Prosiding Pertemuon don Presentasi I/,niah PPNY-BATAN. Yogyakarta 23-2.5 April 1996
28 BuklJ II
PROSES PEMISAHAN URANIUM DENGAN METODA EMULSI MEMBRAN
Siti Wardiyati, Rukihati
PPSl-./-BATAN. Kawasan puspi/ek. Serpong Tangerang 15310
ABSTRAK
PROSES PEMISAHAN URANIUM DENGAN METODA EMULSI.MEMBRAN. Telah dilakukan pemisahan Uranium dengan metoda emulsi membran. Larutan Uranil nitrat hexahidrat dengan kandunganUranium 100 ppm dipilih sebagai larutan "outer". Sebagai larutan "inner" (stripping) dipilih HJPOJ dan DEHPA yang diencerkan dengan dodekan digunakan sebagai larutan membran. Pada penelitian ini diperoleh kondisi operasi terbaik sebagai berikut; pH larutan "outer" 0..5 -2; konsentrasi H~OJ 3.0 }.of; waktu ekstraksi 30 men it; konsentrasi DEHPA dalam larutan membran 0.10 M, perbandingan volume larutan membran dengan larutan stripping 1 : 2. dan perbandingan volume larutan membran dengan larutan
"outer" 1 ; 10. Pada kondisi tersebut Uranium yang terambil mencapai 98.8 %. ini lebih efisien dibandingkan dengan metoda ekstraksi pelarut yang hanya mampu mengekstrak 66. i % pada kondisi yang sama.
ABSTRACT
EXTRACTION OF URANIUM BY EMULSION MEMBRANE ,\fETHOD. An extraction of Uranium from Uranium solution by emulsion membrane method was carried out. Uranium nitric hexahydride solution which contains 100 ppm of Uranium was used as an outer solution. HJPO., was used as an inner solution alld DEHPA in dodecane as membralle solution. The optimum operation were achieved at pH outer solution of 0.5 .2; the concentration of HJPO., is 3.0 M; ~ime of extraction is 30 min. concentration of DEHPA is 0.1 M, the volume ratio of membrane solution to inner solution is 1 : 2. and volume ratio of membrane solution to outer solution is 1 ..10. E.1:tracted urallium on those condition was achieved to be 98.8 %. it is more efficient as compared with 68 % which was obtained by solvent extraction method at the same condition.
PENDAHULUAN
P emiSahan Uranium dapat dilakukan dengan beberapa tara, diantaranya dengan metoda kromatografi ion, resin penukar ion, ekstraksi pelarut, emulsi membran dan lain-lain. Emulsi membran adalah salah satu metoda barn dalam bidang pemisahan atau pengambilan kembali suatu unsur yang akhir-akhir ini mendapat perhatian bagi para peneliti, karena mempunyai banyak keunggulan, diantaranya proses ekstraksi clan stripping dilakukan secara serempak, penggunaan ekstraktan relatip sedikit, efisiensi pemisahannya mendekati 100 %.(1)
Pada prinsipnya metoda emulsi membran hampir mirip dengan metoda ekstraksi pelarut, hanya saja fasanya ada 3 (tiga) yaitu; rasa I larutan
"outer" sebagai umpan ,fasa II larutan membran (organik) berfungsi sebagai pengekstrak, clan rasa III larutan "inner" (stripping) berfungsi sebagai penyerapunsur yang terekstrak pada rasa II.
Tahapan proses pemisahan dengan metoda emulsi membran meliputi:
-Pembuatan Emulsi
Larutan membran dan larutan "inner" de- ngan perbandingan 1 : 1 dikontakkan dalam suatu bejana clan diaduk pada kecepatan 6000-6500 rpm selama 6-10 menit.(1.2,3) Pada pembuatan emu1si diperlukan penstabil emulsi ("surfactant") yang jenisnya disesuaikan dengan tipe emulsinya. Pen- stabil emulsi yang cocok untuk emulsi "water in oil" adalah penstabil emulsi yang mempunyai
"Hidrophile Liphophile Balance" (HLB) rendah, yaitu 2,5 -7.(4) Menurut Macasek jumlah penam- bahan "surfactant" sorbitan monoleate untuk emulsi yang dibuat dari larutan membran DEHPA yang diencerkan dengan dodekan dan larutan
"inner" H3PO4 adalah 3%.
