• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN FISKAL REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN FISKAL REGIONAL"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

- 6 -

Provinsi Banten

KAJIAN FISKAL REGIONAL

Triwulan III

2018

Penyusun:

Penanggung Jawab: Haryana

Ketua Tim: Syafrial I Editor: Erwin AOS I Desain Grafis: Royana Dewi I Anggota: Santun S. I Henie SR I Tri Winarti I Siti Fatimah

(3)

Realisasi PAD : 47,33%

Belanja : 40%

Realisasi PAD : 59,21%

Belanja : 54%

Realisasi PAD : 57,09%

Belanja : 48%

Belanja : 56%

Realisasi PAD : 79,82%

Belanja : 50%

Realisasi PAD : 81,69%

Belanja : 53%

Realisasi PAD : 87,93%

Belanja : 52%

Belanja : 45%

(4)

i-

DAFTAR ISI ... i

I. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL ... 1

A. Produk Domestik Regional Bruto ... 1

B. Inflasi ... 2

C. Indikator Kesejahteraan ... 3

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN ... 5

A. Pendapatan Negara ... 6

1. Penerimaan Perpajakkan ... 6

2. Penerimaan Negara Bukan Pajak ... 8

3. Pendapatan Hibah ... 9

B. Belanja Negara ... 9

1. Belanja Pemerintah Pusat ... 9

2. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa ... 10

3. Pengelolaan Badan Layanan Umum ... 10

4. Manajemen Investasi Pusat ... 10

C. Prognosis Realisasi APBN ... 11

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD ... 12

A. Pendapatan Daerah ... 13

1. Pendapatan Asli Daerah ... 13

2. Pendapatan Transfer ... 15

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah ... 16

B. Belanja Daerah ... 16

1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial ... 16 2. Belanja Daerah berdasarkan Klasifikasi Urusan ... 17

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2017 ... 17

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD) ... 18 A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasi ... 18

B. Pendapatan Konsolidasian ... 19

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan ... 19

2. Analisis Perubahan ... 20

3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan Konsolidasian ... 20 C. Belanja Konsolidasian ... 21

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan ... 21

2. Analisis Perubahan ... 21

3. Dampak Kebijakan Fiskal kepada Indikator Ekonomi Regional ... 22

D. Analisis Kontribusi Pemerintah dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 22 V. BERITA/ISU FISKAL REGIONAL TERPILIH ... 24

A. Investasi Di Banten Makin Cemerlang ... 24

B. Hari Ulang Tahun Ke-18 Banten Jadi Momentum Kebangkitan Banten . 25 LAMPIRAN 1 ... ii

LAMPIRAN 2 ... iii

(5)

- 1 -

I. ANALISIS EKONOMI REGIONAL

A. Produk Domestik Regional Bruto

Perekonomian Banten yang diukur dengan PDRB triwulan III 2018 tumbuh sebesar 5,89 persen (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan II 2018 yang tumbuh sebesar 5,59 persen (yoy) dan lebih tinggi dibanding periode yang sama triwulan III tahun 2017 (5,63 persen). Pertumbuhan PDRB Banten juga lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi Nasional yang tumbuh 5,17 persen( yoy). Namun untuk pertumbuhan secara triwulanan (q to q) pertumbuhan ekonomi Banten tumbuh sebesar 2,75 persen dibawah pertumbuhan ekonomi nasional (4.81 persen) grafik berikut ini:

Grafik 1.1. PDRB dan Pertumbuhan PDRB Provinsi Banten per Triwulan Tahun 2017 dan 2018 (q to q)

Sumber : BPS Provinsi Banten, BI

Dalam nominal PDRB ADHK dan ADHB triwulan III 2018 masing- masing sebesar Rp110,18 triliun dan Rp157,34 triliun. PDRB ADHB Banten berada di peringkat ke 5 dari 6 Provinsi di Jawa dengan kontribusi 6,92 persen dan 4,05 persen kontribusi hal ini mencerminkan meskipun perekonomian Banten triwulan III 2018 menunjukkan peningkatan akan tetapi masih berada di bawah rata-rata regional.

Laju pertumbuhan ekonomi Banten 5,59 persen (yoy) masih di bawah target RPJMD (6,8 - 7,0 persen).

Grafik 1.2. Sumber Pertumbuhan PDRB Banten Menurut Sektor Triwulan III 2018 (q to q)

Sumber: BPS Provinsi Banten

(6)

- 2 -

Dari sisi penawaran pertumbuhan ekonomi Banten (yoy) pertumbuhan ekonomi didukung oleh semua lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan (8.18 persen). Di lihat dari sumber pertumbuhan triwulan III 2018 (yoy) masih didominasi Industri pengolahan.

Sedangkan secara triwulanan (q to q) sektor konstruksi memiliki sumber pertumbuhan tertinggi, hal ini didorong oleh terealisasinya proyek pembangunan PLTU Suralaya Unit 9 dan 10, dan percepatan proyek infrastruksur pemerintah terlihat pada grafik 1.2.

Dari sisi Permintaan pertumbuhan tertinggi ekonomi Banten (yoy) pada Pembentukan Modal tetap Bruto (PMTB) sebesar 7,22 persen. Sedangkan strukture PDRB ADHB masih didominasi pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (51,71 persen) dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), disusul Total Net Ekspor .Sedangkan Pertumbuhan ekonomi triwulanan (q to q) pertumbuhan tertinggi adalah total net ekspor yang didominasi ekspor dari industri alas kaki, produk industri besi dan baja dan kimia organik. .

B. Inflasi

Perkembangan harga barang dan jasa di Banten secara umum pada triwulan III tahun 2018 mengalami penurunan, rata-rata inflasi bulanan Provinsi Banten pada triwulan III 2018 sebesar 0,24 persen (mtm) lebih rendah dibanding triwulan II 2018 (0,26 persen).

Grafik 1.3. Tingkat Inflasi Bulanan (mtm) Grafik 1.4 Andil Inflasi Kabupaten Kota ,Provinsi Banten dan (mtm) per kelompok Nasional (mtm) Januari- September Pengeluaran bulan Juli- 2018 September 2018

Sumber : BPS, BI Sumber : BPS, BI

Secara umum melambatnya inflasi (mtm) pada triwulan III 2018 merupakan dampak dari strategi pemerintah untuk fokus dalam menstabilkan harga bahan pangan. Dari tiga kota inflasi, pada triwulan III penurunan tekanan inflasi terjadi pada Kota Serang dan Kota Cilegon sedangkan tekanan tertinggi di Kota Tangerang terlihat pada

(7)

- 3 -

grafik 1.3 diatas. Andil terbesar inflasi September kota Tangerang adalah pengeluaran kesehatan dan pendidikan.

C. Indikator Kesejahteraan

Pada periode Agustus 2018 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun dibanding dengan periode sebelumnya Agustus 2017 semula (9,28 persen) menjadi 8,52 persen. Angka tersebut masih di atas angka pengangguran Nasional (5,34 persen).

