• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PRODUSER DALAM PRODUKSI PROGRAM FEATURE TELEVISI REBEL TO EXPLORE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN PRODUSER DALAM PRODUKSI PROGRAM FEATURE TELEVISI REBEL TO EXPLORE"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PRODUSER DALAM PRODUKSI PROGRAM FEATURE TELEVISI REBEL TO EXPLORE

ADITYA MAHATAMTAMA ARYA MAHESA - 1301055022

Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk – Jakarta Barat, Telp: (+62 21) 53 69 69 69/ Fax: (+62 21) 535 0655

INDRA PRAWIRA, S.P, M.I.Kom

Abstrak

Tujuan Penelitian: Memproduksi program features travelling yang tidak hanya menyajikan informasi dan gambar, tapi juga menggali nilai budaya, kesenian, gaya hidup, dan nilai sosial yang bisa digali dari suatu tempat.

Metode: Metode yang digunakan adalah kualitatif karena penulis terlibat didalamnya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Forum Group Discussion (FGD) dengan melakukan wawancara terhadap 6 orang partisipan yang berbeda latar belakang.

Analisis: Penelitian menggunakan analisis proses pra produksi, produksi, dan pasca produksi.

Hasil: Program travelling Rebel to Explore menyajikan gambar – gambar keindahan alam dan perkotaan di Indonesia dengan tidak hanya memberikan informasi, namun juga memberi penekanan akan pentingnya membawa nilai kehidupan yang dapat dipelajari saat travelling melalui budaya, kesenian, gaya hidup, dan nilai sosial. Dengan durasi 30 menit yang terbagi dalam 3 segmen, yaitu segmen 1 bercerita tentang preview episode, segmen 2 bercerita tentang keindahan tempat yang dikunjungi beserta nilai – nilai yang terkandung ditempat tersebut. Segmen 3 adalah penutup program dan kesimpulan tentang nilai – nilai apa saja yang telah didapat selama berada disebuah tempat yang dikunjungi.

Simpulan: Dalam memproduksi sebuah program travelling, diperlukan sebuah perencanaan yang matang yang disusun dalam proses pra produksi. Sedangkan proses produksinya tidak boleh menyimpang dari apa yang telah direncanakan dalam rundown, jadwal, dan storyboard. Kelancaran dalam proses produksi dan evaluasi yang dilakukan akan mempermudah seluruh kegiatan pasca produksi. Contohnya kerapihan gambar dan audio yang akan mempermudah proses editing.

Kata Kunci : Media Massa, Televisi, Edukasi, Informasi, Features, Travelling

(2)

PENDAHULUAN

Salah satu jenis program televisi adalah feature. Menurut Morrisan, M.A.

pada buku Manajemen Media Penyiaran, feature atau dokumenter adalah program informasi yang bertujuan memberikan berita ringan dan disajikan secara menarik, sehingga juga bersifat menghibur. Berakar dari reportase suatu peristiwa atau kejadian sebagai topik bahasan, baik yang berunsur berita ataupun cenderung ke arah hiburan. Selain memuat review model Laswell berisi 5W+1H, feature menggali lebih dalam hasil dari reportase. Sumber berita yang diangkat dalam feature adalah sebuah hasil karya jurnalistik yang berakar pada data dan fakta yang aktual, akurat, dan faktual. Hal-hal yang ditonjolkan dalam program feature adalah bagaimana membawakan informasi-informasi dengan gaya tata narasi bahasa yang unik dan kreatif, tata suara yang disesuaikan dengan kondisi peristiwa yang diangkat, dan tata visual dengan banyak variasi. Ketiga komponen yang telah disebutkan dikerjakan sedemikian rupa dengan tujuan untuk menyentuh dan mempermainkan perasaan audience. Feature mempunyai penyampaian informasi yang lengkap, karena terdapat penjelasan yang disajikan secara rinci, lengkap, dan sangat mendalam. Yang disebut

