• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA SMA NEGERI 1 WOJA TAHUN AJARAN 2019/2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KINERJA SMA NEGERI 1 WOJA TAHUN AJARAN 2019/2020"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA SMA NEGERI 1 WOJA TAHUN AJARAN 2019/2020

OLEH :

EVA PATRIANI, S.Pd. M.Pd NIP. 197702122002122006

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI NTB KANTOR CABANG DINAS DIKBUD DOMPU

SMA NEGERI 1 WOJA

TAHUN 2020

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya yang sudah memberikan penyusun kekuatan untuk menyelesaikan laporan pelaksanaan program Penilaian kinerja SMA Negri 1 Woja.

Penulis berharap, laporan ini memberikan banyak manfaat untuk seiap orang yang membacanya. Dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi kita semua. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk setiap orang yang sudah mendukung terlaksananya laporan yang tepat serta teliti.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan laporan ini sangat sederhana dan banyak kekurangannya. Sehingga kerja sama dan partisipasi aktif dalam kegiatan ini sangat kami harapkan. Atas bantuan dan kerjasama yang baik, kami ucapkan terimakasih.

Dompu, Juni 2020 Penyusun

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu senantiasa berorientasi kepada pencapaian proses dan hasil secara efektif dan efesien dengan mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya pendidikan yang ada di sekolah serta didukung dengelolaan yang tepat. Sumber daya pendidikan berupa manusia, uang, sarana, prasarana, dan sebagainya harus diorganisir, dikoordinasi serta diarahkan untuk mencapa tujuan pendidikan hal ini dapat dicapai apabila kepala sekolah berkemauan dan mampu menjalankan fungsi manajemen (pengelolaan) pendidikan. Manajeman pendidikan dapat di artikan sebai segala yang berkenaan dengan pengelaloan proses pendidikan untuk mencapai tujuan jangka pendek, menengah, panjang. Tanpa menejeman yang baik tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efesien. Dalam rangka ini diperlukan adanya Menejeman Berbasi Sekolah (MBS) yang memberikan kewenangan penuh kepada kepala sekolah dan guru dalam mengatur pendidikan dan pembelajaran, merencanakan, mengorganisasi, mengawasi dan mepertanggungjawabkan, mengatur serta memimpin sumber daya insane serta barang-barang untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sekolah.

Sekolah dengan pelaksanaan MBS berupaya memperdayakan sekolah dan lingkungannya untuk mewujudkan sekolah yang mandiri dan efektif melalui optimalisasi peran dan fungsi sekolah sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan bersama, mengarah pada peningkatan kwalitas pembelajaran dengan memdayagunakan segala sumber yang ada di lingkungan sekolah.

Pengelolaan sekolah dengan pola MBS bertujuan :

a. Meningkatkan mutu pembelajaran yang mengarah pada peningkatan mutu ouput tamatan

b. Meningkatkan tanggung jawab dan kinerja sekolah untuk menggali potensi dan mengatasi masalah sendiri

c. Memberdayakan potensi yang ada di sekolah dan lingkungan d. Membangun masyarakat peduli pendidikan

e. Meningkatkan kompetensi antar sekolah secara sehat dalam mewujudkan mutu pendidikan yang ingin di capai.

Untuk tercapainya tujuan pendidikan disekolah, maka perlu dilakukan evaluasi program terstruktur kegiatan sekolah melalui laporan kinerja kepala sekolah. Sehinga dapat dijadikan acuan dalam menentukan program-program berikutnya. Demikian juga di SMAN 1 Woja penyelengaraan pendidikan perlu didukung dengan program terstruktur yang memanfaatkan sejumlah alternative rencana strategis, terarah dan terukur.

(4)

B. Alasan Penyusunan Laporan Kinerja Kepala sekolah

1. Lingkungan organisasi tidak hanya sekedar mengalamiputaran perubahan yang sangat cepat tetapi juga adanya saling keterkaiatan yang sangat erat antara berbagai unsur maupun dimensi yang ada didalam maupun disekitarnya yang saling mempengaruhi.

2. Penetapan program kegiatan sekolah tidak akan sempurna tanpa diikuti pelaksanaan yang terarah dan terukur. Pelaksanaan program kegiatan sekolah perlu didukung oleh perencanaan strategis yang memungkinkan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah 3. Renstra adalah pedoman praktis yang beroreantasi pada tindakan-tindakan dengan

berdasarkan pada pengkajian factor-faktor internal dan eksternal yang member arah dan penentuan tujuan serta alokasi sumber daya untuk mencapai hasil secara bermakna dalam kurun waktu tertentu.

