• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Meningkatkan nilai perusahaan merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai sebuah perusahaan agar dapat menarik investor untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENDAHULUAN Meningkatkan nilai perusahaan merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai sebuah perusahaan agar dapat menarik investor untuk"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENDAHULUAN

Meningkatkan nilai perusahaan merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai sebuah perusahaan agar dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya. Perusahaan yang sudah go public nilai perusahaan tercermin dari harga saham yang tercatat di bursa efek. Meningkatkan nilai perusahaan dapat dilakukan dengan meningkatkan nilai saham. Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. Harga saham yang tinggi tidak hanya berpengaruh terhadap tingginya nilai perusahaan di mata investor namun, juga dapat membangun kepercayaan pasar terhadap kinerja dan prospek perusahaan di masa mendatang (Harmono, 2017). Nilai perusahaan yang tinggi merupakan keinginan semua principal, karena dengan begitu kesejahteraan principal akan meningkat. Reseacr gap

Sudah banyak penelitian yang meneliti , tetapi masih banyak menemukan hasil yang berbeda-beda dan saya akan meneliti kembali .

Menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada agen atau dalam hal ini manajer merupakan cara untuk meningkatkan nilai perusahaan. Namun, dalam praktiknya usaha meningkatkan nilai perusahaan yang dilakukan oleh manajer akan menyebabkan timbulnya konflik kepentingan antara agen (manajer) dan principal (pemilik). Agency theory merupakan teori yang menjelaskan konflik kepentingan antara agen dan principal. Masalah yang timbul adalah ketika pemilik mengandalkan manajer untuk mengelola perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Pihak manajer melalui kewenangan yang dimilikinya dapat bertindak untuk kepentingan pribadi dan mengorbankan kepentingan pemilik (Tjandrakirana DP & Monika, 2014). Timbulnya konflik kepentingan inilah yang melatarbelakangi perlu adanya sistem yang mengatur tata kelola perusahaan.

Good Corporate Governance (GCG) adalah sistem tata kelola yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan, dengan adanya Good Corporate Governance (GCG) perusahaan dapat memberikan kepercayaan kepada shareholder dan dapat memastikan bahwa semua shareholder diperlakukan sama. Mekanisme Good Corporate Governance (GCG) yang baik akan memberikan perlindungan yang efektif kepada shareholder untuk mengembalikan investasi secara tepat, wajar,

(2)

2 efisien, dan memastikan bahwa manajemen bertindak untuk keuntungan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Marini dan Marian (2017) menunjukkan hasil bahwa Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh positif dan siginifikan terhadap Nilai Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2014.

Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Yosephus & Mustikowati (2020) menunjukkan hasil bahwa Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada sektor industri dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017 – 2018.

Institusi sangat terkonsentrasi pada struktur kepemilikan perusahaan publik diIndonesia institusi yang dimaksud yaitu suatu pemilik perusahaan publik berbentuk lembaga bukan atas nama pemilik perseorangan individu. Semakin tinggi kepemilikan institusional perusahaan akan berdampak pada perilaku manajemen yang mengutamakan kepentingan pemegang saham.

Selain kepemilikan institusional, komisaris independen juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan. komisaris independen merupakan pihak dari luar perusahaan yang bertindak sebagai penengah jika terdapat perbedaan pendapat antara para manejer dari dalam perusahaan. selain itu, komisaris independen juga bertindak dalam mengawasi kebijakan manejemen serta memberikan masukan kepada pihak manajemen apabila dilihat perlu.

Adanya komite audit juga berperan penting dalam menjamin terbentukanya Corperate Governance yang baik bagi perusahaan. tugas komite audit yaitu:

bertanggung jawab dalam mengawasi laporan keuangan perusahaan, mengawasi audit dari luar serta mengamati sistem pengendalian dari dalam perusahaan.

