• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Karyawan Pada Dinas Tata Ruang Dan Tata Bangunan (TRTB) Tingkat II Kotamadya Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Karyawan Pada Dinas Tata Ruang Dan Tata Bangunan (TRTB) Tingkat II Kotamadya Medan"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III KESEKRETARIATAN MEDAN

PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA KARYAWAN PADA DINAS TATA RUANG DAN TATA

BANGUNAN (TRTB) TINGKAT II KOTAMADYA MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh

RAHAYU SARASWANTI 082103075

JURUSAN KESEKRETARIATAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Diploma

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan segala kerendahan hati syukur alhamdulillah penulis ucapkan atas

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini guna memenuhi salah satu

persyaratan akademik dalam menyelesaikan program studi pendidikan Diploma

III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Salawat

beriring salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa umat-Nya dari alam yang penuh kegelapan menuju alam yang penuh

dengan ilmu pengetahuan.

Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “ PERANAN KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA KARYAWAN PADA DINAS TATA RUANG DAN TATA BANGUNAN (TRTB) TINGKAT II KOTAMADYA MEDAN ”.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna

baik dari segi isi maupun dari segi penyajiannya. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar untuk ke depannya

penulis dapat menulis dengan lebih baik lagi.

Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, SE, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

(5)

2. Ibu Dr. Beby K.F. Sembiring, SE, MM selaku Ketua Program Studi Diploma

III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus

Dosen Pembimbing saya yang selalu memberikan arahan dan motivasi terbaik

sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan

3. Ibu Dra. Fepty Aniar, SE, M.Si selaku Kepala Sub Bagian Akademik Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Yang teristimewa kepada Kedua Orang Tua saya Ramli Abdul Rahman

(Ayahanda) dan Siswanti (Ibunda) tercinta yang telah membesarkan,

mendidik, dan memberikan kasih sayang, doa, dukungan, semangat, serta

kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya dengan baik.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada

mereka dan semoga jerih payah penulis dapat menjadi pelega dan penyejuk

keletihan ayah dan bunda selama ini.

5. Yang teristimewa adikku Divo Harry Siswanto yang sering kali membuat

penulis merasa kesal

6. Bang Reza Kesuma “ My Inspiration “ yang paling tau tentang kesusahaanku

saat menjalankan perkuliahan ini

7. Yang terkasih Fakhrurrozy Parlindungan Lubis yang selalu menjadi

penyemangat dalam segala hal suka maupun duka, menemani penulis dengan

setia sampai saat ini ( kapan nyusulnya nih , target tahun depan la yah )

8. Alm.Fiza Ristama Ranggara yang ada di tempat terindah disisi Allah yang

selalu ingin melihatku wisuda meskipun kamu harus lebih dulu pulang melihat

(6)

9. Kepada sahabatku Yoni Suryati , Windy Ayu Safitri , Malahayati , Nina Kinoi

kalian semua sahabat terbaik yang kupunya selama ini, terima kasih ya?

Mungkin terlalu banya kesalahan yang kubuat. Sampai jumpa kawanku,

semoga kita selalu menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan.

10.Untuk teman temanku di Program Studi Diploma III Kesekretariatan Stambuk

2008 Nadia, Putri, dan seluruh teman-teman DIII Kesekretariatan yang tak

bisa disebutkan satu persatu.

11.Buat teman teman seperjuangan ku selama magang Nella, Ayura, Zainudin,

Defi, dan Rani. 10 minggu kita lewati sama-sama. Banyak kenangan yang bisa

kita jadikan pelajaran. Bergosip aja kerja kita kan woi.

Penulis mengucapkan terima kasih dan hanya bias berdoa semoga

kiranya bantuan, semangat dan kebahagiaan yang telah diberikan kepada

penulis agar dapat dibalas oleh Allah SWT. Penulis berharap agar tugas akhir

ini memberikan manfaat bagi semua pihak.

Medan, Juni 2011

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Metode Penelitian ... 4

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TATA RUANG DAN BANGUNAN (TRTB) TINGKAT II KOTAMADYA MEDAN 5

A. Profil Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat II kotamadya Medan ... 5

1. Sejarah Berdirinya Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat II Kotamadya Medan ... 6

2. Struktur Organisasi dan Uraian ... 10

B. Pengertian Komunikasi ... 29

C. Pengertian Efisiensi ... 33

D. Bentuk Komunikasi ... 34

(8)

F. Komunikasi Organisasi ... 39

G. Pelaksanaan Komunikasi Antara Pimpinan Dengan Karyawan Pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat II Kotamadya Medan ... 45

H. Peranan Komunikasi Antara Pimpinan Dengan Karyawan Dalam Usaha Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat II Kotamadya Medan .. 51

BAB III ANALISA DAN EVALUASI ... 55

A. Analisa ... 55

B. Evaluasi ... 61

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perusahaaan adalah sebuah organisasi dimana pemilik, pemimpin, staf dan

karyawan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Pemilik dan pemimpin perusahaan

tentulah mengkomunikasikan keinginan dan kebijaksanaannya kepada staf dan

karyawan. Oleh karena itu komunikasi itu sangat penting dalam manajemen

organisasi. Pada hakekatnya manajemen adalah mencapai suatu tujuan melalui

orang lain, maka seseorang manajer harus dapat berkomunikasi secara efektif

dengan karyawannya untuk mencapai tujuan organisasi.

Tujuan komunikasi adalah menciptakan dan memberikan saling pengertian

antar komunikator (pengirim) dan komunikannya (penerima) secara benar,

lengkap, mencakup keseluruhan, menarik dan nyata. Dalam mencapai tujuan

suatu perusahaan perlu ada suatu proses komunikasi yang dapat mentransfer

pesan-pesan dari pemberi pesan ke penerima pesan. Dimana proses komunikasi

yang terjadi mulai dari yang sangat sederhana berupa komunuikasi verbal hanya

dengan dua atau tiga patah sampai kepada proses komunikasi yang rumit.

Berbagai perangkat alat komunikasi yang canggih bahkan sampai menggunakan

alat media massa, merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam

keberhasilan perusahaan.

Keberhasilan pimpinan mengemas pesan-pesan komunikasi sehingga

karyawan menyadari dan memahami perannya akan mendorongnya menjalankan

(12)

turut memiliki dikalangan karyawan pastilah mereka akan melakukan yang terbaik

dalam tugas dan tanggung jawab mereka. Dengan memperhatikan hal-hal yang

telah dikemukan tersebut dapatlah dilihat betapa besarnya peran komunikasi

dalam memberhasilkan tujuan perusahaan.

Komunikasi yang efektif sekaligus juga akan meningkatkan efisisensi

kerja karyawan. Oleh karena itu senantiasa perlu dievaluasi apakah proses

komunikasi dalam suatu perusahaan sudah terlaksana secara efektif,

memperhatikan pentingnya peranan komunikasi dalam sebuah perusahaan penulis

tertarik untuk menulis tugas akhir ini dengan judul “ Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan ”.

B. PERUMUSAN MASALAH

Seperti yang telah dikemukakan di atas, komunikasi merupakan salah satu

faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan. Dalam kegiatan operasionalnya

perusahaan tidak terlepas dari suatu masalah. Dimana masalah-masalah tersebut

merupakan suatu faktor penghambat dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk

dapat lebih memperjelas permasalahan sebagai dasar dari penulisan tugas akhir

ini, penulis mencoba merumuskan masalah yang dihadapi pihak Dinas Tata Ruang

Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan dalam bentuk pertanyaan

sebagai berikut :” Bagaimana Peranan Komunikasi Antara Pimpinan Dengan

Karyawan Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada Dinas Tata Ruang Dan

(13)

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana peranan komunikasi dalam Meningkatkan

Efisiensi Kerja Karyawan Pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB)

Tingkat ll Kotamadya Medan.

2. Untuk mengetahui secara langsung dan jelas permasalahan yang dihadapi

oleh Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya

dalam kegiatan komunikasi dan cara mengatasi masalah tersebut.

3. Untuk mengetahui apakah teori komunikasi yang penulis peroleh dari

bangku kuliah sesuai dengan praktek yang diterapkan pada Dinas Tata

Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan.

Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah :

1. Untuk menambah dan memperluas wawasan berfikir dan pengetahuan

penulis dalam bidang komunikasi khususnya peranan komunikasi.

