• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Pencatatan Pelanggaran Mahasiswa (Studi Kasus: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengembangan Sistem Pencatatan Pelanggaran Mahasiswa (Studi Kasus: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya 4254

Pengembangan Sistem Pencatatan Pelanggaran Mahasiswa (Studi Kasus:

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya)

Muhammad Rizqi Fauzi1, Denny Sagita Rusdianto2, Heru Nurwarsito3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1muhammadrizqi@student.ub.ac.id, 2denny.sagita@ub.ac.id, 3heru@ub.ac.id

Abstrak

Kedisiplinan merupakan aspek penting dalam pendidikan. Sanksi dapat menjadi alat pendidikan untuk mengatasi masalah kedisiplinan seseorang. Proses pencatatan pelanggaran masih sulit dilakukan karena tidak tersedianya fasilitas untuk mencari data pelanggar. Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) Universitas Brawijaya memiliki kendala dalam mengarsipkan catatan pelanggaran mahasiswa, kendala itu adalah kesulitan FILKOM dalam mencari berkas riwayat pelanggaran mahasiswa. Berdasarkan hal tersebut maka dibuatlah penelitian mengenai sistem pencatatan pelanggaran mahasiswa yang dapat membantu FILKOM dalam mengelola arsip pelanggaran mahasiswa. Pengembangan sistem pada penelitian ini menggunakan Software Development Life Cycle (SDLC) waterfall dengan pendekatan object oriented. Tahap analisis, menggunakan use case diagram dan use case scenario. Tahap perancangan dilakukan dengan membuat sequence diagram, class diagram, entity relationship diagram, dan mocup. Pada tahap implementasi, penulis menggunakan Laravel sebagai framework dan MySQL sebagai database. Setelah tahap implementasi, dihasilkan sistem yang mampu merekam pelanggaran mahasiswa dengan kategori pelanggaran ringan, sedang, dan berat. Selain itu sistem dapat merekam tagihan buku pada pelanggaran yang memiliki sanksi denda buku. Pengujian pada kebutuhan fungsional menggunakan pengujian unit dan pengujian validasi dan menunjukkan hasil 100% valid pada kedua pengujian. Pengujian kebutuhan non-fungsional menggunakan pengujian browser compatibility dan menunjukkan hasil bahwa sistem compatible pada browser Android, Chrome, Edge, Internet Explorer, Firefox, Opera, Safari dan iPhone.

Kata kunci: pencatatan pelanggaran, FILKOM, waterfall, object oriented, Laravel, pengujian browser compatibility

Abstract

Discipline is important aspect in education. Sanctions can be educational tool to penalize student disciplinary. The unavailability of facilities to search for violators data and the accuracy of the data is in doubt. FILKOM of Brawijaya University have constraints filling record of student violation because history files student violation difficult to find. Based on the problem, author want to make application for help FILKOM managing history files student violation. The system development uses the waterfall Life Cycle Software (SDLC) waterfall with an object oriented approach. In the analysis phase, the authors applied the use case diagram and use case scenario. The design phase is done by creating sequence diagrams, class diagrams, entity relationship diagrams, and mocups. At the implementation stage, the authors use Laravel as a framework and MySQL as a database. After the implementation stage, application ready use with function can record violations of students with minor, moderate, severe violations and the application can also record book bills on violations that have a book fine. Testing on functional requirements uses unit testing and validation testing. The outcome shows 100% valid result on both tests. Testing for non-functional requirements uses browser compatibility testing. It shows that the system is compatible on Android, Chrome, Edge, Internet Explorer, Firefox, Opera, Safari and iPhone browsers.

