MAKNA PEMBERDAYAAN PROGRAM KEMITRAAN SAPI PERAH PT. GREENFIELDS
(Studi pada Warga Masyarakat Desa di Kabupaten Malang)
Disusun Oleh: Vicky Wahyu Suryadi
Nim: 09250006
PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Vicky Wahyu Suryadi
NIM : 09250006
Program Studi : Magister Sosiologi
Judul Skripsi : MAKNA PEMBERDAYAAN PROGRAM KEMITRAAN SAPI PERAH PT.GREENFIELDS (Studi pada Warga Masyarakat Desa di Kabupaten Malang)
Dipertahankan didepan Dewan Penguji Tesis Universitas Muhammadiyah Malang
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-2) Program Studi Magister Sosiologi
Pada Hari : Senin, 3 Februari 2014 Di Ruang Sidang Pasca Sarjana
Telah Diuji oleh Dewan Penguji:
1. Dr. Wahyudi, M.Si Ketua ( )
2. Drs. Rinikso Kartono, M.Si Sekretaris ( )
3. Drs. Masduki, M.Si Penguji I ( )
4. Dr. Achmad Habib, MA Penguji II ( )
Mengesahkan,
Direktur Pasca Sarjana UMM
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Vicky Wahyu Suryadi
NIM : 09250006
Program Studi : Magister Sosiologi
Dengan ini menyatakan dengan sebenar benarnya bahwa :
1. Tesis dengan judul, MAKNA PEMBERDAYAAN PROGRAM KEMITRAAN SAPI PERAH PT.GREENFIELDS (STUDI PADA WARGA MASYARAKAT DESA DI KABUPATEN MALANG) adalah hasil karya saya, dan dalam naskah tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu perguruan tinggi dan terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
2. Apabila ternyata didalam naskah tesis ini terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia tesis ini DIGUGURKAN DAN GELAR AKADEMIK YANG TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Malang, 2 Februari 2014 Yang menyatakan
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohim
Syukur Alhamdulillah tiada hentinya kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia, serta atas izin-Nya sehingga penelitian dengan judul: ”Makna Pemberdayaan Program Kemitraan Sapi Perah PT.Greenfields (Studi
pada Warga Masyarakat Desa di Kabupaten Malang)” dapat terselesaikan.
Dalam proses penyusunan Tesis ini, di latar belakangi oleh ketertarikan peneliti dalam melihat semakin banyaknya program pemberdayaan untuk masyarakat yang telah digulirkan, baik oleh kalangan pemerintah maupun swasta, dimana tujuannya untuk membantu masyarakat lemah untuk bisa mandiri serta memiliki kekuatan dalam berdaya saing. Akan tetapi pada kenyataannya, dari program pemberdayaan tersebut terkadang justru membuat masyarakat menjadi terbebani, dengan alasan karena memang tidak sesuai dengan keinginan atau kemampuan dari sumber daya yang dimiliki, selain juga karena alasan suku bunga dari modal yang diberikan terlampau tinggi, yang kemudian dari program pemberdaayaan masyarakat tersebut menjadi tidak dapat memenuhi hasil yang terbaik. Dari sini yang kemudian membuat peneliti ingin mengetahui, Bagaimanakah model program kemitraan Sapi perah PT Greenfields sebagai upaya untuk pemberdayaan masyarakat, Serta makna apa yang didapat dari program kemitraan bagi PT Greenfields dan juga masyarakat peternak.
Penelitian Tesis ini telah tersusun dengan dukungan dari berbagai pihak, maka dengan ketulusan hati peneliti haturkan banyak terimakasih kepada:
2 Bapak Drs. Rinikso Kartono, M.Si. sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan masukan-masukan dan motivasi untuk menyelesaikan dan menyempurnakan tesis ini.
3 Seluruh Bapak/ Ibu dosen prodi magister sosiologi yang telah memberikan banyak ilmunya.
4 Bapak Kepala Dinas Kesbangpol Kota Malang, yang telah memberikan izin serta masukan dalam proses hingga selesainya penelitian ini.
