• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan mutu/kualitas pembelajaran di lingkungan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) agar sesuai dengan standar penil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan mutu/kualitas pembelajaran di lingkungan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) agar sesuai dengan standar penil"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i KATA PENGANTAR

Dalam rangka meningkatkan mutu/kualitas pembelajaran di lingkungan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) agar sesuai dengan standar penilaian Badan Akreditasi Nasional-Perguruan Tinggi (BAN-PT), maka diperlukan penyusunan dokumen-dokumen Pedoman Pelaksanaan Tridarma perguruan tinggi yang memfasilitasi program studi untuk merencanakan dan melaksanan program Tridarma.

Tridharma Perguruan Tinggi adalah tugas utama perguruan tinggi yang terdiri atas pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pedoman pelaksanaan tridarma perguruan tinggi dapat digunakan sebagai acuan bagi perencanaan dan pelaksanaan program tridarma unit di bawahnya, menjamin terintegrasinya kegiatan penelitian dan PKM ke dalam pembelajaran

Tujuan Penyusunan Dokumen Kebijakan Tentang Pengembangan Tridarma, antara lain agar kegiatan penelitian dan PKM terintegrasi ke dalam pembelajaran.

LP3 ULM

(7)

ii DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

I. PEDOMAN DAN PERENCANAAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

II. PENDIDIKAN... 3

2.1. Pengertian Dasar Sistem Kredit Semester (SKS) ... 3

2.2. Nilai Kredit dan Beban Studi ... 6

2.3. Kurikulum ... 8

2.4. Persyaratan Peminatan ... 9

2.5. Penilaian Kemampuan Akademik ... 9

2.6. Sanksi Akademik ... 13

2.7. Ujian Tugas Akhir Program Sarjana... 14

2.8. Evaluasi Keberhasilan Studi Program Sarjana. ... 21

2.9. Program Semester Pendek ... 24

2.10. Kuliah antar Fakultas/Program ... 25

2. PENELITIAN ... 26

2.1. Latar Belakang ... 26

2.2. Penelitian dan Tridarma Perguruan Tinggi ... 27

3. PENGABDIAN PADA MASYARAKAT... 33

3.1. TUJUAN ... 34

3.2. Model dan Metode Pelaksanaan ... 35

(8)

iii

3.3. Besaran Dana Kegiatan ... 36

3.4. Prioritas Lokasi ... 36

3.5. Dosen yang Dapat Mengajukan Proposal ... 36

b. KETERKAITAN TEMA / JUDUL KEGIATAN PPM DENGAN PENDIDIKAN ... 37

3.6. Partisipasi Mahasiswa dalam Kegiatan ... 38

3.7. Jadwal Pelaksanaan ... 38

3.8. Proses Pengusulan Kegiatan... 39

3.9. Penyusunan Proposal... 39

3.10. Seleksi Dan Penetapan Proposal Yang Akan Dibiayai ... 44

3.11. Penanda-Tanganan Kontrak dan Penyaluran Dana ... 45

3.12. Monitoring Kegiatan oleh LPM ... 45

3.13. Pelaporan Hasil Kegiatan ... 45

3.14. Ekspose dan Penganugrahan Pelaksana Kegiatan Terbaik ... 46

III. FORMAT UMUM LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT ... 46

(9)

iv DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indeks Prestasi (IP) dan Beban Studi dalam SKS ... 8

Tabel 2. Proporsi Nilai Matakuliah dengan Praktikum dan Non Praktikum ... 10

Tabel 3. Huruf Mutu (HM) dan Angka Mutu (AM) ... 11

Tabel 4. Konversi Nilai Angka ke Huruf Mutu ... 12

Tabel 5. Beban Studi Mahasiswa Berdasarkan Indeks Prestasi ... 21

Tabel 6. Perubahan Paradigma dalam Pengabdian pada Masyarakat ... 34

(10)

v DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Keterkaitan Yang Harus Terjadi Dalam Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi ... 33

(11)

1 I. PEDOMAN DAN PERENCANAAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PENDIDIKAN, PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya pendidikan bukan hanya merupakan upaya pembebasan diri dari kebodohan, dan ini dikaitkan dengan semakin lajunya pembangunan ke taraf kehidupan yang lebih baik. Disadari atau tidak dunia pendidikan kita telah melibatkan segenap aspek kemampuan yang ada. Salah satu aspek yang perlu dipikirkan adalah kualitas dosen, sebab senantiasa bergelut dalam dunia pendidikan.

Pada umurnnya suatu jenis pekerjaan akan dapat direalisasikan dengan baik manakala orang tersebut memiliki kemampuan yang nyata dalam bidangnya, ini erat kaitannya dengan keterampilan kerja yang dimilikinya sebagai tingkatan yang paling dasar dan sederhana. Berbagai kegiatan yang dikerjakan secara berkesinambungan dengan menggunakan teknik dan prosedur tertentu dapat menjamin keterampilan kerja yang dimilikinya, juga berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat teknis.

Suatu profesi ditandai dengan adanya keterampilan kerja, karena memang lebih banyak menekankan pada keahlian dibidangnya. Ini dimaksudkan bahwa seseorang yang menyandang predikat profesi selalu melandaskan pekerjaannya pada intelektual yang dimilikinya dengan berpijak pada konsep dan teori tertentu sehingga apa yang dikerjakannya selalu bersifat penalaran.

Profesi dosen adalah salah satu diantaranya, walau kadangkala profesionalisasi itu dirasakan sangat kontrovesial. Disatu pihak jabatan ini menuntut berbagai persyaratan tertentu sebagaimana layaknya profesi yang lain, dilain pihak masih saja terdapat yang memang atau tidak memiliki berbagai persyaratan yang diperlukan bahkan lebih ironis lagi kadar atau bobot yang disandangnya lebih rendah dari yang tidak menyandang profesi itu.

Jika ditelusuri lebih jauh profesi ini masih merupakan sesuatu yang ideal, ini semua dikaitan dengan tujuan pendidikan. Keahlian seorang dosen yang terbina secara profesional belum dapat menjamin sepenuhnya bahwa cara-cara kerja atau

(12)

2 metoda yang digunakan dalam proses interaksi belajar mengajar akan membawa mahasiswa dalam mencapai hasil yang diharapkan. Dengan kata lain proses belajar merupakan hal yang kompleks yang melibatkan segenap kemampuan yang ada, terlebih lagi bila menginginkan hasil belajar mengajar yang lebih baik.

Untuk pencapaian suatu proses belajar mengajar dengan baik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: profesi dosen, perkembangan dan pertumbuhan mahasiswa, tujuan dari pendidikan dan pengajaran yang berpangkal pada filsafat hidup masyarakat dan program pendidikan atau kurikulum (Umar Hamalik 1982:87). Aspek-aspek tersebut hendaknya diperhatikan dalam melaksanakan proses interaksi belajar mengajar

(13)

3 II. PENDIDIKAN

Program Studi lingkup Universitas Lambung Mangkurat sebagai lembaga pendidikan tinggi, selalu memperhatikan enam faktor yaitu :

1) Mahasiswa sebagai anak didik, yang secara kodrati memiliki perbedaan-perbedaan individual baik dalam bakat, minat maupun kemampuan akademik.

2) Tuntutan kebutuhan masyarakat akan tenaga ahli yang semakin meningkat.

3) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat.

4) Sarana pendidikan seperti : ruang kuliah, perpustakaan dan laboratorium yang memadai.

5) Tenaga administrasi yang mempengaruhi kelancaran penyelenggaraan acara-acara pendidikan.

6) Dosen sebagai pelaksana pendidikan yang dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar atas dasar SKS, merupakan komponen yang sangat mempengaruhi hasil proses itu.

Dengan demikian maka sistem pendidikan yang tepat ialah sistem pendidikan yang memperhatikan dan mempertimbangkan secara optimal keenam faktor tersebut. Salah satu sistem yang dipandang sesuai ialah Sistem Kredit Semester.

2.1. Pengertian Dasar Sistem Kredit Semester (SKS) 2.1.1. Sistem Kredit

a. Sistem kredit ialah suatu sistem penghargaan terhadap beban studi mahasiswa, beban kerja dosen dan beban penyelenggaraan program pendidikan yang dinyatakan dalam kredit.

b. Kredit adalah suatu unit atau satuan yang menyatakan isi suatu mata kuliah secara kuantitatif.

c. Ciri-ciri sistem kredit ialah:

1) Dalam sistem kredit, tiap-tiap matakuliah diberi harga yang dinamakan nilai kredit.

2) Banyaknya nilai kredit untuk matakuliah yang berlainan tidak perlu sama.

(14)

4 3) Banyaknya nilai kredit untuk masing-masing matakuliah ditentukan atas dasar besarnya usaha untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dinyatakan dalam kegiatan perkuliahan, praktikum, kerja lapang atau tugas-tugas lain.

2.1.2. Sistem Semester

a. Sistem semester adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang menggunakan satuan waktu tengah tahunan yang disebut semester.

b. Semester adalah satuan waktu terkecil untuk menyatakan lamanya suatu kegiatan pendidikan dalam suatu jenjang/program pendidikan tertentu.

Satu semester setara dengan 16-19 minggu kerja dalam arti minggu perkuliahan efektif termasuk ujian akhir, atau sebanyak-banyaknya 22 minggu kerja termasuk waktu evaluasi ulang dan minggu tenang.

c. Penyelenggaraan pendidikan dalam satu semester terdiri dari kegiatan-kegiatan perkuliahan, seminar, praktikum, kerja lapangan, dalam bentuk tatap muka, serta kegiatan akademik terstruktur dan mandiri.

d. Dalam setiap semester disajikan sejumlah matakuliah dan setiap matakuliah mempunyai bobot yang dinyatakan dalam satuan kredit semester (SKS), sesuai dengan yang ditetapkan dalam kurikulum fakultas masing-masing.