Keywords: recording of violations, FILKOM, waterfall, object oriented, Laravel, testing browser compatibility

1. PENDAHULUAN

Seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia

memprioritaskan bidang pendidikan dibandingkan lainnya, karena bidang pendidikan ialah aspek terpenting dalam memajukan bangsa

(2)

(Wiharjo, 2015). Hal tersebut sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional yang menjelaskan tentang menumbuhkan kemampuan dan mencetak watak peserta didik (siswa/mahasiswa) yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, berbudi, kreatif, sehat jasmani rohani, cakap, memiliki pengetahuan, dan menjadi warga negara yang demokratis serta memiliki akuntabilitas guna mencerdaskan kehidupan bangsa (Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003). Sebagaimana, pendidikan ialah usaha sadar dan terjadwal guna menggapai keadaan belajar dan proses pembelajaran yang baik agar peserta didik (siswa/mahasiswa) dapat menumbuhkan potensi dirinya agar mempunyai kekuatan spiritual keagamaan, pengaturan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kecakapan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003).

Dalam pendidikan banyak aspek yang harus diperhatikan, salah satu aspek terpentingnya yaitu kedisiplinan peserta didik. Kedisiplinan dalam menempuh pendidikan dapat mempengaruhi sikap, penampilan dan tingkah laku dalam memenuhi aspek tatanan nilai, norma, dan ketentuan lingkungan pendidikan (Paryanto, 2018). Disiplin disini merujuk pada pemantauan diri dalam menaati aturan baik yang dilakukan untuk diri sendiri maupun di luar diri baik kerabat, badan pendidikan, bangsa, bernegara maupun beriman. Kedisiplinan seseorang dapat dilihat melalui berapa jumlah pelanggaran yang ia buat.

Di Universitas Brawijaya, mahasiswa dikatakan melanggar aturan ketika tidak masuk kuliah tanpa memberikan surat, telat mengembalikan buku perpustakaan, mencontek saat ulangan, tidak sopan kepada dosen dan teman sejawat, tidak menggunakan pakaian rapi serta sopan seperti menggunakan sandal, kaos oblong, pakaian ketat, dan lain-lain. Ada beberapa sanksi yang diberikan ketika mahasiswa Universitas Brawijaya melanggar, dapat berupa denda, teguran atau peringatan, skorsing, atau lainnya (Universitas Brawijaya, 2015). Hal tersebut sejalan dengan pendapat J.J Hasibuan (1986) dalam Ilahi, Syahniar, &

Ibrahim (2013), Sanksi diperlukan untuk meningkatkan kedisiplinan terhadap peraturan institusi yang telah dibuat sehingga sanksi dapat menjadi alat pendidikan untuk mengatasi masalah kedisiplinan seseorang.

Berdasarkan penelitian Ipnuwati (2014),

proses pencatatan pelanggaran masih sulit dilakukan karena tidak adanya fasilitas guna mencari informasi terkait pelanggar dan di samping itu keakuratan data masih rendah. Hal ini juga terjadi di Universitas Brawijaya karena dalam pendataan pelanggaran mahasiswa juga ditanggung oleh tiap departemen yang mengatur, antar departemen tersebut tidak terhubung satu sama lain. Misalnya saja, ketika mahasiswa telat mengembalikan buku perpustakaan umum Universitas Brawijaya, mahasiswa yang bersangkutan tetap dapat menjalani perkuliahan pada umumnya, tetapi tidak dapat meminjam buku lain jika belum membayar denda. Selain itu, ketika mahasiswa ketahuan mencontek saat ujian, mahasiswa ada yang ditegur saja dan dicatat nama, serta ada juga yang langsung meninggalkan ruang ujian.

Dari wawancara yang telah dilakukan penulis kepada pihak akademik dan kemahasiswaan, FILKOM memiliki kendala, yaitu kesulitan dalam mengarsipkan catatan pelanggaran mahasiswa. FILKOM juga belum memiliki sistem yang bertugas mencatat dan menginformasikan mengenai riwayat pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa.

Hal tersebut membuat FILKOM kesulitan ketika mencari riwayat pelanggaran seorang mahasiswa yang menyatu dengan catatan pelanggaran seluruh mahasiswa FILKOM.

Berdasarkan masalah diatas, diperlukan sebuah sistem yang dapat mengarsipkan data pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa FILKOM sehingga riwayat data pelanggaran mahasiswa tersedia dan dapat diakses. Sistem juga diharuskan dapat melakukan rekapitulasi pada pelanggaran yang sering dilakukan oleh mahasiswa. Selain itu, sistem juga dapat digunakan untuk membuat standar pelanggaran yang bekerja dinamis. Selanjutnya, sistem juga terhubung antar departemen, seperti tata usaha dengan akademik, akademik dengan perpustakaan, dan lain-lain.

