• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI SI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 1441 H/ 2020 M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI SI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI 1441 H/ 2020 M"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN NASABAH TENTANG FITUR PRODUK DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BANK (Studi Kasus: Pembiayaan Murabahah di PT. BPR Syariah Haji Miskin

Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar Strata 1 Pada Program Studi S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam, IAIN Bukittinggi

Oleh:

RENI SAPUTRI 3316156

PROGRAM STUDI SI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

1441 H/ 2020 M

(2)

i

Allah memberikan hikmah ilmu yang berguna kepada yang dikehendaki-Nya Barang siapa yang mendapat hikmah itu, sesungguhnya dia telah mendapatkan kebijakan yang banyak “Dan tiada yang mendapatkan

peringatan melainkan orang yang berakal” (Al-Baqarah : 269) KITA BERTANYA, MENGAPA AKU DIUJI?

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan

“kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya dia mengetahu

orang-orang yang dusta” (Surah Al- Ankabut : 2-3) KITA BERTANYA, MENGAPA UJIAN SEBERAT INI?

“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (Surah Al- Baqarah : 286)

KITA BERTANYA, MENGAPA AKU TIDAK DAPAT APA YANG AKU IDAMKAN?

“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padal itu tidak baik bagimu. Allah maha

mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Surah Al-Baqarah : 216) KITA BERTANYA, BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA?

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan shalat dan sesungguhnya shalat itu amatlah berat kecuali

kepada orang-orang yang khusyu” (Surah Al-Baqarah : 45) KITA BERTANYA, KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?

“Cukuplah Allah bagiku, tidak ada tuhan selain dari-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal” (Surah At-Taubah : 129)

Karya ini aku persembahkan untuk :

Ayahanda Ismadi dan Ibunda Ranti tercinta yang senantiasa selalu mendo’akan serta memberikan dukungan secara moril maupun materil

kepada ananda. Tiada kata yang mampu ananda ucapkan selain hanya mendo’akan semoga ayahanda dan ibunda selalu dalam lindungan Allah,

Aamiin...

(3)

ii

Untuk adik kandung ananda satu-satunya Zahra Tul Jannah, terimakasih telah memberikan semangat serta dukungannya sampai detik ini. Semoga Allah

memberikan kemudahan bagimu untuk melangkah menggapai cita, Aamiin...

Kemudian untuk Mamak (Basrijon, Erisonardi dan Aswandi), Etek (Nurbaiti dan Jasniati), Amai (Yulia Ningsih), Uni (Elfi Yarti), Uda (Alfa Khori), Adiak (Ayu Azzahra, Hidayah, dan Muhammad Habil), Kanakan (Adzkia Tul Afrianti dan Yazid Al Faqi) terimakasih ananda ucapkan untuk do’a dan dukungannya,

semoga Allah limpahkan Rahmat dan karunianya kepada kita semua, Aamiin...

Kepada Bapak Zuwardi, SEI. MA selaku pembimbing saya. Tiada kata yang bisa saya ungkapkan selain kata terima kasih banyak untuk semua jasa yang

telah bapak berikan kepada saya. Saya minta maaf bila selama bimbingan saya banyak menyusahkan bapak. Semoga Allah memberikan balasan yang

setimpal atas semua pelajaran dan bimbingan yang telah bapak berikan kepada saya selama ini.

Aamiin...

Special Thank’s to,

Inces Manis Kesepian (Arni Mardiah, Irna Triani Lubis, Mega Dian Anggraini dan Yulia Nelfi) nulis namanya menurut abjad aja yaa.. intinya terimakasih

untuk sahabat yang susah senang selalu bersama, dalam kelas ribut, dan ngerjain tugas selalu barengan. Maaf jika pada akhirnya langkah kita berbeda,

tapii yakinlah perbedaan jalan bukan berarti memisahkan keyakinan kita bersama. Selagi kita mau berusaha insyaa Allah akan sampai di puncaknya.

Aku selalu berdo’a semoga Allah memudahkan urusan kita semua, Aamiin...

Dina Harti, teman dari SD sampai SMP. Sekarang bertemu lagi di perkuliahan, terimakasih dina,, teman sekamar waktu masih di kosan lama, teman yang pendiam dan juga rajin. Berkat dina, alhamdulillah banyak hal yang bisa iren

contoh, Nopi Eliza Fitri Ani, orang yang pertama kali aku kenal pas masuk kuliah sampai detik ini, dia sahabat yang selalu memberikan semangat dan

motivasi untuk ku, selalu ada di saat susah maupun senang. Terimakasih banyak untuk semuanya naih.. kemudian Amrina Rasyada, sahabat yang kuat

dan tegar. Banyak arti kehidupan serta kesabaran yang dapat aku contoh, terima kasih untuk waktu nya eonni..

Untuk rekan-rekan PS D, terimakasih untuk 4 tahun ini, selama perkuliahan sangat banyak hal yang telah kita lalui. Pada akhirnya kita terpisahkan oleh jalan yang telah kita pilih masing-masing. Zulkifli selaku kosma saya, terima kasih banyak untuk kesempatan dan waktu yang diberikan. Terima kasih

untuk dukungannya, alhamdulillah kita telah sampai di titik ini.

(4)

iii

Terimakasih juga saya ucapkan kepada Al Amin teman satu dosen pembimbing, yang sudah menyemangati serta mengasih saran untuk

kelancaran dalam bimbingan.

Aku bersyukur kepada Allah telah dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa, yang penuh dengan kasih sayang dan saling memahami. Semoga

Allah menjaga ukhuwah di antara kita selaku hamba yang mengharap keridhoan-Nya

(5)

iv

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama/NIM : Reni Saputri/ 3316.156

Tempat/Tanggal Lahir : Payakumbuh/ 29 Desember 1997

Jurusan : S1 Perbankan Syariah

Judul Skripsi : Analisis Tingkat Pemahaman Nasabah Tentang Fitur Produk dalam Meningkatkan Profitabilitas Bank (Studi Kasus: Pembiayaan Murabahah di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar)

Dengan ini menyatakan karya ilmiah (Skripsi) saya dengan judul di atas adalah benar karya penulis. Dalam karya ini tidak terdapat karya atau pendapat orang lain yang telah ditulis atau dipublikasikan kecuali pada bagian tertentu yang saya jadikan sebagai acuan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim dan di cantumkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan karya saya sendiri, maka penulis bersedia diproses sesuai hukum yang berlaku dengan gelar kesarjanaan penulis dicopot hingga batas yang tidak ditentukan.

Bukittinggi, 20 Juni 2020 (Yang Menyatakan)

Reni Saputri NIM: 3316156

(6)

v

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing Skripsi atas nama Reni Saputri, NIM 3316. 156 dengan judul “Analisis Tingkat Pemahaman Nasabah Tentang Fitur Produk dalam Meningkatkan Profitabilitas Bank (Studi Kasus: Pembiayaan Murabahah di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar memandang bahwa skripsi yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan ke Sidang Munaqasyah.

