• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

23 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literatur Review

Literatur review merupakan uraian yang berisi teori, temuan dan bahan yang digunakan untuk penelitian sebagai acuan kegiatan penelitian. Pada bab ini akan membahas terkait dengan ulasan, rangkuman, maupun pemikiran penulis dari sumber pustaka yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas. Adapun beberapa literatur penelitin terdahulu yang memiliki kesamaan dengan topuk bahasan penelitian, akan dijadikan peneliti sebagai referensi dalam mendukung hasil penelitian.

Teori dan konsep yang dibangun peneliti dalam menjelaskan Efektivitas Program Pengelolaan Parkir Berbasis Elektronik Dalam Mengatasi Pungutan Liar. Sebelum menjelaskan terkait penggunaan konsep dan teori, peneliti menyajikan literatur review yang dimana terdapat penelitian terdahulu yang menggunakan teori yang sama. Menggunakan teori Budiani, Sutrisno, dan Siagian terkait efektivitas program yang merupakan perspektif dalam implementasi pengelolaan parkir berbasis elektronik agar meminimalisir pungutan liar di Kota Balikpapan. Sedangkan terkait dengan penelitian terdahulu, yang menggunakan Teori Efektivitas Program. Berikut beberapa literatur penelitian terdahulu :

Peneliti terdahulu terkait efektivitas program pengelolaan parkir berbasis elektronik dalam mengatasi pungutan liar sangat jarang ditemui. Sehingga peneliti melihat beberapa referensi peneliti terdahulu dari beberapa metode konsep efektivitas program pengelolaan parkir berbasis elektronik. Selain itu terdapat beberapa penelitian yang lebih menekankan terhadap peran Dinas Perhubungan dalam pengadaan barang, mesin parkir elektronik sebagai upaya terciptanya transparansi pendapatan asli daerah retribusi parkir. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang peneliti sajikan:

Peneliti menemukan kesamaan objek yang diteliti dalam skripsi, atas nama Rizky Pradipta, Dra. Dyah Hariani, MM (2018), yang dimana dalam peneliti tersebut berjudul Efektivitas Program Terminal Parkir Elektronik (TPE) di DKI

(2)

24 Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan efektif bahwa pengelolaan parkir berbasis elektronik ini diperlukan Efektivitas Program yang baik dengan mengukur 5 aspek : Pemahaman Program, Sosialisasi Program, Tujuan Program, Perubahan Nyata, Sistem Pengawasan.

Temuan peneliti dalam penelitian terdahulu atas nama Desak Putu Mery Astusi, Gusti Ayu Ketut Rencana Sari Dewi, I Putu Julianto (2019), yang dimana dalam penelitian ini berjudul Analisis Efektivitas Penggunaan Sistem E-Parking Dalam Pembayaran Retribusi Parkir di Kabupaten Tabanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi pada penggunaan sistem e- parking dalam pembayaran retribusi parkir yang telah dirancang sedang berjalan baik sehingga pendapatan retribusi parkir bisa langsung disetorkan ke tempat penyetoran kas daerah yaitu Bank BPD. Sehingga pengelolaan parkir menjadi transparansi dengan baik.

Penelitian oleh Bibsya Akhmaruddinnas Wildan (2019), yang dalam penelitian ini berjudul Penerapan Program Terminal Parkir Elektronik Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Dari Retribusi Parkir.

Hasil penelitian ini adalah bahwa mekanisme penerapan ini di atur dalam Peraturan Daerah Undang-undang No.23 Tahun 2014 Tentang Otonomi Daerah dan Undang-undang No.33 Tahun 2004 Tentang Pemberian Wewenang Untuk Mengelola Pendapatan Asli Daerah. Dengan kebijakan terminal parkir elektronik mampu meningkatkan pendapatan asli daerah dalam bidang retribusi parkir di Kota Bandung.

Penelitian selanjutnya oleh Roni Nur Rahman, Budi Ispriyarso, F.C Susila Adiyanta (2019), yang dalam penelitian ini berjudul terkait Penerapan Parkir Elektronik (E-Parking) di Kota Surakarta Sebagai Implementasi Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 910/1867/SJ Tentang Implementasi Transaksi Non Tunai Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Dari penelitian bahwa kebijakan ini dimaksud untuk mengatasi adanya kebocoran pendapatan asli daerah (PAD), serta mengurangi adanya praktik pemungutan liar berupa penarikna tarif parkir yang tidak sesuai dengan tarif yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surakarta.