Dengan adanya sistem pencatatan ini, diharapkan FILKOM mampu dengan mudah memantau setiap pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa. Sistem diharapkan mampu mempersingkat proses pencatatan pelanggaran terutama proses yang melibatkan Wakil Dekan FILKOM. Selain itu, sistem juga diharapkan mampu membantu FILKOM menentukan kebijakan dalam menangani mahasiswa yang sering melakukan pelanggaran maupun pelanggaran yang sering dilakukan oleh mahasiswa dan memberikan efek jera guna

(3)

meningkatkan kedisiplinan mahasiswa. Di sisi lain, juga dapat memudahkan dosen pembimbing akademik dalam memantau dan membimbing mahasiswa bimbinganya.

Mahasiswa juga dapat mematuhi tata tertib dan tidak melanggar tata tertib yang berlaku.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Terkait

Dalam penelitian Pengembangan Sistem Pencatatan Pelanggaran Mahasiswa, penulis merujuk pada penelitian beberapa terdahulu yang juga meneliti tentang system pencatatan pelanggaran. Penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi untuk peningkatan system yang dibuat.

Penelitian pertama yang dilakukan oleh Hakim (2017) terkait sistem pencatatan pelanggaran menggunakan poin pelanggaran.

Sistem dikembangkan menggunakan pendekatan object oriented. Web menjadi basis utama dalam mengakses sistem. Sistem belum mampu mengirim pesan notifikasi.

Penelitian kedua adalah penelitian dari Lay (2018) yang juga mengembangkan system pencatatan pelanggaran namun menggunakan metode pelaporan bukan poin. Sistem ini dikembangkan menggunakan pendekatan terstruktur dan berbasis web. Kelebihan dari sistem ini yaitu mengirim pesan notifikasi berupa SMS gateway.

Penelitian ketiga adalah penelitian dari Manurian, et al (2020) yang melakukan penelitian pengembangan system pencatatan pelanggaran dengan sistem poin. Penelitian ini menggunakan pendekatan object oriented dan menggunakan basis web. Sistem ini diklaim mampu memberikan laporan pencatatan poin pelanggaran secara langsung sehingga memudahkan dalam membuat laporan data dan pencarian data.

2.2. Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

Rekayasa perangkat lunak dapat diartikan sebagai membangun perangkat lunak memakai prinsip rekayasa secara ekonomis yang bersifat kredibel dan bekerja praktis pada mesin nyata.

Menurut IEEE, perangkat lunak ialah aplikasi yang terorganisasi, teratur, pendekatan kuantitatif bagi pengembangan, operasi dan perawatan software (Bauer 1968 dalam Pressman, 2010). Selain itu, rekayasa perangkat

lunak dapat diartikan sebagai hasil dari pengembangan perangkat lunak profesional dan selanjutnya berkontribusi dalam jangka waktu cukup panjang (Pressman, 2010).

2.3. Software Development Life Cycle (SDLC) Waterfall

System Development Life Cycle (SDLC) atau siklus hidup pengembangan sistem informasi merupakan pendekatan selama mengembangkan sistem. SDLC merupakan kerangka konseptual yang dipakai selama manajemen proyek untuk mendeskripsikan tahapan yang dibuat saat proyek pengembangan sistem informasi (O’Brien, 2006).

SDLC waterfall adalah jenis SDLC pertama dalam pengembangan perangkat lunak. Model waterfall bersifat konsisten dalam proses software engineering dan dokumentasi pada setiap fase. Hal tersebut menyebabkan setiap proses kelihatan jelas sehingga manajer mampu memonitor kemajuan berdasarkan rencana pengembangan sistem. Masalah utama dari model ini yaitu tahapan yang kaku. Seluruh kebutuhan harus jelas pada tahap awal proses pengembangan sistem sehingga membuatnya tidak mudah dalam menanggapi perubahan kebutuhan pelanggan (Sommerville, 2011).