4. Renstra dikembangkan dengan pernyataan yang jelas tetang visi dan misi sekolah, diidentifikasi tujuan dan sasaran, juga diformulasikan strategi-strategi dasar untuk menghadapi factor-faktor penghambat secara ensesial berpengaruh pada keberhasilan sekolah

5. Pengukuran kinerja satu organisasi satu, termaksud sekolah diukur dari pencapaian rencana yang telah ditetapkan yang merupakan pertangungjawabkan sekolah terhadap stake holders

C. Landasan Hukum

1. Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 tetang Standar Nasional Pendidikan

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 25 Tahun 2005 tetang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional mengenai visi, misi, peningkatan mutu, relevansi dan daya saing keluaran pendidikan, penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik pendidikan

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 20 tahun 2016 tentang standar Kompetensi Kelulusan

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Proses

D. Ruang Lingkup Penilaian kinerja

Sesuai tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, ruang lingkup Penilaian kinerja semester 2 (genap) tahun pelajaran 2019/2020 ini mencakup dua aspek, yaitu aspek akademik dan manajerial meliputi: penilaian, pemantauan dan pembinaan guru maupun Tenaga Administrasi sekolah. Evaluasi ini berpatokan pada 8 standar nasional pendidikan.

(5)

Penilaian kinerja Akademik

Aspek akademik menekankan pada kompetensi guru (pendidik) dalam meningkatkan kemampuannya untuk menyusun perencanaan pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran serta evaluasi kegiatan belajar mengajar matematika.

Supervisi akademik atau Penilaian kinerja akademik adalah fungsi kepala sekolah yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru dalam :(1) merencanakan pembelajaran;, (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik, dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru (PP 74/2008). Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui kegiatan tatap muka atau non tatap muka.

1. a. Pembinaan : Tujuan:

1) Meningkatkan pemahaman kompetensi guru terutama kompetensi pedagogik dan kompetensi profesionalisme (Tupoksi guru, Kompetensi guru, pemahaman KTSP).

2) Meningkatkan kemampuan guru dalam pengimplementasian Standar Isi.

Standar Proses, Standar Kompetensi Kelulusan dan Standar Penilaian (pola pembelajaran KTSP, pengembangan silabus dan RPP, pengembangan penilaian, pengembangan bahan ajar dan penulisan butir soal)

3) Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Ruang Lingkup

1) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru menyusun administrasi perencanaan pembelajaran/program bimbingan.

2) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran/bimbingan

3) Melakukan pendampingan membimbing guru dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar peserta didik.

4) Melakukan pendampingan dalam meningkatkan kemampuan guru menggunakan media dan sumber belajar

5) Memberikan masukan kepada guru dalam memanfaatkan lingkungan dan sumber belajar

6) Memberikan rekomendasi kepada guru mengenai tugas membimbing dan melatih peserta didik.

7) Memberi bimbingan kepada guru dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran

8) Memberi bimbingan kepada guru dalam pemanfaatan hasil penilaian untuk perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran/pembimbingan.

(6)

9) Memberikan bimbingan kepada guru untuk melakukan refleksi hasil-hasil yang dicapainya

1. b. Pemantauan :

Pelaksanaan standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, dan standar penilaian

1. c. Penilaian ( Kinerja Guru) : 1) merencanakan pembelajaran;

2) melaksanakan pembelajaran;

3) menilai hasil pembelajaran;

4) membimbing dan melatih peserta didik, dan

5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru

Untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan tugasnya ditindaklanjuti dengan kegiatan bimbingan dan pelatihan guru dengan tahapan sebagai berikut:

1) menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru di MGMP/MGP dan sejenisnya

2) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru 3) mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru

4) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan professional guru dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas

Bidang peningkatan kemampuan profesional guru difokuskan pada pelaksanaan standar nasional pendidikan, yang meliputi:

1) kemampuan guru dalam melaksanakan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan/standar tingkat pencapaian perkembangan (bagi TK), dalam kerangka pengembangan KTSP,

2) pembelajaran yang Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) termasuk penggunaan media yang relevan, c. pengembangan bahan ajar, 3) penilaian proses dan hasil belajar

4) PTK untuk perbaikan/pengembanga metode pembelajaran,

Penilaian kinerja Manajerial

Supervisi manajerial atau Penilaian kinerja manajerial merupakan fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya tenaga pendidikdan kependidikan. Dalam melaksanakan fungsi manajerial, Kepala sekolah berperan sebagai: (1) fasilitator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (2) asesor dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta menganalisis potensi sekolah,

(7)

(3) informan pengembangan mutu sekolah, dan (4) evaluator terhadap hasil Penilaian kinerja.

1. a. Pembinaan:

Tujuan:

Tujuan pembinaan kepala sekolah yaitu peningkatan pemahaman dan pengimplementasian kompetensi yang dimilik oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sehari- hari untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan ( SNP )

Ruang Lingkup:

1) Pengelolaan sekolah yang meliputi penyusunan program sekolah berdasarkan SNP, baik rencana kerja tahunan maupun rencana kerja 4 tahunan, pelaksanaan program, Penilaian kinerja dan evaluasi internal, kepemimpinan sekolah dan Sistem Informasi Manajemen (SIM).

