• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Wassalamualaikum Wr. Wb. Simpang Empat, Desember 2016 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Wassalamualaikum Wr. Wb. Simpang Empat, Desember 2016 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan Syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT atas anugerah dan rahmat-Nya sehingga penyusunan buku “ Profil Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016 ” dapat terlaksana dengan baik. Maksud dari penyusunan buku ini adalah dalam rangka untuk memperkenalkan dan memberikan gambaran secara singkat mengenai kondisi terkini Kabupaten Pasaman Barat.

Pada intinya buku ini memuat visi dan misi Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat sebagaimana yang terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pasaman Barat 2016-2021. Berbagai kondisi dan potensi yang ada di Kabupaten Pasaman Barat, serta capaian pembangunan daerah yang diukur menggunakan sasaran pembangunan pada RPJMD Kabupaten Pasaman Barat.

Akhirnya kami ucapkan terima kasih atas dukungan dari Bapak Pj.

Bupati Pasaman Barat dan atas kerja sama dari semua pihak sehingga buku ini dapat diterbitkan. Semoga buku ini bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Simpang Empat, Desember 2016

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Drs. Joni Hendri, M.Si NIP. 19751007 199501 1 001

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Maksud dan Tujuan ... I-2 1.3. Ruang Lingkup ... I-2

BAB IIGAMBARAN UMUM ... II-1 2.1. Sejarah Kabupaten Pasaman Barat ... II-1 2.2. Visi dan Misi Kabupaten Pasaman Barat ... II-1 2.3. Kondisi Geografis ... II-4 2.4. Topografi ... II-5 2.5. Geologi /Jeinis Tanah ... II-6 2.6. Penggunaan Lahan ... II-7 2.7. Penetapan Kawasan Strategis ... II-8 2.8. Kawasan Rawan Bencana ... II-9 2.9. Demografi ... II-12 2.10. Perekonomian Daerah ... II-13

BAB III POTENSI DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT ... III-1 3.1. Bidang Ekonomi ... III-1 3.1.1. Sektor Pertanian ... III-1 3.1.1.1. Sub-sektor Pertanian Tanaman dan Holtikultura . III-1

(4)

3.1.1.2. Sub-sektor Peternakan ... III-3 3.1.1.3. Sub-sektor Perkebunan ... III-4 3.1.1.4. Sub-sektor Kelautan dan Perikanan ... III-6 3.1.2. Sektor Pariwisata ... III-9 3.1.3. Sektor Kehutanan ... III-14 3.1.4. Sektor Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi ... III-15 3.1.5. Sektor Pertambangan ... III-17 3.2. Bidang Sosial Budaya ... III-24 3.2.1. Sektor Pendidikan ... III-25 3.2.2. Sektor Kesehatan ... III-31 3.2.3. Urusan Wajib Pekerjaan Umum ... III-35 3.2.4.Urusan Wajib Perumahan Rakyat dan Kawasan

Pemukiman ... III-36

BAB IV PENUTUP ... IV-1 4.1. Kesimpulan ... IV-1 4.2. Saran ... IV-1

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah Kab. Pasaman Barat ... II-5 Tabel 2.2. Ketinggian Lokasi Wilayah Kabupaten Pasaman Barat ... II-6 Tabel 2.3. Penggunaan Lahan Kabupaten Barat Tahun 2011-2015 ... II-8 Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Kabupaten Pasaman Barat Menurut Jenis

Kelamin Perkecamatan Tahun 2015 ... II-12 Tabel 2.5. PDRB Kabupaten Pasaman Barat Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Uasaha Tahun 2011-2015 (dalam juta rupiah .... II-13 Tabel 2.6. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pasaman Barat Atas Dasar

Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2015 (dalam persen) ... II-15 Tabel 2.7. Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit (IHI) Produk Daeraah

Regional Bruto Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2015 ... II-16 Tabel 3.1. Produksi Pertanian Tanaman Panagan dan Hortikultura

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2015 ... III-2 Tabel 3.2. Perkembangan Komoditi Ternak di Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2010-2014 ... III-4 Tabel 3.3. Luas dan Produksi Komoditi Perkebunan di Kabupaten Pasaman

Barat Tahun 2011-2015 ... III-5 Tabel 3.4. Perkembangan Produksi Perikanan Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2010-2015 (ton) ... III-6 Tabel 3.5. Objek Wisata Sejarah dan Budaya di Kabupaten Pasaman Barat ... III-12 Tabel 3.6. Objek Wisata Buatan di Kabupaten Pasaman Barat ... III-13 Tabel 3.7. Objek Wisata Bahari di Kabupaten Pasaman Barat ... III-14 Tabel 3.8. Perkembangan IKM Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2015 . III-16 Tabel 3.9. Perkembangan Indikator Urusan Wajib Koperasi, Usaha Kecil,

dan Menengah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2015 ... III-17 Tabel 3.10. Perkembangan Angka Partisipasi PAUD Kabupaten Pasaman

Barat Tahun 2011-2015 ... III-26

(6)

Tabel 3.11. Perkembangan Angka Partisipasi Pendidikan Dasar Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2015 ... III-27 Tabel 3.12. Rasio Ketersediaan Sekolah dan Guru Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2011-2015 ... III-28 Tabel 3.13. Perkembangan Pendidikan Menengah Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2011-2015 ... III-29 Tabel 3.14. Data Sekolah Berdasarkan Status Akreditasi Kabupaten Pasaman

Barat Tahun 2015 ... III-30 Tabel 3.15. Angka Kelulusan dan Rata-Rata Nilai UN pada Semua Jenjang

Pendidikan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2015 ... III-31 Tabel 3.16. Jumlah Puskesmas, Poliklinik, Pustu, dan Rumah Sakit

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2015 ... III-32 Tabel 3.17. Jumlah Dokter dan Tenaga Medis Kabupaten Pasaman Barat

Tahun 2011-2015 ... III-33 Tabel 3.18. Perkembangan Indikator Urusan Wajib Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2015 ... III-36 Tabel 3.19. Perkembangan Indikator Urusan Wajib Perumahan Rakyat dan

Kawasan Pemukiman Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011- 2015 ... III-37

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Grafik IPM kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2015 ... III-24

(8)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Pasaman Barat dimekarkan dari wilayah induknya Kabupaten Pasaman pada tanggal 7 Januari 2004 sesuai dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat di Propinsi Sumatera Barat. Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2005 - 2025, saat ini Kabupaten Pasaman Barat berada pada tahun awal tahapan pembangunan menengah ketiga. Perencanaan pembangunan jangka menengah ketiga ini tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 12 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016 - 2021. RPJMD tahun 2016 - 2021 memberikan arah pembangunan Kabupaten Pasaman Barat sampai dengan tahun 2021 dan menjadi pedoman bagi seluruh perangkat daerah terkait penyusunan rencana strategis dan rencana kerja perangkat daerah. Buku ini mencoba untuk memberikan gambaran tentang profil daerah Kabupaten Pasaman Barat secara umum sampai dengan kondisi tahun 2016.

Dalam rangka melaksanakan pembangunan daerah agar potensi dan sumber daya daerah dapat dikelola dengan baik, perlu disusun profil daerah yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi yang terus berkembang dalam rangka pengambilan keputusan dan pengambilan kebijakan di tingkat daerah maupun pusat, yang kemudian dapat berimplikasi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah dan pengembangan manajemen pengelolaan data dan informasi daerah dapat terlaksana dengan lebih baik.

Agar dapat memberikan hasil yang optimal terhadap kemampuan daerah Kabupaten Pasaman Barat dalam melaksanakan program/ kegiatan pembangunan dan pengembangan wilayahnya diperlukan suatu gambaran yang komprehensif mengenai kondisi aktual Kabupaten Pasaman Barat melalui dokumentasi catatan prestasi/ keberhasilan pembangunan dan potensi daerah yang tersusun dengan baik, sehingga lebih memudahkan bagi pejabat pengambil kebijakan dalam menentukan arah pembangunan dan alokasi serta distribusi sumber daya daerah. Penyusunan profil daerah ini diharapkan dapat menjadi sarana informasi dalam menunjang pelaksanaan program pembangunan daerah serta untuk evaluasi capaian kinerja pemerintah daerah dalam pelaksanaan program - program pembangunan.

(9)

Maksud dan tujuan dari penyusunan buku ini adalah :

1. Menyediakan dukungan data dan informasi bagi pengambilan keputusan dan kebijakan baik di daerah maupun di pusat.

2. Sebagai media untuk membantu Pemerintahan Daerah dalam mempromosikan potensi daerah sekaligus memberi penjelasan kepada masyarakat tentang gambaran umum Kabupaten Pasaman Barat.

3. Menyediakan informasi mengenai potensi wilayah, sehingga memudahkan pemerintahan Kabupaten Pasaman Barat dalam melakukan langkah-langkah perencanaan pembangunan.

4. Sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan.

1.3. Ruang Lingkup

Penyusunan Buku Profil Daerah Kabupaten Pasaman Barat disajikan dalam bentuk laporan yang terstruktur dan informatif dengan materi sebagai berikut:

1. Pendahuluan 2. Gambaran Umum

a. Sejarah Singkat Kabupaten Pasaman Barat b. Visi dan Misi Daerah

c. Kondisi Umum Daerah d. Struktur Perekonomian Daerah 3. Potensi Daerah

4. Penutup

(10)

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1. Sejarah Kabupaten Pasaman Barat

Menurut sejarahnya, nama Kabupaten Pasaman Barat diambil dari nama sebuah gunung yang terdapat di daerah Kabupaten Pasaman. Selain itu juga terdapat sebuah sungai yang bernama sungai Pasaman. Kata Pasaman sendiri berasal dari kata “Pasamoan” yang berarti kesepakatan atau kesamaan pendapat antar golongan etnis penduduk yang mendiami wilayah Pasaman yaitu Minangkabau, Mandahiling dan Jawa.

Sebenarnya secara kultural cukup banyak perbedaan antara Suku Minangkabau, Suku Mandahiling dan Suku Jawa. Perbedaan ini dibidang adat istiadat, bahasa, sikap dan prilaku hidup. Namun dibalik perbedaan itu pula banyak kesamaan visi dan persepsi sehingga mereka dapat hidup berdampingan dalam kerukunan dan kedamaian.

Setelah lebih dari setengah abad akhirnya dengan adanya otonomi daerah Pasaman dimekarkan menjadi dua kabupaten berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2003 yakni Kabupaten Pasaman (Kabupaten Induk) dan Kabupaten Pasaman Barat (Kabupaten Pemekaran). Kabupaten Pasaman Barat resmi berdiri pada tanggal 7 Januari 2004 dengan luas wilayah 3.887,77 Km2 yang terdiri dari 11 kecamatan.

2.2. Visi Dan Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Pasaman Barat

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Pasaman Barat sampai dengan tahun 2025 memiliki visi pembangunan sebagai berikut:

“Pasaman Barat Yang Maju, Bermartabat, dan Sejahtera“

Agar visi Kabupaten Pasaman Barat tahun 2005 - 2025 dapat diwujudkan maka ditempuh misi pembangunan sebagai berikut :

1. membangun SDM yang berkualitas dan berdaya saing

(11)

2. mewujudkan masyarakat beriman dan bertaqwa

3. mewujudkan pemerintah yang bersih dan bertata kelola baik.

4. membangun perekonomian daerah yang kokoh, berkualitas dan berkesinambungan

Visi Dan Misi RPJMD Kabupaten Pasamn Barat Tahun 2016 - 2021

Visi jangka menengah Kabupaten Pasaman Barat untuk periode tahun 2016 - 2021 adalah sebagai berikut :

“Mewujudkan Pasaman Barat Yang Beriman, Cerdas, Sehat, Bermartabat, Sejahtera, Serta Berwawasan Lingkungan”

Beriman dan bermartabat, diukur dengan:

a. Semakin kuatnya jati diri dan karakter masyarakat yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Terpeliharanya nilai-nilai luhur budaya dan kearifan lokal dalam masyarakat.

c. Semakin terpeliharanya kerukunan antar umat beragama.

d. Meningkatnya stabilitas keamanan dan ketentraman masyarakat.

e. Terwujudnya pengelolaan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel, efektif dan efisien

f. Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan pengembangan kapasitas sumber daya aparatur daerah.

Cerdas dan Sehat, diukur dengan:

a. Meningkatnya kualitas dan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan bidang kesehatan, pendidikan dan sosial dasar .

b. Meningkatnya kualitas, kuantitas, distribusi, dan pendayagunaan tenaga pendidikan, dan kesehatan

c. Meningkatnya pengelolaan kependudukan, melalui kebijakan yang population influencing.

(12)

d. Semakin meningkatnya peran serta dan kesetaraan gender serta terpenuhinya hak anak dalam pembangunan.

Sejahtera, diukur dengan:

a. Berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran.

b. Terwujudnya sistem ketahanan pangan yang menjamin kebutuhan dan cadangan pangan tingkat kebupaten dan nagari.

c. Mengembangkan perekonomian daerah melalui pemberdayaan koperasi, usaha mikro kecil dan menengah, dan industri kecil dan menengah.

d. Meningkatnya produksi dan produktifitas komoditi pertanian, perikanan, dan kelautan dan peningkatan kesejahteraan petani.

e. Terciptanya iklim investasi yang kondusif dan saling menguntungkan untuk perluasan kesempatan kerja masyarakat.

f. Terwujudnya perlindungan terhadap kelompok masyarakat yang rentan goncangan ekonomi dan bencana.

g. Terwujudnya pembangunan yang saling mendukung antara sektor pariwisata, perdagangan, jasa, dan industri kreatif daerah.

Berwawasan Lingkungan, diukur dengan:

a. Terciptanya sistem perencanaan dan pelaksanaan pembangunan wilayah yang berkeadilan sesuai dengan tata ruang.

b. Terwujudnya pengelolaan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.

c. Terlaksanaya pencegahan pencemaran lingkungan dan pengelolaan kebencanaan.

d. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana publik dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.

e. Berkurangnya ketimpangan pembangunan antar wilayah dan daerah tertinggal serta terisolir.

(13)

Sesuai dengan harapan terwujudnya visi “Terwujudnya Pasaman Barat Yang Beriman, Cerdas, Sehat, Bermartabat, Sejahtera, Serta Berwawasan Lingkungan”, maka ditetapkan “Misi Pembangunan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016 - 2021”

sebagai upaya dalam mewujudkan visi, sebagai berikut :

1. Mewujudkan masyarakat beriman dan bertaqwa melalui pengamalan ajaran agama, pemeliharaan nilai-nilai luhur.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pembangunan pendidikan dan kesehatan yang berwawasan kependudukan (population responsive dan gender responsive).

3. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan berbasis daya saing lokal, regional, dan global.

4. Menanggulangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan dasar, pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan ekonomi kreatif.

5. Mewujudkan pemerintahan yang transparan dan akuntabel.

6. Mewujudkan pembangunan wilayah yang berkeadilan, serta mengelola sumber daya alam dan penataan ruang secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

2.3. Kondisi Geografis

Kabupaten Pasaman Barat terletak pada bagian barat Pulau Sumatera, membentang dari arah barat ke timur pada 0°33' LU sampai 0°11' LS dan 99°10 BT sampai dengan 100°04 BT, dengan batas-batas administrasi sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumut;

 Sebelah Selatan : Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam;

 Sebelah Timur : Kecamatan Tigo Nagari dan Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman;

 Sebelah Barat : Samudera Hindia.

Luas wilayah Kabupaten Pasaman Barat 3.887,77 Km2 atau 14,96 % dari luas wilayah Sumatera Barat, yang terbagi kedalam sebelas kecamatan dengan rincian sebagai berikut :

(14)

Tabel 2.1.

Wilayah Administrasi dan Luas Wilayah di Kabupaten Pasaman Barat

No Kecamatan Banyak

Luas Nagari Jorong

1. Sungai Beremas 1 15 440,48

2. Ranah Batahan 2 30 354,88

3. Koto Balingka 1 26 340,78

4. Sungai Aur 1 22 420,16

5. Lembah Melintang 1 16 263,77

6. Gunung Tuleh 2 20 453,97

7. Talamau 3 20 324,24

8. Pasaman 3 23 508,93

9. Luhak Nan Duo 2 14 174,21

10. Sasak Ranah Pasisie 1 11 123,71

11. Kinali 2 19 482,64

Kabupaten Pasaman Barat 19 216 3.887,77

Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka 2016

2.4. Topografi

Topografi wilayah Kabupaten Pasaman Barat meliputi daerah datar, bergelombang, berbukit dan pegunungan. Perbukitan dan pegunungan terdapat pada sebagian besar wilayah Kecamatan yang berbatas dengan Kabupaten Pasaman di bagian timur dan Kabupaten Mandahiling Natal di bagian utara. Wilayah topografi datar meliputi daerah Barat dari seluruh kecamatan yang berbatasan dengan Samudera Hindia yaitu Kecamatan Kinali, Luhak Nan Duo, Sasak Ranah Pasisie, Pasaman, Sungai Aua, Lembah Melintang dan Koto Balingka dan Sungai Beremas.

(15)

Kabupaten Pasaman Barat terletak pada ketinggian antara 0 – 2.913 meter di atas permukaan laut. Gunung tertinggi di Kabupaten Pasaman Barat adalah Gunung Talamau dengan ketinggian 2.192 meter di atas permukaan laut.

Tabel 2.2.