“menarik” dalam informasi feature adalah pemilihan topik bahasan informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, menyentuh hati, dan sebagainya (Morrisan, Manajemen Media Penyaran, P.20). Audience yang menyaksikan program feature, cenderung memberi berbagai jenis respon seperti membicarakan, bertukar opini, dan mudah mengingat program feature yang telah ditonton. Oleh karena itu, feature merupakan karya seni jurnalistik yang sangat lengkap. Penyajian yang menarik akan disempurnakan oleh proses editing grafis serta suara yang mampu mengangkat kualitas isi konten dari feature itu sendiri. Feature harus ditampilkan secara apa adanya, karena merupakan pengembangan dari program berita sebagai dasar. Untuk memenuhi standar, tidak jarang untuk menghasilkan sebuah episode, diperlukan konfirmasi berulang kali atau bahkan investigasi. Kekayaan imajinasi dalam proses penulisan naskah sangat diperlukan karena feature dianggap sebagai

“Jurnalistik Sastra”. Salah satu faktor yang dapat menyita perasaan audience adalah bagaimana cara menulis naskah yang kreatif, fiktif, kaya kosakata, naratif, imajinatif,

(3)

dan tunduk kepada kaidah-kaidah jurnalistik. Setelah penulisan naskah, kita berbicara mengenai proses dubbing. Dalam feature diperlukan seorang dubber yang mampu menghayati naskah, dan tentu saja mampu larut dalam sebuah peristiwa atau kejadian yang diangkat. Kreativitas dari seorang tim produksi sangat dibutuhkan untuk memenuhi perbendaharaan gaya penulisan, bahasa yang indah, dan kelihaian untuk menggenggam perhatian audience yang telah di segmentasikan. Tidak hanya itu, kejeniusan dalam membuat karya feature adalah bagaimana membuat objek berita yang biasa saja, atau bahkan sama sekali jarang terungkap, menjadi sebuah tayangan yang luar biasa. Sebuah kebebasan terikat berlaku dalam membuat program feature, tentang bagaimana cara membuat sebuah tayangan yang dapat disajikan kepada audience melalui berbagai macam sudut pandang, gaya bertutur, dan dari segi grafis.

Jenis dari program feature sendiri bermacam-macam. Berdasarkan program feature yang seringkali tayang di layar televisi, jenisnya dapat dikategorikan sebagai berikut, feature human interest, feature Biografi, feature Perjalanan, feature Sejarah, dan feature Petunjuk Praktis (http://osolihin.wordpress.com/2011/06/02/jenis-jenis- feature/ / diakses pada 29 Oktober 2014 pukul 23:57 WIB). feature human interest merupakan wujud program yang menyentuh perasaan audience seperti perasaan haru, kejengkelan, semangat, dan simpati. Tentunya jenis feature ini dapat memicu berbagai jenis reaksi atau bahkan isi dari pesan program dapat mudah diingat dan membekas dibenak audience. Sasaran dari objek yang diangkat ceritanya kedalam konten biasanya seperti cerita-cerita tentang kisah suka duka sebuah profesi seperti tukang gali kubur, petugas kebersihan, tenaga pendidikan yang sedang berada di daerah pedalaman, kehidupan sosial masyarakat daerah perbatasan, dan sebagainya.

Atau bisa juga bersumber dari program investigasi yang mengangkat cerita-cerita dibalik berita kecurangan hukum, kriminal, pelanggaran norma, dan sebagainya.

Beberapa contoh dari program feature human interest yang sudah tayang di beberapa stasiun televisi nasional adalah Jika Aku Menjadi, Investigasi, Delik, Derap Hukum, Jendela, dan sebagainya. feature biografi mengupas cerita tentang riwayat, pencapaian dan kehidupan personal dari suatu tokoh. Nilai tinggi dalam jenis program feature ini terletak pada sosok seorang tokoh yang diangkat. Semakin terkenal tokoh tersebut, atau semakin unik cerita kehidupan dari tokoh tersebut, mampu menarik perhatian audience sehingga memberi nilai lebih pada tayangan

(4)