Demikianlah persetujuan ini diberikan untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Bukittinggi, Juni 2020 Pembimbing

Zuwardi, SEI. MA NIP: 19840723201503

(7)

vi

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Pemahaman Nasabah Tentang Fitur Produk dalam Meningkatkan Profitabilitas Bank (Studi Kasus:

Pembiayaan Murabahah di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar)” , yang disusun oleh Reni Saputri, NIM 3316. 156, telah diuji dalam sidang Munaqasyah Program Studi S1 Perbankan Syariah, pada hari dan telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata satu Ekonomi (S-1) pada Program Studi S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Bukittinggi,

TIM PENGUJI

(8)

vii

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis Tingkat Pemahaman Nasabah tentang Fitur Produk dalam Meningkatkan Profitabilitas Bank (Studi Kasus Pembiayaan Murabahah di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar)” Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Kemudian shalawat beriringan salam juga penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita selaku umatnya dari alam jahiliyah ke alam yang ber ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini tidak luput dari bantuan dari beberapa pihak, terutama kedua orang tua penulis. Ayah (Ismadi) dan Ibu (Ranti) , penulis sangat bersyukur kepada Allah, alhamdulillah sampai detik ini ayah dan ibu masih bisa mendampingi penulis. Terima kasih untuk do’a serta dukungan yang telah ayah dan ibu berikan kepada penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Hanya karya kecil ini yang bisa penulis berikan kepada ayah dan ibu sebagai salah satu bentuk ungkapan rasa sayang penulis.

Penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini, diantaranya:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M. Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

2. Bapak Dr. Iiz Izmuddin, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).

3. Ibu Sandra Dewi, SE. MM selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan Syariah.

(10)

ix

4. Bapak Zuwardi, SEI. MA selaku pembimbing yang sudah mau meluangkan waktu untuk memberikan masukan dan saran kepada penulis.

5. Ibu Dra. Rusyaida, M. Ag selaku Pembimbing Akademik (PA) penulis yang telah memberikan waktu serta nasehat kepada penulis.

6. Bapak/Ibu staf perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas untuk mahasiswa/mahasiswi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

7. Kepada Pimpinan PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih.

Bukittinggi, 19 Juni 2020 Penulis

Reni Saputri NIM: 3316156

(11)

x ABSTRAK

Skripsi atas nama Reni Saputri NIM 3316. 156, dengan judul

“Analisis Tingkat Pemahaman Nasabah tentang Fitur Produk dalam Meningkatkan Profitabilitas Bank (Studi Kasus: Pembiayaan Murabahah di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar)”. Program Studi S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini adalah, bahwa dalam pemahaman nasabah, produk murabahah merupakan akad kerja sama antara pihak bank dengan nasabah yang mana keuntungannya di bagi kedua, yaitu menggunakan akad mudharabah tapi kenyataannya, pembiayaan yang ada di PT. BPR Syariah adalah pembiayaan yang menggunakan akad murabahah yaitu akad jual beli antara pihak bank dan juga nasabah. Kemudian dari data jumlah nasabah yang melakukan pembiayaan murabahah di BPR Syariah 5 tahun teerakhir mengalami penurunan. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat pemahaman nasabah tentang fitur produk murabahah dalam meningkatkan profitabilitas bank.

Jenis penelitian yang digunkan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara yang dilakukan kepada nasabah yang ada di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar. Dalam penelitian ini peneliti melakukan analisis dengan melihat bagaimana respon nasabah terhadap pertanyaan mengenai produk murabahah dan kemudian menghubungkannya dengan teori yang penulis gunakan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan bahwa 80% nasabah tidak faham tentang fitur produk murabahah yang ada di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar, hal itu menyebabkan kurangnya jumlah nasabah yang melakukan pembiayaan murabahah yang berdampak kepada penurunan profitabilitas bank, dibuktikan dengan turunnya jumlah nasabah yang melakukan pembiayaan murabahah selama 5 tahun terakhir.

Kata Kunci : Tingkat Pemahaman Nasabah, Fitur Produk Murabahah, dan Profitabilitas Bank

(12)

xi

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN PERSEMBAHAN... i

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah... 11

C. Rumusan Masalah ... 11

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 11

F. Penjelasan Judul ... 12

G. Sistematika Penulisan... 14

BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Pemahaman ... 16

1. Pengertian Pemahaman ... 16

2. Landasan Syariah Pemahaman ... 22

3. Tingkat Pemahaman Nasabah ... 25

B. Produk Murabahah ... 23

1. Pengertian Produk Murabahah ... 26

2. Dasar Hukum Murabahah ... 30

3. Syarat dan Rukun Murabahah ... 33

(14)

xiii

4. Fitur Produk Murabahah ... 36

C. Profitabilitas Bank ... 37

D. Kajian Terdahulu ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 42

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

C. Jenis dan Sumber Data ... 42

D. Informasi Penelitian ... 43

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek ... 45

1. Sejarah Berdirinya PT. BPR Syariah Haji Miskin ... 45

2. Visi, Misi dari PT. BPR Syariah Haji Miskin ... 47

3. Motto dan Slogan PT. BPR Syariah Haji Miskin ... 47

4. Profil PT. BPR Syariah Haji Miskin ... 48

5. Produk-Produk PT. BPR Syariah Haji Miskin ... 49

B. Hasil Penelitian ... 52

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(15)

xiv

DAFTAR TABEL Tabel :

1.1 Data Nasabah yang Melakukan Pembiayaan Murabahah di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar ... 7 1.2 Data Jumlah Pembiayaan Murabahah yang Dilakukan di PT. BPR

Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar ... 8

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Surat Keputusan (SK) Pembimbing Lampiran II : Surat Izin Observasi Penelitian Lampiran III : Surat telah Melaksanakan Penelitian Lampiran IV : Pedoman Wawancara Nasabah Lampiran V : Dokumentasi Wawancara Nasabah

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem keuangan merupakan suatu sarana penting dalam peradaban masyarakat modern. Tugas utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada peminjam, kemudian digunakan untuk ditanamkan kepada sektor produksi atau investasi, di samping digunakan untuk aktivitas membeli barang dan jasa-jasa sehingga aktivitas ekonomi dapat tumbuh dan berkembang serta meningkatkan standar kehidupan. Oleh karena itu, sistem keuangan memiliki peranan yang sangat mendasar dalam perekonomian dan kehidupan masyarakat.1

Perbankan Syariah merupakan institusi yang memberikan layanan jasa perbankan berdasarkan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.2 Prinsip ini menggantikan prinsip bunga yang terdapat dalam sistem perbankan konvensional. Konsekuensi hukum dari penggunaan prinsip syariah dalam operasional perbankan adalah bahwa produk perbankan syariah lebih bervariasi dibanding produk perbankan

1.Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Bank dan Lembaga Keuangan, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 1

2.Khotibul Umam dan Setiawan Budi Utomo, Perbankan Syariah: Dasar-Dasar dan Dinamika Perkembangannya di Indonesia, (PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal. 1- 2

(18)

konvensional. Produk perbankan konvensional khususnya produk penghimpunan dana dan penyaluran dana hanya mendasarkan pada sistem bunga sebagai bentuk keuntungan dari dana yang digunakan, sedangkan pada perbankan syariah mendasarkan pada akad-akad Islam yang mana keberadaannya sangat tergantung pada kebutuhan nasabah.

