• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN Spirulina platensis PADA PAKAN TERHADAP PENINGKATAN KECERAHAN WARNA IKAN GUPPY ( Poecilia reticulata )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN Spirulina platensis PADA PAKAN TERHADAP PENINGKATAN KECERAHAN WARNA IKAN GUPPY ( Poecilia reticulata )"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENAMBAHAN Spirulina platensis PADA PAKAN TERHADAP PENINGKATAN KECERAHAN WARNA IKAN GUPPY

( Poecilia reticulata )  

Gamel Koncara1 , Elfrida2 dan Yuneidi Basri2

1)Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang 2)Dosen Fakutas Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta,

Padang

E-mail : gamelk34@yahoo.com

ABSTRACT

The guppy (Poecilia reticulata) is one type of fish that have expensive price relatife, where the brightness of the color and type determine the selling price. This study aims to determine the optimal dose of Spirulina platensis on the addition of artificial feed to discoloration in the guppy. This study used a completely randomized design with 4 treatments:

A, B, C, D and 3 replications. Observations made during the 6 weeks of analysis used was the Kruskal-Wallis. The results showed that the addition of Spirulina platensis powder as much as 3% yield bright colors compared to other treatments and control. The survival rate in each treatment 100%.

Keywords: Spirulina platensis, color, Guppy, Poecilia reticula

PENDAHULUAN

Ikan guppy memiliki nilai ekonomis tinggi karena variasi warna yang dimilikinya menarik dan bentuk sirip yang beragam, pemeliharaan dan pemijahan mudah, serta tidak terlalu berpengaruh pada perubahan temperatur dan kualitas air lainnya. Saat ini terdapat sekitar 30 jenis ikan guppy berdasarkan pola warna dan bentuk siripnya, yang sebagian besar merupakan komoditi ekspor.

Ikan guppy tergolong bertubuh kecil, panjang tubuh hanya bisa mencapai 7 cm untuk betina, dan yang jantan panjang tubuh bisa mencapai 3,75 cm. Warna dasar tubuh guppy yang asli kecoklatan, dengan variasi warna sisik serupa pelangi.

Keindahan ikan guppy yang menarik terletak pada sirip ekornya, sirip ekor lebar dengan corak warna bervariasi yang menyolok

(2)

dengan bentangan mirip ekor burung merak, goyangan ekornya sangat mempesona.

Pakan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan ikan. Tidak hanya itu pakan juga dapat berfungsi memperindah kualitas warna. Kecukupan pakan, baik dalam jumlah maupun dalam kandungan gizinya sangatlah penting, sehingga sebaiknya pakan diberikan dengan penambahan suplemen bahan-bahan tertentu. Pakan tersebut selain untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan juga untuk untuk memperbaiki penampilan terutama kualitas warna. Untuk meningkatkan kualitas warna dari ikan.

Pakan yang mengandung pigmen atau zat warna tertentu seperti karoten, jika diberikan bersama dengan pakan buatan akan mampu menambah jumlah pigmen dalam Mas koki.

Sehingga warna Mas koki akan semakin jelas atau terang (Bachtiar, 2002).

Warna pada ikan berasal dari karoten, dimana karoten merupakan zat warna yang dapat memberikan warna, terutama pada organisme hidup. Antara lain melanin, quanin, astaxanthin, lutein, canthasanthin dan zeaxanthin. Fungsi utama pigmen pada ikan secara alami adalah untuk memberikan penampilan warna sehingga ikan lebih menarik. Untuk menstimulan warna dalam tubuh ikan, penambahan zat

warna atau pigmen dalam pakan (untuk ikan hias) akan membantu dalam merangsang zat warna yang berada dalam tubuh ikan.

Spirulina merupakan mikroalga yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami benih ikan, baik ikan air laut atau tawar.

Alga ini mempunyai kandungan gizi yang tinggi, yaitu protein yang bisa mencapai 60

% dari berat keringnya sehingga dapat menjadi alternatif bagi makanan kesehatan.