2.1.3. Sistem Kredit Semester (SKS)

a. SKS adalah suatu sistem kredit yang diselenggarakan dalam satuan waktu semester.

b. SKS mempunyai dua tujuan yang sangat penting yaitu:

1) Tujuan Umum

Agar Perguruan Tinggi dapat lebih memenuhi tuntutan pembangunan, maka perlu disajikan program pendidikan yang bervariasi dan fleksibel.

Dengan cara tersebut akan memberi kemungkinan lebih luas kepada setiap mahasiswa untuk menentukan dan mengatur kurikulum dan

(15)

5 strategi proses belajar mengajarnya agar diperoleh hasil yang sebaik-baiknya sesuai dengan rencana dan kondisi masing-masing peserta didik.

2) Tujuan Khusus

a) Memberikan kesempatan kepada para mahasiswa yang cakap dan giat belajar agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

b) Memberi kesempatan kepada para mahasiswa agar dapat mengambil matakuliah yang sesuai dengan minat, bakat dan kemampuannya.

c) Memberi kemungkinan agar sistem pendidikan dengan input dan output yang majemuk dapat dilaksanakan.

d) Mempermudah penyesuaian kurikulum dari waktu ke waktu dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini.

e) Memberi kemungkinan agar sistem evaluasi kemajuan belajar mahasiswa dapat diselenggarakan dengan sebaik-baiknya.

f) Memberi kemungkinan pengalihan (transfer) kredit antar Program Studi atau antar Fakultas dalam suatu Perguruan Tinggi atau antar Perguruan Tinggi.

g) Memungkinkan perpindahan mahasiswa dari Perguruan Tinggi satu ke Perguruan Tinggi lain atau dari suatu Program Studi ke Program Studi lain dalam suatu Perguruan Tinggi tertentu.

c. Satuan Kredit Semester (SKS) adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa dalam suatu semester serta besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa, serta besarnya usaha untuk penyelenggaraan program pendidikan di Perguruan Tinggi khususnya bagi dosen.

d. Setiap matakuliah atau kegiatan akademik lainnya, disajikan pada setiap semester dengan ditetapkan harga satuan kredit semesternya yang menyatakan bobot kegiatan dalam matakuliah tersebut.

(16)

6 2.2. Nilai Kredit dan Beban Studi

2.2.1. Nilai Kredit Semester untuk Perkuliahan

Untuk perkuliahan, nilai satu satuan kredit semester ditentukan berdasarkan beban kegiatan yang meliputi keseluruhan kegiatan per minggu yaitu :

a) Untuk Mahasiswa

- Lima puluh menit acara tatap muka terjadwal dengan dosen, misal dalam bentuk kuliah, seminar dan sebagainya.

- Enam puluh menit acara kegiatan akademik terstruktur, yaitu kegiatan studi yang tidak terjadwal, tetapi direncanakan oleh dosen, misal dalam bentuk mengerjakan pekerjaan rumah/menyelesaikan soal-soal.

- Enam puluh menit acara kegiatan akademik mandiri, yaitu kegiatan yang harus dilakukan untuk mendalami, menpersiapkan atau tujuan lain suatu tugas akademik, misal dalam bentuk membaca buku referensi.

b) Untuk Dosen

- Lima puluh menit acara tatap muka terjadwal dengan mahasiswa.

- Enam puluh menit acara perencanaan dan evaluasi kegiatan akademik terstruktur.

- Enam puluh menit pengembangan materi kuliah.

2.2.2. Nilai Kredit Semester untuk Seminar

Untuk penyelenggaraan seminar, dimana mahasiswa diwajibkan memberikan penyajian pada suatu forum, nilai 1 (satu) satuan kredit semester sama seperti pada penyelenggaraan kuliah, yaitu berupa acara 50 (lima puluh) menit tatap muka per minggu.

2.2.3. Nilai Kredit Semester untuk Praktikum, Penelitian dan Kerja Lapangan

Nilai satu satuan kredit semester sama dengan penyelesaian kegiatan selama dua sampai lima jam per minggu selama satu semester atau keseluruhannya 32 sampai 80 jam per semester.

(17)

7 a. Nilai Kredit Semester untuk Praktikum di Laboratorium. Praktikum di laboratiruum, nilai satu satuan kredit semester adalah beban tugas di laboratorium sebanyak dua sampai tiga jam atau 170 menit per minggu selama satu semester.

b. Nilai Kredit Semester untuk Penelitian, Penyusunan Skripsi. Tesis dan Disertasi. Nilai satu satuan kredit semester adalah beban tugas penelitian sebanyak tiga sampai empat jam sehari selama satu bulan, dimana satu bulan dianggap setara dengan 25 hari kerja.

c. Nilai Kredit Semester untuk Kerja Lapangan dan yang sejenisnya.

Untuk kerja lapangan dan yang sejenisnya, nilai satu satuan kredit semester adalah beban tugas di lapangan sebanyak empat sampai lima jam per minggu selama satu semester.

2.2.4. Beban Studi Dalam Semester

Beban studi mahasiswa dalam satu semester ditentukan atas dasar rata-rata waktu kerja sehari-hari dan kemampuan individu. Pada umumnya orang bekerja rata-rata 6-8 jam selama enam hari berturut-turut. Seorang mahasiswa dituntut bekerja lebih lama sebab ia bekerja pada siang hari dan pada malam hari. Kalau dianggap seorang mahasiswa normal bekerja rata-rata siang hari 6-8 jam dan malam hari 2 jam selama 6 hari berturut-turut, maka seorang mahasiswa diperkirakan memiliki waktu belajar sebanyak 8-10 jam sehari atau 48-60 jam/minggu. Oleh karena satu satuan kredit semester kira-kira setara dengan 2,83 jam kerja, maka beban studi mahasiswa untuk tiap semester akan sama dengan 16-20 SKS atau sekitar 18 sks. Dalam menentukan beban studi satu semester, perlu diperhatikan kemampuan individu berdasar hasil studi mahasiswa pada semester sebelumnya yang diukur dengan parameter indek prestasi. Besarnya indek prestasi (IP) dapat dihitung sebagai berikut:

IP=

=

= n

i i n

i

i i

K NA K

1 1

(18)

8 Dimana : IP adalah Indeks Prestasi, dapat berupa indek prestasi semester

atau indeks prestasi kumulatif.

K adalah jumlah SKS masing-masing matakuliah.

NA adalah nilai akhir masing-masing matakuliah.

n adalah banyaknya matakuliah yang diambil.

Besarnya beban studi pada semester pertama ditentukan sama untuk setiap mahasiswa, kemudian dengan IP yang dicapai pada semester tersebut diperhitungkan beban studi pada semester berikutnya dengan berpedoman pada tabel berikut ini:

Tabel 1. Indeks Prestasi (IP) dan Beban Studi dalam SKS Indeks Prestasi (IP) Beban Studi (SKS)

> 3,00 2,50 – 2,99 2,00 – 2,49 1,50 – 1,99

< 1,50

22 – 24 19 – 21 16 – 18 12 – 15

< 12

2.3. Kurikulum

Pengaturan kurikulum sebagai pedoman proses belajar mengajar di Universitas Lambung Mangkurat mengacu pada SK. Mendiknas Nomor 232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan SK Dirjen DIKTI Nomor 43/DIKTI/2006, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012, Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI); Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013, Tentang Penerapan KKNI Bidang Perguruan Tinggi; Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan

(19)

9 Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015, Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

Kurikulum Program Sarjana terdiri atas:

a. Kelompok Mata Kuliah muatan nasional 1. Agama (3 sks)

2. Kewarganegaraan (3 sks) 3. Bahasa Indonesia (3 sks) 4. Bahasa Inggris (3 sks)

b. Kelompok Mata Kuliah muatan universitas 1. Tugas Akhir Skripsi sekurang-kurangnya 4 sks

2. Kuliah Kerja Nyata (Praktik Kerja Nyata) (2-3 sks) minimal 2 bulan 3. Kapita Selekta Kewirausahaan (Dasar Komunikasi, Leadership dan

Kewirausahaan minimal 3 sks).

c. Kelompok Mata Kuliah muatan fakultas/program studi

Mata Kuliah muatan fakultas akan diatur dalam Pedoman Pendidikan Fakultas.

2.4. Persyaratan Peminatan

Pada Program Studi lingkup ULM menawarkan peminatan yang masing-maing mempunyai persyaratan ciri khas di program studinya.

2.5. Penilaian Kemampuan Akademik 2.5.1. Ketentuan Umum

a. Kegiatan penilaian kemampuan akademik suatu matakuliah dilakukan melalui Tugas Terstruktur, Kuis, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester dan penilaian kegiatan praktikum.

b. Kegiatan terstruktur dalam kegiatan penilaian kemampuan akademik sesuatu matakuliah pada suatu semester dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu semester.

c. Ujian Tengah Semester dan Akhir Semester dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam kalender akademik.

(20)

10 d. Penilaian melalui tugas-tugas terstruktur, Kuis, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester dan ujian praktikum dimaksudkan untuk menentukan Nilai Akhir (NA) dengan pembobotan tertentu.