Sejak Februari 2016 angka pengangguran Banten menunjukkan tren angka yang lebih tinggi dari Nasional. Hal ini juga tercermin pada TPT Banten berada pada peringkat ke-1 tertinggi di indonesia. Tingginya TPT antara lain disebabkan Provinsi Banten sebagai kota Industri banyak lapangan pekerjaan yang menarik migran, tingginya migran yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan industri menyebabkan warga Banten kalah bersaing mendapatkan pekerjaan, dan migran yang tidak terserap oleh pasar kerja akan menambah jumlah pengangguran. Selain itu penyebab tingginya pengangguran karena industri di Banten banyak yang padat modal sehingga kurang menyerap tenaga kerja. TPT Banten belum mencapai target RPJMD (8,24 persen) dan masih jauh dari target RKP (5,0- 5,3 persen).

Grafik 1.5. Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Banten dan Nasional Februari 2016 – Februari 2018

Sumber : BPS Provinsi Banten

Penurunan TPT juga berpengaruh pada Jumlah dan persentase penduduk miskin di Banten seperti tersaji pada grafik 1.6. Jumlah penduduk miskin periode Maret 2018 mengalami penurunan dari Periode September 2017 dengan penduduk miskin 699,83 ribu ( 5,59 persen) menjadi 661,36 (5,24 persen) terjadi penurunan sebanyak 38,47 ribu orang. Selama kurun waktu 2013-2018 komposisi penduduk miskin Banten jika dilihat dari jumlahnya lebih besar di perkotaan, akan tetapi apabila dilihat dari persentase maka penduduk miskin lebih besar di pedesaan daripada di

(8)

- 4 -

perkotaan. Hal ini kemungkinan disebabkan ketersediaan lapangan kerja di pedesaan lebih kecil dari pada di perkotaan. Penduduk miskin periode Maret 2018 mencapai 5,24 persen turun 0.35 poin dari semester sebelumnya periode Maret 2017- September 2018. Penurunan tingkat kemiskinan Banten dipengaruhi beberapa faktor yang antara lain: Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Triwulan I 2018 (5,90 persen) lebih tinggi dibanding LPE Triwulan III, Nilai Tukar Petani (NTP) Maret 2018 diatas 100 yang menunjukkan tingkat kesejahteraan petani lebih baik, kenaikan upah nominal buruh tani per hari pada bulan Maret 2018 sebesar 20.95 persen dibanding September 2017. Sejalan dengan itu upah riil buruh tani per hari juga mengalami kenaikan sehingga meningkatkan kesejahteraan petani.

Grafik 1.6. Jumlah dan Prosentase Penduduk Miskin di Provinsi Banten Tahun 2013-2018 (ribu jiwa)

Sumber : BPS Provinsi Banten

Meningkatnya kesejahteraan Banten juga tercermin dari Indek Pembangunan Manuasia (IPM) yang merupakan indikator kesejahteraan penduduk di seluruh provinsi dan nasional, selama lima tahun terakhir apabila dibandingkan dengan IPM Nasional dari tahun 2013 sampai dengan 2017, IPM Banten selalu di atas IPM Nasional, hal ini menunjukkan bahwa pembangunan manusia di Provinsi Banten sudah di atas rata-rata provinsi di Indonesia. IPM 2017 naik menjadi 71,42 dibanding tahun sebelumnya 70.96.

(9)

- 5 -

II. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran.

Tabel 2.1. Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Banten s.d. Akhir Triwulan III Tahun 2017 dan Tahun 2018

Realisasi Pendapatan Negara triwulan III 2018 sebesar Rp33,33 triliun atau turun 1,25 persen dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu. Meskipun penerimaan PNBP triwulan ini naik sebesar Rp79,76 miliar tetapi tidak mampu mengimbangi penerimaan perpajakan yang turun sebesar Rp501,98 miliar.

Sebaliknya penyerapan Belanja Negara triwulan III 2018 meningkat dan lebih baik secara prosentase dan nominal dari periode yang sama tahun lalu, penyerapan Belanja Negara triwulan III 2018 sebesar Rp18,23 triliun atau naik 4,36 persen.

Target/Pagu Realisasi Target/Pagu Realisasi

A. PENDAPATAN NEGARA 42,633.47 33,756.66 55,585.90 33,334.44

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI 42,633.47 33,756.66 55,585.90 33,334.44 1. Penerimaan Perpajakan 40,942.10 32,167.57 53,574.92 31,665.59

2. PNBP 1,691.37 1,589.09 2,010.98 1,668.85

II. HIBAH 0.00 0.00 0.00 0.00

1. Hibah Luar Negeri 0.00 0.00 0.00 0.00

2. Hibah Langsung Dalam Negeri 0.00 0.00 0.00 0.00

B. BELANJA NEGARA 27,706.47 17,467.72 26,933.14 18,234.33

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 10,303.91 5,926.34 11,008.23 6,426.03

1. Belanja Pegawai 3,511.40 2,408.29 3,618.57 2,550.51

2. Belanja Barang 4,320.02 2,464.30 5,471.60 3,228.86

3. Belanja Modal 2,399.58 1,025.29 1,908.95 643.44

4. Belanja Bantuan Sosial 72.91 28.45 9.10 3.22

5. Belanja Lain-lain 0.00 0.00 0.00 0.00

II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 17,402.56 11,541.38 15,924.92 11,808.29 1. Transfer ke Daerah 16,393.06 10,936.58 14,984.00 11,246.27

a. Dana Perimbangan 16,312.45 10,855.98 14,835.67 11,124.06

1) Dana Alokasi Umum 8,221.81 6,865.22 8,263.04 6,880.60

2) Dana Bagi Hasil 3,418.01 1,375.66 1,836.58 1,110.89

3) Dana Alokasi Khusus 4,672.64 2,615.10 4,736.05 3,132.58

b. Dana Otonomi Khusus 0.00 0.00 0.00 0.00

c. Dana Insentif Daerah 80.60 80.60 148.00 121.88

d. Dana Transfer Lainnya 0.00 0.00 0.33 0.33

2. Dana Desa 1,009.51 604.80 940.92 562.02

C. SURPLUS DEFISIT 14,927.00 16,288.94 28,652.76 15,100.11

Sumber : LKPK/GFS, Simtrada & OMSPAN (diolah)

Uraian Tahun 2017 Tahun 2018

(dalam miliar Rp)

(10)

- 6 - A. Pendapatan Negara

1. Penerimaan Perpajakan

Penerimaan perpajakan merupakan semua penerimaan negara yang terdiri atas pendapatan pajak dalam negeri dan pendapatan pajak internasional. Berikut data Penerimaan Perpajakan di wilayah Provinsi Banten :

Tabel 2.2. Realisasi Penerimaan Perpajakan di Provinsi Banten Triwulan III Tahun 2018 dan Tahun 2017

a) Pajak Penghasilan (PPh)

Realisasi pendapatan PPh triwulan III 2018 di Provinsi Banten sebesar Rp14,78 triliun, yang terdiri dari pendapatan PPh Migas sebesar Rp13,88 miliar (0,09 persen) dan pendapatan PPh Non Migas sebesar Rp14,76 triliun. Penerimaan PPh Non Migas terbesar berasal dari Pendapatan PPh Pasal 21 sebesar 38,68 persen, disusul pendapatan PPh Final sebesar 25,02 persen dan pendapatan PPh Pasal 25/29 Badan sebesar 17,21 persen.

