• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTER KERJA DAN ERGONOMI BAB I PETA PETA KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTER KERJA DAN ERGONOMI BAB I PETA PETA KERJA"

Copied!
270
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

PERANCANGAN SISTER KERJA DAN ERGONOMI BAB I

PETA PETA KERJA

D

isusun Oleh :

1. MUHAMMAD ARDI (2070031001)

2. ADAM SAIFUL ISLAM (2070031020)

3. DIMAS NIHE (2070031008)

4. MUHAMAD IQBAL (2070031003)

5. DZAKI RAIFUDIN (2070031018)

6. SONYA DIALNALDO SAPUTRA (2070031011)

7. NUR FITRI AMIEN (1970032018)

LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKARTA

2022

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum ini telah dibuat oleh :

Nama : Muhammad Ardi

NIM : 2070031001

Program Studi : PSKE 2

Fakultas/Universitas : Universitas Krisna Dwipayana Waktu pelaksanaan : 22 Mei 2022

Judul : Peta peta kerja

Telah diperiksa dan disetujui untuk diberikan penilaian yang sebagaimana mestinya.

Kepala Laboratorium Asisten

Laboratorium Laboratorium

Aries Abbas, S.T,M.M Ainul Rizqi NIDN : 03290565505 NIM : 1970031023

Mengetahui Kepala Program Studi

Teknik Industri

Ir. Florida Butarbutar NIDN : 0310056507

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dengan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul ajar yang berjudul Praktikum Sistem Produksi. Modul ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman praktikan tentang Sistem Produksi.

Struktur modul ini terdiri dari tujuan praktikum, uraian materi yang ada didalam praktikum, dan pengaplikasian materi yang ada didalam praktikum tersebut. Tujuan pembelajaran digunakan untuk mengetahui arah atau tujuan mempelajari materi tertentu. Uraian materi digunakan untuk pemberian informasi/

pengetahuan kepada praktikan. Uraian materi tersebut meliputi “PETA-PETA KERJA”. Apa yang telah dituangkan dalam tulisan ini tidak luput dari kesalahan baik disengaja ataupun tidak disengaja, sehingga penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun yang diberikan untuk evaluasi penulisan modul praktikum ini. Besar harapan penulis agar hasil dari penulisan modul praktikum Sistem Produksi ini dapat bermanfaat.

(4)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 1

1.3 Maksud dan Tujuan ... 1

1.4 Batasan Masalah... 2

1.5 Flowchart ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II ... 5

2.1 Definisi peta kerja ... 5

2.2 Macam-macam peta kerja... 5

2.3 Lambang-lambang yang digunakan ... 6

2.4 Peta-peta Kerja Keseluruhan ... 6

2.5 Peta Kerja Setempat ... 11

2.6 WAKTU SIKLUS, WAKTU NORMAL, DAN WAKTU BAKU ... 14

BAB III ... 18

3.1 Pengumpulan Data ... 18

3.2 Pengolahan Data ... 26

BAB IV ... 40

BAB V ... 42

5.1 Kesimpulan ... 42

5.2 Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 43

(5)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pemotongan Besi Siku Rangka Cover Samping...18

Tabel 3.2 Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Bawah... 18

Tabel 3.3 Pemotongan Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping...18

Tabel 3.4 Pemotongan Besi Siku Rangka Cover Depan...19

Tabel 3.5 Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Belakang...19

Tabel 3.6 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Samping...19

Tabel 3.7 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Depan...20

Tabel 3.8 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Belakang...20

Tabel 3.9Pemotongan HPL Cover Samping...20

Tabel 3.10 Pemotongan HPL Cover Depan...21

Tabel 3.11 Pemotongan HPL Cover Belakang...21

Tabel 3.12 Drill Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping...21

Tabel 3.13 Drill Lubang Baut Besi Siku Rangka Cover Depan...22

Tabel 3.14 Drill Lubang Baut Besi Hollo Rangka Cover Belakang...22

Tabel 3.15 Drill Lubang Komponen Kayu Cover Depan...22

Tabel 3.16 Drill Lubang Baut Cover Samping...23

Tabel 3.17 Drill Lubang Baut Siku Rangka Cover Depan...23

Tabel 3.18 Drill Lubang Baut Cover Belakang...23

Tabel 3.19 Banding Besi Hollo Rangka Cover Bawah...24

Tabel 3.20 Banding Besi Hollo Rangka Cover Belakang...24

Tabel 3.21 Data Pengelasan Rangka Cover...24

Tabel 3.22 Data Pengecatan Cover...25

Tabel 3.23 Data Finishing Cover...25

Tabel 3.24 Data Perakitan (Assembling dan Pengecekan PLC)...25

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam melakukan setiap pekerjaan, seorang pekerja yang baik harus mampu menciptakan suatu sistem kerja yang optimal dalam melakukan pekerjaan agar pekerjaan tersebut dapat menghasilkan produk dengan biaya minimum namum kualitas maksimum. Selain itu, pekerja bisa melakukan perbaikan sistem kerja yang paling baik dari beberapa sistem kerja yang telah diajukan dengan mempelajari perancangan sistem kerja supaya tujuan utama ketika bekerja dapat dicapai.

Peta-peta kerja merupakan alat komunikasi yang sistematis dan logis guna menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku), kemudian menggambarkan semua langkah yang dialaminya, seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi, baik produk lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk lengkap.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana cara membuat peta-peta kerja (Peta Proses Operasi, Peta Aliran Proses, Assembly Chart, Peta Tangan Kanan Kiri, dan Peta Manusia Mesin) atas suatu mesin produksi tertentu.

2. Menghitung rata-rata waktu siklus kerja, set-up, dan proses dari pembuatan PLC.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mampu memahami penggunaan peta-peta kerja.

(8)

2

2. Bagaimana cara membuat peta-peta kerja (Peta Proses Operasi, Peta Aliran Proses, Assembly Chart, Peta Tangan Kanan Kiri, dan Peta Manusia Mesin) atas suatu mesin produksi tertentu.

3. Melatih kemampuan menggunakan peta-peta kerja dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada.

4. Melatih dalam menggunakan peta-peta kerja sebagai alat analisis perbaikan sistem kerja

1.4 Batasan Masalah

Agar permasalahan tidak terlalu luas ruang lingkupnya, makan penulis membatasi masalah pada :

1. Peta-peta kerja keseluruhan yang dibuat adalah Peta Aliran Proses, Diagram Aliran, Peta Proses Operasi, dan Peta-peta kerja setempat yang dibuat yaitu Peta Tangan Kanan Tangan Kiri.

(9)

3

1.5 Flowchart

1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang maksud dan tujuan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah dan sistematika pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORI

Mencakup seluruh teori ringkas serta prinsip yang digunakan untuk Membahas masalah ini yang berkaitan dengan kegiatan praktikum.

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Merekapitulasi data hasil praktikum dan menghitung data waktu siklus dan waktu set-up.

BAB IV ANALISIS

(10)

4

Menganalisis semua yang telah diolah pada BAB III dan menghitung perkiraan jumlah bahan yang diperlukan untuk membuat PLC 100 serta melakukan analisis terhadap Peta Proses Operasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Menguraikan secara singkat mengenai praktikum dan penulisan laporan.

DAFTAR PUSTAKA

(11)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi peta kerja

Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan secara sistematis dan jelas, bahkan informasi yang terkandung dalam suatu peta kerja dapat dipakai sebagai bahan untuk merancang atau memperbaiki sistem kerja. Dengan peta-peta kerja tersebut dapat dilihat semua langkah atau kejadian-kejadian yang dialami oleh suatu obyek (benda kerja) sejak awal suatu proses sampai pada proses penghasilan produk.