Tabel 2. Proporsi Nilai Matakuliah dengan Praktikum dan Non Praktikum Bobot Penilaian

Item Matakuliah dengan Praktikum

Matakuliah dengan Non Praktikum Rata-rata Tugas

Rata-rata Quiz Rata-rata Praktikum

UTS UAS

20%

10%

20%

25%

25%

30%

10%

0%

30%

30%

e. Penilaian pada Ujian Tengah Semester di tentukan oleh nilai mentah atau rincian-rincian nilai mentah dari masing-masing komponen seperti nilai tugas, nilai quis, nilai praktek dan nilai Ujian Tengah Semester yang dibobotkan.

Nilai UTS tidak dalam bentuk nilai huruf tetapi dalam bentuk nilai Angka yang harus diserahkan ke koordinator makakuliah untuk digabungkan dengan komponen-komponen nilai pada Ujian Akhir Semester. Nilai Akhir semester terdiri dari nilai tugas, nilai quis dan tugas terstruktur dan hasil pembobotan dari UTS. Nilai Akhir adalah dalam bentuk Nilai Huruf.

2.5.2. Nilai Akhir

a. Penilaian keberhasilan studi mahasiswa untuk setiap matakuliah didasarkan pada tiga alternatif penilaian, yaitu:

(1) Menggunakan sistem penilaian acuan patokan (PAP) yaitu dengan cara menentukan batas kelulusan,

(2) Menggunakan sistem penilaian acuan normal (PAN), yaitu dengan cara membandingkan nilai seorang mahasiswa dengan nilai kelompoknya,

(21)

11 (3) Menggunakan sistem gabungan antara PAP dan PAN, yaitu

menentukan nilai batas kelulusan terlebih dahulu, kemudian membandingkan nilai yang lulus relatif dengan kelompoknya.

Disarankan dalam sistem penilaian menggunakan PAN atau gabungan antara PAN dan PAP.

b. Hasil penilaian akhir matakuliah dinyatakan dengan Huruf Mutu (HM) dan Angka Mutu (AM) seperti tertera pada tabel berikut:

Tabel 3. Huruf Mutu (HM) dan Angka Mutu (AM) Huruf Mutu Angka Mutu Golongan Kemampuan

A B+

B C+

C D+

D E

4 3,5

3 2,5

2 1,5

1 0

Sangat Baik

Antara Sangat Baik dan Baik Baik

Antara Baik dan Cukup Cukup

Antara Cukup dan Kurang Kurang

Gagal

c. Pemberian Nilai pada setiap kegiatan dapat dilakukan dengan Huruf Mutu (E-A) yang kemudian dikonversikan ke Angka Mutu (0-4).

d. Bobot suatu kegiatan penilaian matakuliah ditentukan menurut perimbangan materi kegiatan dengan materi matakuliah secara keseluruhan dalam satu semester.

e. Penghitungan Nilai Akhir dilakukan dengan memberikan bobot pada setiap kegiatan perkuliahan dalam semester tersebut dengan menggunakan rumus:

NA =

Dengan:

Bti : adalah bobot nilai tugas terstruktur ke i Bqi : adalah bobot nilai kuis ke i

Bm : adalah bobot nilai ujian tengah semester Bp

Ba Bm Bq Bt

Np Bp Na Ba Nm BM Nq Bq Nt Bt

i n

i i

i i n

i

i i

+ + + +

⋅ +

⋅ +

⋅ +

⋅ +

=

=

1 1

(22)

12 Ba : adalah bobot nilai ujian akhir semester

Bp : adalah bobot nilai praktikum

Nti, Nqi, Nm, Na, Np : adalah nilai setiap kegiatan akademik

f. Dari hasil perhitungan rumus pada butir e, apabila diperlukan konversi ke Huruf Mutu, dapat digunakan acuan sebagai berikut:

Tabel 4. Konversi Nilai Angka ke Huruf Mutu Nilai Angka Nilai Huruf Bobot

>80 – 100

>75 – 80

>69 – 75

>60 – 69

>55 – 60

>50 – 55

>44 – 50 0 - 44

A B+

B C+

C D+

D E

4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0

Sangat Baik

Antara Sangat Baik dan Baik Baik

Antara Baik dan Cukup Cukup

Antara Cukup dan Kurang Kurang

Gagal 2.5.3. Ujian Perbaikan dan Ujian Khusus

a. Ujian Perbaikan dan Ujian Khusus ditujukan untuk memperbaiki nilai akhir sesuatu matakuliah yang pernah ditempuh dengan:

(1) Mengikuti semua kegiatan akademik yang berkaitan dengan perkuliahan pada semester dimana matakuliah yang akan diperbaiki ditawarkan. Ujian perbaikan diperuntukkan bagi matakuliah dengan nilai paling tinggi C, sedangkan nilai akhir diambil yang terbaik.

(2) Ujian khusus bagi mahasiswa yang telah mengumpulkan kredit 144 – 160 SKS dan telah menyelesaikan tugas akhirnya tetapi IPK yang diperoleh kurang dari 2,00.

b. Ujian Khusus berlaku untuk matakuliah dengan nilai maksimum C+.

2.5.4. Ujian Susulan

1. Ujian susulan dapat diselenggarakan berdasarkan ketentuan Fakultas Lingkup Universitas Lambung Mangkurat yang mana mahasiswa yang tidak bisa hadir pada saat Ujian (Tengah Semester atau Akhir Semester) dengan alasan yang bisa diterima secara akademis (sakit atau mengikuti

(23)

13 kegiatan di tingkat universitas dan atau fakultas yang harus melampirkan surat keterangan yang dapat dipertanggung jawabkan)

2. Ujian Susulan dilakukan secara bersama-sama yang akan diatur penjadwalannya oleh bagian akademik.

2.6. Sanksi Akademik

Sanksi akademik dikenakan kepada mahasiswa yang melakukan pelanggaran ketentuan akademik:

a. Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan kurang dari 80%, tidak diperbolehkan menempuh Ujian Akhir Semester untuk matakuliah yang bersangkutan.

b. Mahasiswa yang membatalkan sesuatu matakuliah di luar waktu yang telah ditentukan, maka matakuliah tersebut tidak dapat dibatalkan dan tetap diperhitungkan untuk menentukan IP.

c. Mahasiswa yang curang dalam ujian, dikenakan sanksi yang dapat berupa pembatalan seluruh rencana studi semesternya atau berupa sanksi lainnya yang ditetapkan Dekan.

d. Mahasiswa yang mengerjakan ujian mahasiswa lain dan atau mahasiswa yang ujiannya dikerjakan orang lain akan dikenai sanksi pembatalan ujian semua matakuliah dalam semester yang bersangkutan.

e. Mahasiswa yang melakukan KRS secara tidak sah akan dikenai sanksi pembatalan KRS untuk semua matakuliah dalam semester yang bersangkutan.

f. Mahasiswa yang melakukan perubahan nilai secara tidak sah akan dikenai sanksi skorsing paling lama 2 (dua) semester dan tidak diperhitungkan sebagai terminal.

g. Mahasiswa yang melakukan pelanggaran-pelanggaran tersebut apabila disertai ancaman kekerasan atau pemberian sesuatu, atau janji atau tipu muslihat akan dikenai sanksi dikeluarkan dari Fakultas Lingkup Universitas Lambung Mangkurat.

h. Mahasiswa yang diketahui melakukan kecurangan dalam pembuatan skripsi, maka seluruh rencana studi semester yang bersangkutan dibatalkan.

i. Mahasiswa yang terbukti melakukan tindak pidana yang dikuatkan dengan putusan Pengadilan, dikenakan sanksi akademik berupa:

- Skorsing bila dipidana kurang dari setahun.

(24)

14 - Diberhentikan sebagai mahasiswa Universitas ULM apabila dipidana lebih dari

setahun.

2.7. Ujian Tugas Akhir Program Sarjana.

Untuk menempuh ujian tugas akhir program sarjana, seorang mahasiswa ditugaskan membuat tugas akhir yang berbentuk skripsi, yaitu karya ilmiah di bidang ilmunya yang ditulis berdasarkan hasil penelitian, studi kepustakaan, praktik Kerja Nyata, atau tugas lain yang ditentukan oleh fakultas.

1) Terdaftar sebagai mahasiswa pada tahun akademik yang bersangkutan.

2) Mengumpulkan sejumlah SKS tertentu sesuai dengan yang ditetapkan oleh Program Ilmu Sosial yaitu minimal sebanyak 110 SKS.

3) IP Kumulatif sekurang-kurangnya 2,00.

4) Tidak ada nilai akhir E.

5) Memiliki nilai D atau D+ tidak melebihi 10% dari beban kredit total atau beban studi kumulatif yang harus ditempuh.

6) Telah menyelesaikan semua matakuliah prasyarat bagi pendidikan di Jurusan/Program Studinya, sebagaimana ditentukan oleh Jurusan/Program Studi masing-masing.

7) Memenuhi syarat-syarat lain yang ditentukan oleh Fakultas yaitu :

a. Tata cara dan metode pembuatan Tugas Akhir.

Tata cara dan metode pembuatan Tugas Akhir diatur dalam Buku Pedoman di Fakultas lingkup ULM.

b. Nilai Kredit Tugas Akhir

(25)

15 Nilai kredit Tugas Akhir Program Sarjana sebesar 6 (enam) SKS.

c. Waktu Penyelesaian Tugas Akhir

1) Tugas Akhir harus sudah diselesaikan dalam waktu 2 (dua) semester sejak Tugas Akhir diprogramkan dalam KRS.

2) Perpanjangan waktu dapat dilakukan dengan mendapatkan persetujuan dari Pembantu Dekan I setelah mendapatkan rekomendasi dari Pembimbing Utama.

