• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI 2 MODUL 1 PETA PETA KERJA KELOMPOK 12 : FAUZAN NUR ROSID JUN DWI HATMOKO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI 2 MODUL 1 PETA PETA KERJA KELOMPOK 12 : FAUZAN NUR ROSID JUN DWI HATMOKO"

Copied!
263
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN PRAKTIKUM

PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI 2

MODUL 1

PETA – PETA KERJA

KELOMPOK 12 :

FAUZAN NUR ROSID 2070031036 JUN DWI HATMOKO 2070031012

GHOSY RIDHAN. N 2070031009

AHMAD GHOFUR 2070031035

THOMI MUHAMMAD FADHIL 2070031023

LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKARTA

2022

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum ini telah dibuat oleh : Nama : Fauzan Nur Rosid

NIM : 2070031036

Program Studi : Teknik Industri

Fakultas/Universitas : Universitas Krisnadwipayana Waktu pelaksanaan : 28 Mei 2022

Judul : Peta – Peta Kerja

Telah diperiksa dan disetujui untuk diberikan penilaian yang sebagaimana mestinya.

Mengetahui,

Kepala Laboratorium Asisten Laboratorium

Aries Abbas, S.T, M.M, M.T Ainul Rizqi

NIDN : 03290565505 NIM : 1970031023

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga laporan ini bisa selesai pada waktunya.

Saya berharap semoga laporan ini bisa menambah pengetahuan serta wawasan bagi setiap pembacanya. Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya laporan selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, 29 Mei 2022

(4)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I ... 8

PENDAHULUAN ... 8

1.1 Latar Belakang Masalah ... 8

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan... 8

1.4 Batasan Masalah ... 9

1.5 Flowchart ... 9

1.6 Sistematika Penulisan ... 10

BAB II ... 11

LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Pengertian Peta Kerja ... 11

2.2 Jenis Peta Kerja ... 11

2.3 Simbol-simbol Pada Peta Kerja ... 12

2.4 Peta Kerja Keseluruhan ... 13

2.5 Peta Kerja Setempat ... 17

2.6 Therblig ... 19

BAB III ... 21

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA... 21

3.1. Pengumpulan Data ... 21

3.1.1 Stasiun Pemotongan ... 21

3.1.2 Stasiun Drill ... 26

3.1.3 Stasiun Bending ... 30

(5)

v

3.1.4 Stasiun Pengelasan ... 31

3.1.5 Stasiun Pengecetan ... 31

3.1.6 Stasiun Finishing Cover (Pelapisan HPL ... 32

3.1.7 Stasiun Perakitan ... 32

3.2. Pengolahan Data ... 33

3.2.1 Rata – rata waktu siklus dan waktu set up (jika dari setiap stasiun kerja). 33 3.2.2 Skema tata letak untuk semua stasiun kerja ... 37

3.2.3 Skema tata letak secara keseluruhan semua stasiun kerja ... 38

3.2.4 Peta proses operasi dari keadaan sekarang, lengkap dengan perhitungan waktunya (asumsi waktu standar = rata – rata waktu siklus). ... 39

3.2.5 Assembly Chart dari proses pembuatan PLC ... 40

3.2.6 Peta Aliran proses ... 41

BAB IV ... 42

ANALISA ... 42

4.1 Jelaskan dalam tipe produksi apa waktu set up yang sangat berpengaruh (job shop atau mass production). ... 42

4.2 Berdasarkan Peta Proses Operasi yang telah dibuat, hitung perkiraan jumlah masing- masing bahan yang diperlukan untuk membuat PLC sebanyak 100 buah. ... 42

4.3 Lakukan Analisis terhadap peta proses operasi dan buat peta proses operasi usulan berdasarkan analisis tersebut. ... 42

BAB V ... 44

KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

5.1 Kesimpulan ... 44

5.2 Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 3.1 Simbol – simbol ASME ... 12

Gambar 2.4.1 Cara membuat Operation Process Chart ... 14

Gambar 2.4.2 Operation Process Chart ... 15

Gambar 2.5.1 Peta kerja Pekerja dan Mesin ... 18

Gambar 2.6.1 Therblig... 20

Gambar 3.2.2 Skema tata letak semua stasiun kerja... 37

Gambar 3.2.3 Skema tata letak secara keseluruhan stasiun kerja ... 38

Gambar 3.2.4 Peta proses operasi ... 39

Gambar 3.2.5 Assembly Chart ... 40

Gambar 3.2.6 Peta Aliran proses ... 41

Gambar 4.3 Peta Proses Operasi usulan ... 43

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel A Pemotongan Besi Siku Rangka Cover Samping ... 21

Tabel B Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Bawah ... 21

Tabel C Pemotongan Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping ... 22

Tabel D Pemotongan Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping ... 22

Tabel E Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Belakang ... 23

Tabel A Pemotongan Kayu Multiplek Cover Samping ... 23

Tabel B Pemotongan Kayu Multiplek Cover Depan ... 24

Tabel C Pemotongan Kayu Multiplek Cover Belakang ... 24

Tabel A Pemotongan HPL Cover Samping ... 25

Tabel B Pemotongan HPL Cover Depan ... 25

Tabel C Pemotongan HPL Cover Belakang ... 26

Tabel A Drill Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping ... 26

Tabel B Drill Lubang Baut Besi Siku Rangka Cover Depan ... 27

Tabel C Drill Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Belakang... 27

Tabel A Drill Lubang Komponen Kayu Cover Depan ... 28

Tabel B Drill Lubang Baut Cover Samping ... 28

Tabel C Drill Lubang Baut Siku Rangka Cover Depan ... 29

Tabel D Drill Lubang Baut Siku Rangka Cover Depan ... 29

Tabel A Bending Besi Holo Rangka Cover Bawah ... 30

Tabel B Bending Besi Holo Rangka Cover Belakang... 30

Tabel 3.1.4 Pengelasan ... 31

Tabel 3.1.5 Pengecetan ... 31

Tabel 3.1.6 Stasiun Finishing Cover (Pelapisan HPL) ... 32

Tabel 3.1.7 Stasiun Perakitan ... 32

(8)

8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada sebuah perusahaan yang mempunyai proses pembuatan produk yang rumit, terkadang pimpinan perusahaan sulit mengetahui proses yang berlangsung pada perusahaan baik dalam skala kecil (setempat) maupun secara keseluruhan. Pada umumnya semua perbaikan yang dilakukan ditunjukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan. Dengan demikian peta kerja akan merupakan alat yang baik dipakai untuk manganalisa suatu operasi kerja dengan tujuan mempermudah atau menyederhanakan proses kerja yang ada.

Suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja yang sistematis dan jelas biasa disebut Peta Kerja. Informasi-informasi yang diperlukan untuk memperbaiki suatu system kerja dapat didapat kandari Peta-peta Kerja.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana cara membuat suatu peta-peta kerja, Seperti Peta Proses Operasi, Peta Aliran Proses, Assembly Chart, dalam proses pembuatan PLC.

Dan juga bagaimana cara menganalisa dan memperbaiki suati peta proses operasi.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mampu memahami prinsip penggunaan peta dan mampu membuat peta- peta kerja (Peta Proses Operasi, Peta Aliran Proses,Assembly Chart, Peta Tangan Kanan Kiri, dan Peta Manusia – Mesin ) atas suatu system produksi tertentu.

2. Mampu menggunakan peta-peta kerja dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada.

3. Mampu menggunakan peta-peta kerja sebagai analisis perbaikan suatu system kerja.

(9)

9

1.4 Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah pada :

1. Peta – peta kerja yang dibuat keseluruhan adalah peta aliran proses, peta proses operasi & assembly chart.

2. Menghitung rata – rata waktu siklus dan waktu set up dari setiap stasiun kerja pembuatan PLC.

3. Analisis terhadap peta proses operasi dan hanya membuat peta proses operasi usulan.

1.5 Flowchart

(10)

10

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang maksud dan tujuan, latar belakang masalah, Perumusan masalah, Batasan masalah, Flowchart dan sistematika pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORI

Mencakup seluruh teori ringkas serta prinsip yang digunakan untuk membahas masalah ini yang berkaitan dengan kegiatan praktikum.

