• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LABA KOTOR TERHADAP EXPECTED RETURN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LABA KOTOR TERHADAP EXPECTED RETURN"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK INDONESIA

T E S I S

Oleh

SIMON I.R.H NAPITUPULU 107017024/ AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2014

(2)

PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUSKAS, UKURAN PERUSAHAAN,DAN LABA KOTOR TERHADAP EXPECTED

RETURNDENGAN DEBT

TO EQUITY RATIO SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

SIMON I.R.H NAPITUPULU 107017024/ AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2014

(3)

EFFECT OF CASH FLOW COMPONENTS, SIZE COMPANIES AND GROSS PROFIT EXPECTED TO RETURN TO THE DEBT TO

EQUITY RATIO AS MODERATING VARIABLE LISTED IN MANUFACTURING COMPANY IN INDONESIA

STOCK EXCHANGE

THESIS

By

SIMON I. R. H NAPITUPULU 107017024/ AKT

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014

(4)

Judul Tesis : PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LABA KOTOR TERHADAP EXPECTED RETURNDENGAN DEBT TO EQUITY RATIO SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Simon I. R. H Napitupulu Nomor Pokok : 107017024

Program Studi : Ilmu Akuntansi

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MBA, CPA)(

Ketua Anggota

Dra. Tapi Anda Sari, Lubis, M.Si, Ak)

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MBA, CPA)(Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, CA)

Tanggal lulus: 28 Januari 2014

(5)

Telah diuji pada

Tanggal: 28 Januari 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, CA Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari, Lubis, M.Si, Ak

2. Dr. Murni Daulay, M.Si 3. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak 4. Drs. Rasdianto, M.Si

(6)

PERNYATAAN

“PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUSKAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LABA KOTOR TERHADAP EXPECTED RETURNDENGAN DEBT

TO EQUITY RATIO SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA ”

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, 28 Januari 2014 Penulis,

Simon I. R. H Napitupulu

(7)

PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LABA KOTOR TERHADAP EXPECTED RETURN DENGAN DEBT TO

EQUITY

RATIOSEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah 1) untukmenguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas (operasi, investasi, dan pendanaan), ukuran perusahaan dan laba kotor terhadap expected return pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan dan parsial. 2) untuk menguji dan menganalisis pengaruh debt to equity ratio dapat memoderasi arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, ukuran perusahaan dan laba kotor terhadap expected return pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan dan parsial.Populasi penelitian ini yaitu sebanyak yaitu 237 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2007-2012. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 32 perusahaan dengan seluruh total amatan sebesar 192 sampel. Untuk hipotesis pertama, metode uji statistik regresi linier berganda.Untuk hipotesis kedua, regresi dengan menggunakan uji residual dengan menggunakan software SPSS. Hasil Penelitian ini membuktikan pada hipotesis pertama memperoleh hasil bahwa arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, ukuran perusahaan, dan laba kotor secara simultan berpengaruh terhadap expected return dan secara parsial hanya arus kas investasi, arus kas pendanaan, laba kotor yang berpengaruh terhadap expected return. Ketika debt to equity ratio digunakan sebagai variabel moderating pada pengujian kedua memperoleh hasil negatif dan tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel debt to equity ratio bukan merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, ukuran perusahaan dan laba kotorterhadap expected return pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2007-2012.

Kata kunci : Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, Ukuran Perusahaan, Laba Kotor, Debt to Equity Ratio (DER)dan Expected Return

(8)

EFFECT OF CASH FLOW COMPONENTS, FIRM SIZE, AND GROSS PROFIT TO EXPECTED RETURN WITH A DEBT TO EQUITY RATIO AS

MODERATING

VARIABLE IN LISTED MANUFACTURING IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The purpose of this study was 1 ) to examine and analyze the effect of the components of cash flow statement ( operating , investing , and financing ) , firm size and gross profit of the expected return on the companies listed in Indonesia Stock Exchange and partial simultaneously . 2 ) to examine and analyze the effect of debt-to- equity ratio can moderate operating cash flows , investment cash flow , cash flow financing , firm size and gross profit of the expected return on the companies listed in Indonesia Stock Exchange and partial simultaneously . The population of this research is that as many as 237 companies listed in Indonesia Stock Exchange since the year 2007-2012. Samples were selected using purposive sampling method are 32 enterprises with the total of 192 sample observations . For the first hypothesis , the method of multiple linear regression statistical test . For the second hypothesis , the regression residuals using a test using SPSS software . The results of this study prove the first hypothesis obtain the result that operating cash flow , investment cash flow , cash flow financing , firm size , and gross profit simultaneously affect the expected return and partially just investing cash flows , financing cash flow , gross profit influential the expected return . When the debt-to- equity ratio is used as a moderating variable in the second test and obtain a negative result is not significant so it can be concluded that the variable debt to equity ratio is not a moderating variable that can strengthen or weaken the relationship between the variable operating cash flow , cash flow investing , cash flow investing , cash flow financing , firm size and gross profit of the expected return on the companies listed on the Stock Exchange from 2007 to 2012 .

Keywords: Cash Flow Operating, Cash Flow Investing, Financing Cash Flow, Firm Size, Gross Profit, Debt to Equity Ratio (DER), and Expected Return

(9)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia danr ahmat yang telah dilimpahkanNya. Khususnya dalam penulisan tesis ini. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan-persyaratan guna memperoleh derajat sarjana S-2 Magister Ilmu Akuntansi pada Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa baik dalam pengungkapan, penyajian dan pemilihan kata-kata maupun pembahasan materi tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan tesis ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesisi ni, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.

2. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang merangkap sebagai dosen pembimbing utama tesis yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing serta banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

4. Dra. Tapi Anda Sari, Lubis, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing saya, yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

(10)

mengarahkan dan membimbing saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. DR. Murni Daulay, M.Si, selaku dosen pembanding yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan saran-saran kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

6. Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaiaan tesis ini 7. Drs. Rasdianto, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak

memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

8. Seluruh dosen dan staf administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Orang tua penulis Bapak Charles Wilson Napitupulu dan Mama Mintan Rafiah Hutabarat, serta keempat kakak dan adik penulis Siska M.O.

Napitupulu, Minda N. Napitupulu dan Asdam I.K. Napitupulu, dan Connie C. Napitupulu yang telah memberikan dukungan dan motivasi dengan penuh kasih saying baik moril maupun materil kepada penulis.

10. Rekan-rekan mahasiswa Ilmu Akuntansi dan teman-teman lain, yang telah mendukung dan memberikan saran membangun kepada penulis.

11. Pihak-pihak lain yang tidak disebutkan yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih diperlukan masukan dan saran yang membangun guna perbaikan dan kesempurnaan, dan akhirnya harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 28 Januari 2014

Simon I.R.H Napitupulu

(11)

RIWAYAT HIDUP

I. Pribadi :

Nama : Simon Inri Rain Habibie Napitupu lu Tempat/ TanggalLahir : Paritohan, 24Agustus 1986

JenisKelamin : Laki-Laki

Anakke : 3 (tiga) dari5 (lima) bersaudara

Agama : Kristen

Alamat : Jl. Mesjid Syuhada Gg.Pelita No.2 P.Bulan, Medan

Telp : 085296272872

Orangtua : Charles Wilson Napitupulu Mintan Rafiah Hutabarat

II. Pendidikan Formal

a. 2010 – 2014 Sekolah PascaSarjana Universitas Sumatera Utara Program Magister Akuntansi

b.