2) Membantu Kepala Sekolah melakukan evaluasi diri sekolah (EDS) dan merefleksikan hasil-hasilnya dalam upaya penjaminan mutu pendidikan.

3) Mengembangkan perpustakaan dan laboratorium serta sumber-sumber belajar lainnya.

4) Kemampuan kepala sekolah dalam membimbing pengembangan program bimbingan konseling di sekolah

5) Melakukan pendampingan terhadap kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah (supervisi manajerial), yang meliputi:

i. Memberikan masukan dalam pengelolaan dan administrasi kepala sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah

ii. Melakukanpendampingan dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah.

iii. Memberikan bimbingan kepada kepala sekolah untuk melakukan refleksi hasil- hasil yang dicapainya.

1. b. Pemantauan:

pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah dan memanfaatkan hasil- hasilnya untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi sekolah.

1. c. Penilaian:

Penilaian kinerja kepala sekolah tentang pengelolaan sekolah sesuai dengan standar nasional pendidikan. Metode kerja yang dilakukan Kepala Sekolah sekolah antara lain observasi, kunjungan atau pemantauan, pengecekan/klarifikasi data, kunjungan kelas, rapat dengan kepala sekolah dan guru-guru dalam pembinaan.

Untuk meningkatkan profesionalisme kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya ditindaklanjuti dengan kegiatan bimbingan dan pelatihan kepala sekolah dengan tahapan sebagai berikut:

1) menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah di KKKS/MKKS dan sejenisnya.

2) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah.

(8)

3) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, Penilaian kinerja dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen.

4) mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah

5) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas/sekolah.

Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru oleh kepala sekolah dilaksanakan paling sedikit 1 (kali) kali dalam satu semester secara berkelompok dalam kegiatan MGMP Sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis keterampilan dan kompetensi guru yang akan ditingkatkan. Dalam pelatihan ini diperkenalkan kepada guru hal-hal yang inovatif sesuai dengan tugas pokok guru dalam pembelajaran/pembimbingan.

Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru ini dapat berupa bimbingan teknis, pendampingan, workshop, seminar, dan group conference, yang ditindaklanjuti dengan kunjungan kelas melalui supervisi akademik. Selain melaksanakan tugas Penilaian kinerja sesuai dengan ruang lingkup di atas, setiap Kepala Sekolah harus melakukan pengembangan profesi yang meliputi:

1) pembuatan karya tulis dan/atau karya ilmiah dibidang pendidikan formal/Penilaian kinerja.

2) penerjemahan/penyaduran buku dan/atau karya ilmiah dibidang pendidikan formal/Penilaian kinerja.

3) pembuatan karya inovatif.

Kegiatan penunjang tugas Kepala Sekolah sekolah dapat dilakukan melalui:

1) peranserta dalam seminar/lokakarya dibidangpendidikan formal / Penilaian kinerja sekolah.

2) keanggotaan dalam organisasi profesi.

3) keanggotaan dalam tim penilai angka kredit jabatan fungsional Kepala Sekolah Sekolah

E. Penilaian kinerja Manajerial

Supervisi manajerial atau Penilaian kinerja manajerial merupakan fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya tenaga pendidikdan kependidikan. Dalam melaksanakan fungsi manajerial, Kepala Sekolah sekolah berperan sebagai: (1) fasilitator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan manajemen sekolah, (2) asesor dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta menganalisis potensi sekolah, (3) informan pengembangan mutu sekolah, dan (4) evaluator terhadap hasil Penilaian kinerja.

2. a. Pembinaan:

Tujuan:

(9)

Tujuan pembinaan kepala sekolah yaitu peningkatan pemahaman dan pengimplementasian kompetensi yang dimilik oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sehari- hari untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan ( SNP )

Ruang Lingkup:

6) Pengelolaan sekolah yang meliputi penyusunan program sekolah berdasarkan SNP, baik rencana kerja tahunan maupun rencana kerja 4 tahunan, pelaksanaan program, Penilaian kinerja dan evaluasi internal, kepemimpinan sekolah dan Sistem Informasi Manajemen (SIM).

7) Membantu Kepala Sekolah melakukan evaluasi diri sekolah (EDS) dan merefleksikan hasil-hasilnya dalam upaya penjaminan mutu pendidikan.

8) Mengembangkan perpustakaan dan laboratorium serta sumber-sumber belajar lainnya.

9) Kemampuan kepala sekolah dalam membimbing pengembangan program bimbingan konseling di sekolah

10) Melakukan pendampingan terhadap kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah (supervisi manajerial), yang meliputi:

i. Memberikan masukan dalam pengelolaan dan administrasi kepala sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah

ii. Melakukanpendampingan dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah.

iii. Memberikan bimbingan kepada kepala sekolah untuk melakukan refleksi hasil- hasil yang dicapainya.