2.7.1. Pembimbing Tugas Akhir

Untuk membuat tugas akhir atau selama proses penelitian dan penyusunan laporan penelitian seorang mahasiswa harus dibimbing oleh tim pembimbing yaitu sebagai berikut :

1) 2 (dua) orang pembimbing yang terdiri dari :

a. 1 (satu) orang pembimbing utama atau pembimbing ketua yang bertindak sebagai penanggung jawab

b. 1 (satu) orang sebagai pembimbing pendamping atau pembimbing anggota.

2) Pembimbing utama dan pembimbing pendamping ditunjuk oleh jurusan atau program studi dan disahkan oleh Dekan Fakultas Lingkup Universitas Lambung Mangkurat.

3) Jumlah dan komposisi pembimbing dapat disesuaikan dengan memperhatikan rasio antara mahasiswa yang harus dibimbing dengan jumlah dosen yang memenuhi kriteria sebagai pembimbing di masing-masing jurusan atau program studi.

4). Penyesuaian terhadap kondisi tertentu dapat dilakukan oleh Dekan atas usul dari Ketua Jurusan/Program Studi.

(26)

16 2.7.2. Persyaratan Pembimbing Utama

1) Pembimbing utama adalah tenaga pengajar atau dosen tetap Fakultas Lingkup Universitas Lambung Mangkurat yang berada di masing-masing jurusan atau program studi.

2) Pembimbing Utama serendah-rendahnya memiliki jabatan akademik asisten Ahli dengan memiliki ijazah S-2 atau bergelar master/magister atau yang sederajat.

3) Apabila tenaga pengajar atau dosen tetap Fakultas Lingkup Universitas Lambung Mangkurat yang memenuhi persyaratan seperti pada butir (2) di atas tidak ada atau jumlahnya tidak mencukupi, maka fakultas atau jurusan/program studi dapat menunjuk tenaga pengajar/dosen tetap lain atau di luar UB yang memenuhi persyaratan serendah-rendahnya memiliki jabatan lektor dengan memiliki ijazah Master.

2.7.3. Persyaratan Pembimbing Pendamping

1) Pembimbing Pendamping adalah tenaga pengajar atau dosen tetap Fakultas Lingkup Universitas Lambung Mangkurat yang berada di masing-masing jurusan atau program studi.

2) Pembimbing Pendamping serendah-rendahnya memiliki jabatan akademik asisten Ahli dengan memiliki ijazah S-2.

2.7.4. Penentuan Pembimbing

1) Penentuan penyesuaian pembimbing sesuai butir 2.7, 2.7.2 dan 2.7.3.

ditentukan oleh Dekan atas usul Ketua Jurusan/Program Studi.

2) Dekan Fakultas lingkup ULM menentukan Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping atas usul Ketua Jurusan/Program Studi.

3) Dosen luar biasa dan dosen tamu dapat diusulkan menjadi dosen Pembimbing Utama dan Pembimbing Pendamping atas usul Ketua Jurusan/Program Studi dan disetujui oleh Dekan.

(27)

17 2.7.5. Tugas dan Kewajiban Pembimbing

1. Tugas dan kewajiban Pembimbing Utama adalah:

a) Membimbing mahasiswa dalam merumuskan proposal penelitian yang dijadikan dasar pembuatan Tugas Akhir.

b) Mengarahkan mahasiswa dalam pelaksanaan metode penelitian dan pemilahan teori yang sesuai dengan permasalahan.

c). Memonitor kegiatan mahasiswa dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan tugas akhir

2. Tugas dan kewajiban Pembimbing Pendamping adalah :

a) Membantu Pembimbing Utama dalam melaksanakan bimbingan Tugas Akhir/Skripsi mahasiswa.

b) Membantu pembimbing utama dalam melaksanakan bimbingan kegiatan penelitian skripsi mahasiswa

c) Mengoreksi sistematika dan keruntutan laporan penulisan Tugas Akhir/Skripsi mahasiswa.

2.7.6. Sifat dan Tujuan Skripsi Program Sarjana.

a. Ujian Skripsi adalah ujian akhir yang wajib ditempuh mahasiswa sebagai syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan.

b. Ujian skripsi bersifat komprehensif.

c. Ujian skripsi dilaksanakan secara lisan dan bertujuan untuk mengevaluasi mahasiswa dalam penguasaan ilmu dan penerapannya sesuai dengan bidang keahliannya.

(28)

18 2.7.7. Tata Cara dan metode pembuatan Tugas Akhir.

Tata cara dan metode pembuatan tugas akhir diatur dalam Buku Pedoman Skripsi Fakultas lingkup ULM.

2.7.8. Syarat-syarat Menempuh Ujian Akhir Program Sarjana.

Seorang mahasiswa diperkenankan menempuh Ujian Tugas Akhir Program Sarjana bilamana memenuhi syarat-syarat :

1) Terdaftar sebagai mahasiswa pada tahun akademik yang bersangkutan.

2) Telah mengumpulkan sejumlah SKS tertentu sesuai dengan yang ditetapkan Fakultas Ilmu Sosial yaitu minimal sebanyak 110 SKS (memprogram Skripsi pada Kartu Rencana Studi)

3) Telah mengumpulkan minimal 138 SKS untuk mengajukan ujian komprehensif.

4) Telah mengikuti sebagai peserta seminar proposal minimal 10 kali yang ditandatangani oleh pembimbing skripsi

3) Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00 4) Tidak memiliki nilai akhir E

5) Telah menyelesaikan Tugas Akhir.

6) Memiliki sertifikat Bahasa Inggris dengan nilai TOEIC minimal 500 atau Institutional TOEFL Program minimal 450.

7) Memiliki sertifikat kursus Komputer minimal 2 program aplikasi.

5) Memiliki nilai D atau D+ tidak melebihi 10 % dari beban kredit total atau beban studi kumulatif yang harus ditempuh.

6) Telah menyelesaikan semua mata kuliah prasyarat bagi pendidikan di Program Studinya, sebagaimana ditentukan oleh Program Studi masing-masing.

2.7.9. Majelis Penguji Ujian Skripsi Tugas Akhir Program Sarjana.

a. Majelis Penguji ditetapkan oleh Dekan atas usul Ketua Jurusan/Program Studi.

(29)

19 b. Susunan Majelis Penguji terdiri dari seorang ketua merangkap anggota,

seorang sekretaris merangkap anggota dan 1-3 orang anggota.

c. Ketua dan Sekretaris Majelis Penguji adalah Ketua dan Sekretaris Jurusan/Program Studi atau dosen lain yang ditunjuk oleh Ketua Jurusan.

d. Majelis Penguji adalah dosen yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: serendah-rendahnya mempunyai jabatan fungsional Lektor Kepala bagi pemegang ijazah S-I (Sarjana), Lektor bagi pemegang ijazah minimal S-2 (Magister) atau Asisten Ahli bagi pemegang ijazah S-3 (Doktor).

Penentuan majelis penguji di luar persyaratan di atas ditentukan oleh Dekan atas usul Ketua Jurusan/Program Studi.

e. Anggota penguji dapat terdiri dari pembimbing dan atau bukan pembimbing.

f. Penguji bukan pembimbing dapat diangkat dari instansi lain yang bidang ilmunya sesuai dengan Tugas Akhir mahasiswa yang ditentukan oleh Dekan atas usul Jurusan/Program Studi.

g. Tugas Majelis Penguji Ujian Tugas Akhir Program Sarjana.

- Ketua bersama Sekretaris Majelis Penguji bertugas mengatur kelancaran pelaksanaan ujian.

- Majelis Penguji bertugas menguji dan memberikan penilaian.

2.7.10. Waktu Ujian Skripsi Tugas Akhir Program Sarjana.

Waktu yang disediakan untuk ujian Tugas Akhir paling lama 2 (dua) jam.

2.7.11. Penilaian.

a. Yang dinilai dalam ujian Tugas Akhir Program Sarjana meliputi:

1) Kualitas karya ilmiah (skripsi) yang meliputi bobot akademik dan tata cara penulisan.

2) Penampilan selama ujian.

3) Penguasaan materi yang ditunjukkan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Majelis Penguji.

(30)

20 4) Kehadiran dalam seminar proposal yang dibobotkan 20 % oleh

pembimbing skripsi b. Penentuan Nilai Akhir

Ketua majelis penguji memimpin musyawarah untuk menentukan nilai akhir ujian yang dinyatakan dengan huruf A, B+, B, C+, C, D+, D atau E. Nilai Akhir dari Tugas Akhir juga termasuk nilai pelaksanaan Tugas Akhir yang ditentukan oleh Dekan.

c. Untuk dapat dinyatakan lulus ujian Tugas Akhir Program Sarjana, seorang mahasiswa sekurang-kurangnya harus mencapai nilai C.

d. Mahasiswa yang dinyatakan belum lulus ujian Tugas Akhir harus melaksanakan keputusan majelis penguji.

2.7.12. Yudisium Sarjana

a. Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus Ujian Tugas Akhir Program Sarjana bila telah memenuhi persyaratan seperti tersebut pada BAB III dan tidak melampaui maksimum masa studi 7 (tujuh) tahun.

b. Predikat

Predikat kelulusan terdiri dari 3 tingkat yaitu memuaskan, sangat memuaskan dan dengan pujian yang dinyatakan pada transkrip akademik.