program. Contoh dari program feature biografi yang telah tayang di stasiun-stasiun televisi adalah A Day With, Silet, dan MTV Rumah Gue. Feature perjalanan menceritakan tentang pengalaman mengunjungi tempat-tempat terkenal, bersejarah, unik atau tempat-tempat yang jarang dikunjungi oleh orang. Jenis program feature ini menonjolkan point of view atau sudut pandang orang pertama. Terkesan sangat subyektif karena seakan-seakan orang yang tengah mengadakan perjalanan bercerita langsung kepada audience. Contoh program feature perjalanan yang telah tayang seperti Jejak Petualang, 100 Hari Keliling Indonesia, Explore Indonesia, Jalan-Jalan Men, dan lain sebagainya. Kemudian ada program feature sejarah yang mengulas balik peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah dunia. Jenis feature ini menceritakan latar belakang sebuah peristiwa, hingga kejadian-kejadian yang membuat sebuah peristiwa begitu dikenal, hingga titik klimaks yang begitu berpengaruh kepada kehidupan dunia dan masa kini. Kejadian-kejadian yang sering dikemas dalam sebuah program feature beberapa diantaranya seperti sejarah nazi, peristiwa kemerdekaan Republik Indonesia, british invasion oleh The Beatles, dan masih banyak peristiwa sejarah lain yang sudah pernah diangkat ceritanya. Contoh program tayangan feature yang pernah mengangkat peristiwa sejarah adalah Silet, CS File, dan Memoar. Lalu yang terakhir saya sebutkan adalah feature petunjuk praktis. Isi dari jenis program feature ini lebih kepada tips-tips dan langkah-langkah dalam mengerjakan sesuatu. Seperti memasak, melakukan dekorasi, bersolek, dan berbusana. Lebih kepada mengajarkan sebuah cara, sehingga benar-benar memperhatikan detail, fakta mengenai tata cara umum dalam mengerjakan sesuatu, dan panduan yang jelas dan kuat. Contoh program feature tips yang sudah tayang adalah Chef’s Table, Klik Arbain Rambey, Ala Chef Arjuna. Dari semua jenis program feature yang banyak diminati oleh audience dunia siaran televisi di Indonesia, masing-masing memiliki peminat tersendiri. Sehingga setiap program memiliki jenis feature sendiri sebagai andalan.

Sebagai wujud keinginan penulis untuk berjuang bersama pemuda-pemudi seantero negeri untuk memperkuat perlawanan terhadap siapapun yang tidak mencintai bangsa dan negaranya sendiri dalam seluruh kegiatan melalui media televisi, maka dalam tugas akhir dalam masa studi di Bina Nusantara University, penulis akan menjadi seorang produser dan akan membuat sebuah program televisi berjenis program feature dengan judul Rebel to Explore. Ditengah gelombang program-program tayangan feature di berbagai stasiun televisi tanah air yang

(5)

mengangkat jenis feature untuk segmentasi masing-masing seperti program feature travelling yang diadopsi oleh Jejak Petualang dan 100 Hari Keliling Indonesia serta

program feature tips yang dianut Chef’s Table dan Klik Arbain Rambey, program Rebel to Explore mengadopsi salah satu jenis program features, yaitu Travelling.

Contohnya dalam episode pertama edisi Kota Malang yang berjudul Diversity, audience akan diajak berpergian ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, untuk

mempelajari bagaimana cara menghargai pentingnya perbedaan, dan juga audience akan mendapat banyak informasi tentang sejarah dan tempat-tempat penting di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Rebel to Explore adalah sebuah program travelling yang mengutamakan nilai-nilai yang dapat dipelajari saat berpergian, apa

saja yang mungkin ditemui dalam perjalanan dan ditempat tujuan, khususnya dalam pola kehidupan masyarakat Indonesia usia muda, yang membawa pesan bahwa semua hal yang ada di sekitar kita, jauh atau dekat, dapat di eksplorasi menjadi sesuatu yang bernilai. Pembahasan yang diangkat adalah seputar kebudayaan, kesenian, gaya hidup dan kehidupan sosial yang terdapat disebuah tempat destinasi travelling. Setelah menjabarkan dan menjelaskan salah satu topik yang diangkat di

setiap episode, seluruh permasalahan dan pertanyaan akan diulas dan kemudian audience akan diarahkan menuju eksplorasi kearah topik bahasan. Program akan

dipandu dengan presenter yang bergaya casual, karena gaya casual tidak akan memberi jurang pemisah bagi setiap orang yang kebanyakan mengikuti mode dan trend yang sama. Sejak dulu kata rebel erat kaitannya dengan yang selalu memberi

perlawanan terhadap disharmonisasi dalam sistem kehidupan sebagai alasan utama untuk mengeksplorasi kehidupan. Naskah dibuat dengan gaya bahasa sehari-hari dengan gimmick yang tajam. Produser mengedepankan kualitas gambar. Program feature yang diproduksi menggunakan sudut dan teknik pengambilan gambar seperti

kebanyakan program feature yang telah tayang meskipun tidak menggunakan peralatan canggih dan mahal.