2005 – 2010 Fakultas Pendidikan Ekonomi Program Strata 1 (S1) Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Medan

c. 2002 -2005 SMA Swasta Budi Mulia PematangSiantar d. 1999 -2002 SMP Swasta Budi Darma Balige

e. 1993 -1999 SD Inpres Pintupohan

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Originalitas ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Arus Kas ... 8

2.1.1.1 Arus Kas Operasi ... 8

2.1.1.2 Arus Kas Investasi ... 11

2.1.1.3 Arus Kas Pendanaan ... 12

2.1.1.4 Arus Kas Bebas ... 14

2.1.2 Ukuran Perusahaan ... 15

2.1.3 Laba Kotor ... 17

2.1.4 Debt to Equity Ratio (DER) ... 18

2.1.5 Keuntungan yang Diharapkan (Expected Return)... 20

2.2 Review Penelitian Terdahulu ... 25

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... 28

3.1 Kerangka Konsep ... 28

3.2 Hipotesis Penelitian ... 31

BAB IV METODE PENELITIAN ... 32

4.1 Jenis Penelitian... 32

4.2 Lokasi Penelitian ... 32

4.3 Populasi dan Sampel ... 32

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 33

4.5 Defenisi dan Pengukuran Variabel ... 33

4.6 Metode Analisis Data ... 37

(13)

4.6.1 Statistik Deskriptif ... 37

` 4.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

5.1 Deskriptif Data ... 45

5.1.1 Statistik Deskriptif.. ... 45

5.1.2 Uji Asumsi Klasik Hipotesis Pertama ... 47

5.1.2.1 Uji Normalitas ... 47

5.1.2.2 Uji Multikolinieritas ... 50

5.1.2.3 Uji Autokorelasi ... 51

5.1.2.4 Uji Heterokedastisitas ... 51

5.1.3 Uji Asumsi Klasik Hipotesis Kedua ... 52

5.1.4.1 Uji Residual ... 52

5.1 Analisa Data... ... 57

5.2 Hasil Analisa dan Pembahasan ... 53

5.3.1 Pengujian Hipotesis ... 53

5.3.2 Analisis Regresi Berganda Hipotesis Pertama ... 53

5.3.3 Analisis Regresi Berganda Hipotesis Kedua ... 58

5.4Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

6.1 Kesimpulan ... 64

6.2 Keterbatasan Penelitian ... 65

6.3 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(14)

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel... ... 31

Tabel 5.1Deskriptif Statistik … ... 45

Tabel 5.2One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... ... 49

Tabel 5.3 Uji Multikolinieritas.. ... 50

Tabel 5.4 Uji Autokorelasi... ... 51

Tabel 5.5 Uji Heterokedastisitas... ... 52

Tabel 5.6Uji Residual... ... 52

Tabel 5.6 Uji Coeficients... ... 53

Tabel 5.7 Uji F (Uji Simultan)... ... 55

Tabel 5.8 Uji T... ...56

Tabel 5.9 Uji Koefisien Determinasi... ...58

Tabel 5.10 Uji Coeficient.... ... 64

Tabel 5.11 Uji Moderating.. ... 65

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual... ... 23

Gambar 5.1 Normal P-Plot of Regression Standardized Residual... 45

Gambar 5.2 Histogram ...46

Gambar 5.3 Scatterplot ... 49

Gambar 5.4 Normal P-Plot.. ...50

Gambar 5.5 Grafik Histogram... ...50

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Time Table Penelitian ... 69

Lampiran 2 Daftar Sampel Perusahaan ... 70

Lampiran 3 Descriptive Statistic ... 77

Lampiran 4 Hasil P-P Plot ... 77

Lampiran 5 Hasil Histogram ... 78

Lampiran 6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. ... 78

Lampiran 7 Coefficient ... 79

Lampiran 8 Coefficient Correlations ... 79

Lampiran 9 Hasil Uji Autokorelasi ... 80

Lampiran 10 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 80

Lampiran 11 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 81

Lampiran 11 Uji Simultan ... 81

Lampiran 13 Uji Parsial ... 82

Lampiran 14 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua ... 82

Lampiran 15 Uji Residual ... 82

(17)

PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LABA KOTOR TERHADAP EXPECTED RETURN DENGAN DEBT TO

EQUITY

RATIOSEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah 1) untukmenguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas (operasi, investasi, dan pendanaan), ukuran perusahaan dan laba kotor terhadap expected return pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan dan parsial. 2) untuk menguji dan menganalisis pengaruh debt to equity ratio dapat memoderasi arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, ukuran perusahaan dan laba kotor terhadap expected return pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan dan parsial.Populasi penelitian ini yaitu sebanyak yaitu 237 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2007-2012. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 32 perusahaan dengan seluruh total amatan sebesar 192 sampel. Untuk hipotesis pertama, metode uji statistik regresi linier berganda.Untuk hipotesis kedua, regresi dengan menggunakan uji residual dengan menggunakan software SPSS. Hasil Penelitian ini membuktikan pada hipotesis pertama memperoleh hasil bahwa arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, ukuran perusahaan, dan laba kotor secara simultan berpengaruh terhadap expected return dan secara parsial hanya arus kas investasi, arus kas pendanaan, laba kotor yang berpengaruh terhadap expected return. Ketika debt to equity ratio digunakan sebagai variabel moderating pada pengujian kedua memperoleh hasil negatif dan tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel debt to equity ratio bukan merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, ukuran perusahaan dan laba kotorterhadap expected return pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2007-2012.

Kata kunci : Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, Ukuran Perusahaan, Laba Kotor, Debt to Equity Ratio (DER)dan Expected Return

(18)

EFFECT OF CASH FLOW COMPONENTS, FIRM SIZE, AND GROSS PROFIT TO EXPECTED RETURN WITH A DEBT TO EQUITY RATIO AS

MODERATING

VARIABLE IN LISTED MANUFACTURING IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

ABSTRACT

The purpose of this study was 1 ) to examine and analyze the effect of the components of cash flow statement ( operating , investing , and financing ) , firm size and gross profit of the expected return on the companies listed in Indonesia Stock Exchange and partial simultaneously . 2 ) to examine and analyze the effect of debt-to- equity ratio can moderate operating cash flows , investment cash flow , cash flow financing , firm size and gross profit of the expected return on the companies listed in Indonesia Stock Exchange and partial simultaneously . The population of this research is that as many as 237 companies listed in Indonesia Stock Exchange since the year 2007-2012. Samples were selected using purposive sampling method are 32 enterprises with the total of 192 sample observations . For the first hypothesis , the method of multiple linear regression statistical test . For the second hypothesis , the regression residuals using a test using SPSS software . The results of this study prove the first hypothesis obtain the result that operating cash flow , investment cash flow , cash flow financing , firm size , and gross profit simultaneously affect the expected return and partially just investing cash flows , financing cash flow , gross profit influential the expected return . When the debt-to- equity ratio is used as a moderating variable in the second test and obtain a negative result is not significant so it can be concluded that the variable debt to equity ratio is not a moderating variable that can strengthen or weaken the relationship between the variable operating cash flow , cash flow investing , cash flow investing , cash flow financing , firm size and gross profit of the expected return on the companies listed on the Stock Exchange from 2007 to 2012 .

Keywords: Cash Flow Operating, Cash Flow Investing, Financing Cash Flow, Firm Size, Gross Profit, Debt to Equity Ratio (DER), and Expected Return

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi sekarang ini semakin memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Teknologi informasi yang berkembang sangat pesat memudahkan setiap orang untuk memperoleh informasi yang tepat waktu di mana pun mereka berada. Menurut Jones (2010), pasar modal merupakan teknologi informasi yang banyak diminati masyarakat untuk memperoleh keuntungan dalam bentuk investasi. Investasi dapat didefinisikan sebagai komitmen dana untuk satu atau lebih aset yang akan diadakan selama beberapa periode waktu mendatang.

