• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Setiap perusahaan memiliki strategi-strategi manajemen keuangan yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENDAHULUAN Setiap perusahaan memiliki strategi-strategi manajemen keuangan yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Setiap perusahaan memiliki strategi-strategi manajemen keuangan yang berbeda dalam menjaga dan memaksimalkan profitabilitas perusahaan.Keuntungan atau laba maksimal yang diharapkan perusahaan dari tahun ke tahun tidak terlepas dari perencanaan strategis yang dibuat oleh pihak manajemen perusahaan.

Perencanaan strategis tersebut dapat dibuat berdasarkan analisa kinerja perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan. Kinerja perusahaan merupakan prestasi kerja yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan (Munawir, 2007).

Untuk mengetahui kinerja keuangan apakah sudah baik atau belum diperlukan analisis laporan keuangan berupa tingkat kesehatan keuangan perusahaan. Untuk menilai tingkat kesehatan keuangan perusahaan menurut Munawir (2002), menggunakan analisis rasio keuangan dan analisis Z-Score. Data utama sebagai input dalam analisis rasio ini adalah laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan (neraca) perusahaan. Dengan kedua laporan ini akan dapat ditentukan sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini dapat digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan (Syamsudin, 2000).

Analisis rasio digunakan untuk menilai kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan yang kemudian laporan keuangan tersebut dievaluasi dan dari hasil evaluasi tersebut akan didapatkan suatu informasi mengenai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan pada masa lalu, saat ini, dan kemungkinan pada masa yang akan datang.

Pengaruh kombinasi dari beberapa rasio hanya didasarkan pada pertimbangan para analisis keuangan. Oleh karena itu, untuk mengatasi kekurangan dari analisis rasio tersebut, maka perlu dikombinasikan berbagai rasio agar menjadi suatu model prediksi yang berarti. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu mengintepretasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai prediksi masa depan perusahaan apakah dapat bertahan

(2)

2

atau tidak (Munawir, 2002).

Kristiono (2006) melakukan penelitian tentang analisis kebangkrutan pada industri furniture Kota Surakarta dengan rasio keuangan dan model Z-Score. Rasio- rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas, solvabilitas, rasio aktivitas, profitabilitas, dan Z-Score. Sampel yang digunakan seluruh perusahaan industri furnitur tahun 2005. Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas industri furniture di Surakarta (10 industri manufaktur) diambang kebangkrutan, yakni Z-Score < 2,90.

Untuk alat analisisnya dalam penelitian ini dapat digunakan empat rasio keuangan untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan. Keempat rasio tersebut terdiri atas rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar.

Sedangkan tingkat kesehatan keuangan masa yang akan datang digunakan metode diskriminan Almant ZScore. Menggunakan Rasio-rasio keuangan karena dapat memberikan indikasi tentang kekuatan keuangan suatu perusahaan. Keterbatasan analisis rasio timbul dari kenyataan bahwa setiap rasio diuji secara terpisah.

Berdasarkan penelitian Kristiono (2006), yang mana meneliti tingkat kebangkrutan perusahaan furniture di kota Surakarta. Untuk membedakan penelitian ini dan penelitian Kristiono (2006), peneliti akan mengambil objek perusahaan yang bergerak dalam bidang distributor (Jasa).

Pengambilan obyek PT SPE Jakarta karena, PT SPE merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang distributor alat-alat PLN, namun dalam menjalankan usahanya, PT SPE seringkali menerima keterlambatan pembayaran dari perusahaan pelanggannya, sehingga akan dapat mempengaruhi tingkat kesehatan PT SPE. Selain itu, perusahaan ini mampu menyajikan laporan keungan secara teratur dan berkala.

sehingga PT SPE Jakarta dapat dijadikan obyek penelitian. Persolan yang akan dikaji adalah apakah PT SPE Jakarta akan bangkrut atau tidak?. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah PT SPE Jakarta akan bangkrut atau tidak.

.

(3)

3

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pimpinan perusahaan dalam menganalisis tingkat kesehatan keuangan berdasarkan laporan keuangan.