Indek Prestasi Kumulatif (IPK) sebagai dasar menentukan predikat kelulusan adalah:

1) IPK 2,00 – 2,75 : Memuaskan

2) IPK 2,76 – 3,50 : Sangat Memuaskan

3) IPK 3,51 – 4,00 : Cumlaude (Dengan Pujian)

Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan juga dengan memperhatikan masa studi maksimum, untuk Program Sarjana 5 tahun sedangkan untuk alih program (n + 0,25) tahun. Dalam penentuan cumlaude Fakultas lingkup ULM dapat menetapkan aturan dengan memperpendek masa studi.

c. Gelar Kesarjanaan

Gelar sarjana untuk masing-masing Fakultas diatur dengan SK Mendiknas Nomor 178/U/2001 tanggal 21 November 2001.

(31)

21 2.8. Evaluasi Keberhasilan Studi Program Sarjana.

Keberhasilan studi mahasiswa dinyatakan dengan Indek Prestasi (IP), yang ditulis dengan angka. Evaluasi keberhasilan studi mahasiswa dilaksanakan sekurang-kurangnya tiap akhir semester, tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga dan tahun keempat.

2.8.1. Evaluasi Keberhasilan Studi Akhir Semester.

Evaluasi keberhasilan studi akhir semester dilakukan pada setiap akhir semester, meliputi matakuliah yang diambil mahasiswa pada semester tersebut, hasil evaluasi ini terutama digunakan untuk menentukan beban studi yang boleh diambil pada semester berikutnya dengan berpedoman pada ketentuan berikut:

Tabel 5. Beban Studi Mahasiswa Berdasarkan Indeks Prestasi IP Semester yang diperoleh Beban studi dalam semester

> 3,00 2,50 – 2,99 2,00 – 2,49 1,50 – 1,99

< 1,50

22 – 24 sks 19 – 21 sks 16 – 18 sks 12 – 15 sks

< 12 sks 2.8.2. Evaluasi Keberhasilan Studi Tahun Pertama

Pada akhir tahun pertama sejak mahasiswa terdaftar pada Program Sarjana Fakultas Lingkup Universitas Lambung Mangkurat di Universitas Lambung Mangkurat, diadakan evaluasi untuk menentukan apakah mahasiswa yang bersangkutan boleh melanjutkan studi atau tidak. Mahasiswa diperbolehkan melanjutkan studi apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Mengumpulkan sekurang-kurangnya 20 SKS.

2) Mencapai Indek Prestasi (IP) sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari 20 SKS dari matakuliah yang terbaik nilainya.

(32)

22 2.8.3. Evaluasi Keberhasilan Studi Tahun Kedua.

Mahasiswa masih diperbolehkan melanjutkan studinya setelah tahun kedua apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Mengumpulkan sekurang-kurangnya 48 sks.

2) Mencapai IP sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari 48 sks dari nilai matakuliah yang terbaik.

2.8.4. Evaluasi Keberhasilan Studi Tahun Ketiga.

Mahasiswa masih diperbolehkan melanjutkan studinya setelah tahun ketiga, apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Mengumpulkan sekurang-kurangnya 72 sks.

2) Mencapai IP sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari 72 sks dari nilai matakuliah yang terbaik nilainya.

2.8.5. Evaluasi Keberhasilan Studi Tahun Keempat.

Mahasiswa masih diperbolehkan melanjutkan studinya setelah tahun keempat, apabila memenuhi syarat sebagai berikut:

1) Mengumpulkan sekurang-kurangnya 96 sks.

2) Mencapai IP sekurang-kurangnya 2,00 yang diperhitungkan dari 96 sks dari nilai matakuliah yang terbaik.

2.8.6. Evaluasi Keberhasilan Studi pada Akhir Studi Program Sarjana.

Jumlah kredit yang harus dikumpulkan oleh seorang mahasiswa untuk menyelesaikan studi program sarjana mencapai 144 – 160 SKS termasuk skripsi/tugas lain yang ditentukan oleh Fakultas Ilmu Sosial.

Jumlah SKS minimum ditentukan oleh Fakultas Ilmu Sosial dalam batas sebaran tersebut. Mahasiswa yang telah mengumpulkan sekurang-kurangnya sejumlah SKS

(33)

23 minimum di atas dinyatakan telah menyelesaikan program sarjana apabila memenuhi syarat-syarat :

1) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,00.

2) Nilai D/D+ tidak melebihi 10 % dari beban kredit total, kecuali untuk matakuliah tertentu yang tidak diperbolehkan memperoleh nilai D/D+

yang diatur dalam Buku Pedoman Pendidikan Fakultas lingkup ULM.

3) Tidak ada nilai E 4) Lulus ujian sarjana.

Apabila indeks prestasi yang dicapai kurang dari 2,00 maka mahasiswa yang bersangkutan harus memperbaiki nilai matakuliah selama batas masa studi belum dilampaui. Perbaikan harus dilakukan pada semester berikutnya saat matakuliah yang akan diperbaiki ditawarkan. Setiap matakuliah yang diperbaiki, nilai tertinggi yang digunakan untuk evaluasi.

2.8.7. Batas Masa Studi

Program Sarjana harus diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari tujuh tahun, terhitung mulai saat mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa. Jika ternyata sampai batas masa studi yang ditentukan, mahasiswa belum dapat menyelesaikan studi sarjananya, maka yang bersangkutan dinyatakan tidak mampu melanjutkan studinya.

Masa studi tujuh tahun tersebut tidak termasuk cuti akademik/terminal, tetapi bagi mahasiswa yang tidak mendaftar ulang tanpa seijin Rektor tetap diperhitungkan sebagai masa studi.

Bagi mahasiswa yang melampaui masa studi empat tahun akan diberlakukan ketentuan SPP baru sesuai dengan tahun penerimaan mahasiswa baru.

(34)

24 2.9. Program Semester Pendek

1. Definisi

Program semester pendek adalah program perkuliahan yang dilaksanakan pada saat liburan semester genap.

2. Tujuan

Program semester pendek bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperbaiki nilai matakuliah yang sudah pernah ditempuh dalam rangka meningkatkan indek prestasi kumulatif dan menghindari terjadinya putus studi.

3. Penyelenggaraan

Penyelenggaraan Program semester pendek meliputi kegiatan tatap muka, praktikum (bila matakuliah itu ada praktikumnya), tugas terstruktur, tugas mandiri dan ujian akhir. Waktu dan pelaksanaan penyelenggaraannya dilakukan oleh Fakultas penyelenggara.

4. Kurikulum dan Peraturan Akademik

Kurikulum dan peraturan akademik pada perkuliahan semester pendek tetap mengacu pada kurikulum dan peraturan akademik yang berlaku saat itu, dengan ketentuan tambahan bahwa praktikum yang sudah lulus tidak perlu mengulang.

5. Peraturan Pada Semester Pendek

- Peraturan tentang Penilaian Mata Kuliah yang diambil pada semester pendek diatur tersendiri dalam Buku Pedoman fakultas lingkup Universitas Lambung Mangkurat.

- Jumlah peserta minimal 8 peserta.

- Sudah pernah mengambil atau memprogram mata kuliah yang bersangkutan dengan kategori nilai E, D, D+, C, C+.

- Nilai yang diperoleh maksimal B+, jika mahasiswa yang bersangkutan mendapatkan nilai kurang dari nilai sebelumnya, maka nilai yang terbaik yang akan digunakan.

- Program Semester Pendek tidak akan menambah jumlah SKS kumulatif.

(35)

25 - Jumlah SKS yang boleh diambil oleh mahasiswa pada semester pendek

maksimal 12 SKS.

- Hal-hal yang belum termaktub pada Program Semester Pendek akan ditentukan oleh Fakultas lingkup Universitas Lambung Mangkurat.

2.10. Kuliah antar Fakultas/Program

Mahasiswa yang mengikuti kuliah lintas Fakultas akan dikenakan biaya dengan satuan SKS pada Fakultas yang diikuti.

(36)

26 2. PENELITIAN

2.1. Latar Belakang

Dewasa ini Perguruan Tinggi (PT) semakin bertambah, baik satuan maupun bidang keahlian yang dijadikan unggulannya. Hasil penelitian pun semakin bertambah, baik yang berkenaan dengan penyelesaian tugas pendidikan akademik maupun yang berkenaan dengan pelaksanaan kompetensi dosen. Namun demikian, hasil penelitian itu dinilai belum memberikan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan ilmu maupun bagi penyelesaian persoalan-persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan dan masyarakat bangsa. Masih langka temuan-temuan baru yang menarik perhatian dan menjadi bahan perdebatan, baik di kalangan sivitas akademika maupun publik.

Substansi keilmuan agama Islam juga belum mengalami kemajuan yang berarti.

Demikian pula metodologi pengkajian cenderung berjalan di tempat. Malah lebih sering ditemukan pengulangan-pengulangan dalam penelitian. Subjek penelitian cenderung berorientasi kepada masa lalu, sehingga perkembangan dan pengembangan ilmu tertinggal dibandingkan perkembangan ilmu-ilmu sosial dan humaniora; apalagi dibandingkan dengan perkembangan ilmu-ilmu alamiah dan teknologi.

Suatu kecenderungan dominan bahwa penelitian yang dilakukan oleh dosen lebih mengarah pada penelitian akademik berkenaan dengan pelaksanaan tugas-tugas rutin dalam lingkungan PT. Sementara penelitian pengembangan, penelitian kebijakan, dan penelitian aksi belum dilaksanakan secara proporsional, sehingga nilai keunggulan kompetitif dosen PT relatif masih rendah. Atas perihal yang sama, kebijakan pengembangan pendidikan dan perguruan tinggi dilaksanakan tanpa didasarkan pada hasil penelitian kebijakan.