2.2 Macam-macam peta kerja

Pada dasarnya peta-peta kerja ini sekarang dibagi dalam dua kelompok besar berdasarkan kegiatannya, yaitu peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisa kegiatan kerja setempat. Dalam hal ini tentunya kita harus membedakan antara kegiatan kerjan keseluruhan apabila kegiatan kerja tersebut melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan.

Sedangkan suatu kegiatan disebut kerja setempat apabila kegiatan kerja tersebut terjadi dalam suatu stasiun kerja yang biasanya hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah terbatas. Masing-masing peta kerja yang akan dibahas berikuti ini semuanya termasuk dalam kelompok diatas, antara lain kelompok kegiatan kerja keseluruhan, yaitu Peta Proses, Peta Aliran Proses, Peta Aliran Proses Kelompok Kerja dan Diagram Aliran. Kemudian kegiatan kerja, yaitu Peta Kerja dan mesin, serta Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan. Keenam peta-peta kerja diatas merupakan peta yang palig banyak digunakan dan akan dibahas secara lengkap dan dalam tulisan ini.

(12)

6

2.3 Lambang-lambang yang digunakan

2.4 Peta-peta Kerja Keseluruhan

Peta Kerja Keseluruhan adalah suatu peta kerja yang bisa mengungkapkan keadaan nyata suatu proses secara keseluruhan yang kemudian bisa digunakan sebagai sebagai alat untuk menganalisa proses kerja yang berlangsung.

2.4.1 Peta Proses Operasi

Peta Proses Operasi adalah peta pekerjaan yang keseluruhan yang menekan pada aktivitas produktif sehingga yang simbol-simbol yang digunakan yaitu simbol operasi/inspeksi saja.

(13)

7

2.4.2 Peta Aliran Operasi

Peta Aliran Operasi adalah suatu diagram yang menunjukan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung. Di dalamnya dimuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan yang terjadi. Waktu biasanya dinyatakan dalam jam atau menit sementara jarak perpindahan basanya dinyatakan dalam meter.

(14)

8

2.4.3 Peta Proses Regu Kerja

Peta Proses Regu Kerja merupakan kumpulan dari beberapa peta aliran proses dimana tiap peta aliran proses tersebut menunjukan suatu seri kerja dari seorang operator. Peta Proses Regu Kerja digunakan untuk menunjukan beberapa aktivitas dari sekelompok yang bekerja bersama-samaan dalam suatu proses, dimana aktivitas yang satu saling bergantungan dengan aktivitas lainnya. Sehingga dalam Peta Proses Regu Kerja.

(15)

9

2.4.5 Assembly Chart

Assembly Chart merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara komponen-komponen yang dirakit menjadi sebuah produk. Assemblt Chart bermanfaat menunjukan komponen penyusun suatu produk untuk menjelaskan urutan komponen-komponen tersebut.

(16)

10

2.4.6 Diagram Aliran

Diagram Aliran merupakan suatu gambaran menurut skala, dari susunan lantai dan gedung yang menunjukan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam Peta Aliran Proses. Aktivitas yang pergerakan suatu material atau orang dari suatu tempat ke tempat berikutnya dinyatakan oleh garis aliran dalam diagram tersebut.

Arah aliran digambarkan oleh anak panah kecil pada garis aliran tersebut.

(17)

11

2.5 Peta Kerja Setempat

Peta Kerja Setempat digunakan untuk menganalisis memperbaiki proses kerja di sebuah stasiun kerja. Peta kerja setempat menggambarkan hubungan kerja (dalam waktu) antara siklus kerja pekerja dan mesin dalam sebuah sistem manusia-mesin.

2.5.1 Peta Kerja dan Mesin

Peta Kerja dan Mesin adalah peta kerja yang menggambarkan koordinasi antara waktu bekerja dan waktu dan menganggur dari kombinasi antara pekerja dan mesin.

Kegunaan Peta Kerja dan Mesin antara lain yaitu :

(18)

12

1. Melihat hubungan antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditangani.

2. Pengingkatan efektivitas penggunaan dan perbaikan keseimbangan kerja dengan cara :

- Merubah tata letak tempat kerja.

- Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja.

- Merancang kembali metode, mesin dan peralatan.

- Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya, menambah sebuah mesin bagi pekerja.

Lambang-lambang yang digunakan :

(19)

13

Contoh Peta Kerja dan Mesin:

2.5.2 Peta Tangan Kiri Tangan Kanan

Peta Tangan Kiri Tangan Kanan adalah peta kerja setempat yang menggambarkan semua gerakan saat bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan.

Selain itu, Peta Tangan Kanan Tangan Kiri juga menunjukan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada Tangan Kiri Tangan Kanan ketika melakukan suatu pekerjaan.

Kegunaan Peta Tangan Kanan Tangan Kiri antara lain yaitu : - Menyeimbangkan gerakan kedua tangan dan mengurangi kelelahan.

- Menghilangkan atau mengurangi gerakan-gerakan yang tidak efisien dan tidak produktif, sehingga mempersingkat waktu kerja.

- Sebagai alat untuk menganalisa tata letak stasiun kerja.

(20)

14

- Sebagai alat untuk melatih pekerja baru dengan cara kerja yang ideal.

Contoh Peta Tangan Kanan Tangan Kiri:

2.6 WAKTU SIKLUS, WAKTU NORMAL, DAN WAKTU BAKU

2.6.1 Waktu Siklus

Waktu Siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan berturut-turut, asumsikan konstan untuk semua pertemuan. Dapat dikatakan waktu siklus, merupakan hasil pengamatan secara langsung yang tertera dala stopwatch.

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan elemen- elemen kerja pada umumnya kan sedikit berbeda dengan dari siklus ke siklus kerja sekalipun operator bekerja pada kecepatan normal dan uniform, tiap-tiap elemen dalam siklus yang berbeda

(21)

15

tidak selalu akan bias disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu diantaranya bias terjadi karena perbedaan didalam menetapkan saat mulai dan berkahirnya suatu elemen kerja yang seharusnya dibaca dari stopwatch.

Waktu siklus dihitung dengan menggunakan rumus:

Dimana:

X = Waktu Siklus x = Waktu Pengamatan

n = Jumlah pengamatan yang dilakukan.

2.6.2 Waktu Normal

Waktu normal merupakan waktu kerja yang telah mempertimbangkan faktor penyesuaian. yaitu waktu siklus rata-rata dikalikan dengan factor prnyesuaian. Didalam praktek pengukuran kerja maka metoda penerapan rating performance kerja operator adalah didasarkan pada satu factor tunggal yaitu operator speed,space atau tempo. Sistem ini dikenal sebagai “performance Rating/speed Rating)”. Rating Faktor ini umumnya dinyatakan dalam persentase persentase(%) atau angka decimal ,Dimana Performance kerja normal akan sama dengan 100% atau 1,00.

Rating factor pada umumnya diaplikasikan untuk menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari pengukuran kerja akibat tempo atau pkecepatan kerja operator yang berubah- ubah.Untuk maksud ini , maka waktu normal dapat diperoleh dari rumus berikut:

(22)

16

Nilai waktu yang diperoleh disini masih belum bias kita tetapkan sebagai waktu baku untuk penyelesaian suatu operasi kerja,karena disini factor-faktor yang berkaitan dengan waktu kelonggaran (Allowance Time) agar operator bekerja sebaik- baiknya masih belum dikaitkan.

2.6.3 Waktu Baku

Waktu standar adalah waktu yang sebenarnya digunakan operator untuk memproduksi satu unit dari data jenis produk.

Waktu standar untuk setiap part harus dinyatakan termasuk toleransi untuk beristirahat untuk mengatasi kelelahan atau untuk factor-faktor yang tidak dapat dihindarkan. Namun jangka waktu penggunaannya waktu standard ada batasnya.

