau bis kemarin kan dari luar ke ITERA.

Nah kalau

Gofar :iya dong, jalan primer aja yang dilewatin bis jalan kecilnya engga. Berarti kita harus tetep jalan dong ke bisnya. Trus masalah waktu juga gajelas banget

(24)

226

Peneliti : sekarang kan ada 10 bantuan bis dari kementrian perhubungan dan direncanakan untuk jadi smart BRT. Cuman masalahnya itu tadi mahasiswa butuhnya yang gimana?

Gofar : kalo yang bawa motor ngapain naik bis, lama lagi abis naik bis ambil motor lagi. Tapi kalo yang buat jalan kaki diuntungin banget.

Peneliti : karna itu tadi ITERA bakalan nerapin green campus, dan gak semua jalan bisa dilewatin kendaraan pribadi

Gofar : mungkin kayak ITB kita parkir diluar, bisa aja diluar kampus jadi tempat parkir.

Peneliti : iya jadi nanti didalam kampus ada titik titik parkir setelah itu mahasiswa naik transport umum.

Gofar : Oh berarti nanti ada titiknya bisa parkir disini? Ya gapapa kalau gitu. Karena nantikan ada orang orang yang mau main ke embung main ke kebun raya parkirnya ga usah jauh jauh banget.

Peneliti : jadi masyarakat luar juga harus diperhatikan?

Gofar : iya. Karna bagian friendlynya kan harus ramah untuk masyarakat sekitar Peneliti :karna nanti kalau misal gaada kendaraan umum didalam kampus semakin

lama bakalan banyak dampaknya dong di kampus? Jadi kalo misal ada transport

Gofar : iya mendukung asalkan ada terus sesuai kebutuhan kita. Baik kendaraan bermotor maupun engga

Peneliti :nah terus untuk kalaupun ada bis nantikan ada penjadwalannya, perlu gak itu dibuat dalam sistem aplikasi

Gofar : perlu sih, jaman sekarang semuanya harus mudah diakses online karna mahasiswa sangat bergantung pada penggunaan hape.

Peneliti : Informasi yang ada dalam aplikasi itu apa saja? Dan kenapa perlu informasi itu?

Gofar : yang pertama list jadwalnya, jadi mahasiswa bisa estimasi kapan harus cari bus dan nyesuain sama kegiatan dikampus. Kemudian informasi halte terdekat, jadi dia tau kemana dia harus cari bisnya. Sama rute gak kalah penting, karna kalau tau rutenya jadi tau bis ini lewat tujuan kita atau engga.

Peneliti : menurutlu apa aja yang harus dihubungkan paling urgent dari bagian didalam kampus apa aja

Gofar : kelas, prodi, masjid, kantin

Narasumber : Ahmad Audli Natakusuma

Natakusuma : Ahmad Audli Natakusuma PWK 16

(25)

Peneliti : Nah sekarang ke lingkungan dan parkir? Anda pakai kendaraan apa kalau ke kampus?

Natakusuma : Saya bawa mobil

Peneliti : apakah sudah terpenuhi kebutuhan anda terhadap parkir di kampus dari ketersediaan parkirnya, akses parkirnya?

Natakusuma : karna saya di GKU terus, menurut saya aksesnya belum mencukupi karena jalan masih tanah banyak jalan bolong, berbatu, dan berdebu. Itu merusak ac saya, buruk untuk mobil dan karena minim pohon untuk peneduh juga bisa merusak mobil karena mobil terlalu panas didalamnya. Nah untuk parkirnya sendiri kalau di waktu yang padat masih kurang, karena sering saya temui orang yang parkir di samping selokan sebelum masuk gedung kalau ramai ga cukup, tapi karena sekarang udah ada tambahan lahan parkir lagi ya sudah lumayan cukup. Tapi karena masih ada ujian CPNS jadi kurang memadai.

Peneliti : Untuk keamanan perlu gak menunjukan stnk gak seperti parkir motor?

Natakusuma : engga, ga perlu Cuma yang jadi masalah itu ketertiban pengguna parkir karna kadang kalau parkir udah penuh jalan yang mereka pakai jadi tempat parkir mereka pakai lahan yang bukan untuk parkir jadi tempat parkir. Jadi susah untuk keluar bener bener Cuma satu kendaraan untuk lewat.

Peneliti : memang gaada garis parkirnya di lokasi parkir?

Natakusuma : ada sih, Cuma gabisa disalahkan juga sih karena gaada peraturannya tapi lebih kepada menjaga ketertiban ajasih karena inikan barang publik.

Peneliti : saat parkir penuh berarti anda harus meluangkan waktu lebih kan untuk mencari parkir sementara anda mau berkuliah terlambat atau bagaimana? Itu masalah ga?