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Mengumpulkan data – data yang berkaitan dengan peta – peta kerja dan mengolah data tersebut.

BAB IV ANALISIS

Menganalisa dari pengolahan data yang sudah kita buat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Menguraikan secara singkat mengenai praktikum dan penulisan laporan.

(11)

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Peta Kerja

Peta kerja adalah penggambaran urutan kegiatan yang terjadi dalam suatu proses operasional yakni penyelesaian suatu aktivitas dari awal (bahan baku) hingga ke proses akhir (produk jadi). Penggambaran dilakukan menggunakan simbol-simbol tertentu yang telah distandarisasi.

Dari pengertian peta kerja tersebut, terdapat dua kata kunci yang dapat digunakan untuk mudah mengingatnya yaitu “penggambaran urutan kegiatan” dan

“proses operasional“.

2.2 Jenis Peta Kerja

Secara umum, peta kerja dibagi menjadi dua, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat. Apa itu peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat? Simak sebagai berikut.

1. Pengertian Peta Kerja Keseluruhan

Peta kerja keseluruhan adalah suatu peta kerja yang bisa mengungkapkan keadaan nyata suatu proses secara keseluruhan yang kemudian bisa digunakan sebagai alat untuk menganalisa proses kerja yang berlangsung.

2. Pengertian Peta Kerja Setempat

Peta kerja setempat adalah suatu peta kerja yang menggambarkan proses yang terjadi pada suatu stasiun kerja atau departemen yang dapat digunakan untuk menganalisa dan memperbaiki proses kerja yang ada dalam suatu stasiun kerja. Pergerakan pada peta kerja setempat disebut juga dengan micromotion.

Selanjutnya peta kerja keseluruhan dan peta kerja setempat akan dijelaskan dibawah. Namun sebelum itu, mari pahami dulu simbol-simbol pada peta kerja.

(12)

12

2.3 Simbol-simbol Pada Peta Kerja

Simbol yang umum digunakan pada peta kerja adalah simbol yang terstandarisasi menurut ASME (American Society of Mechanical Engineers).

Terdapat 5 simbol pada standar ASME yaitu seperti yang ditampilkan pada gambar berikut.

1. Operation

Kegiatan dimana benda kerja mengalami perubahan sifat, baik fisik maupun kimiawi, mengambil informasi pada suatu keadaan, merakit benda, dan lain sebagainya.

Contohnya adalah proses memaku, mengebor, mengetik, memotong, dan lain- lain.

2. Transport

Kegiatan dimana benda kerja, pekerja, atau perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi.

Gambar 2. 3.1 Simbol – simbol ASME

(13)

13

Contohnya adalah memindahkan barang dengan kereta dorong, mengangkat benda dengan kerekan/katrol, memindahkan dengan tangan/menjinjing benda kerja, dan lain-lain.

3. Inspection

Kegiatan dimana benda kerja atau peralatan mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas.

Contohnya adalah menghitung kecukupan jumlah barang hasil produksi, membaca skala pengukur temperatur, meneliti informasi yang tertulis, dan lain-lain.

4. Delay

Suatu momen/waktu dimana benda kerja, pekerja, atau perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu (biasanya sebentar).

Contohnya adalah pekerja sedang menunggu elevator, kereta dorong yang sedang menunggu barang dari conveyor, dan lain-lain.

5. Storage

Kegiatan dimana benda kerja disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama. Jika benda kerja tersebut akan diambil kembali, biasanya memerlukan suatu prosedur perizinan tertentu.

2.4 Peta Kerja Keseluruhan

Terdapat beberapa macam peta kerja keseluruhan yaitu sebagai berikut.

1. Peta Proses Operasi (OPC – Operation Process Chart)

Peta Proses Operasi adalah peta kerja keseluruhan yang menekankan pada aktivitas produktif sehingga yang simbol-simbol yang digunakan yaitu simbol operasi/inspeksi saja. Penggambaran Peta Proses Operasi dilakukan dengan menggunakan simbol ASME operasi, inspeksi, atau operasi-inspeksi.

(14)

14

Penggambaran aktivitas operasional pada OPC akan dilanjutkan sesuai dengan urutan proses produksi dari stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain.

Umumnya, OPC bisa digunakan sebagai dasar perancangan layout.

Kegunaan Operation Process Chart (OPC) antara lain yaitu:

• Bisa mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya.

• Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku.

• Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik.

• Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai.

• Sebagai alat untuk latihan kerja, dan lain-lain.

Gambar 2.4.1 Cara membuat Operation Process Chart

(15)

15

Berikut adalah contoh Operation Process Chart :

2. Peta Aliran Proses (FPC – Flow Process chart)

Prinsip penggambaran FPC hampir sama dengan penggambaran OPC.

Namun pada penggambaran FPC dilakukan lebih detai dengan mengaplikasikan semua simbol ASME (tidak hanya simbol operasi-inspeksi seperti halnya di OPC).

Karena FPC menggunakan semua simbol ASME, FPC sangat berguna dalam menganalisis “hidden costs” seperti misalnya perpindahan material (transport) dan waktu menunggu/menganggur (delay). Dari peta FPC, kita

Gambar 2.4.2 Operation Process Chart

(16)

16

dapat mengeliminasi elemen proses yang tidak produktif serta perbaikan metode keja dan layout.

Kegunaan Flow Process Chart (FPC) antara lain yaitu:

• Mengetahui aliran bahan atau aktivitas orang mulai dari awal masuk dalam suatu proses sampai aktivitas terakhir.

• Memberikan informasi waktu penyelesaian suatu proses.

• Mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau dilakukan oleh orang selama proses berlangsung.

• Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau metode kerja.

2.1 Diagram Aliran (FD – Flow Diagram)

Flow Diagram merupakan penggamabaran Flow Process Diagram (FPC) dalam bentuk layout. Flow diagram ini sangat berguna karena memberikan gambaran visual yang lebih jelas dari suatu proses.

Kegunaan Flow Diagram (FD) antara lain yaitu:

• Lebih memperjelas suatu Peta Aliran Proses, apalagi jika arah aliran merupakan faktor yang penting.

• Membantu dalam perbaikan tata letak tempat kerja.

2.2 Peta Proses Produk Banyak (MPPC – Multiple Product Process Chart) Multiple Product Process Chart adalah peta kerja yang digunakan untuk menganalisa aliran process dari berbagai macam/banyak produk yang menggunakan mesin proses yang sama tapi dengan urutan proses yang berbeda – beda. Pada penggambaran MPPC, tata letak fasilitas dikelompokkan menurut jenis proses (Process lay-out).Membantu dalam perbaikan tata letak tempat kerja.

(17)

17

2.5 Peta Kerja Setempat

Peta kerja setempat digunakan untuk menganalisis dan memperbaiki proses kerja di sebuah stasiun kerja. Peta kerja setempat menggambarkan hubungan kerja (dalam waktu) antara siklus kerja pekerja dan mesin dalam sebuah sistem manusia-mesin.

Terdapat beberapa macam peta kerja setempat yaitu sebagai berikut.

1. Peta Pekerja dan Mesin

Peta Pekerja dan Mesin adalah peta kerja yang menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin.

Kegunaan Peta Pekerja dan Mesin antara lain yaitu:

• Melihat hubungan antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yg ditangani

• Peningkatan efektifitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja, dengan cara:

– Merubah tata letak tempat kerja

– Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja

– Merancang kembali metoda, mesin dan peralatan

– Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya, menambah mesin bagi seorang pekerja.