Meskipun investasi di pasar modal ini memiliki potensi yang cukup menguntungkan, tetap ada resiko yang harus diwaspadai oleh setiap investor.

Investor harus dapat melihat peluang apakah investasi yang ditanamkan dapat berbuah return atau berbalik menjadi resiko yang merugikan investor itu sendiri.

Resiko ini dapat diketahui dari laporan keuangan maupun isu-isu yang berkembang yang menyangkut aktivitas perusahaan yang bersangkutan.

Laporan keuangan merupakan salah satu objek pengamatan investor dalam menentukan saham yang akan dibeli. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen melalui kantor akuntan publik akan menjadi bahan kajian investor untuk melihat kinerja perusahaan dalam melakukan aktivitasnya selama periode tertentu. Hal ini perlu dikaji agar dapat mengetahui apakah perusahaan dapat memanfaatkan modal yang tersedia secara efisien atau terjadi

(20)

disefisiensimodal yang diakibatkan pemborosan dalam aktifitas industri dalam satu periode tertentu.

Hotsvedt dan Tedder (1978), dalam penelitiannya menemukan bahwa expected return timbul akibat adanya resiko yang dihadapi oleh investor dalam hubungannya terhadap saham perusahaan. Semakin besar resiko dari saham yang dibeli, semakin besar pula keuntungan yang diharapkan oleh investor. Akan tetapi investor harus dapat meminimalkan resiko dengan memaksimalkan keuntungan yang diharapkan. Hal ini didukung oleh pendapat yang menyatakan bahwa tujuan dari kebanyakan investor di saham atau aset lainnya adalah untuk memaksimalkan keuntungan yang diharapkan pada tingkat resiko tertentu, dengan kata lain, meminimalkan resiko pada suatu tingkat pengembalian yang diharapkan.

Menurut Lewellen (1998), sebuah fenomena yang terjadi return pasartidak sepenuhnyamenangkaprisiko yang relevandalam perekonomian, dan faktor-faktortambahan yang diperlukanuntuk menjelaskantingkat pengembalian yang diharapkan.

Hal ini memberikan gambaran permasalahan dalam memperoleh expected return dengan mengurangi resiko melalui data historis yang ada belum dapat memberikan kepastian terhadap perolehan return yang diinginkan investor.

Sehingga harus dilihat lebih teliti pada laporan keuangan, komponen apa dari laporan keuangan tersebut yang dapat memberikan kontribusi dalam memberikan informasi yang lebih jelas dalam hubungannya dengan expected return.

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan aktivitas perusahaan dalam menjalankan usahanya setiap periodenya. Laporan ini terbagi atas 3 bagian aktivitas sesuai dengan fungsinya yaitu aktivitas operasional,

(21)

aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas operasional berhubungan dengan kegiatan perusahaan memanfaatkan modalnya dalam kegiatan produksi,pembayaran gaji karyawan, dll. Kegiatan investasi berhubungan dengan pembelian aset ataupun penjualan aset perusahaan. Dan kegiatan pendanaan berhubungan dengan pinjaman ataupun pembayaran pinjaman pada bank, pembayaran dividen, dll. Ketiga aktivitas dalam laporan arus kas ini sangat penting bagi investor untuk diamati dalam memberikan keputusan investasi. Arus kas hanya memberikan peluang yang cukup kecil dalam memprediksi expected return. Hal ini disebabkan sifat dari pasar modal yang cenderung tidak dapat diprediksi demi efisiensi pasar.

Ketidakpastian akan expected return ini didukung oleh Richard G. Sloan (1996) dalam penelitiannya yang menyatakan harga saham bertindak seolah-olah investor gagal untuk mengidentifikasi dengan benar sifat yang berbeda dari kedua komponen pendapatan.Hasil harga saham tidak konsisten dengan pandangan pasar tradisional yang efisien yang harga saham sepenuhnya mencerminkan semua informasi publik yang tersedia. Namun, temuan bahwa harga saham tidak sepenuhnya mencerminkan semua informasi publik yang tersedia tidak selalu berarti irasionalitas investor atau adanya peluang keuntungan alami.

Laba kotor memberikan gambaran dalam hal kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan perusahaan setelah dikurangi biaya pokok produksi.

Dengan melihat laba kotor perusahaan investor akan berpikir bahwa sampai sejauh mana mengefisienkan modalnya dalam hal memproduksi dan mempertimbangkan keuntungan dari penjualan produk setelah dikurangi biaya produksi dan biaya tenaga kerja. Perusahaan harus mampu untuk menerapkan

(22)

strategi pembelian ataupun penjualan aset agar mampu untuk menambah kenaikan laba perusahaan. Jesswein (2011), dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada banyak sisi untuk GAAP yang harus dipahami untuk benar mengevaluasi data yang dihasilkan oleh fungsi akuntansi. Salah satu aspek adalah penyusutan aset yang digunakan dalam produksi persediaan yang, persediaan yang pada gilirannya menjadi sumber utama pendapatan perusahaan. Namun mengapa harus laba kotor yang menjadi salah satu faktor yang menentukan pengaruh terhadap expected return? Hal ini dapat ditinjau melalui penelitian Febrianto dan Widiastuty (2005), yang mengungkapkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubunganantara laba dengan harga saham.

Debt to Equity Ratio (DER) memberikan gammbaran sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. DER merupakan salah satu tolak ukur investor dalam menanamkan investasi pada perusahaan. Semakin tinggi nilai DER maka kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya semakin rendah. Nilai DER ini diperoleh dengan membandingkan nilai total kewajiban dengan total ekuitas perusahaan. Hovakimian, Opler, dan Titman (2001), dalam penelitiannya menyatakan bahwa harga saham memainkan peran penting dalam menentukan pilihan pembiayaan perusahaan. Perusahaan yang mengalami kenaikan harga saham besar lebih mungkin untuk menerbitkan ekuitas dan melunasi utang daripada perusahaan yang mengalami penurunan harga saham.

Dari penuturan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh komponen laporan arus kas, laba kotor, dan debt to equity

(23)

ratiosebagai variabel moderating terhadap expected return pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah komponen laporan arus kas (operasi, investasi dan pendanaan), ukuran perusahaan, dan laba kotor berpengaruh terhadap expected return pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah debt to equity ratio dapat memoderasi hubungan antara komponen laporan arus kas (operasi, investasi dan pendanaan),ukuran perusahaan, dan laba kotor terhadap expected return pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas (operasi, investasi, dan pendanaan),ukuran perusahaan dan laba kotor terhadap expected return pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan dan parsial.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh debt to equity ratio dapat memoderasi arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, ukuran perusahaan dan laba kotor terhadap expected return pada

(24)

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara simultan dan parsial.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi expected return.

2. Bagi investor diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan salah satu bahan pertimbangan serta membantu dalam mengambil keputusan untuk menentukan expected return.

3. Untuk peneliti selanjutnya adalah memberikan referensi penelitian selanjutnya yang diharapkan dapat melengkapi temuan-temuan empiris berhubungan dengan expected return.

1.5 Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006) yang berjudul “ Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham(Survey Pada Industri Textile dan Automotive yang Terdaftar Di BEJ) kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa arus kas investasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected return, ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap expected return, serta laba kotor juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected return.