2. Sebagai sumbangan pikiran penulis kepada Dinas Tata Ruang Dan

Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan yang dapat dipergunakan

sebagai bahan pertimbangan yang mungkin berguna bagi kelancaran

proses komunikasi sehingga terwujud efisiensi kerja.

3. Hasil penelitian ini juga dapat dipergunakan oleh masyarakat sebagai

bahan masukkan atau informasi yang mungkin dapat berguna dibidang

(14)

D. METODE PENELITIAN

Penelitian diartikan sebagai kegiatan pengumpulan keterangan-keterangan,

data-data untuk menentukan kebenaran secara ilmiah. Untuk mendapatkan data

dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian

yaitu :

1. Lokasi Penelitian

Penulis mengadakan penelitian pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan

(TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan.

2. Jenis Data

Jenis dan sumber data yang diperlukan secara langsung dari objek

penelitian meliputi :

a. Data Primer, yaitu data yang diambil langsung dari objek

penelitian dalam hal ini pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan

(TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan.

b. Data Sekunder, yaitu data yang dikumpulkan melalui buku

literature dan tulisan-tulisan serta hasil-hasil kuliah yang

berhubungan dengan topik yang dibahas.

3. Teknik Pengumpulan data

Ada dua teknik pengumpulan data, meliputi :

a. Teknik Pengamatan (observasi), adalah penulis secara langsung

melihat dan melakukan pengamatan terhadap objek penelitian,

seperti data manual instansi pemerintahan , dokumen, dan lain

(15)

b. Wawancara (interview), yaitu dengan melakukan tanya jawab atau

wawancara langsung dengan pimpinan dan karyawan.

4. Analisis Data

Analisis data yang diperoleh dalam penulisan tugas akhir ini adalah :

a. Metode Deskritif

Meliputi bagaimana cara penelitian yang ditujukan untuk

memecahkan masalah yang terjadi dengan jalan

mengklasifikasikan data tersebut sehingga dapat memberikan

gambaran, yang lengkap mengenai instansi pemerintahan yang

diteliti.

b. Metode Deduktif

Penulis mengambil kesimpulan khusus yang berlaku umum

diinstansi pemerintahan berdasarkan teori yang diterima secara

umum sebagai suatu kebenaran dan mengadakan perbandingan

antar teori dengan kenyataan agar dapat diketahui penyimpangan

yang selanjutnya membuat kesimpulan dan memberikan

(16)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS TATA RUANG DAN BANGUNAN (TRTB) TINGKAT II KOTAMADYA MEDAN

A. Profil Dinas (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan

1. Sejarah Berdirinya Dinas (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit

kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/ Menkes/ SK/ VII/ 1990 tanggal 10

juni 1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes

No. 502/ Menkes/ SK/ IX/ 1991. Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik ini

mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan Pelayanan Rawat Inap.

Didirikannya TRTB H. Adam Malik ini disebabkan karena Medan sebagai pusat

wilayah pembangunan utama A, meliputi empat Provinsi yaitu Sumatera Utara,

Sumatera Barat, Aceh dan Riau didesak untuk segera menyediakan faslitas

kesehatan yang bermutu yang dapat menambah kebutuhan pelayanan kesehatan

yang baik diprovinsi Sumatera Utara dan provinsi lainnya.

Rencana pembangunan Rumah Sakit kelas A di Sumatera Utara dibuat

pada tahun 1994 dengan lahan 10 Ha terletak dijalan Bunga Lau No. 17 Medan.

Pada tahap pertama pembangunan dimulai pada tahun 1989 dengan mendirikan

(17)

Rumah sakit ini merupakan salah satu unit organik Departemen Kesehatan

RI yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktorat

Jendral Pelayanan Medik. Adapun tugas yang diemban Dinas Tata Ruang Dan

Bangunan (TRTB) Tingkat II Kotamadya Medan sesuai dengan keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 547/ MENKES/ SK/ VI/ 1990

pada pasal 11 yaitu:

1) Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat II Kotamadya Medan

yang dalam keputusan ini mempunyai tujuan dalam memberikan

pelayanan paripurna, bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan

masyarakat, tempat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan serta

tempat penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.

2) Tujuan khusus Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat II

Kotamadya Medan adalah sebagai rumah sakit rujukan regional untuk

Wilayah Sumatera Utara dan Bagian Tengah serta meningkatkan dan

mengembangkan pelayanan penaggulanganan penyakit pendarahan

saluran pencernaan bagian atas.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut TRTB H Adam Malik Medan

melaksanakan fungsinya, yaitu :

• Menyelenggarakan Pelayanan Medis

• Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis

• Menyelenggarakan Pelayanan Rujukan

(18)

• Menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan

• Menyelenggarakan Administrasi Umum dan Keuangan

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi memiliki peranan sangat penting karena struktur

organisasi ini akan menunjukkan kerangka dan susunan dari hubungan-hubungan

antar tiap pusat pertanggungjawaban, fungsi-fungsi dan bagian-bagian.

Adapun uraian tugas-tugas pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB)

Tingkat II Kotamadya Medan adalah sebagai berikut :

I. Direktur

Direktur dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh :

a. Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Pendidikan

b. Wakil Direktur Medis dan Penelitian

c. Wakil Direktur Umum dan Keuangan

d. Komite Medis dan Staf Medis Fungsional

e. Dewan Penyantun

f. Satuan Pengawasan Intern

Direktur mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijaksanaan

pelaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinasikan, dan mengawasi

pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

II. Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Pendidikan (WADIR I)

Wadir I mempunyai tugas mengelola :

(19)

1) Seksi Ketenangan dan Pengendalian Mutu Pelayanan Medis

2) Seksi Pengembangan Fasilitas Pelayanan Medis

3) Seksi Pelayanan Fasilitas Pelayanan Medis

b. Bidang Keperawatan

1) Seksi Asuhan Keperawatan

2) Seksi Profesi Keperawatan

3) Seksi Logistik Keperawatan

c. Bidang Pendidikan dan Pelatihan

1) Seksi Pendidikan dan Pelatihan Medis

2) Seksi Pendidikan dan Pelatihan Paramedis

3) Seksi Pendidikan dan Pelatihan Nonmedis

d. Instalansi Rawat Jalan

Instalansi rawat Jalan Merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan

pelayanan rawat jalan dan terdiri dari beberapa poliklinik dalam berbagai

bidang disiplin ilmu kedokteran klinis.

e. Instalansi Rawat Inap Terpadu A

Instalansi Rawat Inap Terpadu A merupakan fasilitas untuk melakukan

kegiatan pelayanan rawat inap khususnya untuk pasien wanita.

f. Instalansi Rawat Inap Terpadu B

Instalansi Rawat Inap Terpadu B merupakan fasilitas untuk melakukan

kegiatan pelayanan rawat inap khususnya untuk pasien laki- laki.

(20)

Instalansi Rawat Darurat merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan

pelayanan penyelamatan jiwa pasien yang tepat waktu dan tepat tindak.

h. Instalansi Rawat Intensif

Instalansi Rawat Intensif merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan

pelayanan perawatan intensif.

i. Instalansi Bedah Pusat

Instalansi Bedah Pusat merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan

pelayanan bedah.

III. Wakil Direktur Penunjang Medis dan Penelitian (WADIR II)

Wadir II mempunyai tugas mengelola :

a. Bidang Penunjang Medis

1) Seksi Ketenagaan dan Pengendalian Mutu Penunjang Medis

2) Seksi Pengembangan Fasilitas Penunjang Medis

3) Seksi Pemeliharaan Fasilitas Penunjang Medis

b. Bidang Penelitian dan Pengembangan

1) Seksi Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Medis

2) Seksi Penelitian dan Pengembangan Penunjang Medis

3) Seksi Penelitian dan Pengembangan Keperawatan

c. Instalansi Radiologi

Instalansi radiologi merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan

diagnosa penyakit melalui pemeriksaan secara radiologis baik dengan

radiasi pengion maupun non pengion serta pengobatan dan penyembuhan

(21)

d. Instalansi Rehabilitas Medis

Instalansi Rehabilitas Medis merupakan fasilitas untuk melakukan upaya

pemulihan kesehatan yang meliputi pelayanan fisioterapi, ortotik

prostetik, terapi wicara, terapi psikologi, terapi kerja dan terapi sosial.

e. Instalansi Farmasi

Instalansi Farmasi merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan

peracikan, penyimpanan, penyaluran obat- obatan dan bahan kimia serta

penyimpanan dan penyalurannya kedokteran, alat perawatan dan alat

kesehatan.

f. Instalansi Gizi

Instalansi Gizi merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan pengolaan

makanan, penyuluhan, konsultasi dan terapi gizi.

g. Instalansi Patologi Klinik

Instalansi Patologi Klinik merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan

pelayanan pemeriksaan darah, urine, feses dan cairan tubuh.

h. Instalansi Patologi Anotomi

Instalansi Patologi Anotomi merupakan fasilitas untuk melakukan

kegiatan pelayanan pemeriksaan jaringan tubuh.

i. Instalansi Sterilisasi Pusat

Instalansi Sterilisasi Pusat merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan

pelayanan sucihama.