2.4. Pemodelan Kebutuhan dan

Perancangan Sistem dengan Pendekatan Object Oriented

Menurut Maulana (2014), metode object- oriented analysis and design (OOAD) ialah teknik pembangunan sistem yang lebih terpusat pada objek dibandingkan pada data atau prosesnya itu sendiri. Dalam bagiannya OOAD terurai menjadi dua yaitu OOA (Object oriented analysis) dan OOD (Object oriented design).

OOA (Object oriented analysis) adalah metode analisis desain yang mengecek persyaratan yang memadai sistem dari kaca mata kelas dengan cara menemukan objek – objek terkait yang dianggap sebagai sumber masalah. OOA mengkaji permasalahan secara detail atau melakukan pemantauan masalah tersebut dengan memakai metode berorientasi objek. Sedangkan OOD (Object oriented design) merupakan desain untuk memusatkan arsitektur perangkat lunak yang memiliki pondasi manipulasi objek – objek dalam sistem. OOD adalah sebuah cara mendesain yang mampu menampung proses penguraian objek dan digambarkan dalam notasi sehingga mampu mengilustrasikan static (class

(4)

diagram) dan dynamic (statechart diagram) model sistem.

Object-oriented analysis and design adalah metode yang berfokus pada kelas yang diekstraksi langsung untuk menyelesaikan masalah. Setiap kelas entitas umumnya mewakili suatu data yang wajib disimpan ke dalam database selama aplikasi berjalan. Desain menyempurnakan dan memperluas set kelas entitas. Boundary dan controller dikembangkan dan / atau disempurnakan selama desain.

Boundary class membuat antarmuka yang dilihat dan berinteraksi dengan pengguna saat perangkat lunak digunakan. Boundary dirancang untuk mengelola cara objek entitas diwakili kepada pengguna. Controller dirancang guna mengelola pembuatan atau pembaruan objek entitas, instantiasi boundary object ketika mereka memperoleh data dari objek entitas, komunikasi antara set objek, serta validasi data yang dikomunikasikan antar objek maupun antar pengguna dengan aplikasi (Pressman, 2010).

Penelitian menggunakan pendekatan object oriented sehingga akan memakai tiga diagram yaitu use case diagram, sequence diagram dan class diagram.

2.5. Website

Website merupakan sarana prasarana internet yang mempertautkan dokumen dalam cakupan regional maupun non regional.

Dokumen dalam website yang dimaksud adalah web page serta link yang dapat membawa user mampu mengakses suatu page dan dapat berpindah ke page lain (hyper text), perpindahan yang terjadi itu bisa terjadi pada page yang diarsipkan pada server yang serupa maupun server yang berbeda. Pages dibuka dan dideteksi dengan menggunakan browser misalnya: Google Chrome, Netscape Navigator, Mozila Firefox, Internet Explorer, dan aplikasi html lainnya (Hakim, Lukmanul, & Uus, 2004).

2.6. XAMPP

Menurut Riyanto (2010), XAMPP terdiri dari paket yang berisi PHP serta MySQL berpondasi open source yang mampu dipakai sebagai alat support pembangunan aplikasi berbasis PHP. XAMPP menggabungkan sejumlah paket software berlainan dalam satu paket

2.7. SortSite

SortSite adalah program yang dipakai untuk

menguji compatibility sistem. Selain itu, SortSite merupakan program utility berbasis aplikasi desktop yang digunakan untuk melakukan pengujian software. SortSite dapat melakukan pengujian diatas 1000 checkpoint setiap kali menguji satu halaman (PowerMapper, 2019).

SortSite bertujuan untuk mengevaluasi aksesibilitas dan kegunaan website atau perangkat lunak (Mtebe dan Kondoro, 2017).

3. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi membahas tahapan dalam proses penelitian mulai dari mencari studi literatur hingga proses pengujian. Alur atau tahapan pada penelitian ini secara garis besar ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Tahapan Penelitian

Dari Gambar 1, tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Mencari studi literatur sebagai referensi dalam mengembangkan penelitian ini.