2. b. Pemantauan:

pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah dan memanfaatkan hasil- hasilnya untuk membantu kepala sekolah mempersiapkan akreditasi sekolah.

2. c. Penilaian:

Penilaian kinerja kepala sekolah tentang pengelolaan sekolah sesuai dengan standar nasional pendidikan.Metode kerja yang dilakukan Kepala Sekolah sekolah antara lain observasi, kunjungan atau pemantauan, pengecekan/klarifikasi data, kunjungan kelas, rapat dengan kepala sekolah dan guru-guru dalam pembinaan.

Untuk meningkatkan profesionalisme kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya ditindaklanjuti dengan kegiatan bimbingan dan pelatihan kepala sekolah dengan tahapan sebagai berikut:

6) menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah di KKKS/MKKS dan sejenisnya.

7) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah.

8) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, Penilaian kinerja dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen.

9) mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah

10) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas/sekolah.

(10)

Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesional guru oleh kepala sekolah dilaksanakan paling sedikit 1 (kali) kali dalam satu semester secara berkelompok dalam kegiatan MGMP Sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan terjadwal baik waktu maupun jumlah jam yang diperlukan untuk setiap kegiatan sesuai dengan tema atau jenis keterampilan dan kompetensi guru yang akan ditingkatkan. Dalam pelatihan ini diperkenalkan kepada guru hal-hal yang inovatif sesuai dengan tugas pokok guru dalam pembelajaran/pembimbingan.

Kegiatan pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru ini dapat berupa bimbingan teknis, pendampingan, workshop, seminar, dan group conference, yang ditindaklanjuti dengan kunjungan kelas melalui supervisi akademik.Selain melaksanakan tugas Penilaian kinerja sesuai dengan ruang lingkup di atas, setiap Kepala Sekolah harus melakukan pengembangan profesi yang meliputi:

4) pembuatan karya tulis dan/atau karya ilmiah dibidang pendidikan formal/Penilaian kinerja.

5) penerjemahan/penyaduran buku dan/atau karya ilmiah dibidang pendidikan formal/Penilaian kinerja.

6) pembuatan karya inovatif.

Kegiatan penunjang tugas Kepala Sekolah sekolah dapat dilakukan melalui:

4) peranserta dalam seminar/lokakarya dibidangpendidikan formal /Penilaian kinerja sekolah.

5) keanggotaan dalam organisasi profesi.

6) keanggotaan dalam tim penilai angka kredit jabatan fungsional Kepala Sekolah Sekolah

(11)

BAB II

KERANGKA BERPIKIR DAN PEMECAHAN MASALAH

1. Kerangka berpikir

Siklus Kerangka berpikir Penilaian kinerja dan pemecahan masalah dalam pelaksanaan Penilaian kinerja sekolah sebagai berikut:

a. Diawali penyusunan program kerja yang dilandasi oleh hasil Penilaian kinerja pada tahun atau semester sebelumnya. Dengan berpedoman pada program kerja yang disusun, dilaksanakan kegiatan inti Penilaian kinerja meliputi penilaian, pembinaan, dan pemantauan pada setiap komponen sistem pendidikan di sekolah binaannya.

b. Pada tahap berikutnya pengolahan dan analisis data hasil penilaian, pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan evaluasi hasil Penilaian kinerja dari setiap ssasaran yang diawasi.

c. Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan hasil Penilaian kinerja yang menggambarkan sejauh mana keberhasilan tugas kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan di sekolah binaan.

d. Tahap akhir dari satu siklus kegiatan Penilaian kinerja adalah menetapkan tindak lanjut untuk program Penilaian kinerja tahun berikutnya berdasarkan hasil evaluasi komprehensif terhadap seluruh kegiatan Penilaian kinerja dalam satu periode.Dari siklus proses Penilaian kinerja inilah ,laporan kegiatan Penilaian kinerja merupakan tahapan yang sangat penting dan strategis.

2. Pemecahan masalah

Optimalisasi pencapaian program satuan pendidikan dapat terwujud jika seluruh proses kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporannya dapat terlaksana secara intens, komprehensif, dan terjadwal secara akurat.

Sekolah seyogyanya memiliki kemampuan dalam membuat kebijakan dan program yang terarah dan tepat sasaran, dengan memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (opportunity) yang dimiliki seta menanggulangi kelemahan dan ancaman yang mungkin dapat menjadi faktor penghambat.

Karenanya setiap satuan pendidikan haruslah memiliki team work yang kompak, cerdas, dan dinamis, serta adanya partisipasi yang tinggi dari seluruh warga sekolah. Setiap mereka wajib membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan (skill), baik akademik maupun manajerial yang dapat mereka peroleh melaui pendidikan dn latihan, work shop, maupun pengkajian pustaka, dan dokumentasi.