(22)

Instalansi Diagnostik Terpadu merupakan fasilitas untuk melakukan

kegiatan pelayanan diagnostik lain diluar radiodiagnostik, potologi klinik,

dan potologi anotomi.

k Instalansi Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit

Instalansi Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit merupakan

fasilitas untuk melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan di bidang gizi,

keluarga berencana, air susu ibu, kesehatan masyarakat, dan penyuluhan

lain yang diperlukan.

l Instalansi Bioelektromedis

Instalansi Bioelektromedis merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan

pemeliharaan alat elektromedik, elektronik, dan imaging.

IV. Wakil Direktur Umum dan Keuangan (WADIR III)

Wadir III ini mempunyai tugas mengelola :

a) Bagian Kesekretariatan

1. Subbagian Tata Usaha

2. Subbagian Kepegawaian

3. Subbagian Rumah Tangga

4. Subbagian Perlengkapan

b) Bagian Perencanaan dan Informasi

1. Subbagian Penyusunan Program dan Laporan

2. Subbagian Rekam Medis

3. Subbagian Hukum dan Publikasi

(23)

c) Bagian Keuangan

1. Subbagian Penyusunan Anggaran

2. Subbagian Perbendaharaan

3. Subbagian Mobilisasi Dana

d) Bagian Akuntansi

1. Subbagian Akuntansi Keuangan

2. Subbagian Akuntansi Manajemen

3. Subbagian Verifikasi

e) Instalansi Pemulasaraan Jenazah

Instalansi Pemulasaraan Jenazah merupakan fasilitas untuk melakukan

kegiatan pengurusan jenazah, pemeriksaan dan pembuatan visum jenazah.

f) Instalansi Teknik Sipil

Instalasi teknik sipil merupakan fasilitas untuk melakukan kegiatan

pemeliharaan bangunan, peralatan listrik, air minum, air panas, listrik, gas

medis, gas teknis, pembuangan sampah dan cairan buangan, alat angkut

serta sarana sandang.

g) Instalansi Tata Usaha Rawat Pasien

Instalasi tata Usaha Rawat Pasien merupakan fasilitas untuk melakukan

kegiatan tata usaha pasien masuk, pasien pindah dan pasien pulang.

V. Komite Medis dan Staf Medis Fungsional

Komite medis adalah wadah non struktural yang keanggotaannya dipilih

dari Staf Medis Fungsional (SMF) yang ada di Dinas Tata Ruang Dan Bangunan

(24)

umum dan dokter gigi, para dokter spesialis dan subspesialis yang diakui

pemerintah. Komite Medis mempunyai tugas memberikan pertimbangan kepada

Direktur dalam standar pelayanan medis, pengawasan dan penilaian mutu

pelayanan medis, hak klinis khusus kepada SMF mempunyai tugas melaksanakan

diagnosa, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan

kesehatan, penyuluhan, penelitian, pengembangan, pendidikan dan pelatihan

VI. Dewan Penyantun

Dewan penyantun adalah kelompok pengarah dimana keanggotaannya

terdiri dari unsur kesehatan dan tokoh masyarakat. Dewan penyantun bertugas

mengarahkan direktur dalam melaksanakan misi rumah sakit dengan

memperhatikan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Direktur Jendral Pelayanan

Medik.

VII. Satuan Pengawasan Intern

Satuan pengawasan intern adalah kelompok fungsional yang bertugas

melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya rumah sakit. Satuan

pengawasan intern berada dibawah dan bertanggungjawab Langsung kepada

(25)

B. Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari

kata latin communis yang berarti sama, communico, communicatio, atau

communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama

communis adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata

komunikasi yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip.

Secara umum komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam

bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Perpindahan

pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata yang dipergunakan

dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal, dan

sebagainya. Dan perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data,

tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung

pada ketrampilan-ketrampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara,

dan lain-lain) untuk membuat sukses pengertian informasi

Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai arti komunikasi, ada beberapa

pendapat para ahli antara lain :

1. Menurut Himstreet dan Baly dalam Business Communications Principles

and methods, komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antara

induvidu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan

simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.

(Drs. Djoko Purwanto, 2006).

2. Menurut Bovee, komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan

(26)

(Drs. Djoko Purwanto, MBA, 2006).

3. Menurut Richard L. Daft komunikasi adalah proses dimana informasi

dipertukarkan dan dimengerti oleh dua orang atau lebih, biasannya dengan

maksud untuk memotivasi atau mempengaruhi perilaku orang lain

(Richard L. Daft, 2003).

4. Menurut Carld I. Houland komunikasi adalah proses yang

memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan

(biasanya lambang-lambang verbal). Untuk mengubah perilaku orang lain

(komunikate)

(Deddy Mulyana, M. A, Ph. D, 2005)

5. Menurut Harold Lasswell cara yang baik untuk menggambarkan

komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut Who

says, What in, Which channel To Whom, With what effect atau siapa

mengatakan, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan pengaruh

bagaimana ?

(Deddy Mulyana, M. A, Ph. D, 2005)

Beberapa defenisi yang dikemukakan diatas, belumlah mewakili semua

defenisi yang telah dibuat oleh para ahli. Namun paling tidak kita telah

memperoleh gambaran tentang apa yang dimaksud dengan komunikasi dan

penjelasan tersebut dapatlah disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses

penyampaian informasi dari seseorang (komunikator) kepada orang lain

(27)

bertujuan memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku orang

tersebut.

Komunikasi terdiri dari 5 komponen yaitu :

1. Komunikator

Untuk melaksanakan komunikasi efektif terdapat dua faktor pendukung

dari komunikator, yaitu kredibilitas komunikator dan daya tarik

komunikator, kredibilitas seseorang akan menentukan tersampaikannya

pesan dalam komunikasi, misalnya seseorang atasan yang baik akan

dengan mudah menyampaikan pesan yang berisi tentang perintah, untuk

mengerjakan pekerjaan yang berkenaan dengan lembaga atau perusahaan

dimana mereka bekerja. Demikian juga orang yang memiliki kharisma

akan dengan mudah menyampaikan pesan dan akan mudah mempengaruhi

orang-orang yang diajak berkomunikasi dan yang ada disekelilingnya.

2. Pesan

Pesan merupakan materi atau bentuk fisik dari ide atau informasi yang

disampaikan kepada komunikan. Dari pesan yang dikirimkan ini seseorang

komunikator menghendaki bagaimana reaksi dari komunikan dan apa

umpan baliknya. Seperti sudah dikatakan diatas bahwa kemasan pesan

harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

3. Saluran

Yang dimaksud dengan saluran adalah sarana tempat berlalunya pesan dari

pengirim dengan sipenerima. Saluran tersebut adalah pendengaran, untuk

(28)

sinar, penciuman untuk berlalunya pesan yang berupa bau-bauan, rabaan

untuk pesan yang berupa rangsangan rabaan, dan sebagainya.

4. Komunikan

Komunikan adalah yang menganalisis dan menginterprestasikan isi pesan

yang diterimanya. Komunikan sebagai makhluk sosial, maka komunikan

akan bersosialisasi dengan lingkungannya, dengan demikian ia akan

menerima pengaruh dari lingkungan dan sekaligus memberi pengaruh

pada lingkungannya. Dengan demikian komunikator harus memperhatikan

faktor ini, jangan sampai komunikan dianggap sebagai makhluk yang tidak

bersosialisasi, sehingga ia tidak terpengaruh dan mempengaruhi manusia

lainnya.