Gambaran penyelenggaraan penelitian tersebut, secara umum, dialami dan dihadapi oleh PT. Keadaan yang demikian tentu saja memerlukan perhatian dari penyelenggara dan pengelola PT. Untuk memecahkan masalah tersebut, dalam arti untuk meningkatkan mutu, diversifikasi, dan manfaat (MDM) hasil penelitian, terdapat

(37)

27 beberapa upaya yang menuntut perhatian bersama. Pertama, mensinergikan penyelenggaraan penelitian dalam penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Kedua, mengagendakan penyelenggaraan penelitian yang bervariasi secara proporsional dengan tetap memprioritaskan penelitian akademik. Ketiga, mensinergikan penyelenggaraan penelitian dengan pengembangan kompetensi keahlian dosen, peneliti, dan mahasiswa.

Keempat, meningkatkan besaran program penelitian, baik secara internal maupun eksternal. Kelima, meningkatkan volume kegiatan dan alokasi biaya penelitian.

Keenam, memanfaatkan hasil penelitian sesuai dengan apa yang dicapai dari masing-masing tipe penelitian.

2.2. Penelitian dan Tridarma Perguruan Tinggi

Penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi didasarkan kepada semangat pelaksanaan otonomi perguruan tinggi, yakni otonomi keilmuan yang melekat pada dosen dan otonomi pengelolaan keuangan yang melekat pada pengelola perguruan tinggi. Dosen secara individual memiliki kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik.

Sementara itu, setiap mahasiswa memiliki kebebasan akademik. Otonomi keilmuan merupakan prinsip dasar bagi sivitas akademika untuk dipelihara dan dikembangkan dengan berpedoman kepada kaidah dan etika ilmiah. Oleh karena itu, setiap anggota sivitas akademika baik secara perseorangan maupun bersama-sama memiliki hak dan tanggung jawab untuk mengemban dan melaksanakan otonominya itu, khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Ketika penyelenggaraan penelitian disinergikan dalam penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi dan peningkatan MDM penelitian sebagai arah yang hendak dicapai, maka terdapat beberapa sudut pandang tentang ilmu pada umumnya. Berdasarkan sudut pandang itu, tridarma perguruan tinggi menjadi suatu kesatuan yang terintegrasi, dan MDM penelitian menjadi fokus perhatian.

Pertama, dalam penyelenggaraan pendidikan, ilmu (pengetahuan) dipandang sebagai

(38)

28 produk. Ilmu merupakan produk pemikiran dan penelitian (pustaka, kancah, dan laboratorium) para ahli pada bidang masing-masing, kemudian dialihkan kepada mahasiswa sebagai pelanjut para ahli tersebut. Produk itu menjadi titik tolak penelitian untuk mengembangkan unsur substansi, unsur informasi, dan unsur metodologi. Dengan cara demikian, temuan baru akan dapat diperoleh melalui penelitian akademik dan penelitian pengembangan dalam konteks kekinian dan kedisinian.

Di samping itu, ilmu dapat dimanfaatkan untuk kepentingan penerapan keahlian sivitas akademika dalam menunjang kemajuan masyarakat. Penerapan ilmu dapat dijadikan media untuk mengukur signifikansi ilmu bagi penyelenggaraan pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan hal itu, dapat diperoleh umpan balik sebagai masukan bagi perumusan kebijakan di bidang kurikulum dan program studi yang dibutuhkan. Program studi yang dibutuhkan terus dikembangkan, bahkan ditingkatkan. Sementara itu, program studi yang tidak dibutuhkan sebaiknya dibubarkan.

Kedua, dalam penyelenggaraan penelitian, ilmu dipandang sebagai proses. Ilmu dikembangkan melalui cara kerja ilmiah sesuai dengan pendekatan dan model penelitian yang digunakan. Hasil penelitian dialihkan dalam penyelenggaraan pendidikan, terutama dalam kegiatan pembelajaran. Dosen akan mengalihkan bahan pengajaran berdasarkan hasil penelitian. Sementara itu, mahasiswa akan memperoleh unsur-unsur ilmu yang segar dan mutakhir. Hasil penelitian tersebut diuji kembali dalam penyelenggaraan penelitian berikutnya secara terus menerus dan berkesinambungan.

Di samping itu, penelitian dapat dijadikan sebagai cara kerja untuk memecahkan masalah kemasyarakatan secara ilmiah. Cara pemecahan masalah yang demikian tentu saja sangat tergantung kepada karakteristik dan daya ampuh masing-masing disiplin atau bidang ilmu. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan interdisipliner atau pendekatan multidisipliner. Dengan cara demikian,

(39)

29 substansi disiplin atau bidang ilmu akan berkembang, karena pada dasarnya ilmu merupakan deskripsi, eksplanasi, dan prediksi tentang kehidupan dalam arti yang luas, mencakup gejala alamiah, gejala sosial, dan gejala budaya, sebagai “buku besar” yang penuh dengan pertanda dan misteri.

Ketiga, dalam penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat, ilmu dipandang sebagai metode. Ilmu ditempatkan sebagai instrumen dan cara kerja untuk memecahkan masalah kemasyarakatan secara ilmiah. Hal itu bermakna bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan wahana penerapan ilmu dan keahlian sivitas akademika dalam konteks kehidupan bermasyarakat. Unsur substansi, unsur informasi, dan unsur metodologi dari berbagai disiplin atau bidang ilmu yang sangat abstrak dapat dikonkretisasi dalam kehidupan masyarakat yang selalu mengalami perubahan dan sarat masalah yang sangat rumit dan pelik.

Di samping itu, cara pemecahan masalah melalui penelitian aksi dan penelitian kebijakan dalam penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat akan memperoleh keluaran berupa berbagai masalah penelitian, bahkan subject matter disiplin atau bidang ilmu. Hasil penelitian tersebut memperluas besaran wilayah penelitian (unsur substansi) yang dapat dijadikan subjek penelitian akademik dalam penyelenggaraan pendidikan, terutama untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.

Apabila sinergi tridarma perguruan tinggi itu dapat diorganisasikan secara efektif oleh pengelola perguruan tinggi, maka terdapat empat hal yang dapat diraih bagi pengembangan penelitian. Pertama, penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi merupakan wahana untuk meningkatkan MDM penelitian. Kedua, penyelenggaraan pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan penelitian akademik dan penelitian pengembangan sesuai dengan kompetensi dosen dan kompetensi mahasiswa pada jenjang pendidikan yang hirarkis (Program S1, Program S2, dan Program S3). Ketiga, penyelenggaraan pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat merupakan wahana untuk menguji dan menerapkan unsur-unsur ilmu secara integratif, baik dalam kesatuan kegiatan penelitian (interdisipliner) maupun

(40)

30 dalam kesatuan besaran program penelitian (multidisipliner). Keempat, penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat merupakan wahana untuk mengembangkan penelitian kebijakan dan penelitian aksi yang melibatkan dosen, peneliti, dan mahasiswa sesuai dengan minat, kompetensi, dan kemampuan masing-masing.

2.3. Diversifikasi Penelitian

Penelitian dapat dipilah berdasarkan tujuan dan pemanfaatan hasilnya. Penelitian dalam tinjauan ini terbagi pada empat tipe, yakni penelitian akademik, penelitian pengembangan, penelitian kebijakan, dan penelitian aksi. Keempat tipe penelitian tersebut dapat dipandang sebagai suatu kontinum, mulai dari “hulu” (penelitian akademik) sampai “hilir” (penelitian aksi). Penelitian akademik merupakan ciri utama penelitian perguruan tinggi, sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. Oleh karena itu, penelitian akademik memperoleh proporsi terbesar dalam penyelenggaraan penelitian di PT.

Penelitian akademik diselenggarakan berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan akademik, terutama dalam penyelenggaraan pendidikan akademik, yakni Program S1, Program S2, dan Program S3. Penelitian akademik lebih diarahkan untuk menemukan dan merumuskan unsur substansi, unsur informasi, dan unsur metodologi baru yang tercakup dalam suatu disiplin. Oleh karena itu, salah satu kriteria masalah penelitian memiliki potensi untuk dikembangkan sehingga dapat diperoleh temuan baru dalam konteks pengembangan ilmu. Penelitian yang demikian dapat dilakukan oleh dosen secara individual atau kolektif dan oleh mahasiswa melalui penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.

Penelitian pengembangan diselenggarakan berkenaan dengan penerapan ilmu bagi perumusan model atau sistem yang berskala lokal, regional, dan nasional. Tipe penelitian ini dapat dilakukan oleh dosen dan peneliti PT secara tunggal atau berupa

(41)

31 kerja sama dengan penyelenggara penelitian lain. Atau yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Dikti. Produk penelitian itu dapat berupa model konservasi atau model pengembangan, atau perumusan sistem yang bersifat inovatif. Dengan penelitian ini ilmu dapat melahirkan “anak emas” yang bermanfaat dan memberi kemudahan bagi kehidupan masyarakat, yakni teknologi sosial, berupa perangkat lunak.

Penelitian kebijakan diselenggarakan berkenaan dengan penilaian dan pengukuran terhadap derajat keberhasilan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pembuat kebijakan.