Ketinggian Lokasi Wilayah Kabupaten Pasaman Barat

No Kecamatan Luas (Km2) Ketinggian (mdpl)

1. Sungai Beremas 440,48 0 – 319

2. Ranah Batahan 354,88 23 – 753

3. Koto Balingka 340,78 0 – 811

4. Sungai Aur 420,16 0 – 1.983

5. Lembah Melintang 263,77 15 – 725

6. Gunung Tuleh 453,97 26 – 1.875

7. Talamau 324,24 225 – 2.019

8. Pasaman 508,93 40 – 2.913

9. Luhak Nan Duo 174,21 0 – 1.250

10. Sasak Ranah Pasisie 123,71 0 – 10

11. Kinali 482,64 0 – 1.332

Kabupaten Pasaman Barat 3.887,77 0 – 2.913 Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka 2015

2.5. Geologi / Jenis Tanah

Tanah Pasaman Barat yang subur terbentang dari utara ke selatan sangat cocok untuk pertanian dalam arti luas perkebunan, tanaman pangan, peternakan dan perikanan, sehingga daerah lain dapat disebut sebagai pusat agro bisnis. Dengan berkembangnya agro bisnis tentunya melahirkan kegiatan agro industri. Jenis tanah pada Kabupaten Pasaman Barat diklasifikasikan sebagai berikut :

 Kawasan andosol dari batuan beku

 Tanah andosol dari batuan beku pada pegunungan vulkanis

 Tanah latosol dari batuan beku

(16)

 Tanah latosol dari padsolik merah kuning dari batuan beku dan endapan

 Tanah regosol dari batuan beku

 Tanah padsolik coklat dari bahan aluvial pada pegunungan patahan yang tinggi

 Tanah aluvial dari bahan aluvial

 Tanah padsolik merah kuning dan latosol dari batuan pada pegunungan vulkanis

 Komplek tanah orgonosal dari glei humus dari bahan alluvial

 Tanah likosal dan regosol dari batuan beku

 Tanah Latosol dari bahan alluvial dan batuan beku pegunungan vulkanis

 Komplek tanah padsolik merah kuning latosol dan litosol dari batuan beku endapan metamorf pada pegunungan patahan yang rendah

2.6. Penggunaan Lahan

Secara umum penggunaan lahan di Kabupaten Pasaman Barat didominasi oleh lahan pertanian bukan sawah yang mencapai 318.263 ha atau 81,86 persen luas lahan selanjutnya lahan bukan pertanian yang mencapai 57.509 ha atau 14,77 persen luas lahan dan sisanya sebesar 13.105 atau 3,37 persen merupakan lahan sawah, baik irigasi maupun tadah hujan. Tabel 2.3. berikut ini memperlihatkan sebaran penggunaan lahan Kabupaten Pasaman Barat tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.

Penggunaan lahan untuk kegiatan perkebunan mengalami peningkatan yang cukup pesat selama 5 (lima) tahun terakhir. Pada tahun 2011, lahan perkebunan di Kabupaten Pasaman Barat mencapai 146.469 ha dan mengalami peningkatan mencapai 161.522 ha atau 41,55 persen dari luas wilayah Kabupaten Pasaman Barat tahun 2015. Beberapa komoditi perkebunan di Kabupaten Pasaman Barat antara lain, kelapa sawit, karet, kakao, kopi, aren, dan nilam.

Rincian gambaran penggunaan lahan Kabupaten Pasaman Barat tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 dapat diamati pada tabel dibawah ini.

(17)

Tabel 2.3.

Penggunaan Lahan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011 – 2015

No Jenis Penggunaan Banyak

2011 2012 2013 2014 2015

1. Lahan Sawah 14.840 14.840 13.105 13.105 13.105

a. Irigasi 9.551 9.561 7.756 9.085 9.085

b. Tadah hujan 3.849 4.389 5.349 4.020 4.020

c. Rawa pasang

surut - 15 - - -

d. Rawa lebak 1.440 875 - - -

2. Lahan Pertanian

Bukan Sawah 238.372 238.429 302.341 318.263 318.263 a. Tegal/ kebun 21.142 21.941 24.479 24.867 24.867 b. Ladang/ huma 15.928 15.056 15.492 14.826 14.826 c. Perkebunan 146.469 146.660 146.200 161.522 161.522 d. Ditanam pohon/

padang rumput 41.898 42.190 27.284 27.933 27.933 e. Padang

pengembalaan/

padang rumput 1.097 1.819 703 703 703

f. Sementara tidak

diusahakan 2.787 2.741 2.706 2.552 2.552

g. Lainnya (tambak, kolam, empang,

hutan negara, dll) 122.419 121.390 85.331 85.860 85.860 3 Lahan Bukan

Pertanian 13.140 14.118 73.331 57.409 57.409 Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka 2016

2.7. Penetapan Kawasan Strategis

Sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011 - 2031, terdapat tiga kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan strategis di Kabupaten Pasaman Barat, yaitu :

1. Kawasan Strategis Simpang Empat

(18)

Kawasan ini merupakan ibukota kabupaten yang mempunyai kecenderungan pertumbuhan lebih tinggi dibanding pusat perkotaan lainnya. Sebagai ibukota kabupaten, Simpang Empat mempunyai fungsi dan peran penting dalam konteks pelayanan pada segala bidang. Untuk mengoptimalkan fungsi dan perannya serta terciptanya kawasan perkotaan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan diperlukan penataan yang terencana dan terkelola dengan baik.

2. Kawasan Strategis Kinali

Kawasan Kinali merupakan kawasan yang tumbuh paling pesat secara ekonomi kewilayahan. Kecamatan Kinali terdiri dari Nagari Kinali dan Nagari Katiagan.

Luas Kecamatan Kinali hampir 463 km2 meliputi sebagian dari Gunung Pasaman hingga pesisir pantai. Potensi sumber daya alam yang terbesar pada kawasan ini adalah bidang kehutanan, kelautan, perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan dan pariwisata.

3. Kawasan Strategis Air Bangis

Air Bangis adalah ibukota Kecamatan Sungai Beremas yang merupakan kawasan perkotaan pantai yang sudah tembuh sejak zaman kerajaan Indrapura sampai sekarang. Selain sebagai kawasan bersejarah, Air Bangis juga mempunyai objek wisata baik wisata alam (bahari) maupun budaya. Saat ini sedang dibangun pelabuhan laut yang diarahkan untuk angkutan barang di kawasan ini.

2.8. Kawasan Rawan Bencana

Beberapa kawasan rawan bencana Kabupaten Pasaman Barat yang dikelompokkan berdasarkan jenis kebencanaan adalah sebagai berikut :

1. Kawasan Rawan Longsor

Kawasan rawan bencana longsor di wilayah Kabupaten Pasaman Barat terdapat di Kecamatan Talamau yang dilintasi jalan menuju Lubuk Sikaping (Kabupaten Pasaman). Namun kawasan rawan atau potensial mengalami longsor dengan kategori tanah dengan erosi tingkat tinggi meliputi di Kecamatan Gunung Tuleh, Talamau, Pasaman, Luhak Nan Duo dan Kinali. Khusus untuk Kecamatan Gunung Tuleh lebih disebabkan jenis batuan yang mempunyai porositas tinggi

(19)

berupa batu gamping. Kawasan dengan erosi sedang adalah kawasan perbukitan yang berada di bagian Utara dan Timur wilayah Pasaman Barat yang meliputi Kecamatan Sungai Beremas, Ranah Batahan, Koto Balingka, Lembah Melintang, Sungai Aur, Gunung Tuleh, Talamau, Pasaman, Luhak Nan Duo dan Kinali 2. Kawasan Rawan Gelombang Pasang

Kawasan pesisir pantai Kabupaten Pasaman Barat sepanjang barat pantai Sumatera merupakan merupakan kawasan rawan gelombang pasang. Kawasan ini meliputi Kecamatan Sungai Beremas, Koto Balingka, Sungai Aur, Sasak Ranah Pasisie, Luhak Nan Duo dan Kinali.

3. Kawasan Rawan Banjir

Menurut data analisis kebencanaan, banjir merupakan bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Pasaman Barat. Hal ini disebabkan karakteristik lahan berupa satuan bentuk lahan yang memiliki topografi dataran dan cekungan pada daerah aliran sungai . Daerah dataran banjir ini memiliki ciri-ciri berupa topografi yang datar dan umumnya berada di sekitar daerah aliran sungai yang memiliki potensial materialnya berupa pasir dan kerikil yang masih segar atau belum mengalami pelapukan. Kawasan yang teridentifikasi rawan terhadap banjir di Kabupaten Pasaman Barat yaitu Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, Pasaman, Luhak Nan Duo dan Gunung Tuleh.

4. Tsunami

Seluruh bagian pesisir dan pulau-pulau kecil merupakan kawasan rawan bahaya tsunami yang dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori zona kerawanan yaitu :

 Zona kerawanan tinggi, wilayah dengan jarak garis pantai 50 m, sepanjang pantai dengan ketinggian kontur kurang dari 10 mdpl. Kawasan ini meliputi Kecamatan Sungai Beremas bagian timur, Koto Balingka, Sungai Aur, Sasak Ranah Pasisie, Luhak Nan Duo dan Kinali.

 Zona kerawanan menengah yaitu daerah sepanjang pantai dengan ketinggian 10 - 15 mdpl, dengan kemiringan lereng cukup terjal. Kawasan ini meliputi beberapa wilayah di Kecamatan Sungai Beremas, Koto Balingka, Sungai Aur, Sasak Ranah Pasisie dan Kinali.

(20)

 Zona kerawanan rendah yaitu wilayah sepanjang pantai dengan ketinggian 15 - 30 mdpl dengan morfologi curam dan relief tinggi atau berbukit, dan daerah ini dapat dimanfaatkan untuk evakuasi dan lokasi pengungsian. Kawasan ini meliputi Kecamatan Sungai Beremas, Koto Balingka, Sungai Aur dan Kinali.

5. Bahaya Gempa

Mengingat lokasi Pasaman Barat yang berada pada dua patahan besar yaitu pertemuan lempeng eurosia dan australia dengan jalur patahan semangko besar (ring of fire) dan berdasarkan rekam jejak kejadian gempa, seluruh wilayah Kabupaten Pasaman Barat merupakan kawasan rawan gempa.