5. Efek (Umpan Balik)

Dampak atau akibat dari pesan yang diperkirakan akan terjadi dan

menimbulkan efek atau pengaruh tertentu (opini, persepsi, dan citra) dari

komunikan.

Unsur-unsur komunikasi tersebut saling berkaitan karena sebagai

komunikator dapat menyampaikan berita (dapat berupa perintah, saran, usul, dan

lain sebagainya) melalui media atau sarana kepada komunikan harus jelas

sehingga terjadi umpan balik atau respon dari komunikan.

Komunikasi dikatakan berhasil bila tafsiran komunikan (penerima)

tersebut dapat menerima maksud dari sikomunikator (pengirim). Bila tidak sesuai

(29)

C. Pengertian Efisiensi

Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien apabila pekerjaan itu dilakukan

dengan pengorbanan tertentu dapat memberikan hasil semaksimal mungkin di

bidang mutu maupun jumlah atupun satuan hasil.

Menurut The Liang Gie, efisiensi adalah atas dasar perbandingan terbaik

antara suatu usaha (kerja) dengan hasilnya. Perbandingan ini dapat dilihat dari dua

segi yaitu :

1) Segi Hasil

Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien kalau dengan usaha tertentu

memberikan hasil yang maksimal, baik mengenai mutunya ataupun jumlah suatu

satuan.

2) Segi Usaha

Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien, kalau suatu hasil tertentu

memberikan hasil tertentu tercapai dengan usaha yang minimal. Ada 5 unsur

dalam usaha tersebut : pikiran, tenaga, waktu, ruang, dan benda (termasuk uang).

Konsepsi tentang efisiensi sebagai perbandingan terbaik antara suatu usaha

dengan hasilnya itu dapat diterapkan dalam berbagai bidang, dari kehidupan

pribadi yang bersifat perseorangan sampai kepada lapangan pekerjaan yang luas.

Apabila diterapkan dalam bidang kerja apapun, maka terdapatlah efisiensi kerja.

Efisiensi kerja adalah perbandingan antara suatu usaha kerja dengan hasil

kerja yang dicapai. Dengan tidak mengabaikan faktor-faktor perbandingan terbaik

(30)

Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa cara kerja yang efisien

yang dicapai seperti :

a) Cara Termudah

b) Cara Teringan

c) Cara Tercepat

d) Cara Terpendek Jaraknya

e) Cara Termurah.

a.d. a. Cara Termudah adalah cara yang mudah atau tidak sulit akibat banyak

pikiran.

a.d. b. Cara Teringan adalah cara yang paling ringan artinya tidak berat

karena memerlukan banyak tenaga jasmani manusia.

a.d. c. Cara Tercepat adalah cara yang cepat atau tidak lama dikarenakan

memakan waktu banyak.

a.d. d. Cara Terpendek jaraknya adalah cara yang paling dekat atau tidak jauh

jaraknya.

a.d. e. Cara Termurah adalah cara yang paling murah atau tidak mahal akibat

terlalu boros dalam penggunaan benda.

Penggunaan cara kerja yang efisien yang diterapkan pada suatu organisasi

dapat memberikan hasil yang dikehendaki tanpa membuang-buang waktu. Jadi

hasilnya yang maksimal dalam setiap pekerjaan dilihat dari cara kerja yang

efektif.

(31)

D. Bentuk komunikasi

Komunikasi terjadi dalam berbagai bentuk. Pada dasarnya, ada dua bentuk

dasar komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia bisnis yaitu komunikasi

verbal dan komunikasi nonverbal.

1. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang lazim

digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kepada pihak lain baik secara

tertulis (Written) maupun lisan (oral). Karena bentuk komunikasi verbal memiliki

struktur yang teratur dan terorganisasi dengan baik, sehingga tujuan penyampaian

pesan-pesan bisnis dapat tercapai dengan baik.

Melalui komunikasi lisan atau tulisan, diharapkan orang dapat memahami

apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik. Penyampaian suatu

pesan melalui lisan dan tulisan memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan

dapat membaca atau mendengar apa yang dikatakan pihak lain dengan baik dan

benar.

Komunikasi verbal sangat penting dalam suatu organisasi yang merupakan

kunci sukses suatu organisasi ataupun karier seseorang. Begitu pentingnya

komunikasi verbal, sehingga tanpa komunikasi ini organisasi tidak dapat

berfungsi.

Komunikasi verbal dapat digolongkan menjadi 2 bentuk, yaitu komunikasi

satu arah (one way communication) dan komunikasi dua arah (two ways

communication). Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung dari

(32)

maksudnya adalah komunikasi yang bersifat timbal balik, baik dari pihak

komunikator maupun dari pihak komunikan.

Sebenarnya dari komunikasi verbal ini ada kelebihan dan kekurangannya

dari masing-masing komunikasi melalui lisan dan tulisan. Melalui tulisan

sebenarnya dibutuhkan pikiran yang ekstra keras untuk bisa menterjemahkan dari

tulisan yang disampaikan maupun yang diterima. Kedua pihak yaitu penerima dan

pengirim pesan sebaiknya dapat bertemu dan bertatap muka untuk menjelaskan

tulisan yang dimaksud maupun menanyakan maksud dari pesan tersebut. Bila

tidak dapat bertemu atau bertatap muka maka dikhawatirkan perbedaan latar

belakang pendidikan, budaya dan status akan mempengaruhi dalam

menginterprestasikan isi tulisan tersebut yang pada akhirnya akan mempengaruhi

proses komunikasi. Disatu sisi sangat menguntungkan karena dengan tulisan

tersebut kekuatan pesan itu akan lebih dapat dipertanggung jawabkan karena ada

bukti hitam diatas putih. Sedangkan bila komunikasi melalui lisan dari sisi

keuntungannya bahwa pesan lebih jelas karena sipemberi pesan dan sipenerima

pesan bertemu secara langsung dan ekspresi dari komunikasi lisan lebih mudah

ditangkap.

2. Komunikasi Nonverbal

Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi adalah

komunikasi nonverbal. Karena menurut teori antropologi sebelum manusia

menggunakan kata-kata manusia telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh,

bahasa tubuh (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang

(33)

Pendek kata, dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu

kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang lain, baik rasa senang, benci,

cinta, rindu, dan berbagai macam perasaan lainnya. Lagipula komunikasi

nonverbal berbeda dengan komunikasi verbal didalam cara yang mendasar. Pada

umumnya komunikasi nonverbal memiliki sifat yang kurang terstuktur yang

membuat komunikasi nonverbal sulit untuk dipelajari.

Komunikasi nonverbal juga lebih bersifat spontan dibandingkan dengan

komunikasi verbal dalam hal penyampaian suatu pesan. Pada umumnya sebelum

menyampaikan sesuatu, seseorang sudah memiliki suatu rencana tentang apa yang

ingin dikatakannya. Tetapi ketika seseorang berkomunikasi secara nonverbal ia

sering melakukannya secara tidak sadar. Contoh paling sederhana adalah

mengerutkan dahi ketika sedang memikirkan sesuatu, ekspresi wajah yang

memerah karena pikiran meluapkan kemarahan, mondar-mandir tanpa tujuan

yang pasti karena pikirannya sedang kacau dan sejenisnya. Hal-hal tersebut

merupakan sesuatu yang alami (natural) dan tidak pernah direncanakan

sebelumnya. Ekspresi seseorang baik senang maupun sedih juga termasuk

kedalam komunikasi nonverbal.

Komunikasi nonverbal sering tidak terencana atau kurang terstuktur

dengan baik. Namun, komunikasi nonverbal memiliki pengaruh yang lebih besar

daripada komunikasi verbal. Syarat-syarat komunikasi nonverbal sangat penting

terutama untuk menyampaikan perasaan dan emosi seseorang.

Salah satu kebaikkan komunikasi nonverbal adalah kesasihannya

(34)

kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat.

Secara umum orang akan mudah menipu orang lain dengan menggunakan

kata-kata daripada menggunakan menggunakan gerak tubuh (bahasa isyarat).

Komunikasi dengan menggunakan kata-kata akan lebih mudah dikendalikan

daripada dengan menggunakan bahasa isyarat (gerak badan/ tubuh) atau ekspresi

wajah. Hal ini disebabkan oleh sifat komunikasi nonverbal yang spontan.