(18)

18

Contoh peta kerja Pekerja dan Mesin:

2. Peta Kelompok Kerja

Peta Kelompok Kerja merupakan kumpulan dari beberapa peta aliran proses, dimana setiap peta aliran proses akan menunjukkan satu seri kerja dari seorang operator. Peta Kelompok Kerja menunjukkan beberapa aktivitas dari sekelompok orang yang bekerja bersama-sama dalam suatu proses, dimana satu aktivitas dengan aktivitas lainnya saling bergantungan.

3. Peta Tangan Kanan Tangan Kiri

Peta Tangan Kanan Tangan Kiri adalah peta kerja setempat yang menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan. Selain itu, Peta Tangan Kanan Tangan Kiri juga menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri-dan tangan kanan ketika melakukan suatu pekerjaan.

Gambar 2.5.1 Peta kerja Pekerja dan Mesin

(19)

19

Peta Tangan Kanan Tangan Kiri cocok untuk menggambarkan gerakan yang dilakukan oleh pekerjaan manual yang siklus pekerjaannya berlangsung cepat dan berulang.

Kegunaan Peta Tangan Kanan Tangan Kiri antara lain yaitu:

• Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan

• Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sehingga akan mempersingkat waktu kerja

• Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja

• Sebagai alat untuk melatih pekerja baru dengan cara kerja yang ideal

• Pada penggambaran peta tangan kanan tangan kiri digunakan gerakan therblig yang akan diuraikan berikut ini.

2.6 Therblig

Umumnya terdapat 17 elemen/gerakan Therblig yang digunakan yaitu mencari, memilih, memegang, menjangkau, membawa, memegang untuk memakai, melepas, mengarahkan, mengarahkan sementara, memeriksa, merakit, melepas rakitan, memakai, keterlambatan tak terhindarkan, keterlambatan dapat terhindarkan, merencanakan, dan istirahat. 17 gerakan therblig tersebut tercantum dalam tabel berikut.

(20)

20

Gambar 2.6.1 Therblig

(21)

21

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1.Pengumpulan Data

Rekapitulasi data hasil praktikum.

3.1.1 Stasiun Pemotongan

3.1.1.1 Pemotongan Komponen Besi

A. Pemotongan Besi Siku Rangka Cover Samping

Tabel A Pemotongan Besi Siku Rangka Cover Samping

SET UP PENGUKURAN PROSES

40” 122” 85”

41” 123” 86”

42” 124” 87”

36” 125” 88”

31” 126” 89”

∑=190” ∑=620 ∑=435

B. Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Bawah

Tabel B Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Bawah

SET UP PENGUKURAN PROSES

42” 65” 1368”

43” 66” 1367”

44” 67” 1365”

45” 68” 1366”

46” 69” 1367”

∑=220” ∑=335” ∑=6833”

(22)

22

C. Pemotongan Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping Tabel C Pemotongan Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping

SET UP PENGUKURAN PROSES

65” 82” 163”

66” 83” 164”

67” 84” 165”

68” 85” 166”

69” 86” 167”

∑=335” ∑=420” ∑=825”

D. Pemotongan Besi Siku Rangka Cover Depan

Tabel D Pemotongan Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping

SET UP PENGUKURAN PROSES

65” 60” 89”

64” 61” 90”

65” 62” 91”

66” 63” 92”

67” 64” 93”

∑=327” ∑=310” ∑=455”

(23)

23

E. Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Belakang Tabel E Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Belakang

SET UP PENGUKURAN PROSES

58” 62” 877”

59” 63” 878”

60” 62” 879”

61” 64” 880”

62” 65” 881”

∑=300” ∑=316” ∑=4395”

3.1.1.2 Pemotongan Komponen Kayu Multiplek A. Pemotongan Kayu Multiplek Cover Samping

Tabel A Pemotongan Kayu Multiplek Cover Samping

SET UP PENGUKURAN PROSES

688” 3246” 278”

692” 3240” 272”

691” 3241” 273”

690” 3242” 274”

689” 3243” 275”

∑=3450” ∑=161212” ∑=1372”

(24)

24

B. Pemotongan Kayu Multiplek Cover Depan

Tabel B Pemotongan Kayu Multiplek Cover Depan

SET UP PENGUKURAN PROSES

688” 178” 208”

682” 172” 202”

683” 173” 203”

684” 174” 204”

685” 175” 205”

∑=3422” ∑=872” ∑=1022”

C. Pemotongan Kayu Multiplek Cover Belakang

Tabel C Pemotongan Kayu Multiplek Cover Belakang

SET UP PENGUKURAN PROSES

688” 115” 175”

682” 109” 169”

683” 110” 170”

684” 111” 171”

685” 112” 172”

∑=3422” ∑=557” ∑=857”

(25)

25

3.1.1.3 Pemotongan Komponen Pelapis Cover PLC (HPL) A. Pemotongan HPL Cover Samping

Tabel A Pemotongan HPL Cover Samping

SET UP PENGUKURAN PROSES

11” 16” 94”

5” 10” 88”

6” 11” 89”

7” 12” 90”

8” 13” 91”

∑=37” ∑=62” ∑=452”

B. Pemotongan HPL Cover Depan

Tabel B Pemotongan HPL Cover Depan

SET UP PENGUKURAN PROSES

739” 1711” 3198”

733” 1705” 3192”

734” 1706” 3193”

735” 1707” 3194”

736” 1708” 3195”

∑=3677” ∑=8537” ∑=15972”

(26)

26

C. Pemotongan HPL Cover Belakang

Tabel C Pemotongan HPL Cover Belakang

SET UP PENGUKURAN PROSES

1045” 1300” 2218”

1039” 1294” 2212”

1040” 1295” 2213”

1041” 1296” 2214”

1042” 1297” 2215”

∑=5207” ∑=6482” ∑=11072”

3.1.2 Stasiun Drill

3.1.2.1 Drilling Komponen Besi

A. Drill Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping

Tabel A Drill Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping

SET UP PENGUKURAN PROSES

113” 144” 164”

107” 143” 165”

108” 142” 167”

109” 141” 168”

110” 140” 169”

∑=547” ∑=710” ∑=833”

(27)

27

B. Drill Lubang Baut Besi Siku Rangka Cover Depan Tabel B Drill Lubang Baut Besi Siku Rangka Cover Depan

SET UP PENGUKURAN PROSES

100” 180” 240”

94” 174” 234”

95” 175” 235”

96” 176” 236”

97” 177” 237”

∑=482” ∑=882” ∑=1182”

C. Drill Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Belakang Tabel C Drill Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Belakang

SET UP PENGUKURAN PROSES

402” 894”

403” 893”

404” 892”

405” 891”

406” 890”

∑=2020” ∑=4460”

(28)

28

3.1.2.2 Drilling Komponen Kayu Multiplek A. Drill Lubang Komponen Kayu Cover Depan

Tabel A Drill Lubang Komponen Kayu Cover Depan

SET UP PENGUKURAN PROSES

80” 753”

81” 752”

82” 751”

84” 750”

83” 749”

∑=410” ∑=3755”

B. Drill Lubang Baut Cover Samping

Tabel B Drill Lubang Baut Cover Samping

SET UP PENGUKURAN PROSES

224” 240” 470”

225” 241” 475”

226” 242” 476”

227” 243” 474”

228” 245” 473”

∑=1130” ∑=1211” ∑=2368”

(29)

29

C. Drill Lubang Baut Siku Rangka Cover Depan

Tabel C Drill Lubang Baut Siku Rangka Cover Depan

SET UP PENGUKURAN PROSES

195” 321” 292”

196” 322” 293”

197” 323” 294”

198” 324” 295”

199” 325” 296”

∑=985” ∑=1615” ∑=1470”

D. Drill Lubang Baut Cover Belakang

Tabel D Drill Lubang Baut Siku Rangka Cover Depan

SET UP PENGUKURAN PROSES

14” 296”