6. Gerakan Tanah

Berdasarkan peta gerakan tanah, dimana intensitas gerakan dikelompokkan menjadi tiga zona kerentanan gerakan tanah, yaitu :

 Zona kerentanan gerakan tanah tinggi berada di bagian utara Kecamatan Ranah Batahan, Koto Balingka, Lembah Melintang, Sungai Aur, sebagian besar Kecamatan Gunung Tuleh, seluruh Kecamatan Talamau, bagian timur Kecamatan Pasaman, Luhak Nan Duo, dan bagian utara Kecamatan Kinali.

 Zona kerentanan gerakan tanah sedang meliputi Kecamatan Sungai Beremas, Ranah Batahan, Koto Balingka, Sungai Aur dan sebagian Kecamatan Gunung Tuleh

 Zona kerentanan gerakan tanah rendah meliputi Kecamatan Sungai Beremas, Koto Balingka, Lembah Melintang, Sungai Aur, bagian barat Kecamatan Gunung Tuleh, Pasaman, Sasak Ranah Pasisie, Luhak Nan Duo dan Kinali.

7. Patahan

Terdapat patahan aktif dan patahan pasif di Kabupaten Pasaman Barat. Jalur patahan aktif minimal harus disediakan sampai dengan 200 meter kiri kanan patahan. Sedangkan areal yang juga berbahaya adalah areal pertemuan antar patahan yang belum tersambung. Adapun kawasan yang dilalui oleh patahan aktif di bagian utara wilayah Kabupaten Pasaman Barat yang sebagian besar berada pada kawasan lindung atau yang harus di konservasi karena mempunyai

(21)

kelerengan diatas 40 persen. Patahan diluar kawasan lindung terdapat di bagian barat Kecamatan Sungai Beremas, dan itupun merupakan patahan pasif.

2.9. Demografi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasaman Barat, jumlah penduduk Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2011 mencapai 375.344 jiwa. Tahun 2012 penduduk tumbuh sebesar 2,35 persen, sehingga jumlah penduduk pada tahun 2012 menjadi 384.149 jiwa. Tahun 2013 laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Pasaman Barat mengalami penurunan menjadi 2,28 persen, sehingga tercatat jumlah penduduk Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2013 sebesar 392.207 jiwa.

Demikian pula hal pada tahun 2014, pertumbuhan penduduk kembali turun menjadi 2,22 persen sehingga jumlah penduduk Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2014 tercatat 401.624 jiwa. Tahun 2015 jumlah penduduk tumbuh 2,16 persen sehingga jumlah penduduk Kabupaten Pasaman Barat tahun 2015 menjadi 410.307 jiwa.

Kecamatan Pasaman sebagai ibukota kabupaten merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar di Kabupaten Pasaman Barat tahun 2015. Jumlah penduduk Kecamatan Pasaman mencapai 73.101 jiwa yang terdiri dari 37.112 jiwa penduduk laki-laki dan 35.989 jiwa penduduk perempuan. Sedangkan Kecamatan Sasak Ranah Pasisie merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terendah yaitu 14.486 jiwa yang terdiri dari 7.399 jiwa penduduk laki-laki dan 7.087 penduduk perempuan. Tabel dibawah ini memperlihatkan jumlah penduduk Kabupaten Pasaman Barat menurut jenis kelamin per kecamatan tahun 2015.

Tabel 2.4.

Jumlah Penduduk Kabupaten Pasaman Barat Menurut Jenis Kelamin Perkecamatan

Tahun 2015

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Sungai Beremas 12.671 12.030 24.701

2. Ranah Batahan 13.091 12.902 25.993

(22)

3. Koto Balingka 14.646 14.580 29.226

4. Sungai Aur 17.995 17.532 35.487

5. Lembah Melintang 23.126 23.713 46.839

6. Gunung Tuleh 10.545 10.639 21.184

7. Talamau 13.618 13.405 27.023

8. Pasaman 37.112 35.989 73.010

9. Luhak Nan Duo 21.139 20.778 41.917

10. Sasak Ranah Pasisie 7.399 7.087 14.486

11. Kinali 35.908 34.442 70.350

Kabupaten Pasaman Barat 207.210 203.097 410.307 Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka 2016

2.10. Perekonomian Daerah

Struktur perekonomian Kabupaten Pasaman Barat tercermin dari peranan masing - masing sektor terhadap PDRB yang dihasilkan. Selama 5 (lima) tahun terakhir beberapa sektor yang memiliki peran terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Pasaman Barat tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yakni sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, selanjutnya diikuti oleh sektor industri pengolahan dan perdagangan besar dan eceran.

Tabel 2.5.

PDRB Kabupaten Pasaman Barat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 - 2015 (dalam juta rupiah)

No Lapangan Usaha Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

A Pertanian, kehutanan dan perikanan

3.600.92 4

3.911.970 4.339.601 4.844.388 5.202.334

B Pertambangan dan penggalian

116.035 132.206 153.921 193.134 218.562

C Industri pengolahan

1.314.91 3

1.446.077 1.562.678 1.696.633 1.874.215

(23)

D Pengadaan listrik dan gas

1.472 1.463 1.404 1.658 2.209

E Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang

832 905 1.022 1.092 1.252

F Konstruksi 410.430 575.906 560.784 659.378 759.810 G Perdagangan besar

dan eceran;

reparasi mobil dan sepeda motor

824.001 923.334 1.031.224 1.136.974 1.275.139

H Transportasi dan pergudangan

334.662 377.478 435.363 511.830 560.866

I Penyediaan akomodasi dan makan minum

36.143 40.570 45.916 52.277 60.991

J Informasi dan komunikasi

340.493 390.351 414.358 464.256 470.131

K Jasa keuangan dan asuransi

135.095 157.507 178.779 205.681 230.260

L Real estat 104.062 114.567 130.253 151.274 169.509 M,N Jasa perusahaan 4.237 4.789 5.416,72 6.032 6.800

O Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib

306.046 346.147 382.266 417.624 415.498

P Jasa pendidikan 151.649 175.396 207.645 234.564 258.358 Q Jasa kesehatan dan

kegiatan sosial

79.958 94.181 106.455 119.309 126.686

R,S,T,U Jasa lainnya 43.458 48.694 57.036 63.664 68.861 TOTAL 7.804.40

9 8.649.546 9.626.420 10.780.768 11.701.479 Keterangan : *)Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016

(24)

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pasaman Barat Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 - 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.6.

Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pasaman Barat Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 – 2015 (dalam persen)

No Lapangan Usaha Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

A Pertanian, kehutanan dan perikanan

6,90 5,53 4,98 5,04 4,38

B Pertambangan dan penggalian

4,96 5,79 5,87 5,91 5,95

C Industri pengolahan

6,02 6,55 6,29 6,55 4,88

D Pengadaan listrik dan gas

5,02 5,12 1,96 8,73 2,02

E Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang

5,97 0,34 12,27 6,25 6,34

F Konstruksi 6,95 7,27 10,42 8,05 10,11

G Perdagangan besar dan eceran;

reparasi mobil dan sepeda motor

6,72 6,94 8,09 7,47 6,42

H Transportasi dan pergudangan

6,34 7,21 9,17 8,38 8,75

I Penyediaan akomodasi dan makan minum

6,29 6,36 6,42 6,46 6,47

J Informasi dan komunikasi

1,01 12,24 11,65 8,76 10,21

K Jasa keuangan dan asuransi

7,48 9,75 7,35 6,23 5,49

(25)

L Real estat 6,70 6,76 6,79 6,81 6,77

M,N Jasa perusahaan 6,06 6,09 6,12 6,16 5,74

O Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib

5,89 0,71 2,91 2,11 5,45

P Jasa pendidikan 5,64 9,28 8,80 5,42 7,24

Q Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

6,47 10,52 7,24 7,64 7,07

R,S,T,U Jasa lainnya 4,69 4,76 4,80 4,90 5,13

RATA - RATA 6,33 6,33 6,40 6,03 5,70

Keterangan : *)Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016

Pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai pertumbuhan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu daerah pada periode waktu tertentu.

Tabel 2.7.

Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit (IHI) Produk Daerah Regional Bruto Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011 - 2015

No Lapangan Usaha Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

A Pertanian, kehutanan dan perikanan

6,90 5,53 4,98 5,04 4,38

B Pertambangan dan penggalian

4,96 5,79 5,87 5,91 5,95

C Industri pengolahan

6,02 6,55 6,29 6,55 4,88

D Pengadaan listrik 5,02 5,12 1,96 8,73 2,02

(26)

dan gas E Pengadaan air,

pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang

5,97 0,34 12,27 6,25 6,34

F Konstruksi 6,95 7,27 10,42 8,05 10,11

G Perdagangan besar dan eceran;

reparasi mobil dan sepeda motor

6,72 6,94 8,09 7,47 6,42

H Transportasi dan pergudangan

6,34 7,21 9,17 8,38 8,75

I Penyediaan akomodasi dan makan minum

6,29 6,36 6,42 6,46 6,47

J Informasi dan komunikasi

1,01 12,24 11,65 8,76 10,21

K Jasa keuangan dan asuransi

7,48 9,75 7,35 6,23 5,49

L Real estat 6,70 6,76 6,79 6,81 6,77

M,N Jasa perusahaan 6,06 6,09 6,12 6,16 5,74

O Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib

5,89 0,71 2,91 2,11 5,45

P Jasa pendidikan 5,64 9,28 8,80 5,42 7,24

Q Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

6,47 10,52 7,24 7,64 7,07

R,S,T,U Jasa lainnya 4,69 4,76 4,80 4,90 5,13

RATA - RATA 6,33 6,33 6,40 6,03 5,70

Keterangan : *)Angka Sementara

**) Angka Sangat Sementara Sumber : BPS Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016

(27)

BAB III

POTENSI DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

3.1. Bidang Ekonomi 3.1.1. Sektor Pertanian

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumberdaya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan-bahan industri atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Hingga saat ini, Kabupaten Pasaman Barat

masih tergolong sebagai daerah agraris, dimana kegiatan perekonomian masih didominasi oleh sektor pertanian. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pasaman Barat yang mencapai 44,45 persen.

Demikian juga dengan data penggunaan lahan di Kabupaten Pasaman Barat tahun 2015. Secara umum penggunaan lahan didominasi oleh lahan pertanian bukan sawah yang mencapai 318.263 ha atau 81,86 persen luas lahan selanjutnya lahan bukan pertanian yang mencapai 57.509 ha atau 14,77 persen luas lahan dan sisanya sebesar 13.105 atau 3,37 persen merupakan lahan sawah, baik irigasi maupun tadah hujan

3.1.1.1. Sub-sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Pasaman Barat mendapat

penghargaan dari Presiden RI atas keberhasilan meningkatkan produksi padi diatas 5 persen pada tahun 2010 dan tahun 2011. Kemudian pada tahun 2013 mendapatkan penghargaan dari Gubernur

Sumatera Barat atas keberhasilan yang sama yaitu peningkatkan produksi padi diatas 5 persen dari tahun sebelumnya. Bahkan pada tahun 2013 berhasil melepas Varietas Padi Gogo Unggul Kabupaten Pasaman Barat yang disahkan melalui

(28)

keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 5001/kpts/sr.120/12/2013 tentang Pelepasan Varietas Padi Lokal sebagai Varietas Unggul dengan nama

“Sigudang”.

Sektor pertanian merupakan sektor strategis bagi perekonomian Kabupaten Pasaman Barat, ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian pada PDRB dari tahun ke tahun memperlihatkan peningkatan. Jumlah produksi beberapa komoditi pertanian tanaman pangan dan hortikurtura Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1.

Produksi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011 – 2015

Komoditi

Jumlah Produksi

2011 2012 2013 2014 2015

1. Padi (Ton) 111.858 114.616 122.128 141.819 147.525 2. Jagung (Ton) 286.077 263.721 280.443 284.524 236.722

3. Cabe (Ton) 496 436 2.370 2.292 2.457

4. Jeruk (Ton) 39 69 265 3.504 6.442

5. Pisang (Ton) 6.592 21.033 21.568 20.988 20.566

Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka Tahun 2016

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa produksi utama tanaman pangan dan hortikultura setiap tahun mengalami peningkatan seperti padi, pada tahun 2010 sebesar 109.210 ton menjadi 147.525 ton pada tahun 2015, Jagung pada tahun 2010 sebesar 220.761 ton menjadi 236.722 ton pada tahun 2015, cabe dari 526 ton pada tahun 2010 menjadi 2.457 ton pada tahun 2015, jeruk dari 556 ton pada tahun 2010 menjadi 6.442 ton tahun 2015 dan pisang dari 7.065 ton pada tahun 2010 menjadi 20.566 ton.

Selain komoditi padi, komoditi jagung juga mendapat perhatian serius pemerintah daerah Kabupaten Pasaman Barat. Sebagai komoditi unggulan daerah, jagung memberikan kontribusi yang besar terhadap produksi jagung di Propinsi

(29)

Sumatera Barat, kebutuhan dari 65 persen jagung yang diproduksi di Sumatera Barat berasal dari Kabupaten Pasaman Barat.

Besarnya produksi jagung di Kabupaten Pasaman Barat berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan. Beberapa potensi pengembangan produk olahan jagung yang dapat dikembangkan di Kabupaten Pasaman Barat adalah a. Pembuatan pabrik pengolahan pakan ternak.

b. Pengolahan limbah jagung menjadi pupuk organik.

c. Pembuatan industri makanan berbahan dasar jagung.

Jeruk merupakan komoditas andalan disektor hortikultura buah-buahan di Kabupaten Pasaman Barat, setelah mengalami gagal produksi pada tahun 2008 yang disebabkan oleh faktor serangan hama penyakit, komoditas ini mulai berkembang lagi sejak tahun 2010 dan puncaknya pada tahun 2015 mendapat penghargaan dari Gubernur Sumatera Barat sebagai Juara I lomba buah hortikultura sesuai SK Gubernur Sumatera Barat Nomor 520-632-2014 tanggal 15 Agustus 2014 dan mendapat penghargaan dari Gubernur Sumatera Barat sebagai juara II lomba sayuran hortikultura sesuai dengan SK Gubernur Sumatera Barat Nomor 520-632- 2014 tanggal 15 Agustus 2014.

3.1.1.2. Sub-sektor Peternakan

Hasil sensus pertanian 2013 mencatat populasi sapi dan kerbau mencapai 13.375 ekor.

Menurut wilayah, kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau paling banyak adalah Kecamatan Kinali dengan jumlah populasi sebanyak 5.142 ekor, kemudian Kecamatan Luhak Nan Duo

(3.708 ekor), dan Kecamatan Sasak Ranah Pasisie (1.807) ekor. Sedangkan Kecamatan yang memiliki sapi dan kerbau paling sedikit adalah Kecamatan Sungai Beremas dengan jumlah populasi 44 ekor.

(30)

Dengan adanya usaha peternakan ini diharapkan daya tahan ekonomi rumah tangga akan semakin baik dalam memenuhi kebutuhan pokok dan pendidikan.

Berikut ini adalah gambaran kondisi peternakan di Kabupaten Pasaman Barat.

Tabel 3.2.

Perkembangan Komoditi Ternak Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010-2014

No Komoditi Populasi Ternak

2010 2011 2012 2013 2014

1. Sapi Potong 14.276 12.685 14.949 13.438 15.578

2. Kerbau 2.130 1.738 1.725 1.359 1.702

3. Kambing 13.360 14.351 14.976 14.915 14.039

4. Domba 179 25 165 110 151

5. Ayam Kampung 138.415 141.053 125.801 118.384 129.079 6. Ayam Petelur 162.800 167.350 182.450 190.760 172.322 7. Ayam Pedaging 363.450 238.900 178.167 61.386 107.548

8. Itik 21.957 26.459 27.478 19.901 19.433

Sumber : Pasaman Barat Dalam Angka Tahun 2015

3.1.1.3. Sub-sektor Perkebunan

Secara keseluruhan areal tanaman perkebunan di Kabupaten Pasaman Barat pada tahun 2015 seluas 161.522 Ha atau lebih dari sepertiga luas wilayah Kabupaten Pasaman Barat.

Beberapa Komoditas perkebunan yang telah

dikembangkan di wilayah Kabupaten Pasaman Barat adalah kelapa sawit, kakao, kopi, karet kelapa dan nilam.

Luas tanam komoditi perkebunan juga memperlihatkan perkembangan setiap tahunnya, seperti kelapa sawit dari 98.863 ha dengan produksi 300.874,25 ton pada tahun 2011 menjadi 101.853 ha luas tanam pada tahun 2015 dengan produksi sebesar 1.645.142,40 ton, karet dengan luas tanam sebesar 7.616 ha dengan produksi

(31)

5.272,20 ton pada tahun 2010 menjadi 8.697 ha luas tanam dengan produksi sebesar 7.287,14 ton.

Menurut jenis komoditasnya, pengembangan perkebunan meliputi kelapa sawit, karet, kakao, kopi, kelapa dalam, aren, nilam dan lain - lain. Luas tanam dan produksi perkebunan di Pasaman Barat sejak tahun 2011 sampai tahun 2015 berdasarkan komoditi terlihat pada tebel dibawah ini.

Tabel 3.3.

Luas Tanam dan Produksi Beberapa Komodisi Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011 - 2015

No Komoditi Satuan Populasi Ternak

2011 2012 2013 2014 2015

Luas Lahan

1. Kelapa Sawit Ha 98.863 99.614 100.314 101.402 101.853

2. Karet Ha 7.997 8.338 8.476 8.628 8.697

3. Kelapa Dalam Ha 2.768 2.607 2.690 2.695 2.789

4. Kakao Ha 11.671 12.145 12.298 12.394 12.409

5. Kopi Ha 947 913 910 965 974

6. Nilam Ha 1.990 2.024 2.089 2.025 2.363

7. Aren Ha 142 158 200 204 213

Produksi

1. Kelapa Sawit Ton 300.874 305.137 328.808 330.881 345.142

2. Karet Ton 5.444 5.808 7.484 7.489 7.287

3. Kelapa Dalam Ton 2.076 2.094 2.093 2.114 1.967

4. Kakao Ton 7.420 8.250 8.708 8.767 8.802

5. Kopi Ton 226,38 308,22 325,34 332,60 359,00

6. Nilam Ton 138,65 121,53 130,53 148,65 161,64

7. Aren Ton 137,75 172,80 175 179,80 166,19

Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016

(32)

3.1.1.4. Sub-sektor Kelautan dan Perikanan

Potensi perikanan dan kelautan Pasaman Barat (perairan laut dan perairan umum) menyimpan potensi yang cukup besar untuk kepentingan Ekonomi produktif maupun konservasi dan dapat dijadikan andalan pembangunan masa depan. Sementara itu jumlah sarana tangkap yang digunakan dalam penangkapan ikan perahu tanpa motor sebanyak 315 unit, motor tempel 1.090 unit dan kapal motor sebanyak 663 unit.

