• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BERITA RESMI STATISTIK

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

No. 77/09/64/Th.XX, 14 September 2017

I

NDEKS

D

EMOKRASI

I

NDONESIA

(IDI) K

ALIMANTAN

T

IMUR

2016

INDEKSDEMOKRASIINDONESIA(IDI)KALIMANTANTIMUR2016SEBESAR73,64 MENGALAMIPENURUNANSEBESAR7,60POINDIBANDINGKANDENGANTAHUN2015

1. Perkembangan Indeks Demokrasi Indonesia Kalimantan Timur 2016

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kalimantan Timur 2016 sebesar 73,64 dari skala 0 sampai 100, angka ini turun 7,60 poin dibandingkan dengan IDI Kalimantan Timur 2015 sebesar 81,24.

Dengan penurunan ini, tingkat demokrasi Kalimantan Timur secara umum juga mengalami penurunan dari kategori baik menjadi kategori sedang.

Perubahan IDI dari 2009 hingga 2016 mengalami fluktuasi (2009 sebesar 72,31; 2010 sebesar 73,04, 2011 sebesar 66,37, 2012 sebesar 71,23, 2013 sebesar 68,13, 2014 sebesar 77,77, 2015 sebesar 81,24 dan 2016 kembali turun menjadi 73,64. Penurunan nilai IDI Kalimantan Timur 2016 merupakan penurunan tertinggi selama 8 tahun penghitungan IDI (2009-2016).

Fluktuatifnya angka IDI adalah cermin dinamika situasi demokrasi di wilayah Kalimantan Timur.

IDI sebagai sebuah alat ukur perkembangan demokrasi yang khas dan memang dirancang untuk sensitif terhadap naik-turunnya kondisi demokrasi regional. Karena IDI disusun berdasarkan evidence based (kejadian) sehingga potret yang dihasilkan merupakan refleksi realitas yang terjadi di Kalimantan Timur.

Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kalimantan Timur 2016 sebesar 73,64 dalam skala 0 sampai 100.

Angka ini turun 7,60 poin dibandingkan dengan IDI Kalimantan Timur 2015 sebesar 81,24. Kinerja demokrasi Kalimantan Timur turun dari kategori “baik” menjadi kategori “sedang”. Tingkat demokrasi dikelompokkan menjadi tiga kategori yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).

Perubahan IDI Kalimantan Timur dari 2015 - 2016 dipengaruhi perubahan tiga aspek demokrasi yakni Kebebasan Sipil turun 14,82 poin (dari 93,07 menjadi 78,25), Hak-Hak Politik turun 4,39 poin (dari 82,74 menjadi 78,35), dan Lembaga-lembaga Demokrasi turun 3,63 poin (dari 63,99 menjadi 60,36).

Metodologi pengumpulan data IDI terdiri dari 4 sumber data yaitu : (1) review surat kabar, (2) review dokumen (Perda, Pergub, dll), (3) Focus Group Discussion (FGD), dan (4) wawancara mendalam.

(2)

Grafik 1. Perkembangan IDI Kalimantan Timur, 2009-2016

2. Perkembangan Indeks Aspek IDI Kalimantan Timur

Angka IDI 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil, aspek Hak-hak Politik dan aspek Lembaga Demokrasi. Untuk capaian demokrasi 2016 nilai indeks aspek kebebasan sipil sebesar 78,25; aspek hak-hak politik sebesar 78,35; dan aspek lembaga demokrasi sebesar 60,36.

Grafik 2. Perkembangan Indeks Aspek IDI Kalimantan Timur, 2009-2016

Apabila dimaknai secara kategori “baik”, “sedang”, dan “buruk”, pada 2016 tidak ada lagi indeks aspek yang berkategori “buruk”. Indeks aspek Kebebasan Sipil yang sejak awal pengukuran 2009 sudah mencapai kategori “baik” turun menjadi kategori “sedang”.

Sementara pada aspek Hak-hak Politik sejak 2009 hingga 2013 stabil pada kategori “buruk”.

Perubahan signifikan terjadi pada 2014 dan 2015, aspek ini menembus kategori “sedang” pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 meningkat kembali mencapai kategori “baik”, namun di tahun 2016 mengalami penurunan kembali menjadi kategori “sedang”.