5 Pimpinan PT.Greenfields yang sudah memberikan ijin untuk dapat melakukan penelitian serta menjadi narasumber.
6 Head Dept. Kemitraan PT.Greenfields, drh. Dikko Yudha H, yang sudah banyak membantu memberikan saran serta masukan hingga selesainya penelitian ini.
7 Semua subjek penelitian (masyarakat) Desa di Kabupaten Malang yang selalu memberikan informasi berkaitan dengan penelitian ini.
8 Ayahku Alm. Ahmad Suryadi, yang sudah tenang di alam sana, (anakmu yang selalu merindukanmu).
9 Ibuku tercinta Hj. Wahyu Mudji Astuti, yang sudah berjuang mendidik dan membesarkanku seorang diri hingga sampai saat ini, seakan tiada pernah lelah dalam memberikan kasih sayang juga do’a, yang pastinya selalu aku nantikan. 10 Adikku Very Wahyu Suryadi, yang sudah banyak membantu aku selama ini. 11 Semua teman-teman Magister Sosiologi (Pak Yogi, Syahirul, Faiz Wildan,
Fandi, Pak Sugiono, Fauzi, Hadi, Aisyah, Dani, dan teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu), sukses selalu untuk kita semua.
dan saran yang bersifat membangun. Semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua yang telah membaca. Sekali lagi peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu.
Malang, 3 Februari 2014
DAFTAR ISI 1. Hasil Penelitian Terdahulu ……… 11
2. Makna Pemberdayaan ……… 13
E. Tehnik Pengumpulan Data ……… 50
Bab IV : Hasil Penelitian
A. Gambaran Umum Perusahaan……… 53
1. Sejarah dan Perkembangan ……… 53
2. Lokasi dan Topografi ……… 55
3. Struktur Organisasi Perusahaan ……… 56
4. Jumlah Tenaga Kerja perusahaan ……… 59
B. Pembahasan Hasil Penelitian ……….... 60
1. Gambaran Umum Peternak/ Mitra ……….... 60
2. Penyajian Data ……… 63
C. Analisis Teori ……… 75
Bab V : Penutup A. Kesimpulan ……… 82
B. Saran ……… 83
Daftar Lampiran ………... 84
Daftar Lampiran
Gambar (Foto) Tanda Pengenal Bagi Pengunjung PT.Greenfields Gambar (Foto) PT.Greenfields Tampak dari depan
Gambar (Foto) Kegiatan Pemerasan Susu Sapi di Dalam Pabrik Gambar (Foto) Proses Pengepakan Susu ke Dalam Kemasan Gambar (Foto) Hasil Produksi yang akan di Distribusi
DAFTAR PUSTAKA
-
Pustaka dari Buku
Hikmat, Harry. 2010. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press (HUP).
Ibrahim, Johannes. 2006. Hukum Organisasi Perusahaan Pola Kemitraan dan Badan Hukum. Bandung: PT Refika Aditama
Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakrya.
Margaret, M. Poloma. 1984. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: CV Rajawali. Pius A Partanto. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.
Ritser, George, dan Douglas J. Goodman. 2005. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada Media.
Suaharto, Edi. 2006. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama.
Sunartiningsih, Agnes. 2004. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Jogjakarta: Aditya Media.
Sugiono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Afabeta.
-
Pustaka dari Makalah, Artikel dan Jurnal
Mustofa Kamil, 2006. Strategi Kemitraan dalam Membangun PNF Melalui
Pemberdayaan Masyarakat㧔Model, keunggulan dan kelemahan㧕, Di
sampaikan pada seminar dan lokakarya Penyelenggeraan Pendidikan NonFormal dalam Era Otonomi Daerah Di Hotel Putri Gunurng Lembang Kabupaten Bandung, 19 s.d 20 November 2006, dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/1961110919 87031001-MUSTOFA_KAMIL/Kemitraan_strategi.pdf
Kartika Tribuana Dewi, Imam Hardjianto, Lely Indah Mindarti. Kemitraan Sapi
Perah dengan KUB “Batu” dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat
Peternak Sapi Perah.. dari
Anik Tri Suwarni. (2005). Pengaruh Kemitraan Terhadap Kinerja Usaha Kecil ( Survei Pada Usaha Kecil Ternak Sapi Perah Di Jawa Barat).