METODE PENELITIAN

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigma, strategi, dan implementasi model secara kualitatif. Perspektif, strategi, dan model yang dikembangkan sangat beragam. Seperti dalam kutipan Denzin dan

(6)

Lincoln (1994:4) yang beranggapan bahwa “Qualitative research is many things to many people”. (Basrowi & Suwandi, 2008:20)

Meskipun demikian, berbagai bentuk penelitian yang diorientasikan pada metodologi kualitatif memiliki beberapa kesamaan. Secara umum dalam penelitian kualitatif terdapat hal-hal berikut :

1. Data disikapi sebagai data verbal atau sebagai sesuatu yang dapat ditransposisikan sebagai data verbal.

2. Diorientasikan pada pemahaman makna baik itu merujuk pada ciri, hubungan sistematika, konsepsi, nilai, kaidah, dan abstraksi formulasi pemahaman.

3. Mengutamakan hubungan secara langsung antara peneliti dengan hal yang diteliti.

4. Mengutamakan peran peneliti sebagai instrumen kunci.

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1.3 Teknik Pengumpulan Data

Penulis melakukan teknik pengumpulan data dengan melakukan Forum Group Discussion (FGD) dengan melemparkan 7 pertanyaan untuk didiskusikan dengan 6 orang partisipan yang tidak saling mengenal namun berasal dari latar belakang yang sama.

1.3.2 Nama Peserta Forum Group Discussion 1. Khoirun Najib

2. Peter Eduard Mozart 3. Bagus Candra Pratama 4. Ahmad Nafiudin 5. Devriza

6. Amri Nur 1.3.3 Question

(7)

a. Setelah saya jelaskan mengenai pengertian dan contoh program feature, apa yang kalian pikirkan tentang program feature?.

b. Program feature apa yang suka kalian tonton?.

c. Seperti yang sudah saya jelaskan, salah satu jenis program feature adalah feature travelling. Apakah anda sekalian membutuhkan program features jenis ini?

d. Jadi kira-kira anda membutuhkan program travelling dengan tema seperti apa?.

e. Program travelling dalam acara TV apa yang anda sekalian favoritkan?.

f. Menurut anda sekalian, bagaimana peran presenter atau host dalam sebuah acara feature, khususnya travelling?.

g. Sebutkan program travelling impian anda sekalian, tema nya seperti apa, konsepnya seperti apa, dan presenternya ingin yang bagaimana.

Anda sekalian juga boleh menambahkan hal lain.

h. Sinopsis

i. Peserta FGD berpendapat bahwa program features yang baik adalah yang menghibur, menarik untuk menyampaikan berbagai informasi dan pesan–pesan yang ingin disampaikan. Menurut para peserta FGD, seorang presenter tidak dapat dipisahkan dengan programnya, sehingga presenter yang baik adalah yang mampu menyatu dengan konsep program dan komunikatif terhadap pemirsa.

Kemudian para peserta FGD menginginkan adanya program features edukatif yang dapat disajikan dalam bentuk apapun, seperti pendidikan, musik, dan sejarah.

1. Wawancara

Berikut adalah hasil wawancara Forum Group Discussion

1.3.3 Tabel Analisis Focus Group Discussion

(8)

a. Setelah saya jelaskan mengenai pengertian dan contoh program feature, apa yang kalian pikirkan tentang program feature?.

Question Code

Participant ID

Response

a 1 Program seru, jalan-jalan, makan-makan.

a 2 Bikin penasaran, informasi yang bisa digali banyak, bisa kasih inspirasi juga. Kadang kita bingung mau ngapain.

a 3 Jejak petualang, jika aku menjadi.

a 4 Jejak petualang, isinya wanita–wanita hebat seperti medina kamil, riyanni djangkaru. Saya rasa susah itu bikinnya.

a 5 Yang saya ngerti tentang program features itu, pasti shootingnya jauh. Acara masak saja bisa outdoor. Jadi saya sependapat jika bikinnya susah.

a 6 Net TV, Kompas TV, mereka punya gambar bagus. Saya suka nonton. Ada jalan–jalannya terutama, tentang kopi juga. Saya suka.

a 7 Bikin deg–deg jantung, bikin pengen jalan–jalan.

b. Program feature apa yang suka kalian tonton?.

Question Code

Participant ID

Response

b 1 How to Do It, Travelling.

b 2 Travelling.

b 3 Travelling.

b 4 Travelling, Musik.

b 5 Travelling.

b 6 How to Do It, History, Travelling b 7 Travelling, How to Do It.