15” 297”

16” 298”

17” 299”

18” 300”

∑=80” ∑=1490”

(30)

30

3.1.3 Stasiun Bending

A. Bending Besi Holo Rangka Cover Bawah

Tabel A Bending Besi Holo Rangka Cover Bawah

SET UP PENGUKURAN PROSES

25” 39”

26” 38”

27” 37”

28” 36”

29” 35”

∑=135” ∑=185”

B. Bending Besi Holo Rangka Cover Belakang

Tabel B Bending Besi Holo Rangka Cover Belakang

SET UP PENGUKURAN PROSES

25” 20”

26” 21”

27” 22”

28” 23”

29” 24”

∑=135” ∑=110”

(31)

31

3.1.4 Stasiun Pengelasan

Tabel 3.1.4 Pengelasan

SET UP PENGUKURAN PROSES

269” 16639”

268” 16640”

267” 16641”

266” 16642”

265” 16643”

∑=1335” ∑=83205”

3.1.5 Stasiun Pengecetan

Tabel 3.1.5 Pengecetan

SET UP PENGUKURAN PROSES

328” 612”

329” 613”

329” 614”

330” 615”

331” 616”

∑=1647” ∑=3070”

(32)

32

3.1.6 Stasiun Finishing Cover (Pelapisan HPL

Tabel 3.1.6 Stasiun Finishing Cover (Pelapisan HPL)

SET UP PENGUKURAN PROSES

138” 125” 1648”

132” 119” 1642”

133” 120” 1643”

134” 121” 1644”

135” 122” 1645”

∑=672” ∑=607” ∑=8222”

3.1.7 Stasiun Perakitan

Tabel 3.1.7 Stasiun Perakitan

SET UP PENGUKURAN PROSES

388” 1303”

387” 1304”

386” 1305”

385” 1306”

384” 1307”

∑=1930” ∑=6525”

(33)

33

3.2.Pengolahan Data

3.2.1 Rata – rata waktu siklus dan waktu set up (jika dari setiap stasiun kerja).

3.2.1.1 Stasiun Pemotongan A. Pemotongan Besi

A.1 Pemotongan Besi Siku Rangka Cover Samping - WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 = 1055

5 = 211 - WS Set up = ΣSet up

5 =810

5 = 162 A.2 Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Bawah

- WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =7168

5 = 1434 - WS Set up = ΣSet up

5 =555

5 = 111

A.3 Pemotongan Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping - WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =1245

5 = 249 - WS Set up = ΣSet up

5 =755

5 = 151 A.4 Pemotongan Besi Siku Rangka Cover Depan

- WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =765

5 = 153 - WS Set up = ΣSet up

5 =637

5 = 127

A.5 Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Belakang - WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =4711

5 = 942 - WS Set up = ΣSet up

5 =616

5 = 123

B. Pemotongan Kayu Multiplek

B.1 Pemotongan Kayu Multiplek Cover samping - WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 = 17584

5 = 3516 - WS Set up = ΣSet up

5 =3450

5 = 690

(34)

34

B.2 Pemotongan Kayu Multiplek Cover depan - WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =1894

5 = 379 - WS Set up = ΣSet up

5 =3422

5 = 684 B.3 Pemotongan Kayu Multiplek Cover belakang

- WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =1414

5 = 283 - WS Set up = ΣSet up

5 =3422

5 = 684

C. Pemotongan Komponen Pelapis Cover PLC (HPL) C.1 Pemotongan HPL Cover Samping

- WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 = 514

5 = 103 - WS Set up = ΣSet up

5 =37

5 = 7 C.2 Pemotongan HPL Cover depan

- WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =24509

5 = 4902 - WS Set up = ΣSet up

5 =3677

5 =735 C.3 Pemotongan HPL Cover belakang

- WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =17554

5 = 3511 - WS Set up = ΣSet up

5 =5207

5 =1041

3.2.1.2 Stasiun Drill

A. Drilling Komponen Besi

A.1 Drill Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping - WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 = 1543

5 = 309 - WS Set up = ΣSet up

5 =547

5 =109

A.2 Drill Lubang Baut Besi Siku Rangka Cover Depan - WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =2064

5 = 413 - WS Set up = ΣSet up

5 =482

5 =94

(35)

35

A.3 Drill Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Belakang - WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =4460

5 = 892 - WS Set up = ΣSet up

5 =2020

5 =404

B. Drilling Komponen Kayu Multiplek

B.1 Drill Lubang Komponen Kayu Cover Depan - WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 = 3755

5 = 751 - WS Set up = ΣSet up

5 =410

5 = 82 B.2 Drill Lubang Baut Cover Samping

- WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =3579

5 = 716 - WS Set up = ΣSet up

5 =1130

5 = 226 B.3 Drill Lubang Baut Siku Rangka Cover Depan

- WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =3085

5 = 617 - WS Set up = ΣSet up

5 =985

5 = 197 B.4 Drill Lubang Baut Cover Belakang

- WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =1490

5 = 298 - WS Set up = ΣSet up

5 =80

5 = 16

3.2.1.3 Stasiun Bending

A. Bending Besi Holo Rangka Cover Bawah - WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =185

5 = 37 - WS Set up = ΣSet up

5 =135

5 = 27

(36)

36

B. Bending Besi Holo Rangka Cover Belakang - WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =110

5 = 22 - WS Set up = ΣSet up

5 =135

5 = 27

3.2.1.4 Stasiun Pengelasan

- WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =83205

5 = 16641 - WS Set up = ΣSet up

5 =1335

5 = 267

3.2.1.5 Stasiun Pengecatan

- WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =3070

5 = 614 - WS Set up = ΣSet up

5 =1647

5 = 329

3.2.1.6 Stasiun Finishing Cover (Pelapisan HPL) - WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =8829

5 = 1766 - WS Set up = ΣSet up

5 =672

5 = 134

3.2.1.7 Stasiun Perakitan

- WS proses = ΣPengukuran+ΣProses

5 =6525

5 = 1305 - WS Set up = ΣSet up

5 =1930

5 = 386

(37)

37

3.2.2 Skema tata letak untuk semua stasiun kerja

Gambar 3.2.2 Skema tata letak semua stasiun kerja

(38)

38

3.2.3 Skema tata letak secara keseluruhan semua stasiun kerja

6 7

2 5

3 1

Keterangan :

4 1. Stasiun 1 (Pemotongan)

2. Stasiun 2 (Drill) 3. Stasiun 3 (Bending) 4. Stasiun 4 (Pengelasan) 5. Stasiun 5 (Pengecetan) 6. Stasiun 6 (Finishing cover) 7. Stasiun 7 (Perakitan) Skema Tata Letak Stasiun Kerja Secara Keseluruhan

Gambar 3.2.3 Skema tata letak secara keseluruhan stasiun kerja

(39)

39

3.2.4 Peta proses operasi dari keadaan sekarang, lengkap dengan perhitungan waktunya (asumsi waktu standar = rata – rata waktu siklus).

Gambar 3.2.4 Peta proses operasi

Ringkasan

KeteranganJumlahWaktu

Proses 2440.064

Pemeriksaan- -

Jumlah2440.064

(40)

40

3.2.5 Assembly Chart dari proses pembuatan PLC

Gambar 3.2.5 Assembly Chart

(41)

41

3.2.6 Peta Aliran proses

Gambar 3.2.6 Peta Aliran proses

(42)

42

BAB IV ANALISA

4.1 Jelaskan dalam tipe produksi apa waktu set up yang sangat berpengaruh (job shop atau mass production).

Mass production adalah tipe produksi yang sangat berpengaruh terhadap waktu set up, dikarenakan dalam pembuatan produknya dalam jumlah besar sangat memerlukan waktu untuk persiapan yang matang sebelum melakukan produksi.

Dan juga mengurangi resiko kerusakan atau cacat pada produk yang akan dibuat.