Rumus waktu baku:

(23)

17

(24)

18

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Pengumpulan Data 3.1.1 Stasiun Pemotongan

3.1.1.1 Pemotongan Komponen Besi

A. Pemotongan Besi Siku Rangka Cover Bawah Tabel 3.1 Pemotongan Besi Siku Rangka Cover Samping

Set-up Pengukuran Proses

40 122 85

35 120 81

36 120 89

37 120 83

38 121 85

∑ 186 ∑ 603 ∑ 423

B. Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Bawah Tabel 3.2 Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Bawah

Set-up Pengukuran Proses

42 65 1368

46 70 1370

45 64 1369

45 68 1367

38 69 1373

∑ 216 ∑ 336 ∑ 6847

C. Pemotongan Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping Tabel 3.3 Pemotongan Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping

Set-up Pengukuran Proses

65 82 163

70 78 167

65 82 161

61 77 166

(25)

19

65 79 163

∑ 326 ∑ 398 ∑ 820

D. Pemotongan Besi Siku Rangka Cover Depan Tabel 3.4 Pemotongan Besi Siku Rangka Cover Depan

Set-up Pengukuran Proses

65 60 89

63 56 87

63 59 91

64 58 86

61 56 84

∑ 316 ∑ 289 ∑ 437

E. Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Belakang Tabel 3.5 Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Belakang

Set-up Pengukuran Proses

58 62 877

57 58 873

59 61 879

56 62 878

59 67 877

∑ 289 ∑ 310 ∑ 4384

3.1.1.2 Pemotongan Komponen Kayu Multiplek

A. Pemotongan Kayu Multiplek Cover Samping Tabel 3.6 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Samping

Set-up Pengukuran Proses

688 3246 278

687 3241 278

689 3243 279

689 3241 376

691 3242 277

∑ 3444 ∑ 16213 ∑ 1488

(26)

20

B. Pemotongan Kayu Multiplek Cover Depan Tabel 3.7 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Depan

Set-up Pengukuran Proses

688 178 208

690 174 209

686 173 207

692 178 209

690 174 203

∑ 3446 ∑ 877 ∑ 1036

C. Pemotongan Kayu Multiplek Cover Belakang Tabel 3.8 Pemotongan Kayu Multiplek Cover Belakang

Set-up Pengukuran Proses

688 115 175

693 114 173

691 113 171

687 115 179

690 115 179

∑ 3449 ∑ 572 ∑ 877

3.1.1.3 Pemotongan Komponen Pelapin Cover PLC (HPL) A. Pemotongan HPL Cover Samping

Tabel 3.9Pemotongan HPL Cover Samping

Set-up Pengukuran Proses

11 16 94

14 16 95

11 20 91

14 21 92

14 19 93

∑ 64 ∑ 92 ∑ 465

(27)

21

B. Pemotongan HPL Cover Depan

Tabel 3.10 Pemotongan HPL Cover Depan

Set-up Pengukuran Proses

739 1711 3198

738 1709 3202

739 1713 3199

739 1709 3201

742 1715 3197

∑ 3697 ∑ 8557 ∑ 15997

C. Pemotongan HPL Cover Belakang

Tabel 3.11 Pemotongan HPL Cover Belakang

Set-up Pengukuran Proses

1045 1300 2218

1043 1299 2214

1046 1305 2216

1043 1301 2214

1043 1302 2215

∑ 5220 ∑ 6507 ∑ 11077

3.1.2 Stasiun Drill

3.1.2.1 Drilling Komponen Besi

A. Drill Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping Tabel 3.12 Drill Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping

Set-up Pengukuran Proses

113 144 164

118 140 168

114 148 118

113 145 166

116 143 169

∑ 574 ∑ 720 ∑ 785

(28)

22

B. Drill Lubang Baut Besi Siku Rangka Cover Depan Tabel 3.13 Drill Lubang Baut Besi Siku Rangka Cover Depan

Set-up Pengukuran Proses

100 180 240

100 177 242

95 179 245

99 177 236

101 182 237

∑ 495 ∑ 895 ∑ 1200

C. Drill Lubang Baut Besi Hollo Rangka Cover Belakang Tabel 3.14 Drill Lubang Baut Besi Hollo Rangka Cover Belakang

Set-up Pengukuran Proses

402 0 894

402 0 892

404 0 894

400 0 897

405 0 893

∑ 2013 ∑ 0 ∑ 4470

3.1.2.2 Drilling Komponen Kayu Multiplek

A. Drill Lubang Komponen Kayu Cover Depan Tabel 3.15 Drill Lubang Komponen Kayu Cover Depan

Set-up Pengukuran Proses

80 0 753

84 0 755

76 0 755

81 0 756

(29)

23

75 0 748

∑ 396 ∑ 0 ∑ 3767

B. Drill Lubang Baut Cover Samping

Tabel 3.16 Drill Lubang Baut Cover Samping

Set-up Pengukuran Proses

224 240 470

226 236 467

229 244 474

223 240 473

225 243 465

∑ 1127 ∑ 1203 ∑ 2349

C. Drill Lubang Baut Siku Rangka Cover Depan Tabel 3.17 Drill Lubang Baut Siku Rangka Cover Depan

Set-up Pengukuran Proses

195 321 292

197 324 290

196 320 296

196 320 297

191 317 289

∑ 975 ∑ 1602 ∑ 1464

D. Drill Lubang Baut Cover Belakang

Tabel 3.18 Drill Lubang Baut Cover Belakang

Set-up Pengukuran Proses

14 0 292

17 0 288

16 0 295

15 0 296

(30)

24

17 0 288

∑ 79 ∑ 0 ∑ 1459

3.1.3 Stasiun Banding

A. Banding Besi Hollo Rangka Cover Bawah Tabel 3.19 Banding Besi Hollo Rangka Cover Bawah

Set-up Pengukuran Proses

25 0 39

20 0 41

29 0 36

22 0 42

24 0 38

∑ 120 ∑ 0 ∑ 196

B. Banding Besi Hollo Rangka Cover Belakang Tabel 3.20 Banding Besi Hollo Rangka Cover Belakang

Set-up Pengukuran Proses

25 0 20

22 0 16

23 0 15

22 0 18

24 0 20

∑ 116 ∑ 0 ∑ 89

3.1.4 Stasiun Pengelasan

Tabel 3.21 Data Pengelasan Rangka Cover

Set-up Pengukuran Proses

269 0 16639

264 0 16640

266 0 16636

266 0 16643

(31)

25

271 0 16635

∑ 1336 ∑ 0 ∑ 83193

3.1.5 Stasiun Pengecatan

Tabel 3.22 Data Pengecatan Cover

Set-up Pengukuran Proses

328 0 612

333 0 607

324 0 609

323 0 617

331 0 614

∑ 1639 ∑ 0 ∑ 3059

3.1.6 Stasiun Finishing Cover (Pelapisan HPL) Tabel 3.23 Data Finishing Cover

Set-up Pengukuran Proses

138 125 1648

135 121 1644

143 128 1648

143 120 1643

136 125 1648

∑ 695 ∑ 619 ∑ 8231

3.1.7 Stasiun Perakitan (Assembling dan Pengecekan PLC) Tabel 3.24 Data Perakitan (Assembling dan Pengecekan PLC)

Set-up Pengukuran Proses

388 0 1303

384 0 1300

386 0 1302

389 0 1299

385 0 1300

∑ 1932 ∑ 0 ∑ 6504

(32)

26

3.2 Pengolahan Data

3.2.1 Hitung rata-rata waktu siklus dan waktu set up (jika dari setiap stasiun kerja)

3.2.1.1 Pemotongan Komponen Besi

A. Pemotongan Besi Siku Rangka Cover Bawah Waktu Siklus =

=

=

205,2 Detik Waktu Set Up =

=

=

37,2 Detik

B. Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Bawah Waktu Siklus =

=

=

1.436,6 Detik Waktu Set Up =

=

=

43,2 Detik

C. Pemotongan Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping Waktu Siklus =

=

=

243,6Detik

(33)