Semakin banyak komite audit dalam suatu perusahaan dapat mengontrol laporan keuangan hal ini dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Dalam penelitian ini akan menggunkan variabel Kinerja Keuangan yang diproksikan dengan ROA (Return on Assets) sebagai variabel independen lain selain GCG. Kinerja Keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan dan meningkatkan nilai perusahaan. Efisiensi mengacu pada rasio antara input dan output di mana input yang sesuai akan menghasilkan output yang optimal. Efektivitas mengacu pada

(3)

3 kemampuan manajemen untuk menetapkan tujuan atau instrumen yang akurat untuk mencapai tujuan tertentu, meningkatkan kinerja keuangan merupakan prasyarat agar investor tertarik untuk menanamkan modalnya di perusahaan (Suandini & Suzan, 2015).

Penelitian yang dilakukan oleh Halik (2018) menunjukkan hasil bahwa ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Nilai Perusahaan PT Antam, Tbk. Periode 2006 – 2016. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh (Pua et al., 2017). bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan sektor property yang terdaftar di BEI periode 2013 – 2016. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai ROA tidak menentukkan bahwa nilai perusahaan baik dimata investor karena banyak faktor lain yang diperhitungkan oleh seorang investorseperti dari segi faktor lain misalnya tentang kondisi industry sejenis, fluktuasi, kurs, volume transaksi, kondisi bursa, kondisi ekonomi, sosial, politik dan stabilitas nasional suatu negara.

Perbedaan penelitian kali ini dengan penelitian sebelumnya adalah bahwa penelitian kali menggunakan objek perusahaan Batu Bara yang terdaftar di BEI periode 2016 – 2020 dengan menggunakan alat analisis data panel Eviews.

Sebab utama perusahaan batu Bara Bara menjadi objek pada penelitian kali ini, dikarenakan batu bara adalah satu komoditas barang tambang yang memiliki harga tinggi dan cenderung menguntungkan. Namun, melihat pergerakan grafik nilai perusahaan yang diukur oleh PBV (Price to Book Value) bersifat fluktuatif menjadi fenomena tersendiri. Seperti yang tergambar pada grafik di bawah ini.

Gambar 1. Rata-Rata PBV Perusahaan Batu Bara

- 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50

2016 2017 2018 2019 2020

PBV

(4)

4 Dari gambar di atas, bisa terlihat bahwa nilai perusahaan mengalami penurunan dari tahun 2017 hingga tahun 2019 dan hanya mengalami kenaikan yang tidak begitu signfikan di tahun 2020.

Nilai perusahaan merupakan merupakan acuan bagi para investor serta faktor yang menjadi ketertarikan untuk menginvestasikan suatu dana dalam bentuk saham.

Dimana nilai perusahaan sebagai alat analisis untuk suatu keputusan yang akan di ambil oleh para investor dalam menempatkan investasinya dalam hal ini memepertimbangkan apakah suatu perusahaan tersebut akan menguntungkan atau sebaliknya. Dengan itu nilai perusahaan yang menjadi paradigma serta analisis untuk menjadikan keputusan para investor.

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan untuk menguji (1) Pengaruh GCG terhadap Nilai Perusahaan, dan (2) Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah literatur, menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai penerapan teori yang telah didapat dari mata kuliah sehingga dapat diterapkan ke dalam penelitian yang sebenarnya, serta dapat memberikan manfaat bagi investor sebagai dasar mengambil keputusan dalam melakukan investas.

TINJAUAN PUSTAKA Agency Theory

Jensen & Meckling, (1976), Agency theory merupakan teori yang menjelaskan konflik kepentingan antara agen dan principal. Shareholder akan menuntut peningkatan profitabilitas perusahan dan dividen. Sedangkan manajer yang memiliki kewenangan akan termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan dan keuntungan pribadi bukan keuntungan perusahaan. Hal ini yang menyebabkan munculnya praktek manajemen laba dalam menyajikan laporan keuangan. Maka dari itu cara yang bisa digunakan perusahan untuk memonitor masalah keagenan dengan melakukan penerapan GCG.