2. Melakukan elisitasi dan analisis kebutuhan dengan cara menggali informasi terkait penelitian dengan menggunakan metode wawancara pada akademik FILKOM UB yang. Hasil wawancara tersebut diidentifikasi menggunakan tabel aktor. Analisis kebutuhan menggunakan pendekatan object oriented sehingga kebutuhan fungsional digambarkan menjadi sebuah use case diagram.

3. Perancangan sistem menggunakan

(5)

pendekatan object oriented sehingga pada tahap perancangan system, penulis menggunakan use case diagram, sequence diagram dan class diagram.

4. Implementasi akan merujuk pada hasil dari perancangan system yang sudah dibuat sebelumnya. Dimulai dengan implementasi spesifikasi sistem yang berisi spesifikasi hardware dan spesifikasi software.

5. Pengujian dan analisis dimaksudkan untuk menegaskan bahwa implementasi telah sesuai berdasarkan analisis kebutuhan serta perancangan sistem yang sudah didefinisikan. Kebutuhan fungsional diuji secara manual (tanpa menggunakan tools) dengan 2 cara pengujian adalah pengujian unit serta pengujian validasi. Kebutuhan non- fungsional diuji menggunakan SortSite untuk menguji browser compatibility.

6. Kesimpulan diambil berdasarkan rumusan masalah dan hasil pengujian dan analisis terhadap pengembangan perangkat lunak.

Tahap terakhir dari kesimpulan adalah saran dengan cara memberikan pertimbangan atas pengembangan perangkat lunak. Saran dimaksudkan agar pengguna atau pengembang aplikasi yang lain dapat menyempurnakan aplikasi untuk meningkatkan kepuasan dari pengguna

4. ANALISIS KEBUTUHAN

Pada tahap elisitasi, penulis menggunakan metode wawancara secara langsung kepada narasumber untuk menggali informasi yang terkait dengan penelitian. Penulis telah melakukan wawancara kepada bagian Kemahasiswaan untuk menggali keterangan terkait alur penanganan pelanggaran mahasiswa saat ini. Penulis juga melakukan wawancara kepada bagian Akademik untuk menggali informasi terkait pelanggaran akademik mahasiswa.

Gambar 2 Use Case Diagram

Berdasarkan hasil elisitasi didapatkan 3 golongan pelanggaran yaitu pelanggaran ringan

(6)

terkait administrasi akademik, pelanggaran sedang yang berdampak pada mata kuliah hingga satu semester, dan pelanggaran berat yang berdampak pada studi di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya. Analisis pada tahap elisitasi menghasilkan 9 aktor, 23 kebutuhan fungsional dan 1 kebutuhan non- fungsional. Sembilan aktor dalam penelitian ini adalah Guest, Pengguna, Dosen, Tendik, Mahasiswa, Wakil dekan I, Wakil dekan III, dan Pustakawan. Kebutuhan non-fungsional yaitu browser compatibility sedangkan 9 aktor dan 23 kebutuhan fungsional digambarkan dalam sebuah use case pada Gambar 2.

5. PERANCANGAN SISTEM

Perancangan pada Sistem Pencatatan Pelanggaran Mahasiswa yaitu diawali dengan membuat sequence diagram untuk setiap use case dan menghasilkan 23 sequence diagram.

Salah satu dari sequence diagram ditunjukkan pada Gambar 3 yaitu sequence rekam pelanggaran.

Kemudian dilanjutkan dengan membuat class diagram yang didasarkan pada method dan class yang terlibat pada sequence diagram dan diperoleh 12 class yang terdiri dari 6 class controller dan 6 class model.

Gambar 3 Sequence Diagram

Gambar 4 Class Diagram

Dibuat juga perancangan komponen dengan membuat pseudocode dari method rekam pelanggaran, tambah jenis, pelanggaran, dan tambah jenis sanksi. Setelah itu membuat entity relationship diagram sebagai perancangan data dan dihasilkanlah 7 entitas yang terhubung dengan 9 relasi. Tujuh entitas pada entity

relationship diagram antara lain jenis_pelanggaran, jenis_sanksi, pengguna, pelanggaran, denda_buku, buku, dan jenis_buku. Tahap perancangan antarmuka dihasilkan mocup dari halaman lihat daftar pelanggaran, lihat status pelanggaran, merekam pelanggaran, lihat jenis pelanggaran, dan

(7)

validasi & verifikasi setoran buku.