4.2 Berdasarkan Peta Proses Operasi yang telah dibuat, hitung perkiraan jumlah masing- masing bahan yang diperlukan untuk membuat PLC sebanyak 100 buah.

1. Besi Holo : Ranga Bawah 1 buah x 100 = 100 buah Rangka Belakang 1 buah x 100 = 100 buah 2. Besi Siku : Rangka Samping 2 buah x 100 = 200 buah 3. Besi Plat : Rangka Depan 1 buah x 100 = 100 buah 4. Besi plat : Penyangga baut 4 buah x 100 = 400 buah 5. Kayu Multiplek : 1 x 100 = 100 buah 6. HPL cover PLC : 1 x 100 = 100 buah

4.3 Lakukan Analisis terhadap peta proses operasi dan buat peta proses operasi usulan berdasarkan analisis tersebut.

Berdasarkan analisis peta operasi usulan yang bisa ditambahkan ada pada pemeriksaan di beberapa titik proses yang perlu sehingga bisa mengurangi masalah kualitas yang akan terjadi.

(43)

43

• Peta Proses Operasi usulan

Gambar 4.3 Peta Proses Operasi usulan

Ringkasan

KeteranganJumlahWaktu

Proses 2440.064

Pemeriksaan1-

Jumlah2540.064

(44)

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Peta Kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan secara sistematis dan jelas. Peta kerja juga merupakan alat komunikasi secara luas dan sekaligus melalui peta-peta kerja ini kita bisa mendapatkan informasi-informasi yang di perlukan untuk memperbaiki suatu metode kerja. peta – peta kerja merupakan alat komunikasi yantg sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir.

Macam – macam peta kerja yang sudah dipelajari :

• Peta Operasi Proses (OPC)

• Peta Aliran Proses

• Assembly Chart

5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang dapat bermanfaat sebagai acuan dan membangun pada praktikum selanjutnya adalah sebagai berikut :

• Pada saat Pelaksanaa proses operasi sebaiknya mengurangi proses kegiatan yang tidak diperlukan, seperti keadaan menganggur,agar produk dapat di hasilkan dengan baik dan dapat memanfaatkan waktu seefisien mungkin.

• Pada saat pembuatan peta kerja lebih memperhatikan detail sehingga tidak ada proses yang kurang atau terlewat

(45)

45

DAFTAR PUSTAKA

https://informasains.com/edu/post/2021/03/peta-kerja-pengertian-simbol-dan-jenis-peta- kerja/

Maryana (1) & Sri Meutia (2)-2015-PERBAIKAN METODE KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MAN AND MACHINE CHART-Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Ade Suhara-2021-UPAYA PERBAIKAN WAKTU KERJA UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA ( STUDI KASUS DI PERUSAHAAN OTOMOTIF) KARAWANG- Karawang.

(46)

1

LAPORAN PRAKTIKUM

PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI 2 MODUL II

PENGUKURAN WAKTU KERJA

Disusun Oleh : Kelompok XII LABORATORIUM

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKARTA

2022

(47)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Pratikum Sistem Produksi program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana Nama :

1. GHOSY RIDHAN N ( 2070031009 ) 2. JUN DWI HATMOKO ( 2070031012 )

3. AHMAD GHOFUR ( 2070031035 )

4. FAUZAN NUR ROSID ( 2070031036 ) 5. THOMI MUHAMMAD FADHIL ( 2070031023 )

Kelompok : 12

Modul : 2 PENGUKURAN WAKTU KERJA

Jakarta, 24 Mei 2022 Menyetujui,

Kepala Laboratorium Asisten Laboratorium Mesin Industri PSKE2

Ir. Arries Abbas, ST, MM, MT Ainul rizqy NIDN : 03290565505 NIM: 1970031023

Mengetahui, Kepala Program Studi

Teknik Industri

Ir. Florida Butarbutar, MT NIDN: 0310056507

(48)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur bagi Allah SWT. Atas berkat, rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan laporan Praktikum Sistem Produksi.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu praktikum mata kuliah Sistem Produksi, Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana.

Pada kesempatan ini tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kesempatan, bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh:

1.

Ibu Ir. Florida Butarbutar, MT selaku Kepala Prodi, dan Dosen Sistem Produksi, Teknik Industri Universitas Krisnadwipayana, Jakarta.

2.

Kepada seluruh Asisten Laboratorium Sistem Produksi Teknik Industri Universitas Krisnadwipayana, Jakarta.

Di dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan dan juga tidak terlepas dari segala kesalahan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang berisi membangun, sehingga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

Jakarta, 29 Mei 2022

Kelompok 12

(49)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...ii KATA PENGANTAR ...iii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR GAMBAR ... vi DAFTAR TABEL ... ix BAB I... 10 PENDAHULUAN ... 10

1.1 Latar Belakang Masalah ... 10 1.2 Perumusan Masalah ... 11 1.3 Maksud dan Tujuan ... 11 1.1 Batasan masalah ... 11 1.2 Metodeologi Penelitian ... 12 1.3 Sistematika Penulisan ... 13

Bab II ... 14 Landasan Teori... 14

2.1 Pengukuran Waktu Kerja ... 14 Perhitungan Statistik Tentang Pengukuran Waktu ... 15

2.2.2 Nilai rata-rata ... 15 2.2.3 Standar Deviasi ... 15 2.2.4 Standar Deviasi rata-rata sub grup ... 16 2.2.5 Pengujian Keseragaman Data ... 16 2.2.6 Pengujian Kecukupan Data... 17

Penyesuaian dan Kelonggaran ... 18

2.3.2 Metode Persentase... 19

Pengukuran Waktu Normal ... 25 Pengukuran Waktu Baku ... 25

(50)

v

BAB III... 27 Pengumpulan data dan pengolahan data ... 27

pengumpulan data ... 27 3.1.1 stasiun pemotongan ... 27 3.1.2 Stasiun drill ... 38 3.1.3 Stasiun bending ... 45 3.1.4 Stasiun pengelasan ... 47 3.1.5 Stasiun pengecatan ... 48 3.1.6 Stasiun finishing cover (pelapis HPL) ... 49 3.1.7 Stasiun perakitan (assembling pengecekan PLC) ... 50 Pengolahan data ... 51 3.2.1 Pengujian keseragaman data ... 51 3.2.6 Waktu baku dari keseluruhan stasiun kerja hingga menjadi 1 produk PLC

132

BAB IV ... 133

ANALISIS ... 133

BAB V ... 134

KESIMPULAN DAN SARAN ... 134

Dalam pengukuran waktu kerja yang telah di laksanakan dengan

dilakukan dengan menghitung waktu siklus, waktu normal, dan

waktu baku yang di dapat dan menggunakan metode westinghouse

... 134

(51)

vi

DAFTAR GAMBAR

gambar 4. 1 ... 52

gambar 4. 2 ... 53

gambar 4. 3 ... 53

gambar 4. 4 ... 54

gambar 4. 5 ... 54

gambar 4. 6 ... 54

gambar 4. 7 ... 55

gambar 4. 8 ... 55

gambar 4. 9 ... 56

gambar 4. 10 ... 56

gambar 4. 11 ... 57

gambar 4. 12 ... 57

gambar 4. 13 ... 58

gambar 4. 14 ... 58

gambar 4. 15 ... 59

gambar 4. 16 ... 60

gambar 4. 17 ... 60

gambar 4. 18 ... 60

gambar 4. 19 ... 61

gambar 4. 20 ... 61

gambar 4. 21 ... 62

gambar 4. 22 ... 62

gambar 4. 23 ... 63

gambar 4. 24 ... 63

gambar 4. 25 ... 64

gambar 4. 26 ... 64

(52)