Sungguhpun demikian dalam kenyataannya tidak semua warga sekolah memiliki kemauan dan kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang dimaksud. Bagitu pula dalam hal upaya pengembangan potensi diri melalui studi pustaka pun ternyata belum dapat diharap banyak dan masih membutuhkan motivasi eksternal.

Dari realita di atas, maka peran Kepala Sekolah satuan pendidikan dalam membina, membimbing, dan memotivasi pendidik dan tenaga kependidikan memiliki arti yang amat

(12)

urgen. Pemberian bimbingan, pembinaan, dan dorongan yang dilakukan secara intensif berkesinambungan merupakan solusi logis pencapaian program dan acuan dalam upaya mewujudkan target secara maksimal.

(13)

BAB III

PENDEKATAN DAN METODE

Untuk mendapatkan hasil yang optimal, dan agar dalam pelaksanaan Penilaian kinerja dapat lebih efektif, efisien, dan tepat guna, maka perlu memilih pendekatan dan metode yang sesuai.

1. a. Pendekatan

Pendekatan yang dilakukan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas Penilaian kinerjanya adalah teknik supervisi yang bersifat kooperatif dan kolaboratif, karena dalam supervisi sudah mengandung makna pembinaan, penilaian dan juga pemantauan sampai sejauh mana sasaran pembinaan sudah dilaksanakan sebagaimana diuraikan dalam siklus Penilaian kinerja pada bab sebelumnya.

a. Kooperatif : yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok untuk kepentingan bersama (mutual benefit)

b. Kolaboratif : yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau penyelesaian tugas dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya yang saling mengisi dan melengkapi

1. b. Metode

Metode yang digunakan dalam melaksanakan Penilaian kinerja sekolah sangat bervariasi, bergantung kepada situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat melaksanakan Penilaian kinerja. Secara garis besar dapat penulis uraikan sebagai berikut:

a. Observasi langsung, yaitu Kepala sekolah secara langsung mengamati objek Penilaian kinerja. Metode tersebut oleh Kepala sekolah digunakan untuk melakukan supervisi kunjungan kelas untuk mengamati penampilan guru dalam pelaksanaan pembelajar

b. Wawancara baik secara langsung maupun berbasis ICT dimaksudkan untuk memperoleh data/informasi yang lebih akurat.Metode tersebut digunakan untuk menggali data dari beberapa stakeholder sekolah terhadap Pemenuhan delapan standar nasional pendidikan SNP) dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dan data tersebut untuk cross check dengan data yang diperoleh dari pengisian kuesioner tertutup .

c. Kunjungan kelas dilakukan Kepala Sekolah khususnya untuk memperoleh gambaran nyata tentang proses pembelajaran, baik melalui supervisi kelas maupun supervisi klinis.

d. Pemodelan dilakukan Kepala Sekolah untuk memberikan gambaran nyata atau contoh langsung. Model dapat diambil dari salah satu guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan lain, atau bahkan pengawas sekolahnya.

e. Dengar pendapat diperlukan bila menghadapi permasalahan tertentu di sekolah, dimaksudkan untuk memperoleh masukan yang lebih lengkap dan akurat tentang permasalah yang sedang dibahas/dihadapi.

f. Pendidikan dan pelatihan atau BIMTEK dimaksudkan untuk membekali guru, kepala sekolah atau tenaga kependidikan lainnya sesuai situasi dan kebutuhan.

g. Workshop diadakan sesuai kebutuhan sekolah binaan, dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM di sekolah binaan.

(14)

h. Sharing hampir serupa dengan dengar pendapat, hanya penekanannya lebih kepada upaya untuk berbagi pengalaman dan pendapat, tidak harus ada kasus khusus di sekolah. Sharing bisa dilakukan kapan saja dan dengan media yang lebih luas.

3. Studi dokumen dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata dan bukti fisik/ autentik tentang keterlaksanaan suatu kegiatan. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.

Metode tersebut digunakan untuk meneliti RPP untuk dianalisis dibandingkan dengan aturan standar proses .

Dari beberapa pendekatan dan metode diatas pada intinya digunakan untuk saling melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan akuntabel untuk dijadikan dasar pembuatan pelaporan .

(15)

BAB IV

HASIL PENILAIAN KINERJA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal Objek Penilaian kinerja

Penilaian kinerja dilakukan pada semester ganjil 2019/2020. Objek (guru / staf TU) yang meliputi 56 orang gurudan 18 orang staf TU. Dari hasil Penilaian kinerja tahun sebelumnya yaitu pada semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 diketahui bahwa guru-guru SMA Neheri 1 Woja pada umumnya belum menunjukkan hasil yang memuaskan .Berdasarkan fakta di atas maka penulis telah mencoba meningkatkan efektifitas Penilaian kinerja melalui aplikasi pendekatan yang berbeda, sesuai dengan situasi dan kondisi masing- masing sekolah, dalam upaya untuk mencapai hasil yang lebih baik.