Dalam dunia perikanan, mikroalga ini telah banyak dijual dalam bentuk tepung (Spirulina powder). Betacarotin pada Spirulina lebih besar dari sayuran wortel yang dapat mempercerah Pigmen ikan.

Spirulina merupakan mikroalga hijau kebiruan. Alga ini mengandungan berbagai zat gizi seperti protein dapat mencapai 60 %, lipid 8%, karbohidrat 16%,vitamin B1, B2, B6, B12, C, niasin, β karotin dan kandungan asam amino yang cukup seimbang. Spirulina juga mengandung salah satu asam lemak esensial yaitu asam γ-linoleat (GLA), yang merupakan asam lemak majemuk.

BAHAN & METODE

Ikan uji yang digunakan adalah guppy jantan berumur 3 bulan sebanyak 75 ekor. Spirulina platensis yang digunakan dalam bentuk powder/bubuk, Spirulina powder kemasan alumunium foil 500 gram.

(3)

Asal dari Cina. Warna serbuk hijau kebiruan. Ukuran partikel 120 mikron.

Pakan yang digunakan selama pemeliharaan adalah pakan komersil produk PT.Matahari Sakti , Surabaya dengan no seri cp- 901.

Kandungan nutrisi dari pakan ikan tersebut adalah protein 40%, lemak 5%, kelembapan 12%, serat 3%, abu 17%.

Wadah yang digunakan dalam penelitian ini berupa akuarium sebanyak 12 unit untuk pemeliharaan ikan, dengan ukuran 40 x 20 x 20 cm yang diisi air setinggi 15 cm atau setara dengan 12 liter.

Alat yang digunakan aerator, pH meter, DO meter dan Thermometer. Pengamatan warna dilakukan setiap 7 hari sekali selama 42 hari.

Pengamatan warna dilakukan oleh 5 orang panelis, parameter yang diamati adalah perkembangan warna pada sirip caudal ikan.

Penilaian warna dilakukan dengan mengunakan system (scoring) berdasarkan tingkatan warna pada ikan guppy , peningkatan warna pada ikan guppy di amati

dengan cara membandingkan warna pada sirip caudal dengan standar warna ikan guppy yang telah diberi nilai (skor) dari 1 sampai 10. Warna yang diamati menggunakan standar Commission Internationale de I’Eclairage CIE 1931 buatan Jerman.

HASIL & PEMBAHASAN

Perubahan Warna Pada Ikan Guppy Dari hasil pengamatan perubahan warna pada ikan guppy pada masing-masing perlakuan selama penelitian dilakukan uji statistik Kruskal-Wallis pada minggu ke-6.

Dari hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan p > 0,05 (non sig) yang berarti bahwa penambahan karotenoid yang berasal dari tepung Spirulina pada pakan terhadap kualitas warna ikan guppy (Poecilia reticulata) tidak memberikan pengaruh yang nyata.

Tabel 1. Hasil skor warna di akhir penelitian

Perlakuan Hasil skor warna minggu ke-6 A

B C D

3,44a 4,94a 4,89a 4,77a

Keterangan : (Skor warna berdasarkan Commission Internationale de I’Eclairage CIE 1931 buatan Jerman), superskip dengan huruf kecil yang sama menunjukan non sig.

(4)

Perlakuan A : Pakan tanpa menggunakan Spirulina B : Penambahan 3 % Spirulina dalam pakan C : Penambahan 6 % Spirulina dalam pakan D : Penambahan 9 % Spirulina dalam pakan

Di Tabel 1 perubahan skor warna tertinggi terdapat pada perlakuan B (4,94) selanjutnya perlakuan C (4,89), diikuti oleh perlakuan D (4,77) dan yang terendah terlihat pada perlakuan A (Kontrol) (3,44) .

Pada Gambar 1. terlihat bahwa perubahan warna yang terjadi pada masing-

masing perlakuan sangat berbeda nyata.

Perubahan warna tertinggi terlihat pada perlakuan B ( pemberian Spirulina 3%) , dengan nilai rataan 4,94 dan terendah pada perlakuan A kontrol (0%) dengan rataan nilai 3,44.