Pelarangan riba disampaikan oleh jumhur ulama sepanjang sejarah Islam dari berbagai mazhabib fiqhiyyah. Menurut Imam Badruddin al-Aini pengarang „Umdah al-Qari Syarah Shahih al-Bukhari berpendapat bahwa

“Prinsip utama dalam riba adalah penambahan. Menurut syari’ah riba berarti penambahan atas harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riil”.3 Kemudian penjelasan riba terdapat dalam al-Qur’an surat Ar-Ruum ayat 39 menyebutkan bahwa riba akan menjauhkan kekayaan dan keberkahan Allah, sedangkan sedekah akan meningkatkan keberkahan berlipat ganda.

Bunyi dari ayat tersebut adalah :























 























Artinya:

“ Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) Itulah orang- orang yang melipat gandakan (pahalanya)”.4

3.Misbahul Munir, A. Djalaluddin, Ekonomi Qur‟ani, Doktrin Reformasi Ekonomi dalam al-Qur‟an (Seri Integrasi, (Jakarta: UIN- Maliki Press, 2014), hal. 173

4.al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indonesia, Pustaka Agung Harapan, 2006

(19)

Dalam surat Ar-Rum ayat 39 Allah tidak menjelaskan secara tegas tentang pelarangan riba, melainkan hanya membandingkan antara riba dan zakat. Riba meskipun kelihatannya bertambah, namun di sisi Allah tidak bertambah. Sedangkan zakat meskipun kelihatannya mengurangi harta, namun di sisi Allah justru bertambah. Ini berarti anjuran untuk mengeluarkan zakat dan secara tidak langsung melarang riba.5 Menurut Ibn Abbas dan beberapa tabi’in menafsirkan riba dalam ayat tersebut sebagai hadiah yang dilakukan oleh orang-orang yang mengharapkan imbalan berlebih.Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqh syariah berpendapat bahwa apabila standar riba yang digunakan adalah pandangan ulama madzhab fiqh klasik, maka bunga bank sekarang ini termasuk riba yang diharamkan syara’, karena menurut mereka bunga bank itu termasuk kelebihan uang tanpa imbalan dari pihak penerima dengan menggunakan tenggang waktu (riba Nasi‟ah).6

Secara kelembagaan bank syariah yang pertama kali berdiri di Indonesia adalah PT Bank Muamalat Indonesia (BMI), kemudian baru menyusul bank-bank lain yang membuka jendela syariah (islamic window) dalam menjalankan kegiatan usahanya. Melalui islamic window ini, bank konvensional dapat memberikan jasa pembiayaan syariah kepada para

5.Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, cet.

Ketiga 2015), hal. 260

6.SUHUF, Vol 27, No. 1, Mei 2015: 38-39

(20)

nasabahnya melalui produk-produk yang bebas dari unsur riba (usury), gharar (uncertainty), dan maysir (speculative).7

Tujuan bank syariah secara umum adalah untuk mendorong dan mempercepat kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan melakukan kegiatan perbankan, finansial, komersial dan investasi sesuai kaidah syariah. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat terhindar dari bank konvensional yang mengandung unsur riba. Dalam syariat Islam, riba secara teknis berarti sesuatu (besar atau kecil), berupa uang atau non uang yang ditambahkan dari pokok pinjaman yang harus dibayar oleh peminjam untuk pemberi pinjaman bersama dengan pokok pinjaman sebagai syarat, (ditetapkan atau atas dasar kebiasaan), atau perpanjangan jatuh tempo.8

Dalam dunia perbankan syariah terdapat berbagai produk yang disediakan oleh pihak bank, dan ada beberapa produk yang memiliki fitur sehingga menarik minat masyarakat atau nasabah untuk bergabung di bank tersebut. Fitur produk merupakan suatu hal yang menjadi ciri kas dari produk tersebut, salah satunya yaitu produk pembiayaan murabahah yang ditawarkan kepada nasabah yang merupakan akad jual beli yang mana dijelaskan atau dikatakan secara terang terangan kepada nasabah harga pokok dari barang yang akan dijual kepada nasabah.9 Fitur produk

7.Khotibul Umam dan Setiawan Budi Utomo, Perbankan Syariah: Dasar-Dasar dan Dinamika Perkembangannya di Indonesia.(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal. 27

8.Darsono, dkk, Perbankan Syariah di Indonesia Kelembagaan dan Kebijakan serta Tantangan ke Depan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), hal. 46

9. AL- URBAN: Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam Vol. 1. No. 2, Desember 2017, hal. 225

(21)

pembiayaan murabahah ini disalurkan melalui pembiayaan modal kerja, pengadaan barang, pengadaan rumah dan lain-lain. Pembiayaan ini diprediksikan memiliki prospek dan pangsa pasar yang menjanjikan kepada nasabah. Di bank syariah pembiayaan yang paling di utamakan adalah pembiayaan dengan sistem murabahah ini, karena pembiayaan ini sangat mudah dan juga tidak rumit dalam melakukan perjanjian dengan nasabah. Dalam pembiayaan di bank syariah tidak semata mata hanya mementingkan keuntungan saja, namun juga ditujukan untuk stakeholder yakni bagi pemilik bank, karyawan, masyarakat (baik debitur maupun pemilik dana) bagi pemerintah (negara) dan bagi bank yang bersangkutan.

Pembiayaan ini diyakini dapat menjadi sumber utama pendapatan bank karena sangat banyak diminati oleh masyarakat pada umumnya.10

Namun fenomena yang sebenarnya terjadi, saat sekarang ini masih banyak masyarakat yang kurang tahu bahkan tidak memahami tentang bagaimana poses pembiayaan murabahah itu sendiri. Pembentukan pemahaman kepada masyarakat akan memberikan dampak terhadap kemajuan bank dengan meningkatnya profitabiltas bank tersebut.

Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan laba secara efektif dan efisien.11 Pendapatan yang baik pada suatu bank akan menetukan perkembangan bank kedepannya, karena dana yang ada pada bank syariah tersebut dalam keadaan surplus, sehingga bank dalam keadaan sehat dan mampu bersaing dengan bank syariah lainnya.