Berkenaan dengan hal itu, dapat disusun empat paket penelitian kebijakan, yakni penelitian bahan kebijakan, penelitian koherensi kebijakan, penelitian pelaksanaan kebijakan, dan penelitian hasil kebijakan. Tipe penelitian ini dapat diselenggarakan oleh PT terhadap kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan PT yang bersangkutan (internal), atau melalui kerja sama dengan instansi pembuat kebijakan bidang kehidupan tertentu (eksternal), baik pada level kebijakan pembangunan dan kebijakan sektoral maupun kebijakan teknis, dalam hal ini yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. Atau bekerjasama dengan penyelenggara penelitian pemerintah dan dunia bisnis, terutama badan penelitian dan pengembangan departemen teknis.

Penelitian aksi atau action research diselenggarakan berkenaan dengan pendampingan, pemberdayaan, dan advokasi masyarakat yang terpinggirkan dan tertindas. PT berpeluang untuk menyelenggarakan penelitian tipe ini yang disinergikan dengan penyelenggaraan pengabdian kepada masyarakat. Tipe penelitian ini dapat diselenggarakan berkenaan dengan pengembangan masyarakat dalam percontohan;

dan satuan pendidikan agama dan keagamaan (madrasah dan pesantren).

Manakala keempat tipe penelitian di atas dapat dilaksanakan dan diperoleh mutu yang tinggi, maka akan dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu serta dapat menunjang kemajuan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Dengan demikian PT dapat menempatkan dirinya sebagai pusat pengembangan sumber daya

(42)

32 manusia dan pilar utama dalam pengembangan ilmu. Bahkan PT dapat menyandang predikat sebagai agen perubahan sosial.

(43)

33 3. PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Kegiatan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) merupakan kegiatan penting bagi suatu pendidikan tinggi. Oleh karena itu, kegiatan ini tercantum sebagai salah satu unsur Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Implementasi dan pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh dosen di bawah koordinasi Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat.

Salah satu unsur Tri Dharma, kegiatan pengabdian masyarakat mesti dilaksanakan secara terintegrasi dan tidak terlepas dari unsur unsur Tri Dharma lainnya, yaitu pendidikan dan penelitian. Gambaran keterkaitan antara ketiga unsur tersebut adalah sbb:

Gambar 1. Bagan Keterkaitan Yang Harus Terjadi Dalam Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi

Disamping itu mengingat fungsi perguruan tinggi sebagai salah satu komponen penting dalam pembangunan bangsa, maka pelaksanaannya kegiatan pengabdian masyarakat harus menganut asas kelembagaan, kerjasama, kesinambungan, edukasi, pemberdayaan masyarakat, dan pembangunan daerah. Sejalan dengan hal-hal tersebut

PENDIDIKAN

PENELITIAN

PENELITIAN PENGABDIAN MASYARAKAT

Bahan dan materi Ide dan Inspirasi

Aplikasi, Inovasi, difusi, ipteks

Ide, inspirasi pengembangan Pengabdian

sesuai keahlian Membentuk

jiwa pengabdi, pengalaman, keterampilan

(44)

34 di atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, mengidentifikasi perlunya perubahan paradigma dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat oleh peguruan tinggi yang diantaranya adalah sbb:

Tabel 6. Perubahan Paradigma dalam Pengabdian pada Masyarakat Pardigma Lama Paradigma Baru

• Hanya fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat

berpenghasilan rendah

• Layanan mengerahkan seluruh sumberdaya PT.

• Kegiatan dilaksanakan tanpa ada konstribusi dari masyarakat

• Didominasi kegiatan penyuluhan, pelatihan, pendidikan, dan kegiatan sosial.

• Pendanan kecil, terbatas, dan tidak untuk

investasi

• Insentif kum/kredit untuk kenaikan

pangkat/jabatan sangat kecil

• Sedikit ruang bagi publikasi jurnal ilmiah

• Dibedakan secara jelas dari kegiatan

bisnis/proyek.

• Dibedakan secara jelas antara kegiatan PPM dosen dan mahasiswa.

• Terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat yang memerlukan

• Layanan berupa semua kepakaran entitas PT.

• Dapat berupa kegiatan sosial, investasi, ataupun income generating bagi PT

• Berbagai kegiatan yg konstruktif, terukur dg indikator yg jelasdan progresif

• Melibatkan/mendasarkan pada produk hasil riset dan membentuk siklus transfer teknologi antara PT dan masyarakat

• Membangun sinergisme kepakaran

• Membuka peluang publikasi dalam jurnal ilmiah.

• Memberikan kontribusi bagi peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran secara berkelanjutan

• Mengintergarisikan kegiatan PPM dosen dan mahasiswa secara terstruktur.

3.1.TUJUAN

Tujuan dari penerbitan buku pedoman ini adalah untuk memberikan panduan

(45)

35 dan kesempatan kepada dosen ULM dari berbagai bidang disiplin ilmu dalam lingkungan ULM untuk dapat mengusulkan dan melaksanakan kegiatan PPM yang berkualitas sesuai yang ditetapkan melalui sumber pendanaan dari DIKTI..

3.2. Model dan Metode Pelaksanaan 3.2.1. Model Kegiatan

Model kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat DIPA ULM terdiri dari yaitu:

MODEL A : Penyuluhan, yaitu model kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan hanya untuk kegiatan penyuluhan kepada khalayak sasaran.

MODEL B : Pendampingan, yaitu model kegioatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan untuk kegiatan penyuluhan disertai dengan kegiatan pendampingan selama periode tertentu yang dilakukan oleh dosen, atau mahasiswa dalam bentuk kegiatan akademis seperti PL, PKL, PBL atau sebagai pembantu pelaksana biasa.

MODEL C : KKN-Tematik atau disebut juga sebagai KKN-Pengabdian adalah model kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang mengikit-sertakan minimal 5 orang mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di wilayah yang bersangkutan selama 2 bulan dengan mengikuti persyaratan dan ketentuan pelaksanaan KKN yang ditetapkan.

3.2.2. Sedangkan untuk metode pelaksanaan kegiatan PPM DIPA ULM adalah sebagai berikut:

Metode I. Presentasi yaitu metode kegiatan PPM berupa pemaparan dengan membagikan materi seperti hand out, leaflet dll.

Metode II. Peragaan, yaitu metode kegiatan PPM yang dilakukan melalui presentasi dan demonstrasi dengan menggunakan alat dan bahan peraga yang diperlukan.

(46)

36 Metode III. Peragaan + pembagian bahan/alat yaitu metode kegiatan PPM yang

dilakukan melalui presentasi, peragaan dan pemberan bahan/alat kepada khalayak sasaran.

Metode IV. Pembuatan percontohan yaitu metode kegiatan PPM yang dilakukan melalui presentasi, peragaan, pemberian alat/ bahan kepada khalayak sasaran dan pembuatan percontohan di lapangan seperti pembuatan demplot, bahan pameran dan sarana percontohan lainnya.

3.3. Besaran Dana Kegiatan

Besaran dana yang akan dibiayai disesuaikan dengan Jenis dan model kegiatan yang dilakukan berkisar antara 2.5 juta – 8 juta, seperti tabel berikut:

Metode Pelaksanaan

I. Pembuatan Percontohan I. Peragaan + Pemberian

bahan /alat III. Peragaan saja IV. Presentasi

A (Penyuluhan)

B

(Pendampingan)

C (KKN–Tematik) Model Kegiatan

3.4. Prioritas Lokasi

Lokasi kegiatan PPM ULM tahun 2010 diprioritaskan untuk dilaksanakan di wilayah binaan ULM. Sesuai dengan hasil identifikasi tim wilayah binaan ULM, profile potensi dan permasalahan pembangunan, pengembangan, dan pemberdayaan masyarakat kecamatan dalam wilayah Kalimantan.

3.5. Dosen yang Dapat Mengajukan Proposal

Kegiatan PPM ini diusulkan oleh kelompok dosen terdiri dari maksimal 5 orang.

Adapun kriteria dosen yang dapat mengajukan proposal, sebagai ketua pelaksana

(47)

37 kegiatan adalah sbb:

1. Dosen tetap (PNS) Universitas Universitas Lambung Mangkurat, dengan jabatan fungsional tertinggi Lektor Kepala.

- Tidak sedang memangku jabatan struktural setara eselon 2b atau lebih tinggi baik di dalam maupun diluar Universitas Lambung Mangkurat.

- Tidak sedang ditugaskan/bertugas pada instansi di luar Universitas Lambung Mangkurat

- Tidak sedang mengikuti pendidikan pascasarjana

- Tidak sedang menjadi Ketua Pelaksana kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang didanai oleh DP2M DIKTI.

- Bersedia menjadi dosen pembimbing lapangan KKN (dalam hal kegiatan yang dilaksanakan dengan model KKN-tematik).

2. Dalam hal topik kegiatan yang bersifat lintas bidang ilmu/fakultas, kelompok dosen tersebut harus melibatkan dosen-dosen dari bidang ilmu/fakultas terkait sebagai anggota.

a. KETERKAITAN TEMA / JUDUL KEGIATAN PPM DENGAN PENELITIAN

Keterkaitan tema/judul kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diajukan merupakan aplikasi dari kegiatan penelitian yang pernah dilakukan dengan melampirkan halaman pengesahan kegiatan penelitian tersebut.

b. KETERKAITAN TEMA / JUDUL KEGIATAN PPM DENGAN PENDIDIKAN

Keterkaitan tema/judul kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan penerapan disiplin ilmu yang dimiliki oleh ketua pelaksana pengusul, bila tema/judul yang diajukan merupakan lintas ilmu, harus melampirkan

5

(48)

38 keterangan/piagam yang berkaitan dengan tema/judul yang diajukan

3.6. Partisipasi Mahasiswa dalam Kegiatan

Partisipasi mahasiswa dalam kegiatan pengabdian masyarakat dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sebagai pembantu pelaksana kegiatan dengan jumlah 1-2 orang mahasiswa/kegiatan. Partisipasi mahasiswa dimaksud agar dibuat secara formal terstruktur seperti Praktek Lapang (PL) atau KKL (Kuliah Kerja Lapang). Dalam hal kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan model KKN-tematik, jumlah mahasiswa peserta minimal 5 orang dan pelaksanaanya mengikuti ketentuan dan berkoordinasi dengan pusat KKN LPM ULM.