27

Waktu Set Up =

=

=

65,2 Detik

D. Pemotongan Besi Siku Rangka Cover Depan Waktu Siklus =

=

=

145,2Detik Waktu Set Up =

=

=

63,2 Detik

E. Pemotongan Besi Holo Rangka Cover Belakang Waktu Siklus =

=

=

938,8Detik Waktu Set Up =

=

=

57,8 Detik

 Stasiun Pemotongan Komponen Besi Waktu Siklus rata - rata =

=

=

593,88 Detik

(34)

28

 Stasiun Pemotongan Komponen Besi Waktu Set Up rata - rata =

=

=

52,72 Detik

3.2.1.2 Pemotongan Komponen Kayu Multiplek

A. Pemotongan Kayu Multiplek Cover Samping Waktu Siklus =

=

=

3.540,2Detik Waktu Set Up =

=

=

688,8 Detik

B. Pemotongan Kayu Multiplek Cover Depan Waktu Siklus =

=

=

382,6Detik Waktu Set Up =

=

=

689,2 Detik

C. Pemotongan Kayu Multiplek Cover Belakang Waktu Siklus =

(35)

29

=

=

289,8Detik Waktu Set Up =

=

=

689,8 Detik

 Stasiun Pemotongan Komponen Kayu Multiplek

Waktu Siklus rata - rata =

=

=

1.404,2 Detik

 Stasiun Pemotongan Komponen Kayu Multiplek

Waktu Set Up rata - rata =

=

=

689,2 Detik

3.2.1.3 Pemotongan Komponen Pelapin Cover PLC (HPL) A. Pemotongan HPL Cover Samping

Waktu Siklus =

=

=

111Detik

(36)

30

Waktu Set Up =

=

=

12,8 Detik B. Pemotongan HPL Cover Depan

Waktu Siklus =

=

=

4.910,8Detik Waktu Set Up =

=

=

3.692 Detik C. Pemotongan HPL Cover Belakang

Waktu Siklus =

=

=

3.516,8Detik Waktu Set Up =

=

=

1.044 Detik

 Stasiun Pemotongan Komponen Pelapin Cover PLC (HPL) Waktu Siklus rata - rata =

=

(37)

31

=

2.846,2 Detik

 Stasiun Pemotongan Komponen Pelapin Cover PLC (HPL) Waktu Set Up rata - rata =

=

=

1.582,9 Detik

3.2.2 Stasiun Drill

3.1.2.1 Drilling Komponen Besi

A. Drill Besi Plat Penyangga Baut Cover Samping Waktu Siklus =

=

=

301Detik Waktu Set Up =

=

=

114,8 Detik

B. Drill Lubang Baut Besi Siku Rangka Cover Depan Waktu Siklus =

=

=

419Detik Waktu Set Up =

=

=

99 Detik

(38)

32

C. Drill Lubang Baut Besi Hollo Rangka Cover Belakang Waktu Siklus =

=

=

894Detik Waktu Set Up =

=

=

402,6 Detik

 Stasiun Drilling Komponen Besi Waktu Siklus rata - rata =

=

=

538 DetiK

 Stasiun Drilling Komponen Besi Waktu Set Up rata - rata =

=

=

205,4 Detik

3.2.2.2 Drilling Komponen Kayu Multiplek

A. Drill Lubang Komponen Kayu Cover Depan Waktu Siklus =

(39)

33

=

=

753,4Detik Waktu Set Up =

=

=

79,2 Detik B. Drill Lubang Baut Cover Samping

Waktu Siklus =

=

=

710,4Detik Waktu Set Up =

=

=

225,4 Detik

C. Drill Lubang Baut Siku Rangka Cover Depan Waktu Siklus =

=

=

613,2Detik Waktu Set Up =

=

=

195 Detik

D. Drill Lubang Baut Cover Belakang

(40)

34

Waktu Siklus =

=

=

291,8Detik Waktu Set Up =

=

=

15,8 Detik

 Stasiun Drilling Komponen Kayu Multiplek Waktu Siklus rata - rata =

=

=

592,2 Detik

 Stasiun Drilling Komponen Kayu Multiplek Waktu Set Up rata - rata =

=

=

128,85 Detik

3.2.3 Stasiun Banding

A. Banding Besi Hollo Rangka Cover Bawah Waktu Siklus =

=

=

39,2Detik

(41)

35

Waktu Set Up =

=

=

24 Detik

B. Banding Besi Hollo Rangka Cover Belakang Waktu Siklus =

=

=

17,8Detik Waktu Set Up =

=

=

23,2 Detik

 Stasiun Banding

Waktu Siklus rata - rata =

=

=

28,5 Detik

 Stasiun Banding

Waktu Set Up rata - rata =

=

=

152,1 Detik

(42)

36

3.2.4 Stasiun Pengelasan Waktu Siklus =

=

=

16.638,6Detik Waktu Set Up =

=

=

267,2 Detik

3.2.5 Stasiun Pengecatan Waktu Siklus =

=

=

611,8Detik Waktu Set Up =

=

=

327,8 Detik

3.2.6 Stasiun Finishing Cover (Pelapisan HPL) Waktu Siklus =

=

=

1.770Detik

(43)

37

Waktu Set Up =

=

=

139 Detik

3.2.7 Stasiun Perakitan (Assembling dan Pengecekan PLC) Waktu Siklus =

=

=

1.300,8Detik Waktu Set Up =

=

=

386,4 Detik

3.2.2 Buat skema tata letak untuk semua stasiun kerja (skala 1:5)

(44)

38

3.2.3 Buat Peta Proses Operasi dari keadaan sekarang, lengkap dengan

perhitungan waktunya (asumsikan waktu standar = rata-rata waktu siklus).

3.2.4 Buatlah Assembly Chart dari proses pembuatan PLC.

(45)

39

3.2.5 Buatlah Peta Aliran Proses.

(46)

40

BAB IV ANALISIS

4.1 Jelaskan dalam tipe produksi apa waktu set-up yang sangat berpengaruh (job shop atau mass production)

Waktu Set-Up sangat berpengaruh terhadap input ataupun output proses kerja. Oleh sebab itu, waktu Set-Up harus sesuai dengan apa yang dilakukan di dalam proses kerja tersebut. Seperti persiapan barang, alat dan stasiun yang dibutuhkan agar produksi yang dihasilkan lebih efektif dan efisien.

4.2 Berdasarkan Peta Proses Operasi yang telah dibuat, hitung perkiraan jumlah masing-masing bahan yang diperlukan untuk membuat PLC sebanyak 100 buah.

- Besi Holo (1x100) - Besi Siku (1x100) - Besi Plat (1x100)

- Kayu papan multiplek 10 mm (1x100) - Kayu papan multiplek 6 mm (1x100) - Baut (1x100)

- Amplas kayu (1x100) - Lem aibon (1x100) - HPL (1X100)

4.3 Lakukan analisis terhadap Peta Proses Operasi dan buat Peta Proses Operasi usulan berdasarkan analisis tersebut.

Seharusnya setelah proses pengecatan semua rangka PLC atau sebelum proses perakitan akhir komponen HPL maupun Multiplek dengan rangka PLC ditambahkan proses pengecekan, untuk memastikan semua rangka PLC yang telah di las dan di cat benar benar sesuai dengan yang diharapkan.

(47)

41

(48)

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Peta-peta kerja keseluruhan yang telah dibuat adalah Peta Proses Operasi, peta aliran kelompok kerja, peta proses kelompok kerja, diagram alir dan assembly chart. Berdasarkan semua peta yang telah dibuat, waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan satu produk PLC cukup lama dikarenakan dengan berbedanya jadwal praktikan.

5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang dapat bermanfaat sebagai acuan dari membangun pada praktikum selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Pada saat dilaksanaan proses operasi sebaiknya mengurangi proses kegiatan yang tidak diperlukan, sepert keadaan menganggur, agar produk dapat dihasilkan dengan baik dan dapat memanfaatkan waktu seefisien mungkin

2. Sebelum mengajukan simulasi pembuatan produk, diharapkan praktikan telah mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan agar waktu produksi lebih efisien dan efektif.