Namun arus kas operasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap expected return.

(25)

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Daniati dan Suhairi (2006) adalah terletak pada variabel moderating yaitu debt to equity ratio, dan periode serta tempat dilakukannya penelitian yaitu tahun 2007 sampai tahun 2012 dan dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sedangkan periode dan tempat penelitian Daniati dan Suhairi (2006) diperoleh melalui data tahun 1999 sampai tahun 2004 pada industri textile dan outomotive yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori 2.1.1. Arus Kas

Secara umum, Arus kas dapat diartikan sebagai bagian dari laporan keuangan yang mencakup tentang aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Manfaat dari arus kas yaitu untuk dapat memprediksi arus kas masa depan, menunjukkan hubungan laba bersih dengan laporan perubahan kas, sebagai dasar evaluasi manajemen dalam mengambil keputusan, menentukan sampai sejauh mana kemampuan perusahaan dalam membayar dividen kepada investor, dan pedoman manajemen dalam menentukan besarnya pembayaran bunga ataupun pokok pinjaman kepada investor. Dalam penyajiannya di dalam laporan keuangan, arus kas diklasifikasikan menurut jenis aktivitasnya yang didasarkan pada:

2.1.1.1. Arus kas operasi

Arus kas operasi (operating cash flow)merupakan arus kas yang memuat pendapatan ataupun beban dalam setiap operasional perusahaan selama periode tertentu. Aktivitasi operasi ini sangat mempengaruhi laporan laba rugi karena memiliki hubungan secara langsung dengan aktivitas operasional perusahaan.

Aktivitas operasi ini meliputi pembayaran pajak, pembayaran atas pembelian barang, pembayaran bunga, pembayaran gaji karyawan, dll. Menurut Pedoman

(27)

Standar Akuntansi Keuangan No.2 yang mencakup aktivitas operasi perusahaan yaitu:

1. Perusahaan memperoleh penerimaan kas yang bersumber dari transaksi penjualan barang/jasa dan royalti, pembayaran sewa dan restitusi pajak, penerimaan kas yang berasal dari penjualan sekuritas oleh perusahaan efek 2. Perusahaan memperoleh pengeluaran kas yang bersumber dari

pembayaran kas kepada perusahaan pemasok barang, pembayaran terhadap gaji karyawan, Pembayaran kas terhadap klaim asuransi, pembelian efek (saham), melalui perusahaan efek, dan pengembalian pinjaman kredit dari bank.

3. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan (dealing).

Hasil penelitian Lou (2008) menyatakan bahwa dengan menyusun arus kas operasi dari transaksi yang tidak biasa atau penting, makalah ini mengeksplorasi informasi arus kas individu tentang kondisi ekonomi masa depan.

Bukti menunjukkan bahwa sumber-sumber yang tidak biasa arus kas operasi, yang informasi tertanam dalam pengungkapan catatan kaki, memiliki nilai prediktif tambahan yang signifikan dan memiliki perbedaan yang terus-menerus dari arus kas operasi biasa lainnya. Penyajian mereka yang lebih menonjol akan menambah secara signifikan terhadap keinformatifan dari laporan arus kas.

Tampaknya pelaku pasar saham tidak sepenuhnya menghargai arus kas operasi yang tidak biasa yang konsisten dengan implikasinya terhadap arus kas masa depan. Praktek saat mencocokkan informasi dalam catatan kaki tentang transaksi individu yang signifikan dan arus kas operasi yang dihasilkan tidak dapat

(28)

membantu investor untuk sepenuhnya menggabungkan implikasi arus kas operasi saat ini dengan kondisi ekonomi di masa depan.

Rezaei dan Safari (2013) menyatakan bahwa keputusan penetapan badan standar untuk mengubah laporan arus kas benar-benar konsisten dengan kebutuhan pengguna dan pengguna dalam keputusan investasi mereka lebih suka menggunakan arus kas yang lebih signifikan daripada total aliran kas (total arus kas dan akrual saat ini).

Penelitian Rezaie dan safari (2013) bertentangan dengan Barth et al (2001) yang menyatakan bahwa dekomposisi akrual pada komponen tersebut meningkakan daya prediksi model yang lebih signifikan. Perbandingan koefisien estimasi model menunjukkan bahwa komponen kas pendapatan adalah ukuran unggul dari komponen lain untuk menggambarkan nilai pasar perusahaan dan setelah laba operasi memiliki aplikasi yang lebih dalam pengambilan keputusan investor. Hasil ini menunjukkan bahwa dibandingkan dengan item akrual laba yang kontrak dan selektif dan dapat dimanipulasi dan menyimpang oleh manajemen, sebagai item laporan arus kas nyata dan konkret mereka lebih dapat diandalkan dan investor lebih memperhatikan mereka.Juga, hasil menunjukkan bahwa investor memperhatikan titik bahwa dibandingkan dengan variabel seperti akrual yang lebih berdasarkan kebijakan perusahaan, variabel seperti arus kas operasi yang dihitung berdasarkan informasi akuntansi kurang bergantung pada kebijakan manajemen dan dalam hal ini umumnya kebal terhadap gangguan dan manipulasi management. Pada penelitian ini, variabel dividen, peningkatan modal dan informasi lainnya digunakan sebagai variabel kontrol dan meskipun dasar teoritis bahwa ada hubungan antara peningkatan modal variabel dan nilai pasar

(29)

perusahaan, terlihat bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara peningkatan modal dan nilai pasar perusahaan dan bahkan mempertimbangkan dalam model telah mengurangi kekuatan Model. Mungkin tidak ada signifikansi variabel ini dapat dikaitkan dengan fakta bahwa itu tidak dipertimbangkan dalam keputusan investor Iran.

2.1.1.2 Arus kas investasi

Arus kas investasi (Cash Flow of Investment) merupakan arus kas yang memuat peningkatan maupun penurunan aset jangka panjang yang dipergunakan perusahaan dalam setiap kegiatan operasionalnya. Pembelian aset tetap misalnya gedung merupakan salah satu contoh dari aktivitas investasi. Menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2, yang mencakup aktivitas investasi yaitu:

1. Perusahaan memperoleh penerimaan kas yang bersumber dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lainnya,kontrak yang akan dilakukan di masa mendatang, pelunasan uang muka dan pinjaman dari pihak lain.

2. Perusahaan memperoleh pengeluaran kas yang bersumber dari perjanjian kontrak yang akan dilakukan di masa yang akan datang, pembelian instrumen utang ataupun ekuitas selain untuk diperdagangkan, pembelian aset tidak tetap, aset tidak berwujud, dan biaya pengembalian kapitalisasi.

(30)

Soumaya (2012) menyatakan bahwa MC (Kapitalisasi Pasar), sebagai ukuran dari ukuran perusahaan, memiliki efek positif dan signifikan arus kas investasi. Juga, DLMT (The Long and Medium-Term Debts) memiliki efek negatif pada sensitivitas arus kas investasi. Akhirnya, dampak dari aset likuid pada sensitivitas arus kas investasi tidak jelas. Karena efek CS (Cash Stock) adalah positif sementara efek LA (Aset Likuid) adalah negatif.

Minton dan Schrand (1999) menyatakan bahwa perusahaantidaksepenuhnyavolatilitaskelancaran arus kasmelalui waktuuntuk mempertahankan tingkatinvestasi, melainkanmelupakanbeberapa investasi. Kami tidak mengklaimbahwa hasil iniberarti bahwaperusahaan harusmengurangi atau menghilangkanvolatilitas.Sebaliknya, efek darivolatilitasmerupakansalah satu faktorbahwa perusahaanharus mempertimbangkandalam keputusanmanajemen risiko.Perusahaanharusmemutuskan bagaimanauntukmemilih (trade-off)dampak negatifyang diharapkanvolatilitaspadatingkat investasiterhadap efeklain dalam mengelolavolatilitas.