http://portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1113/1/1%20widya2%20jurnal %20perbaikan20juli05.pdf
S. N. Sirajuddin, H. Siregar, B. Juanda, A. H. Dharmawan. Pengeruh Biaya Transaksi Terhadap Sistem Usaha Sapi Perah Di Propinsi Sulawesi Selatan. Dari
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ved= 0CFYQFjAF&url=http%3A%2F%2Fjournal.unhas.ac.id%2Findex.php%2Fpete rnakan%2Farticle%2Fdownload%2F153%2F142&ei=_rGnUsCxD8KJrQf4iYD
oAg&usg=AFQjCNHk6sP-mq2aF8uUNzleW2HyxwlbgA&bvm=bv.57799294,d.bmk
S.N. Kasim, S.N. Sirajuddin, Irmayani. Strategi Pengembangan Usaha Sapi Perah Di Kabupaten Enrekang.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/505/agriX8.pdf
2010. Kemitraan Usaha dan Masalahnya, diakses 22 Agustus 2010 dari http://jurnalukm.wordpress.com/2010/08/22/kemitraan-usaha-dan-masalahnya/
-
Pustaka dari Internet
http://wonosari.malangkab.go.id/?p=310
http://www.bi.go.id/web/id/UMKMBI/Kredit+Perbankan/Skim+Kredit/ http://www.artikata.com/arti-371870-kemitraan.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberdayaan (empowerment) dalam konsepnya mulai marak diperbincangkan sekitar dekade 1970-an, dan terus berkembang sepanjang dekade 1980-an hingga 1990-an (akhir abad ke-20). Munculnya konsep pemberdayaan merupakan akibat dari dan reaksi terhadap alam pikiran, tata-masyarakat dan tata-budaya sebelumnya yang berkembang di suatu Negara (Pranarka dan Vidyandika, 1996 dalam Hikmat, 2010). Konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja, dan keadilan.
Dalam prosesnya pemberdayaan mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan kepada masyarakat atau individu yang bersangkutan menjadi lebih berdaya (survival of the fittes). Proses ini dapat dilengkapi dengan upaya membangun asset material guna mendukung pembangunan kemandirian mereka melalui organisasi (Qakley dan Marsden, 1984 dalam Hikmat, 43-44:2010). Kedua atau kecenderungan sekunder, menekankan pada proses menstimulasi, mendorong, atau
memotivasi agar individu mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.
lamanya meskipun dalam skala yang sederhana, seperti gotong royong, sambat sinambat, partisipasi, mitra cai, mitra masyarakat desa hutan, mitra lingkungan dll.
Dalam manajemen modern pengembangan sumberdaya manusia maupun pengembangan kelembagaan/usaha, kemitraan merupakan salah satu strategi yang biasa ditempuh untuk mendukung keberhasilan implementasi manajamen modern. Kemitraan tidak sekedar diterjemahkan sebagai sebuah kerjasama antara berbagai pihak saja, akan tetapi kemitraan memiliki sebuah pola dan juga memiliki nilai strategis dalam mewujudkan keberhasilan suatu lembaga dalam menerapkan manajemen modern.
Kemitraan dalam implementasi manajemen modern tidak terlepas dari adanya kesepahaman pengelolaan program, kesepahaman strategi pengembangan program antar lembaga yang bermitra merupakan faktor utama yang harus menjadi perhatian terlebih dahulu, oleh karena itu diantara lembaga yang bermitra harus ada pelaku utama kegiatan, sebagai suatu lembaga/orang yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan program (kegiatan) tersebut. Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing lembaga/orang itulah yang dimitrakan sebagi wujud kerjasama untuk saling menutupi, saling menambah, dan saling menguntungkan (mutualisme).