72.31 73.04

66.37 71.23 68.13

77.77 81.24

73.64

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

100

80

60 Baik

sedang

Buruk

0

98.22 97.79

91.84

97.16

92.14 93.28

93.07

78.25

54.78 53.89

45.12

51.69

55.36

70.42

82.74 78.35

67.57

72.34

68.10

69.68 58.20 69.94

63.99 60.36

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

100

80

60 Baik

Sedang

Buruk 0

Kebebasan Sipil

Lembaga Demokrasi

(3)

Aspek Lembaga Demokrasi sejak 2009-2012 merupakan aspek yang secara kategori stabil pada kategori “sedang”. Namun pada tahun 2013 sempat terjadi penurunan signifikan sampai menembus kategori “buruk”. Dan di tahun 2014-2016 aspek ini meningkat kembali ke kategori

“sedang”.

Selama kurun waktu 8 tahun IDI Kalimantan Timur dihitung, baru tiga tahun terakhir ini indeks aspek Hak-hak Politik lebih tinggi dibandingkan aspek Lembaga Demokrasi. Sementara nilai aspek Kebebasan Sipil yang biasanya selalu berada pada posisi di atas aspek lainnya pada tahun ini mengalami penurunan yang signifikan hingga berada sedikit dibawah aspek hak-hak politik. Pada tahun 2016 seluruh aspek Indeks demokrasi di Kalimantan Timur mengalami penurunan. Aspek kebebasan sipil, lembaga demokrasi dan hak-hak politik mengalami penurunan masing-masing sebesar 14,82 poin, 3,63 poin dan 4,39 poin.

3. Perkembangan Indeks Variabel IDI Kalimantan Timur

Menurut nilai indeks variabel IDI 2016 terdapat delapan variabel yang mengalami penurunan indeks, dan tiga variabel tetap. Dari delapan variabel yang mengalami penurunan, tiga diantaranya mengalami penurunan yang sangat berarti (dua digit). Penurunan terbesar terjadi pada indeks variabel kebebasan berkumpul dan berserikat, kebebasan berkeyakinan dan peran partai politik.

Pada Grafik 3 terlihat lebarnya jarak plot tahun 2015 dengan plot tahun 2016, memperlihatkan variabel Kebebasan Berkumpul dan Berserikat mengalami penurunan paling besar, dari kategori “baik”

tembus menjadi “buruk”, masing-masing dari 93,07 pada 2015 menjadi 7,03 pada 2016.

Variabel lain yang juga turun secara signifikan adalah variabel Peran Partai Politik dan Kebebasan Berkeyakinan yang masing-masing turun sebesar 12,00 dan 11,39 poin dibanding 2015..

Angka perkembangan indeks variabel secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.

Grafik 3. Perkembangan Indeks Variabel IDI Kalimantan Timur, 2015-2016

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

Kebebasan Berkumpul dan

Berserikat

Kebebasan Berpendapat

Kebebasan Berkeyakinan

Kebebasan dari Diskriminasi

Hak Memilih dan Dipilih Partisipasi Politik

dalam Pengambilan…

Pemilu yang Bebas dan Adil Peran DPRD Peran Partai Politik

Peran Birokrasi Pemerintah

Daerah

Peran Peradilan yang Independen

2015 2016

(4)

4. Perkembangan Skor Indikator IDI Kalimantan Timur

Indikator pada IDI 2016 Kalimantan Timur terdapat 18 indikator mencapai kinerja kategori “baik”

(skor di atas 80) yaitu indikator 3, 6, 7, 8, 9,10,11,17,18,19, 24, 27, dan 28.

a. Indikator 3, Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Aparat Pemerintah yang Menghambat Kebebasan Berpendapat,

b. Indikator 6, Tindakan/Pernyataan Pejabat yang Membatasi Kebebasan Menjalankan Ibadah Agama,

c. Indikator 7, Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat terkait ajaran Agama d. Indikator 8, Aturan Tertulis yang Diskriminatif dalam Hal Gender, Etnis, dan Kelompok, e. Indikator 9, Tindakan/Pernyataan Pejabat yang Diskriminatif dalam Hal Gender, Etnis, dan

Kelompok,

f. Indikator 10, Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat Karena Alasan Gender, Etnis, dan Kelompok,

g. Indikator 11, Hak Memilih atau Dipilih Terhambat,

h. Indikator 17, Pengaduan Masyarakat Mengenai Penyelenggaraan Pemerintahan i. Indikator 18, Keberpihakan KPUD dalam Penyelenggaraan Pemilu,

j. Indikator 19, Kecurangan dalam Penghitungan Suara, k. Indikator 24, Persentase Perempuan Pengurus Partai Politik, l. Indikator 27, Keputusan Hakim yang Kontroversial, dan

m. Indikator 28, Penghentian Penyidikan yang Kontroversial oleh Jaksa atau Polisi.