(49)

43

DAFTAR PUSTAKA

https://informasains.com/edu/post/2021/03/peta-kerja-pengertian-simbol-dan- jenis-peta-kerja/

http://www.kidangijo.com/2017/07/peta-kerjapeta-kerja-keseluruhan-contoh.html https://fariedpradhana.wordpress.com/2012/04/24/peta-peta-kerja/

(50)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PERENCANAAN SISTEM KERJA ERGONOMI 2 MODUL II

PENGUKURAN WAKTU KERJA

Disusun oleh : Kelompok 11

1. MUHAMMAD ARDI (2070031001)

2. ADAM SAIFUL ISLAM (2070031020)

3. DIMAS NIHE (2070031008)

4. MUHAMAD IQBAL (2070031003)

5. DZAKI RAIFUDIN (2070031018)

6. SONYA DIALNALDO SAPUTRA (2070031011) 7. NUR FITRIANI AMIEN (1970032018)

LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

JAKARTA

2022

(51)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum ini telah dibuat oleh :

Nama : Sonya Dianaldo Saputra

NIM : 2070031011

Program Studi : Teknik Industri

Fakultas/Universitas : Teknik / Krisnadwipayana Waktu pelaksanaan : 22 Mei 2022

Judul : Pengukuran Waktu Kerja

Telah diperiksa dan disetujui untuk diberikan penilaian yang sebagaimana mestinya.

Mengetahui,

Asisten Laboratorium

Ainul Rizqi NIM. 1970031023 Kepala Laboratorium

Ir. Aries Abbas, ST., MM., MT NIDN :03290565505

(52)

ii

KATA PENGANTAR

Terimakasih kepada ALLAH SWT yang telah membantu penyusun untuk menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Karena tanpa pertolongan tuhan yang maha esa penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini sengaja di buat penyusun untuk menambah pengetahuan pembaca perancangan sistem kerja dan ergonomi, mengenai perbaikan cara kerja.

Penyusun mengambil isi pokok pembahasan dalam makalah ini dari berbagai sumber. Tetapi yang pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu menambah pengetahuan pembaca.

Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada asisten dosen yang telah memberikan tugas kepada penyusun karena dengan tugas tersebut penyusun jadi lebih mengetahui mengenai perbaikan cara kerja.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kepada pembaca, meskipun makalah ini ada kelebihannya dan kekurangannya penyusun mohon kritik dan saranya agar penyusun bisa memperbaikiya.

29 Mei 2022

Kelompok 11

(53)

iii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Flowchart ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1. Pengukuran Waktu Kerja ... 5

2.2 Waktu Baku ... 7

2.2.1 Penentuan Waktu Baku ... 7

2.2.2 Manfaat Waktu Baku ... 8

2.2.3 Faktor Penyesuaian ... 9

2.2.4 Faktor Kelonggaran (Allowance) ... 15

2.3 Kurva Belajar ... 15

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... 16

3.1 Pengumpulan Data ... 16

3.1.1 Stasiun Kerja 1 ( Pemotongan ) ... 16

3.1.1.1 Pemotongan Pemotongan Besi ... 16

3.1.1.2 Pemotongan Komponen Kayu Multiplex ... 19

3.1.1.3 Pemotongan Komponen Pelapis Cover PLC ( HPL) ... 21

3.1.2 Stasiun Kerja 2 ( Drilling )... 23

3.1.2.1 Drilling Komponen Besi ... 23

3.1.2.1. Drilling Komponen Besi ... 23

3.1.2.1. Drilling Komponen Kayu Multiplex ... 25

3.1.3 Stasiun Kerja 3 ( Bending ) ... 27

(54)

iv

3.1.4 Stasiun Kerja 4 ( Pengelasan ) ... 28

3.1.5 Stasiun Kerja 5 ( Pengecatan ) ... 29

3.1.6 Stasiun Kerja 6 ( Finishing Cover / Pelapisan HPL ) ... 30

3.1.7 Stasiun Kerja 7 ( Perakitan / Assembling ) ... 31

3.2 Pengolahan Data ... 31

3.2.1 Uji Keseragaman dan Kecukupan Data ... 31

3.2.1.1 Stasiun Kerja 1 ( Pemotongan ) ... 32

3.2.1.1. Pemotongan Komponen Besi ... 32

3.2.1.1.Pemotongan Komponen kayu Multiplek ... 39

3.2.1.1.Pemotongan Komponen Pelapis Cover ( HPL ) ... 44

3.2.1.2 Stasiun Kerja 2 ( Drill ) ... 48

3.2.1.2. Drilling Komponen Besi ... 48

3.2.1.2. Drilling Komponen Kayu Multiplex ... 52

3.2.1.3 Stasiun Kerja 3 ( BENDING ) ... 57

3.2.1.4 Stasiun Kerja 4 ( WELDING ) ... 59

3.2.1.5 Stasiun Kerja 5 ( PAINTING ) ... 60

3.2.1.6 Stasiun Kerja 6 ( FINISHING ) ... 61

3.2.1.7 Stasiun Kerja 7 ( ASSEMBLING & CHECK ) ... 63

3.2.2 Uji Kecukupan Data ... 64

3.2.2.1 Stasiun Pemotongan ... 64

3.2.2.1. Pemotongan Komponen Besi ... 64

3.2.3.2 Stasiun Drill ... 94

3.2.3.3 Stasiun Banding ... 103

3.2.3.4 Stasiun Pengelasan ... 106

3.2.3.5 Stasiun Pengecatan ... 107

3.2.3.6 Stasiun Finishing Cover (Pelapisan HPL) ... 109

3.2.3.7 Stasiun Perakitan (Assembling dan Pengecekan PLC) 110

3.2.4 Menghitung Waktu Normal dari Seluruh Stasiun Kerja .. 112

3.2.4.1 Stasiun Pemotongan ... 112

3.2.4.1. Pemotongan Komponen Besi ... 112

3.2.4.1. Pemotongan Komponen Kayu Multiplek ... 113

3.2.4.1. Pemotongan Komponen Pelapin Cover PLC (HPL) ... 113

(55)

v

3.2.4.2 Stasiun Drill ... 114 3.2.4.2.1 Drilling Komponen Besi ... 114 3.2.4.2.2 Drilling Komponen Kayu Multiplek ... 115 3.2.4.3 Stasiun Banding ... 115 3.2.4.6 Stasiun Finishing Cover (Pelapisan HPL) ... 116 3.2.4.7 Stasiun Perakitan (Assembling dan Pengecekan PLC) 116 3.2.5 Menentukan Waktu Baku Dari Setiap Pekerjaan ... 117 3.2.5.1 Stasiun Pemotongan ... 117 3.2.5.1.1 Pemotongan Komponen Besi ... 117 3.2.6 Menentukan Waktu Baku Keselruhan dari Setiap Stasiun Kerja hingga ... 129 BAB IV ... 130 ANALISIS... 130

4.1. Berikan analisis tentang penggunaan metode pengujian

kecukupan data dan keseragaman data yang ada. ... 130 4.2

.

Jelaskan pengertian dari kondisi data seragam dan data–data tidak seragam ... 130 4.3

.

Jelaskan alasan anda dalam penguraian elemen pekerjaan yang dilakukan pada shift anda (hubungan dengan prinsip penguraian elemen). 130

4.4

.