Grafik 2.1. Realisasi Pendapatan PPh di Provinsi Banten Triwulan III 2018 (dalam Miliar Rp)

Sumber: OMSPAN (diolah)

b) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Realisasi pendapatan PPN Triwulan III 2018 di Provinsi Banten sebesar Rp11,00 triliun, turun 14,76 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan pendapatan PPN terjadi pada pendapatan PPN Impor yang turun sebesar minus Rp3,67 triliun atau -77,06 persen yang diakibatkan kenaikan kurs dollar yang terjadi selama kurun waktu triwulan III 2018.

(dalam miliar Rp)

Triwulan III 2018 Triwulan III 2017 (Rp) %

Pendapatan PPh 14,782.63 14,365.42 417.21 2.90

Pendapatan PPN 11,009.40 12,916.43 -1,907.03 -14.76

Pendapatan PBB 10.03 7.10 2.93 41.21

Pendapatan Cukai 1,247.33 908.83 338.51 37.25

Pendapatan Pajak Lainnya 180.92 173.90 7.02 4.04

Pendapatan Bea Masuk 4,435.27 3,795.80 639.46 16.85

Pendapatan Bea Keluar 0.01 0.10 -0.09 -88.59

Jumlah 31,665.59 32,167.57 -501.99 -1.56

Sumber : OMSPAN (diolah)

Penerimaan Perpajakan Realisasi Realisasi (Naik/Turun)

(11)

- 7 -

c) Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Realisasi penerimaan PPnBM triwulan III 2018 di Provinsi Banten sebesar Rp22,86 miliar, turun 37,15 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Penurunan pendapatan PPnBM terjadi pada jenis pendapatan PPnBM Dalam Negeri sebesar minus Rp12,65 miliar atau -35,62 persen yang diakibatkan kenaikan kurs dollar yang terjadi selama kurun waktu triwulan III 2018.

Grafik 2.3. Perbandingan Realisasi Pendapatan PPN di Provinsi Banten Triwulan III Tahun 2017 dan Tahun 2018

Grafik 2.4. Perbandingan Realisasi Pendapatan PPnBM di Provinsi Banten Triwulan III Tahun 2017 dan Tahun 2018

Sumber: OMSPAN (diolah)

d) Penerimaan Cukai

Penerimaan cukai di wilayah Provinsi Banten triwulan III 2018 tumbuh 37,25 persen yaitu sebesar Rp1,24 triliun, naik sebesar Rp338,51 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp908,83 miliar. Pendapatan cukai terbesar berasal dari pendapatan cukai minuman mengandung ethyl alkohol sebesar 97,96 persen, dimana terdapat 7 perusahaan besar produsen minuman beralkohol di Tangerang.

Grafik 2.4. Penerimaan Cukai

Lingkup Provinsi Banten Triwulan III 2018 (dalam Miliar Rp)

Sumber : OMSPAN (diolah)

"Dirjen Pajak Kementerian Keuangan, Robert Pakpahan, menyampaikan bahwa penerimaan pajak hingga 30 September 2018 baru mencapai 63,26 persen atau sekitar Rp 900,82 triliun, tumbuh 16,87 persen dibandingkan penerimaan pada tanggal yang sama pada tahun 2017 yang hanya Rp770,8 triliun.

https://tirto.id/penerimaan-pajak-baru-6326-persen-di-akhir-triwulan-iii-2018-c4x8

(12)

- 8 - 2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) merupakan seluruh penerimaan pemerintah pusat yang bukan berasal dari penerimaan perpajakan. Berikut beberapa data PNBP wilayah Provinsi Banten :

a) Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan

Pendapatan jasa pelayanan pendidikan triwulan III 2018 di Provinsi Banten lebih baik dari periode sebelumnya tahun lalu, dengan realisasi sebesar Rp1,10 triliun atau tumbuh 5,24 persen. Pendapatan tersebut BLU bidang pendidikan dengan kontribusi masing-masing sesuai grafik 2.6.

Grafik 2.5. Realisasi Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan Per-Daerah di Provinsi Banten s.d Triwulan III 2017 & 2018 (dalam miliar Rp)

Grafik.2.6. Kontribusi PNBP Pendapatan Jasa Pendidikan Per-Daerah di Provinsi Banten (sampai denganTriwulan III 2018)

Sumber : LKPK/GFS (diolah) Sumber : LKPK/GFS (diolah)

b) Pendapatan Jasa Kepelabuhanan

Penerimaan PNBP Pendapatan Jasa Kepelabuhanan triwulan III 2018 di Provinsi Banten turun 40,82 persen bila dibandingkan tahun lalu. Pada periode ini penerimaan sebesar Rp63,58 miliar yang berasal dari pelabuhan yang berlokasi di Kabupaten Serang sebesar 92,82 persen dan di Kabupaten Pandeglang sebesar 7,18 persen.

Grafik 2.7. Realisasi Pendapatan Jasa Kepelabuhanan di Banten Triwulan III 2018 (dalam miliar Rp)

Grafik.2.8. Kotribusi Pendapatan Jasa Kepelabuhanan di Banten (Triwulan III 2018)

Sumber : LKPK/GFS (diolah) Sumber : LKPK/GFS (diolah)

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) hingga akhir September mencapai Rp 281,4 triliun atau melebihi target hingga 102,2%. "Memang PNBP ini akan dilihat dari SDA, dan yang lain juga tumbuh baik," ujar Sri Mulyani. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d- 4260247/penerimaan-negara-capai-rp-1312-t-per-september

(13)

- 9 - c) Pendapatan Hibah

Pendapatan hibah merupakan salah satu komponen APBN sebagai bagian dari pendapatan/penerimaan negara yang harus dipertanggungjawabkan melalui mekanisme APBN, baik hibah langsung maupun hibah tidak langsung.

Berdasarkan monitoring penerbitan register hibah langsung, untuk triwulan III 2018 satker-satker di wilayah Provinsi Banten menerima hibah sebesar Rp71,19 miliar yang terdiri dari hibah dalam bentuk uang sebesar Rp4,34 miliar dan hibah dalam bentuk barang senilai Rp66,84 miliar, rincian daftar satker penerima dan nilai hibah terlampir.

B. Belanja Negara

Belanja Negara merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk melakukan stimulus fiskal, berupa tambahan belanja pemerintah (increased spending) dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan untuk membantu sektor riil.

1. Belanja Pemerintah Pusat

Penyerapan anggaran belanja pemerintah pusat triwulan III 2018 lebih baik dari periode yang sama tahun lalu. Penyerapan anggaran mencapai 58,37persen atau sebesar Rp6,42 triliun dari total pagu anggaran Rp11,00 triliun, tetapi masih dibawah target penyerapan nasional sebesar 60 persen. Pola penyerapan belanja pemerintah pusat masih seperti tahun-tahun sebelumnya, dimana diperkirakan akan terjadi penyerapan yang tinggi pada triwulan IV 2018.