Meskipun demikian, masih terdapat juga kinerja indikator demokrasi yang berkategori “buruk” (skor di bawah 60) di tahun 2016. Indikator-indikator yang termasuk dalam kategori tersebut adalah:

a. Indikator 1 Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Pemerintah yang Menghambat Kebebasan Berserikat dan Berkumpul,

b. Indikator 2 Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat yang Menghambat Kebebasan Berserikat dan Berkumpul,

c. Indikator 4, Ancaman/Penggunaan Kekerasan oleh Masyarakat yang Menghambat Kebebasan Berpendapat,

d. Indikator 15, Persentase Perempuan Terpilih terhadap Total Anggota DPRD Provinsi, e. Indikator 16, Demonstrasi/Mogok yang Bersifat Kekerasan,

f. Indikator 21, Perda yang Merupakan Inisiatif DPRD, g. Indikator 22, Rekomendasi DPRD Kepada Eksekutif,

h. Indikator 23, Kegiatan Kaderisasi yang Dilakukan Peserta Pemilu, dan i. Indikator 26, Upaya Penyediaan Informasi APBD oleh Pemerintah Daerah.

Indikator-indikator tersebut di atas memerlukan perhatian khusus dari semua pihak agar nilainya dapat membaik.

5. Penjelasan Teknis

Pembangunan demokrasi dan politik merupakan hal yang penting dan terus diupayakan oleh pemerintah. Namun, untuk mengukur pencapaiannya bukan sesuatu hal yang mudah. Pembangunan demokrasi memerlukan data empirik untuk dapat dijadikan landasan pengambilan kebijakan dan

(5)

perumusan strategi yang spesifik dan akurat. Untuk memberikan gambaran mengenai perkembangan demokrasi politik di Indonesia maka sejak tahun 2009, Badan Pusat Statistik (BPS) bersama stakeholder lain seperti Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (KEMENKOPOLHUKAM), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kementerian Dalam Negeri (KEMENDAGRI), United Nations Development Programme (UNDP) dan Tim Ahli yaitu Prof. Maswadi Rauf (UI), Prof. Musdah Mulia (UIN Syarif Hidayatullah), Dr. Syarif Hidayat (LIPI), dan Dr. Abdul Malik Gismar (Universitas Paramadina) merumuskan pengukuran Indeks Demokrasi Indonesia (IDI).

IDI adalah indikator komposit yang menunjukkan tingkat perkembangan demokrasi di Indonesia. Tingkat capaiannya diukur berdasarkan pelaksanaan dan perkembangan tiga aspek demokrasi, yaitu adalah Kebebasan Sipil (Civil Liberty), Hak-Hak Politik (Political Rights), dan Lembaga-lembaga Demokrasi (Institution of Democracy).

IDI bertujuan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat perkembangan demokrasi. Dari indeks tersebut akan terlihat perkembangan demokrasi sesuai dengan ketiga aspek yang diukur. Di samping level nasional, IDI juga dapat memberikan gambaran perkembangan demokrasi pada tingkat provinsi- provinsi di seluruh Indonesia. IDI merupakan indikator yang tidak hanya melihat gambaran demokrasi yang berasal dari sisi kinerja pemerintah/birokrasi saja. Namun, juga melihat perkembangan demokrasi dari aspek peran masyarakat, lembaga legislatif (DPRD), partai politik, lembaga peradilan dan penegak hukum. Oleh karena itu, perkembangan IDI merupakan tanggung jawab bersama semua stakeholder, tidak hanya pemerintah saja.