TINJAUAN PUSTAKA

Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan

Tingkat kesehatan keuangan perusahaan merupakan prediksi kebangkrutan berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihak-pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan keuangan atau tidak dimasa mendatang (Darsono, Ashari, 2005).Tingkat kesehatan perusahaan diperlukan untuk melihat apakah suatu keuangan dalam suatu perusahaan itu dalam keadaan sehat atau tidak.

Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan antara dua elemen yang ada atau disebut dengan rasio. Dengan rasio itu kita dapat mengetahui tingkat rentabilitas, likuiditas dan solvabilitas suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Peningkatan kinerja selalu dikaitkan dengan penerapan prinsip efisiensi. Efisiensi artinya menampilkan kinerja yang memuaskan suatu sistem bekerja sehingga hasilnya digunakan sebagai sarana, daya dan dana yang dialokasikan untuk menyelenggarakannya (Siagian, 1996).

Analisis Rasio Keuangan

Menurut Sugiono (2009), rasio keuangan yang sering digunakan dalam berbagai analisis keuangan adalah : rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitas :

1) Rasio Likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2) Rasio Leverage, bertujuan mengukur seberapa jauh kebutuhan keuangan perusahaan dibiayai dengan dana pinjaman.

3) Rasio Aktivitas, bertujuan mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana.

(4)

4

4) Rasio Profitabilitas, bertujuan mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan.

5) Rasio Pertumbuhan, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri.

6) Rasio Penilaian, bertujuan mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan karena rasio ini merupakan pencerminan dari rasio risiko dan rasio imbalan hasil.

7) Rasio Pasar, rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan, relative terhadap nilai bukunya. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasar pada sudut pandang investor (atau calon investor), meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini.

Altman Model, Tingkat Kesehatan Keuangan Dan Prediksi Kebangkrutan

Prediksi kebangkrutan berfungsi untuk memberikan panduan bagi pihak-pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami kesulitan keuangan atau tidak dimasa mendatang. Prediksi kesulitan keuangan ini salah satunya dikemukakan oleh seorang profesor dari New York University bernama Edward Altman , dengan Altman ZScore.

Rumus ini merupakan hasil penelitian yang dilakukannya terhadap perusahaan-perusahaan yang mengalami kebangkrutan di Amerika Serikat. Rasio- rasio yang digunakan untuk memprediksi kebangkrutan adalah rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar. Komponen-komponen yang ada pada Altman Z-Score adalah modal kerja, aktiva, modal sebelum pajak, laba ditahan, penjualan dan nilai pasar ekuitas (Darsono, Ashari, 2005:105).

(5)

5

Analisis Diskriminan – Altman Z-Score

Menurut Muslich (2007), sejumlah studi telah dilakukan untuk mengetahui kegunaan analisis rasio keuangan dalam memprediksi kegagalan perusahaan. Salah satu studi tentang prediksi ini adalah Multiple Discriminant Analysis yang dilakukan oleh Edward I. Altman. Altman mempergunakan lima jenis rasio, yaitu Working Capital to Total Assets, Retained Earning to Total Assets, Earning Before Interest and Taxes to Total Assets, Market Value of Equity to Book Value of Total Debt dan Sales to Total Assets.

Secara matematis persamaan Altman Z-Score tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: (Prihadi 2010):

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5 Dimana:

X1: Working Capital to Total Asset (Modal kerja dibagi total aset) X2: Retained Earnings to Total Assets (Laba ditahan dibagi total aktiva)

X3: Earnings Before Interest and Taxes to Total Assets (Laba sebelum pajak dan bunga dibagi total aktiva)

X4: Market Value of Equity to Book Value of debt (Nilai pasar modal dibagi dengan nilai buku hutang)

X5: Sales to Total Assets (Penjualan dibagi total aktiva)

Hasil perhitungan nilai Z-Score bisa dijelaskan dengan tabel sebagai berikut:

(6)

6

Tabel 1

Interprestasi Nilai Z-Score.

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT SPE Jakarta. Ruang lingkup penelitian ini mengenai analisis penggunaan Altman Z-Score untuk mengetahui potensi kebangkrutan pada PT PT SPE Jakarta tahun 2012– tahun 2016.

Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Data yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain, meliputi:

1) Gambaran umum PT SPE Jakarta

2) Laporan keuangan perusahaan PT SPE Jakarta tahun 2012 sampai dengan tahun 2016

(7)

7

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode:

1) Metode Studi Pustaka, yaitu dengan melakukan telaah pustaka dengan mengkaji berbagai buku dan literatur pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini.

2) Metode dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan PT SPE Jakarta tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.

Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis yang akan digunakan yaitu Altman Z-Score.

Altman Z-Score menggunakan laporan keuangan sebagai alat prediksi terhadap kemungkinan bangkrut tidaknya perusahaan. Data atau hasil perhitungan dapat dilihat dari nilai ZScorenya dengan rumus (Prihadi , 2011)

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5 Dimana:

1) Rasio Likuiditas yag terdiri dari X1

2) Rasio Profitabilitas yang terdiri dari X2 dan X3 3) Rasio Nilai Pasar yang terdiri dari X4

4) Rasio Aktivitas yang terdiri dari X5

Hasil perhitungan terhadap nilai Z tersebut adalah, jika:

Z > 2 99 : perusahaan tidak mengalami kebangkrutan.

1,8 - 2,99 : perusahaan akan mengalami ancaman kebangkrutan atau dapat dikategorikan gray area.

Z < 1,88 : perusahaan mengalami kebangkrutan.

(8)

8

HASIL PENELITIAN

Analisis Kebangkrutan Menggunakan Z-Score Pada PT SPE Jakarta

Dari data laporan keuangan akan dianalisis dengan menggunakan beberapa rasio keuangan yang dianggap dapat memprediksi kebangkrutan perusahaan.

Beberapa rasio keuangan yang dapat mendeteksi yaitu, rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas dan rasio pasar perusahaan yang akan menghasilkan rasio-rasio atau angka- angka yang akan diproses lebih lanjut dengan formula Altman Z-score berikut ini.

Tabel 2

Kebangkrutan Menggunakan Z-Score Pada Pt Spe Jakarta

2012 2013 2014 2015 2016

Aktiva Lancar 4,153,263 5,267,912 7,083,422 8,219,007 7,343,605 Hutang Lancar 1,460,083 1,445,872 2,090,589 2,294,842 2,517,519

Modal Kerja 2,693,180 3,822,040 4,992,833 5,924,165 4,826,086

Total Aktiva 7,496,419 8,515,227 10,602,964 12,951,308 15,562,999

Laba Ditahan 3,659,107 4,786,755 6,229,079 8,146,269 9,955,029

EBIT 1,857,041 2,560,214 3,589,529 4,655,188 4,722,623

Nilai Buku Saham Biasa dan Preferen 1,247,355 1,247,355 1,247,355 1,458,258 1,458,258 Nilai Buku Total Utang 1,915,243 1,795,641 2,429,249 2,633,214 3,423,246

Penjualan 8,727,856 9,600,801 12,209,846 14,387,850 14,344,189

X1 = Modal Kerja 0.359 0.449 0.471 0.457 0.310

X2 = Laba Ditahan / Total Aset 0.488 0.562 0.587 0.629 0.640

X3 = EBIT / Total Aset 0.248 0.301 0.339 0.359 0.303

X4 = Nilai Buku Saham Biasa dan Preferen/Nilai Buku Total Hutang 0.651 0.695 0.513 0.554 0.426

X5 = Penj/Total Aset 1.164 1.127 1.152 1.111 0.922

0,717 X1 0.257 0.322 0.338 0.328 0.222

0,847 X2 0.413 0.476 0.497 0.533 0.542

3,107 X3 0.771 0.935 1.053 1.115 0.941

0,42 X4 0.273 0.292 0.215 0.233 0.179

0,998 X5 1.162 1.125 1.150 1.109 0.920

Nilai Z 2.88 3.15 3.25 3.32 2.81

Hasil Analisis Grey Area Tidak Bangkrut Tidak Bangkrut Tidak Bangkrut Greey Area

Totai rata -rata tahun 2012 2016 Keterangan

Keterangan Tahun (Dlm Jutaan Rupiah kecuali ratio dan Z-score)

3.082 Tidak Bangkrut

PT SPE Jakarta pada tahun 2012-2016 mempunyai nilai rata-rata sebesar 3,082 yang artinya bahwa kinerja keuangan PT SPE Jakarta yang berada pada daerah tidak bangkrut, karena berada pada nilai Z > 2 99. Namun nilai Z yang berada di antara 1,80 - 2,99 yaitu pada tahun 2012 sebesar 2,88 dan pada tahun 2016 sebesar

(9)

9

2,81. Hal ini berarti bahwa perusahaan mengalami ancaman kebangkrutan atau dapat dikategorikan gray area.