Proses Ekstraksi
Proses ekstraksi dilakukan dengan cara me- ngontakkan emulsi dengan larutan "outer" dalam
ISSN 0216-1996
Siti Wardiyati, dkkProsiding Perlemuan dan Presenlasi lI,niah
PPNY-BATAN. Yogyakarla 23-25 April/996 Buku /I 29
suatu bejana dan diaduk dengan menggunakan pengaduk magnit. Parameter ~ang berpengaruh pad a proses pemisahan adalah: 4)
-perbandingan volume larutan membral1 dengan larutan "inner" pada waktu pembentukan emulsi -.perbandingan volume emulsi dengal1 larutan
"outer"
-pH larutan "outer"
-perbandingan larutan "outer" dengan larutan
"inner-
emulsi yang disertai dengan pemanasan pad a suhu 49 -82 °C:7) Penggunaan larutan pemecah emulsi disesuaikan dengan jenis emulsinya.
Mekanisme perpindahan larutan pada sis- tern emulsi membran dapat dituliskan sebagai berikut; (diambil contoh Di-2-ethylhexyl Phos- phoric acid sebagai larutan pengekstrak dan H)PO4 sebagai larutan stripping) :
-proses ekstraksi
(UOz)z+ + 2 (DEHPA) -+ UOz(DEHP)z + 2 H+
, (1)
rasa air rasa organik rasa organik rasa air -proses "stripping"
3UOz (DEHP)z + 2H3PO4 -+ (UOV3(PO4)Z +
3(DEHPA)z (.2)
rasa organik rasa air rasa organik rasa air -konsentrasi larutan "inner"
-konsentrasi pengekstrak dalam larutan membran ,
-jumlah penambahan penstabil emulsi -pengadukan
Pada proses ekstraksi, emulsi membran dapat digambarkan sebagai berikut (gambar 1):(s.6)
I
PERCOBAAN
Pemisahan Uranium dengan metoda emulsi membran ini telah dilakukan penulis ketika mem- peroleh kesempatan trainning di Jepang(S,9), berikut ini dilakukan pemisahan Uranium dengan metoda emulsi membran dengan parameter clan alat yang berbeda.
<;:
Bahan:
Uranil nitrat hexahidrat , HJPO4, Sorbitan monoleate (span 80), DEHPA, Dodekan, dll.
Alat:
Pengaduk berkecepatan tinggi, pengaduk magnit, alat pemusing (centrifuge), Spektropho- tometer UV-VIS OMS 100, peralatan umum la- boratorium,dll.
Tata Kerja :
1. Dicari kondisi optimum proses pemisahan (ekstraksi clan stripping) dengan metoda eks- traksi pelarut. Kondisi optimum proses pemisahan dengan metoda ekstraksi pelarut perlu dicari dengan mjuan kondisi tersebut apabila telah diperoleh akan dikenakan pada
metoda emulsi membran. karena pad a
prinsipnya metoda ekstraksi pelarut sarna dengan metoda emulsi membran hanya saja
Gambar 1: Elnulsi melnbran ("water/oiVwater") (1) larutan "outer" (2) "stagnant film" fasa 1 yang mengelilingi tetes el,mlsi
"water/oil" (3) Interface antara larutan
"outer" dengan tetes emulsi "water/ oil"
(4) lapisan minyak (5) fasa membran (6) Interface an tara fasa membran dengan larutan "inner" (7) larutan "inner".
Bentuk dan ketebalan emulsi membran selama proses ekstraksi sulit dievaluasi karena di- pengaruhi oleh mobilitas"droplet" dalam bulatan emulsi. Diameter bulatan emulsi selama proses ekstraksi yang dianggap efisien adalah 0,2 -2 mm dan diameter ~Idroplet" emulsi 1 -10 pm (5) Pemisahan Emulsi
Emulsi yang telah digunakan untuk proses pemisahan dipisahkan dari larutan "outer"-nya dengan cara dienapkan.
Pemecahan Emulsi
Pemecahan emulsi ada 2 cara yaitu, cara fisika dan cara kimia. Secara fisika dilakukan
Prosiding Perlemuan don Presenlasi /lmiah PPNY-BATAN. Yogyakarta 23-1.5 April 1996
30 Buku II
menurut reaksi pada pembentukkan kompleks .VO2(DEHPh yaitu sebagai berikut :
Pad a reaksi (a) diatas jika pH larutan tinggi DEHPA -+ [DEHP]" + H+ (a) [DEHP]" + VO? -+ VO2 (DEHP)2 (b) atau dengan perkataan lain H+ rendah meng- akibatkan reaksi (b) akan berjalan kekiri, sehingga kompleks VO2(DEHP)2 yang terbentuk berkurang.