(9)

c. Seperti yang sudah saya jelaskan, salah satu jenis program feature adalah feature travelling. Apakah anda sekalian membutuhkan program features

jenis ini?

Question Code

Participant ID

Response

c 1 Ya, butuh.

c 2 Harusnya lebih banyak lagi.

c 3 Butuh.

c 4 Butuh.

c 5 Butuh.

c 6 Program seperti ini sudah banyak dan bagus semua, kalau bisa ada yang lebih bagus lagi.

c 7 Butuh.

d. Jadi kira–kira anda membutuhkan program travelling dengan tema seperti apa?.

Question Code

Participant ID

Response

d 1 Mungkin yang edukatif.

d 2 Ya, benar yang edukatif seperti di TV luar yang jalan–jalan ke perancis selatan buat liat pabrik wine, dikasih tau juga proses bikinnya.

d 3 Yang wisata rohani belum ada, mungkin seru dan meledak kalau tayang.

d 4 Acara travelling tapi hunting makanan.

d 5 Acara jalan–jalan tapi yang ke luar negeri semua.

d 6 Saya pengen tau, bisa nggak acara investigasi tapi ke koruptor di tiap–tiap kota.

(10)

d 7 Menurut saya yang mengupas sejarah yang hampir nggak ada.

e. Program travelling dalam acara TV apa yang anda sekalian favoritkan?.

Question Code

Participant ID

Response

e 1 Wisata Kuliner, Jejak Petualang.

e 2 Jejak Petualang, Jalan–Jalan Men, semua yang jalan–jalan saya suka.

e 3 Jejak Petualang.

e 4 Jejak Petualang, Acaranya Chef Juna, Explore Indonesia, 100 Hari Keliling Indonesia.

e 5 100 Hari Keliling Indonesia, Lentera Indonesia.

e 6 Kalo lokal saya suka 100 Hari Keliling Indonesia, impornya Sea Sherped sama Bondi Rescue.

e 7 100 Hari Keliling Indonesia.

f. Menurut anda sekalian, bagaimana peran presenter atau host dalam sebuah acara features, khususnya travelling?.

Question Code

Participant ID

Response

f 1 Wah, teknisnya kurang paham. Tapi presenter itu ikon.

f 2 Presenter itu nyawa dari sebuah acara.

f 3 Kalo di Band ibaratnya vokalis.

f 4 Mungkin perannya kecil ya, yang gede kan sutradara.

f 5 Ya, Meskipun peran kecil tapi dia yang lebih dikenal.

Mungkin kalau cantik atau ganteng makin laku.

f 6 Presenter itu perannya besar. Saya suka bola, belakangan ini banyak presenter cewek tapi ngerti bola. Nah itu baru pas, cantik tapi juga ngerti.

f 7 Kalo presenternya bagus, terkenal, tapi kalo acaranya biasa ya percuma.

(11)

g. Sebutkan program travelling impian anda sekalian, tema nya seperti apa, konsepnya seperti apa, dan presenternya ingin yang bagaimana. Anda sekalian juga boleh menambahkan hal lain.

Question Code

Participant ID

Response

g 1 Mungkin yang edukatif ya, bawain acara orang yang berpendidikan gitu. Jalan–jalannya ada, belajarnya juga ada.

g 2 Acara jalan–jalan kebanyakan sih, takutnya tempat yang tadinya bersih jadi kotor akibat dikunjungi. Jadi yang edukatif aja, misalnya etika dalam berwisatanya lebih ditekankan.

g 3 Yang penting presenternya mudah nyantol dengan orang–

orang.

g 4 Yang jalan–jalan sambil masak–masak, sekarang yang laku Chef Juna. Tapi masakannya khas Indonesia semua.

g 5 Apapun acaranya yang penting bermoral, nggak ngerusak kayak sinetron sekarang.

g 6 Yang mukanya oriental mungkin, bosen muka lokal terus, atau wajah–wajah Indonesia Timur. Acara TV nya bebas.

g 7 Kebetulan saya nggak lihat penampilan ya, yang penting cocok, pas sama acaranya. Kalau acara ya saya setuju sama yang pendidikan tadi.