Nilai Perusahaan

Sartono (2016) nilai perusahaan dapat diartikan sebagai nilai jual suatu perusahaan bisnis yang sedang beroperasi. Nilai perusahan juga merupakan gambaran nilai dari kinerja manajemen yang menjalankan perushaan. Menurut

(5)

5 Harmono (2009), nilai perusahaan dicerminkan dari harga saham yang dibentuk oleh penawaran dan persmintaan pasar. Harga saham juga sebagai bentuk refleksi atas penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Noir (2012) Nilai perusahaan merupakan gambaran atas kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dalam proses kegiatan operasional dari awal perusahaan didirikan hingga saat ini. Sedangkan menurut Hery (2017), nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu mulai dari perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini.

Good Corporate Governance (GCG)

Nugroho, (2021), GCG merupakan seperangkat aturan yang disusun untuk mengatur hubungan antara manajer, kreditor, pemerintah, pemegang saham, karyawan, dan para pemegang kepentingan baik internal maupun eksternal perusahaan. GCG muncul sebagai bentuk pengawasan di mana perusahaan memastikan bahwa dana yang diinvestasikan dikelola dengan tepat, baik dan efisien. Hamdani (2016), mendefinisikan corporate governance sebagai sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Sedangkan menurut Agoes (2011), good corporate governance adalah tata kelola perusahaan yang baik yaitu suatu sistem yang mengatur hubungan peran Dewan Komisaris, peran Dewan Direksi, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya. Tata kelola perusahaan yang baik juga disebut sebagai suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaiannya, dan penilaian kinerjanya

Kinerja Keuangan

Jumingan (2008) menyatakan kinerja keuangan menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada rentang waktu tertentu, yang menyangkut aspek akumulasi dana, yang umumnya diukur dengan parameter likuiditas, profitabilitas dan kecukupan modal. Profitabilitas ialah rasio yang ideal untuk menilai kinerja perusahaan yang berorientasi pada laba. Fahmi (2015), menyatakan kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui sepanjang mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan – aturan penerapan keuangan dengan baik serta benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang sudah

(6)

6 penuhi standar serta syarat dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Accepted Accounting Principle), dan lainya.

Sedangkan menurut Hery (2017), kinerja keuangan ialah sesuatu usaha resmi untuk mengevaluasi efisiensi serta efektivitas perusahaan dalam menciptakan laba serta posisi kas tertentu. Dengan pengukuran kinerja keuangan, prospek perkembangan serta pertumbuhan keuangan perusahaan bisa terlihat. Perusahaan dikatakan sukses apabila perusahaan sudah menggapai sesuatu kinerja tertentu yang sudah ditargetkan.

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pengaruh GCG Terhadap Nilai Perusahaan

Siallagan & Machfoedz (2006) menyatakan GCG merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham. Jensen & Meckling (1976), menganalisis bagaimana nilai perusahaan dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan antara pihak manajer yang menikmati manfaat dan pihak luar yang tidak menikmati manfaat. Peningkatan kepemilikan manajemen akan mengurangi agency difficulties melalui pengurangan insentif untuk mengkonsumsi manfaat/keuntungan dan mengambil alih kekayaan pemegang saham. Semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat meningkat apabila institusi atau lembaga mampu menjalankan fungsi pengawasan dengan efektif.

Penelitian yang dilakukan Purbopangestu & Subowo (2014) ditemukan bukti empiris bahwa mekanisme GCG berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Suhadak (2018) menemukan hasil kepemilikan istitusional dan kualitas audit memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Widyasari (2015): Muryati &

Suardikha (2014) dalam penelitiannya menemukan hasil kepemilikan institusional dan dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis penelitian adalah:

H1a: Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

(7)

7 H1b: Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

H1c: Komite audit internal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan

Signalling theory, merupakan isyarat dilakukan oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen mendatang prospek perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan yang baik akan memberikan sinyal dan menarik minat investor untuk melakukan investasi, karena dengan kinerja keuangan yang baik maka keuntungan yang diharpkan oleh investor juga akan semakin tinggi.