Gambar 5 Entity Relationship Diagram

6. IMPLEMENTASI

Implementasi adalah tahapan setelah tahap perancangan sistem. Implementasi pada penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu implementasi fungsional (front-end) dan implementasi antarmuka (back-end).

6.1. Spesifikasi Sistem

Spesifikasi sistem atau spesifikasi perangkat lunak adalah software yang digunakan pada tahap implementasi. Spesifikasi sistem ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Spesifikasi Sistem

6.2. Implementasi Kode Program

Implementasi kode program dilakukan dengan membuat pseudocode pada 6 method

utama yaitu method halamanPelanggaran, statusPelanggaran, rekamPelanggaran, beriSanksi rekomendasiBuku, dan setorBuku.

Salah satu implementasi kode program adalah method rekamPelanggaran yang ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Pseudocode method rekamPelanggaran

6.3. Implementasi Data

Tahap implementasi data dilakukan dengan membuat entity relationship diagram sebagai perancangan data dan dihasilkanlah 7 entitas yang terhubung dengan 9 relasi. Tujuh entitas pada entity relationship diagram antara lain jenis_pelanggaran, jenis_sanksi, pengguna, pelanggaran, denda_buku, buku, dan jenis_buku.

(8)

Gambar 6 Physical Data Model

6.4. Implementasi Antarmuka

Tahap implementasi antarmuka menghasilkan mocup dari halaman lihat daftar pelanggaran, lihat status pelanggaran, merekam pelanggaran, lihat jenis pelanggaran, dan validasi & verifikasi setoran buku. Salah satu dari mocup pelanggaran adalah halaman rekam pelanggaran yang ditunjukkan pada Gambar 7.

Gambar 7 Implementasi Halaman Rekam Pelanggaran

7. PENGUJIAN

Pengujian pada sistem pencatatan pelanggaran mahasiswa menggunakan pengujian unit, pengujian validasi, dan pengujian browser compatibility.

7.1. Pengujian Unit

Pengujian unit menggunakan metode basis path testing. Metode ini dijalankan dengan cara membuat flow graph berdasarkan pseudocode dan mengidentifikasi seluruh independent path yang terbentuk Pengujian unit dilakukan pada 3 method yaitu method halamanPelanggaran, rekomendasiBuku, dan rekamPelanggaran.

Salah satu flow graph dari method yang diuji ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8 Flow Graph Pengujian Unit

Pengujian unit menunjukkan hasil valid setiap kasus uji yang ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Pengujian Unit

7.2. Pengujian Validasi

Pengujian validasi dilakukan pada 31 kasus uji yang terdiri dari 23 main flow dan 8 alternatif flow. Pada pengujian validasi menunjukkan hasil valid pada semua kasus uji. Salah satu hasil pengujian unit ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4 Pengujian Validasi

(9)

7.3. Pengujian Browser Compatibility

Pengujian browser compatibility menggunakan metode testing otomatis. Tool yang digunakan untuk testing browser compatibility adalah SortSite. Pengujian browser compatibility dilakukan pada 3 halaman

yaitu halamanPelanggaran,

halamanRekamPelanggaran, dan halamanStatusPelanggaran. Pengujian browser compatibility menunjukkan hasil bahwa kasus uji compatible dengan browser Android, Chrome , Edge, Internet Explorer, Firefox, Opera, Safari dan iPhone.

Gambar 9 Pengujian Browser Compatibility

8. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian tentang sistem pencatatan pelanggaran mahasiswa yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

• Analisis kebutuhan pada sistem pencatatan pelanggaran mahasiswa menghasilkan 9 aktor yaitu guest, pengguna, mahasiswa, dosen, tendik, akademik, pustakawan, wakil dekan I, dan wakil dekan III. Analisis kebutuhan juga menghasilkan 24 kebutuhan terdiri dari 3 fungsional terkait jenis pelanggaran, 3 fungsional terkait jenis sanksi, 6 fungsional terkait pengguna, 5 fungsional terkait buku, 6 fungsional terkait pelanggaran dan 1 non-fungsional compatibility. Aktor dan kebutuhan digambarkan menjadi sebuah use case diagram dengan 23 use case dan use case scenario untuk setiap use case.