Namun pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 nilai Z berada pada nilai Z > 2 99 yang artinya bahwa perusahaan pada kondisi baik dan tidak mengalami kebangkrutan. Walaupun dari tahun ke tahun kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan tetapi nilai Z masih berada diantara 1,80 - 2,99 yang menyebabkan perusahan PT SPE Jakarta berada di daerah rawan sehingga dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan, namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut juga sama besarnya tergantung dari keputusan dan kebijaksanaan manajemen perusahaan PT. SPE Jakarta dalam mengambil keputusan.

Berdasarkan perhitungan Z-Score tersebut di atas kemudian disesuaikan dengan titik cut-off. PT SPE Jakarta pada tahun 2012 mempunyai kinerja keuangan yang berada pada daerah rawan kebangkrutan. Dilihat dari nilai Z tahun 2012 - 2016 kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan tetapi yang perlu di waspadai pada tahun 2016 nilai Z hanya sebesar 2,81 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dan berada diantara 1,80 - 2,99 menyebabakan tahun 2016 kinerja keuangan SPE Jakarta berada pada daerah rawan kebangkrutan sehingga tahun 2016 dikategorikan sebagai kinerja keuangan yang memiliki kesulitan keuangan, kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut juga sama besarnya tergantung dari keputusan dan kebijaksanaan manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan.

PENUTUP Kesimpulan

Tingkat kesehatan keuangan perusahaan PT. SPE Jakarta periode 2012 -2016 dilihat dari prediksi kebangkrutan dengan menggunakan metode diskriminan Altman Z-score adalah PT SPE Jakdilihat dari nilai Z tahun 2012 - 2016 berada pada daerah

(10)

10

tidak bangkrut atau sehat, karena nilai Z > 2.99, tetapi tahun 2013 nilai Zscore 2,81 menurun sehingga berada di daerah rawan kebangkrutan.

Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pada tahu 2016, nilai Zscore sebesar 2,81 yang artinya bahwa PT SPE pada tahun tersebut masuk dalam kategori grey area, hal ini berarti bahwa PT SPE mengalami ancaman kebangkrutan. Maka sebaiknya pihak manajemen perusahaan lebih berhati – hati dalam hal manajemen aset perusahaan, jangan sampai modal kerja yang dihasilkan menjadi negatif. Maka perusahaan memperkecil hutang agar tidak terjadi hasil yang negatif. Kemudian biaya-biaya operasional perusahaan juga diperhatikan penggunaannya agar lebih efisien, jangan sampai lebih besar daripada pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan dan juga menambahkan ekuitas perusahaan.

Keterbatasan Penenelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu, hanya meneliti sampai periode 2016, hal ini dikarenakan pada tahun 2017 data masih dalam proses audit. Selain itu penelitian ini hanya meneliti analisis tingkat kebangkrutan dengan menggunakan Altman Z-Score berdasarkan rumus perusahaan manufaktur dan belum menggunakan rumus Z-Score perusahaan jasa. Keterbatasan lain yaitu laporan keuangan sudah diberikan dalam bentuk tabel karena tidak boleh melihat laporan keuangan yang asli karena sifatnya rahasia perusahaan.

Untuk Penelitian Yang Akan Datang

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat mengambil sampel yang lebih banyak lagi atau dapat menggunakan model – model prediksi kebangkrutan lainnya seperti model Zavgren, Bond Rating Model, Belkaoui’s Take Over Prediction

(11)

11

Model untuk dapat dijadikan sebagai pembanding dalam mengetahui potensi kebangkrutan serta menggunakan rumus Z-Score perusahaan jasa.