Sri (2013) dalam penelitiannya menyatakan ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan signifikan. Penelitian Sri (2013) diperkuat oleh Anggarwal dan Ghosh (2015), serta Chen dan Chen (2011) yang menemukan hasil bahwa kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian oleh Ardimas & wardoyo (2014) pada 29 perusahaan perusahaan menemukan bukti empiris bahwa kinerja keuangan mampu mempengaruhi investor dalam melakukan investasi atau dalam hal ini meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan kajian teoritis dan empiris, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:

H2: Kinerja Keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Kerangka Penelitian

Gambar 2. Kerangka Peneliatian

(8)

8 METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini dilakukan melalui jenis pendekatan kuantitatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh empiris dari Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah perusahaan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016 – 2020. Alasan peneliti meggunakan perusahaan batu bara sebagai objek penelitian, karena batu bara adalah satu komoditas barang tambang yang memiliki harga tinggi dan cenderung menguntungkan.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunkan metode Purposive Sampling. Adapun kriteria-kriteria dalam pemilihan sampel adalah:

1) Emiten perusahaan batu bara pada yang terdaftar di BEI periode 2016 – 2020 2) Menerbitkan laporan tahunan untuk tahun 2016 – 2020

Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data sekunder yang diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang tercatat di BEI. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumentasi, yang di mana dilakukan dengan mengumpulkan, membaca, dan mengidentifikasi laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan batu bara yang telah dipublikasikan.

Laporan keuangan tahunan perusahaan yang sudah diaudit dapat diperoleh dengan mengakses situs Web Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Nilai Perusahaan

Afzal (2012) menyatakan bahwa Price to Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV juga menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan yang relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV juga dapat berarti rasio yang menunjukkan apakah harga saham yang diperdagangkan

(9)

9 overvalued (di atas) atau undervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut (Fakhruddin dan Hadianto, 2011).

Secara sistematis PBV dapat dihitung dengan rumus:

𝑃𝐵𝑉 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

Good Corporate Governance

Variabel GCG dalam penelitian ini di proksi dalam 4 indikator pengukuran, yaitu dewan komisaris independen, kepemilikan institusional dan komite audit, dan kepemilikan manajerial:

1) Dewan komisaris independen:

Dewan komisaris independen diukur dengan proporsi jumlah komisaris yang berasal dari luar perusahaan dibandingkan dengan total komisaris yang ada (Sutino & Khoiruddin, 2016). Proporsi dewan komisaris independen dalam Penelitian dirumuskan sebagai berikut:

𝑃𝐷𝐾𝐼 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑝𝑒𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑠𝑎𝑟𝑖𝑠

Di mana PDKI adalah proporsi dewan komisaris independen.

2) Kepemilikan institusional:

Kepemilikan institusional dapat diukur dengan menggunakan indikator persentase jumlah saham yang dimiliki pihak institusional dari seluruh jumlah saham perusahaan (Perwitasari, 2018). Rumus menghitung kepemilikan institusional:

𝐾𝐼 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟.

Di mana KI merupakan Kepemilikan Institusional.

3) Komite Audit

Berdasarkan keputusan ketua BAPEPAM-LK No: Kep-643/B1/2012 Komite audit sedikitnya terdiri dari tiga orang berasal dari komisaris independen dan pihak luar perusahaan. Variabel komite audit dalam penelitian ini diukur dengan membagi jumlah anggota komite audit perusahaan dengan jumlah komite audit yang sesuai dengan BAPEPAM. Seperti yang dilakukan dalam penelitian (Sutino & Khoiruddin, 2016) dirumuskan sebagai berikut:

(10)

10 𝐾𝐴 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛

3 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑜𝑚𝑖𝑡𝑒 𝑎𝑢𝑑𝑖𝑡 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐵𝐴𝑃𝐸𝑃𝐴𝑀 Dimana KA merupakan Komite Audit.