Grafik 2.9. Tren Realisasi Belanja Pemerintah Pusat sampai dengan Triwulan III 2018 (Prosentase)

Grafik 2.10. Perbandingan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Triwulan III 2017 &

2018 (dalam prosentase)

Sumber: LKPK/GFS (diolah) Sumber: LKPK/GFS (diolah)

2. Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

Transfer ke Daerah dan Dana Desa adalah bagian dari Belanja Negara yang dialokasikan dalam APBN kepada daerah dan desa dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan yang telah diserahkan kepada daerah dan desa. TKDD yang dalam APBN 2018 di wilayah Provinsi Banten sebesar Rp15,92 triliun,

(14)

- 10 -

Realisasi TKDD triwulan III 2018 sebesar Rp11,80 triliun atau 74,15 persen, dengan realisasi terendah pada DAK Fisik sebesar 47,98 persen yang disebabkan belum berakhirnya batas waktu penyalurah tahap II yaitu pada tanggal 22 Oktober 2018.

Grafik 2.11. Tren Realisasi Dana Transfer dan Dana Desa Lingkup Provinsi Banten Triwulan III 2018

Sumber: OMSPAN (diolah)

3. Pengelolaan BLU

Pada Provinsi Banten terdapat 7 satker BLU yaitu Universitas Terbuka (UT), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten (UIN SMB), RS Kusta Sitanala, Sekolah Tinggi PenerbanganIndonesia (STPI), Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Mauk Tangerang, dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug.

Grafik 2.12. Kinerja Pendapatan BLU di Banten

sampai dengan Triwulan III 2018 Grafik 2.13. Realisasi Belanja BLU di Banten sampai dengan Triwulan III 2018

Sumber: LKPK/GFS (diolah) Sumber: LKPK/GFS (diolah)

Dari grafik 2.12 terlihat UT memiliki target pendapatan yang tinggi dibanding BLU lain, tetapi secara persentase kinerja pendapatan BLU tertinggi adalah Untirta (142,22 persen), disusul UIN SMB (119,12 persen). Pada sisi belanja BLU, secara nominal pagu dan realisasi UT tertinggi sedangkan secara persentase realisasi tertinggi adalah Untirta (53,53 persen), disusul UIN SMB (51,43 persen) sebagaimana terlihat pada grafik 2.13.

4. Manajemen Investasi Pusat

Realisasi akad KUR di Propinsi Banten triwulan II 2018 sebesar Rp970,06 miliar yang tersebar pada 30.272 debitur. Sebanyak 57,08 persen penyaluran KUR

(15)

- 11 -

terdapat di 3 (tiga) daerah yaitu : Kota Tangerang, Kab. Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Ketiga daerah tersebut adalah daerah yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta dan memiliki UMKM terbanyak .

Tabel 2.2. Realisasi Penyaluran Berdasarkan Wilayah Di Provinsi Banten, Triwulan III 2018

C. Prognosis Realisasi APBN

Berdasarkan trend analysis atas data periode Januari s/d September 2018, perkiraan pendapatan negara, belanja negara dan surplus/defisit sampai dengan triwulan IV 2018 di wilayah Provinsi Banten adalah :

Tabel 2.3. Perkiraan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Banten s.d. Triwulan IV Tahun 2018 (dalam miliar rupiah)

Uraian Pagu

Realisasi s.d. Trw III Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV

Rp

% Realisasi Terhadap

Pagu

Rp

% Perkiraan Realisasi Terhadap Pagu Pendapatan Negara 55.585,90 33.334,34 59,97% 44.181,74 79,48%

Belanja Negara 26.933,48 18.234,33 67,70% 23.130,27 85,88%

Surplus/Defisit 28.652,76 15.100,11 52,70% 21.051,45 73,47%

AKAD OUTSTANDING DEBITUR RATA-RATA

KREDIT 1 3600 - Banten 1,220,000,000 1,054,291,324 13 93,846,154 2 3601 - Kab. Pandeglang 138,261,651,800 104,153,541,406 3,678 37,591,531 3 3602 - Kab. Lebak 172,595,952,284 130,017,685,694 4,523 38,159,618 4 3603 - Kab. Tangerang 348,602,774,539 267,900,097,622 6,121 56,951,932 5 3604 - Kab. Serang 163,052,420,000 122,709,187,852 2,892 56,380,505 6 3671 - Kota Tangerang 369,121,452,511 284,491,999,840 5,262 70,148,509 7 3672 - Kota Cilegon 133,286,500,000 102,360,616,802 2,049 65,049,536 8 3673 - Kota Serang 131,955,350,900 95,074,665,081 2,001 65,944,703 9 3674 - Kota Tangerang Selatan 259,618,677,669 200,356,079,916 3,733 69,546,927

1,717,714,779,703 1,308,118,165,537 30,272 Sumber : Data SIKP diakses Tgl 30-09-2018

JUMLAH

NO KABUPATEN/KOTA

REALISASI PENYALURAN KUR

(16)

- 12 -

III. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD

Tingkat penyerapan APBD sampai dengan triwulan III tahun 2018 realisasi agregat pemerintah daerah di Banten sudah mencapai 58,13 persen. Namun demikian dibandingkan periode yang sama tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 11,04 persen atau yang terealisasi tahun 2017 sebesar 47,09 persen.

Tabel 3.1. Realisasi APBD Lingkup Provinsi Banten

s.d. Triwulan III Tahun 2017 dan Tahun 2018 (dalam miliar rupiah)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

PENDAPATAN ASLI DAERAH 12,998.14 9,552.25 13,712.17 9,552.92 Pendapatan Pajak Daerah 9,986.28 7,879.72 10,927.65 8,154.74 Pendapatan Retribusi Daerah 425.15 253.53 390.13 240.99 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 164.10 167.35 172.89 147.18 Lain-lain PAD yang sah 2,422.61 1,251.65 2,221.51 1,010.02 PENDAPATAN TRANSFER 18,396.41 12,504.59 18,489.70 12,128.78 Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 14,947.15 10,605.14 14,827.49 10,020.07 Dana Bagi Hasil Pajak 1,665.03 1,402.88 1,805.43 910.45 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 25.23 13.10 23.30 16.04 Dana Alokasi Umum 8,649.90 6,586.94 8,262.71 6,500.27 Dana Alokasi Khusus 4,791.73 1,958.54 4,791.73 1,958.54 Dana Alokasi Khusus Non Fisik 111.88 65.19 399.43 242.91 Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 1,200.11 707.40 1,087.01 683.90 Dana Otonomi Khusus 282.02 172.21 245.25 144.61 Dana Penyesuaian 918.09 535.19 841.76 539.28 Transfer Pemerintah Provinsi 2,061.65 1,166.05 2,280.21 1,261.66 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 2,061.65 1,166.05 2,201.91 1,257.69 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya - - 78.30 3.97 Transfer Bantuan Keuangan 187.50 26.00 295.00 163.15 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Provinsi Lainnya 187.50 26.00 295.00 163.15 Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Kabupaten - - - - Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Kota - - - - LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 205.22 57.84 615.40 107.44

Pendapatan Hibah 135.22 23.84 615.40 107.44 Pendapatan Dana Darurat - - - - Pendapatan Lainnya 70.00 34.00 - -

BELANJA OPERASI 22,508.68 12,355.69 23,934.22 14,446.42

Belanja Pegawai 10,168.95 6,379.80 10,807.71 7,273.62 Belanja Barang 8,905.77 4,213.14 10,155.06 5,080.20 Belanja Bunga - - - - Belanja Subsidi - - - - Belanja Hibah 2,846.22 1,506.86 2,824.17 2,049.02 Belanja Bantuan Sosial 209.19 20.50 146.13 42.91 Belanja Bantuan Keuangan 378.55 235.39 1.15 0.67