2.1.1.2 Arus kas pendanaan

Merupakan arus kas yang memuat kegiatan perusahaan dalam usahanya untuk memperoleh penjaman dari investor maupun kreditor. Arus kas atas aktivitas pendanaan berguna bagi investor untuk memprediksi arus kas masa depan. Contoh aktivitas pendanaan misalnya mengeluarkan wessel bayar, mengeluarkan saham ke masyarakat, pembayaran dividen kepada investor, dll.

Menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2, yang mencakup arus kas pendanaan adalah :

(31)

1. Perusahaan yang memperoleh penerimaan kas yang bersumber dari penerbitan saham oleh perusahaan, penerbitan wessel, obligasi, pinjaman jangka pendek, pinjaman jangka panjang, dan hipotek.

2. Perusahaan memperoleh pengeluaran kas yang bersumber dari transaksi yang berupa pembayaran secara kas terhadap pemilik saham untuk menarik atau menebus kembali saham perusahaan, pelunasan pinjaman dari utang jangka pendek, dan pembayaran sewa untuk mengurangi utang.

Menurut Ikhsan dan Suprasto (2008), jika arus kas masuk lebih besar daripada arus kas keluar, maka arus kas bersih yang tersedia dari aktivitas pendanaan dilaporkan. Jika arus kas masuk lebih kecil daripada arus kas keluar maka arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan dilaporkan.

Arus kas yang terjadi dari transaksi dalam mata uang asing harus dicatat dalam mata uang pelaporan suatu perusahaan dengan mencatat ke dalam mata uang asing sebesar nilai tukar antara mata uang pelaporan dan mata uang asing pada tanggal pelaporan. Tingkat yang mendekati kurs dapat digunakan jika hasilnya secara substansial sama akan timbul jika harga pada tanggal arus kas yang digunakan. Pengaruh perubahan kurs terhadap kas dan setara kas yang dimuat dalam mata uang asing harus dilaporkan sebagai bagian terpisah dari rekonsiliasi perubahan dalam kas dan setara kas selama periode tersebut.

Menurut PSAK No.2, laporan arus kas menggambarkan perubahan historis dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama satu periode. Selanjutnya, memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset

(32)

bersih entitas, struktur keuangan (likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah.

Menurut Kieso dan Weygrandt (2007), tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Untuk tujuan ini, laporan arus kas melaporkan (1) kas yang mempengaruhi operasi selama suatu periode, (2) transaksi investasi, (3) transaksi pembiayaan, dan (4) kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode. Informasi pembuatan laporan arus kas biasanya berasal dari (1) neraca komparatif, (2) laporan laba rugi periode berjalan, dan (3) data transaksi terpilih.

Stice et al (2004) berpendapat bahwa laporan arus kas (statement of cash flow) menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas (cash equivalent) dalam periode tertentu. Setara kas merupakan investasi jangka pendek yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas. Untuk dapat dikatakan setara kas, suatu unsur haruslah : (1) dapat segera ditukar dengan kas ketika diperlukan, (2) sangat dekat dengan masa jatuh temponya sehingga kecil resiko terjadinya perubahan nilai akibat perubahan tingkat suku bunga.

2.1.1.4 Arus Kas Bebas

Arus kas bebas merupakan kas yang dihasilkan oleh perusahaan setelah menyisihkan kas yang dibutuhkan untuk mempertahankan atau meningkatkan aset perusahaan tersebut. Hal yang perlu diketahui oleh para investor bahwa arus kas bebas yang bernilai negatif tidak dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki

(33)

kemampuan yang buruk dalam pengelolaan keuangan, melainkan arus kas bebas yang negatif dapat menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melalukan investasi yang cukup besar dalam pengelolaan aset tetapnya.

Ada beberapa penelitian yang memberikan pandangannya terhadap arus kas bebas. Menurut Subrahmanyam dan Wild (2009:417), arus kas bebas perusahaan merupakan laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) dikurangi dengan peningkatan aset operasional bersih (NOA). Peningkatan NOA menggolongkan perubahan modal kerja untuk arus kas bersih dari operasi dan peningkatan aktiva operasi jangka panjang.

Richardson (2006) dalam penelitiannya menemukan bahwa over-investasi adalah masalah umum bagi perusahaan-perusahaan publik AS. Untuk perusahaan- perusahaan non- keuangan selama periode 1988-2002, perusahaan rata-rata over- investasi 20 persen dari arus kas bebas yang tersedia. Selain itu, sebagian besar arus kas bebas masih dipertahankan dalam bentuk aset keuangan. Untuk setiap dolar tambahan arus kas bebas perusahaan rata-rata dalam sampel mempertahankan 41 sen seperti uang tunai atau surat berharga . Ada sedikit bukti bahwa aliran kas bebas didistribusikan kepada para pemangku kepentingan eksternal, sehingga menciptakan potensi untuk mempertahankan arus kas bebas untuk menjadi over-investasi di masa depan. Analisis tambahan hanya ditemukan bukti yang lemah bahwa struktur pemerintahan yang efektif dalam mengurangi tingkat over- investasi.

(34)

2.1.2. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan secara umum dapat mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi. Hal ini disebabkan oleh keyakinan dari sebahagian investor terhadap perusahaan dalam kategori besar dapat mengurangi resiko tinggi terhadap kerugian dalam pembelian saham perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diukur berdasarkan total aset karena total aset lebih menggambarkan besar kecilnya perusahaan.

Queroz dan Timmerman (1999), dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa variasi siklus besar dalam conditional return perusahaan kecil dan besar memiliki implikasi alokasi aset yang signifikan. Studi tentang portofolio optimal dan keputusan konsumsi menunjukkan bahwa peluang variasi waktu investasi dapat memiliki efek penting pada pilihan portofolio investor.

Moore (2000), dalam penelitiannya mengungkapkan perusahaan kecil lebih peduli dengan membangun ekuitas dan memperoleh pangsa pasar dibandingkan perusahaan besar. Akibatnya pendapatan mereka didistribusikan secara berbeda. Sebuah perusahaan kecil lebih cenderung untuk menginvestasikan kembali pendapatannya kembali ke perusahaan. Menyebabkan saldo laba tumbuh lebih cepat dan meningkatkan nilai dari saham biasa. Namun, perusahaan besar lebih mungkin untuk menggunakan pendapatannya dengan cara yang, secara umum, tidak meningkatkan nilai dari saham biasa misalnya membayar dividen kepada para pemegang saham preferen.

Menurut Klein dan Bawa (1977) dalam Banz (1981) menemukan bahwa bahwa jika informasi tidak cukup tersedia tentang subset dari sekuritas, investor tidak akan memegang sekuritas ini karena risiko estimasi, yaitu ketidakpastian

(35)

tentang parameter sebenarnya dari distribusi keuntungan. Jika para investor berbeda dalam jumlah informasi yang tersedia, mereka akan membatasinya untuk diversifikasi himpunan bagian yang berbeda dari semua surat berharga di pasar.

Sangat mungkin bahwa jumlah informasi dihasilkan terkait dengan ukuran perusahaan. Oleh karena itu, banyak investor tidak akan berkeinginan untuk memegang saham biasa perusahaan yang sangat kecil.