• Tahap perancangan menghasilkan 23 sequence diagram. Serta menghasilkan class diagram dengan 6 class controller dan 6 class model. Perancangan komponen menghasilkan pseudocode method rekam pelanggaran, tambah jenis, pelanggaran, dan tambah jenis sanksi. Perancangan data menghasilkan entity relationship diagram dengan 7 entitas yaitu jenis_pelanggaran, jenis_sanksi, pengguna, pelanggaran, denda_buku, buku, dan jenis_buku.

Perancangan antarmuka menghasilkan mocup halaman lihat daftar pelanggaran, lihat status pelanggaran, merekam pelanggaran, lihat jenis pelanggaran, dan validasi &

verifikasi setoran buku.

• Tahap implementasi menghasilkan spesifikasi perangkat lunak dengan framework Laravel pada bagian back-end dan framework Bootstrap pada bagian front-end.

Tahap implementasi juga menghasilkan kode program pada 6 method utama yaitu method halamanPelanggaran, statusPelanggaran, rekamPelanggaran, beriSanksi rekomendasiBuku, dan setorBuku.

Implementasi datab menghasilkan Physical data model yang berisi 7 tabel yaitu jenis_pelanggaran, jenis_sanksi, pengguna, pelanggaran, denda_buku, buku, dan jenis_buku. Implementasi antarmuka menghasilkan antarmuka jenis pelanggaran, antarmuka jenis sanksi, antarmuka pelanggaran, antarmuka validasi & verifikasi sanksi, antarmuka menentukan sanksi pelanggaran sedang/berat, antarmuka setor buku, dan antarmuka buku.

• Pengujian unit dilakukan dengan menguji 3 method yaitu method halamanPelanggaran, rekomendasiBuku, dan rekamPelanggaran.

Pengujian unit menunjukkan hasil valid setiap kasus uji. Pengujian validasi pada 31 kasus uji yang terdiri dari 23 main flow dan 8 alternatif flow. Pada pengujian validasi menunjukkan hasil valid pada semua kasus uji. Pengujian browser compatibility pada halamanPelanggaran,

halamanRekamPelanggaran, dan halamanStatusPelanggaran. Pengujian browser compatibility menunjukkan hasil bahwa kasus uji compatible dengan browser Android, Chrome , Edge, Internet Explorer, Firefox, Opera, Safari dan iPhone.

(10)

9. DAFTAR PUSTAKA

Bauer 1968 dalam Pressman, S. Roger., 2010.

Software Quality Engineering: A Practitioner’s Approach. Software Quality Engineering: A Practitioner’s Approach Seventh Edition. New York : McGraw-Hill Companies, Inc.

Hakim, H.N., 2017. Pengembangan dan Analisis Kualitas Sistem Informasi Rekam Pelanggaran Tata Tertib Siswa Berbasis Web Di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. S1. Universitas Negeri Yogyakarta

Hakim, Lukmanul, dan Uus Musalini. 2004.

Cara Cerdas Menguasai Layout, Desain dan Aplikasi Web. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Ipnuwati, Sri., 2014. Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Sanksi Pelanggaran Kedisiplinan Siswa Pada SMK PGRI I Kedondong. Jurnal Informatika. 14(2), pp. 153-168.

J.J Hasibuan dalam Ilahi Ridho, Syahniar, dan Ibrahim Indra., 2013. Faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Disiplin Siswa dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan & Konseling.

Jurnal Ilmiah Konseling. 2 (2), pp. 20- 25.

Lay, F.A., 2018. Rancang Bangun Aplikasi Monitoring dan Evaluasi Pelanggaran Siswa Pada SMAN 14 Surabaya Berbasis Web. S1. Institut Bisnis Dan Informatika STIKOM Surabaya

Maulana., 2014. Implementasi Metode OOAD Pada Perancangan Kamus Berbasis Mobile, [Online]. Tersedia melalui: <

http://repository.uinsuska.ac.id/3667/

4/BAB%20III.pdf> [Diakses 08 Desember 2019].