B. Deskripsi Hasil Penilaian kinerja

Penilaian kinerja yang dilakukan pada pada semester GenapTahun Pelajaran 2019/2020mengacu pada rencana Penilaian kinerja yang bersifat akademik dan manajerial. Penilaian kinerja akademik difokuskan pada pencapaian kompetensi pendidik (guru), sementara Penilaian kinerja manajerial lebih difokuskan pada kemampuan kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya dalam pengelolaan satuan pendidikan (Sekolah).

Penilaian kinerja akademik yang dilakukan ditekankan pada aspek pencapaian standar isi dan standar proses yang meliputi dokumen Administrasi perencanaan pembelajaran , silabus dan RPP dan supervisi kunjungan kelas. Sementara Penilaian kinerja manajerial penekanannya pada aspek kelengkapan dokumen administrasi sebagai bukti fisik bahwa pengelolaan sekolah sudah dilaksanakan dengan baik. Bukti fisik dokumen terutama pada Penerimaan peseta didik baru (PPDB), Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester (UTS) dan Ulangan Akhir Semester (UAS) semeseter genap 2019/2020, dan dokumen Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Waktu pelaksanaan Penilaian kinerja mengacu pada Program Tahunan (PROTA) dan Program Semester (PROMES) yang telah disusun sebelumnya.

C. Pembahasan Hasil Penilaian kinerja

1. Hasil Penilaian kinerja Kegiatan-Kegiatan Umum

Adapun kegiatan-kegiatan yang diawasi adalah rapat-rapat serta kegiatan upacara yang dilaksanakan di sekolah. Pelaksaan rapat rutin dilaksanakan sekali sebulan. Di samping itu juga ada rapat insidental terkait dengan hal-hal urgen yang harus dibahas seperti rapat kenaikan kelas dan rapat kelulusan. Jumlah guru dan Staf TU yang ikut rapat rata-rata sejumlah 74 orang atau 93,67%. Pada masa pandemi Covid-19, baik rapat rutin maupun rapat insidental tetap dilaksanakan dengan tatapmuka langsung tetapi tetap dengan menerapkan protokoler kesehatan masa covid.

Hasil Penilaian kinerja terhadap pelaksanaan upacara di SMAN 1 Woja baik pada upacara rutin setiap hari senen maupun upacara hari-hari besar nasional umumnya diikuti

(16)

oleh semua guru. Selama rentang waktu dari bulan Maret sampai Bulan Juni, uacara- upacara tidak dilakukan karena terkait sedang merebaknya wabah COVID-19.

2. Hasil Penilaian kinerja Kurikulum

Penilaian kinerjaa pada bidang kurikulum sesuai dengan hasil Penilaian kinerja ada instrumen terlampir dari bulan januari sampai dengan bulan Juni 2020 dari 13 indikator Penilaian kinerja, hanya 2 indikator yang belum terlaksana yaitu pengadaan dan perbaikan buku serta penambahan buku-buku yang menarik sebagai koleksi perpustakaan.

Jadi dapat disimpulan pelaksanaan kurikulum sampai dengan bulan juni 2020 sebesar 84,62%. Tindak lanjut dari yang belum terlaksana ini adalah dimasukkan ke dalam rencana sekolah dan dipenuhi pada tahun ajaran berikutnya yaitu tahun ajaran 2020/2021.

Pelaksanaan KBM dari bulan Januari sampai Maret 2020 berjalan lancar dan normal, tetapi setelah adanya wabah COVID-19 maka pembelajaran dilakukan secara daring dari bulan Maret sampai bulan Mei 2020. Kegiatan BDR (Belajar di Rumah) dari bulan Maret sampai Juni 2020 dibagi menjadi 3 tahap. Dari ketiga tahapan tersebut diperoleh informasi bahwa tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran daring adalah 63,5%. Berangkat dari hal tersebut, maka guru-guru SMA Negeri 1 Woja melakukan tindak lanjut dengan berbagai cara, antara lain: mengadakan kegiatan guru kunjung dan melakukan kegiatan luring bagi siswa-siswa yang tidak aktif pembelajaran daring.

3. Kesiswaan

Hasil Penilaian kinerja pada bidang kesiswaan keterlaksanaan program yang sudah disusun yang dinilai berdasarkan indikator seperti yang terdapat pada instrumen terlampir sebesar 71,43%. Yang belum terlaksana adalah penerimaan peserta didik baru (PPDB) dan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS). Kedua Hal tersebut akan dilaksanakan pada taahun ajaran berikutnya.