Dengan memperhatikan isyarat nonverbal, seseorang dapat mendeteksi

kecurangan atau menegaskan kejujuran orang lain. Maka, tidaklah mengherankan

bila seseorang lebih percaya kepada pesan-pesan yang disampaikan melalui

isyarat nonverbal daripada pesan-pesan yang disampaikan melalui isyarat verbal.

Seseorang dapat saja menutup-nutupi kecurangan dengan isyarat verbal (seperti

tulisan). Namun ia tidak dapat sepenuhnya menutupi apa yang sedang terjadi pada

dirinya karena hal itu tercermin dalam ekspresi wajahnya.

Komunikasi nonverbal penting artinya bagi pengirim dan penerima pesan

karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa

harus berfikir panjang, dan pihak audiens juga dapat menangkap artinya dengan

cepat.

Menurut John V. Thil dan Courtland Bovee dalam Excellence In Business

Communications komunikasi nonverbal mempunyai enam tujuan yaitu :

1) Menyediakan/ memberikan informasi.

2) Mengatur alur suatu percakapan.

3) Memberi sifat melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan

(35)

4) Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain.

5) Mempermudah tugas-tugas khusus.

E. Faktor Penghambat Dalam Komunikasi

Seringkali dalam proses komunikasi terjadi kegagalan ataupun tidak

mendapat sambutan dari pihak lawan. Hal ini bisa timbul karena kurangnya

pengetahuan dan ketrampilan dalam berkomunikasi. Di samping itu peralatan

yang digunakan dapat mengakibatkan kegagalan dalam berkomunikasi.

Hambatan-hambatan dalam berkomunikasi adalah :

1) Pesan yang disampaikan kurang baik

2) Perbedaan level

3) Perbedaan persepsi

4) Kurang perhatian

5) Emosi

Pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya

Medan ditemukan adanya hambatan dalam berkomunikasi. Hambatan di dalam

berkomunikasi itu terjadi pada bentuk komunikasi verbal yaitu melalui

komunikasi tulisan contohnya surat dimana prosesnya cenderung lambat, hal ini

terjadi karena faktor pribadi dari karyawan itu sendiri, seperti proses mengkonsep

surat dan mengetik surat yang lambat. Selain itu persetujuan surat dari atasan

adakalanya terlambat karena atasan sulit ditemui misalnya atasan tidak ada

ditempat karena rapat hal ini disebabkan karena kesibukan pekerjaan dari atasan

(36)

F. Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi dapat didefenisikan sebagai pertunjukkan dan

penafsiran pesan di antar unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu

organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam

hubungan-hubungan hirearki antar yang satu dengan yang lain dan berfungsi

dalam suatu lingkungan.

Jaringan Komunikasi

Arus informasi perlu diatur supaya penyampaian informasi dapat efektif,

untuk itu harus ditentukan adanya jaringan komunikasi yang berkaitan dengan

bagaimana perusahaan menyampaikan informasinya baik di dalam perusahaan

maupun keluar perusahaan . Adapun jaringan tersebut dapat melalui :

1) Saluran Formal

Saluran formal merupakan aliran informasi yang mengikuti rantai

komando dalam struktur organisasi. Dengan demikian saluran formal ini dapat

dilihat melalui bagimana struktur organisasi yang ada dalam perusahaan tersebut.

Suatu struktur organisasi itu mengambarkan hubungan hirarki di antara

bagian-bagian atau devisi-devisi yang ada dalam perusahaan, komunikasi dapat terjadi

secara vertikal, dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, dan dapat terjadi secara

horizontal di antara mereka yang mempunyai tingkatan dan posisi yang sama.

Di dalam organisasi terdapat empat arah aliran informasi yaitu :

(37)

Komunikasi dari atas ke bawah (top downward communication) dalam

sebuah organisasi, dimana aliran komunikasi berasal dari manajer ke bawahannya

tersebut. Umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam

suatu organisasi. Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah

memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi, merngarahkan,

mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin, mengevaluasi, dan mengendalikan

berbagai kegiatan yang ada di level bawah.

Oleh karena berbentuk perintah, instruksi, maupun prosedur untuk

dijalankan para bawahannya, maka perlu penggunaan satu bahasa yang sama,

sederhana, tidak bertele-tele, dan mudah untuk dipahami.

Komunikasi dari atas ke bawah tersebut dapat berbentuk lisan maupun

tulisan. Komunikasi secara lisan dapat berupa percakapan biasa, wawancara

formal antara supervisor dengan karyawan, atau dapat juga dalam bentuk

pertemuan kelompok. Disamping itu komunikasi dari atas ke bawah dapat

berbentuk tulisan seperti memo, manual, pelatihan, kotak informasi, surat kabar,

majalah, papan pengumuman, buku petunjuk karyawan, maupun buletin.

Menurut Katz dan Kahn dalam Haryani, 2001, komunikasi ke bawah

mempunyai tujuan pokok sebagai berikut :

1. Untuk memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu.

2. Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus

dilaksanakan.

3. Untuk memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional.

(38)

5. Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membentuk

organisasi, menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.

Salah satu kelemahan dalam saluran ini adalah kemungkinan terjadinya

penyaringan ataupun sensor informasi penting yang ditujukan kepada

karyawannya. Dengan kata lain, informasi yang diterima para bawahan bisa jadi

tidak selengkapnya.

b) Komunikasi Dari Bawah Ke Atas (Bottom Up/ Upward Communication)

Dalam struktur organisasi komunikasi dari bawah ke atas (bottom up/

upward communication)merupakan kebalikan komunikasi dari atas ke bawah

yaitu bawahan menyampaikan informasi kepada atasan. Bentuk informasi yang

disampaikan dapat berupa laporan, penyajian dan pengajuan usul.

Untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam organisasi dan

mengambil keputusan secara tepat, sudah sepantasnya manajer memperhatikan

aspirasi dari bawahan. Dengan kata lain, partisipasi bawahan dalam proses

pengambilan keputusan akan sangat membantu dalam pencapaian tujuan

organisasi.

Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke atas manajer

harus benar-benar memiliki rasa percaya kepada para bawahan, kalau tidak

informasi sebagus apapun dari bawahan tidak akan bermanfaat baginya, karena

yang muncul adalah rasa curiga atau ketidakpercayaan terhadap informasi

tersebut.

Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah adanya

(39)

kepada atasannya. Kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi yang

baik-baik saja sedangkan informasi yang agak mempunyai kesan negatif atau

tidak disenangi oleh pimpinan cenderung disimpan dan tidak disampaikan.

Mengapa demikian? Ini disebabkan karena para bawahan beranggapan bahwa

dengan melaporkan hal-hal yang baik-baik saja dia dapat menjaga atau

menyelamatkan posisinya, serta mendapatkan rasa aman dalam suatu organisasi

tersebut.

Kalau seseorang bawahan memberikan informasi yang negatif terhadap

bidang yang digelutinya maka kinerja atau prestasi kerja yang ada di bagian atau

bidang tersebut jelas tidak baik karena bawahan umumnya tidak ingin prestasi

kerjanya dinilai tidak berhasil atau gagal total, sehingga mereka memilih tidak

melaporkan kegagalan tersebut sama sekali.

c) Komunikasi Horizontal (Horizontal,Communication)

Komunikasi horizontal (horizontal communication) atau sering juga

disebut dengan istilah (lateral communication) adalah komunikasi yang terjadi

antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam organisasi.

Tujuan organisasi lateral/horizontal antar lain untuk melakukan persuasi,

mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departermen yang

memiliki kedudukan yang sejajar.

Kebanyakan manajer suka melakukan tukar menukar informasi dengan

teman-temannya di departemen yang berbeda. Terutama apabila muncul

(40)

Komunikasi horizontal bersifat koordinatif di antara mereka yang

memiliki posisi sederajat, baik dalam suatu departemen maupun di antar beberapa

depatermen, dimana komunikasi ke samping mampu meningkatkan koordinasi

antar bagian, meningkatkan nilai-nilai yang dianut karyawan, meningkatkan

kekompakkan karyawan, dan selanjutnya akan meningkatkan kinerja perusahaan

atau lembaga secara umum.