Manurian, W., Ikah, M., Alda S., Haryanto., dan Nova, S. 2020. Perancangan Sistem Informasi Pencatatan Poin Pelanggaran Tata Tertib Siswa Berbasis Website Pada SMK YP Karya 1 Tangerang.

Jurnal Ilmiah, [e-journal] 10(1).

Tersedia melalui

<https://jurnal.stmik.banisaleh.ac.id/ind ex.php/JIST/article/view/111> [Diakses 27 September 2020]

Mtebe, Joel S. and Kondoro, Aron W., 2017.

Accessibility and Usability of

Government Websites in Tanzania. The African Journal of Information Systems.

9 (4), pp. 261-279

O’Brien, James. 2006. Introducing To Information System,Salemba Empat.

Jakarta.

Paryanto, Duwi., 2018. Sistem Informasi Pelanggaran Siswa Berbasis Website Pada Sma Muhammadiyah 3 Yogyakarta. S1. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Ilmu Komputer El Rahma Yogyakarta.

PowerMapper., 2019. SortSite, [Online].

Tersedia melalui:

<https://www.powermapper.com/produ cts/sortsite> [Diakses 08 Desember 2019].

Pressman, S. Roger., 2010. Software Engineering A Practitioner’s Approach Seventh Edition. New York : The McGraw–Hill Companies, inc.

Riyanto. 2010. Sistem Informasi Penjualan Dengan PHP Dan MySQL. Yogyakarta:

Gava Media.

Sommerville, Ian. 2011. Software Engineering (Rekayasa Perangkat Lunak). Jakarta:

Erlangga.

Undang-Undang Republik Indonesia., 2003.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, [Online]. Tersedia melalui:

<https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/

wpcontent/uploads/2016/08/UU_no_20 _th_2003.pdf> [Diakses 08 Desember 2019].

Universitas Brawijaya., 2015. Pedoman Pendidikan Universitas Brawijaya Tahun Akademik 2016/2017, [Online].

Tersedia melalui:

<https://psikologi.ub.ac.id/wp- content/uploads/2018/07/Buku- Pedoman-Pendidkan-Universitas- Brawijaya-2016-2017.pdf> [Diakses 08 Desember 2019].

Wiharjo, Ganjil Gondo., 2015. Rancang Bangun Sistem Aplikasi Konseling Pelanggaran Siswa Di Smp Negeri 1 Ngancar. S1.

Universitas Nusantara PGRI Kediri.

Referensi

Dokumen terkait

Visitasi adalah langkah kegiatan yang dari pelaksanaan akreditasi sekolah/ madrasah yang dilakukan dengan cara kunjungan ke sekolah/ madrasah oleh tim asesor yang

Artinya dasar program pembinaan sudah disusun setiap tahun berdasarkan rapat koordinasi dan secara tidak langsung program pe mbinaan ters ebut be rsinggungan deng

Tingkat keberhasilan tersebut dilihat dari beberapa indikator kinerja yaitu : (1) Efektivitas, yaitu apakah kebijakan atau program pengelolaan kebersihan yang

Menurut jurnal “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Disiplin Kerja Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang Utama Bandara Internasional Soekarno - Hatta Unit

Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S52 adalah Flash PEROM , program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat bantuan alat yang

Keuntungan dari material plastik yaitu tahan lama menjadi kekurangan yang fatal bagi lingkungan hidup kita, lantas hal tersebut menjadi sebuah dillema hubungan atara

BUKU PANDUAN MASUK SANTRI BARU TAHUN PELAJARAN 2016-2017 ini merupakan panduan kegiatan yang harus difahami dengan baik oleh wali dan santri baru karena di dalamnya

Penelitian berjudul Pemberitaan Media Cetak dalam Kampanye Pemilu Presiden Tahun 2009 (Studi Analisis Isi Pemberitaan Pemilu Presiden pada masa kampanye di media Cetak