Jelaskan pengaruh tingkat ketelitian dan keyakinan pada jumlah

data yang harus dikumpulkan dalam pengukuran waktu. ... 131

4.5. Berikan penjelasan tentang pemilihan nilai faktor penyesuaian

dan kelonggaran pada setiap elemen operasi di semua stasiun kerja

yang di praktikum berdasarkan kondisi nyata saat praktikum. ... 131

4.6. Berikan analisis dari perhitungan waktu siklus, waktu normal

dan waktu baku yang telah di lakukan ... 131

BAB V ... 132

KESIMPULAN DAN SARAN ... 132

5.1 KESIMPULAN ... 132

5.2 SARAN ... 132

DAFTAR PUSTAKA ... 132

(56)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perencanaan suatu produk diperlukan waktu dan kinerja agar produk yang dihasilkan bermutu dengan menjamin kualitas produk tersebut. Perancangan kerja pada umumnya bertujuan untuk mencari cara kerja yang lebih mudah, lebih cepat, serta menghindari pemborosan-pemborosan material, waktu, tenaga dan lain sebagainya. Perancangan ini dibutuhkan agar kinerja operatormampu bekerja dengan baik, dan menghemat waktu secara efisien. Peringkat Kinerja Operator ( Performance Ratting ) merupakan cara untuk mengukur hasil kinerja seoarang operator yaitu dengan melakukan pengukuran waktu, agar dicapainya suatu sistem kerja yang baik dalam tahap bekerja yang wajar dan normal. Pengukuran kinerja operator dapat membantu dalam menganalisa dan memperbaiki waktu kerja operator dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Ialah satu cara untuk mengetahui kinerja operator dalam perakitan propeller yaitu dengan melakukan pengukuran waktu kerja. Pembuatan produk ini bertujuan untuk mengetahui kinerja seorang operator dalam menyelesaikan dengan melakukan pengukuran waktu. Selain itu, dalam pembuatan produk ini mudah dirakit, murah dan dalam pekerjaannya membutuhkan waktu yang singkat dalam pengerjaannya, artinya terjangkau untuk dijadikan salah satu simulasi serta produk ini mudah untuk dipasarkan Suatu pekerjaan akan dikatakan diselesaikan secara efisien apabila waktu penyelesaianya berlangsung paling singkat.

Akuran sukses dari suatu sistem produksi dalam industri biasanya dinyatakan dalam bentuk besarnya produktivitas atau besarnya output dan input yang dihasilkan. Dalam hal ini ukuran kerja manusia merupakan faktor utama yang menentukan usaha peningkatan produktivitas industri. Dalam pengukuran produktivitas biasanya selalu dihubungkan dengan keluaran secara fisik, yaitu produk akhir yang dihasilkan. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang terbaik untuk ukuran kerja manusia dibutuhkan Pengukuran waktu kerja.

(57)

2

Pengukuran waktu adalah usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan 6 seorang operator dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah yang dibahas, maka dalam laporan ini memiliki beberapa tujuan praktikum yang merupakan hal yang ingin dicapai dari pelaksanaan praktikum ini, yaitu sebagai berikut :

1. Menganalisa gerakan dan mengidentifikasi elemen-elemen gerakan efektif dan tidak efektif yang terjadi pada proses perakitan PLC

2. Menentukan urutan proses kerja yang dilakukan pada proses perakitan PLC dan yang informasinya didapatkan dari peta kerja

3. Melakukan perhitungan waktu normal dan waktu baku dengan menggunakan motode Shumard

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui dan mampu menerapkan teknik – teknik pengukuran waktu kerja secara langsung (work measurement atau time study) khususnya dengan menggunakan jam henti dan pengukuran kerja secara tidak langsung.

2. Dapat memanfaatkan secara maksimal informasi yang diperoleh dari hasil pengukuran waktu kerja untuk mengoptimalkan kinerja sistem.

3. Mengetahui ranting performansi (Performance Curve) dari suatu sistem kerja.

4. Memahami manfaat dari kurva belajar (Learning Curve) dalam melakukan pengukuran.

1.4 Batasan Masalah

1. Pengumpulan data menggunakan data dari hasil praktikum yang sudah dilaksanakan sebelumnya.

2. Melakukan perhitungan waktu normal dan waktu baku dengan menggunakan motode Shumard

3. Pengerjaan laporan ini menggunakan software yang telah direkomendasikan saat praktikum berlangsung

(58)

3

1.5 Flowchart

Flowchart Pemecahan Masalah Start

Mengawali Praktikum

Mencatat data pada lembar observasi

Penulisan Laporan Akhir

Pendahuluan

Landasan Teori

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Analisis

Asistensi

Responsi

Yes

No

END

(59)

4

1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang maksud dan tujuan,latar belakang masalah, Perumusan masalah, pembatasan masalah dan sistematika pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini Menjelaskan tentang teori dasar yang menjadi acuan penulisan laporan.

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi tentang Rekapitulasi Data berisikan substitusi data yang ada dilembar pengamatan.

BAB IV ANALISIS

Bab ini menjelaskan secara ringkas dan sistematis aktifitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti ; mengurai,membedakan dan memilah sesuatu untuk dikelompokan kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu ditafsirkan maknanya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil dan pembahasan yang telah diuraikan

BAB VI DAFTAR PUSTAKA

Bab ini menguraikan daftar yang berisi nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas penerbit, dan tahun terbit dari sebuah buku atau kajian lain yang digunakan dalam menyusun laporan akhir praktikum.

(60)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengukuran Waktu Kerja

Pengukuran waktu kerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan melakukan pengamatan dengan objek yaitu pekerja hingga memperoleh waktu kerja setiap prosesnya, menghitung waktu siklus dengan memakai peralatan yang sesuai (Ginting, 2009). Data dari hasil pengamatan yang bisa diukur yaitu waktu siklus pekerjaan, dengan waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan mulai bahan awal proses didalam unit proses hingga unit keluar. Pada dasarnya pengukuran waktu tergolong menjadi dua bagian yaitu (Ginting, 2009):

1. Melakukan pengukuran waktu yang dilakukan dalam keadaan langsung dengan pengukuran dilokasi pekerjaan dengan kegiatan pekerjaan tersebut mulai

dijalankan,untuk”metode”pengukuran”pengambilan"langsung’bisa’dibagi menjadi dua,’diantaranya”(Ginting, 2009):”

• Metode”sampling”pekerjaan”

Pengamat tidak harus terus menerus berada di lokasi kerja, tetapi melakukan kegiatan pengamatan sekali kali yang telah ditentukan dengan cara random/acak.

Karena dalam satu hari kerja akan dibagi satuan waktu yang besarnya bisa ditentukan pengukur .

• Metode”waktu jam”henti/stopwatch

Dalam pengukuran jam henti bisa dilakukan tiga cara (Ginting, 2009):

Dengan metode mengulang (snap”back”method), merupakan aktivitas pengukuran waktu dengan secara mengulang, stopwatch dapat dijalankan hingga akhir bagian kerja diamati dan ditulis. Untuk bagian mengukur proses lainnya stopwatch dikembalikan ketitik nol

(61)

6

• Metode”kontinue (continious method ), pada awalnya stopwatch dinyalakan dan”pengamatan dari awal proses kerja sampai selesai.

pengamat dan”pencatatan”waktu kumulatif”digunakan dalam proses kerja.

• Metode”akumulatif (accumurlative method), adalah pengukuran waktu dengan menggunakan”dua”stopwatch”dengan cara digabung, apabila stopwatch pada awalnya disiapkan, maka stopwatch”yang”kedua terhenti dengan”otomatis”dan”sebaliknya. Pengukuran waktu dengan cara

akumulatif kemungkinan dibaca langsung dengan masing-masing bagian kerja.

Secara garis besar langkah-langkah untuk melakukan pengukuran waktu kerja dengan jam henti :

1. Definisikan pekerjaan yang akan dilakukan pengukuran waktu kerja beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati.

2. Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerja seperti layout, karakteristik mesin atau peralatan yang digunakan.

3. Bagi operasi kerja dan elemen-elemen kerja dengan sedetailnya tapi masih dalam batas kemudahan untuk pengukuran waktu.

4. Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan proses kerja.

5. Tetapkan siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tidak. Tes pula keseragaman data yang diperoleh.

6. Tetapkan rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dan dicatat waktunya tersebut. Rate of performance ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performance operator. Untuk elemen kerja yang secara penuh yang dilakukan oleh mesin maka performance dainggap normal (100%).

7. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performance kerja yang ditunjukkkan oleh operator tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu yang normal.

(62)

7

8. Tetapkan waktu longgar guna memberikan fleksibilitas. Waktu longgar yang diberikan ini guna menghadapi kondisi-kondisi seperti kebutuhan personil yang bersifat pribadi, faktor kelellahan, keterlambatan material, dan lainnnya.

9. Tetapkan waktu kerja baku yaitu jumlah total antara waktu normal dan waktu longgar (Sritomo Wignjosoebroto, 2006: 171-173)

Pengukuran”waktu secara tidak langsung”adalah”pengukuran waktu yang telah tidak harus berada langsung dilokasi kerja. tetapi bisa dilaksanakan dengan cara melihat grafik atau tabel yang tersedia, dengan catatan harus memahami jalannya produksi yang sedang diproses dengan“elemen- elemen”gerakan, contohnya“data waktu baku.

2.2 Waktu Baku

Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu aktivitas atau pekerjaan pada situasi dan kondisi yang normal sehingga mendapatkan waktu baku atau waktu standar secara umum.

2.2.1 Penentuan Waktu Baku

▪ Waktu siklus adalah waktu kerja yang di dapatkan dalam 1 siklus pekerjaan tanpa mempertimbangkan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran (allowance). Rumus waktu siklus :

Ws=  𝒙𝒊

𝑵

Keterangan :

Ws = Waktu Siklus

xi = Jumlah Waktu N = Jumlah Sampel

(63)

8

▪ Waktu normal adalah waktu kerja dengan telah mempertimbangkan faktor penyesuaian. Rumus waktu normal :

𝑊𝑛 = 𝑤𝑠 × 𝑝 Keterangan :

Wn = Waktu Normal Ws = Waktu Siklus P = Faktor Penyesuaian

▪ Waktu baku adalah waktu kerja dengan mempertimbangkan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran (allowance). Rumus waktu baku :

𝑊𝑏 = 𝑊𝑛 + (𝑊𝑛 𝑥 𝐿) Keterangan :

Wb = Waktu baku Wn = Waktu normal L = Faktor allowance 2.2.2 Manfaat Waktu Baku

▪ Penjadwalan produksi (production scheduling).

▪ Perancangan kebutuhan tenaga kerja (Man Power Planning).

▪ Menunjukkan kemampuan pekerja berproduksi.

▪ Mengetahui besaran – besaran performansi sistem kerja berdasarkan data produksi aktual.

(64)

9

2.2.3 Faktor Penyesuaian

Maksud dimasukkannya faktor penyesuaian adalah untuk menjaga kewajaran kerja, sehingga tidak akan terjadi kekurangan waktu karena terlalu idealnya kondisi kerja yang diamati. Faktor penyesuaian dalam pengukuran waktu kerja dibutuhkan untuk menentukan waktu normal dari operator yang berbeda sistem kerja tertentu. Ada beberapa metode menentukan besar faktor penyesuaian.

Apabila terjadi hal yang tidak wajar pengukur perlu mengetahui serta memberi nilai dengan kondisi yang terjadi. sehingga berdasarkan hal tersebut perlu penyesuaian dilakukan. Biasanya penyesuaian tentukan apabila pengukur memperoleh waktu rata-rata siklus yang kerjakan dengan cepat dan tidak wajar oleh operator, sehingga harga rata-rata siklus menjadi wajar, pengukur disarankan untuk menormalkan dengan adanya penyesuaian.

Untuk mendapatkan hasil yang tepat dalam pengukuran, pengukur dapat melihat bagaimana proses kerja operator yang bisa dikatakan normal, contohnya apabila pengalaman operator memiliki pengalaman semakin terbuka fokusnya dalam proses bekerja.

Ada beberapa metode menentukan besar faktor penyesuaian, antara lain : 1. Metode Shumard

Metode shumard adalah memberikan cara untuk mendapatkan patokan- patokan penilaian melalui kelas-kelas kinerja yang memiliki nilai masing-masing (Sutalaksana, 2006). Dalam pengukuran ini, pengukur diberi standar untuk menilai kegiatan”kerja operator”menurut kelas-kelas seperti, super fast,” fast “+,

fast “, fast –“, excelent, “good +, good, “good -, normal, fair+, fair, fair -, poor.”

Table 1 Metode Shumard

(65)

10

2. Metode Westinghouse

Metode westinghouse adalah untuk mempertimbangkan emapt faktor untuk mengevaluasi kemampuan kerja operator dengan keterampilan dan kesetabilan.

Yaitu kemampuan atau skill dapat diartikan sebagai kesigapan dalam melakukan metode yang telah ditentukan, usaha, kondisi kerja, dan konsentrasi. faktor terbagi dalam level berbeda dan nilai secara satu persatu. (Sutalaksana, 2006).

Berlatih seamkin menambah kemampuan, tetapi hanya sebatas level tertentu.

Untuk mendapatkan hasil maksimal yang diperoleh dan diberikan pada pekerja yang bersangkutan. kemampuan dapat menurun jika sudah terlalu sering tidak melakukan kegiatan kerja dan kelelahan yang sangat berlebihan serta faktor lingkungan. Untuk keperluan penyesuaian, kemampuan terdiri enam level, diantaranya sebagai berikut (Sutalaksana,2006):

(66)

11

Super skill:

a. Secara”bawaan”cocok”sekali”dengan”pekerjaannya.

b. Bekerja”dengan’sempurna.”

c. Tampak”seperti”telah”terlatih”dengan”baik.

d. Gerakannya”halus”tapi’sangatcepat’sehingga’sulit’sekali’untuk’diikuti.

e. Kadang-kadang’terkesan’tidak’berbeda”dengan “gerakan”mesin.

f. Perpindahan”dari”satu”elemen”pekerjaan”keelemen”pekerjaan”lainnya”

tidak terlampau”terlihat”karena”lancar.

g. Tidak terkesan adanya gerakan – gerakan berpikir dan merencanakan tentang apa yang akan dikerjakan ( sudah sangat otomatis )

Excellent skill:

a. Percaya diri.

b. Kelihatan cocok sama pekerjaannya.

c. Kelihatan dangat terlatih

d. Melakukan pekerjaan dengan teliti dan detail.

e. Mengerjakan sesuai prosedur . f. Memakai alat dengan baik.

g. Melakukan pekerjaan dengan sangat cepat.

h. Bekerja cepat dengan rapih.

Good skill:

a. Kualitas hasil baik.

b. Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerjaan pada umumnya.

c. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerjaan lain yang keterampilannya lebih rendah.

d. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap.

e. Tidak memerlukan banyak pengawasan.

f. Tiada keragu-raguan.

g. Bekernya stabil

h. Gerakan terkoordinasi dengan baik.

i. Gerakannya cepat.

(67)

12

Average skill:

a. Terlihat adanya kepercayaan pada diri sendiri.

b. Gerakannya tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.

c. Tampak sebagai pekerja yang cakap.

d. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaannya.

e. Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik.

f. Gerakannya cukup menunjukan tidak ada keragu-raguan.

g. Bekerjanya secara teliti.

h. Secara keseluruhan cukup memuaskan.

Fair skill:

a. Memahami tetapi belum terlatih sempurna.

b. Tidak terlalu mengenal peralatan.

c. Adanya perencanaan seblm mulai kerja.

d. Tidak percaya diri terhadap kemampuan sendiri.

e. Mengetahui apa yang harus dilakukannya tetapi tampak tidak selalu yakin.

f. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri.

g. Kurang memahmi pekerjaan, tetapi ditempatkan dibagian yagn kurang dipahami.

h. Bilamana bekerja kurang serius dan focus ouput yang dihasilkan tidak baik.

i. Tidak memikirkan lebih jauh untuk menjalankan sesuatu alat.