Maka dari percobaan dapat disimpulkan bahwa pemisahan optimum terjadi pada pH larutan
"outer" 0,5 -2.
bersamaan. Parameter yang dipelajari adalah sebagai berikut : pH larutan "outer"; kon- sentrasi DEHPA dalam rasa organik (larutan membran); perbandingan larutan "outer" ter- hadap larutan organik; konsentrasi larutan stripping (H]PO,,) dan perbandingan larutan stripping terhadap larutan organik.
2. Dilakukan pcmisahan Uranium dengan metoda emulsi membran yang meliputi :
a. Pembuatan emulsi b. Proses ekstraksi c. Pemisahan emulsi d. Pemecahan emulsi
e. Penentuan Uranium dalam filtrat dan la- rutan stripping
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 2. Pengaruh pH /arutan "outer" terhadap
efisiensi pemisahan.
Pengaruh konsentrasi DEHPA daIam tarutao organik
Mencari Kondisi Optimum Proses
-Pemisahan Dengan Metoda Ekstraksi Pelarut.
Hasil percobaan untuk mencari kondisi operasi pemisahan dengan metoda ekstraksi pela- rut ditunjukkan pada gambar 2-6 .
Pel}garuh pH larutan "outer"
Dalam mempelajari pengaruh pH larutan
"outer" digunakan kondisi percobaan sebagai berikut; perbandingan larutan "outer" terhadap larutan organik = 10 : 1, konsentrasi DEHPA dalam larutan organik 0,10 M, waktu ekstraksi 30 menit clan konsentrasi Uranium pada larutan
"outer" 100 ppm. Hasil percobaan ( gambar 2 ) menunjukkan bahwa mula-mula dengan ke-naikan pH efisiensi pemisahan semakin ber-tambah,
namum setelah pH mencapai 2 kenaikan pH tidak lagi menaikkan efisiensi pemisahan bahkan menurunkan. Padahal menurut reaksi (1), besamya kompleks UO2 (DEHP)2 yang terbentuk adalah sebagai berikut :
Dalarn mempelajari pengaruh konsentrasi DEHPA dalam larutan organik digunakan kondisi percobaan sebagai berikut; perbandingan larutan
"outer" terhadap larutan organik 20 : I, waktu ekstraksi 30 menit, konsentrasi U pacta larutan
"outer" 100 ppm dengan pH = I. Hasil percobaan ditunjukkan pacta garnbar 3, daTi garnbar tersebut terlihat bahwa efisiensi pemisahan bertambah dengan bertambahnya konsentrasi DEHPA. Efi- siensi pemisahan pacta konsentrasi DEHPA 0,10 M mendekati 100 %. Yang perlu diperhatikan disini konsentrasi DEHPA tidak boleh terlalu tinggi karena Uranium yang terserap oleh DEHPA dalam larutan organik ini nantinya akan diambil kembali oleh larutan stripping H3PO4. Apabila konsentrasi DEHPA tinggi Uranium yang terikat akan susah diserap oleh H3PO4, hal ini disebabkan karena kompleks UO2(DEHP)2 yang terbentuk pad a reaksi (I) stabil sehingga susah dipecahkan lagi.
[uoi+] [DEHPAr
[UOz (DEHP)z] =
[H+r
Dari rumus diatas terlihat bahwa besarnya VOl (DEHPh yang terbentuk berbanding terbalik dengan kwadrat H+, maka dengan demikian kenaikkan pH akan menaikkan kompleks VOz (DEHPh yang terbentuk, namun dari percobaan yang terjadi sebaliknya. Hal ini terjadi karena
ISSN 0216-3128 Siti Wardiyati, dkk
Prosiding Pertemuan dan Presentasi /lmiah
PPNY-BATAN, Yogyakarto 23-2.5 Apri//996 BIIA"U l/ 31
bandingan stripping terhadap larutan organik 2: 1.
Hasil percobaan (gambar 5) menunjukkan bahwa dengan naiknya konsentrasi H3PO4, efisiensi stripping semakin naik, karena asam H3PO4 yang semakin pekat mempunyai kemampuan untuk merusak kompleks UO2(DEHPh semakin kuat.
Meskipun demikian konsentrasi H3PO4 dibatasi maksimum 3,0 M, karena apabila konsentrasi lebih tinggi dari 3,0 M akan berbahaya clan juga kurang ekonomis. Pad a konsentrasi tersebut efisiensi stripping mencapai 98 %.