       

   

Gambar . Peningkatan warna setiap perlakuan

Dan juga pada Gambar diatas terlihat pengamatan diawal pemeliharaan, menunjukan bahwa perlakuan A (kontrol) tidak mengalami peningkatan warna yang cukup signifikan, sedangkan pada perlakuan lain ditiap minggunya masing – masing perlakukan, seperti perlakuan B (penambahan spiruliana 3%), C (penambahan Spirulina 6%) dan D

(penambahan Spirulina (9%) terlihat peningkatan warna setiap minggunya. pada minggu ke-3 dan 4 pada perlakuan A, C, dan D mengalami penurunan warna, dikarenakan perubahan warna pada guppy jantan bisa dipicu oleh kondisi suhu,pH dan kadar garam di air yang berubah-ubah. Perlakuan yang mengalami peningkatan warna yang

0 1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

Skor Warna

Minggu Ke‐

Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D

(5)

stabil terlihat pada perlakuan B (penambahan Spirulina 3%).

Pada minggu ke-2, rata-rata ikan uji mengalami perubahan kearah yang lebih cerah dan meningkat pada minggu ke-5.

Sesuai dengan hasil penelitian Liao et. al., (1993), bahwa dengan mencampurkan Spirulina ke dalam makanan udang selama 14-28 hari akan terlihat adanya peningkatan karotenoid dalam kerapas. Begitu pula pada penelitian ini ikan guppy diminggu ke 2 disetiap perlakuan terjadi perubahan yang diduga karena adanya peningkatan karotenoid dalam sel pigmennya dan warna mulai berubah ditiap minggunya sampai minggu ke 6. Kebutuhan karotenoid pada ikan muda relatif lebih sedikit karena perubahan warna tubuhnya belum tetap.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pencampuran Spirulina 3% memberikan pengaruh yang lebih efektif dibandingkan perlakuan 6% dan 9%. Ini membuktikan bahwa dengan kadar yang lebih sedikit sudah memenuhi kebutuhan ikan guppy akan karotenoid yang terkandung dalam Spirulina, hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan Utomo dkk, (2006), dimana kadar Spirulina 1% memberikan pengaruh

yang lebih efektif dibanding 3% dan 5 % , pemberian pakan berupa pasta yang diperkaya dengan Spirulina platensis sebanyak 1% selama 5 minggu menghasilkan warna merah lebih cerah dibandingkan perlakuan lainnya dan kontrol.

dan menurut penelitian Kurniawati dkk, (2012), menunjukan bahwa penambahan tepung Spirulina platensis sebanyak 8%

memberikan peningkatan warna biru terbaik pada tubuh udang Red Claw dibandingkan 6% dan 10%. Hal ini membuktikan bahwa pada kadar yang lebih rendah sudah mencukupi kebutuhan ikan koi akan karotenoid yang ada dalam Spirulina.

Hasil pengamatan kelangsungan hidup ikan guppy selama penelitian menunjukan bahwa tidak ada ikan guppy yang mati (semua ikan pada tiap perlakuan hidup 100%).

Parameter Kualitas Air

Selama penelitian dilakukan pengukuran kualitas air yaitu parameter suhu yang diukur dua kali (pada awal dan akhir penelitian), sedangkan untuk parameter pH, Oksigen terlarut dan ammonia hanya diukur satu kali. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 2.

(6)

Tabel 2. Nilai Kisaran Pengukuran Kualitas air

Berdasarkan data pada tabel diatas tersebut terlihat bahwa suhu air selama penelitian berkisar antara 26-27 , menurut Lesmana (2001), suhu optimal ikan untuk ikan tropis terutama ikan hias berada pada suhu 22-27 tergantung jenisnya. Suhu yang optimal untuk ikan guppy adalah 25- 28 Pada kisaran angka tersebut guppy sangat bernafsu makan dan pertumbuhan ekornya akan maksimal.

Parameter kualitas air selanjutnya adalah pH (derajat keasaman) dari pengukuran selama penelitian pH air berkisar antara 7- 7,5, kisaran ini masih dalam batasan untuk kelangsungan hidup ikan hias yaitu 6,8 – 8,5 (Lesmana,2001) . Ikan guppy akan mati jika pH air akuarium sangat asam (<5) atau sangat basa (>9).