(12)

12

DAFTAR PUSTAKA

Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Jakarta. : Salemba Empat

Kristiono, 2006. Analisis Kesehatan Keuangan Pada Industri Furniture Kota Surakarta Dengan Rasio Keuangan Dan Model Z-Score. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universita Sebelas Maret Surakatra

Muslich. 2007. Manajemen Keuangan Modern Analisis, Perencanaan, dan Kebijaksanaan, Cetakan Keempat. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Munawir, S. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Keempat Belas.

Yogyakarta: Liberty.

Prihadi. 2011. Analisis Laporan Keuangan Teori dan Aplikasi.Jakarta: PPM.

Siagian, 1996. Manajemen Abad 21, Edisi Pertama. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiono, A, 2009. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan untuk Bisnis. Jakarta:

Grasindo

Syamsuddin, L. 2000. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru, Cetakan Kelima. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

(13)

13

PROFIL PT. SPE

PT SPE merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang distributor alat-alat PLN. PT SPE beramatkan di Jl. Kamal Raya Ruko Taman Palem Lestari Komplek Ruko Galaxy Blok Q1-3 Jakarta Barat (Head Office). PT SPE memiliki dua cabang yaitu di

Surabaya dan Pekanbaru. PT. SPE didirikan pada tahun 2002 dan sampai sekarang telah menjadi salah satu distributor barang-barang PLN di Indonesia. PT. SPE di ketuai oleh tiga orang yaitu Bapak Endang Djaja sebagai President Director, Purnomo Sunardi sebagai Finance/ Sales Director, dan Basuki Prajitno sebagai HRD/ Sales Director. Lalu dibagian Accounting ada Ibu Olga Gazali dan dibagian Engeneering ada Bapak Benny Aribowo. PT. SPE bekerjasama dengan beberapa daerah di Indonesia yaitu Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, Papua, Bali & Nusa Tenggara

Visi

Menjadi perusahaan yang terkemuka dan terpercaya dengan memberikan pelayanan prima dalam bidang Kelistrikan dan Mekanikal (Electrical & Mechanical) kepada Pelanggan.

Misi

a. Memberikan solusi yang akurat untuk sistem Kelistrikan.

b. Berorientasi kepada Kepuasan Pelanggan

(14)

14

Struktur Perusahaan

Berikut struktur organisasi dari PT SPE

Gambar 1

Struktur Organisasi PT SPE Manager finance & accounting

 Memonitor, mengumpulkan dan memproses data dan informasi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR SALES

DIREKTUR FINANCE &

ACCOUNTING

DIREKTUR HR / GA

DIREKTUR ENGINEERING Sekretaris dan

Administrasi Umum WMM

DIREKTUR EXPORT/IMPORT/

LOGISTIC

Manager Export/Import/

Logistic Manager

Finance &

Accounting Manager

Sales Area Internal

Sales

Sales Team Finance &

Accounting Team

HR & GA Officer

Engineering Team Export/Import

Logistic Storage

(15)

15

akurat dan tepat waktu

 Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan pembayaran kewajiban perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku

 Merencanakan dan mengontrol arus kas perusahaan (cashflow), terutama pengelolahan piutang dan hutang

 Memeriksa dan menandatangani laporan mutasi piutang dan laporan mutasi hutang sebelum disampaikan kepada direktur finance & accounting

 Mengelola arus keluar/masuk keuangan perusahaan untuk memastikan ketersediaan dana untuk operasional perusahaan

 Memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan

 Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem dan prosedur keuangan serta mengontrol pelaksanaannya

 Memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan dengan tertib dan teratur serta mengurangi resiko keuangan

 Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuangan untuk dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan bisnis

 Melakukan koordinasi koleksi data keuangan serta sistem dan prosedur keuangan agar seluruh aktivitas keuangan yang dilakukan perusahaan dapat terkoordinasi dan terdokumentasi

 Memastikan semua prosedur dan kebijakan perusahaan dijalankan dengan baik dan konsisten oleh semua staf keuangan

 Koordinasi masalah pajak dengan pihak konsultan dan memastikan semua aktivitas yang terkait dengan pajak dijalankan dengan baik dan tepat waktu

 Indentifikasi kelemahan sistem terutama yang berpotensi merugikan keuangan perusahaan dan melakukan perbaikan

(16)