10.Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), hal. 138

11.Zuwardi, dan Hardiansyah Padli, At-tijaroh, Jurnal Ilmu Manajemen dan Bisnis islam: Determinan ProfitabilitasBank Umum Syariah di Indonesia, 2019

(22)

Pada sisi lain, kurangnya informasi dan promosi yang memadai mengenai produk murabahah pada bank, sehingga hal tersebut menjadi pemicu dari kurangnya pemahaman nasabah terkait dengan produk murabahah, sehingga nasabah dan calon nasabah tidak tertarik untuk melakukan pembiayaan di bank syariah.

Menurut survey awal yang dilakukan penulis pada nasabah yang melakukan pembiayaan murabahah di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar, masyarakat yang ada di sana banyak yang memahami bahwa melakukan pembiayaan di PT. BPR Syariah akan mendapat bagi hasil dari pembiayaan yang dilakukan, seperti dengan pembiayaan mudharabah yang mana pihak bank selaku pemodal (shahibul maal) dan nasabah sebagai (mudharib) yang mana keuntungan akan dibagi sesuai dengan perjanjian di awal akad. Tapi kenyataannya, dalam melakukan pembiayaan BPR Syariah pasti menggunakan akad murabahah atau akad jual beli.

(23)

Berikut ini adalah data jumlah nasabah yang melakukan pembiayaan di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar.

Tabel 1.1

Data Nasabah yang Melakukan Pembiayaan Murabahah di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar

No Tahun Jumlah Nasabah

Kenaikan/

Penurunan

Kenaikan/

Penurunan

%

1. 2014 1.332 - -

2. 2015 1.530 198 14,86%

3. 2016 1.653 123 8,03%

4. 2017 1.722 69 4,17%

5. 2018 1.753 31 1,80%

Total 7.990

Sumber: PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar (Februari, 2020)

Pembiayaan yang disediakan oleh PT BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah datar adalah pembiayaan untuk modal usaha atau produktif dan pembiayaan untuk konsumtif sesuai dengan kebutuhan nasabah. Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa nasabah yang melakukan pembiayaan murabahah di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami kenaikan jumlah nasabah yaitu sebanyak 198 orang atau sekitar 14,86% kenaikan yang cukup signifikan, kemudian pada tahun 2016 jumlah nasabah kembali mengalami peningkatan sebanyak 123 orang atau sebanyak 8,03% tidak sebanyak tahun sebelumnya. Kemudian pada

(24)

tahun 2017 nasabah juga bertambah jumlahnya sebanyak 69 orang atau sekitar 4,17% dan pada tahun 2018 terjadi kembali kenaikan nasabah sebanyak 31 orang atau sekitar 1,80%

Kemudian penulis juga mendapatkan data jumlah pembiayaan murabahah yang dilakukan di PT. BPR Syariah haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah datar.

Tabel 1.2

Data Jumlah Pembiayaan Murabahah yang Dilakukan di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar

No Tahun Jumlah

Pembiayaan

Kenaikan/

Penurunan

Kenaikan/

Penurunan

%

1. 2014 Rp 21.169.690.865 - -

2. 2015 Rp 23.815.656.381 Rp 2.645.965.516 0,12%

3. 2016 Rp 24.366.895.738 Rp 551.239.357 0,02%

4. 2017 Rp 24.909.677.176 Rp 542.781.438 0,02%

5. 2018 Rp 30.210.190.643 Rp 5.300.513.467 0,21%

Total Rp 124.472.110.803

Sumber: PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar (Februari, 2020)

Dari data yang penulis dapatakan jumlah pembiayaan yang dilakukan pada PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 0,12%

menjadi 0,02% saja. Kemudian kembali mencapai angka 0,21% di tahun 2018. Pembiayaan murabahah yang diberikan di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar adalah pembiayaan untuk modal kerja dan konsumtif bagi nasabah. Namun pada dasarnya nasabah

(25)

belum begitu memahami pembiayaan ini, masyarakat awam berpendapat bahwa pembiayaan yang ada di sana akan memberikan bagi hasil kepada nasabah seperti hal nya pembiayaan dengan sistem mudharabah, namun pada kenyataannya fakta di lapangan menunjukkan bahwa PT BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar menerapkan pembiayaan dengan sistem murabahah. Di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar margin yang ditetapkan adalah 18%

dari harga yang dibiayai. Melalui penetapan margin di dalam pembiayaan ini, bank memperoleh keuntungan yang menyebabkan masyarakat berasumsi bahwa BPR Syariah sama saja dengan bank konvensional yang memberikan bunga kepada nasabah yang melakukan pembiayaan. Di PT.

BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar margin dari setiap pembiayaan murabahah berbeda-beda, yang mana margin dari pembiayaan modal kerja ditetapkan 14% dari pembiayaan yang dilakukan, kemudian pembiayaan untuk konsumtif 16-18%. Dari penetapan jumlah margin atau keuntungan yang diperoleh oleh bank, masyarakat awam berfikir bahwa margin itu sama hal nya dengan bunga hanya nama saja yang berbeda. Sehingga masyarakat banyak memilih bank konvensional untuk membantu mereka dalam mendapatkan modal, karena bank konvensional memberikan bunga relatif lebih rendah dari pada bank syariah pada umumnya.

Hal ini tentu juga menjadi salah satu tantangan bagi PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar dalam

(26)

memperkenalkan lagi produk murabahah kepada masyarakat yang mana fitur yang dimiliki adalah untuk pembiayaan produktif dan konsumtif, karena ini akan berpengaruh terhadap profitabilitas bank. Semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk melakukan pembiayaan di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar tentu saja akan memberikan dampak yang sangat baik terhadap perkembangan bank itu sendiri.

Dari penjabaran tabel, data jumlah nasabah yang melakukan pembiayaan murabahah di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar lima tahun kebelakang mengalami penurunan jumlahnya. Dalam dunia perbankan hal ini tentu saja wajar bagi setiap bank dalam mengikuti perkembangannya. Namun, jika dibiarkan secara terus menerus tentu akan menimbulkan permasalahan terhadap perkembangan bank dalam mengahadapi persaingan di dunia perbankan syariah. Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti tertarik untuk meneliti Analisis Tingkat Pemahaman Nasabah tentang Fitur Produk dalam Meningkatkan Profitabilitas Bank (Studi Kasus: Produk Pembiayaan Murabahah di PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar)

(27)

B. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan begitu luasnya masalah, maka penulis membatasi penelitian ini pada Analisis Tingkat Pemahaman Nasabah tentang Fitur Produk Murabahah dalam Meningkatkan Profitabilitas Bank.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah yaitu Bagaimanakah Tingkat Pemahaman Nasabah tentang Fitur Produk Murabahah dalam Meningkatkan Profitabilitas Bank?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui Cara Meningkatkan Pemahaman Nasabah tentang Fitur Produk Murabahah dalam Meningkatkan Profitabilitas Bank.

E. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Prasyarat

Penelitian ini dilakukan dalam rangka prasyarat agar dapat memenuhi persyaratan pembuatan skripsi untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di IAIN Bukittinggi.

(28)

2. Manfaat Teoritis

Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi kita terkhusus bagi mahasiswa dan mahasiswi tentang bagaimana tingkat pemahaman nasabah tentang fitur produk murabahah dalam meningkatkan pendapatan bank.

3. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau sumber informasi bagi PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar, agar dapat mengetahui tingkat pemahaman nasabah mengenai fitur produk yang ada di sana, terkususnya poduk murabahah

F. Penjelasan Judul

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diambil judul dari penelitian yang akan dilakukan yaitu “Analisis Tingkat Pemahaman Nasabah tentang Fitur Produk dalam Meningkatkan Pendapatan Bank (Studi Kasus Produk Pembiayaan Murabahah pada PT. BPR Syariah Haji Miskin Pandai Sikek Kabupaten Tanah Datar)”. Untuk memudahkan dalam memahami penelitian ini, agar tidak terjadi kesalahan maka penulis menjembatani agar pemikiran penulis dan pembaca menghasilkan tujuan yang sama dalam memahami penelitian ini, maka penulis menguraikan beberapa istilah yang dipaparkan dalam penelitian ini yaitu :

(29)

Analisis : Aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya.12

Tingkat Pemahaman Nasabah : Suatu fase atau tahapan diri seseorang untuk memahami atau memahamkan yang bertujuan untuk membuat seseorang mengerti atau tahu tentang suatu hal yang berkaitan dengan jasa yang diberikan oleh bank.

Fitur Produk : Suatu hal yang khusus atau yang menjadi ciri kas dari produk.

Profitabilitas Bank : Kemampuan Suatu bank dalam menghasilkan laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut.13

Murabahah : Jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, sehingga penjual harus memberi tahu harga

12.Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia.(Jakarta :Balai Pustaka.1990 ) hal.870

13.Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa Vol. 9 No. 1 Tahun 2016, hal. 104

(30)

pokok dan berapa keuntungan sebagai tambahannya.14

Jadi, maksud judul yang penulis teliti adalah bagaimanakah pemahaman nasabah tentang fitur produk murabahah dalam meningkatkan profitabilitas bank.

G. Sistematika Penulisan

Supaya penelitian ini terlihat memiliki hubungan yang sama kuat antara keseluruhan pembahasan, maka perlu dibuat sistematika penulisan, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penjelasan judul, kajian terdahulu dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Mengemukakan tentang pemahaman nasabah, tentang fitur produk murabahah dan landasan syariah.

14.Darsono, dkk, Perbankan Syariah di Indonesia, Kelembagaan dan Kebijakan serta Tantangan ke Depan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2017), hal. 221

(31)

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Berisikan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang deskripsi objek penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP

Pada bagian ini terdiri dari kesimpulan dan saran yang merupakan penyajian secara singkat apa yang telah diperoleh dari pembahasan.

(32)

16 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Pemahaman 1. Pengertian Pemahaman

Secara etimologi kata Pemahaman berasal dari kata “paham”

yang berarti mengerti benar atau memahami benar.15 Pemahaman merupakan proses berfikir dan belajar. Dikatakan demikian karena untuk menuju kearah pemahaman perlu diikuti dengan belajar dan berfikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan dan cara memahami.16 Sedangkan secara terminologi, para ahli pendidikan memberikan definisi pemahaman, diantaranya:

a. Menurut Anas Sudjiono pemahaman adalah “kemampuan seseorang untuk mengerti sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.

Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berfikir yang singkat lebih tinggi dari ingatan dan hafalan.

b. Suharsimi menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seseorang mempertahankan, membedakan, menduga, menerangkan, memperluas, menyimpulkan,

15Peter Salim, Kamus Populer Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hal. 1075

16W.J.S Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hal. 636

(33)

menggeneralisasikan, memberikan contoh, menulis kembali, dan memperkirakan.

c. Menurut Ngalim Purwonto pemahaman adalah tingkatan kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hafal secara verbalitas tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang dinyatakan, maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, dan menentukan keputusan.

Menurut Daryanto kemampuan Pemahaman dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Menerjemahkan (Translation), yaitu bukan saja pengalihan arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya.

b. Menginterpretasi (Interpretation), yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami

c. Mengeksplorasi (Extrapolation), yaitu lebih tinggi sifatnya dari penerjemahkan dan penafsiran, ia memenuhi kemampuan intelektual yang lebih tinggi.

Istilah pemahaman berasal dari kata paham yang menurut KBBI diartikan pengetahuan banyak, pendapat, aliran, mengerti benar.

Kemudian istilah pemahaman ini diartikan sebagai proses, cara,

(34)

perbuatan memahami atau memahamkan. Sedangkan di dalam pembelajaran pemahaman diartikan atau diterangkan oleh guru. Jadi dapat kita artikan bahwa pemahaman merupakan hasil dari proses pembelajaran. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pemahaman adalah suatu proses terjadinya adaptasi dan transformasi ilmu pengetahuan.

Dengan pengetahuan seseorang belum tentu memahami sesuatu yang dimaksud secara mendalam, hanya sekedar nebgetahui tanpa bisa menangkap pemahaman, seseorang yang memiliki pemahaman tidak hanya bisa menghapal sesuatu yang dipelajari dan mampu memahami konsep dari pelajaran tersebut. Dalam ajaran Islam banyak sekali mengandung konsep dan prinsip. Konsep-konsep dalam ajaran Islam memang harus diketahui dan dipahami. Konsep-konsep dalam ajaran Islam tidak hanya penting dilihat dari sudut sistem pengetahuan, tetapi juga penting dilihat dari sistem pengalaman. Pemahaman yang benar tentang konsep itu dapat membantu benarnya pengalaman ajaran Islam.

Dari berbagai pendapat di atas, indikator pemahaman pada dasarnya sama yaitu dengan memahami sesuatu berarti seseorang dapat menjelaskan, mempertahankan, mempraktekkan, membedakan, menduga, menerangkan, menafsirkan, memeperkirakan, menentukan, memperluas, menyimpulkan. Indikator tersebut menunjukkan bahwa

(35)

pemahaman mengandung makna lebih luas atau lebih dalam dari pengetahuan.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang adalah:17

a. Faktor internal

Faktor fisiologis dan faktor psikologis dalam pengertian faktor fisiologis seperti kebiasaan yang prima. Tidak dalam keadaan lelah atau capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebagainya hal tersebut dapat mempengaruhi seseorang dalam menerima informasi. Faktor internal meliputi :

1) Usia

Makin tua seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tertentu bertambahnya usia perkebangan prosesnya tidak secepat usia belasan tahun. daya ingat seseorang itu dipengaruhi oleh umur. Dari hal ini dapat kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pemahaman yang didapatkan.