(3)

25 Penelitian selanjutnya oleh Ulfi Dwi Nur Utami (2019), yang dalam penelitian ini berjudul terkait Efektivitas Program Mesin Parkir Elektronik di Kota Bandung. Dari penelitian ini bahwasanya peneliti menggunakan 5 indikator/aspek yaitu : effort (upaya), cost-efficiency (efisiensi biaya), result (hasil), cost-effectiveness (biaya efektivitas), dan impact (dampak). Dalam hal ini terlihat dari sosialisasi dan koordinasi dengan pihak lain masih belum maksimal dan menimbulkan dampak negatif bagi juru parkir.

Penelitian selanjutnya oleh Rizka Aulia Rahman (2019), yang dalam penelitian ini berjudul terkait Efektivitas Sistem E-Parking PT Reska Multi Usaha Terhadap Kepuasaan Pelanggan. Dari penelitian ini bahwa efektivitas sistem e-parking yang dijalankan pada penggan parkir di stasiun dinilai efektif, karena dari perhitungan diperoleh nilai 0.767 terletak pada wilayah antara 0,60- 0,799 yang artinya terbukti efektivitas sitem e-parking PT RMU terhadap kepuasan pelanggan pada pelanggan parkir motor stasiun pasar minggu sudah efektif.

Penelitian selanjutnya oleh Azzalia Nahda Firdani (2020), yang dalam penelitian ini berjudul Efektivitas Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 3 Tahun 215 Terhadap Pungutan Liar Oleh Juru Parkir. Dari penelitian ini bahwa Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 3 Tahun 2015 dan peraturan pelaksana yang berkaitan sudah efektif namun terkendala oleh tingkat kesadaran dari juru parkir terhadap pungutan liar yang dilakukannya

Penelitian selanjutnya oleh Muhammad Taufan Qohar (2018), yang dalam penelitian ini berjudul Analisis Implementasi Kebijakan Terminal Parkir Elektronik di Kota Bandung. Dari penelitian ini cukup efektif terjadinya peningkatan retribusi parkir serta faktor utama yang sangat mempengaruhi berhasil tidaknya kebijakan ini adalah kesadaran masyarakat dalam mendukung kebijakan pemerintah. sehingga kinerja kebijakan ditingkatkan untuk memaksimalkan potensi peningkatan retribusi parkir, meminimalkan retribusi parkir liar dan menjaga ketertiban administrasi perpakiran.

Penelitian selanjutnya oleh Silvanda Dewi Pradita (2021), yang dalam penelitian ini berjudul Efektivitas Sistem Parkir Elektronik (E-Parkir) Dalam Pengelolaan Parkir di Kota Surakarta. Dari penelitian ini menilai efektivitas E-

(4)

26 parkir menggunakan teori Budiani yang memuat ketepatan sasaran program, sosialisasi program, tujuan dan pemantauan program. Hasil penelitian menunjukan masih kurang efektif dinilai dari sosialisasi masih kurang diberikan pada masyakarat sehingga masih belum mengetahui E-parkir.

Penelitian selanjutnya oleh Aldi Rinaldi Nurmawan, Kamalah Saadah, Sulistia Suwondo (2018), yang dalam penelitian ini berjudul Analisis Efektivitas Program Terminal Parkir Elektronik Sebagai Perwujudan Smart City Kota Bandung. Dari penelitian ini menunjukkan program terminal parkir elektronik masih kurang efektif, dan kontribusinya terhadap PAD Kota Bandung masih sangat kurang. Meskipun demikian pengimplementasian kebijakan ini telah cukup baik guna mewujudkan Bandung Smart City.