Selama masa COVID-19, kegiatan yang berkaitan dengan kesiswaan, misalnya penanganan siswa bermasalah seperti kasus siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran daring maka guru BP/BK akan melakukan kunjungan ke rumah siswa untuk membimbing siswa dan berkomunikasi dengan orang tuanya untuk mencari solusi terbaik untuk anaknya. Sedangkan untuk kegiatan ekstrakurikuler dari bulan Maret sampai Juni 2020 dihentikan pelaksanaannya di sekolah, tetapi guru maupun pihak luar yang menjadi pembina tetap melakukan pembinaan di luar sekolah.

4. Ketenagaan

Hasil Penilaian kinerja pada bagian ketenagaan baik guru maupun staf TU antara lain meningkatkan potensi guru?Staf TU dengan mengadakan workshop, IHT dan lain sebagainya. Pembinaan terhadap guru dan karyawan dilakukan secara rutin. Untuk memotivasi guru dan karyawan maka ada penghargaan bagi yang berprestasi dan sanksi bagi yang melanggar peraturan.

(17)

Hal yang belum terlaksana dari program yan disusun adalah usaha untuk kesejahteraan guru/karyawan, sehingga bisa disimpulkan bahwa keterlaksanaan program kesiswaan sebesar 85,71%.

5. Sarana/Prasarana

Hasil Penilaian kinerja bidang sarana/prasarana diperoleh informasi bahwa keterlaksanaan program yang disusun sesuai dengan indikator ada instrumen terlampir sebesar 84,61%. Program yang belum terlaksana adalah pengajuan laboratorium bahasa dan ruang multimedia. Kedua hal ini akan diaukan pada tahun ajaran berikutnya.

6. Keuangan

Hasil Penilaian kinerja bidang keuangan, dari 8 indikator keterlaksanaan program keuangan, hanya 1 indikator yang belum terlaksanana yaitu kesejahteraan pegawai khususnya guru dan pegawai honor. Hal ini sudah direncanakan untuk adanya kenaikan honor untuk tahaun ajaran selanjutnya. Dari hasil Penilaian kinerja ini diperoleh kesimpulan bahwa keterlaksanaan program keuangan sebesar 87,5%.

7. Ketatausahaan

Hasil Penilaian kinerja untuk bidang ketatausahaan adalah 100% program yang disusun telah terlaksana dengan baik

8. Hubungan Masyarakat

Hasil Penilaian kinerja untuk bidang hubungan masyarakat, diperolek kesimpulan nagwa keterlaksanaan program sebesar 66,67%. Program yang belum terlaksana adalah:

Rapat pleno, rapat pengurus, pertemuan dengan komite sekolah, serta sosialisasi program sekolah dan peran komite.

9. Supervisi dan PKG

Penilaian kinerja guru yang dimaksud adalah penilain kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran yang meliputi administrasi pembelajaran , dan pembuatan silabus dan RPP. Serata Penampilan Guru dalam pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar Proses yang mengamanatkan seorang guru wajib merencanakan proses pembelajaran , melaksanakan proses pembelajaran, melakukan proses penilaian hasil pembelajaran dan Penilaian kinerja proses pembelajaran.

Penilaian pada RPP difokuskan pada komponen: a) Tujuan pembelajaran, b) bahan belajar, c) metode pembelajaran, d) media pembelajaran dan e) evaluasi. Sedangkan penilaian pada penampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran difokuskan pada : a).

Kegiatan Pendahuluan, b). Kegiatan Inti ( Eksplorasi, Elaborasi dan Komfirmasi ) dan c).

Kegiatan Penutup.Dari hasil penilaian kinerja 56 guru didapatkan hasil pengolahan data sebagai berikut :

(18)

1) Nilai rata-rata Kinerja guru pembuatan persiapan pembelajaran adalah 83,40 (termasuk dalam kategori B, baik ), dengan presentase kinerja kategori A 14,12%.

Presentase kinerja kategori B 85.88% . Presentase kinerja kategori C dan 0% atau tidak ada guru yang mempunyai kinerja C dan D untuk komponen perencanaan pembelanjara .Dari hasil supervise kinerja guru membuat administrasi perencanaan pebelajaran disimpulnan berada pada kategori A dan B. Dari tiap komponen perencanaan pembelajaran yang belum lengkap atau masih ditingkatkan adalah berturut-turut : komponen Analisis SK/KD, RPP, Dokumen KKM, dan silabus.

2) Nilai rata-rata Kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran adalah 100 (kategori A ) dengan presentase kinerja kategori A = 46% , Kategori B = 54%, kategori C dan D = 0% atau tidak ada guru yang nilai kinerja C atau D pada komponen pelaksanaan pembelajaran.

3) Nilai rata-rata Kinerja guru dalam penilaian pembelajaran adalah 100 (kategori A ) dengan presentase kinerja kategori A = 71% , Kategori B = 29%, kategori C dan D = 0% atau tidak ada guru yang nilai kinerja C atau D pada komponen penilaian pembelajaran.