Poor skill:

a. Kurang bisa focus terhadap pekerjaan.

b. Pergerakan cenderung kaku.

c. Merasa kurang yakin terhadap gerakannya.

d. Kurang terlatih terhadap bagian yang diberikan.

e. Merasa tidak cocok dalam melakukan gerakan kerja.

f. perlihatkan kebingungan saat melakukan kegiatan kerja.

g. Kurang merasa percaya diri.

(68)

13

h. Terlalu banyak melakukan kesalahan.

i. Belum bisa mengambil keputusan sendiri.

Berusaha atau effort menampilkan keterampilan dengan kelebihan berbeda-beda.

Hal yang perkirakan akan ditunjukkan tentang usaha pada tingkat keuletan yang dimiliki atau diberikan oleh operator saat melaksanakn pekerjaan. Untuk berusaha atau effort, metode westinghouse membagi dengan beberapa tingakan dengan ciri- ciri, yaitu:

Excessive effort:

a. Melakukan sangat berlebihan.

b. Terlalu bersungguh-sungguh, tetapi tidak memperhatikan kesehatan.

c. Pergerakan yang ditimbulkan tidak bisa dipertahankan dengan waktu panjang.

Excellent effort:

a. Sangat memperlihatkan kecepatan kerjanya yang tinggi.

b. pergerakan yang lebih “ekonomis” dari operator yang lain.

c. selalu mementingkan pekerjaan.

d. Bayak memberi masukan.

e. Menerima kritikan dan pentunjuk seseorang.

f. Mempercayai kelebihan pengukran waktu.

Good effort:

a. Bekerja dengan sesuai prosedur.

b. Waktu untuk santai sangat sedikit.

c. Focus terhadap apa yang dikerjakan.

d. Bekerja dengan rasa bagga.

e. Kecepatan membaik dan stabil sepanjang hari.

f. Percaya pada kebaikan waktu pengukuran waktu

(69)

14

Average effort:

a. Melakukan pekerjaan selalu staabil.

b. Mendengarkan saran tetapi tidak dipatuhi.

c. Persiapan dilakukan dengan saip.

d. Membuat perencanaan sebelum bekerja.

Fair effort:

a. Kesal ketika diberi saran.

b. Sering melamun dan tidak focus saat bekerja.

c. Tidak ada keseriusan untuk bekerja.

d. Kelihatan lemas dan asal-asalan.

e. Selalu menyimpang dari prosedur yang ditetapkan.

f. Menggunakan alat kerja dengan kurang baik.

g. Memperlihatkan kurang yakin dalam bekerja.

Poor effort:

a. Selalu membuang waktu kerja.

b. Tidak ada niat untuk bekerja.

c. Menolak diberi saran.

d. Sering malas dan lemas.

e. Sering melakukan pergerakn tidak perlu untuk menggunakan peralatan.

f. Area kerjanya selalu berantakan.

(70)

15

2.2.4 Faktor Kelonggaran (Allowance)

Faktor kelonggaran berguna untuk memberikan kesempatan pada operator agar melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan , maka waktu baku diperoleh dapat bisa disebut data-data waktu pekerja yang cukup dan memenuhi sistem kerja yang diamati, faktor kelonggaran diantaranya:

1. Kelonggaran”untuk”kebutuhan”pribadi

2. Kelonggaran”untuk”menghilangkan”rasa”lelah”(fatique) 3. Kelonggaran”yang”tidak”dapat”dihindarkan

Menentukan faktor kelonggaran dengan meyesuaian dilakukan bersama, sehingga bisa dirasakan seimbang, baik dari pihak operator dan pihak manajemen

2.3 Kurva Belajar

Kurva belajar menunjukkan tingkat penguasaan operator terhadap pekerjaan yang dilakukannya (kondisi dan metode kerja sudah distandarkan).

Kurva belajar ini penting untuk diketahui dalam melakukan pengukuran waktu kerja. Pengukuran kerja dilakukan pada keadaan operator sudah terlatih dan menguasai dengan baik metode pekerjaan yang dilakukannya. Tingkat penguasaan ini dapat dilihat dari kurva belajar.

Perumusan matematis dari kurva belajar adalah sebagai berikut : Y = KX -A

Di mana :

Y = Waktu siklus

X = Siklus ke n : n = 1, 2, 3,….

K = Konstanta A = Konstant

(71)

16 BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Pengumpulan Data

3.1.1 Stasiun Kerja 1 ( Pemotongan )

3.1.1.1 Pemotongan Pemotongan Besi

A. PEMOTONGAN BESI SIKU RANGKA B. PEMOTONGAN BESI HOLO

COVER SAMPING RANGKA COVER BAWAH

NO SET UP PENGUKURAN PROSES

1 40 122 85

2 35 120 81

3 36 120 89

4 37 120 83

5 38 121 85

6 39 121 83

7 40 117 85

8 41 127 85

9 42 127 85

10 43 126 80

11 44 120 88

12 45 126 81

13 40 119 82

14 39 122 81

15 38 120 84

16 37 118 85

17 36 118 84

18 35 119 90

19 36 127 80

20 37 127 81

21 38 127 86

22 39 122 87

23 45 118 90

24 44 125 84

25 43 119 87

26 42 118 82

27 41 121 89

28 40 125 81

29 35 119 81

30 36 118 80

31 37 124 90

32 38 124 85

33 39 120 83

34 40 122 89

35 41 117 88

36 42 121 85

37 43 124 80

38 44 125 83

39 45 119 82

40 35 123 80

NO SET UP PENGUKURAN PROSES

1 42 65 1368

2 46 70 1370

3 45 64 1369

4 45 68 1367

5 38 69 1373

6 40 63 1369

7 37 62 1363

8 47 66 1369

9 46 66 1372

10 44 68 1371

11 46 69 1363

12 44 64 1371

13 41 61 1369

14 42 64 1373

15 47 62 1369

16 47 67 1365

17 45 70 1368

18 37 63 1367

19 40 68 1369

20 40 60 1371

21 39 67 1365

22 43 70 1364

23 43 62 1368

24 45 62 1367

25 43 67 1371

26 44 61 1372

27 47 62 1370

28 46 64 1370

29 40 66 1367

30 41 64 1365

31 47 65 1365

32 37 68 1372

33 40 60 1372

34 42 70 1371

35 47 60 1368

36 43 60 1372

37 46 70 1373

38 41 67 1370

39 42 68 1373

40 46 61 1368

Tabel 3.1. & 3.2. Pemotongan Besi

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penilaian terhadap postur kerja terhadap dua orang operator pada stasiun penjemuran kerupuk dengan metode REBA, didapatkan 9 elemen gerakan untuk kategori

a) Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis dari suatu aktivitas. Contoh: dalam mempelajari performa atlet. b) Pengukuran

Motor penggerak mempunyai fungsi untuk menggerakkan drive roller agar selalu berputar sesuai dengan kecepatan yang diinginkan operator.. Motor penggerak ini pada umumnya

Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu- waktu kerja baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah

Data untuk pekerjaan yang dilakukan oleh manusia akan sedikit berbeda dari suatu siklus ke siklus kerja yang lain walaupun operator yang dipilih telah bekerja dengan

Dengan melakukan penelitian tersebut nantinya data yang diperoleh akan diolah digunakan untuk mengetahui Heart rate (%HR) dan Cardiovascular load (%CVL) saat

Berdasarkan hasil penelitian postur kerja dengan metode OWAS dengan berat beban pada operator laki-laki adalah 10 kg dapat terlihat bahwa skor postur kerja posisi awal pengangkatan

Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu-waktu kerja dari setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat ukur.Bila operator telah siap didepan