Berdasarkan penelitian terdahulu (Literatur Review) di atas, dapat diketahui penggunaan Teori Efektivitas Program dalam melihat pelaksanaan dan implementasi terkait Pengelolaan Parkir Elektronik sangat efektif. Hasil penelitian terdahulu di atas dapat memberikan informasi secara detail terkait dengan sejauh mana pelaksanaan Pengelolaan Sistem Parkir Elektronik yang baik dalam meningkatkan retribusi PAD sektor parkir. Selain itu kelebihan menggunakan teori Efektivitas Program dapat memberikan sebuah inovasi bagi pemerintah daerah maupun masyarakat dalam tatanan parkir elektronik untuk menciptakan sektor parkir yang lebih baik lagi.

2.2 Pengertian Efektivitas

Kata efektif dari Bahasa inggris effective artinya berhasil. Sesuatu yang dilakukan dengan baik. Robbins (1994) mendefinisikan efektivitas sebagai tingkat pencapaian organisasi jangka pendek dan jangka Panjang. Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat efektif adalah efektivitas. Menurut Effendy (2003:14) efektivitas sebagai komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan.

Adapun pendapat dari para ahli terkait definisi efektivitas, diantaranya menurut Sondang P. Siagian :

(5)

27 Pemanfataan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan jumlah barang atas jasa kegiatan yang dijakankannya. Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.

Jika kita melihat definisi efektivitas diatas, maka kita mendapatkan pandangan secara bersama pada dasarnya efektivitas pencapaian tujuan atau seberapa baik pekerja yang dilakukan, sejauh mana seseorang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini dapat diartikan sebagai sesuatu pekerjaan dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan, dapat dikatakan efektif tanpa memperhatikan waktu, tenaga dan lainnya

Efektivitas dapat dipahami sebagai derajat keberhasilan suatu program dalam usahanya untuk mencapai tujuan program dalam usahanya untuk mencapai tujuan program tersebut. Suatu program dapat dikatakan efektif jika suatu tujuan, sasaran program dapat tercapai sesuai batas waktu yang ditargetkan tanpa memperdulikan biaya yang dikeluarkan. Disebut juga sebagai tolak ukur untuk membandingkan antara rencana dan proses yang dilakukan dengan hasil yang dicapai sehingga untuk menentukan efektif atau tidaknya suatu program/kegiatan diperlukan adanya ukuran efektivitas.

2.3 Efektivitas Program

Efektivitas program suatu penilaian atau pengukuran terhadap sejauh mana kegiatan dalam program-program yang telah dilakukan dapat mencapai tujuan awal dari program tersebut. Keberhasilan suatu program dapat dilihat pada efektivitas pencapaian tujuan yang telah direncanakan sebelumnya oleh organisasi terkait.Penilaian terhadap tingkat kesesuaian program merupakan salah satu cara untuk mengukur efektivitas program. (Ditjen Binlantas Depnaker, 1983, dalam setiawan, 1998).

Sementara itu pendapat peserta program dapat dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan efektivitas program. Hal tersebut dinyatakan oleh Kerkpatrick yang dikutip oleh Cascio (1995) bahwa evaluasi terhadap efektivitas program

(6)

28 pelatihan dapat dilakukan, diantaranya melalui reaksi peserta terhadap program yang diikuti.

Budiani, Sutrisno, dan Siagian (2007:53) menyatakan bahwa untuk mengukur efektivitas suatu program dapat dilakukan dengan menggunakan variable-variabel sebagai berikut:

a) Penetapan Keberhasilan Sasaran

Efektivitas program dapat dijalankan dengan kemampuan operasional dalam melaksanakan program-program kerja yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Keberhasilan sasaran dapat di tinjau dari proses dan mekanisme suatu kegiatan dilakukan dilapangan.

b) Penerapan Program

Efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan dengan memusatkan perhatian terhadap aspek output, artinya ekfektivitas dapat diukur dengan seberapa jauh tingkat output dalam kebijakan dan prosedur dari organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

c) Tercapainya Tujuan

Pada efektivitas tingkat input dan output dapat dilihat dari perbandingan antara masukan (input) dengan keluaran (output). Jika output lebih besar dari input maka dikatakan efisien dan sebaliknya jika input lebih besar dari output dapat dikatakan tidak efisien.

d) Kepuasan Terhadap Program

Kepuasan merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada keberhasilan program dalam memenuhi kebutuhan pengguna. Kepuasan dirasakan oleh para pengguna terhadap kualitas produk atau jasa yang dihasilkan. Semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan maka kepuasan yang dirasakan oleh pengguna semakin tinggi, maka dapat menimbulkan keuntungan bagi institusi

e) Sistem Pengawasan

Sejauh mana organisasi melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan.