Tabel 3.4.

Perkembangan Produksi Perikanan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010 - 2015 (Ton)

No Komoditi Satuan Populasi Ternak

2011 2012 2013 2014 2015

Luas Lahan

1. Perikanan Tangkap

Ha 86.578,1 84.210 149.059,5 107.601,40 104.333

2. Perikanan Budidaya

Ha 1.817,5 3.344 4.348 5.494,92 5.578,9

3. Perairan Umum

Ha 197,8 197,8 207,40 207,40 45,6

Total Ha 88.592,6 87.752,6 153.614,9 113.330,72 109.958 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasaman Barat, 2016

Komoditi perikanan yang bernilai ekonomi sangat penting dari hasil tangkapan adalah ikan tuna, cakalang, dan udang. Selain tiga jenis hasil tangkapan utama yakni tuna, cakalang, dan udang yang bernilai ekspor tinggi terdapat juga jenis ikan dan komoditi perikanan lainnya yang juga bernilai ekonomis baik untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan luar negeri. Misalnya ikan tongkol, tenggiri, cumi - cumi, sotong dan sebagainya.

Kegiatan perikanan budidaya air tawar dilakukan di lingkungan perairan.

Daerah potensial untuk menjadi sentra produksi ikan perikanan budidaya ini tersebar di berbagai kecamatan. Bentuk kegiatan budidaya air tawar yang dilakukan umumnya adalah sistem kolam, kolam air deras, karamba, jaring apung, dan budidaya ikan pada lahan sawah yang dikenal dengan istilah minapadi.

(33)

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Hal III - 7 Disamping Potensi Perikanan, Kabupaten Pasaman Barat juga memiliki beberapa pulau yang berpotensi untuk dikembangkan baik dari sisi kelautan dan perikanan maupun dari sisi pariwisata.

1. Pulau Panjang

Pulau Panjang memiliki luas ± 129 Ha atau 1.286 Km2, lahan daratan di pulau ini selain dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat tinggal juga dimanfaatkan untuk usaha perkebunan, diantaranya ; kebun kelapa, cengkeh dan lain-lain

sementara daerah pantai dimanfaatkan untuk usaha galangan/perbaikan kapal penangkap ikan. Daerah lautan sekitar pulau panjang (daerah terumbu karang) dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan pemancingan, penangkapan udang lobster dan juga kegiatan budidaya ikan kerapu dan rumput laut.

2. Pulau Unggas

Pulau Unggas memiliki luas ± 2,1 Ha, pulau ini hanya ditumbuhi oleh mangrove dan merupakan kawasan bermain bagi berbagai jenis burung. Laut sekitar pulau unggas sangat tenang dasarnya merupakan habitat padang lamun dan

juga terumbu karang sehingga sangat cocok untuk pengembangan keramba jaring apung (KJA) untuk jenis ikan kerapu.

3. Pulau Harimau

Pulau dengan luas ± 248,5 Ha ini berdekatan dengan Pulau Unggas. Pulau ini memiliki kontur berbukit, dengan kondisi tersebut kawasan ini cocok dijadikan kawasan lindung lokal yang berfungsi sebagai wilayah pemijahan ikan-ikan karang dan

untuk mempertahankan habitat mangrove. Berhadapan dengan Pulau Harimau dan Pulau Unggas kearah daratan Pulau Sumatera terdapat hamparan hutan Mangrove dengan luas ± 3.500 Ha (Intepretasi Citra Tahun 2004, Transfera

G. Potensi Pulau

1. Pulau Panjang

PROFIL PULAU-PULAU KECIL

KABUPATEN PASAMAN BARAT

(34)

Intranusa). Laut sekitar pulau harimau sangat tenang dan dasarnya merupakan habitat padang lamun dan juga terumbu karang.

4. Pulau Pigago

Pulau Pigago memiliki luas ± 8,81 Ha, sama dengan Pulau Telur pulau ini pun hanya ditumbuhi oleh mangrove dan pohon kelapa. Kawasan laut sekitar Pulau Pigago pada bagian yang terlindung sangat cocok untuk mengembangkan budidaya

rumput laut maupun budidaya ikan kerapu. Disamping pantainya yang landai perairannya juga jernih dengan substrat dasar pasir. Ekosistem terumbu karang di pulau ini merupakan yang terbaik dari kawasan pulau-pulau sekitarnya.

5. Pulau Telur

Pulau Telur memiliki luas ± 6,29 Ha, pulau ini hanya ditumbuhi oleh mangrove dan pohon kelapa, merupakan kawasan bertelur bagi penyu belimbing. Sekeliling pulau telur adalah ekosistem terumbu karang yang sebagian besar masih cukup

baik. Satuan ekosistem Pulau Telur sudah seharusnya dilindungi bukan hanya sebagai habitat penyu Belimbing tetapi juga sebagai penyangga keberadaan spesies lainnya seperti ikan, kepiting, udang dll.

6. Pulau Tamiang

Pulau Tamiang memiliki luas ± 8,8 Ha dan berada berdekatan dengan Pulau Panjang.

Disamping dimanfaatkan sebagai lahan untuk berkebun kelapa, pulau ini juga dimanfaatkan nelayan untuk beristirahat. Hamparan terumbu

karang di selat pulau tamiang dengan pulau panjang merupakan aset penting bagi keutuhan ekosistem perairan pulau-pulau kecil Kabupaten Pasaman Barat disamping bisa dimanfaatkan untuk wisata bawah air.

7. Pulau Pangka

(35)

Pulau Pangka memiliki luas ± 12,51 Ha, pulau ini merupakan pulau terluar dari Kabupaten Pasaman Barat, ditumbuhi oleh mangrove dan juga kelapa. Di pulau ini terdapat mercusuar.

9. Pulau Nibung

Tidak berbeda jauh dengan Pulau Telur, Pulau Nibung juga memiliki luas

± 0,27 Ha cuma saja pulau ini penuh ditumbuhi oleh tanaman nibung (sejenis nipah) dan berada persis dimulut muara Sungai Tomak. Pulau ini sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk beristirahat dikala mencari ikan.

3.1.2. Sektor Pariwisata

Kabupaten Pasaman Barat mempunyai puluhan kawasan dan objek wisata yang cukup potensial untuk dikembangkan, diantaranya adalah :

a. Kawasan wisata alam berupa wisata bahari di Kecamatan Sungai Beremas dan wisata danau di Kecamatan Koto Balingka dan Sungai Aur

b. Kawasan wisata budaya dan sejarah terutama wisata religius di Kecamatan Gunung Tuleh, serta pengembangan wisata budaya lainnya di seluruh wilayah kabupaten.

c. Kawasan wisata buatan meliputi pemandian, pemancingan, dan arena motor cross di Kecamatan Ranah Batahan dan Kecamatan Pasaman, Bendungan Batang Tongar

a. Wisata Alam

1. Danau Laut Tinggal

Danau Laut Tinggal terletak di Jorong Sitabu, Nagari Rabi Jonggor, Kecamatan Gunung Tuleh.

Danau ini ditemukan berdasarkan ekspedisi yang dilakukan oleh peneliti dari Jerman bernama Dr. Renata Rabenstern dan Herwig Zahorka.

Dimana mereka mengetahui dari pantauan satelit bahwa di bagian utara Provinsi Sumatera Barat terlihat ada danau yang belum terjamah.

(36)

Peneliti tersebut menemukan sebuah danau yang indah, namun di danau itu tidak ada hewan ataupun ikan yang hidup di dalam air danau tersebut.

Peneliti tersebut juga mendokumentasikan hasil penemuan mereka.

Pemandangan yang hijau, indah dan asri dihiasi dengan hutan hujan tropis yang masih 'perawan'. Danau ini memiliki diameter 2 Km, berada pada ketinggian 1.940 meter di atas permukaan laut. Jarak menuju danau ini adalah 20 Km dari Sitabu (Sumber : Website Kabupaten Pasaman Barat).

2. Pantai Sikilang

Pantai Sikilang, berada di kabupaten pasaman barat yaitu tepatnya terletak di kec.

Sungai Aua. jarak jangkauan pantai ini dari ibu kota kabupaten berjarak +/- 22KM. Pantai ini merupakan salah satu pantai yang masih sangat

alami, yang masih sangat jarang di kunjungi oleh para wisatawan. Jika nantinya pantai ini banyak diminati oleh pengunjung, mereka pasti beranggapan bahwa pantai Sungai Aua sebagai surga rekreasi, khusus nya bagi mereka yang suka berjemur dan ombaknya sangat bagus untuk berselancar (Sumber : Website Kabupaten Pasaman Barat).