2.1.3 Laba Kotor

Laba kotor menggambarkan nilai penjualan yang dihasilkan perusahaan setelah dikurangi biaya pokok produksi (cost of goods sold) selama satu periode.

Laba kotor memiliki manfaat yang cukup penting bagi investor menganalisis laporan keuangan dalam menentukan keputusan investasi. Biaya pokok produksi diperoleh dari biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kepentingan aktivitas produksi perusahaan selama satu periode tertentu.

Rumus yang digunakan:

Laba Kotor = Penjualan – Harga Pokok Penjualan

Investor dapat mengetahui seberapa besar efisiensi manajemen perusahaan dalam menggunakan tenaga kerja dan persediaan dalam proses industri perusahaan. Dalam meningkatkan pendapatannya, perusahaan biasanya melakukan strategi penjualan yang lebih efektif dan efisien. Misalnya perusahaan membeli aset yang murah dan menjualnya dengan harga yang cukup mahal.

Strategi ini dapat mendongkrak pendapatan perusahaan sehingga memicu kenaikan laba perusahaan.

(36)

Daniati dan Suhairi (2006), dalam penelitiannya menyatakan bahwa laba kotor memiliki hubungan yang searah dengan expected return saham, dimana setiap kenaikan Rp.1,- laba kotor juga akan menyebabkan kanaikan pada expected return saham sebesar nilai koefisiennya.

Corstjens dan Doyle (2008), dalam penelitiannya menyatakan bahwa pendekatan umum mengabaikan elastisitas silang dan hanya mempertimbangkan efek utama mengarah ke suboptimisasi utama dalam alokasi prosedur. Demikian pula, mengalokasikan ruang atas dasar rata-rata penjualan atau marjin laba kotor, sementara pengoperasian yang sederhana, mengabaikan elemen kunci dalam hubungan antara ruang pajang dan profitabilitas kelompok.

Zachariah (2006), mengemukakan bahwa mekanisme profitabilitas yang mendorong perusahaan untuk berpindah dari rendah ke sektor industri kembali tinggi cenderung beroperasi pada skala waktu lebih lama dari kendala yang lebih mendesak yang dikenakan oleh kebutuhan untuk membayar upah-tagihan dan dengan kondisi teknis diwakili oleh matriks produksi. Mengurangi skala produksi di satu sektor sementara membangun stok modal di negara lain adalah dengan sifat proses yang relatif lambat.

2.1.4 Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio menggambarkan rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban dan moda l/ekuitas. Debt to Equity Ratio (DER)merupakan bagian dari Rasio Solvabilitas yang biasa dipergunakan investor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Atau dengan kata

(37)

lain Debt to Equity Ratio (DER) merupakan jumlah kewajiban perusahaan dibagi dengan ekuitas perusahaan.

Rumus :

Debt to Equity Ratio = Liabilities

Equity x 100%

Hovakimian et al (2001), dalam penelitiannya menemukan bahwa meskipun keuntungan masa lalu merupakan prediktor penting dari rasio utang yang diamati, perusahaan sering membuat keputusan keuangan dan pembelian kembali yang mengimbangi perubahan earning-driven dalam struktur modal mereka. Khususnya, ketika perusahaan-perusahaan baik menaikkan atau menghentikan sejumlah besar modal baru, pilihan mereka memindahkannya ke arah target struktur modal yang disarankan oleh model tradeoff statis, seringkali lebih dari offsetting efek akumulasi keuntungan dan kerugian. Pola ini tetap kualitatif terlepas dari jatuh tempo atau konvertibilitas utang yang diterbitkan.

Byrd dan Mizruchi (2005), menyatakan bahwa efek dari pemberi pinjaman pada rasio utang negatif, meskipun efeknya pada nilai ekuitas juga negatif. Untuk pengetahuan kita, ini adalah laporan dari luar pertama bukti yang membenarkan kekhawatiran tentang ditunjuknya dewan kreditur bertindak untuk kepentingan bank mereka. Tidak seperti pemberi pinjaman, peran bankir lainnya di papan mungkin merupakan fungsi keuangan perusahaan yang sehat. Ketika kemungkinan kesulitan keuangan yang tinggi, hasil kami menunjukkan bahwa para bankir lain memberikan sertifikasi dan keahlian. Setelah penunjukan bankir lain, rasio utang meningkat, terutama karena meningkatnya utang jangka panjang.

Untuk perusahaan-perusahaan non-tertekan, namun dampak dari bankir lain

(38)

menyerupai pemberi pinjaman, menunjukkan konvergensi dalam peran sebagai pemantau.

Gaud et al (2003), dalam penelitiannya menemukan bahwa bahwa ukuranperusahaan, pentingnya aset berwujud dan risiko bisnis yang berhubungan positif dengan leverage, sementara pertumbuhan dan profitabilitas berhubungan negatif dengan leverage. Analisis dinamis menunjukkan bahwa ada target rasio utang terhadap ekuitas. Profitabilitas tertinggal memiliki dampak positif pada leverage, yang menegaskan prediksi perilaku pecking order jangka pendek terhadap rasio sasaran. Namun, proses penyesuaian terbukti sangat lambat. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang paling realistis adalah bahwa berada di disekuilibrium

tidak mahal bagi perusahaan Swiss.

2.1.5 Expected Return(Keuntungan yang diharapkan)

Pemilihan investasi bagi para investor menggambarkan situasi di mana kompensasi atas resiko yang dihadapi selama berinvestasi dihadapkan pada keuntungan yang diharapkan investor di masa yang akan datang. Resiko dan return memiliki hubungan yang cukup erat dalam kaitannya di pasar modal.

Dalam berinvestasi, selain memaksimalkan return investor juga harus dapat melihat resiko yang mungkin harus mereka hadapi.

Menurut Tandelilin (2001), ada beberapa sumber resiko yang mempengaruhi besarnya resiko dalam pemilihan investasi, yaitu:

(39)

1. Resiko Suku Bunga

Suku bunga dapat mempengaruhi perubahan harga saham yang selalu berfluktuasi. Hal ini perlu menjadi bagian penting bagi investor dalam berinvestasi saham. Apabila tingkat suku bunga naik maka potensi dari return akan menurun, begitu juga sebaliknya bila tingkat suku bunga turun makapotensi dari return akan mengalami peningkatan.

2. Resiko Pasar

Pergerakan harga saham yang berfluktuasi sangat dipengaruhi oleh kondisipasarsuatu negara. Resiko pasar ini biasanya bersumber dari misalnya resesi ekonomi, perubahan kebijakan politik, ataupun kerusuhan berupa demonstrasi tenaga kerja, dll.

3. Resiko Inflasi

Resiko inflasi dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Inflasi yang meningkat akan menurunkan minat investor dalam transaksi saham untuk menghindari resiko rugi.

4. Resiko Bisnis

Fluktuasi harga saham dapat dipengaruhi dari bagaimana perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Oleh karena itu manajemen harus mampu untuk dapat melihat peluang dari suatu ruang lingkup bisnis perusahaan.

5. Resiko Finansial

Faktor keuangan perusahaan merupakan resiko yang sangat penting dalam terjadinya perubahan harga saham di pasar modal. Investor melihat potensi

19

(40)

keuntungan dari suatu saham perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan dapat dilihat bagaimana kemampuan perusahaan secara efektif dan efisien menggunakan modalnya dalam menjalankan perusahaan.

6. Resiko Likuiditas

Resiko ini menyangkut sampai sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dan pengeluaran yang tak terduga. Hal ini dapat menjadi resiko pembelian saham oleh investor. Semakin tinggi keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk berkembang maka akan semakin meningkat pula harga saham perusahaan di pasar.