-:r~ 7---1
~ 96 /. .
~ ~ ..'
J
i 92 /
.: ./
~ GOj I
ea~~
O,~'~ c.~ 0,0, l...1 .. 0~a 0_10. 10
Gambar 3 ..Pengaruh konsentras; DEHPA da/am /arutan organ;k terhadap efls;ens;
pemisahan
Pengaruh perbandingan
erhadap larutan organik
"outer"
larutan
Kondisi operasi pada percobaan ini adalah sebagai berikut; konsentrasi DEHP A .dalarn larutan membran 0, 10M, waktu ekstraksi 30 men it, kandungan Uranium pada larutan "outer"
100 ppm dengan pH = I. Hasil percobaan (garnbar 4) menunjukkan bahwa pad a perbandingan 10 : I sid 30 : 1 efisiensi pemisahan bisa mendekati 100
%, tetapi untuk perbandingan yang lebih tinggi efisiensi pemisahan menurun, hal ini disebabkan karena DEHPA dalam larutan organik telah tidak rhampu lagi menyerap Uranium. Yang mana menurut reaksi (1) kemarnpuan DEHPA dibatasi oleh perbandingan stoikiometri antara DEHPA dengan (UOJ2" clan juga peranan konsentrasi serta kondisi pH seperti yang telah diuraikan dimuka.
Gambar 5. Pengaruh konsentrasi HJPO~ terhadap efisiensi pemisahan.
Pengaruh perbandingan larutan stripping dcngan larutan organik tcrhadap cfisicnsi stripping.
Kondisi operasi dalam mempelajari pe- ngaruh perbandingan larutan stripping dengan larutan organik ada!ah sebagai berikut; waktu stripping 30 menit, konsentrasi DEHPA dalam larutan organik 0,10 M, konsentrasi Uranium dalam larutan organik 3000 ppm clan konsentrasi HJPO4 3,0 M. Hasil percobaan (gambar 6) menunjukkan bahwa kenaikkan perbandingan larutan stripping terhadap larutan organik akan menaikkan efisiensi stripping, hal ini jelas karena semakin banyak larutan stripping, jumlah HJPO4 semakin banyak sehingga kompleks UO2(DEHPh yang rusak (membentuk (U°2)J(PO4)2) semakin banyak pula. Meskipun demikian dalam percobaan ini dibatasi perbandingan larutan stripping terhadap larutan organik maksimum 2, karena hal ini berpengaruh terhadap kekentalan emulsi pada pembuatan emulsi dalam metoda emulsi membran nantinya.
"..rlo. 1a"t.. "ou~r~ : 1~..t... Org.
Gambar 4. Pengaruh perbandingan larutan "outer"
dengan larutan organik terhadap efisiensi penlisahan.
Pengarull konsentrasi H3PO4 terlladap
efisiensi pelnisallall
Dalam mempelajari pengaruh konsentrasi H3PO4 kondisi operasi percobaan adalah sebagai berikut; waktu stripping 30 men it, konsentrasi DEHPA dalam Iarutan organik 3000ppm, per-
Prosiding Pertemuan don Presentasi IImiah PPNY-BATAN. Yogyakarta .?3-.?5April 1996 Buku 11
parameter yang dipelajari adalah pengaruh perban- dingan emulsi dengan larutan "outer". Kondisi operasi adalah sebagai berikut: waktu ekstraksi 30 menit; kandungan Uranium dalam larutan "outer"
100 ppm; dan konsentrasi H3PO4 3,0 M. Hasil percobaan ditunjukkan pad a gambar 7, dari gam- bar tersebut terlihat bahwa dengan kenaikkan perbandingan larutan "outer" terhadap emulsi frak- si Uranium yang tertinggal dalam larutan outer tidak begitu berubah yaitu mendekati nol (efisiensi pemisallan mendekati 100 %) akan tetapi fraksi Uranium dalam larutan stripping (produk) semakin berkurang, hal ini disebabkan Uranium yang terserap oleh DEHPA dalam larutan membran tidak semuanya terserap oleh larutan stripping karena larutan stripping mempunyai kemampuan terbatas yang mana menurut reaksi (2) halaman 5 untuk 2 M H3PO4 sebanding dengan 3 M U02 (DEHP)2' Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa Uranium terekstrak mencapai 98,8 % pada perbandingan larutan "outer" terhadap emulsi 10 : 3 (lihat gambar) atau dengan perkataan lain pada perbandingan larutan membran terhadap 1arutan
"outer" 1: 10.
