• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam perusahaan itu, para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya.

Sehingga berbagai upaya meningkatkan produktifitas perusahaan harus dimulai dari perbaikan produktivitas karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting dalam rangka meningkatkan kinerjanya.

Manusia sebagai mahluk sosial senantiasa berinteraksi dengan sesamanya.

Organisasi merupakan salah satu perwujudan dari kebutuhan manusia untuk berinterksi. Manusia tetarik dengan orang lain sehingga terjalin hubungan kerja dalam suatu kelompok yang mempunnyai dasar-dasar tertentu. Dasar-dasar tersebut merupakan suatu daya tarik bagi pembentukan suatu organisasi. Daya tarik tersebut adakalanya karena adanya kesempatan untuk berinteraksi, kesamaan status yang dipunyai masing-masing orang, kesamaan latar belakang, maupun kesamaan sikap.

Beberapa kesamaan daya tarik tersebut menjadi alasan seseorang untuk berinterksi dengan orang lain.

Organisasi adalah sarana dalam pencapaian tujuan, yang merupakan wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya mencapai tujuan.

Organisasi atau perusahaan harus mampu mengelola manajemennya untuk

▸ Baca selengkapnya: salah satu manfaat menjauhi sikap riya adalah

(2)

memenangkan persaingan pada era yang serba kompetitif supaya dapat bertahan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan perusahaan. Setiap perusahaan, baik yeng bergerak dibidang produksi, jasa maupun industry pada umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan. Supaya dapat mencapai tujuan itu, perusahaan memerlukan sistem manajemen efektif yang akan menunjang jalannnya operasi perusahaan secara terus-menerus dan tingkat efektivitas kerja karyawan juga perlu diperhatikan.

Karyawan adalah asset utama perusahaan yang menjadi pelaku yang aktif dari setiap aktivitas organisasi. Karyawan memiliki perasaan, pikiran, keinginan, status, dan latar belakang pendidikan, usia dan jenis kelamin yang berbeda, yang dibawa kedalam organisasi perusahaan. Karyawan bukanlah mesin, uang dan material yang sifatnya pasif dan dapat dikuasai serta diatur sepenuhnya dalam mencapai tujuan organisasi.

Perilaku manusia merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Ini berarti seorang individu dengan lingkungannya saling mempengaruhi dan dapat menentukan perilaku dari keduanya. Sebagai gambaran, misalnya: seorang mahasiswa yang sedang belajar di suatu perguruan tinggi, seorang karyawan sebuah bank yang melayani penabung, seorang supir taksi yang sedang mengantarkan penumpang atau seorang pedagang yang sedang menawarkan dagangannya. Mereka semuanya akan memiliki perilaku yang berbeda satu sama lain, dan perilakunya ditentukan oleh masing-masing lingkungan tempat dimana mereka berada.

(3)

Beberapa orang bersifat pendiam dan pasif, sementara yang lainnya ceria dan agresif. Ketika kita menggambarkan orang dari segi karakteristiknya, bisa pendiam, pasif, ceria, agresif, ambisius, setia, atau suka bergaul, kita sedang mengkategorikan mereka dari segi sifat-sifat kepribadian. Karenanya kepribadian (personality) individu seseorang merupakan kombinasi sifat-sifat psikologis yang kita gunakan untuk mengklasifikasikan orang tersebut.

Bidang pengetahuan prilaku organisasi makin hari semakin pesat perkembangannya. Perkembangan bidang pengetahuan ini, mudah dipahami karena selain persoalan organisasi yang cenderung semakin ruwet, persoalan manusia sendiri berlanjut menjadi tantangan yang pokok yang harus dihadapi oleh setiap manejer sekarang ini. Manusia adalah pendukung utama setiap organisasi apa pun bentuknya.

Perilaku manusia yang berbeda dalam suatu kelompok atau organisasi adalah awal dari perilaku organisasi itu. Oleh karena persoalan-persoalan manusia senantiasa berkembang, maka persoalan-persoalan organisasi dan khususnya persoalan-persoalan perilaku organisasi semakin hari semakin berkembang.

Perilaku organisasi hakikatnya mendasar pada ilmu perilaku itu sendiri yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku manusia di dalam suatu organisasi. Pendekatan perilaku dalam organisasi mempertaruhkan bahwa manusia dalam organisasi adalah suatu unsur yang sangat komplek, dan oleh karenanya adanya suatu kebutuhan pemahaman teori yang didukkung oleh riset yang empiris sangat diperlukan sebelum diterapkan dalam mengelolah manusia itu sendiri secara efektif.