vii

gambar 4. 27 ... 65

gambar 4. 28 ... 65

gambar 4. 29 ... 66

gambar 4. 30 ... 66

gambar 4. 31 ... 67

gambar 4. 32 ... 67

gambar 4. 33 ... 68

gambar 4. 34 ... 69

gambar 4. 35 ... 69

gambar 4. 36 ... 69

gambar 4. 37 ... 70

gambar 4. 38 ... 70

gambar 4. 39 ... 71

gambar 4. 40 ... 71

gabar 4. 41... 72

gambar 4. 42 ... 72

gambar 4. 43 ... 73

gambar 4. 44 ... 73

gambar 4. 45 ... 74

gambar 4. 46 ... 75

gambar 4. 47 ... 75

Pengukuran... 75

gambar 4. 48 ... 75

gambar 4. 49 ... 76

gambar 4. 50 ... 76

gambar 4. 51 ... 77

gambar 4. 52 ... 77

gambar 4. 53 ... 78

(53)

viii

gambar 4. 54 ... 78

gambar 4. 55 ... 79

gambar 4. 56 ... 80

gambar 4. 57 ... 80

gambar 4. 58 ... 80

gambar 4. 59 ... 81

gambar 4. 60 ... 81

gambar 4. 61 ... 82

gambar 4. 62 ... 82

gambar 4. 63 ... 83

gambar 4. 64 ... 83

gambar 4. 65 ... 84

gambar 4. 66 ... 84

gambar 4. 67 ... 85

(54)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 PEMOTONGAN RANGKA COVER SAMPING ... 27 Tabel 3. 2 PEMOTONGAN BESI HOLO RANGKA COVER BAWAH... 28 Tabel 3. 3 BESI PLAT PENYANGGA BAUT RANGKA COVER SAMPING ... 29 Tabel 3. 4 PEMOTONGAN BESI RANGKA COVER DEPAN ... 30 Tabel 3. 5 PEMOTONGAN BESI HOLO RANGKA COVER BELAKANG... 31 Tabel 3. 6 pemotongan kayu multiplek... 32 Tabel 3. 7 PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER DEPAN ... 33 Tabel 3. 8 PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK BELAKANG ... 34 Tabel 3. 9 PEMOTONGAN HPL SAMPING ... 35 Tabel 3. 10 PEMOTONGAN HPL COVER DEPAN... 36 Tabel 3. 11 PEMOTONGAN HPL COVER BELAKANG ... 37 Tabel 3. 12 DRILL LUBANG BAUT BESI SIKU RANGKA COVER SAMPING ... 38 Tabel 3. 13 DRILL BEESI PLAT PENYANGGA BAUT COVER SAMPING ...

39

Tabel 3. 14 DRILL LUBANG BAUT BESI HOLO COVER BELAKANG ... 40 Tabel 3. 15 LUBANG BAUT SIKU RANGKA COVER DEPAN ... 41 Tabel 3. 16 LUBANG KOMPONEN KAYU COVERDEPAN ... 42 Tabel 3. 17 DRILL LUBANG BAUT SAMPING ... 43 Tabel 3. 18 DRILL BAUT SIKU RANGKA COVER SAMPING ... 44 Tabel 3. 19 DRILL LUBANG BAUT

BELAKANG………..……….………45 Tabel 3. 20 BENDING BESI HOLO RANGKA COVER BAWAH ... 46 Tabel 3. 21 BENDINGRANGKA COVER BELAKANG ... 47

(55)

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi saat ini perkembangan dunia industri manufaktur dan jasa semakin meningkat, karena itu perusahaan dituntut untuk selalu berkembang supaya bisa terus bertahan dalam menjalankan usahanya. Kegiatan produksi maupun operasi menjadi faktor yang sangat penting bagi sebuah perusahaan oleh sebab itu perusahaan harus memiliki manajemen operasi yang efektif dalam menentukan jumlah pekerja dilihat dari faktor kinerja manpower dan faktor efisiensi waktu proses produksi agar tidak terjadi pemborosan waktu dan biaya yang dapat merugikan perusahaan sehingga perusahaan dapat meningkatkan produktivitas, juga dapat mencapai tingkat produksi yang diharapkan.

Peningkatan produktivitas, kinerja dan kualitas sangat berkaitan erat dengan perencanaan maupun penjadwalan proses produksi melalui perhitungan waktu baku, setelah itu akan diperoleh waktu standar bagi operator atau pekerja sesuai jadwal yang telah ditentukan. Standar waktu inilah yang akan menjadi acuan bagi jumlah produk yang akan di produksi oleh perusahaan.

Dengan praktikum ini menghitung waktu siklus, waktu normal, dan waktu baku untuk mengetahui waktu proses pembuatan PLC

(56)

11

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengukuran kerja pada proses pembuatan PLC?

2. Bagaimana teknik atau metode apa saja yang dipakai pengukuran waktu?

3. Bagaimana cara menghitung waktu siklus, waktu normal, dan waktu baku?

1.3 Maksud dan Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan akhir ini:

1. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui metode yang di pakai pengukuran waktu.

2. Diharapkan mahasiswa mampu atau mengetahui menghitung siklus, waktu normal, dan waktu baku.

3. Diharapkan mahasiswa mampu melakukan pengukuran waktu pada proses pembuatan PLC.

1.1 Batasan masalah

Batasan masalah sebagai berikut :

1. Data yang digunakan data masa lampau (2020), yang akan digunakan (2023) 2. Rekap data yang di gunakan dibuat sendiri menjadi 40 sample pada data real

hanya 1 sample.

(57)

12

1.2 Metodeologi Penelitian

Mulai

Pengambilan Data Referensi Pengkajian

Pembuatan Laporan

Pendahuluan

Asistensi ii

Selesai Responsi Landasan Teori

Pengolahan data

Analisis

Kesimpulan &

Saran Ditolak

Yes

(58)

13

1.3 Sistematika Penulisan

Laporan ini terdiri dari 5 bab dan masing masing bab terbagi dalam subbab yang akan dirinci sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bagian Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Maksud dan tujuan, Batasan Masalah, flowchart, Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini merupakan bagian Landasan Teori yang berisikan teori-teori yang berisi tentang rancang bangun sistem informasi perencanaan produksi.

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini berisikan tentang metode, instrumen, dan cara pengumpulan data yang dilakukan, serta pengolahan data yang dilakukan dengan metode westinghouse.

BAB IV ANALISIS

Pada bab ini diuraikan mengenai penjelasan lebih lanjut tentang hasil yang diperoleh dari proses pengolahan data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Memaparkan hasil penelitian dan saran yang berkaitan dengan penulisan laporan.

(59)

14 Bab II Landasan Teori

2.1 Pengukuran Waktu Kerja

Pengukuran waktu kerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan melakukan pengamatan dengan objek yaitu pekerja hingga memperoleh waktu kerja setiap prosesnya, menghitung waktu siklus dengan memakai peralatan yang sesuai (Ginting, 2009). Data dari hasil pengamatan yang bisa diukur yaitu waktu siklus pekerjaan, dengan waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan mulai bahan awal proses didalam unit proses hingga unit keluar. Pada dasarnya pengukuran waktu tergolong menjadi dua bagian yaitu (Ginting, 2009):

1. Melakukan pengukuran waktu yang dilakukan dalam keadaan langsung dengan pengukuran dilokasi pekerjaan dengan kegiatan pekerjaan tersebut mulai dijalankan,untuk metode pengukuran pengambilan langsung bisa dibagi menjadi dua, diantaranya (Ginting, 2009):

a. Metode sampling pekerjaan

Pengamat tidak harus terus menerus berada di lokasi kerja, tetapi melakukan kegiatan pengamatan sekali kali yang telah ditentukan dengan cara random/acak. Karena dalam satu hari kerja akan dibagi satuan waktu yang besarnya bisa ditentukan pengukur .

b. Metode waktu jam henti/stopwatch

Dalam pengukuran jam henti bisa dilakukan tiga cara (Ginting, 2009):

Dengan metode mengulang (snap back method), merupakan aktivitas pengukuran waktu dengan secara mengulang, stopwatch dapat

dijalankan

hingga akhir bagian kerja diamati dan ditulis. Untuk bagian mengukur proses lainnya stopwatch dikembalikan ketitik nol

(60)

15

Metode kontinue (continious method), pada awalnya stopwatch dinyalakan dan pengamatan dari awal proses kerja sampai selesai. pengamat dan pencatatan waktu kumulatif”digunakan dalam proses kerja.