Dengan demikian dari rangkuman instrumen hasil supervisi diketahui indikator keberhasilan Penilaian kinerja akademik mencapai 100 artinya bahwa secara umum kemampuan rata-rata guru yang telah dijadikan objek supervisi perencanaan, pelaksanaan, dan penialain pembelajaran dalam kategori AMAT BAIK. Sedangkan untuk guru yang belum sempat disupervisi Kepala Sekolah, pelaksanaannya diserahkan kepada kepala sekolah masing-masing.

10. Guru

Peningkatan kompetensi guru, berdasarkan hasil Penilaian kinerja anatara lai dilakukan dengan Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru. Melihat data Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru, dapat disimpulkan bahwa guru banyak yang belum pernah melaksanakan penelitian tindakan kelas. Tetapi guru–guru sebagian besar kurang berani menyatakan tidak tahu atau tidak memahami tentang penelitian tindakan kelas. Alasan sementara yang diperoleh berdasarkan wawancara masih banyak tugas lain yang harus dikerjakan. Pelatihan guru yang dilakukan pada tahun ini anatara lain IHT media pembelajaran daring dan penyusunan RPP masa Covid-1.

Standar ideal jam mengajar guru untuk ASN sebanyak 98,25 % sudah memenuhi standar jam mengajar sesuai ketentuan yang berlaku. Hanya 1 orang guru yang tidak terpenuhi yaitu guru Pkn, hal ini terjadi karena banyaknya guru PKn di sekolah.

11. Perpustakaan, Organisasi dan Kelembagaan, &Lingkugan dan Budaya Sekolah

Hasil pengawan untukketiga bidang di atas diperoleh kesimpulan bahwa 20%

program yang disusun belum terlaksana, yaitu program pembuatan taman sekolah dan pagar sekolah. Taman sekolah sudah dimasukandalam RAB BPP SMAN 1 Woja untuk

(19)

tahun ajaran 2020/2021, sedangkan pagar sekolah hanya terkendala di tukang yang akan membuat pagar tersebut. Tukang masih pada mengerjakan bangunan-bangunan lain.

(20)

BAB V PENUTUP

1. Simpulan

 Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa: Penilaian kinerja dan pembinaan yang dilakukan secara intens dan berkesinambungan melalui pendekatan dan metode yang sesuai dapat meningkatkan hasil Penilaian kinerja baik akademik maupun manajerial.

 Peningkatan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan dan melaksanakan pembelajaran memang tidak bisa instan, serta belum mampu menjangkau semua guru di wilayah binaan. Untuk itu perlu pembinaan intens dan terus-menerus agar kemampuan profesional guru semakin meningkat, terutama di sekolah-sekolah swasta kecil.

 Peningkatan kemampuan kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengelola sekolah sudah semakin baik dari semester sebelumnya.

2. Rekomendasi

Berdasarkan pada hasil dan kesimpulan di atas penulis menyampaikan rekomendasi kepada kepala dinas dan para pengambil kebijakan di bidang pendidikan,:

 Bagi Pemangku kepentingan di tingkat Kabupaten : 1. Untuk Peningkatan kinerja guru :

a) Untuk meningkatkan kinerja guru, pemangku kepentingan tingkat Kabupaten perlu membuat kebijakan tentang pemenuhan standar sarana dan prasarana. Seperti yang segera dipenuhi RKB, Ruang multi media, dan Laboratorium Bahasa.

b) Adanya pelatihan pemanfaatan komputer mikro sebagai alat bantu / media pembelajaran, Misal dengan aplikasi software : power point, Ms word dan Exel atau yang lain selama membantu guru dalam PBM.

 Bagi Kepala sekolah

1. Meningkatkan intensitas pemeriksaan perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru.

2. Meningkatkan intensitas supervisi tenaga kependidikan untuk meningkat kinerja mereka.

Referensi

Dokumen terkait

Populasi dalam penelitian ini adalah 46 guru di SMA Negeri 1 Bangsri, variabel yang diteliti meliputi Supervisi kepala sekolah sebagai variabel bebas dan kinerja guru sebagai

Pelaksanaan supervisi akademik dilapangan menemui berbagai bentuk kesulitan yang diidentifikasi menjadi beberapa faktor penghambat kegiatan supervisi akademik kepala

Realisasi Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja antara Kepala

PEMANTAUAN (MONITORING) ... Peroses Pemantauan ... Tahap Perencanaan ... Tahap Pelaksanaan ... Teknik Monitoring ... Teknik Supervisi Akademik ... Teknik Supervisi individual

Penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah di SMA Negeri 11 Kota Makassar pada aspek Pemantauan, Penilaian, dan Pembinaan, yang meliputi

Pelaporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran dan atau

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1)Supervisi akademik mampu meningkatkan kinerja guru dalam proses

Pelaporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran dan atau