Natakusuma : engga juga sih, menurut saya kalau telat ya itu tanggung jawab pribadi masing masing sih lagipula kalau memang sulit cari parkir bisa pakai lokasi parkir lain misalkan yang sebelum masuk ke gku dipinggir jalan.

Peneliti : tapi perlu ga menurut anda ada sistem yang bisa nunjukin dimana lokasi parkir parkir yang kosong?

Natakusuma : saya rasa, perlu ga perlu sih. Karena pertama belum seramai itu, meskipun dimasa depan justru saya harap ga semakin banyak kendaraan yang masuk ke ITERA tapi kalau saya rasa mungkin lebih baik ketimbang hal itu seperti beberapa lokasi di Bali parkiran kendaraan itu sekitar 200 m dari gedung.

Peneliti : kenapa gitu?

Natakusuma : Jadi mahasiswa jalan, karena yang pertama untuk estetika gedung, jadi di halaman gedung bukan untuk tempat parkir tapi bisa dibuat adanya gazebo disana. Itu lebih ideal contohnya di GKU ada gazebo dan parkir kendaraan digeser aja.

(26)

228 Peneliti : selain estetika ada maksud lain ga?

Natakusuma : selain estetika tentu habit, karena minim bergerak kalau jalan kaki jadi lebih sehat karena saya merasakan sehatnya berjalan kaki.

Peneliti : Tapi semua orang ga berpikiran seperti anda

Natakusuma : iya justru itu lewat hal ini kita bangun di lingkungan kampus dan menanamkan sifat itu ke mahasiswa.

Peneliti : intinya kalau parkir mobil hanya perlu peneduh kanopi dan ketertiban ya?

Natakusuma : iya dua hal itu yang paling penting

Peneliti : sekarang untuk smart mobility dan transportasi, saat ini transportasi yang Natakusuma : udah otw sih karena udah ada bis tayo yang baru tapi berhentinya masih suka

sembarangan, mengganggu lalu lintas kalau saya mau lewat suka saya klaksonin. Cuma itu tadi kalo memungkinkan adanya fasilitas parkir dan adanya sarana pejalan kaki nanti di kampus kita parkir kendaraan kita setelah itu untuk perpindahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam kampus pakai bis saja.

Peneliti : nah aku juga mau jelasin masterplan ITERA, akan ada dua sirkulasi jalan besar adalah jalan yang bisa dilewati kendaraan pribadi, sementara yang lebih kecil adalah jalur bebas kendaraan bermotor

Natakusuma : iya sebaiknya bus berputar mengikuti sirkulasi utama kampus jadi datangnya rutin, terjadwal, intensitasnya juga jangan sampe lebih dari 5 menit di jam padat, yang menyesuaikan dengan jam padat untuk membuat mahasiswa disiplin dan mengurangi polusi juga.

Peneliti : tapi perlu tidak adanya sistem yang bisa mendeteksi pergerakan bisnya?

Natakusuma : gaperlu sih cukup dibuat estimasi waktu kedatangan bisnya aja. Karena kalau gini kan mahasiswanya enak bisa nyesuain waktu dengan bisnya. Tapi kalau ada sistem perlu untuk mengetahui jadwal dan persebarannya

Peneliti : untuk internal kampus berarti butuh bis ya untuk kendaraan massal Natakusuma : Scooter juga bagus tuh, grab wheel.

Peneliti : kalo ada carpool gimana?

Natakusuma : ya kalo aman membawa orang asing gapapa, kecuali kalo dia rame rame nanti kita dijebak. Tapi kalo safety dan murah oke. Apalagi kalo yang nebeng cakep haha. Tapi saya kurang setuju sih, bis aja cukup. Sepeda elektrik banyakin dan scooter.

Peneliti : ada syarat tertentu gak untuk lingkungan yang

Natakusuma : ga ada sih yang penting sistemya online aja, tinggal abistu orang bisa makai.

Peneliti : harus banyak gak kendaraan alternatif dalam kampus?

(27)

Natakusuma : menurut saya yang roda dua aja yang zero emisi. Poinnya yang penting..karna lucu aja kalo dari tiap gedung perpindahan dikit dikit pakai kendaraan bermotor

Peneliti : kalo manajemennya ada prefer yang gimana? Yang online atau gimana?

Natakusuma : iya saya prefer yang online. Didalemnya ada informasi tentang titik henti atau halte, ketersediaannya dimana lokasi untuk menjangkaunya

Peneliti : untuk aksesibilitas dari dalam keluar kampus perlu ga ada transportasi publik juga?