Program Kemitraan dapat dilakukan dalam transfer teknologi, transfer pengetahuan/keterampilan, transfer sumberdaya (manusia), transfer cara belajar (learning exchange), transfer modal, atau berbagai hal yang dapat diperbantukan sehingga terpadu
dalam wujud yang utuh. Wujud nyata kemitraan dapat disepakati sebagai sebuah konsep kerjasama di mana dalam operasionalisasinya tidak terdapat hubungan yang bersifat
sub-ordinasi namun hubungan yang setara bagi semua ”parties”. Sehingga dalam konsepsinya
kewajiban, mengarah pada right-obligation, reward and punishment) dan prinsip keberlanjutan (sustainability), ( Kamil Mustofa, 2006. Seminar dan lokakarya Penyelenggeraan Pendidikan NonFormal dalam Era Otonomi Daerah Di Hotel Putri Gunurng Lembang Kabupaten Bandung Tanggal 19 s.d 20 November 2006. Dalam http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR. _PEND._ LUAR_ SEKOLAH /196111091987031001 MUSTOFA_KAMIL/Kemitraan_strategi.pdf ).
Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Kemitraan merupakan suatu rangkaian proses yang dimulai dengan mengenal calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, memulai membangun strategi, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi sampai target tercapai.
Semisal dalam menghadapi persaingan di abad ke-21, UKM dituntut untuk melakukan restrukturisasi dan reorganisasi dengan tujuan untuk memenuhi permintaan konsumen yang makin spesifik, berubah dengan cepat, produk berkualitas tinggi, dan harga yang murah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan UKM adalah melalui hubungan kerjasama dengan usaha besar (UB).
Kesadaran akan kerjasama ini telah melahirkan konsep supply chain management (SCM) pada tahun 1990-an. Supply chain pada dasarnya merupakan jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Pentingnya persahabatan, kesetiaan, dan rasa saling percaya antara industri yang satu dengan lainnya untuk menciptakan ruang pasar tanpa pesaing, yang kemudian memunculkan konsep blue ocean strategy.
Kemitraan). Kemitraan tersebut harus disertai pembinaan UB terhadap UKM yang memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan.
Manfaat kemitraan dapat ditinjau dari 3 (tiga) sudut pandang. Pertama, dari sudut pandang ekonomi, kemitraan usaha menuntut efisiensi, produktivitas, peningkatan kualitas produk, menekan biaya produksi, mencegah fluktuasi suplai, menekan biaya penelitian dan pengembangan, dan meningkatkan daya saing. Kedua, dari sudut moral, kemitraan usaha menunjukkan upaya kebersamaan dam kesetaraan. Ketiga, dari sudut pandang soial-politik, kemitraan usaha dapat mencegah kesenjangan sosial, kecemburuan sosial, dan gejolah sosial-politik. Kemanfaatan ini dapat dicapai sepanjang kemitraan yang dilakukan didasarkan pada prinsip saling memperkuat, memerlukan, dan menguntungkan.
Keberhasilan kemitraan usaha sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan di antara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnisnya. Pelaku-pelaku yang terlibat langsung dalam kemitraan harus memiliki dasar-dasar etika bisnis yang dipahami dan dianut bersama sebagai titik tolak dalam menjalankan kemitraan. Sebagai contoh, dalam penelitian Kartika Tribuana Dewi dkk, yang meneliti tentang Kemitraan Masyarakat Peternak Sapi Perah
Dengan KUD “BATU” Dalam Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Peternak Sapi Perah.