3. Ikan Lubuk Landur

Ikan larangan Lubuak Landua Kecamatan Pasaman terletak ±10 Km dari pusat kota Simpang Ampek. Ikan larangan Lubuak Landua terdiri dari jenis Gariang yaitu sejenis ikan yang suka hidup di air deras dengan bentuk tubuh panjang hampir

mirip dengan ikan bandeng yang ada dilaut jawa. Lokasi Ikan larangan Lubuak Landua sering dikunjungi oleh wisata lokal terutama pada hari libur. Wisatawan yang datang bisa mandi-mandi sambil memberi makan ikan Gariang, makanan ikan berupa jagung, kacang rebus dan roti banyak tersedia disekitar lokasi.

(37)

Dengan membeli 2 (dua) bungkus jagung seharga Rp. 2000,- , anda akan puas melihat ikan-ikan saling berlomba memperebutkan makanannya. Di lokasi ikan larangan tersebut juga terdapat Surau yang dibangun oleh Syech Lubuak Landua (Syech Muhammad Basyir). Surau tersebut diperkirakan berumur lebih dari 100 Tahun

4. Air Terjun Sampuran Botung

Air terjun Sampuran Botung terletak di Kecamatan Sungai Aua dengan jarak ±16 KM dari Pusat Kecamatan Sungai Aua. Walaupun menuju lokasi air terjun hanya dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dengan melewati hamparan

perkebunan sawit selama 20 menit perjalan, setelah sampai dilokasi air terjun yang indah nan eksotik dapat menghilangkan rasa letih selama perjalanan, air terjun ini bertingkat dengan air putih bening dapat menikmati ikan air tawar menambah keindahan di air terjun ini.

5. Air Terjun Siburai-burai

Air terjun Sampuran Botung terletak di Kecamatan Sungai Aua dengan jarak ±16 KM dari Pusat Kecamatan Sungai Aua. Walaupun menuju lokasi air terjun hanya dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dengan melewati hamparan

Air Terjun Siburai-burai yang terletak di Kenagarian Aua Kuniang Kecamatan Pasaman. Lokasi wisata ini berjarak ± 13 Km dari Ibukota Kabupaten Pasaman Barat, Simpang Ampek. Air terjun ini memiliki keindahan, dimana airnya turun dari bukit dengan ketinggian ± 100 M. Keindahan ini ditambah dengan dilatarbelakangi hutan hujan tropis.

(38)

b. Wisata Sejarah

Lubang Jepang di Kecamatan Talamau

Goa Jepang atau masyarakat lebih sering meyebutnya lubang jepang, terletak di Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, yaitu di sisi kiri jalan menuju Talu dari arah Simpang Empat.

Lubang pertahanan ini

berbentuk persegi enam dengan tiga sisi menghadap kejalan yang mengelilinginya, sedangkan pintu masuk terdapat di timur. Ada lima sisi yang dilengkapi lubang pengintai yaitu sisi barat laut, tenggara, dan timur. Khusus sisi barat, tenggara diarahkan untuk mengawasi daerah lembah (jurang).

Pembangunannya menggunakan sistem cor, terlihat dari bekas penggunaan papan pada dinding bagian dalam. Ruangan bagian dalam sebagian tertimbun tanah. Di bagian barat terdapat sebuah pijakan berbentuk persegi enam dari semen. Tidak diketahui fungsi pijakan tersebut, kemungkinan adalah sebagai tumpuan untuk melakukan pengintaian pada lubang sisi barat (Sumber : Website Pemda Kabupaten Pasaman Barat)

Tabel 3.5.

Objek Wisata Sejarah dan Budaya Kabupaten Pasaman Barat

No Kecamatan Objek Wisata Jenis

1 Sungai Beremas Tugu Jepang Sejarah

2 Gunung Tuleh

1. Kuburan Tuan Blongger Sejarah 2. Kuburan Gadang (Keramat) Sejarah

3. Kubah Pasa Lamo Sejarah

3 Talamau

1. Rumah Peninggalan Rajo Sinuruik Sejarah 2. Rumah Peninggalan Rajo Tuanku

Nan Lareh Sejarah

3. Lobang Jepang Sejarah

4. Kawasan Permukiman Tradisional Sejarah 4 Pasaman 1. Pusat Kerajaan Parit Batu Sejarah 5 Luhak Nan Duo 1. Perkampungan Transmigrasi Sejarah

(39)

No Kecamatan Objek Wisata Jenis 2. Makam Syek Buya Sasak Sejarah

6 Sasak Ranah Pasisie 1. Perkampungan Nelayan Sejarah 2. Makam Syeh Al-Qur’an Sejarah Sumber : RIPPDA Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011

c. Wisata Buatan

Wisata Budaya Lubuk Landua

Kegiatan ini merupakan tradisi yang dilaksanakan setiap tahunnya dalam rangka menghormati Syeh Muhammad Bashir yang diberi gelar dengan nama buya lubuak landua. Beliau adalah salah seorang tokoh agama pada zaman dahulu. Dimana Jorong Lubuk Landur menjadi salah satu pusat pengembangan agama Islam di Pasaman Barat. Sejak Islam masuk ke Nagari Aua Kuniang, boleh dikatakan pusat Islam Pasaman Barat terletak di Jorong Lubuk landur. Acara adat ini yang dilaksanakan di Surau (Mushala) Buya Lubuak Landua yang biasanya diadakan pada hari ke enam pasca lebaran. Surau ini didirikan oleh Buya Lubuak Landua yang dimanfaatkan masyarakat selain untuk beribadah sehari-hari juga untuk Basuluak pada waktu-waktu tertentu.

Tabel 3.6.

Objek Wisata Buatan Kabupaten Pasaman Barat

No Kecamatan Objek Wisata Jenis

1 Ranah Batahan Bendungan Gurano Buatan

2 Lembah Melintang Jembatan Gantung Buatan

3 Talamau Ikan Larangan Timbo Abu Buatan

4 Pasaman Bendungan Batang Tongar Buatan

Ikan Larangan Lubuk Landur Buatan

5 Luhak Nan Duo Bendungan Taman Kayangan Buatan

6 Sasak Ranah Pasisie Bendungan Batang Kapa Buatan

7 Kinali Ikan Larangan Langgam Buatan

Sumber : RIPDA Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011

(40)

d. Wisata Bahari

Pulau-pulau di sepanjang pantai barat Kabupaten Pasaman Barat pada umumnya maih sangat alami yang membentang banyak pada bagian utara Kabupaten Pasaman Barat. Potensi bahari di Kabupaten Pasaman Barat cukup tinggi, dengan karakter daerahnya berupa pesisir pantai dan pulau‐pulau kecil, sehingga dapat dikatakan bahwa pengembangan pariwisata bahari menjadi isu sentral untuk dikembangkan. Beberapa daya tarik wisata bahari yang ada di Kabupaten Pasaman Barat, misalnya Pantai Sasak, Pantai Sikilang, Pantai Air Bangis, Pantai Muaro Bingguang, Pulau Panjang, Pulau Pigago, dan lain sebagainya.

Tabel 3.7.

Objek Wisata Bahari Kabupaten Pasaman Barat

No Objek Wisata Jenis

1 Hutan Mangrove Bahari

2 Pulau Panjang Bahari

3 Pulau Pangka Bahari

4 Pulau Pigago Bahari

5 Pulau Tamiang Bahari

6 Pulau Unggas Bahari

7 Pulau Harimau Bahari

9 Pulau Nibung/Talud Bahari

10 Pulau Talua Bahari

Sumber : RIPDA Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011

3.1.3. Sektor Kehutanan

Luas hutan di Kabupaten Pasaman Barat tahun 2015 secara keseluruhan adalah 356.786 Ha, sedangkan berdasarkan fungsi dan luasnya adalah sebagai berikut :

1. Hutan lindung, adalah kawasan hutan yang

(41)

mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi dan memelihara kesuburan tanah, seluas 72.132,11 Ha

2. Hutan produksi, adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan, meliputi :

- Hutan produksi terbatas seluas 5.041,84 Ha - Hutan produksi seluas 18.832,56 Ha

- Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas 6.986,93 Ha

Hutan pada hakekatnya mempunyai karakteristik multi fungsi yang bersifat holistik dan jangka panjang. Oleh sebab itu, keberadaan hutan senatiasa berkaitan erat degan isu-isu strategis yang terjadi saat ini, yaitu perubahan iklim, pemanasan global, ketahanan pangan, energi, dan air. Pada tahun 2011 pelaksanaan rehabilitasi hutan adalah 11 persen, kemudian pada tahun 2015 dilaksanakan sebanyak 9 persen.

Dengan adanyan rehabilitasi hutan dan lahan kritis dan penurunan lahan kritis akan berdampak terhadap pengembalian fungsi hutan dalam menjaga perubahan iklim, pemanasan global, ketahanan pangan, energi, dan air.