Dalam hal ini merupakan penilaian umum dengan sebanyak mungkin kriteria tunggal dan menghasilkan penilaian umum efektivitas organisasi.

(7)

29 Disini peneliti menggunakan efektivitas program dalam pengelolaan parkir berbasis elektronik yang terdiri dari 5 pengukuran yaitu: Penerapan Program, Penetapan Keberhasilan Sasaran, Sistem Pengawasan Pengendalian, Tercapainya Tujuan, dan Kepuasan Program. Efektivitas program yang baik sangat diperlukan untuk menjamin hasil pelaksanaan yang efektif. Pada pendekatan tersebut nantinya akan dipadukan dalam melihat adanya efektivitas dalam mengatasi pungutan liar.

2.4 Smart Parking System

Smart Transportation adalah bagian atau dimensi teknologi yang mengkhususkan pada transportasi dan mobilitas masyarakat. Dalam smart transportation terdapat proses transportasi dan mobilitas yang pintar, sehingga diharapkan tercipta layanan public untuk transportasi dan mobilitas yang lebih baik serta menghilangkan permasalahan umum di dalam transportasi, misalkan macet, pelanggaran lalu lintas, polusi dan lain-lain.

System yang berbasiskan teknologi informasi ini difungsikan untuk mengatur transportasi, traffic, dan pariwisata. Ditinjau dari kegunaannya, smart transportation memudahkan manusia dalam mengakses sesuatu yang jauh dalam memudahkan kegiatan masyarakat, misalnya adanya e-banking, internet, transportasi online, pembayaran online, e-ticketing dan sejenisnya.

Saat ini beberapa kota besar Indonesia telah menggunakan smart transportation untuk mengatasi masalah parkir, seperti: Makassar, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta. Bila dicermati Kota Balikpapan yang memiliki pertumbuhan mobilitas masyarakatnya yang semakin tinggi, tentunya membutuhkan system perkotaan yang telah memadai. Salah satunya di zaman yang serba digital ini, pemerintah Kota Balikpapan melakukan penertiban pengelolaan parkir pada tahap pembangunan kota yang lebih aman, nyaman, dan berkelanjutan dalam mengimplementasikan konsep manajemen parkir secara lebih baik dan professional. Untuk mengkaji secara rinci tentang layanan parkir yang tercakup dalam smart transportation, yaitu :

Smart transportation recommends a new approach to roadway planning and design, in which transportation investment are tailored to the specific needs of each project. The best transportation solution arises from a

(8)

30 process in which a multi-disciplinary team, considering a wide range of solution, works closely with the community.

Smart transportation menaungi smart parking system sebagai solusi penertiban pengelolaan parkir yang dicanangkan pemerintah Kota Balikpapan untuk memberikan pelayanan parkir kepada masyarakat. Dalam konteks ini pelayanan parkir ditangani oleh Dinas Perhubungan Kota Balikpapan, bertujuan untuk memberikan informasi lokasi parkir kepada pengguna jalan secara realtime dan dapat mendeteksi ketersediaan lahan parkir.

Berdasarkan pernyataan San Fransisco Municipal Transportation Agency (2012) dalam Kireina (2017). Tujuan dari smart parking system adalah untuk memudahkan pengelolaan parkir. Berikut ini elemen dasar dan manfaat smart parking system:

a. Easier Payment Methods,

Artinya membuat kemudahan dalam hal pembayaran, karena proses pembayarannya menggunakan kartu e-money.

b. Improved Muni Speed and Reliability,

Artinya membantu mempercepat proses perpakiran dan pembayarannya, terutama dalam kondisi yang ramai

c. Reduced Illegal Parking,

Artinya dapat mengurangi parkir liar, karena tersedianya ruang khusus parkir di dekat Terminal Parkir Elektronik.

d. Improved Safety for All Road Users,

Artinya dapat menanggulangi bahaya kecelakaan yang sering terjadi di jalan.

e. Increasing Economic Vitality and Competitiveness,

Artinya dapat meningkatkan akses ke area komersil yang ramai.