Kinerja Keuangan

Pada penelitian ini kinerja keuangan diproksikan dengan indikator Return on Asset (ROA). ROA merupakan rasio profitabilitas yang menunjukan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset (Tandelilin, 2010). ROA dirumuskan sebagai berikut:

𝑅𝑂𝐴 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 Teknik Analisis

Teknik analisa data yang digunakan ialah regresi data panel yang menggunakan software Eviews. Data panel merupakan hasil data dari mengamati individu – individu atau unit cross sectional, lalu diamati pada periode waktu yang berurutan (time series) (Baltagi, 2008). Artinya, dengan penggabungan dari karakteristik keduanya yang merupakan terdiri dari objek-objek dan terdapat beberapa waktu (Gujarati & Porter, 2014).

HASIL

Deskriptif Statistik

Tabel 1. Deskriptif Statistik Variabel

Min Max Mean Std.Dev

ROA (0.427) 0.450 0.064 0.138

PDKI 0.300 0.750 0.432 0.154

KA 0.330 1.670 1.095 0.290

PBV 0.193 10.770 1.934 2.077

Sumber: data sekunder diolah, (2022)

ROA memiliki nilai maksimum sebesar 0.450 dan nilai minimum -0.427.

Serta standar deviasi sebesar 0.138 lebih besar dari rata rata 0.064 menunjukan

(11)

11 ROA pada perusahaan batu bara memiliki sebaran data yang baik dan bersifat heterogen. ROA pada perusahaan batu bara cukup baik dikarena nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 0.064 atau 6%.

Variabel PDKI atau proporsi dewan komisaris independen memiliki nilai maksimum sebesar 0.750 dan nilai minimum 0,300 serta standar deviasi sebesar 0,154 dan rata-rata sebesar 0,330 menunjukan perusahaan batu bara sebagian besar dewan komisaris tidak terafiliasi atau independen. Nilai standar deviasi dewan komisaris independen lebih kecil dari rata-rata menunjukan bahwa data kurang bervariatif atau bersifat homogen.

Kepemilikan manajerial memiliki nilai maksimum sebesar 0,002, nilai minimum serta standar deviasi sebesar 0,000 dan rata-rata sebesar 0,000 angka ini menunjukan bahwa kepemilkan manajerial di perusahaan farmasi yang diteliti sangatlah rendah.

Variabel nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price book value memiliki nilai maksimum sebesar 10.770 dan nilai minimum 0,193 serta standar deviasi sebesar 2,077 lebih besar dari rata rata 1,934 menunjukan bahwa nilai perusahaan pada perusahaan batu bara memiliki sebaran data yang bervariatif atau bersifat heterogen.

Hasil Pemilihan Model Regresi

Pemilihan model regresi yang tepat dilakukan melalui tiga uji yang dilakukan yaitu uji chow, uji hausman, dan uji lagrange multiplier yang hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2. Pemilihan Model Regresi

Uji Chow

Effect test Statistic Prob.

Cross-section F 6.802 0.000

Cross-section Chi-square 45.611 0.000

Uji Hausman

Test Summary Chi-Sq. Statistic Prob.

(12)

12

Cross-section random 2.832 0.725

Uji Langrange Multiplier

Cross-section Prob.

Breusch-Pagan 20.459 0.000

Sumber: data sekunder diolah, (2022)

Uji Chow

Berdasarkan hasil uji chow yang dilakukan untuk memilih model ysng cocok antara CEM dan FEM, probabilitas yang dihasilkan dari uji chow sebesar 0,000 kurang dari α (0,05) maka model yang cocok untuk digunakan adalah fix effect model (FEM).

Uji Hausman

Untuk melengkapi uji diatas, selanjutnya dilakukan uji hausman untuk memilih model yang baik antara FEM dan REM. Hasil uji hasuman probabilitas sebesar 0,099 lebih besar dari α (0,05) sehingga model yang cocok untuk digunakan adalah random effect model (REM).

Uji Lagrage Multiplier

Untuk melengkapi uji diatas, selanjutnya dilakukan uji hausman untuk memilih model yang baik antara FEM dan REM. Hasil uji hasuman probabilitas sebesar 0,099 lebih besar dari α (0,05) sehingga model yang cocok untuk digunakan adalah random effect model (REM).