BELANJA MODAL 8,477.04 2,181.81 8,338.75 2,315.73

Belanja Tanah 1,248.01 157.29 1,402.87 284.03 Belanja Perlatan dan Mesin 1,063.01 356.17 1,070.54 359.90 Belanja Gedung dan Bangunan 2,564.31 587.05 2,414.48 490.74 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 3,410.91 1,062.20 3,244.58 1,122.77 Belanja Aset Tetap Lainnya 140.84 18.44 143.91 57.51 Belanja Aset Lainnya 6.46 0.66 28.60 0.78 Belanja Modal Dana BOS 43.50 - 32.86 - Belanja Modal PPK BLUD - - 0.90 - BELANJA TIDAK TERDUGA 87.63 15.68 91.97 12.03

Belanja Tidak Terduga 87.63 15.68 91.97 12.03 TRANSFER PEMERINTAH DAERAH 4,035.97 1,979.49 4,458.57 4,632.08 Transfer Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota dan PemDesa 2,285.78 1,257.55 2,421.41 2,386.97 Transfer Bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota dan PemDesa 1,445.14 560.34 1,670.80 1,385.61 Transfer Bantuan Keuangan Lainnya 305.05 161.59 366.36 859.50

(3,509.55)

5,582.00 (4,006.23) 382.89

URAIAN TRIWULAN III 2017 TRIWULAN III 2018

BELANJA 31,073.36 14,553.18 32,364.93 16,774.17

PENDAPATAN 31,599.77 22,114.67 32,817.28 21,789.14

SURPLUS / (DEFISIT)

(17)

- 13 -

Secara agregat wilayah Provinsi Banten mengandalkan 55,66 persen sumber pendapatan yang berasal dari pendapatan transfer untuk membiayai belanja daerah, sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 43,84 persen. hal ini mencerminkan tingginya ketergantungan daerah terhadap dana transfer dari pemerintah pusat.

A. Pendapatan Daerah

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Realisasi penerimaan PAD di Banten secara agregat s.d triwulan III 2018 sebesar Rp9.552,92 atau 69,67 persen. Realisasi total penerimaan PAD tersebut lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu, namun dari sisi capaian terhadap target lebih kecil 3,82 persen. Penyebabnya antara lain meningkatnya capaian pendapatan pajak daerah.

a) Penerimaan Pajak Daerah

Realisasi penerimaan pajak daerah di wilayah Banten triwulan III 2018 sebesar Rp8,15 triliun atau 74,62 persen dari target, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017, realisasi penerimaan pajak lebih besar dari tahun lalu, namun dari sisi capaian terhadap target turun 4,28 persen.

Grafik 3.1. Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan III Tahun 2018 (dalam juta rupiah)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

Realisasi pajak daerah terbesar berasal dari Pemda Provinsi Banten sebesar Rp5.236,82 miliar, disusul Kab. Tangerang sebesar Rp1.399,35 miliar. Sumber tertinggi pajak daerah Kab. Tangerang adalah Pajak PBB dan BPHTB. Hal ini tidak terlepas dari upaya Pemda Kab. Tangerang untuk mempercepat dan mempermudah pembayaran pajak dengan cara menjalin kerjasama dengan pihak lain, diantaranya melalui loket Bank BJB, ATM, Minimarket Indomaret dan Alfamart serta mensosialisasikan mobil keliling ke 246 desa dan 28 kelurahan di Kabupaten Tangerang. Sedangkan Kabupaten Pandeglang merupakan daerah dengan realisasi terendah sebesar 30,88 miliar, penyebabnya antara lain menurunnya kontribusi Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan .

(100,000) 0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000 1,000,000

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

Provinsi Banten Kab. Lebak Kab. Pandeglang Kab. Serang Kab. Tangerang Kota Cilegon Kota Tangerang Kota Serang Kota Tangsel

(18)

- 14 - b) Penerimaan Retribusi Daerah

Realisasi penerimaan retribusi daerah di wilayah Banten s.d triwulan III 2018 sebesar Rp240,99 miliar atau 61,77 persen dari target, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, nilai nominal realisasi naik 2.14 persen.

Grafik 3.2. Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan III Tahun 2018 (dalam juta rupiah)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

Realisasi penerimaan retribusi daerah tertinggi adalah Kab. Tangerang baik secara nilai nominal sebesar Rp88,63 miliar, yang didukung oleh Retribusi IMB, dan capaian terhadap target yaitu 53,31persen, yang didukung oleh Retribusi IMB dan Retribusi Perpanjangan Ijin Mempekerjakan Tenaga Asing. Sedangkan Realisasi penerimaan retribusi terendah adalah Kota Serang sebesar Rp6,00 miliar atau dengan capaian terhadap target sebesar 44,56 persen yang didukung dengan menurunnya kontribusi retribusi IMB dan Ijin Trayek Pribadi.

c) Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Realisasi hasil kekayaan daerah yang dipisahkan s.d. triwulan III 2018 sebesar Rp147,18 miliar atau 85,13 persen dari target. Capaian tersebut turun 16,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017.

Grafik 3.3. Realisasi Penerimaan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lingkup Provinsi Banten Triwulan III Tahun 2018 (dalam juta rupiah)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah (5,000)

0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000

Provinsi Banten Kab. Lebak Kab. Pandeglang Kab. Serang Kab. Tangerang Kota Cilegon Kota Tangerang Kota Serang Kota Tangsel

(10,000) 0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000

Provinsi Banten Kab. Pandeglang Kab. Serang Kota Tangerang

(19)

- 15 -

Provinsi Banten secara nominal merupakan daerah dengan realisasi tertinggi sebesar Rp51,63 miliar atau 94,50 persen. Ditinjau dari capaian terhadap target daerah Kab.

Serang merupakan daerah dengan capaian tertinggi yaitu 148,07 persen.

Realisasi PAD di wilayah Banten secara agregat s.d. triwulan III 2018 sebesar Rp9,55 triliun atau 69,67 persen dari target, turun sebesar 3,82 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Realisasi tertinggi Provinsi Banten secara nominal sebesar Rp4,01 triliun sedangkan secara prosentase realisasi tertinggi Kab. Lebak sebesar 87,93 persen dan realisasi terendah Kota Serang sebesar 47,33 persen.

Grafik 3.4. Realisasi PAD Agregat dan Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan III Tahun 2018 (dalam Juta Rp dan %)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

Grafik 3.5. Menunjukkan tingkat desentralisasi fiskal masing-masing Pemda.

Provinsi Banten mempunyai tingkat kemandirian yang baik sebesar 64,24 persen sedangkan Kabupaten Pandeglang sangat kurang sebesar 7,32 persen.