2) Pengalaman

Pengalaman adalah sumber pemahaman, atau pengalaman merupakan cara untuk memperoleh kebenaran

17.Veithzal Rivai Zainal, dkk, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2014), hal. 327-328

(36)

pemahaman. Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pemahaman.

3) Jenis Kelamin

Menurut buku yang ditulis oleh Michel yang berjudul “What Could He Be Thingking” memberikan penjelasan bahwa adanya perbedaan antara otsk pemikiran laki-laki dan perempuan. Hal yang palling besar yang dijelaskan mengenai perbedaan adalah pada bagian pusat memori pada otak. Memori perempuan lebih besar dapi pada memori otak laki-laki, hal ini menyebabkan perempuan memiliki daya ingat yang kuat dari pda laki- laki.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang, faktor tersebut adalah:

1) Pendidikan

Menurut Wied Hary tingkat pendidikan seseorang turut menentukan mudah atau tidaknya seseorang untuk menyerap atau memahami informasi yang mereka peroleh, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang menentukan baik atau tidaknya pemahaman seseorang.

2) Pekerjaan

(37)

Secara tidak langsung pekerjaanturt mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang. Hal ini dikarenakan pekerjaan mempunyai hubungan yang erat dengan faktor interaksi sosial, hal ini berhubungan dengan proses pertukaran informasi. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi tingkat pemahaman seseorang.

3) Sosial Budaya dan Ekonomi

Lukman mengatakan bahwa sosial budaya berpengaruh besar terhadap pemahaman seseorang.

Seseorang bisa memperoleh pemahaman berdasarkan hubungan yang dijalin dengan orang lain melalui hubungan kebudayaan dan sosial. Dengan hal ini seseorang akan belajar dan secara bertahap berproses dan memperoleh suatu pemahaman.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pemahaman seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh utama dalam pemahaman, terutama lingkungan keluarga.baik atau buruknya pemahaman yang diperoleh, tergantung kepada lingkungan yang diterimanya.

5) Informasi

Informasi memberikan pengaruh yang baik terhadap pemahaman seseorang. Meskipun seseorang memiliki

(38)

pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai tempat, maka hal itu akan dapat meningkatkan pemahaman seseorang.

Untuk itu dapat disimpulkan bahwa pemahaman selain terjadi akibat rangsangan dari lingkungan eksternal yang ditangkap oleh suatu individu, juga dipengaruhi oleh kemampuan tersebut dalam menangkap dan menterjemahkan rangsangan tersebut menjadi sebuah informasi yang tersimpan menjadi memori atau pengalaman masa lalu. Oleh karen aitu, pemahaman yang terbentuk dari masing-masing individu itu berbeda-beda, tergantung sudut pandang masing- masing.18

2. Landasan Syariah Pemahaman

Pemahaman menurut Islam adalah mengacu kepada al-Qur’an, beberapa proses dan fungsi pemahaman dimulai dari proses penciptaan. Dalam al- Qur’an surat al-Mukminun ayat 12-24, disebutkan proses penciptaan manusia dilengkapi dengan penciptaan fungsi-fungsi pendengaran dan penglihatan. Dalam ayat ini tidak disebutkan telinga dan mata, tetapi sebuah fungsi. Kedua fungsi ini merupakan fungsi vital bagi manusia dan disebutkan selalu dalam keadaan bersamaan. Proses pemahaman dimulai dengan proses penerimaan stimulus pada reseptor, yaitu indera. Fungsi indera manusia sendiri tidak langsung berfungsi semenjak ada atau lahir ke

18.Warandita Reskhi Lania, Pengaruh Persepsi Masyarakat dan Produk Pembiayaan Bank dalam Meningkatkan Jumlah Nasabah, (UIN Raden Intan Lampung, 2017), hal 16-17

(39)

dunia, akan tetapi ia akan berfungsi sejalan dengan perkembangan fisiknya. Sehingga ia bisa merasa atas apa yang terjadi padanya dari pengaruh-pengaruh eksternal yang kemudian menimbulkan pemahaman dan rasa.19 Panca indera merupakan suatu alat yang berperan penting dalam melakukan pemahaman, karena dengan panca indera inilah individu dapat memahami informasi menjadi sesuatu yang bermakna. Proses pemahaman dimulai dengan proses penerimaan stimulus pada reseptor yaitu indera.

Di dalam al-Qur’an terdapat ayat yang maknanya berkaitan dengan dengan panca indera yang dimiliki manusia, antara lain dalam al Qur’an surat an-Nahl ayat 78 yang berbunyi:

































Artinya:

“ Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”

Menurut tafsir Al- Misbah menjelaskan bahwa setiap manusia harus menggunakan kalbu dalam hal memahami wahyu, ilham dan intuisi karena indera penglihatan dan pendengaran tidak dapat menangkapnya. Akal hanya mampu berfungsi dalam batas-batas

19.Najati, Psikologi dalam al-Qur‟an dalam Penyembuhan Gangguan Kejiwaan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hal. 49

(40)

tertentu dalam menuntut ilmu hendaklah akal digunakan sebaik mungkin.20

Ayat di atas menjelaskan bagaimana keadaan manusia ketika baru pertama kali hadir di dunia ini. Allah telah memberikan kepada manusia panca indera yang sangat berguna bagi manusia. Sehingga melalui indera yang telah Allah berikan tersebut terciptalah pemahaman dalam setiap diri manusia.

Kemudian juga terdapat dalam al-Qur’an surat As-Sajadah ayat 9, yaitu:































Artinya:

“ kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”

Menurut tafsir Al- Misbah karya Muhammad Quraish Shihab menjelaskan bahwa surat ini berbicara tentang penciptaan manusia, allah yang mengatur segala urusan dan Maha Pencipta itu serta yang Maha Perkasa lagi Maha Penyanyang. Nilai-nilai yang terkandung yaitu tentang aspek pendidikan keimanan, pendidikan akhlak, pendidikan sosial dan pendidikan jasmaniah.21

20.Al Ta’dib : Jurnal Ilmu Pendidikan Fakultas Tarbiyah Universitas Hasyim Asy’ari, Vol 6 No 2 2017

21.Tarbiyat al-Aulad : Jurnal Pendidikan Islam Vol 1 No 2 Juli 2016

(41)

Ayat tersebut memberikan gambaran bahwa manusia dilahirkan dengan tidak mengetahui sesuatu apapun, lalu Allah memberikan atau menciptakan manusia dengan alat indera sehingga manusia dapat merasa atas apa yang terjadi padanyadari pengaruh-pengaruh luar yang baru dan mengandung perasaan-perasaan yang berbeda sifatnya.

Dengan alat indera tersebut, manusia akan mengenali lingkungannya dan hidup di dalam lingkungan tersebut.