Hasil dari tiga uji yang telah dilakukan di atas dapat disimpulkan bahwa model terbaik yang dapat digunakan adalah random effect model (REM). REM merupakan metode yang menggunakan pendekatan Generalized Least Square (GLS) dimana metode ini diasumsikan sudah tidak memerlukan asumsi klasik lagi karena tidak relevan jika diterapkan (Rosadi, 2012).

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki kemampuan dalam menggambarkan variabel terikatnya. Besarnya

(13)

13 nilai R2 diantara nol dan satu (0 < R < 1). Apabila nilainya mendekati 1, maka model tersebut baik. Berikut, adalah hasil pengujian menggunakan Eviews 9:

Tabel 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Variabel Independen Variabel dependen R square Good Corporate

Governance Nilai Perusahaan 0.432 Kinerja Keuangan

Sumber: data diolah (2022)

Tabel 3 diatas, menunjukan nilai R-square senilai 0,432. Artinya, pengaruh variabel independen terhadap dependennya sebesar 43,25%. Sedangkan 66,75%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Uji F

Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh semua variabel independennya berpengaruh terhadap variabel dependennya atau dapat dikatakan pengrauh secara simultan. Hasil Uji F menggunakan Eviews 12 ada pada table berikut ini:

Tabel 4. Hasil Uji F

Variabel Independen Variabel dependen

Prob (F- Statistic) Good Corporate

Governance Nilai Perusahaan 0.000

Kinerja Keuangan Sumber: data diolah (2022)

Dapat dilihat pada Tabel 4 nilai Probabilitias F-statistic 0,00 < 0,05. Artinya, secara simultan variabel good corporate governance (proporsi dewan komisaris, komite audit, dan kepemilikan instusional) dan return on asset memperngaruhi variabel nilai perusahaan yang diproksikan dengan price book value.

(14)

14 Pengujian Hipotesis (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi data panel. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara parsial dari variabel good corporate governance (proporsi dewan komisaris, komite audit, dan kepemilikan instusional) dan return on terhadap variabel price to book value atau nilai perusahaan. Hasil Uji T menggunakan Eviews 12 pada tabel berikut:

Tabel 5. Hasil Uji t Variabel

Independen

Variabel

dependen Coefficient

Std.

Error

t-

Statistic Prob.

PDKI

Price Book Value (Nilai Perusahaan)

0.119 0.474 2.452 0.002

KA 0.280 0.317 2.972 0.004

KI 0.949 0.476 2.320 0.010

ROA 2.298 0.533 2.499 0.017

Sumber: data diolah (2022)

Pada tabel 4.6 hasil interpretasinya ialah:

1) Nilai t – statistic proporsi dewan komisaris independen sebesar 2,45 >

1,96 dan probabilitas proporsi dewan komisaris independen sebesar 0,0020 < 0,05. Artinya, secara parsial proporsi dewan komisaris independen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value atau nilai perusahaan.

2) Nilai t – statistic komite audit sebesar 2,97 > 1,96 dan probabilitas capital komite audit sebesar 0,0036 < 0,05. Artinya, secara parsial komite audit mempunyai rpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value atau nilai perusahaan.

3) Nilai t – statistic kepemilikan institusional sebesar 2,32 > 1,96 dan probabilitas kepemilikan institusional sebesar 0,0098 < 0,05. Artinya, secara parsial kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value atau nilai perusahaan.

4) Nilai t – statistic return on asset sebesar 2,49 > 1,96 dan probabilitas return on asset sebesar 0,0017 < 0,05. Artinya, secara parsial return on

(15)

15 asset mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value atau nilai perusahaan.

PEMBASAHAN

Pengaruh GCG Terhadap Nilai Perusahaan

Hasil penelitian membuktikan secara empiris bahwa: dewan komisaris independen, kepemilikan institusional dan komite audit berpengrauh positif terhadap nilai perusahaan. Artinya seakin baik pelaksanaan GCG dengan melalui peningkatan dewan komisaris independen, kepemilikan institusional dan komite audit maka akan meningkatkan pula nilai perusahaan.