Komponen Penghitungan IDI 2009 - 2016

Catatan: *) = rincian indikator dapat dilihat pada Tabel 1

Pengumpulan data IDI mengombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sebagai tahapan yang saling melengkapi. Pada tahap pertama data kuantitatif dikumpulkan dari koding surat kabar dan dokumen tertulis seperti Perda atau peraturan dan surat keputusan kepala daerah/walikota/bupati, yang sesuai dengan indikator-indikator IDI. Temuan-temuan tersebut kemudian diverifikasi dan dielaborasi melalui focus group discussion (FGD) sebagai tahap pengumpulan data kedua, sekaligus menggali kasus-kasus yang tidak tertangkap di koding surat kabar/dokumen. Pada tahap ketiga data- data yang telah terkumpul tersebut diverifikasi melalui wawancara mendalam dengan narasumber

(6)

yang kompeten memberikan informasi tentang indikator IDI. Semua tahapan pengumpulan data dilakukan oleh BPS Provinsi, diolah di BPS RI, dan diverifikasi oleh Dewan Ahli beserta mitra kerja lain pada semua tahapannya

Dari sisi penghitungan Indeks, IDI harus melalui tiga tahapan proses yakni pertama, menghitung indeks akhir untuk setiap indikator; kedua, menghitung indeks provinsi; dan ketiga, menghitung indeks keseluruhan atau IDI Nasional. Ketiga tahapan ini secara hierarkhis terkait satu dengan yang lain. Indeks masing-masing indikator IDI (28 indikator) di setiap provinsi memberikan kontribusi dalam penghitungan indeks 11 variabel IDI, selanjutnya indeks 11 varibel memberikan kontribusi terhadap penghitungan indeks tiga aspek IDI. Komposit indeks ketiga aspek IDI inilah yang merefleksikan indeks demokrasi di masing-masing provinsi. Dan pada akhirnya komposit indeks provinsi menentukan IDI Nasional.

Untuk menggambarkan capaian tingkat demokrasi dalam IDI digunakan skala 0 – 100. Skala ini merupakan skala normatif di mana 0 adalah tingkat terendah dan 100 adalah tingkat tertinggi. Tingkat terendah (nilai indeks = 0) secara teoretik dapat terjadi bila semua indikator mendapatkan skor yang paling rendah (skor 0). Sebaliknya, tingkat tertinggi (nilai indeks = 100) secara teoritik dimungkinkan apabila seluruh indikator memperoleh skor tertinggi. Selanjutnya, untuk memberi makna lebih lanjut dari variasi indeks yang dihasilkan, skala 0 – 100 tersebut dibagi ke dalam tiga kategori tingkat demokrasi, yakni “baik” (indeks > 80), “sedang” (indeks 60 – 80), dan “buruk” (indeks < 60).

Pada 2015 sejalan dengan dinamika demokrasi dan agar sensitif dengan kondisi lapangan terkini maka diterapkan dua indikator baru yakni indikator 25 “Kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh keputusan PTUN” dahulu “Laporan dan berita penggunaan fasilitas pemerintah untuk kepentingan calon/parpol tertentu dalam pemilu legislatif” dan indikator 26 yakni

“Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah” dahulu “Laporan dan berita keterlibatan PNS dalam kegiatan politik parpol pada pemilu legislatif”.

(7)

Tabel 1: Perkembangan Indeks Aspek, Variabel dan Skor Indikator IDI Kalimantan Timur 2015-2016

o ASPEK / VARIABEL / INDIKATOR 2015 2016

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA KALIMANTAN TIMUR 81,24 73.64

A. KEBEBASAN SIPIL (CIVIL LIBERTIES) 93,07 78.25

I. Kebebasan berkumpul dan berserikat 100,00 7.03

1 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berkumpul dan berserikat

100,00 0.00 2 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat

kebebasan berkumpul dan berserikat

100,00 56.25

II. Kebebasan berpendapat 89,59 85.39

3 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah yang menghambat kebebasan berpendapat

87,50 100.00 4 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat yang menghambat

kebebasan berpendapat

100,00 12.50

III. Kebebasan berkeyakinan 89,84 78.45

5 Aturan tertulis yang membatasi kebebasan atau mengharuskan masyarakat dalam menjalankan agamanya

91,30 69.57 6 Tindakan atau pernyataan pejabat Pemerintah yang membatasi kebebasan atau

mengharuskan masyarakat untuk menjalankan ajaran agamanya

87,50 100.00 7 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan dari satu kelompok masyarakat terhadap