Jika melihat konsep diatas maka konsep tersebut dengan smart parking system ini nantinya system pembayaran parkir akan dilakukan dengan menggunakan sebuah kartu seperti e-money untuk pembayaran parkir. Sehingga para pengguna layanan parkir hanya dengan menempelkan kartunya di mesin parkir meter, kemudian menentukan durasi parkir, maka akan secara otomatis saldo di dalam kartu akan berkurang sesuai tarif yang berlaku.

(9)

31 2.5 Pungutan Liar

Pungutan liar merupakan kegiatan meminta sejumlah uang atau barang yang dilakukan dengan tidak tertata, tidak berijin resmi dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi dari apparat penegak hukum.

Pungutan liar atau pungli adalah pengenaan biaya di tempat yang tidak seharusnya biaya dikenakan atau dipungut. Kegiatan pungutan liar bukanlah hal yang baru. Pungli berasal dari frasa pungutan liar yang secara etimologis dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang memungut bayaran atau meminta uang secara paksa. Jadi pungli merupakan praktek kejahatan.

Istilah pungli ini juga terdapat dalam kamus Bahasa China. Li artinya keuntungan dan Pung artinya artinya persembahan, jadi Pungli diucapkan Pung Li, artinya adalah mempersembahkan keuntungan. Pungli hanyalah merupakan istilah politik yang kemudian dipopulerkan lebih lanjut oleh dunia jurnalis.

Didalam dunia hokum, istilah ini tidak dijumpai. Belum pernah kita mendengar adanya tidak pidana pungli atau delik pungli.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan pungutan liar, yaitu:

1. Penyalahgunaan wewenang, Jabatan atau kewenangan seseorang dapat melakukan pelanggaran disiplin oleh oknum yang melakukan pungutan liar.

2. Faktor Mental, Karakter atau kelakuan dari pada seseorang dalam bertindak dan mengontrol dirinya sendiri.

3. Faktor Ekonomi, Penghasilan yang bisa dikatakan tidak mencukupi kebutuhan hidup tidak sebanding dengan tugas/jabatan yang diemban membuat seseorang terdorong untuk melakukan pungli.

4. Faktor Kultural dan Budaya Organisasi, Budaya yang terbentuk di suatu lembaga yang berjalan terus menerus terhadap pungutan liar dan penyuapan dapat menyebabkan pungutan liar sebagai hal biasa.

5. Lemahnya sistem kontrol dan pengawasan oleh atasan. Pungutan liar adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh pegawai negeri atau aparatur negara yang memiliki dan menyalahgunakan suatu kewenangan tertentu dengan mengharap sebuah imbalan

Referensi

Dokumen terkait

National Electrical Manufacturers Association (NEMA) mendefinisikan PLC ( Programmable Logic Controller ) sebagai sebuah perangkat elektronik berbasis digital yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh hubungan antara variabel terikat yaitu Efektivitas Pengelolaan Keuangan dengan variabel bebas yaitu

Untuk itu kapasitas parkir harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak hanya didasarkan pada volume maksimum pada kondisi sibuk, namun juga harus memperhatikan dan

Teori Return on Asset (ROA) terhadap harga saham menurut Hanafi (2009: 84) yaitu semakin tinggi Return On Asset (ROA) berarti efektivitas perusahaan untuk

Dengan memperbaiki kekurangan pada Implementasi Kebijakan Perda Nomor 05 Tahun 2004 diharapkan dapat memberikan umpan balik atau masukan terhadap efektivitas

Produktivitas merupakan hasil dari efisiensi pengelolaan masukan dan efektivitas pencapaian sasaran yang berhubungan upah tenaga kerja, pengalaman, curahan waktu kerja untuk

Pengelolaan limbah elektronik menjadi salah satu permasalahan yang muncul bagi negara maju dan negara berkembang dikarenakan limbah limbah yang dihasilkan begitu

Sternloff dan Warren (1984) mengatakan bahwa pengelolaan berupa pemeliharaan tidak hanya memerlukan efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pemeliharaan, melainkan