Kandungan oksigen yang kurang akan menyebabkan ikan guppy lemas, tidak nafsu makan dan ekor akan mengecil ikan

menjadi sakit. Kadar oksigen kurang dari 5 ppm akan menyebabkan ikan guppy sulit bernafas dan tidak mau makan. Untuk memperoleh pertumbuhan optimal, kandungan oksigen harus dipertahankan diatas 5 ppm. Bila kandungan oksigen tetap sebesar 3 atau 4 ppm dalam jangka waktu yang lama, ikan akan menghentikan makan dan pertumbuhannya (Daelami,2001) .

Hasil pengukuran kadar oksigen selama penelitian berkisar 4,2-6,9 ppm.

Kandungan oksigen dikatakan baik, bila kandungan oksigen terlarut dalam kondisi cukup yaitu 5-7 ppm, (Bachtiar ,2002) supaya ikan guppy pertumbuhan ekornya maksimal dan wana cemerlang. konsentrasi ammonia selama penelitian berkisar 0,08- 0,52 ppm. Ammonia merupakan gas nitrogen buangan yang bersal dari ikan iu sendiri, berupa kotoran maupun sisa-sisa pakan yang tidak termakan. Menurut

No Parameter Satuan Kisaran Baku mutu

(Boyd ,1986)

1 Suhu 26-27 25-28

2 pH - 7- 7,5 7,5 – 8

3 Oksigen Terlarut (DO) ppm 4,2-6,9 5-7

4 Ammonia NH ppm 0,08-0,52 0,5

(7)

Lesmana (2001), kadar ammonia yang dapat membuat ikan mati adalah lebih dari 1 ppm sebab kadar ammonia yang tinggi merupakan racun yang sangat berbahaya bagi kehidupan ikan.

Dari pengukuran kualitas air selama penelitian masih dalam kisaran yang layak untuk kelangsungan hidup ikan guppy ( Poecilia reticulata) dan masih dalam rank kualitas air.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penambahan bubuk Spirulina platensis pada pakan memberikan pengaruh terhadap perkembangan warna pada ikan guppy.

Pemberian Spirulina platensis sebanyak 3%

memberikan perubahan warna terbaik dan tingkat kelangsungan hidup pada semua perlakuan adalah 100% .

Saran

Dapat menggunakan bubuk Spirulina platensis pada pakan dengan dosis 3%, untuk memberikan perubahan warna terbaik, Pada ikan hias guppy.

DAFTAR PUSTAKA

Angka ST dan Suhartono MT.

2000. Bioteknologi Hasil Laut.

Bogor : Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor.

Arylza IS. 2005. Isolasi dan Karakteristik Fikosianin dari Mikroalga Spirulina plantensis Yang Ditumbuhkan Dalam Media Limbah Lateks Pekat . [Tesis]. Bogor. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Arylza 2005; Boussiba dan Richmond 1979

Bachtiar. Y. 2002. Mencemerlangkan Warna Ikan Koi. Agromedia Pustaka.

Jakarta.

Boyd,C.E.1982.Water Qualityin Waterwarm Fish Pond. Auburn University Agricultural Experiment Station, Alabama.

Bold,H.C,danWynne,M.J.(1978),Introductin To The Algae, Second Edition, Pretice-Hall Mc. Engelwood Cliffs,

New York.

Djarijah. A. S. 1995. Pakan Ikan Alami.

Kanisius. Yogyakarta.

Effendie, M.i 1997. Biologi Perikanan Bagian 1. Fakultas Perikanan.

Institu Pertanian Bogor. Hal 92-97.

Fernando, A. A and V. P. E. Phang. 1985.

Culture Of The Guppy, Poecilia Reticulate, In Singapore. Aquaculture, 51:49-63.

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan.

(8)

Cetakan pertama. Rineka Putra.

Jakarta.