7. Resiko Nilai Tukar Mata Uang

Fluktuasi nilai mata uang suatu negara dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan terutama perusahaan yang produknya berhubungan dengan ekspor impor. Penurunan nilai mata uang suatu negara dapat berdampak negatif pada perusahaan karena utang yang dalam bentuk mata uang asing akan semakin meningkat. Sebagai contohnya tahun 1997 di mana di Indonesia mengalami krisis keuangan yang mengakibatkan penurunan nilai rupiah yang berdampak pada banyaknya perusahaan pailit akibat melonjaknya utang dari beberapa perusahaan tersebut.

8. Resiko Negara

Resiko ini dapat dikaitkan dengan resiko politik karena memiliki kaitan dengan ruang lingkup politik suatu negara. Investor harus jeli melihat potensi saham yang akan naik karena suatu kebijakan politik yang diambil pemerintah dapat mendongkrak nilai saham.

20

(41)

Jadi kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penjelasan berbagai resiko adalah setiap investor dalam menanamkan investasi harus dapat melihat resiko dari berbagai sudut pandang yang memungkinkan mempengaruhi nilai dari investasi tersebut.

Return (keuntungan) merupakan imbal hasil masa depan yang diterima investor atas resiko yang harus dihadapi dalam berinvestasi.

Rumusnya:

Return saham = Pt−Pt−1 Pt−1

Keterangan:

Pt = Harga saham periode t Pt-1 = Harga saham periode t-1

Ketidakpastian akan diperolehnya keuntungan oleh investor membuat banyak penelitian-penelitian yang menafsirkan keuntungan yang akan diperoleh di masa yang akan datang salah satunya dengan menggunakan perhitungan expected return.

Expected return merupakan penafsiran atas keuntungan yang ingin diperoleh investor di masa yang akan datang yang didasarkan pada harga saham secara historis. Menurut Zubir (2011) dalam Susanti dan Syahyunan (2013) dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

E(Ri) = Rij

Nt−1

N

Keterangan :

(42)

Rij = Return saham j pada periode i N = Jumlah periode

Brav et al (2002), dalam penelitiannya menemukan bahwa di samping beta pasar, nilai pasar perusahaan yang nilai ekuitasnya negatif terkait dengan keuntungan yang diharapkan. Temuan ini konsisten dengan studi lain yangmemanfaatkan rata-rata return direalisasikan. Menggabungkan dua hasil menunjukkan bahwa faktor ukuran risiko: Investor mengharapkan saham-saham berkapitalisasi kecil untuk menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dan memang keuntungan yang direalisasikan menunjukkan bahwa saham kapitalisasi kecil rata-rata mengungguli saham kapitalisasi besar, konsisten dengan tradeoff risk-return.

Fama dan French (1988), dalam penelitinannya mengungkapkan bahwa persistensi (autokorelasi positif yang tinggi) dari keuntungan yang diharapkan menyebabkan varians keuntungan yang diharapkan, diukur dengan nilai-nilai dipasang dalam regresi dari keuntungan hasil dividen, untuk tumbuh lebih sebanding dengan keuntungan horizontal. Di sisi lain, pertumbuhan varians dari regresi residuali dilemahkan oleh tingkat efek diskonto: guncangan keuntungan yang diharapkan berkaitan dengan guncangan berlawanan dengan harga saat ini.

Fama (1990), dalam penelitiannya menjelaskan bahwa sebagian besar darivariasikeuntungan sahamdapat dijelaskan, terutama denganvariasi waktukeuntungan yang diharapkandan perkiraankegiatan riil.Ada kemungkinan bahwa, dengandata baru, kekuatan penjelasdarivariabel yang digunakandi sini akanlebih rendah dariyangdiukur untuk1953-1987. Hal ini jugakemungkinan bahwabeberapa penjelasan variasikeuntungantidak rasional. Di sisi lain,adalah

(43)

mungkin bahwa, jika variabeldan bentukfungsionalyang mendorongvariasi yang rasional pada hargasahamentah bagaimanamengungkapkan, kita akanmenemukan

bahwapada sampleyang nilaiR2diperoleh di

sinimengecilkanproporsirasionalvariasikeuntungan.

2.2Review Penelitian Terdahulu

Peneliti melakukan review terhadap beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kaitan dengan objek yang ingin diteliti yang dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian. Penelitian Daniati dan Suhairi (2006) dengan judul penelitian “ Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, Dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham(Survey Pada Industri Textile Dan Automotive Yang Terdaftar Di BEJ)”, dengan memberikan kesimpulan bahwa variabel arus kas investasi, laba kotor dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap expected return secara signifikan, sedangkan variabel arus kas operasi tidak mempengaruhi expected return signifikan. Analisis tidak termasuk arus kas pendanaan karena identifikasi multikolinearitas ada dalam pengujian asumsi klasik. Oleh karena itu, variabel arus kas pendanaan tidak digunakan dalam model regresi.

Penelitian Fama dan Kenneth (1988) dengan judul Dividend Yields and Expected Stock Return dengan memberikan kesimpulan Persistensi (autokorelasi positif yang tinggi) dariexpected returnmenyebabkan varians expected return, diukur dengan nilai-nilai dipasang dalam regresi dari return hasil dividen, untuk tumbuh lebih sebanding dengan return horizontal. Di sisi lain, pertumbuhan

(44)

varians dari regresi residual dilemahkan oleh tingkat efek diskonto:guncangan expected returnberkaitan dengan guncangan berlawanan dengan harga saat ini.

Penelitian Fama (1990) dengan judul Stock Returns, Expected Returns, andReal Activitydengan memberikan kesimpulan Sebagian besar darivariasikeuntungan sahamdapat dijelaskan, terutama denganvariasi waktuexpected returndan perkiraankegiatan riil. Ada kemungkinan bahwa, dengandata baru, kekuatan penjelasdarivariabel yang digunakandi sini akanlebih rendah dariyangdiukur untuk1953-1987. Hal ini jugakemungkinan bahwabeberapa penjelasan variasireturntidak rasional. Di sisi lain,adalah mungkin bahwa, jika variabeldan bentukfungsionalyang mendorongvariasi yang rasional pada hargasahamentah bagaimanamengungkapkan, kita akanmenemukan bahwapada

sampleyang nilaiR2diperoleh di

sinimengecilkanproporsirasionalvariasikeuntungan.

Penelitian Susanti dan Syahyunan (2013) dengan judul Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal memberikan kesimpulan Portofolio optimal yang telah terbentuk menjanjikan tingkat pengembalian (expected return) sebesar 3,737% per bulan dan risiko yang harus dihadapi dari hasil berinvestasi pada portofolio tersebut adalah sebesar 4,833% per bulan.

Penelitian Lawellen (1999) dengan judul The Time-Series Relations AmongExpected Return, Risk, and Book to-Market memberikan kesimpulan B / M rasio suatu industri memprediksi perubahan Expected return, tetapi keuntungan varian bulanan yang tinggi mengurangi ketepatan perkiraan. Ukuran dan nilai pasar portofolio menghasilkan lebih banyak bukti yang dapat dipercaya bahwa B /

(45)

M memprediksi keuntungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa B / M melacak perubahan ekonomi besar dalam Expected return.

Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping)

No Nama Peneliti &

Tahun

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Ninna Daniati dan Suhairi (2006)

Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, Dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham (Surve y Pada Industri Textile Dan Automotive Yang Terdaftar Di BEJ)

Variabel Independen:

Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan, Laba Kotor, Size Perusahaan Variabel Depende n: Expected Return Saham

Variabel arus kas investasi, laba kotor dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap expected return secara signifikan, sedangkan variabel arus kas operasi tidak mempengaruhi expected return signifikan.