~
i
~b
,.
r.rt. lart. 3tr1pp1nc I lU~. org.
Gambar 6 : Pengaruh perbandingan larutan stripping dengan larutan organik terhadap efisiensi stripping.
Dari hasi! percobaan diatas dapat disim- pu!kan bahwa kondisi operasi terbaik proses eks- traksi dan stripping pada metoda ekstraksi pelarut uiltuk pemisahan Uranium ada!ah sebagai berikut : -pH !arutan "outer" =0 0,5 -2,0
-konsentrasi DEHP A dalam rasa organik = 0,10 M -perbandingan !arutan "outer" terhadap !arutan
organik maksimum 30 : 1 -konsentrasi H)PO4 =0 3,0 M
-pe'rbandingan larutan stripping terhadap larutan organik = 2 : 1
Dengan kondisi optimum diatas dilakukan percobaan pemisahan Uranium dari !arutan yang mengandung Uranium 100 ppm, yang me!iputi proses ekstraksi dan stripping (metoda ekstraksi pe!arut) dengan perbandingan !arutan "outer" ter- hadap !arutan organik 10 : I. Dari percobaan hasi!
bahwa Uranium yang terekstrak 66,7 %.
Kondisi optimum pada pemisahan Ura- nium dengan sistem ekstraksi pelarut inilah yang akan digunakan untuk pemisahan Uranium dengan sistem emulsi membran.
!.art. 'ou~ I ~sl
Gambar 7. Pengaruh perbandingan volume emulsi dengan larutan "outer" terhadap efisiensi pemisahan.
Pemisahan Uranium Dengan Sistem Emulsi
Membran
KESIMPULAN
Kondisi optimum perbandingan larutan stripping dengan larutan organik pada metoda ekstraksi pelarut yaitu 2 : I digunakan sebagai perbandingan larutan stripping dengan larutan membran dalam pembuatan emulsi pada sitem emulsi membran. Konsentrasi DEHPA dalam la- rutan membran 0,10 M dan sebagai penstabil emulsi digunakan Sorbitan monoleate (Span 80) dengan persentase 3 % volume larutan membran.
Setelah emu\si terbuat dilakukan proses ekstraksi,
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa pada pemisahan Uranium dari larutan .yang mengandung Uranium 100 ppm dengan sistem emulsi membran diperoleh kondisi optimum pada waktu ekstraksi 30 men it, pH laruran "outer" 0,5 - 2, konsentrasi DEHPA dalam larutan membran 0,10 M, konsentrasi larutan stripping (H3PO4) 3,0 M, perbandingan larutan membran dengan larutan stripping 1 : 2, clan perbandingan larutan
ISSN 0216-3128
Siti Wardiyati, dkkProsiding Pertemuan don Pre.,entasi IImiah
PPNY-B,ITAN. Yogyakarta 23-25 April/996 Buku II 33
membran dengan larutan "outer" 1 : 10. Pada kondisi tersebut Uranium yang terekstrak 98,8 0,10, ini lebih tinggi hila dibandingkan dengan metoda ekstraksi pelarut yang hanya mencapai 66,7 %.
DAFTARPUSTAKA
1. MACASEK.F, et.al, Emulsion systems for preconcentration of Uranium, Radioanalytical and Nuclear chemistry letter, 96/5/529-
538/1985.
2. MIKULAJ.V, N.H.COUNG, Emulsion mem- brane extraction of Cobalt using aromatic beta-hydroxyoxime, Radioanalytical and Nu- clear'chemistry, 101/1/59-65/1986.
3. MIKUCHI, OSSEO-ASARE, Effect of Emul- sifier in Copper extraction by LIX64N-Span 80 Liquid Surfactant membranes, Solvent extraction and ion exchange, 4/31/503-530/
1986.
4. A TrWOOD.D and FLORENCE.A. T, Sur- factant sytem their chemistry, pharmacy and biology, Chapman and Hall Ltd, London New York,1983.
5: SCHLOSSER, KOSSAZKY S.E, Pertraction through liquid membrane, Radioanalytical and Nuclear chemistry 101/1/115-125/1986.
6. MASAAKI TERAMOTO, et.al, Modeling of the permeation of Cooper throgh liquid sur- factant membrane by continuous operation, Separation Science and Technology, 18/11/
985-997/1983.