Grafik 3.5. Derajat Desentralisasi Fiskal Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan III Tahun 2018 (dalam persen)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

2. Pendapatan Transfer

Pendapatan transfer sampai dengan triwulan III 2018 mencapai Rp12,13 triliun atau 65,60 persen dari target dan lebih rendah 2,38 persen dibandingkan dengan dengan periode yang sama tahun 2017. Pendapatan transfer terbesar dari Dana

50.0%

55.0%

60.0%

65.0%

70.0%

75.0%

80.0%

- 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000

TW III 2017 TW III 2018

Pagu Realisasi

%

64.8%

87.9%

59.2% 57.1%

78.4%

47.3%

81.7%

46.9%

79.8%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

www.radarbanten.co.id (12/09/18) - “Pemprov Banten menargetkan pendapatan daerah pada 2018 sebesar Rp10,47 triliun, yang tercantum pada APBD Perubahan 2018,” ungkap Gubernur Banten Wahidin Halim saat menyampaikan nota pengantar perubahan APBD 2018 kepada DPRD Banten, Senin (10/9). Perubahan tersebut terdiri atas pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp6,29 triliun, dana perimbangan Rp4,17 triliun, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp5,67 miliar.

(20)

- 16 -

Perimbangan yang terdiri dari DBH (9,46 persen), DAU (67,51 persen) DAK (20,34 persen). Pendapatan transfer tertinggi adalah Kota Tangerang Selatan (78,76 persen), Kota Cilegon (78,22 persen) dan Kab. Lebak (77,28 persen).

Grafik 3.6. Realisasi Pendapatan Transfer Daerah Kabupaten/Kota Lingkup Provinsi Banten Triwulan III Tahun 2018 (dalam miliar dan %)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Total realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Lingkup Provinsi Banten Rp107,44 miliar, dengan rincian Provinsi Banten Rp4,02 miliar, Kabupaten Pandeglang 89,46 miliar, Kabupaten Serang 13,61miliar dan Kota Tangerang Selatan Rp0,33 miliar (pendapatan hibah).

B. Belanja Daerah

1. Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal dan Belanja Bansos Realisasi belanja di wilayah Provinsi Banten s.d triwulan III 2018 secara agregat masih rendah sebesar 49,96 persen. Realisasi tertinggi belanja pegawai, diikuti belanja barang dan jasa, belanja modal dan belanja bansos.

Grafik 3.7. Pagu dan Realisasi Belanja Pegawai, Barang, Modal dan Bansos Lingkup Provinsi Banten s.d. Triwulan III Tahun 2018 (dalam miliar dan %)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

Secara keseluruhan realisasi rata-rata sebesar 50 persen dengan realisasi belanja tertinggi adalah Kabupaten Tangerang sebesar 56 persen dan realisasi terendah

0%

10%

20%

30%40%

50%

60%

70%

80%

500.00 - 1,000.00 1,500.00 2,000.00 2,500.00 3,000.00 3,500.00 4,000.00 4,500.00

Pagu Realisasi

%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

- 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000

Belanja

Pegawai Belanja

Barang Belanja

Modal Belanja

Bansos

Pagu Realisasi

%

www.kabar-banten.com (27/10/18) - “Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Serang mengalami penurunan drastis pada retribusi,’’ kata Ketua DPRD Kota Serang, Namin. Hal ini disebakan terdapat beberapa sumber PAD yang kewenangannya diambil alih oleh pemprov maupun Pusat.

Pemkot Serang agar lebih kreatif dalam meningkatkan PAD ucapnya.

(21)

- 17 -

adalah Kota Cilegon sebesar 40 persen. Hal ini dapat mengakibatkan program infrastuktur dan multiplier effect pada perekonomian berjalan lambat.

2. Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Berdasarkan urusan dalam wilayah Provinsi Banten terdapat lima besar urusan dengan alokasi pagu tertinggi, dengan persentase capaian realisasi dibanding pagu masing-masing yaitu Pendidikan sebesar 23,17 persen, Keuangan sebesar 20,48 persen, Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebesar 14,54 persen, Kesehatan sebesar 11,58 persen dan Penunjang Lainnya sebesar 7,08 persen.

Dari grafik 3.8. terlihat alokasi belanja untuk pelayanan dasar dan sifatnya fisik lebih mendominasi. Kebijakan anggaran yang terarah pada pengelolaan sumber-sumber unggulan, selaras dengan RPJMD 2012-2017 yaitu “Peningkatan pembangunan infrastruktur wilayah mendukung pengembangan wilayah/kawasan berwawasan lingkungan” dan “Peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang sehat, cerdas, religius dan berdaya saing dalam kerangka penguatan NKRI”.

Grafik 3.8. Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan (Lima Tertinggi) Lingkup Prov. Banten s.d. triwulan III Tahun 2018 (dalam miliar & %)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

C. Prognosis Realisasi APBD Sampai Dengan Akhir Tahun 2018

Dengan menggunakan tren 2014-2017, maka dapat diperoleh rata-rata kenaikan pendapatan (11,4 persen) dan belanja (15,3 persen). Prognosa yang dihasilkan pada pendapatan terjadi kenaikan yang cukup signifikan, namun untuk belanja terjadi penurunan, artinya tingkat kemandirian Pemerintah Daerah semakin membaik.

Tabel 3.2. Perkiraan Realisasi APBD Lingkup Provinsi Banten s.d. Triwulan IV Tahun 2018 (dalam miliar rupiah)

Sumber : LRA Pemda wilayah Banten, data diolah

Rp % Realisasi

Terhadap Pagu Rp

% Realisasi Terhadap

Pagu

Pendapatan Daerah 32,817.28 21,789.14 66% 35,837.22 109%

Belanja Daerah 36,823.51 19,161.14 52% 36,393.65 99%

Surplus/Defisit (4,006.23) 2,628.00 -66% (556.42) 14%

Realisasi s.d. Triwulan III Perkiraan Realisasi s.d. Triwulan IV

Uraian Pagu

(22)

- 18 -

IV. PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN DAN APBD)

A. Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasi

Pendapatan negara konsolidasi triwulan III 2018 sebesar Rp42.908 triliun, turun 1,18 persen sedangkan Belanja Negara konsolidasian sebesar Rp22,67 triliun, naik 12,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017.

Tabel 4.1. Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Provinsi Banten s.d. Triwulan III Tahun 2018 (miliar rupiah)

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Banten (diolah)

Penerimaan transfer konsolidasian sebesar Rp8.75 miliar merupakan penerimaan transfer berupa hibah dari pemerintah DKI Jakarta kepada Kabupaten Tangerang.

Kenaikan belanja transfer konsolidasian sebesar 729,75 persen disebabkan outstanding dana transfer, dimana belanja transfer Pemerintah pusat sebesar 11,91 triliun belum semua dicatat sebagai penerimaan Pemda yang hanya dicatat sebesar Rp10,70 triliun sehingga ada selisih dalam pencatatan sebesar Rp1,207 triliun.

Pada tahun 2018 terdapat kenaikan transfer antar pemda yaitu transfer bagi hasil ke desa dan transfer Bantuan Keuangan sebesar Rp983,15 miliar.

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran triwulan III 2018 turun sebesar 14.52 persen dibanding periode yang sama tahun 2017.