Dewan komisaris merupakan sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan pengawasan kegiatan suatu perusahaan. Keberadaan adanya dewan komisaris independen menjadi sangat penting karena dalam praktik sering ditemukan transaksi yang mengandung unsur perbedaan kepentingan dalam perusahaan publik. Komisaris independen mempunyai tanggung jawab yaitu mendorong diimplementasikannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Hasil penelitian juga mendukung teori keagenan oleh Jensen & Meckling (1976), dewan komisaris independen dianggap sebagai mekanisme pengendalian intern tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor kebijakan manajemen puncak. Dalam teori keagenan menyatakan jumlah anggota dewan komisaris independen yang besar, akan mempermudah dalam mengendalikan manajemen puncak dan fungsi monitoring akan semakin efektif yang pada akhirnya menaikkan nilai perusahaan.

Hasil penelitian mendukung penelitian yang dilakukan Prasetyo et al., (2017) dan Saifaddin, (2020) menyimpulkan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Kepemilikan Institusional di anggap mampu memberikan dampak bagi nilai perusahaan karena pada umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang mengawasi perusahaan. Menurut Revita (2018) semakin besar kepemilikan institusional dalam perusahaan maka semakin besar pula dorongan untuk dapat mengoptimalkan nilai perusahaan. Kepemilikan institusional mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dan memonitoring manajemen secara efektif supaya dapat meningkatkan kinerja manajemen. Menurut teori keagenan Jensen dan Meckling

(16)

16 (1976) menjelaskan bahwa semakin besar persentase saham yang dimiliki oleh investor institusional maka akan menyebabkan aktivitas pengawasan menjadi semakin efektif karena perilaku oportunis yang dilakukan oleh para manajer dapat dikendalikan. Penelitian yang dilakukan oleh Retno & Priantinah, (2012) dan Retno M & Priantinah, (2012) serta Wibowo et al., (2016) menyatakan bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan menurut (Srimindarti & Puspitasari, 2012).

Komite audit merupakan salah satu mekanisme utama yang ada di tata kelola perusahaan yang dijadikan sebagai dasar harapan para pemangku kepentingan untuk membatasi perilaku manajer perusahaan (Mangatas et al., 2018). Komite audit mempunyai tugas utama yaitu mengawasi proses pelaporan keuangan untuk memastikan manajer melaporkan kinerja perusahaan mereka secara etis. Menurut teori keagenan (Jensen & Meckling, 1976), komite audit akan mengurangi konflik keagenan karena komite audit bertugas melindungi kepentingan pemegang saham dari adanya tindakan manajemen laba yang biasanya dilakukan oleh pihak manajemen. Apabila efektifitas komite audit dapat tercapai, maka transparansi pertanggungjawaban manajemen perusahaan akan dapat dipercaya. Sehingga kepercayaan para investor pun akan meningkat. Adanya pengawasan dari komite audit akan memastikan pencapaian nilai perusahaan yang optimal. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Nurhayati & Medyawati, (2012) menyimpulkan bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan

Kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA berpengrauh positif terhadap nilai perusahaan yang di proksikan dengan PBV. Artinya, semakin tinggi ROA yang dihasilkan oleh perusahaan akan membuat semakin tinggi ketertarikan investor untuk membeli saham emiten tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan signaling theory.

Signalling theory, merupakan teori yang menjelaskan bahwa isyarat dilakukan oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen mendatang prospek perusahaan. Sinyal kinerja keuangan yang sedang baik yang diberikan perusahaan kepada investor membuat

(17)

17 investor tertarik untuk melakukan investasi. Kinerja keuangan yang baik menandakan perusahaan akan mampu menjamin pengembalian atas dana yang diinvestasikan oleh investor ke perushaaan. Faktor pertimbangan investor melakukan investasi adalah tingkat pengembalian, semakin besar tingkat pengembalian maka akan semakin tertarik pula investor melakukan investasi.