Gustiano, R. 1995. Prospek Perbaikan Mutu Ikan dengan Hibridisasi. Jurnal

Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 17:11-12

Jollie , W.P. and L G. Jollie. 1964. The Fine Structur of The Ivarian Follicle of The Ovoviviparous Poecilid Fish. Lebistes reticulates. Journal of Morphologhy 144:479-502.

Kirpichnikov, V. S. 1981. Genetic Bases of Fish Selection. Springer Veerlag.

Berlin Heidelberg. New York.

410p.

Krebs CS. 1972. Ecology. The Experimental Analysis of Distribution and Abudance. New York: Harpers and Row Publishers.

Kurniawati,(2012).Pengaruh Penambahan Tepung sprirulina platensis Pada pakan Terhadap Peningkatan warna Lobster Air Tawar Huna Merah (cherax quadricarinatus).

Kurniawan dan Iskandar. Ujang Subhan.

2012. Pengaruh Penambahan Tepung Spirulina plantesis Pada Pakan Terhadap Peningkatan Warna Lobster Air Tawar Huna Merah (cherax quadricarinatus), Fkultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan , Universitas Padjadjaran

Lagler, K. F., J. E. Bardach, R. R. Miller and D. R. May Passino. 1977. Ichthyology second Edition. United State Of America. John Wiley & sons, Inc.

Lesmana. S. D. 2001. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lesmana dan Satyani, D. 2002. Agar Ikan Hias Cemerlang. Penebar Swadaya.

Jakarta. Fuji, R. 1993. Coloration and Chromatophore. p:536-561. In:

D. H. Evans (Ed.). The Physiology of Fish, Vol. 17. CRC Press. Inc., United States, America.

Liao, W. L. Nur-E-Burhan, S. A., Okada. S., Matsui. T. and Yamaguchi. K.

(1993). Pigmentation of cultured black tiger prawn by feeding with a Spirulina – supplemented diet.

Nippon Suisan Gakkaishi, 59: 165.

 

Nelson, J.S. 1984. Fishes of the World. Jhon Waley and Sons. Inc. Ner York. P:

221-222.

Richmond, A., (2004) Principles for attaining maximal microalgal productivity in photobioreactors: an overview. Hydrobiologia, 512, 33–37 Satyani, D., S. Sumastri dan O.Komarudin.

1992. Peningkatan Kualitas warna Ikan Botia Dengan Astaxanthin dalam Pakan Buatan. Prosiding Seminar Hasil Perikanan Air Tawar 1992/1993.

Torrissen, J. and Ronald, W. 1998.

Pigmentation of Salmonoid Carotenoid Deposition and Metabolism. Aquatic Sciences Vol. I.

Washington.

Utomo, N.B.P., O. Carman dan N. Fitriyati .(2006).  Pengaruh Penambahan Spirulina platensis Dengan Kadar Berbeda Pada Pakan Terhadap Tingka Intensitas Warna Merah Pada Ikan Koi Kohaku (Cyprinus carpio L.).“.Jurnal Akuakultur Indonesia”,. Jurnal Akuakultur Indonesia, 5(1): 1-4 (2006).

Referensi

Dokumen terkait

Kampung Malang adalah kampung yang unik dengan karakteristik yang khas yaitu adanya bangunan kuno yang berarsitektur jawa dan cina, adanya legenda atau cerita rakyat yang

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun tugas akhir dengan judul “Efektivitas

A külső és belső gyakorlati képzés a tanulmányok során megszerzett elméleti ismeretek feladata az iskolai környezetben történő alkalmazás megvalósítása, amely

Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data. Dengan melihat penyajian-penyajian kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa

“seandainya tidak mengetahui sejarah petempatan Melayu tradisional dan juga maklumat yang mendalam tentang sekian banyak dialek Melayu yang dituturkan di

Subsidi merupakan alokasi yang diberikan pemerintah pada masyarakat kurang mampu, namun bidikmisi diberikan secara merata sesuai dengan alokasi mahasiswa dalam perguruan

Melakukan kegiatan rekreasional; (5) Bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang kejam, tidak manusiawi, serta merendahkan derajat dan martabatnya; (6)