Komunikasi secara horizontal memang menjadi penting artinya manakala

masing-masing bagian atau departemen dalam suatu organisasi memiliki tingkat

saling ketergantungan yang besar tetapi jika masing-masing bagian dapat bekerja

sendiri tanpa harus tergantung dengan bagian lainnya, maka komunikasi

horizontal akan minim atau jarang dipakai. Komunikasi horizontal dapat

menciptakan konflik jika para karyawan tidak memberitahu manajernya tentang

keputusan yang mereka buat atau tindakan yang mereka ambil.

d) Komunikasi Diagonal (Diagonal Communication)

Komunikasi diagonal (diagonal communications) melibatkan komunikasi

antar dua tingkat (level) organisasi yang berbeda. Bentuk komunikasi diagonal

memang menyimpang dari bentuk komunikasi tradisional yag ada seperti

komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Suatu studi pernah

menunjukkan bahwa baik komunikasi lateral maupun komunikasi diagonal lebih

banyak diterapkan dalam organisasi yang berskala besar manakala terdapat saling

ketergantungan antar bagian atau antar departemen yang ada dalam organisasi

(41)

Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan diantaranya

adalah :

1. Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk

komunikasi tradisional.

2. Memungkinkan induvidu dari berbagai bagian atau departemen ikut

membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.

Namun komunikasi diagonal juga memiliki kelemahan salah satu

kelemahannya yaitu bahwa komunikasi diagonal juga dapat menggangu

komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal, di samping itu komunikasi

diagonal dalam suatu organisasi besar juga sulit untuk dikendalikan secara efektif.

2. Saluran Informal

Saluran komunikasi informal hadir di luar otoritas formal dan tidak

melekat pada hirarki otoritas organisasi. Keberadaan saluran komunikasi informal

dalam suatu organisasi tidak dapat dielakkan meskipun di dalam komunikasi

informal hal-hal yang dibicarakan bersifat umum namun kadangkala mereka juga

membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada di dalam

organisasinya. Komunikasi informal hadir bersama komuniksai formal, tapi dapat

melewati tingkatan hirarki, memotong garis vertikal dari rantai komando untuk

menghubungi siapa pun secara virtual dalam organisasi.

G. Pelaksanaan Komunikasi Antara Pimpinan Dengan Karyawan Pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan

Sesuai dengan teori yang telah dikemukkan, di dalam Dinas (TRTB)

(42)

diagonal. Pada komunikasi ke bawah kita akan melihat direktur merupakan

sumber awal pesan, sebagai top manajer beliaulah yang menetapkan

kebijakan-kebijakan dan perintah, dimana kebijakan-kebijakan-kebijakan-kebijakan dan

perintah-perintah itu harus sampai ke karyawan yang paling bawah karena dialah pelaksana

akhir perintah itu. Sebaliknya karyawan tersebut akan mengirimkan pesan berupa

feed back, feed back itu berupa pelaksana atas perintah yang diberikan atasan

kepadanya, feed back itu perlu sampai kepada direktur. Dengan demikian

terjadilah proses komunikasi ke atas. Dalam peristilahan lain komunikasi ke

bawah dan komunikasi ke atas disebut juga komunikasi vertikal.

1. Komunikasi Dari Atas Ke Bawah ( Top Downward Communication)

Komunikasi dari atas ke bawah merupakan aliran komunikasi dari

pimpinan ke bawahan. Aliran komunikasi dari atas ke bawah tersebut umumnya

terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi.

Dimana komunikasi dari atas ke bawah biasanya berupa penyampaian informasi

yang memiliki tujuan untuk mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi,

pelatihan kerja, evaluasi, perintah dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada

di level bawah.

Oleh karena itu, bentuk pengarahan perintah, instruksi maupun prosedur

untuk dijalankan para bawahannya maka penyampaiannya harus sederhana, tidak

bertele-tele, dan mudah dipahami. Komunikasi dari atas ke bawah dapat

(43)

Pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya

Medan proses penyampaian pesan dari atasan ke bawahan dilakukan secara lisan

dan tulisan yaitu melalui rapat, surat edaran dan perintah langsung.

contoh komunikasi dari atasan ke bawahan adalah direktur m remberikan

perintah kepada kepala bagian keuangan untuk membuat laporan keuangan Dinas

Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan yang akan

digunakan sebagai laporan akhir tahun. Maka dari itu bawahan dalam hal ini

kepala bagian keuangan harus mengerjakan perintah pimpinan itu untuk membuat

laporan keuangan tersebut.

2. Komunikasi Dari Bawah Ke Atas (Bottom Up/ Upward Communication)

Komunikasi dari bawah ke atas dimana bawahan menyampaikan informasi

kepada atasan. Bentuk informasi yang disampaikan dapat berupa laporan,

pengaduan, dan pengajuan usul. Untuk memecahkan masalah-masalah yang

terjadi di dalam suatu organisasi dan untuk pengambilan keputusan secara tepat

dan cepat sudah sepantasnya bila pimpinan memperhatikan usulan-usulan yang

berasal dari bawahan. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke

atas yaitu dengan meningkatkan kepercayaan kepada bawahannya.

Pelaksanaan komunikasi dari bawah ke atas pada Dinas Tata Ruang Dan

Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan dilakukan secara lisan dan

tulisan dalam bentuk laporan, dan telaah staf Contoh komunikasi dari bawah ke

atas pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan

(44)

kemudian Bagian Litbang harus melapor keperluan mereka tersebut langsung

kepada wadir yang terkait, lalu wadir tersebut melaporkannya kepada direktur.

3. Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication )

Komunikasi horizontal (horizontal communication) atau sering juga disebut

dengan istilah (lateral communication) adalah komunikasi yang terjadi antara

bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar/sederajat dalam organisasi.

Tujuan organisasi lateral/horizontal antar lain untuk melakukan persuasi,

mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departermen yang

memiliki kedudukan yang sejajar.

Komunikasi horizontal bersifat koordinatif di antara mereka yang

memiliki posisi sederajat, baik dalam suatu departemen maupun di antar beberapa

departemen, dimana komunikasi ke samping mampu meningkatkan koordinasi

antar bagian, meningkatkan nilai-nilai yang dianut karyawan, meningkatkan

kekompakkan karyawan, dan selanjutnya akan meningkatkan kinerja perusahaan

atau lembaga secara umum.

Komunikasi horizontal di Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB)

Medan terselenggara dalam berbagai bentuk kegiatan. Pada suatu ketika

komunikasi itu terlaksana dalam suatu rapat dimana dilibatkan setiap anggota dari

bidang yang terkait, pada kesempatan lain, staf yang memerlukan koordinasi itu

mendatangi sejawatnya dan terjadi diskusi dan pertukaran informasi antar mereka.

(45)

mendadak koordinasi dapat dilakukan dengan perangkat telekomunikasi seperti

telepon, faximile dan lain-lain.

Pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya

Medan komunikasi horizontal dicontohkan sebagai berikut, misalnya Bagian

Kesekretariatan berkoordinasi dengan Bagian Perencaan Informasi.

Komunikasi horizontal yang terjadi antar sesama karyawan dalam suatu

bagian komunikasi antar karyawan ini selain membicarakan masalah pekerjaan

tidak jarang juga mereka menjurus kepada kepentingan pribadi mereka terhadap

perusahaan, misalnya berupa jaminan kesejahteraan, fasilitas yang mereka terima

dan beban pekerjaan yang mereka pikul.

4. Komunikasi Diagonal (Diagonal Communication )

Komunikasi Daigonal (diagonal communications) melibatkan komuniksai

antar dua level yang berbeda. Bentuk komunikasi diagonal menyimpang dari

bentuk komunikasi tradisional yang ada, seperti komunikasi dari atas ke bawah

dan dari bawah ke atas. Komunikasi diagonal lebih banyak diterapkan pada

dalam suatu organisasi yang berskala besar, manakala terdapat saling

ketergantungan diantara bagian atau departemen-departemen yang ada dalam

organisasi tersebut.

Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan diantaranya

adalah :

 Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang bentuk

(46)

 Memungkinkan induvidu dari berbagai bagian atau departemen ikut

membantu meneyelesaikan masalah dalam organisasi.

Selain memiliki kelebihan komunikasi ini juga memiliki kekurangan yaitu

komunikasi diagonal dapat menggangu komunikasi yang rutin dan telah berjalan

normal. Di samping itu, komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar sulit

untuk dikendalikan secara efektif.