Besaran tingkat pengembalian dapat diukur dari kemampuan perusahaan menghasilkan profitabilitas.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sri (2013) menyatakan profitabilitas berpengaruhtpositif terhadap nilai perusahaan dengantsignifikan. Penelitian Sri (2013) diperkuat oleh Ghosh dan Ghosh (2008), serta (Chen, 2011).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan menemukan bukti empiris bahwa good corporate governance yang di proksikan dengan komisaris independen, kepemilikan institusional dan komite audit berpengrauh positif terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan price book value. Kinerja keuangan yang diproksikan dengan return on asset juga menunjukan hasil berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Keterbatasan dan Saran

Keterbatasan pada penelitian ini yaitu sampel pada perusahaan sektor pertambangan batu bara jumlahnya relatif sedikit sehingga hasil penelitian tidak dapat digenarlisir pada sektor lain. Selain itu pada penelitian ini untuk hasil uji determinasi jumlah R2 (Adjusted) adalah 43 % yang artinya masih terdapat variabel lain yang berpengaruh pada nilai perusahaan.

Dari keterbatasan tersebut, maka untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan populasi di sektor yang lain seperti sektor perusahaan manufaktur serta memperpanjang periode pengamatan. Dengan jumlah sampel yang lebih besar diharapkan akan dapat mengeneralisasi semua jenis industri.

Periode yang lebih lama akan memberikan hasil yang lebih akurat atau hasil yang mendekati sebenarnya. Penelitian selanjutnya juga diharapkan menambah variabel

(18)

18 lain diluar penelitian ini, misal variabel ukuran perusahaan, rasio keuangan, corporate responsibility, manajemen laba dan beberapa variabel pengukur lainnya sehingga dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

Implikasi

Hasil penelitian ini dapat diterapkan bagi perusahaan. Nilai perusahaan merupakan hal mendasar bagi investor dalam menilai reputasi perusahaan sebelum melakukan investasi, investor akan cendrung memilih perusahaan dengan nilai perusahaan yang tinggi karena dengan begitu kesejahteraan pemilik atau pemegang saham akan meningkat. Dalam melakukan investasi investor mempertimbangkan GCG dan kinerja keuangan. Perusahaan yang memiliki tata elola baik dan kinerja yang baik akan lebih diminati oleh investor. Kepemilikan institusional perlu dalam memonitor manajemen perusahaan, sehingga pengendalian perusahaan menjadi efektif dan perilaku opportunistic manajemen data menurun. Selain itu, perusahaan perlu meningkatkan fungsi monitoring dewan komisaris independen sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan. Komite audit sebagai pihak yang mengawasi mampu memastikan kehandalan informasi yang disajikan manajemen.

Bagi investor penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan investasi di suatu perusahaan dimana jika menginginkan perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi maka perusahaan dengan sistem tata kelola yang baik sebaiknya menjadi pilihan.

Referensi

Dokumen terkait

Tarkasteltaessa koko aineiston ultraäänimittoj .en korrelaatoita teu- rasominaisuuksiin (taulukko 18) todetaan, että ominaisuudet ovat kes- kenään varsin hyvin

untuk variabel tingkat konsentrasi dengan ketepatan memanah sebesar 0.827, nilai korelasi berkisar 1 sampai -1, artinya ada hubungan yang antara kedua variabel

Berdasarkan langkah-langkah dari pemecahan masalah di atas, maka langkah-langkah pemecahan masalah dapat dilakukan dengan cara menuliskan informasi yang terdapat

Simpulan Penelitian : Tidak terdapat perbedaan Self Directed Learning Readiness yang signifikan antara mahasiswa semester I dengan mahasiswa semester VII di

Perusahaan kredivo sebagai perusahaan fintech yang baru muncul di Indonesia ingin dikenal oleh masyarakat dengan cara melakukan promosi di internet khususnya pada media

Sementara penjualan Perseroan mencapai Rp6,44 triliun pada 2013 atau naik 28% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp5,02 triliun.. Penjualan segmen distribusi memberikan

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan hidayah yang telah dilimpahkan oleh-Nya sehingga penulis dapakrit menyelesaikan Tugas

Selain dari pada lingkungan desa, kondisi lingkungan pelaksana dinas sudah siap dan komitmen untuk melaksanakan Program OVOP di Desa Pelaga dilihat dari keseriusan dinas menjalin