7. NALCO, Mc.Graw-Hill Book, New York St Louis San Francisco Aucklan Bogoto, 1979.
8. SITl W ARmy A Tl, MITSUO TAKEUCHI, Studi Percobaan Pembuatan clan Pemecahan Emulsi "Air dalam minyak", Disajikan pada Seminar Penelitian Dasar Ilmu Pengctahuan dan Teknologi Nuklir, Yogyat<;arta, 25 -27 April 1995.
9. SITI WARDIYATI, dkk, Pengambilan kem- bali Uranium dengan metoda Emulsi mem- bran, Disajikan pada Seminar Sains dan Teknologi Nuklir, Bandung, 7 -9 Februari
1994.
R. Didiek H.:
Untuk penelitian pemisahan atau pemur-
nian U secara umurn sudah baku menggunakan
pelarut TBP (di PEBN) ~ ekstraksi pelarut yang
efisiensinya > 95 % ~ 99 %. Bagaimana aplikasi
selanjutnya dengan metoda membran ini ?
Siti Wardiyati.:
-Dengan metoda ekstraksi pelarut, meng-gunakan
30 % TBP-kerosin efisiensi pemisahan
mencapai 95 -99 %, ini secara kontinyu,
sedangkan dalam metoda emulsi membran,
menggunakan pengekstrak DEHPA 0,1 M -
dodekan mencapai 98,8 %, barn secara batch.
Jadi menurut saya emulsi membran tetap akan
karni kembangkan karena dalarn hal ini
penggunaan pengekstrak relatif kecil (DEHPA
0,1 M = DEHPA 3 % -dodekan) dibanding TBP
yang 30 %. Dan dalarn melihat persentasi U
terekstrak sangat dipengaruhi oleh [U] dalam
larutan umpan. Aplikasinya : untuk
pengambilan Uranium dari limbah radioaktif,
seperti limbah yang ada di PEBN atau limbah yang ada di laboratorium.
Agus Taftazan;:
-Dalam ekstraksi diadakan pengadukan se-hingga
didapat butiran (?) dengan diameter 0,2 -2 Cara pengukuran besar butiran tersebut dengan
alat/metoda apa ?
-Penentuan konsentrasi U-nya dengan alat/
metoda apa ?
Siti Wardiyati :
-Dalam ekstraksi diadakan pengadukan se-hingga
diperoleh bulatan emulsi dengan diameter 0,2-
2 mm. Cara pengukuran bulatan emulsi hanya
secara visual (mata telanjang) karena belum
mempunyai alatnya.
-Penentuan konsentrasi U dengan UY-YIS DMS
100 dengan Arsenazo III sebagai
pengompleksnya.
Muhad; A W;:
-Judul maka/ah Proses Pemisahan, sementara
yang digunakan sebago; fase umpanlouter
hanya satu unsur. Hal ini memisahkan an tara U
dengan apa ?
-Sebagai fase internal/inner digunakan HJPO~,
sehingga hasil yang dipero/eh ada/ah U fosfat.
Apakah hal ini tidak menimbulkan masa/ah
(untuk rnenghilangkan fosfat dari uranium)
TANYA -JAWAB
Prosiding Pertemuan dan Presenlasi Ilmiah PPNY.BATAN. Yogyakarla 23.25 April 1996
34 Buku II
apabila pro.se.s ini dilakukan un/uk pro.se.s pemurnian.
Siti Wardiyati :
-Penelitian disini ditentukan pacta mempelajari metoda emulsi membran jadi sebagai larutan umpan belum acta pengotor hanya U saja.
-Demikian juga pad a pertanyaan no. 2, ini saya tekankan untuk membuktikan apakah dengan metoda emulsi membran efisiensi pemisahan bisa mencapai 100 %, temyata dengan H3PO.
sebagai larutan "inner" efisiensi pemisahan mendekati 100 %, belum saya pikirkan untuk proses berikutnya.
Subagio/lo :
-Sebagai larutan outer 100 ppm U (konsentrasi rendah.) hila metoda lebih baik di mana akan diterapkan di unit pemurnian Uranium atau apa?
Siti Wardiyati :
-Metoda ini akan diterapkan untuk pengarnbilan Uranium dari limbah PEBN atau limbah laboratorium yang mana konsentrasi Uranium dalarn limbah tersebut lebih kecil dari 50 ppm.
ISSN 0216-3128
Siti Wardiyati, dkkKe Daftar Isi