Contoh pelaksanaan komunikasi diagonal pada Dinas Tata Ruang Dan

Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan adalah sebagai berikut misalnya,

antara Diklat Instalansi dengan Bagian Perencanaan Informasi. Dimana Diklat

Instalansi memberikan data kepada Kepala Bagian Perencanaan Informasi untuk

membuat laporan tahunan.

5. Komunikasi Eksternal

Selain komunikasi yang berlangsung di dalam Dinas (TRTB) sendiri,

Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan juga

menjalin komunikasi dengan pihak luar instansi pemerintah dimana komunikasi

ini disebut dengan komunikasi eksternal. Komunikasi eksternal ini terjadi dengan

berbagai pihak luar instansi pemerintah seperti dengan Kantor pemerintahan

wilayah Sumatera Utara.

6. Penggunaan Alat-Alat Komunikasi

Penggunaan alat-alat komunikasi sangat penting di dalam berkomunikasi

karena alat-alat komunikasi merupakan media komunikasi yang digunakan bila

(47)

Alat-alat komunikasi yang diggunakan di Dinas Tata Ruang Dan Bangunan

(TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan

Telepon

Telepon merupakan media komunikasi lisan yang digunakan untuk

komunikasi antar bagian tanpa bertatap muka. Telepon digunakan bila ada

masalah penting yang harus segera diselesaikan, tetapi komunikator dan

komunikan berada ditempat yang berjauhan.

Pimpinan menggunakan telepon, apabila pimpinan ingin menyampaikan

suatu perintah atau kebijakan pada saat itu juga kepada bawahannya, sedangkan

bawahan berada jauh atau tidak sedang bersama pimpinan, atau pimpinan

meminta karyawan untuk segera menemuinya.

Penggunaan telepon oleh bawahan seperti apabila bawahan memerlukan

suatu keputusan saat itu juga dari pimpinan atas permasalahan yang terjadi di

kantor, atau karyawan ingin melaporkan sesuatu yang sangat penting dimana

pimpinan harus segera mengetahuinya.

Faximile

Faximile adalah pengiriman berita copy (salinan jarak jauh). Pesawat

faximile merupakan kombinasi dari pesawat telepon dan komputer.

Surat

Surat merupakan pemuat berita yang ditulis dalam selembar kertas atau

(48)

atau instansi-insatansi pemerintah, swasta dan sebagainya yang mempunyai

hubungan atau kepentingan dengan Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB)

Tingkat ll Kotamadya Medan . Penggunaan surat lebih sering dilaksanakan untuk

pelaksanaan tugas-tugas yang sulit dikomunikasikan secara lisan, dan dengan

surat tersebut merupakan bukti atas pelaksanaan suatu pekerjaan seperti surat

keterangan, surat masuk, surat keluar, laporan keputusan pekerjaan dan surat-surat

lainnya yang berhubungan dengan dengan kegiatan pekerjaan. Komunikasi

melalui surat ini menjadi landasan atas pelaksanaan pekerjaan.

Pertemuan

Pertemuan yaitu mengundang pihak-pihak atau orang-orang untuk

melaksanakan suatu pembicaraan. Dalam pertemuan ini diharapkan agar para

pesertanya mampu untuk memberikan masukan-masukan terhadap

masalah-masalah yang sedang dibicarakan misalnya melalui rapat.

H. Peranan Komunikasi Dalam Usaha Meningkatkan Efisiensi Kerja Pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan

Perusahaaan adalah sebuah organisasi dimana pemilik, pemimpin, staf dan

karyawan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Pemilik dan pemimpin perusahaan

tentulah mengkomunikasikan keinginan dan kebijaksanaannya kepada staf dan

karyawan. Oleh karena itu komunikasi sangat penting dalam manajemen

organisasi.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, komunikasi mempunyai pesan

(49)

atau organisasi. Apabila tidak ada komunikasi maka akan terjadi keterlambatan

dan kesimpangsiuran dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Suatu pekerjaan dapat dikatakan efisien apabila suatu pekerjaan tersebut

dilakukan dengan pengorbanan tertentu dapat memberikan hasil yang semaksimal

mungkin di bidang mutu maupun jumlah satuan hasil. Jadi hasil yang maksimal

dalam setiap pekerjaan tergantung pada cara kerja yang efisien dimana

komunikasi yang efektif sekaligus dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas

kerja.

Dalam kehidupan bisnis, perusahaan tidak terlepas dari hubungannya

dengan pihak internal maupun pihak eksternal. Karena adanya hubungan ini,

maka kehidupan perusahaan akan tergantung dari bagimana komunikasi yang

terjadi baik komunikasi yang bersifat internal maupun eksternal. Komunikasi

tidak dapat diabaikan, dan tidak ada ketentuan bahwa yang satu lebih penting dari

yang lain.

1. Komunikasi Internal

Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam suatu

organisasi atau perusahaan. Dengan demikian komunikasi ini akan mencakup

aliran informasi di antara karyawan yang ada dalam perusahaan. Aliran

komunikasi internal dapat dibedakan menjadi empat, yaitu aliran ke bawah, aliran

ke atas, aliran mendatar dan diagonal.

Komunikasi yang diterapkan pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan

(TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan sudah efektif sehingga para karyawan

(50)

terpecahkan, maka karyawan dapat bertanya langsung kepada pimpinannya, dan

pimpinan akan memberikan penjelasan atau bimbingan sehingga karyawan akan

mendapat arahan secara langsung. Selain memberikan perintah-perintah pimpinan

juga harus mengusahakan agar setiap karyawan dapat bekerjasama dengan

sebaik-baiknya. Demikian juga untuk memecahkan persoalan-persoalan di dalam

organisasi. Oleh karena itu, komunikasi yang baik dan harmonis sangat perlu

dijaga baik oleh pemimpin maupun oleh karyawan karena komunikasi mempunyai

peranan yang sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan.

Pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya

Medan mempunyai struktur organisasi garis lini dan staf berdasarkan fungsi

dimana jenjang, wewenang dan tanggung jawab mengalir dari bawah ke atas dan

dari atas ke bawah maksudnya adalah komunikasi yang mengalir dari atas ke

bawah dapat berbentuk perintah, instruksi, dan prosedur yang harus dijalankan

oleh para bawahan baik secara lisan maupun tulisan diwujudkan melalui rapat,

surat edaran dan lain-lain sedangkan komunikasi yang mengalir dari bawah ke

atas sebagian besar diwujudkan dalam bentuk laporan baik secara lisan maupun

tulisan. Bentuk tertulis misalnya berupa permintaan usulan atau keluhan secara

tertulis dan telaah staf.

Dalam suatu organisasi yang baik hendaknya pada waktu tertentu, para

bawahan menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan tugas-tugasnya. Dari

laporan itu pihak pemimpin dapat mengetahui apakah organisasi atau perusahaan

(51)

Komunikasi secara horizontal di antara para karyawan sendiri juga harus

dipelihara oleh pemimpin dengan cara mengadakan pertemuan-pertemuan

berkala, dimana di dalam pertemuan tersebut akan dibahas kesulitan-kesulitan

yang dihadapi oleh masing-masing bagian.

Dengan adanya komuniksi yang baik pada Dinas Tata Ruang Dan

Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan, maka efisiensi instatnsi

pemerintah dapat berjalan dengan lancar, karena efisiensi kerja tidak hanya

berupa kegiatan hasil tetapi juga meliputi mutu dan kulitas kerja karyawan dan

juga dapat meningkatkan prestasi kerja para karyawannya.

2) Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang terjadi antara pihak

perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Selain komunikasi yang berlangsung

di dalam, Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan

juga menjalin komunikasi ke luar. Komuniasi antara lain dilakukan dengan

berbagai pihak luar seperti Kantor Wilayah pemerintahan Propinsi Sumatera

Utara, sebagai Rumah Sakit Rujukan Regional Wilayah Sumatera Utara dan

Sumatera Bagian Tengah dan sebagai Rumah Sakit Pendidikan, Dinas Tata Ruang

Dan Bangunan (TRTB) Tingkat II Kotamadya Medan harus berkomunikasi

dengan Rumah Sakit yang berada di wilayah Sumatera Utara dan Sumatera

Bagian Tengah serta dengan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan

juga Lembaga-Lembaga Pendidikan lainnya. Selain itu Dinas Tata Ruang Dan

Bangunan (TRTB) Tingkat II Kotamadya Medan juga berkomunikasi dengan PT.