Dalam penelitian ini terjadi kemitraan antara publik dan privat. Disini sektor publik adalah masyarakat peternak dan privatnya adalah koperasi, yang saling bekerjasama untuk meningkatkan kualitas dalam proses pembuatan susu, dan meningkatkan ekonomi peternak sapi perah. Masyarakat disini sebagai produsen susu yang selanjutnya dikelola oleh koperasi sebagai penetapan standar agar susu dapat diproses lebih lanjut untuk siap dipasarkan ke pihak ketiga yaitu pabrik susu Nestle.
akhirnya mampu meningkatkan taraf pendidikan dan pembangunan rumah-rumah dan jalan yang bisa di rasakan oleh seluruh masyarakat, dan bagi KUD “BATU” yaitu dapat
meningkatkan populasi sapi perah, dapat meningkatkan jumlah produksi susu dan dapat pemupuk modal yang ahkirnya dapat meningkatkan pelayanan pada para peternak, namun dengan demikian ada faktor yang menjadi penghambat dan pendukung dalam meningkatkan ekonomi peternak sapi perah, Faktor penghambatnya antara lain manajemen peternakan relatif tradisional, sulitnya mendapatkan makanan ternak di saat musim kemarau dan para peternak yang kurang memperhatikan kebersihan kandang, hal ini di karenakan SDM para peternak yang masih kurang.
Menurut Keraf (1995) dalam http://jurnalukm.wordpress.com/2010/08/22/kemitraan-usaha-dan-masalahnya/, etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok. Dengan demikian, keberhasilan kemitraan usaha tergantung pada adanya kesamaan nilai, norma, sikap, dan perilaku dari para pelaku yang menjalankan kemitraan tersebut.
Kemitraan usaha memerlukan adanya kesiapan yang akan bermitra, terutama pada pihak UKM yang umumnya tingkat manajemen usaha dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang rendah, agar mampu berperan seabagai mitra yang handal. Pembenahan manajemen, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pemantapan organisasi usaha mutlak harus diserasikan dan diselaraskan, sehingga kemitraan usaha dapat dijalankan memenuhi kaidah-kaidah yang semestinya.
SDM dan manajemen, sumber modal, teknologi, asosiasi pembina UKM dalam hal ini koperasi susu primer, komitmen pemerintah serta kurangnya koordinasi dan pengendalian.
Kegagalan kemitraan pada umumnya disebabkan oleh fondasi dari kemitraan yang kurang kuat dan hanya didasari oleh belas kasihan semata atau atas dasar paksaan pihak lain, bukan atas kebutuhan untuk maju dan berkembang bersama dari pihak-pihak yang bermitra. Kalau kemitraan tidak didasari oleh etika bisnis (nilai, moral, sikap, dan perilaku) yang baik, maka dapat menyebabkan kemitraan tersebut tidak dapat berjalan dengan baik.
Diluar kerjasama antara UKM dan UB ( usaha besar), PT. Greenfiels Indonesia, perusahaan susu yang berada di desa Babadan kecamatan Ngajum Kabupaten Malang mengembangkan kerjasama dengan pola kemitraan di berbagai wilayah terkusus di Kabupaten Malang, missal pada Kecamatan Wonosari guna untuk mengoptimalkan peran masyarakat sekitar pabrik.
Tahap awal rencana tersebut diawali dengan sosialisasi yang dilaksanakan PT. Greenfields Indonesia, Rabu, 11 April 2012 di Pendopo Kecamatan Wonosari. Hadir pada kesempatan tersebut Camat Wonosari, Kepala Desa dan kelompok tani se Kecamatan Wonosari. Dalam Sambutannya Bapak camat Wonosari Drs. Suharno menyampaikan, maksud sosialisasi PT Greenfields Indonesia adalah memberikan sebuah peluang usaha tani terintegrasi dengan peternakan, hal tersebut apabila dijalankan dengan sunguh-sungguh sesuai kaidah-kaidah kemitraan akan memberikan dampak positif yang sangat luar biasa bagi peningkatan ekonomi masyarakat.
dikepalai oleh Drh. Dikko Yudha Hidayat (Head Departemen Kemitraan). Program Kemitraan sendiri bila dilihat dari sisi manajemen adalah sebagai Profit Center (ditarget untung) dan Cost Center (sebagai pembiayaan saja/tidak ditarget untung).