2017 Pusat Daerah Eliminasi Konsolidasi Kenaikan Konsolidasi Pendapatan Negara 33.334,79 20.277,89 10.703,97 42.908,71 -1,18 43.419,08 Pendapatan Perpajakan 31.666,04 8.154,74 0,00 39.820,78 -0,32 39.947,39 Pendapatan Bukan Pajak 1.668,75 1.398,18 0,00 3.066,93 -10,37 3.421,85

Hibah 0,00 0,00 0,00 0,00 -100,00 23,84

Transfer 0,00 10.724,97 10.703,97 21,00 -19,23 26,00

Belanja Negara 18.333,99 17.876,09 10.703,97 25.506,11 12,51 22.669,12 Belanja Pemerintah 6.426,03 16.892,93 0,00 23.318,96 4,08 22.405,53

Belanja Pegawai 2.550,51 7.273,62 0,00 9.824,13 11,31 8.826,26

Belanja Barang 3.228,86 5.080,16 0,00 8.309,02 -1,85 8.465,81

Belanja Modal 643,44 2.435,19 0,00 3.078,64 -6,89 3.306,57

HIbah 0,00 2.049,02 0,00 2.049,02 35,98 1.506,86

Bantuan Sosial 3,22 42,91 0,00 46,13 -83,78 284,34

Belanja Lain-lain 0,00 12,03 0,00 12,03 -23,29 15,68

Transfer 11.907,96 983,15 10.703,97 2.187,15 729,75 263,59

Surplus (Defisit) 15.000,80 2.401,80 0,00 17.402,60 -16,13 20.749,96

Pembiayaan 0,00 2.080,30 0,00 2.080,30 1,82 2.043,16

Penerimaan Pembiayaan Daerah 0,00 2.127,15 0,00 2.127,15 1,14 2.103,13 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 0,00 46,85 0,00 46,85 -21,87 59,97 Sisa Lebih (Kurang) Pembiayaan

Anggaran 15.000,80 4.482,10 0,00 19.482,90 -14,52 22.793,12

Uraian 2018

(23)

- 19 - B. Pendapatan Konsolidasian

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Grafik 4.1. Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasian di Provinsi Banten Triwulan III Tahun 2017 dan Tahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov. Banten (diolah)

Proporsi komposisi pendapatan konsolidasian tahun 2017 dan 2018 dengan kontribusi tertinggi masih didominasi pendapatan perpajakan (92,80 persen) diikuti pendapatan bukan pajak (7,15 persen). Tingginya porsi pendapatan perpajakan antara lain disebabkan wilayah Banten merupakan kota industri dan perkantoran.

Grafik 4.2. Perbandingan Penerimaan Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap Penerimaan Konsolidasian Provinsi Banten Triwulan III Tahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov. Banten (diolah)

Penerimaan Pempus triwulan III tahun 2018 sebesar Rp33,33 triliun berkontribusi terhadap Penerimaan Konsolidasian sebesar 62,18 persen, sedangkan penerimaan pemda sebesar Rp20,28 triliun hanya berkontribusi 37,82 persen. Penerimaan Pempus tertinggi diperoleh dari pendapatan perpajakan sebesar Rp31,67 triliun sedangkan penerimaan pemda tertinggi diperoleh dari transfer Rp10,72 triliun.

Pendapatan pajak pusat untuk PPN tertinggi diperoleh di daerah industri yaitu Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Cilegon sedangkan PPh tertinggi di Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan sebagai daerah perkantoran. Pendapatan transfer masih mendominasi pendapatan pemda yang menunjukkan ketidakmadirian/ketergantungan pemda terhadap pemerintah pusat sehingga Pemda diharapkan dapat lebih mengoptimalkan penerimaan PNBP.

(24)

- 20 - 2. Analisis Perubahan

Pada tabel 4.1. Pendapatan negara konsolidasian triwulan III 2018 mengalami penurunan (1,18 persen) meskipun terjadi kenaikan Pajak Perdagangan Internasional, hal ini disebabkan antara lain karena tidak ada lagi penerimaan hibah, penurunan pendapatan perpajakan PPN dan PPh dari sektor pertambangan serta penurunan pendapatan bukan pajak yang berasal dari sektor minyak dan gas bumi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017

Grafik 4.3. Perbandingan Penerimaan Perpajakan Konsolidasian Provinsi Banten Triwulan III Tahun 2017 dan Tahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov. Banten (diolah)

3. Analisis Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kenaikan Realisasi Pendapatan Konsolidasian

PDRB Provinsi Banten (ADHK) triwulan III 2018 mencapai Rp110,18 triliun dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,89 persen.

Tabel 4.2. Realisasi Pendapatan Konsolidaian Pempus dan Pemda di wilayah Provinsi Banten Triwulan III Tahun 2017 dan 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov. Banten (diolah)

Dari tabel di atas sampai dengan triwulan III 2018 terdapat penurunan realisasi pendapatan Banten sebesar 1,06 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, sementara pertumbuhan ekonomi tumbuh dari 5,63 persen pada triwulan III 2017 menjadi 5,89 persen periode yang sama tahun 2018 dan sampai dengan triwulan III pertumbuhan ekonomi Banten sebesar 5,78 persen (c to c). Meskipun terdapat penurunan pendapatan akan tetapi pertumbuhan ekonomi Banten naik dibanding periode yang sama triwulan III tahun 2017. Penurunan Pendapatan 1,06 persen yang didominasi penurunan PNBP kurang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Banten.

Realisasi Realisasi Kenaikan

Penerimaan Perpajakan 39.947.389.973.680,00 39.820.778.352.013,00 -0,32%

PNBP 3.421.854.526.378,00 3.087.932.513.105,00 -9,76%

Total 43.369.244.500.058,00 42.908.710.865.118,00 -1,06%

PRDRB/Pert.Ekonomi Tw II 104.051.227.411.872,00 110.182.939.718.636,00 5,89%

Uraian 2017 2018

(25)

- 21 - C. BELANJA KONSOLIDASIAN

1. Analisis Proporsi dan Perbandingan

Realisasi Belanja operasi Pempus dan Pemda triwulan III 2018 sebesar Rp20,24 triliun atau 86,80 persen dari total belanja konsolidasian, sedangkan belanja modal sebesar Rp3,08 trilliun atau 13,20 persen dari total belanja konsolidasian. Belanja dan transfer Pempus sebesar Rp18,33 triliun atau 50,63 persen, dan Pemda sebesar Rp17,88 triliun atau 49,37 persen dari belanja dan transfer konsolidasian.

Grafik 4.4. Perbandingan Belanja dan Transfer Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terhadap Belanja dan Transfer Konsolidasian

pada Provinsi BantenTahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Banten (diolah)

Dilihat dari belanja, porsi terbesar berasal dari belanja transfer pemerintah pusat hal ini mencerminkan pemda dalam pembiayaan pemerintahannya masih mengandalkan dana transfer. Porsi Belanja pemerintah daerah terbesar adalah belanja pegawai hal ini mengindikasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masih bertumpu pada pengeluaran belanja pegawai, yang mendorong pertumbuhan ekonomi tumbuh 5,89 persen (yoy), 5,78 persen (c to c) dan 2,75 persen (q to q).

2. Analisis Perubahan

Realisasi belanja konsolidasian triwulan III tahun 2018 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 terdapat kenaikan sebesar Rp2,84 triliun (12,51 persen).

Grafik 4.5. Komposisi Belanja Konsolidasian Provinsi

Triwulan III Tahun 2017 Triwulan III Tahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Banten (diolah)

(26)

- 22 -

Beberapa komponen belanja pemerintah yang menyumbang kenaikan belanja konsolidasian triwulan III 2018 antara lain hibah (35,98 persen), belanja pegawai (11,31 persen), dan transfer (729,75 persen). Tingginya kenaikan belanja transfer disebabkan outstanding dana transfer pemerintah pusat yang belum di catat oleh pemerintah daerah dan terdapat kenaikan transfer antar pemda (transfer bagi hasil ke desa dan transfer Bantuan Keuangan). Komposisi belanja konsolidasian triwulan III 2017 maupun triwulan III 2018 masih didominasi belanja pegawai diikuti belanja barang dan modal (grafik 4.5).