Sehingga karenanya pendekatan-pendekatan hubungan kerja kemanusiaan (human relation, psikologis industri, keteknikan industri (indusrial engineering) diperlukan

(4)

organisasi. Sekarang ini pendekatan dari ilmu perilaku organisasi rupanya menggatikan mereka dan bisa diterima untuk memahamiaspek-aspek manusia sebagai suatu dimensi dalam organisasi.

Berkaitan dengan pengelolaan organisasi dalam mencapai tujuannya, Hersey dan Blanchard (2000) menyatakan bahwa pemanduan tujuan organisasi dan efektivitas mewujudkan tujuan organisasi mesti didukung oleh semua pihak dalam organisasi, inilah yang disebut ” pemanduan tujuan yang sesungguhnya ”. Pihak-pihak yang dimaksudkan disini adalah para manajer atau pimpinan organisasi dan para bawahan atau karyawan/pegawai. Dengan demikian berarti sebuah organisasi atau perusahaan harus mampu menciptakan suasana yang sinkron dan kondusif, dimana pimpinan organisasi mampu bekerjasama dengan karyawan serta mengarahkan tujuan organisasi secara efektif sehingga para karyawan merasakan bahwa tujuan tersebut merupakan tujuan mereka atau tujuan bersama.

Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.

Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan.

(5)

Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.

Dari uraian diatas dapat terlihat jelas bahwa suatu perusahaan atau organisasi dapat tercapai tujuannya dikarenakan dari aktifitas orang-orang yang menjadi anggota atau karyawannya. Individu mencari konsistensi di antara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku mereka. Ini berarti bahwa individu berusaha untuk menetapkan sikap yang berbeda serta meluruskan sikap dan perilaku mereka sehingga mereka terlihat rasional dan konsisten. (Robbins, 2009)

PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa perbankan. Kegiatan utama dari Bank Mandiri antara lain menghimpun dan mneyalurkan dana dari masyarakat serta menyediakan jasa-jasa perbankan lainnya seperti transfer, SMS-Banking, pembayaran air dan telepon, inkaso, kartu debit dan kredit dan sebagainya.

Hubungan sikap terhadap perilaku para karyawan di dalam kelompok PT.

Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani baik langsung ataupun tidak langsung mendapat tempat yang istimewa dalam perusahaan. Hubungan ini tampil ke permukaan manajemen, sekaligus perilaku kemanusiaan dan perilaku organisasi mendapat perhatian secara saksama. Mengingat sangat pentingnya mempelajari hubungan sikap

(6)

terhadap perilaku para karyawan di dalam kelompok, maka penulis tertarik melakukan penelitian “Hubungan Antara Sikap Dengan Perilaku Para Karyawan Dalam Kelompok pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku para karyawan dalam kelompok pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Ahmad Yani?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara sikap dengan perilaku para karyawan dalam kelompok pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani.

1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Sebagai informasi dan bahan pertimbangan perusahaan untuk dapat memahami hubungan antara sikap dengan perilaku para karyawan dalam kelompok.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hubungan antara sikap dengan perilaku para karyawan dalam kelompok.

(7)

c. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan informasi dan referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian dalam bidang yang sama di waktu yang akan datang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Sikap

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dan menyusun

Penilaian Risiko Produksi berdasarkan Pendapatan Bersih Pada Brokoli, Caisin, Sawi Putih dan

Basri et al.(1998) mencoba pengupasan dan pemolesan pada rotan Lambang, Batang, Tohiti dan Noko. Proses pengupasan dan pelurusan rotan berdiameter besar dapat dilakukan keadaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dasar-dasar pemberian pembebasan bersyarat kepada narapidana korupsi, untuk mengetahui prosedur pemberian bersyarat

jenis penyakit kegawatdaruratan serta konsekuensi biaya yang harus ditanggung oleh pasien. Informasi yang komprehensif diharapkan dapat difasilitasi oleh BPJS Kesehatan

tahun 1996 mengatakan stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak, dimana secara mendadak (dalam

Jenis penelitian ini adalah ekspe- rimental study dengan teknik penelitian pre and post-test design untuk menge- tahui gambaran hasil Nasal Inspiratory Peak

PP Bapor Korpri, Panitia Penyelenggara, Unit Nasional (Unitnas) Bapor Korpri, dan Pengurus Provinsi (Pengprov) Bapor Korpri, termasuk bagi seluruh kontingen peserta