(52)

Komunikasi ke luar bertujuan untuk menjalin hubungan yang baik antara

pihak instansi pemerintah dengan pihak luar. Hal ini diwujudkan melalui telepon,

(53)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

A. Analisa

Pada bab ini penulis membuat suatu analisa mengenai peranan komunikasi

dalam meningkatkan efisiensi kerja dengan membandingkan teori yang bersifat

praktis yang ada di Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll

Kotamadya Medan.

Seperti yang telah diketahui bahwa komunikasi berfungsi sebagai

penyampaian pesan, gagasan, informasi dan pengertian oleh seseorang

(komunikator) melalui media yang menimbulkan efek atau dampak tertentu.

Demikian juga halnya dengan komunikasi yang dilaksanakan pada Dinas

Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan komunikasi

merupakan proses penyampaian informasi dari pimpinan kepada karyawan atau

sebaliknya maupun antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya

guna mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan Dinas (TRTB) ini.

1. Struktur Oganisasi

Struktur organisasi pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB)

Tingkat ll Kotamadya Medan berbentuk organisasi lini dan staf, secara vertikal

jenjang wewenang dan tanggung jawab mengalir dari atas ke bawah sedangkan

secara horizontal terdapat koordinasi di antara karyawan setingkat.

Struktur organisasi pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB)

(54)

pembagian kerja yang nyata (Job Description) dimana setiap karyawan

mengerjakan tugasnya sesuai dengan job descriptionnya masing-masing.

2. Pelaksanaan Komunikasi Pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan

Pelaksanaan komunikasi pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB)

Tingkat II Kotamadya Medan, sesuai dengan teori yang ada yaitu berlangsungnya

komunikasi vertikal dan horizontal. Selain komunikasi tersebut di Dinas Tata

Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat II Kotamadya Medan juga berlangsung

komunikasi eksternal.

Komunikasi vertikal yang terjadi misalnya melalui rapat, dimana rapat

berlangsung secara rutin. Komunikasi melalui rapat ini dinilai sangat mendukung

efisiensi kerja pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat II

Kotamadya Medan. Dalam rapat terjadi komunikasi dua arah yaitu dari atas ke

bawah dan dari bawah ke atas. Dengan adanya rapat yang rutin memberikan

kesempatan kepada pimpinan untuk mengontrol bawahan, dengan cara

memberikan teguran dan arahan terhadap pelaksanaan tugas sehingga apabila ada

penyimpangan tidak berjalan terlalu lama dan jauh. Kesempatan itu dapat pula

dipergunakan oleh pimpinan untuk mendengarkan alasan atau latar belakang

penyimpangan tugas yang terjadi sehingga diperoleh fakta yang objektif

sebaliknya masalah yang dihadapi para karyawan dalam waktu singkat dapat

disampaikan dan langsung dibahas dan diselesaikan, dan salah satu keuntungan

dari rapat yaitu feed backnya langsung dapat diterima dan kalau terjadi

(55)

rapat upaya efisiensi dapat tercapai dengan cara termudah, tercepat, terpendek

jaraknya dan termurah.

Pelaksanaan komunikasi vertikal pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan

(TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan selain dilakukan secara lisan juga

dilakukan secara tertulis yaitu melalui surat edaran dan laporan. Penyampaian

pesan secara tertulis ini dinilai merupakan upaya yang efisien dan berhasil baik.

Tetapi pelaksanaan komunikasi tertulis di Dinas Tata Ruang Dan Bangunan

(TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan dalam bentuk surat terkadang mengalami

hambatan, ini terjadi karena faktor pribadi karyawan sendiri seperti proses

pengkonsepan dan pengetikan surat yang cenderung lambat, dan adakalanya

persetujuan surat dari pimpinan cenderung lambat dimana pimpinan sulit ditemui

hal ini dikarenakan kesibukkan pekerjaan dari pimpinan itu sendiri.

Komunikasi horizontal pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB)

Tingkat ll Kotamadya Medan dilaksanakan dalam bentuk rapat atau pertemuan

antar staf atau antar karyawan, hal ini dinilai berguna bagi Dinas Tata Ruang Dan

Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan dalam menyelesaikan

permasalahan yang ada khususnya komunikasi antar karyawan. Selain itu

komunikasi eksternal sangat menentukan keberhasilan Dinas Tata Ruang Dan

Bangunan (TRTB) Tingkat II Kotamadya Medan. Komunikasi eksternal ini dapat

dilakukan melalui kerjasama dengan pihak luar Dinas Tata Ruang Dan Bangunan

(TRTB) Tingkat II Kotamadya Medan seperti dengan Kantor Pemerintahan untuk

Departemen Pekerjaan Umum wilayah Sumatera Utara dengan mitra perusahaan

(56)

Kegiatan komunikasi eksternal ini lebih banyak dilakukan oleh bagian

Humas. Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur secara timbal balik yakni

komunikasi dari Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya

Medan kepada pihak luar dan dari pihak luar ke Dinas Tata Ruang Dan Bangunan

(TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan .

Komunikasi ke luar bertujuan untuk menjalin hubungan yang baik antara

pihak dari Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya

Medan dengan pihak luar. Hal ini diwujudkan melalui telepon, pembicaraan

langsung atau dengan pengiriman surat. Contoh kerjasama yang dilakukan pihak

Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan adalah

memberikan pengalaman dan aturan mengenai pengembangan dan pembangunan

di Kota Medan sedangkan untuk mitra dari Dinas Tata Ruang Dan Bangunan

(TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan bertugas untuk melakukan pembangunan

sesuai dengan aturan dari Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll

Kotamadya Medan sebagai lembaga yang mengatur pembangunan di Kota

Medan. Hal ini dilakukan dalam bentuk kegiatan penelitian dan pengamatan

langsung ke lokasi proyek untuk melihat pembangunan sesuai dengan aturan di

Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat ll Kotamadya Medan.

Dalam melaksanakan komunikasi atau menyampaikan informasi-informasi

pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat II Kotamadya Medan

dilakukan dengan tiga cara yaitu :

(57)

Komunikasi secara lisan dilakukan dalam bentuk pembicaraan langsung

atau tatap muka. Pada komunikasi secara lisan, penyampaian informasi

disampaikan melalui rapat, seminar, wawancara.

b) Secara Tertulis

Pada komunikasi secara tertulis, penyampaian informasi dalam Dinas Tata

Ruang Dan Bangunan (TRTB) Tingkat II Kotamadya Medan melalui laporan,

memo, telaah staf, surat edaran.

c) Dengan Menggunakan Alat-Alat Elektronik

Pelaksanaan komunikasi dengan menggunakan alat-alat elektronik

dilaksanakan tanpa perlu tatp muka, tetapi dengan menggunakan alat-alat

elektronik misalnya telepon dan faximile.

Pelaksanaan komunikasi pada Dinas Tata Ruang Dan Bangunan (TRTB)

Tingkat II Kotamadya Medan yang dilakukan secara lisan dan tulisan dibantu oleh

alat-alat komunikasi seperti:

1. Telepon

Telepon merupakan media komunikasi lisan yang digunakan untuk

komunikasi antar bagian tanpa bertatap muka. Telepon digunakan bila ada

masalah penting yang harus segera diselesaikan tetapi komunikator dan

komunikan berada ditempat yang berjauhan. Pada Dinas Tata Ruang Dan

Bangunan (TRTB) Tingkat II Kotamadya Medan penggunaan pesawat telepon

sudah cukup baik, dimana disetiap ruangan terdapat pesawat telepon yang dapat

menambah efisiensi proses komunikasi.

Referensi

Dokumen terkait

NIM NAMA MAHASISWA NO.. NIM NAMA

[r]

[r]

[r]

Panduan yang penulis buat adalah panduan interaktif, yaitu dikenal dengan nama Panduan interaktif Taekwondo, ini merupakan panduan bagi orang-orang yang awam dan ingin

Beberapa Ketentuan pada Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 15 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2011 Nomor 15)

Aplikasi ini terdiri dari dua antar muka, yaitu antarmuka yang digunakan user untuk melakukan pencarian terhadap buku berdasarkan spesifikasi user dan antarmuka yang digunakan

Yang dimaksud dengan dipisahkan adalah pemisahan kekayaan Daerah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk dijadikan penyertaan modal Daerah pada BUMD untuk