3. Analisis Dampak Kebijakan Fiskal Kepada Indikator Ekonomi Regional Kebijakan fiskal Pemerintah Banten tertuang dalam alokasi anggaran 2018 dimaksudkan untuk mempengaruhi perekonomian makro yang ditunjukkan pada pertumbuhan PDRB, Indeks Pembangunan Manusia, dan Tingkat Kemiskinan.

Tabel 4.3. Ratio Indikator Ekonomi Makro Provinsi Banten Tahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Provinsi Banten dan BPS (diolah)

Belanja Pemerintah tahun 2018 mengalami kenaikan (12,51 persen), peningkatan belanja pemerintah berpengaruh pada penurunan kemiskinan di Banten -0,21 poin menjadi 5,24 persen dibanding tahun 2017 sebesar 5,45 persen. Peningkatan belanja pada triwulan III 2018 masih belum valid disebabkan beberapa pemda belum mencatat dalam LRA sebagai penerimaan transfer dari pemerintah pusat.

Meskipun demikian perekonomian Banten secara agregat naik, hal ini terlihat dengan kenaikan PDRB ADHB maupun ADHK Provinsi Banten. Triwulan III 2018 PDRB meningkat sebesar 5,89 persen diikuti perbaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang naik 0,65 persen menjadi 71,42.

D. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

PDRB Provinsi Banten pada triwulan III 2018 (ADHB) Rp.157,33 triliun. Dilihat dari Laporan Operasional GFS konsumsi pemerintah (G) sebesar Rp22,41 triliun, sedangkan nilai investasi pemerintah dicerminkan dari nilai Pembentukan Modal Tetap Bruto atau Nilai Transaksi Aset Non Keuangan Netto pada LO yaitu sebesar Rp3,08 triliun.

Uraian 2017 2018 Ratio

Perbandingan Keterangan

Belanja 22.669,12 25.506,11 12,51% dalam miliar rupiah

PDRB Triwulan III 2018 104,05 110,18 5,89% dalam triliun rupiah

IPM 70,96 71,42 0,65% Indeks IPM 2017 rilis Juli 2018 Kemiskinan 5,45 5,24 -0,21 poindata angka kemiskinan Maret 2017 &

Maret 2018

(27)

- 23 -

Tabel 4.4. Ringkasan Laporan Operasional Provinsi Banten Triwulan II Tahun 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov.Banten (diolah)

Berdasarkan tabel 4.4, dapat diperhitungkan kontribusi Pemerintah terhadap PDRB, terutama belanja Pemerintah (G) dan Investasi (I) seperti dalam tabel berikut :

Tabel 4.5. Kontribusi Belanja Pemerintah dan Investasi Terhadap PDRB Triwulan III 2018

Sumber: LKPK Kanwil DJPB Prov.Banten & BPS(diolah)

Kontribusi belanja dan investasi pemerintah Provinsi Banten terhadap PDRB sampai dengan triwulan III 2018 relatif kecil masing-masing sebesar 4,91 persen dan sebesar 0,67 persen, meskipun kontribusi belanja dan investasi pemerintah relatif kecil tetapi pengeluaran tersebut menjadi trigger dan memiliki multiplier effect bagi komponen pembentuk PDRB. Dilihat dari data BPS, PDRB triwulan III 2018 tumbuh 5,89 persen banyak dipengaruhi oleh Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi Swasta dengan proposional Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (51,71 persen) dan PMTB (30,85 persen) masing-masing sebesar Rp81,36 triliun dan Rp48,54 triliun.

61.221.704.573.822

Pajak 39.809.668.539.095

Kontribusi Sosial -

Hibah 0

Pendapatan lain 21.412.036.034.727 22.406.478.285.047

Kompensasi pegawai 10.083.628.170.156 Penggunaan barang dan jasa 7.743.040.069.920

Konsumsi aset tetap 0

Bunga 0

Subsidi 0

Hibah 3.355.288.890.318

Manfaat sosial 46.133.579.100 Beban lainnya 1.178.387.575.553 38.815.226.288.775

3.078.635.398.553

Aset tetap 2.784.685.583.918

Persediaan 0

Barang berharga 0

Aset nonproduksi 293.949.814.635 Net Lending/Borrowing 35.736.592.890.221 Transaksi Aset Keuangan dan Kew ajiban 35.736.592.890.221 Akuisisi Neto Aset Keuangan 35.736.592.890.221

-Domestik 35.736.592.890.221

-Luar Negeri - Keterjadian Kewajiban - -Domestik -

-Luar Negeri 0

c.

d.

a.

b.

b.

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

Keseimbangan operasi bruto/neto Transaksi Aset Non Keuangan Neto a.

Beban:

Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto Pendapatan:

a.

b.

c.

d.

Uraian Nilai Kontribusi terhadap

PDRB Belanja Pemerintah (G) 22.406.478.285.047 4,91%

PMTB/Investasi (I) 3.078.635.398.553 0,67%

PDRB sampai dengan Tw III 2018 (ADHB) 456.396.634.698.488

Gambar

Grafik 1.1. PDRB dan Pertumbuhan PDRB Provinsi Banten per Triwulan   Tahun 2017 dan 2018 (q to q)
Grafik 1.3. Tingkat Inflasi Bulanan (mtm)       Grafik 1.4 Andil Inflasi      Kabupaten Kota ,Provinsi Banten dan           (mtm) per kelompok        Nasional  (mtm) Januari- September         Pengeluaran bulan Juli-                                   2018
Grafik 1.5. Tingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Banten dan Nasional   Februari 2016 – Februari 2018
Tabel 2.1. Pagu dan Realisasi APBN Lingkup Provinsi Banten  s.d. Akhir Triwulan III Tahun 2017 dan Tahun 2018
+7

Referensi

Dokumen terkait

8 Jumlah lokasi penertiban parkir on street 20 lokasi 28 lokasi 20 lokasi 20 lokasi 20 lokasi 20 lokasi 128 lokasi parkir on street 9 Jumlah ruas jalan yang masih menerapkan

Sistem dapat memberikan rekomendasi pegawai terbaik untuk masing-masing bagian yang dihitung menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW). Perancangan

Abstrak—Fungsi hash dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit bilangan acak semu karena pada tiap pemrosesan blok pesan, dihasilkan nilai message digest yang jauh

Perolehan data pada hasil pe- nelitian menunjukkan bahwa pem- belajaran menggunakan pendekatan ilmiah efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar pada materi

Nur Alfi Mu’anayah, Wahyu Setiyoko | 16 guru. Hal ini dapat terwujud salah satunya dengan guru bertindak sebagai fasilitator. Dengan evaluasi guru dapat

Inti ketentuan ini sudah jelas bahwa untuk mengadakan suatu perjanjian, orang tersebut harus untuk kepentingan dirinya sendiri. Dalam Pasal 1340 KUHPerdata dinyatakan