3. Tingkat Pemahaman Nasabah

Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank syariah atau unit usaha syariah. Nasabah Penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank syariah berdasarkan akad antara bank syariah atau unit usaha syariah dan nasabah yang bersangkutan.22 Pemahaman nasabah adalah semua informasi yang dimiliki nasabah mengenai berbagai macam produk dan jasa serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai nasabah tingkat pengetahuan nasabah mempengaruhi keputusan nasabah dalam melakukan pembiayaan. Semakin paham seorang nasabah terhadap produk yang ada di dunia perbankan syariah, maka semakin mempermudah nasabah dalam memilih produk yang tepat untuk kebutuhannya.23

22. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

23.A. W. Pratomo, Analisis Tingkat Pemahaman Masyarakat terhadap Produk Keuangan di Deli Serdang, Jurnal Ekonomi

(42)

B. Produk Murabahah

1. Pengertian Produk Murabahah

Secara bahasa, kata murabahah berasal dari bahasa arab dengan akar kata ribh yang artinya “keuntungan”. Sedangkan secara istilah, menurut Lukman Hakim, murabahah merupakan akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual menyebutkan harga jual yang terdiri atas harga pokok barang dan tingkat keuntungan tertentu atas barang, dimana harga jual tersebut disetujui oleh pembeli.24 Dalam fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) No. 04/DSN-MUI/IV/2000, murabahah yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.

Murabahah merupakan salah satu produk perbankan syariah, baik kegiatan usaha yang bersifat produktif maupun yang bersifat konsumtif. Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak penjual dan pihak pembeli. Dalam kontrak murabahah, penjual harus memberitahukan harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahnya. Kontrak murabahah dapat dilakukan untuk pembelian secara pemesanan, yang biasa disebut murabahah kepada

24.Lukman Hakim, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Erlangga, 2012), hal. 116-117

(43)

pemesan pembelian. Dalam istilah Imam Syafi’i dalam kitab Al-Um, dikenal dengan Al-„Amir bi asy-syira.25

Secara umum, nasabah pada perbankan syariah mengajukan permohonan pembelian suatu barang. Di mana barang tersebut akan dilunasi oleh pihak bank syariah kepada penjual, sementara nasabah bank syariah melunasi pembiayaan tersebut kepada bank syariah dengan menambah jumlah margin kepada pihak bank sesuai sesuai dengan kesepakatan yang terdapat pada perjanjian murabahah yang telah disepakati sebelumnya antara nasabah dengan bank syariah.

Setelah itu pihak nasabah dapat melunasi pembiayaan tersebut, baik dengan cara tunai maupun dengan cara angsuran.

Pembiayaan dengan akad murabahah dapat berupa pembiayaan dengan akad tunggal (sederhana/basithah), kemudian murabahah dengan gabungan waad atau pakai akad lain (kompleks/murakkabah) yang dapat berupa murabahah didahului dengan wa‟ad atau wakalah atau murabahah didahului dengan wa‟ad atau wakalah dalam bentuk paket (jizaf)

Murabahah berbeda dengan jual beli biasa (musawamah) dimana dalam jual beli musawamah terdapat proses tawar menawar antar penjual dan pembeli untuk menentukan harga jual, dimana penjual juga tidak menyebutkan harga beli dan keuntungan yang

25.Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hal.

41

(44)

diinginkan. Beda dengan murabahah, harga beli dan keuntungan yang diinginkan harus dijelaskan kepada pembeli.26

Penerapan pembiayaan murabahah di perbankan syariah adalah bahwa nasabah mengajukan pembiayaan dengan sistem murabahah kepada bank syariah/Islam untuk membelikan barang-barang (produktif atau konsumtif) yang diketahui sifat-sifatnya, di mana nasabah dan bank mengetahui barang yang dibutuhkan nasabah.

Kemudian dibuat suatu akad atau perjanjian antara bank dan nasabah mengenai kesanggupan pihak bank untuk membeli barang yang dikehendaki dan kesanggupan nasabah untuk membeli barang tersebut. Akad ini bukanlah akad jual beli, melainkan akad untuk mengadakan jual beli.

Perlu selalu diingat bahwa bentuk pembiayaan ini bukan merupakan bentuk pembiayaan utama yang sesuai dengan syariah.

namun, dalam sistem ekonomi saat ibi, terdapat kesulitan-kesulitan dalam penerapan mudharabah dan musyarakah untuk pembiayaan beberapa sektor. Oleh karena itu beberap ulama kontemporer telah membolehkan penggunaan murabahah sebagai bentuk pembiayaan alternatif sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Dua hal utama yang harus diperhatikan adalah yang pertama pada mulanya murabahah bukan merupakan bentuk pembiayaan, melainkan hanya alat untuk menghindari dari “bunga” dan bukan merupakan instrumen ideal ini

26.Osmad Muthaher, Akuntansi Perbankan Syari‟ah, (Yogyakarta: Raja Grafindo, 2012), hal. 57

(45)

hanya digunakan sebagai langkah transisi yang diambil dalam proses Islamisasi ekonomi, dan penggunaannya hanya sebatas pada kasus- kasus dimana mudharabah dan musyarakah tidak/ belum dapat diterapkan. Kemudian murabahah muncul bukan hanya untuk menggantikan “bunga” dengan “keuntungan”, namun sebagai bentuk pembiayaan yang diperbolehkan oleh ulama Syariah dengan syarat- syarat tertentu. Apabila syarat-syarat ini tidak dipenuhi, maka murabahah tidak boleh digunakan dan cacat menurut Syariah

Murabahah, sebagaimana yang digunakan dalam perbankan syariah, prinsipnya didasarkan pada dua elemen pokok, yaitu harga beli serta biaya yang terkait, dan kesepakatan atas mark up (laba).

Bank syariah mengadopsi murabahah untuk memberikan pembiayaan jangka pendek kepada nasabah guna pembelian barang meskipun si nasabah tidak memiliki uang untuk membayar. Teknis perbankan dalam penerapan transaksi murabahah, yaitu:

a. Bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari produsen (pabrik/toko) ditambah keuntungan (mark up). Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran.

b. Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlaku akad. Dalam perbankan, murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan.

(46)

c. Dalam transaksi ini, bila sudah ada barang diserahkan segera kepada nasabah, sedangkan pembayarannya dilakukan secara tangguh.27

Bentuk pembiayaan murabahah memiliki beberapa ciri atau elemen dasar, dan yang paling utama adalah bahwa barang dagangan harus tetap dalam tanggungan bank selama transaksi antara bank dan nasabah belum terselesaikan

2. Dasar Hukum Murabahah a. Hadits

أ ن ا لن ب ي ص ل ى ا لله ع ل ي ه و س لم ق ا ل ث: لا ث ف ي ه ن ا ل ب ر ك ج ا : ل عيت ِ ا ل ى لجأ و , ال حضراقم ,

و أ خ لا ط ا ةل ر ب ال عش ري ل ةل ي خ لا

عيثلل { هور نتا هجام نع ةيهص .}

“Dari Suaib ar-Rumi r.a., bahwa Rasulullah Saw. Bersabda:

“Tiga hal yang di dalam terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual” (H.R.