Analisis tidak termasuk penda naan arus kas karena identifikasi multikolinearitas ada dalam pengujian asumsi klasik. Oleh karena itu, variabel pendanaan arus kas tidak digunakan dalam model regresi.

2 Eugene F. Fama dan Kenneth R.

French (1988)

Dividend Yields and Expected Stock Returns

Dividend Yields dan Expected Stock Returns

Persistensi (autokorelasi positif yang tinggi) dari expected return menyebabkan varians expected return, diukur dengan nilai-nilai dipasang dalam regresi dari return hasil dividen, untuk tumbuh lebih sebanding dengan return horizontal. Di sisi lain, pertumbuhan varians dari regresi residual dilemahkan oleh tingkat efek diskonto: guncangan expected return berkaitan dengan guncangan berlawanan dengan harga saat ini.

3 Eugene F. Fama (1990)

Stock Returns, Expected Returns, and Real Activity

Expected Return, Shock to Expected Return dan Shock to Expected Cash Flow

Sebagian besar dari variasi keuntungan saham dapat dijelaskan, terutama dengan variasi waktu expected return dan perkiraan kegiatan riil. Ada kemungk inan bahwa, dengan data baru, kekuatan penjelas dari variabel yang digunakan di sini akan lebih rendah dari yang diukur untuk 1953-1987. Hal ini juga kemungkinan bahwa beberapa penjelasan variasi return tidak rasional. Di sisi lain, adalah mungkin bahwa, jika variabel dan bentuk fungsional yang mendorong variasi yang rasional pada harga saham entah bagaimana mengungkapkan, kita akan menemukan ba hwa pada sample yang nilai R2 diperoleh di sini mengecilkan proporsi rasional variasi keuntungan.

4 Susanti da n

Syahyunan (2013)

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham dengan Menggunakan Model Indeks Tunggal

Expected Return Saham dan Expected Return Pasar, varians, Beta, Resiko Sistematis, Resiko tidak Sistematis, Excess Return to Beta (ERB), dan Cut-off Rate

Portofolio optimal yang telah terbentuk menjanjikan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) sebesar 3,737% per bulan dan risiko yang harus dihadapi dari hasil berinvestasi pada portofolio tersebut adalah sebesar 4,833%

per bulan.

5 Jonathan Lawellen (1999)

The Time-Series Relations Among Expected Return, Risk, and Book to- Market

Risk, Book Equity to Market Equity (B/M), and Expected Return

B / M rasio suatu industri memprediksi perubahan Expected return, tetapi keuntungan varian bulanan yang tinggi mengurangi ketepatan perkiraan. Ukuran dan nilai pasar portofolio menghasilkan lebih banyak bukti yang dapat dipercaya bahwa B / M memprediksi keuntungan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa B / M melacak perubahan ekonomi besar dalam Expected return.

(46)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan hubungan/keterkaitan antara suatu objek dengan objek lainnya yang ingin diteliti oleh peneliti. Fungsi kerangka konsep adalah untuk menghubungkan dari suatu objek terhadap objek lain yang diteliti atau dengan kata lain gambaran singkat dari suatu penelitian. Kerangka konsep ini akan memberikan gambaran bagaimana hubungan antara variabel bebas/variabel independen (X) dengan variabel terikat/variabel dependen (Y). Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti yang dipaparkan di bawah ini.

Variabel IndependenVariabel Dependen

Gambar 3.1

Kerangka Konseptual (Sebelum Uji Faktor)

Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah expected return dikarenakan expected return adalah salah satu indikator pengukuran return oleh para investor. Setiap perusahaan akan berusaha meningkatkan kinerjanya dalam

Expected Return

(Y) Laba Kotor (X3)

Ukuran Perusahaan (X2) Komponen Arus Kas(X1) 1. Arus Kas Operasi (X1.1) 2. Arus Kas Investasi (X1.2) 3.Arus Kas Pendanaan(X1.3)

Debt to Equity Ratio (z)

(47)

menghasilkan laba perusahaan yang nantinya secara otomatis menaikkan harga sahamperusahaan di pasar modal.

a. Pengaruh Komponen Laporan Arus Kas terhadap Expected Return

Komponen laporan arus kas baik berupa arus kas investasi maupun arus kas pendanaan merupakan gambaran dari kinerja perusahaan dalam mempergunakan modal perusahaan secara efisien. Komponen laporan arus kas ditampilkan dalam bentuk rasio yang mana total aset sebagai alat ukurnya karena total aset lebih menggambarkan pengelolaan arus kas perusahaan. Keuntungan yang diperoleh perusahaan melalui aktivitas operasi dan investasi akan menjadi perhatian penting oleh oleh investor. Karena perusahaan yang mampu memanfaatkan modalnya secara efisien yang tergambar melalu laporan keuangan perusahaan akan cenderung menambah kepercayaan investor untuk membeli saham perusahaan demi mengharapkan return dari fluktuasi harga saham.

b. Pengaruh Laba Kotor terhadap Expected Return

Laba kotor merupakan hasil dari pengurangan antara total penjualan dengan harga pokok produksi. Strategi perusahaan dalam membeli aset tetap dengan harga yang cukup rendah dan menjualnya dengan harga yang cukup tinggi merupakan strategi dalam usaha meningkatkan keuntungan bagi perusahaan.

Investor harus dapat memperhatikan laba kotor suatu perusahaan dalam memilih saham yang diinginkan. karena agar investor dapat memperoleh return yang diinginkan, maka investor harus dapat melihat perusahaan yang mampu mengendalikan keuntungan perusahaan dengan memanfaatkan strategi pemasaran

Gambar

Tabel 5.1 menunjukkan nilai minimun expected return  (ER)dalam kurun waktu  2007-2012 yaitu sebesar -2,659
Gambar 5.2 Histogram
Tabel 5.5  Coefficients a Model  Unstandardized Coefficients  Standardized Coefficients
Tabel 5.1  Descriptive Statistics

Referensi

Dokumen terkait

1) Hanya Order yang mempunyai status open yang dapat diperjumpakan. 2) Best Bid dan Best Ask akan mendapatkan prioritas utama perjumpaan pada Order Book. order

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia Nya penelitian dan penyusunan skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan judul “Hubungan

Pada hari ini SELASA tanggal DUA PULUH TIGA bulan APRIL tahun DUA RIBU TIGA BELAS, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Distrik Navigasi Kelas III Merauke Tahun Anggaran 2013

Theoretically, experts agree with the importance of the use of authentic texts in the teaching and learning activity with the reason that authentic texts perform real

1) An agent-based model of Kuhn’s Structure of Scientific Revolutions , where I show how possibly the interactions of individually rational scientists can result in an

Sesuai dengan ketentuan Pasal 55 Undang-undang Bank Indonesia 1968, maka penyelenggaraan usaha Jaminan Simpanan Uang Pada Bank sebagaimana dimaksudkan diatas, perlu diatur dalam

Penelitian yang dilakukan Yoyok Pambudi (2015) tentang kendali daya reaktor RSG G.A.S Dengan menggunakan metode Particle Swarm Optimization dan kendali DIC

Dari gambar 4.1 dapat disimpulkan, semakin besar laju alir maka jumlah mol CO2 yang terserap justru menurun.Hal ini dikarenakan pada operasi absorbsi dengan laju alir besar,