Natakusuma : itu akan sangat membantu sih bagi mahasiswa yang tidak punya kendaraan dan tinggal disekitar lingkungan kampus. Bisa mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang dibawa ke kampus juga karena ga perlu bawa motor atau mobil lagi kalau sudah naik bis dari rumah.

Peneliti : tapi kalau transportasi internal juga penting?

Natakusuma : Iya penting satu moda aja keluar masuk, yang penting antar gedung. Dan dengan adanya moda transportasi umum bisa mengurangi polusi.

Peneliti : bagaimana dengan pedestrian?

Natakusuma : iya itu jelas kewajiban yang hakiki. Yang harus ada troroar, jalur sepeda, dan kanopi. Bentuknya bener bener kanopi antar gedung. Kecuali jalan kampus dilewati jalan arteri jadi gausah pakai kanopi. Yang penting pedestrian yang bagian gedung antar kegiatan, karena pedestrian kan menghubungkan antar pusat kegiatan.

Peneliti : untuk biaya transportasi umum?

Natakusuma : ya jangan yang mahal, tapi profitable untuk kampus dan mahasiswa.

Menurut saya adanya pedestrian dan sepeda bisa jadi ajang rekreasi juga untuk mahasiswa.

Peneliti : dengan kendaraan alternatif itu relatif lebih lambat dong?

Natakusuma : nah iya oleh karena itu perlu adanya jalur khusus bagi kendaraan non motorized contohnya di samping jalur pejalan kaki, supaya gak terhambat.

Peneliti : oke, sekarang untuk lingkungan ITERA sendiri menurut lu udah inklusif atau belum?

Natakusuma : Belum, belum keliatan sih unsur inklusifnya

Peneliti : Tapi butuh gak perencanaan lingkungan kampus yang inklusif itu?

Natakusuma : Di masa depan gak menutup kemungkinan mahasiswa di ITERA akan lebih beragam termasuk mahasiswa yang menyandang disabilitas. Jadi sebelum semua bagian ITERA dibangun menurut gue penting untuk menyertakan pembangunan inklusif

(28)

230 Narasumber : RR Debora Chrisya AP

Peneliti : Caca bawa kendaraan apa ke kampus?

Chrisya : aku ga bawa motor yang bawa motor temen aku.

Peneliti : Nah kebetulan banget jadi aku mau nanya tentang transportasi, yang pertama parkir

Chrisya : menurut aku parkir gak adil banget, jadi waktu itu fasilitas dasar lahan parkirnya belum memadai waktu itu aja kita harus parkir di tanah dan jembatan menuju parkirnya pun berlubang jadi harus lewatin genangan air dulu. Tapi aku ngerasanya gak adil karena parkiran yang bagus hanya untuk dosen dan mobil, mungkin karena kita mahasiswa ya. Padahal harusnya dilihat kapasitasnya, lebih banyak yang pakai kendaraan bermotor, jadi harusnya di prioritaskan untuk yang banyak penggunanya. Contohnya aja kalau lagi ada seleksi cpns itu, kita yang dipindahin parkirnya, saat kita udah mau parkir di tempat biasanya malah di bilang sana..sana.. parkir disana, sementara pas udah pindah ke tempat parkir lainnya itu beneran gaada yang urusin yaudah akhirnya kita parkir asal asalan.

Peneliti : parkir yang ideal menurut kamu?

Chrisya : tertib dan harus ada yang kontrol, jadi kalau mau nyimpen motornya, karna ada yang parkir renggang renggang kan yang lain jadi gabisa parkir. Jadi satpam satpam tau kan tuh jam ramainya kapan, nah saat sepi satpam rapihin motonya jadi nanti kalo ada banyak mahasiswa mau parkir lagi udah rapih.

Peneliti : jadi peran satpam disini besar ya dalam kegiatan parkir. Gimana kalau pakai cara yang lebih modern seperti melalui sisem

Chrisya : hmm sebenernya kalau ada sistemnya bagus, tapi gatau gimana.

Peneliti : kalau bikin garis garis parkir?

Chrisya : gak ngaruh sih, karena itu ngaruhnya untuk mobil. Lebih ke manusianya sih Peneliti : kalau misalkan ada sensor yang bisa nunjukin lokasi parkir yang kosong?

Chrisya : iya itu permasalahan nya, memang sih luas parkirnya besar dan capek di satpamnya, kalau misalkan memang ada sistem pasti bakalan membantu banget, nah tapikan memang sebelum ada sistem juga ketertiban parkir kan memang tanggung jawab satpamnya. Kalau ada sistem berarti itu akan mempermudah satpam, jadi dia bisa tau oh kamu disini... kamu disini... jadi kita bisa cepet dapet tempat parkir. Karna sering kalo satpamnya gak rapihin lahan parkirnya, kadang dia bilang tuh didalem ada tapi pas udah sampe dalem ternyata gak ada kan balik lagi, cari lagi, akhirnya terlambat masuk kelas.