Ibnu Majah)

Hadits riwayat Ibnu Majah tersebut merupakan salah satu dalil yang menjelaskan tentang kebolehan melakukan murabahah yang dilakukan secara jatuh tempo. Banyak ulama yang menjadikan hadits ini sebagai patokan untuk melakukan jual beli dengan sistem murabahah. Ulama mengatakan bahwa arti tumbuh dan menjadi lebih baik terdapat pada perniagaan. Dengan penjelasan ini, bahwa nasabah diberi jangka waktu untuk

27.Akhmad Mujahidin, Hukum Perbankan Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal. 57-58

(47)

melakukan pelunasan atas harga komoditas sesuai dengan kesepakatan.

b. Ijma’

Selain al-Qur’an dan hadits Rasulullah Saw yang dijadikan landasan sebagai dasar hukum murabahah, maka ijma’ ulama juga dapat dijadikan acuan hukum murabahah. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Abdullah Syeed : “ al-Qur’an tidak membuat acuan langsung berkenaan dengan murabahah, walaupun ada beberapa acuan di dalamnya untuk menjual, keuntungan, kerugian dan perdagangan. Karena tidak adanya acuan langsung untuk itu dalam al-Qur’an atau hadits secara umumnya, para ahli hukum harus membenarkan murabahah berdasarkan landasan lain”.28

Menurut Imam Malik, murabahah itu dibolehkan (mubah) dengan berlandaskan pada orang-orang Madinah, yaitu adanya pendapat hukum tentang orang yang membeli baju di siatu kota dan menjualnya di kota lain berdasarkan kesepatakan keuntungan.

Imam Syafi’i mengatakan jika seseorang menunjukkan komoditas kepada seseorang dan mengatakan “kamu beli untukku, aku akan memberikan keuntungan begini, begitu”, kemudian orang itu membelinya, maka transaksi itu sah. Kemudian ada juga Nawawi dari mazhab Syafi’i, secara sederhana mengemukakan bahwa penjualan murabahah sah menurut hukum tampa bantahan.

28.Abdullah Syeed, Mengenal Bank Syariah: Kritik Atas Interprestasi Kaum Neorevivalitas, (Jakarta: Paramadina, 2004), hal. 119

(48)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa landasan hukum pembiayaan murabahah adalah al-Qur’an dan hadits Rasulullah serta ijma’ ulama.

c. Fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000.

Dalam fatwa tersebut disebutkan ketentuan umum mengenai murabahah, yaitu sebagai berikut:29

1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

2. Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syari’at Islam.

3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya.

4. Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.

5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian.

6. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

7. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

29.Ahmad Ilham Sholihin, Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syari‟ah, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2010), hal. 141-142

(49)

8. Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang kepada pihak ketiga, akad murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank.

3. Syarat dan Rukun Murabahah

Al-Kasmi menyatakan bahwa akad ba‟i murabahah akan dikatakan sah, jika memenuhi beberapa syarat berikut ini:30 Ketentuan umum pembiayaan murabahah adalah:

a. Mengetahui harga pokok (harga beli), disyaratkan bahwa harga beli harus diketahui oleh pembeli kedua, karena itu merupakan syarat mutlak bagi keabsahan ba‟i murabahah

b. Adanya kejelasan margin (keuntungan) yang diinginkan penjual kedua, keuntungan harus dijelaskan nominalnya kepada pembeli kedua atau dengan menyebutkan presentasi dari harga beli.

c. Modal yang digunakan untuk membeli objek transaksi harus merupakan barang misli, dalam arti terdapat padanya di pasaran, den lebih baik jika menggunakan uang.

d. Objek transaksi dan alat pembayaran yang digunakan tidak boleh berupa barang ribawi

e. Akad jual beli pertama harus sah adanya.

Ketentuan pembiayaan murabahah bagi nasabah:

30.Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Celebsn Timur UH III, 2001), hal. 108-109

(50)

a. Nasabah mengajukan permohonan dan janji pembelian suatu barang atau aset kepada bank

b. Jika bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang c. Bnak kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan

nasabah harus menerima (membeli)-nya sesuai dengan janji yang telah disepakatinya, karena secara hukum janji tersebut mengikat kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

d. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar uang muka saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan

e. Jika nasabah kemudian menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut

f. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugiannya kepada nasabah

g. Jika uang muka memakai kontrak „urbun sebagai alternatif dari uang muka, maka nasabah yang memutuskan untuk membeli barang tersebut, ia tinggal membayar sisa harga. Namun jika nasabah batal membeli, uang muka menjadi menjadi milik bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan tersebut dan jika uang muka tidak mencukupi nasabah wajib melunasi kekurangannya

(51)

Jaminan dalam pembiayaan Murabahah adalah :

a. Jaminan dalam murabahah dibolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya

b. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang

Utang dalam pembiayaan murabahah adalah :

a. Secara prinsip penyelesaian utang nasabah dalam transaksi murabahah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan pihak ketiga atas barang teersebut. Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan utangnya kepada bank.

b. Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran berakhir, ia tidak wajib segera melunasi seluruh angsurannya c. Jika penjualan barang tersebut menyebabkan kerugian, nasabah

tetap harus menyelesaikan utangnya sesuai kesepakatan awal. Ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu diperhitungkan

Penundaan pembayaran dalam pembiayaan murabahah adalah:

a. Nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menunda penyelesaian utangnya

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya maka tesis yang berjudul “Korelasi Kadar Kortisol Serum

Justeru kertas ini bertujuan membincangkan kualiti hidup dan kesejahteraan dalam kalangan belia berkahwin yang bekerja dalam sektor dengan memfokus kepada tahap

Dalam konteks kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dikenal dua macam perubahan yaitu perubahan sosial (social change) dan perubahan kebudayaan (cultural change).

P SURABAYA 03-05-1977 III/b DOKTER SPESIALIS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH RSUD Dr.. DEDI SUSILA, Sp.An.KMN L SURABAYA 20-03-1977 III/b ANESTESIOLOGI DAN

Penelitian yang dilakukukan oleh Arista dengan judul Peningkatan kreativitas hasil belajar Matematika melalui metode eksperimen pada siswa kelas 5 SD Negeri Larangan Wetan

Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) dan jajaran Ditjen Pos dan Telekomunikasi (Postel), Departemen Perhubungan yang berhasil mengakhiri “mitos” tentang ketidakberanian

Mengidentifikasi dan menghilangkan kesalahan- kesalahan serta untuk memperoleh indikasi dan reaksi awal dari pakar dan pendesain instruksional Deskriptif Menggunakan instrument