kelompok masyarakat lain terkait dengan ajaran agama

85,00 100.00

IV. Kebebasan dari diskriminasi 99,90 100.00

8 Aturan tertulis yang diskriminatif dalam hal gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya

100,00 100.00 9 Tindakan atau pernyataan pejabat pemerintah daerah yang diskriminatif dalam hal

gender, etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya

100,00 100.00 10 Ancaman kekerasan atau penggunaan kekerasan oleh masyarakat karena alasan gender,

etnis atau terhadap kelompok rentan lainnya

100,00 100.00

B. HAK-HAK POLITIK (POLITICAL RIGHTS) 82,74 78.35

V. Hak memilih dan dipilih 69,82 69.75

11 Hak memilih atau dipilih masyarakat terhambat 98,72 98.72

12 Kejadian yang menunjukkan ketiadaan/kekurangan fasilitas sehingga kelompok dengan keterbatasan akses tidak dapat menggunakan hak memilih

60,00 60.00

13 Kualitas daftar pemilih tetap (DPT) 67,77 67.77

14 Penduduk yang menggunakan hak pilih dibandingkan dengan yang memiliki hak untuk memilih dalam pemilu (voters turnout)

68,72 68.72

15 Perempuan terpilih di DPRD provinsi 36,36 36.36

VI. Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan 95,65 86.96

16 Demonstrasi/mogok yang bersifat kekerasan 91,30 73.91

17 Pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintahan 100,00 100.00 C. LEMBAGA-LEMBAGA DEMOKRASI (DEMOCRATIC INSTITUTIONS) 63,99 60.36

VII. Pemilu yang bebas dan adil 99,37 99.37

18 Kejadian yang menunjukkan keberpihakan KPUD dalam penyelenggaraan Pemilu 100,00 100.00 19 Kejadian atau pelaporan tentang kecurangan dalam penghitungan suara 98,73 98.73

VIII. Peran DPRD 50,52 48.68

20 Besaran alokasi anggaran pendidikan Besaran alokasi anggaran kesehatan

65,77 28.93 100.00

21 Perda yang berasal dari hak inisiatif DPRD 37,50 35.29

22 Rekomendasi DPRD kepada eksekutif 7,14 3.57

IX. Peran Partai politik 22,00 10.00

23 Kegiatan kaderisasi yang dilakukan parpol peserta pemilu 14,29 0.00 24 Perempuan dalam kepengurusan parpol tingkat provinsi 91,46 100.00

(8)

ASPEK / VARIABEL / INDIKATOR 2015 2016

X. Peran Birokrasi Pemerintah Daerah 52,41 52,41

25 Kebijakan pejabat pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh keputusan PTUN 55,26 76.32 26 Upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah/ 50,00 25.00

XI. Peran Peradilan yang independen 100,00 100.00

27 Keputusan hakim yang kontroversial 100,00 100.00

28 Penghentian penyidikan yang kontroversial oleh jaksa atau polisi 100,00 100.00

*) Tahun 2015 indikator belum dipisah

(9)

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Informasi lebih lanjut hubungi : M. Habibullah, S.Si, M.Si

(Kepala BPS Provinsi Kalimantan Timur) UB. Ahmad Muhammad Saleh, SE

(Kepala Bidang Statistik Sosial) Telp: (0541) 732793, Fax: (0541) 201121

e-mail: sosial6400@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Angka IDI 2015 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil, aspek Hak-hak Politik dan aspek Lembaga

Angka IDI Kalimantan Utara 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil sebesar 100,00; aspek Hak-hak Politik

Angka IDI merupakan indeks komposit yang dihitung dengan rata-rata tertimbang dari indeks tiga aspek yakni aspek kebebasan sipil, aspek hak-hak politik, dan aspek lembaga

Angka IDI 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil yang bernilai 90,00; aspek Hak-Hak Politik yang bernilai 81,59;

Angka IDI 2015 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil dengan indeks 80,16; aspek Hak-hak Politik sebesar 65,01; dan aspek

Angka IDI 2016 Provinsi Aceh merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil yang bernilai 92,92; aspek Hak-Hak Politik yang

Angka IDI 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil, aspek Hak-hak Politik dan aspek Lembaga Demokrasi.. Aspek Kebebasan

Angka IDI 2016 merupakan indeks komposit yang disusun dari nilai tiga aspek yakni aspek Kebebasan Sipil yang bernilai 84,39; aspek Hak-Hak Politik yang bernilai 65,63;