16

 Membina staf keuangan supaya dapat bekerja maksimal

 Mengatur dan mengawasi pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada bawahannya menurut sistem dan prosedur yang ditentukan

Manager exim/logistic/storage

 Mengkoordinasikan persiapan ekspor/import secara legal dan memastikan kesiapan secara administrative

 Berkoordinasi dengan staf eksport/import mengenai pihak lain yang terkait untuk kepentingan eksport/import seperti bea cukai, asuransi, jasa pengangkutan dan lainnya

 Melakukan koordinasi koleksi data ekspor/import yang dilakukan perusahaan agar terdokumentasi dengan baik

 Memonitor dan mengevaluasi proses eksport/import

 Merencanakan dan membuat prosedur pengiriman barang ke customer dan menginformasikan kepada direksi

 Berkoordinasi dengan staf logistic mengenai pihak lain yang terkait untuk kepentingan pengiriman barang ke customer seperti penggunaan jasa pengiriman, asuransi dan lainnya

 Melakukan koordinasi koleksi data pengiriman barang yang dilakukan perusahaan agar terdokumentasi dengan baik

 Memonitor dan mengevaluasi proses pengiriman barang agar berjalan sesuai dengan prosedur yang disepakati direksi

 Merencanakan dan membuat prosedur penerimaan dan penyimpanan barang dan menginformasikan kepada direksi

 Melakukan koordinasi koleksi data penerimaan barang agar terdokumentasi dengan baik

 Memonitor dan mengevaluasi proses penerimaan dan penyimpanan barang agar berjalan sesuai dengan prosedur yang disepakati direksi

(17)

17

 Membina staf exim,logistic, dan storage supaya dapat bekerja maksimal

 Mengatur dan mengawasi pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada bawahannya menurut sistem dan prosedur yang ditentukan

Direktur finance & accounting

 Merencanakan, mengembangkan dan mengontrol fungsi keuangan dan akuntansi di perusahaan

 Mengkoordinasi perumusan strategi jangka panjang sebagai dasar perumusan rencana kerja dan anggaran perusahaan dengan bekerjasama dengan direksi lainnya

 Memberlakukan kebijakan untuk mengurangi dan menanggulangi berbagai jenis resiko finansial yang dapat dihadapi oleh perusahaan dengan berkoordinasi dengan direksi lainnya

 Memastikan konsolidasi keuangan yang akurat untuk keperluan pelaporan kepada direksi dan komisaris perusahaan

 Direktur exim, logistic & storage

 Merencanakan proses eksport/import di perusahaan

 Mengkoordinasi perumusan strategi eksport/import dengan bekerjasama dengan direksi lainnya

 Memberlakukan kebijakan yang berkaitan dengan proses eksport/import dengan berkoordinasi dengan direksi lainnya

 Menetapkan prosedur pembelian, penerimaan, penyimpanan dan pengiriman barang dengan berkoordinasi dengan direksi lainnya

Referensi

Dokumen terkait

Perangkat elektronik yang bekerja dengan bantuan antena untuk menghasilkan gelombang radio.

 Jika sebuah gelombang memiliki simetri ½ gelombang, maka sembarang integral untuk menghitung koefisien Fourier dari harmonisa gasal dihitung hanya lewat ½ siklus dan hasilnya

Kelompok teman sebaya tak sedikit yang didalamnya terdapat perilaku bersifat negatif seperti halnya perilaku merokok, dan untuk menghindari perilaku negatif akibat

penetapan harga jual yang didasarkan atas biaya dimana. mempertimbangkan seluruh biaya yang terjadi baik

Dari permasalahan tersebut, sistem rekam medis akan memegang peran penting dalam proses pelayanan rumah sakit, adapun metode yang digunakan dalam perancangan sistem rekam

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada saat ini juga belum memiliki data kebutuhan peralatan yang memadai terutama pada daerah rawan bencana, maka

Bagi warga sekolah dapat digunakan sebagai dasar pengembangan dan membuka kesadarannya untuk ikut serta dalam mensukseskan pentingnya pembelajaran bahasa Inggris sebagai

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa didapatkan perbedaan yang bermakna antara tingkat depresi pada lansia yang tinggal bersama keluarga di Dusun