Metode akumulatif (accumurlative method), adalah pengukuran waktu dengan menggunakan dua stopwatch dengan cara digabung, apabila stopwatch pada awalnya disiapkan, maka stopwatch yang kedua terhenti dengan otomatis dan sebaliknya. Pengukuran waktu dengan cara akumulatif kemungkinan dibaca langsung dengan masing- masing bagian kerja.

2. Pengukuran waktu secara tidak langsung adalah pengukuran waktu yang telah tidak harus berada langsung dilokasi kerja. tetapi bisa dilaksanakan dengan cara melihat grafik atau tabel yang tersedia, dengan catatan harus memahami jalannya produksi yang sedang diproses dengan elemen-elemen gerakan, contohnya data waktu baku.

(61)

15

Perhitungan Statistik Tentang Pengukuran Waktu

2.2.1 Sub Grup

Sub grup berfungsi untuk menentukan dan memperlihatkan Batas Kontror Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB), sub grup adalah hasil dari pengumpulan data-data hasil pengamatan (Ginting, 2009).

2.2.2 Nilai rata-rata

Nilai rata-rata merupakan nilai yang menunjukan bagaimana suatu data itu ke suatu ukuran atau nilai tertentu. Rumus yang digunakan sebagai berikut (Sutalaksana, 2006):

2.2.3 Standar Deviasi

Standar deviasi merupakan nilai yang mengetahui besar perbedaan dari nilai sekumpulan data terhadap nilai rata-ratanya. Rumus yang

digunakan sebagai berikut (Sutalaksana, 2006):

σ = (𝑘/𝑠√Ʃ(𝑥𝑖 − 𝑥=) 𝑁 − 1 )2

Dimana:

𝜎 : standar deviasi 𝑋̿ : rata-rata subgroup Xi : nilai dari data N : populasi dari data

(62)

16

2.2.4 Standar Deviasi rata-rata sub grup

Standar deviasi rata-rata sub grup didapatkan dari standar deviasi dibagi dengan subgrup yang terbentuk. Rumus yang digunakan sebagai berikut (Sutalaksana, 2006):

σ 𝑥 = σ

√𝑛

Dimana:

: standar deviasi subgroup 𝜎 : standar deviasi

n : jumlah subgroup yang terbentuk

2.2.5 Pengujian Keseragaman Data

Bertujuan guna memastikan datanya seragam agar tidak muncul dan tidak disadari, jadi diperlukan sistem untuk mengetahui

ketidakseragaman data-data yang didapatkan menggunakan peta kontrol (Sutalaksana, 2006). Pada umumnya seluruh data yang diperoleh dimasukkan pada peta lalu dibuat batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Data bias dikatakan seragam apabila data harus berada dalam batas kedua control, dikatan tidak seragam jika diluar batas kontrol.

𝐵𝐾𝐴 = 𝑋̿ + 3𝜎𝑥

𝐵𝐾𝐵 = 𝑋̿ − 3𝜎𝑥

Keterangan : BKA : batas kontrol atas BKB : batas

(63)

17

kontrol bawah

2.2.6 Pengujian Kecukupan Data

Uji kecukupan data adalah guna menentukan semua data yang akan didapatkan dan diperlihatkan dalam catatan akhir bisa dikatakan sesuai dan cukup secara obyektif (Ginting, 2009). Namun uji kecukupan data digunakan untuk menjamin agar karakteristik populasi sudah

digambarkan oleh karakteristik yang digunakan, tetapi idealnya semakin banyak jumlah pengamatan maka hasil yang diinginkan akan lebih terlihat dan juga usaha/biaya yang dibutuhkan tentu semakin banyak.

Rumus yang diigunakan yaitu:

𝑁 = (𝑘/𝑠√𝑁 ∑ 2 − (∑ 𝑥𝑋 )2

∑ 𝑥 )2

Keterangan:

k = Tingkat keyakinan s = Derajat ketelitian N= Jumlah data pengamatan N’=

Jumlah data teoritis X = data pengamatan

(64)

18

Penyesuaian dan Kelonggaran 2.3.1 Faktor Penyesuaian

Faktor penyesuaian adalah untuk menjaga dan menormalkan kerja yamg ditunjukan oleh operator. Setelah pengukuran berlangsung, jika tidak wajar dapat terjadi contohnya bekerja tidak ada keseriusan yang ditunjukan oleh operator (sutalaksana, 2006). Faktor penyesuaian pada pengukuran waktu kerja digunakan dengan menentukan waktu normal hingga operator yang berada dalam proses tertentu .

Apabila terjadi hal yang tidak wajar pengukur perlu mengetahui serta memberi nilai dengan kondisi yang terjadi. sehingga berdasarkan hal tersebut perlu penyesuaian dilakukan. Biasanya penyesuaian tentukan apabila pengukur memperoleh waktu rata- rata siklus yang kerjakan dengan cepat dan tidak wajar oleh operator, sehingga harga rata-rata siklus menjadi wajar, pengukur disarankan untuk menormalkan dengan adanya

penyesuaian.

Untuk mendapatkan hasil yang tepat dalam pengukuran, pengukur dapat melihat bagaimana proses kerja operator yang bisa dikatakan normal, contohnya apabila pengalaman operator memiliki pengalaman semakin terbuka fokusnya dalam proses bekerja. Sehingga akan memudahkan konsep wajar tanpa bekerja berlebihan sepanjang hari, mengetahui dan memahami proses kerja sesuai prosedur, dan memperlihatkan keseriusan dalam kegiatan bekerja

Menurut iftikar z.sutalaksana (2006)”Biasanya penyesuaian dilakukan dengan mengalikan waktu siklus rata-rata atau waktu elemen rata-rata dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuaian. Besarnya harga p tentunya

sedemikian rupa sehingga hasil perkalian yang diperoleh mencerminkan waktu

(65)

19

yang sewajarnya atau normal. Bila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja di atas normal maka harga p nya akan lebih besar dari satu (p>1);

sebaliknya jika operator dipandang bekerja di bawah normal maka harga p akan lebih kecil dari satu (p<1). Seandainya pengukur berpendapat bahwa operator bekerja dengan wajar maka harga p nya sama dengan satu (p=1).”

2.3.2 Metode Persentase

Metode persentase adalah proses awal yang sering dilakukan untuk

melangsungkan penyesuian. Tingginya faktor penyesuaian akan diketahui oleh pengukur saat berlangsungnya kegiatan pengukuran (Sutalaksana, 2006).

Sehingga sesuai dengan adanay hasil pengukuran untuk menentukan harga p, maka hasil pengukuran waktu normal dikalikan dengan waktu siklus..

2.3.3 Metode Shumard

Metode shumard adalah memberikan cara untuk mendapatkan patokan- patokan penilaian melalui kelas-kelas kinerja yang memiliki nilai masing- masing (Sutalaksana, 2006). Dalam pengukuran ini, pengukur diberi standar untuk menilai kegiatan kerja operator menurut kelas-kelas seperti, super fast, fast +, fast , fast – , excelent, good +, good, good -, normal, fair+, fair, fair -, poor.

2.3.4 Metode Westinghouse

Metode westinghouse adalah untuk mempertimbangkan emapt faktor untuk mengevaluasi kemampuan kerja operator dengan keterampilan dan

kesetabilan. Yaitu kemampuan atau skill dapat diartikan sebagai kesigapan dalam melakukan metode

yang telah ditentukan, usaha, kondisi kerja, dan konsentrasi. faktor terbagi

(66)

20

dalam level berbeda dan nilai secara satu persatu. (Sutalaksana, 2006).