3.1.4. Sektor Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi

Sektor industri pengolahan merupakan sektor strategis, karena disamping diharapkan mampu menyerap tenaga kerja sangat besar juga memiliki keterkaitan kedepan dan keterkaitan kebelakang. Total nilai PDRB sektor industri pengolahan atas dasar harga berlaku pada tahun 2015 sebesar Rp. 1.696.633,- juta, atau setara dengan 15,77 persen dari total nilai PDRB Pasaman Barat.

Pertumbuhan sektor ini pada tahun 2015 sebesar 4,88 persen, melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,55 persen. Kondisi ini memberikan indikasi bahwa sektor industri belum mampu tumbuh seperti yang di

(42)

harapkan. Selanjutnya nilai produksi industri kecil menengah selama 5 tahun mengalami kenaikan dari Rp. 97.436,88 juta tahun 2011 menjadi Rp. 298.642,44 juta tahun 2015 dengan jumlah tenaga kerja 2.703 orang tahun 2011 menadi 3.679 orang tahun 2015 seperti diperlihatkan pada Tabel 2.49. Dengan demikian industri kecil dan menengah cukup berperan dalam menyerap tenaga kerja.

Tabel 3.8.

Perkembangan IKM Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011 - 2015

Tahun Unit Usaha Tenaga Kerja (orang)

Nilai Produksi (Rp. 000)

2011 1.110 2.703 97.436.875

2012 1.050 2.794 97.693.910

2013 1.190 3.483 271.456.518

2014 1.190 3.483 271.456.518

2015 1.258 3.679 298.642.442

Sumber : Dinas Koperasi Perindustrian, Perdagangan dan UKM Tahun 2016

Untuk masa mendatang usaha industri kecil menengah di Pasaman Barat diharapkan dapat meningkatkan produktifitas dan nilai tambah produk - produk unggulan daerah secara terpadu, komprehensif, intensif, dan berkelanjutan. Salah satu caranya adalah dengan mengimplementasikan science-technopark, untuk meningkatkan daya saing produk.

Kontribusi sektor industri terhadap PDRB menunjukkan penurunan selama periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yakni dari 14,89 persen pada tahun 2011 menjadi 15,32 persen pada tahun 2015.

Perkembangan koperasi aktif di Kabupaten Pasaman Barat telah dapat ditingkatkan dari tahun 2011 sebesar 72,93 persen menjadi 88,88 persen atau dari 288 koperasi terdapat 256 koperasi yang aktif pada tahun 2015. Perkembangan Perkembangan Indikator Urusan Wajib Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011 - 2015 adalah sebagai berikut :

(43)

Tabel 3.9.

Perkembangan Indikator Urusan Wajib Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011 - 2015

No Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Persentase koperasi aktif

72,9

3 78,54 80,20 85,00 88,88

2 Persentase koperasi Simpan Pinjam (Usaha Simpan Pinjam yang sehat dan cukup sehat)

10,2 5

11,00 12,41 12,87 13,00

3 Persentase koperasi yang melaksanakan RAT tepat waktu

40,2 2

30,25 28,88 30,86 30,00

4 Persentase Pertumbuhan koperasi

4,51 2,78 2,54 3,45 1

5 Persentase

Pertumbuhan jumlah anggota koperasi

1,2 1,8 2,2 2,86 1

6 Peningkatan Pelaku Usaha Mikro menjadi Pelaku Usaha Kecil

0,75 1,2 1,6 1,15 1

7 Peningkatan Pelaku Usaha Mikro menjadi Pelaku Usaha Kecil

1,2 1,5 1,3 1,7 1,56

8 Persentase Pertumbuhan UMKM

72,9 3

78,54 80,20 85,00 88,88

Sumber : Dinas Perindangkop dan UKM Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2016

3.1.5. Sektor Pertambangan

Salah satu Potensi perekonomian yang dimiliki Kabupaten Pasaman Barat yaitu di sektor sumberdaya mineral / pertambangan. Sumberdaya mineral adalah semua endapan mineral / bahan galian yang terdapat di bumi yang dapat dipakai untuk kebutuhan manusia. Sumberdaya mineral merupakan asset kekayaan nasional yang perlu dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang

(44)

pembangunan dengan memperhatikan upaya konservasi untuk melindungi dan melestarikannya.

Jumlah cadangan sumberdaya mineral/pertambangan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat meliputi : Bijih Besi, Pasir Besi, Tembaga, Mangan, Batu Kapur, Tanah Liat, Dunit Harzburgit, Granit dan Skiss. Tabel Berikut Ini Merupakan Gambaran Kodusi Sumber Daya Mineral/Potensi Pertambangan di kabupaten Pasaman Barat.

a. Potensi Bahan Galian Pertambangan

Sumber daya bahan galian pada wilayah Kabupaten Pasaman Barat adalah sebagai berikut :

Bahan Galian Logam - Besi (Biji Besi)

Berlokasi di daerah Pigogah Nagari Aia Bangih Kecamatan Sungai Beremas dan Tamiang Tongah Nagari Silaping Kecamatan Ranah Batahan.

Kualitas bijih besi kategori baik dengan prosentase Fe 45,5 persen(Taming Tongah) dan Fe 62,62 persen (Pigogah).

- Pasir Besi (Ironsand)

Lokasi daerah Mandiangin Nagari Kinali Kecamatan Kinali, Pasir besi yang dijumpai berupa lapisan tipis sekitar muara sungai Batang Mandiangin dan juga Batang Kinali.

- Tembaga

Lokasi daerah Taming Tangah Nagari Silaping Kecamatan Ranah Batahan. Singkapan batuan berupa veint mengandung indikasi mineral tembaga.

(45)

- Mangan

Lokasi daerah Taming Tongah Nagari Silaping Kecamatan Ranah Batahan dan di daerah Padang Buli-buli Nagari Tongar Kecamatan Pasaman.

Bahan Galian Industri

Batu Kapur/Batu Gamping

Lokasi di perbukitan antara Batang Tongar, Kecamatan Pasaman dan Batang Kenaikan, Kecamatan Gunung Tuleh. Terdapat 5 (lima) lokasi sebaran batu kapur, antara lain:

 Daerah Bukit Tulas-Gunung Runcing

 Daerah Siligawen-Bukit Siligawan dan Bukit Guo

 Daerah Bukit Pulutan-Bukit Salibawan

 Daerah Baudo-Bukit Panjang

 Daerah Padang Tujuh

Tanah Liat dan/atau Lateritik

Lokasi Kecamatan Gunung Tuleh, Kecamatan Lembah Melintang dan Kecamatan Sungai Aur dan Talamau. Singkapan Tanah liat dengan komponen batuan berupa silika di daerah Batang Umpai Nagari Aia Gadang Kecamatan Pasaman dan daerah Kasik Putih Nagari Sungai Aur Kecamatan Sungai Aur.

(46)

Dunit Harzburgit

Lokasi Gunung Tongar Kecamatan Pasaman, Muaro Sitabu Kecamatan Gunung Tuleh dan Gunung Sigapuk Kecamatan Talamau. Singkapan Batuan Ultabasa (Dunit Harzburgit) daerah lereng Gunung Tongar (sekitar bendungan) Kecamatan Pasaman dan Daerah Siligawen Gadang Kecamatan Gunung Tuleh.

Granit

Lokasi Nagari Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas dan sedikit di Kajai, Kecamatan Talamau. Sebaran granit Air Bangis mencapai ratusan hektar dan belum termanfaatkan. Batuan

Granit berupa bongkah yang tersingkap di daerah pantai Air Bangis Kecamatan Sei Beremas.

Skiss

Lokasi sebaran antara lain Tanjung Durian, Alin Togak Kecamatan Gunung Tuleh. Kualitas mengandung prosentase silika (SiO2) > 40 persen dan Fe2O3 > 20 persen. Singkapan Batuan Skiss yang dijumpai di daerah Alin togak Kecamatan Gunung Tuleh.

Batubara

Lokasi Aek Nabirong Nagari Silaping Kecamatan Ranah Batahan. Kalori Batubara berkisar antara ± 6.000 kal/gram. Singkapan Batubara berupa sisipan pada batu lempung yang dijumpai sekitar jalan Aek Nabirong menuju Taming Tongah Nagari Batahan Kecamatan Ranah Batahan.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Isolasi

Peraturan Menteri Desa,Pembangunan Daerah tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia nomor 19 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan

USD/GBP yang terindikasi mempunyai hubungan yang tidak begitu kuat. 2) Walaupun variabel harga minyak WTI terindikasi mem- punyai hubungan dan pengaruh yang lemah

Pada pendapat Audit, prestasi perbelanjaan KWAPJ adalah baik kerana secara keseluruhannya, lebih 96% peruntukan pemberian penyenggaraan jalan negeri yang

Fokus penelitian penulis dalam topik jual beli ini adalah tentang analisis hukum Islam terhadap praktek jual beli pohon dengan sistem ijohan (Studi Kasus di Desa

Berdasarkan studi pendahuluan tentang kesadaran multikultural serta semakin dibutuhkannya layanan yang efektif terhadap konseli, maka penelitian ini relevan dan

1) Penyusunan rencana dan program kerja kegiatan perencanaan dan pengendalian pembangunan perindustrian, perdagangan, koperasi dan UKM. 2) Penyusunan rumusan

Berdasarkan hasil penelitian cerita rakyat si Sutan Laut Api di Jorong Taming Batahan Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat dapat ditarik kesimpulan yaitu