Peneliti : ada kendala lain ga?

(29)

Chrisya : itu sih cek stnk, kalo bisa diganti. Di Unila tuh sebelum masuk kampus ada plang plang gitu mungkin bisa kalau cek stnk lewat situ, atau pakai kartu tanda mahasiswa itu akan lebih mempermudah kinerja satpamnya, jadi satpam bisa lebih fokus pada ketertiban dan keamanan kendaraan. Karena cek pakai stnk itu bikin satpamnya ribet sendiri dan pintu masuk parkiran jadi macet, dan kalau udah ribet kayak gitu baru deh nanti satpamnya asal asalan aja bolehin mahasiswa yang parkir keluar masuk. Dan juga kalau pakai alat itu lebih objektif, karna kalau pakai alat itu gak pandang buluh. Soalnya kalau satpam biasanya mereka kalau kenal sama orangnya langsung dibolehkan lewat tanpa melewati prosedur pengecekan dulu.

Peneliti : perlu ga pengecekan itu?

Chrisya : perlu sih, karena ada motor ilang didalam ITERA dan helm juga jadi untuk keamanannya.

Peneliti : untuk fasilitas parkir ada lagi ga kendalanya?

Chrisya : yang penting jalan menuju parkir dan lahan parkirnya bagus aja, bukan tanah udah cukup

Peneliti : Kan caca gak pakai kendaraan pribadi ya, selama ini kesulitan ga untuk akses ke kampus?

Chrisya : Sulit banget, karena aku bukan tipe orang yang suka pakai kendaraan pribadi.

Karena aku kalau di Jakarta selalu pakai kendaraan umum, ada busway dan lain lain dan disini gak ada angkot. Dulu aku pas TPB sampe sempet berinisiasi apa bikin alat aja ya, karna aku pernah nanya ke abang abang bis kenapa gaada bis lagi, alasan mereka karena mereka gatau kalau ada penumpang, makanya aku mikir untuk bikin alat pemberitahuan kalau ada penumpang di halte. Karna dulu aku pernah nunggu bis di pinggir jalan sampai satu jam bisnya gak lewat lewat.

Peneliti : sekarang kan ada bantuan bis dan memang belum beroprasi maksimal.

Chrisya : kan jalurnya udah ada tuh, berarti tinggal bikin halte haltenya aja. Karena bakalan irit bensin juga kalau mereka ngelewatin tiap halte, tapi kalau mereka tahu dimana penumpangnya jadi langsung di hampirin. Kalau di KRL kan ada aplikasi KAI, kan bisa tau keretanya udah sampe mana jadi kita bisa tau bisnya udah datang belum. Kalau pun memang harus nunggu di halte, mereka harus tau jam jam kita kuliah jadi harus dijadwalkan bisnya sesuai dengan waktu waktu perkuliahan jam 7, jam 9, ,jam 10, jam 12, jam 1, jam 3, dan jam 5 deh terakhir.

Peneliti : jadi inovasi yang harus ada menurut kamu gimana?

Chrisya : penyesuaian jadwal berangkat dan pergi mereka, jadi kalau di bandara itu ada jangka waktunya 30 menit sekali. Jadi bagusnya kalau ada aplikasi yang bisa tau dimana lokasi bisnya berjalan.

Referensi

Dokumen terkait

tujuan dan pandangan yang jelas dalam membidik masa depan mereka, memiliki prinsip dan kepercayaan yang tinggi dalam kehidupannya. keuntungan bagi umat adalah

OUT LINE PEDOMAN KEPALA SEKOLAH DALAM PIGP..

Kemudian pada hari ke pertumbuhan miselium jamur merang memiliki rata-rata pertumbuhan yang paling besar, juga pada konsentrasi tepung jewawut 15% dengan diameter

SUNGAI LAIS KECAMATAN SAMBUTAN (BANKEU PROV. P-APBD 2015). UNIT LAYANAN PENGADAAN

Jika buah sudah masak pada individu pohon yang telah terpilih, maka dapat dilakukan pengumpulan buah dengan cara memanjat atau menjatuhkan buah dengan alat galah, buah dikumpulkan

If the research message encryption using AES algorithm produces the output with time varying time consumption as well as file encryption using the

kumuh dilihat dari pemenuhan kebutuhan warganya. Aspek pembangunan bidang agama yang diharapkan oleh warga di lingkungan kumuh berdasarkan kebutuhan-kebutuhan mereka

Dari hasil tersebut diketahui bahwa ( p <0,05), sehingga dapat dinyatakan terdapat pengaruh yang positif pada promosi kesehatan tentang kanker serviks terhadap minat