Berlatih seamkin menambah kemampuan, tetapi hanya sebatas level tertentu.

Untuk mendapatkan hasil maksimal yang diperoleh dan diberikan pada pekerja yang bersangkutan. kemampuan dapat menurun jika sudah terlalu sering tidak melakukan kegiatan kerja dan kelelahan yang sangat berlebihan serta faktor lingkungan. Untuk keperluan penyesuaian, kemampuan terdiri enam level, diantaranya sebagai berikut (Sutalaksana,2006):

Super skill:

a. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya.

b. Bekerja dengan sempurna.

c. Tampak seperti telah terlatih dengan baik.

d. Gerakannya halus tapi sangat cepat sehingga sulit sekali untuk diikuti.

e. Kadang-kadang terkesan tidak’berbeda”dengan “gerakan”mesin.

f. Perpindahan dari satu elemen pekerjaan keelemen pekerjaan lainnya tidak terlampau terlihat karena lancar.

g. Tidak terkesan adanya gerakan•gerakan berpikir dan

merencanakan tentang apa yang akan dikerjakan (sudah sangat otomatis).

h. Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerja yang bersangkutan adalah pekerja yang sangat baik.

Excellent skill:

a. Percaya diri.

b. Kelihatan cocok sama pekerjaannya.

c. Kelihatan dangat terlatih

d. Melakukan pekerjaan dengan teliti dan detail.

e. Mengerjakan sesuai prosedur .

(67)

21

f. Memakai alat dengan baik.

g. Melakukan pekerjaan dengan sangat cepat.

h. Bekerja cepat dengan rapih.

Good skill:

a. Kualitas hasil baik.

b. Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerjaan pada umumnya.

a. Dapat memberi petunjuk•petunjuk pada pekerjaan lain yang keterampilannya lebih rendah.

c. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap.

d. Tidak memerlukan banyak pengawasan.

e. Tiada keragu-raguan.

f. Bekernya stabil

g. Gerakan terkoordinasi dengan baik.

h. Gerakannya cepat.

Average skill:

a. Terlihat adanya kepercayaan pada diri sendiri.

b. Gerakannya tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.

c. Tampak sebagai pekerja yang cakap.

d. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaannya.

e. Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik.

f. Gerakannya cukup menunjukan tidak ada keragu-raguan.

g. Bekerjanya secara teliti.

h. Secara keseluruhan cukup memuaskan.

(68)

22

Fair skill:

a. Memahami tetapi belum terlatih sempurna.

b. Tidak terlalu mengenal peralatan.

c. Adanya perencanaan seblm mulai kerja.

d. Tidak percaya diri terhadap kemampuan sendiri.

e. Mengetahui apa yang harus dilakukannya tetapi tampak tidak selalu yakin.

f. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan•kesalahan sendiri.

g. Kurang memahmi pekerjaan, tetapi ditempatkan dibagian yagn kurang dipahami.

h. Bilamana bekerja kurang serius dan focus ouput yang dihasilkan tidak baik.

i. Tidak memikirkan lebih jauh untuk menjalankan sesuatu alat.

Poor skill:

a. Kurang bisa focus terhadap pekerjaan.

b. Pergerakan cenderung kaku.

c. Merasa kurang yakin terhadap gerakannya.

d. Kurang terlatih terhadap bagian yang diberikan.

e. Merasa tidak cocok dalam melakukan gerakan kerja.

f. perlihatkan kebingungan saat melakukan kegiatan kerja.

g. Kurang merasa percaya diri.

h. Terlalu banyak melakukan kesalahan.

i. Belum bisa mengambil keputusan sendiri.

Berusaha atau effort menampilkan keterampilan dengan kelebihan berbeda- beda. Hal yang perkirakan akan ditunjukkan tentang usaha pada tingkat keuletan yang dimiliki atau diberikan oleh operator saat melaksanakn

pekerjaan. Untuk berusaha atau effort, metode westinghouse membagi dengan beberapa tingakan dengan ciri-ciri, yaitu:

(69)

23

Excessive effort:

a. Melakukan sangat berlebihan.

b. Terlalu bersungguh-sungguh, tetapi tidak memperhatikan kesehatan.

c. Pergerakan yang ditimbulkan tidak bisa dipertahankan dengan waktu panjang.

Excellent effort:

a. Sangat memperlihatkan kecepatan kerjanya yang tinggi.

b. pergerakan yang lebih “ekonomis” dari operator yang lain.

c. selalu mementingkan pekerjaan.

d. Bayak memberi masukan.

e. Menerima kritikan dan pentunjuk seseorang.

f. Mempercayai kelebihan pengukran waktu..

Good effort:

a. Bekerja dengan sesuai prosedur.

b. Waktu untuk santai sangat sedikit.

c. Focus terhadap apa yang dikerjakan.

d. Bekerja dengan rasa bagga.

e. Kecepatan membaik dan stabil sepanjang hari.

f. Percaya pada kebaikan waktu pengukuran waktu

Average effort:

a. Melakukan pekerjaan selalu staabil.

b. Mendengarkan saran tetapi tidak dipatuhi.

c. Persiapan dilakukan dengan saip.

d. Membuat perencanaan sebelum bekerja.

(70)

24

Fair effort:

a. Kesal ketika diberi saran.

b. Sering melamun dan tidak focus saat bekerja.

c. Tidak ada keseriusan untuk bekerja.

d. Kelihatan lemas dan asal-asalan.

e. Selalu menyimpang dari prosedur yang ditetapkan.

f. Menggunakan alat kerja dengan kurang baik.

g. Memperlihatkan kurang yakin dalam bekerja.

Poor effort:

a. Selalu membuang waktu kerja.

b. Tidak ada niat untuk bekerja.

c. Menolak diberi saran.

d. Sering malas dan lemas.

e. Sering melakukan pergerakn tidak perlu untuk menggunakan peralatan.

f. Area kerjanya selalu berantakan.

2.3.1. Faktor Kelonggaran (Allowance)

Faktor kelonggaran berguna untuk memberikan kesempatan pada operator agar melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan , maka waktu baku diperoleh dapat bisa disebut data-data waktu pekerja yang cukup dan memenuhi sistem kerja yang diamati, faktor kelonggaran diantaranya:

a. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi

b. Kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah (fatique) c. Kelonggaran yang tidak dapat dihindarkan

Menentukan faktor kelonggaran dengan meyesuaian dilakukan bersama, sehingga bisa dirasakan seimbang, baik dari pihak operator dan pihak

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Antropometri secara luas dapat digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan atau desain produk maupun sistem kerja yang akan digunakan manusia.Dengan

Peta Aliran Proses merupakan suatu diagram yang menunjukkan urutan- urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan penyimpanan yang terjadi selama satu

Berisikan teori-teori yang berkaitan tentang penulisan Laporan Akhir Analisis dan Pengukuran Kerja mengenai peta-peta kerja (Minimal 6 halaman dan 3

operator]; peta kelompok kerja [berapa # operator yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah rangkaian proses secara efektif‐efisien]. Peta dibuat untuk menganalisa kondisi

Puji syukur dengan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul ajar yang berjudul Praktikum Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi 2. Modul ini disusun dengan

Peta kendali adalah perangkaat statistik yang memungkinkan suatu organisasi untuk mengetahui dan memantau konsistensi suatu proses atau produk yang dihasilkan

KESIMPULAN Suatu desain produk harus berpusat pada pemakainya (human centered), sehingga untuk mendapatkan sikap kerja yang lebih dinamis diperlukan desain stasiun kerja

Sementara itu, peta aliran proses memiliki pengertian lain yaitu merupakan suatu diagram yang menunjukkan urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu, dan