Persyaratan partisipasi mahasiswa adalah sbb:

1) Mahasiswa dimaksud telah memenuhi persyaratan akademik yang ditetapkan oleh fakultas dan jurusan.

2) Mendapat persetujuan dari dosen pembimbing akademik, ketua jurusan, atau pejabat yang berwenang dalam lingkungan fakultas.

3) Evaluasi, monitoring, pelaporan dan penilaian kegiatan KKL dan PL dilaksanakan langsung oleh masing-masing fakultas/jurusan.

4) Evaluasi, monitoring, pelaporan dan penilaian kegiatan untuk kegiatan KKN tematik dilakukan oleh dosen ketua pelaksana kegiatan yang sekaligus merangkap sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) berkoordinasi dengan Pusat KKN LPM Universitas Lambung Mangkurat.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang menggunakan model KKN-tematik, uraikan tugas dan pekerjaan yang dilaksanakan oleh mahasiswa selama masa KKN yang ditetapkan ( 2 bulan). Apabila mahasiswanya telah siap, Lengkapi dan lampirkan Formulir Keikutsertaan Mahasiswa.

3.7. Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat sumber dana DIPA ULM adalah sbb:

a. Penyerahan Proposal : Maret- Mei

b. Seleksi Proposal : Mei

(49)

39 c. Pengumuman dan pendanaan : Juni

c. Pelaksanaan Kegiatan : Juli-Oktober

d. Pelaporan : Nopember

3.8. Proses Pengusulan Kegiatan

Proses pengusulan kegiatan dilakukan sebagai berikut:

1. Untuk kegiatan yang diusulkan berupa kegiatan KKN-Pengabdian, Proses pengusulan diawali dengan pendaftaran (registrasi) dengan menggunakan formulir (lampiran 5) dan melampirkan surat kesediaan dari Camat atau Kepala desa tempat pelaksanaan kegiatan (Lampiran 6) selanjutnya bagi usulan yang dinyatakan lolos diminta untuk menyiapkan proposal lengkap.

2. Untuk kegiatan lain yang diusulkan dapat langsung membuat proposal kegiatan dengan melampirkan surat rekomendasi Camat atau Kepala desa tempat pelaksanaan kegiatan.

3.9. Penyusunan Proposal

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat sumber dana Dipa ULM diperlukan penyusunan proposal kegiatan sebanyak 2 eksemplar. Penyusunan proposal dilakukan dengan mengikuti format sbb:

a. Halaman judul (kulit muka) dan penjilidan

1. Secara umum memuat judul kegiatan, Nama dosen pengusul dan anggotanya ; fakultas dan tahun pelaksanaan. Contoh halaman judul dapat dilihat pada Lampiran 3.

2. Warna kulit muka sesuai dengan bendera fakultas

2. Ukuran kertas A4

3. Jenis huruf Arial

4. Proposal dijilid menggunakan kertas cover bersambung (tidak memakai lakban)

7

(50)

40 b. Halaman Pengesahan

1. Memuat informasi umum tentang kegiatan yang dilaksanakan meliputi, judul kegiatan; Data akademik ketua pelaksana; jumlah personalia kegiatan termasuk dosen dan mahasiswa; jangka waktu kegiatan; jenis kegiatan; biaya yang diperlukan dsb. Contoh halaman pengesahan dapat dilihat pada Lampiran 3)

2. Halaman pengesahan ditandatangani oleh 3 (tiga) orang, yaitu: Ketua Pelaksana, Ketua Unit Pengabdian Fakultas, dan Dekan Fakultas.

Dalam hal kegiatan bersifat lintas bidang ilmu yang melibatkan dosen dan/atau mahasiswa dari berbagai fakultas, tanda-tangan pengesahan dilakukan Ketua Unit Pengabdian dan Dekan Fakultas dimana ketua pelaksana kegiatan berasal.

c. Isi

Isi proposal meliputi 8 komponen sebagai berikut:

1. Judul kegiatan

Judul kegiatan dibuat singkat dan spesifik, dan menggambarkan isi kegiatan yang akan dilakukan.

2. Analisis Situasi

Analisis situasi terdiri dari::

2.1 Uraian secara kuantitatif potret, profile, dan permasalahan yang menjadi fokus kegiatan,

2.2. Uraian kondisi dan jumlah khalayak sasaran atau wilayah yang akan dilibatkan dalam kegiatan.

2.3. Uraian kesiapan pelaksana dalam melaksanakan kegiatan yang diusulkan.

2.4. Uraian tentang kondisi dan potensi wilayah dari segi fisik, sosial , dan ekonomi maupun lingkungan yang relevan dengan kegiatan yang diusulkan.

(51)

41 (Evaluasi penilaian terhadap proposal akan dilakukan berdasarkan

komponen ini)

3. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Identifikasi dan rumuskan masalah secara konkrit dan jelas sbb:

3.1. Menjelaskan, asumsi dan lingkup yang menjadi batasan kegiatan.

3.2. Menjelaskan keterkaitan topik/ permasalahan kegiatan yang diusulkan dengan kegiatan pendidikan/pengajaran yang dilakukan pengusul 3.3. Menjelaskan keterkaitan topik/ permasalahan kegiatan yang diusulkan

dengan kegiatan penelitian yang dilakukan pengusul atau diperoleh melalui studi kepustakaan.

3.4. Bila ada, jelaskan pula keterkaitan kegiatan dengan program pemerintah, program/ permintaan dari masyarakat dll.

Lampirkan dokumen atau surat permintaannya sebagai bukti.

4. Kerangka Pemecahan Masalah

Uraian kerangka pemecahan masalah, yaitu berupa alur fikir ilmiah yang bersifat teoritis maupun empirik untuk memecahkan masalah seperti diuraikan pada analisis masalah. Apabila ada, gambarkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan. Penyusunan kerangka pemecahan masalah harus mengacu pada informasi ilmiah yang diuraikan pada Tinjauan Pustaka.

5. Tinjauan Pustaka

Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan dasar ilmiah kegiatan yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan dan bahan penerapan lain yang diperoleh dari kajian, penelitian sendiri atau pustaka. Tinjauan pustaka merupakan landasan fundamental dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang diusulkan. Sumber

7

4

(52)

42 kepustakaan yang menjadi dasar usulan kegiatan harus memadai, minimal 5 (lima) buah sumber, dan 2 (dua) sumber diantaranya ”harus up to date”, yaitu dipublikasikan dalam 5 tahun terakhir.

6. Tujuan dan Manfaat

a) Rumuskan tujuan kegiatan yang akan dicapai secara spesifik, yang pada dasarnya merupakan kondisi baru yang diharapkan terwujud dengan dilaksanakannya kegiatan yang diusulkan. Rumusan tujuan harus jelas dan dapat diukur.

b) Rumuskan manfaat bagi khalayak sasaran, yaitu berupa kondisi teknis, ekonomi, atau sosial kemasyarakat yang akan dirasakan/didapatkan oleh khalayak sasaran, setelah kegiatan dimaksud dilaksanakan dan mencapai tujuan yang ditetapkan.

7. Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran kegiatan pengabdian masyarakat adalah sebagai berikut:

a) Kelompok masyarakat atau perwakilan profesi/ organisasi sosial kemasyarakat dengan jumlah minimal 15 orang.

b) Usaha mikro (UM) dalam satu kawasan tertentu dengan jumlah minimal 10 orang

c) Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bersifat padat karya, yaitu banyak memperkerjakan penduduk setempat (>15 orang) atau pengusaha sejenis (>10 orang).

d) Untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang menggunakan model KKN-tematik, khalayak sasarannya adalah masyarakat dalam satu wilayah desa/kelurahan yang ditetapkan.

Penetapan khalayak sasaran dilakukan berdasarkan azas manfaat dan diprioritaskan kepada peserta yang diharapkan mampu berfungsi dengan agen perubahan dalam masyarakat (agent of change).

9. Metode Kegiatan

8

Referensi

Dokumen terkait

Lebih lanjut disebutkan bahwa bentuk permukaan granula yang halus dapat menghasilkan laju aliran yang tinggi, sebaliknya bentuk permukaan yang kasar memiliki laju aliran

Seluruh data/dokumen dimaksud dapat ditunjukkan pada saat pembuktian untuk diteliti kebenaran dan keabsahannya dan 1 (satu) eksemplar salinan (copyan) dari

Segenap Staf / Karyawan pada Program Studi teknik Informatika yang telah melayani dan memberikan fasilitas bagi kelancaran

dipilih secara acak menurut umurnya, peluang hidup ini diterakan dalam suatu tabel yang disebut tabel mortalitas.. (mortality

Before playing the 12 rounds of the saving game, the participants are asked to ®ll out the 16PA-personality adjective scale designed by Brandst  atter (1988) as a short measure

Distribusi silang pengetahuan responden tentang suplemen zat besi dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Wirobrajan Yogyakarta tahun 2011dapat dideskripsikan

[r]

23 tahun 2002 tentang perlindungan anak dikaitkan dengan Tindak Pidana kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap anak di lingkungan sekolah, dan bagaimana bentuk