Berdasar pada uraian di atas, maka mendorong peneliti untuk mengkaji lebih jauh lagi mengenai pemberdayaan masyarakat melalui program kemitraan yang sudah diterapkan oleh PT Greenfields ke dalam bentuk penelitian dengan judul MAKNA PEMBERDAYAAN PROGRAM KEMITRAAN SAPI PERAH PT.GREENFIELDS (Studi pada warga
masyarakat Desa di Kabupaten Malang). B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan uraian diatas, maka rumusan masalah yang diambil yaitu: 1. Bagaimanakah model program kemitraan Sapi perah PT Greenfields sebagai upaya
untuk pemberdayaan masyarakat?
2. Bagaimanakah makna program kemitraan bagi PT Greenfields dan juga masyarakat peternak?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui model program kemitraan Sapi perah PT Greenfields sebagai upaya untuk pemberdayaan masyarakat.
D. Manfaat Penelitian
Penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan: 1. Secara teoritik
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengembangan konsep sosiologi pembangunan dan juga sosiologi industri terkusus dalam hal-hal yang berkaitan dengan kajian pemberdayaan masyarakat melalui program kemitraan oleh Industri kepada masyarakat. Dengan hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan referensi untuk penelitian kedepan.
2. Secara praktis
a. Bagi PT Greenfields, diharapkan dengan hasil penelitian ini dapat lebih baik dalam melaksanakan program-program pemberdayaan masyarakat terkusus pada program kemitraan.
b. Bagi masyarakat yang bermitra dengan PT Greenfilds, dapat memberikan tambahan informasi tentang program kemitraan yang sudah terimplementasikan.
E. Definisi Konsep
Definisi konsep atau unsur pokok dalam penelitian merupakan definisi dari apa yang perlu kita analisis dan memberikan pengertian yang lebih jelas dari istilah judul. Peneliti akan memberikan penjelasan definisi konseptual terhadap variabel-variabel yang terdapat pada pengertian sebagai berikut:
1. Makna
menyendiri, tetapi dia berasal dari interaksi sosial di mana saat itu manusia mempelajari simbol dan makna.
2. Pemberdayaan
Adalah suatu aktivitas refleksif, suatu proses yang mampu diinisiasikan dan dipertahankan hanya oleh agen atau subyek yang mencari kekuatan atau penentuan diri sendiri (self-determination). Sementara proses lainnya hanya dengan memberikan iklim, hubungan, sumber-sumber dan alat-alat prosedural yang melaluinya masyarakat dapat meningkatkan kehidupannya. Pemberdayaan merupakan sistem yang berinteraksi dengan lingkungan sosial dan fisik ( Simon 1990, dalam Hikmat 2010).
3. Masyarakat
Menurut Blumer dalam Paloma (1984:268-269), masyarakat merupakan hasil interaksi simbolik. Keistimewaan pendekatan kaum interaksionalisme simbolik ialah manusia dilihat saling menafsirkan atau membatasi masing-masing tindakan mereka dan bukan hanya saling bereaksi kepada setiap tindakan itu menurut mode stimulus respon. Blumer menambahkan mayarakat terdiri dari manusia yang berinteraksi. Kegiatan tersebut saling berkesesuaian melalui tindakan bersama, membentuk apa yang dikenal sebagai organisasi atau struktur sosial.
4. Program
Program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan. Menurut Charles O. Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan untuk
mencapai tujuan
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29235/3/Chapter%20II.pdf, Akses: 26
5. Kemitraan
Suatu komitmen jangka panjang antara dua atu lebih organisasi dengan maksud untuk mencapai tujuan bisnis tertentu dengan memaksimalkan keefektifan sumberdaya dari setiap partisipan (CII, 1989).
6. Sapi Perah
Sapi yang khusus dipiara untuk menghasilkan susu; (arti), (http://www.kamusbesar.com/57194/sapi-perah, Akses: 26 Oktober 2013).
7. PT Greenfields