HASIL PENELITIAN

Program feature televisi butuh perencanaan yang baik dan benar. Produksi siaran televisi akan membuahkan hasil yang bagus jika saat melakukan pra produksi, produksi dan pasca produksi mengikuti sesuai dengan rencana yang sudah ditentukan. Pada saat pra produksi, ide harus benar-benar dimatangkan. Lalu kemudian bagaimana kita dapat mewujudkan, terutama menjalankan ide tersebut.

(12)

Untuk menjalankan ide sebuah program, diawali dengan proposal. Apabila sedang melakukan pengajuan untuk sebuah program dalam pekerjaan maupun tugas akhir.

Proposal harus benar-benar meyakinkan orang yang dituju untuk penyerahan proposal, sehingga harus berisi perencanaan yang efektif. Kemudian masuk kedalam pembuatan rundown, agar alur cerita program menjadi jelas. Kemudian naskah harus ditulis dengan cara yang mampu menerjemahkan ide kedalam tulisan. Dengan bahasa sesuai target audience. Storyboard harus diselesaikan sebelum produksi dilakukan untuk mempermudah kinerja kameramen, crew dan penata cahaya. Kemudian pekerjaan seperti survey, adalah hal penting untuk menentukan setting. Yang paling penting lagi adalah bagaimanapun caranya tempat yang diinginkan untuk melakukan produksi dapat digunakan. Perencanaan biaya pada awalnya berupa estimasi. Karena juga termasuk dalam survey. Tim produksi melakukan survey terhadap rental–rental peralatan video. Setelah disusun, dan biaya sudah siap, maka segala keperluan yang akan disewa atau dibeli harus dipastikan siap untuk digunakan sebelum produksi.

Begitu juga untuk transportasi dan akomodasi. Dunia broadcast tidak menggunakan barang-barang murah. Jadi membawa dan mengangkutnya harus hati–hati. Begitu juga menyimpannya. Maka lebih baik menggunakan transportasi yang bermuatan besar dan tempat penginapan atau penyimpanan yang aman. Administrasi harus dipastikan lunas. Karena berkaitan dengan segala urusan birokrasi atau kewajiban publik / umum. Tanpa terselesaikannya administrasi, produksi tidak akan bisa berjalan.

Produksi adalah bagian paling penting. Harus dilakukan sesuai jadwal dan rundown. Kepatuhan akan jadwal dan rundown tidak akan membuang waktu dan membantu proses produksi sesuai rencana. Set up alat harus dapat diperkirakan berapa lama waktu untuk melakukannya. Perkirakan juga dan bayangkan bahwa kita akan melakukan set up alat ditempat dan medan yang berbeda-beda. Dismantle tidak hanya membereskan alat. Namun juga melakukan pengecekan kondisi alat agar seluruh peralatan dapat siap digunakan pada jadwal selanjutnya.

Pasca produksi yang dilakukan oleh tim produksi adalah editing. Tentu saja sesuai dengan rundown dan perencanaan editing yang telah dicatat dalam list.

Misalnya efek apa saja, template apa saja, dan audio mana yang digunakan dalam setiap bagian dalam setiap segmen.

(13)

SARAN

Setiap kali akan memproduksi sebuah program, naskah harus dibuat untuk memperkuat, mendukung, dan sesuai dengan makna dari gambar. Begitu juga sebaliknya. Gambar juga harus bisa membuat naskah sangat terasa hidup. Dan memperkuat makna dari naskah itu sendiri. Terutama dalam program features, gambar harus bisa menyentuh atau bahkan mempermainkan perasaan setiap orang yang menonton.

Kendala dalam produksi Rebel to Explore adalah cuaca yang memang tidak bisa dilawan. Pastikan seluruh peralatan yang kebanyakan elektronik aman. Peralatan yang dapat menunjang seperti jas hujan, dan rain cover dapat digunakan apabila produksi memang harus dilanjutkan ditengah hujan.

Ada hal kecil yang harus diperhatikan, yaitu pilihan untuk menyewa banyak baterai atau memastikan sumber listrik yang dapat digunakan ditempat produksi.

Karena setidaknya dalam satu hari, baterai harus selalu diganti. Atau jika telah memastikan ada sumber listrik yang dapat digunakan, tim produksi dapat melakukan charging. Tim produksi tidak membawa baterai cadangan. Karena terdapat sumber listrik di pendapa, dan berencana mengisi energi pada kamera dan laptop sebelum mendirikan tenda di Ranu Regulo. Namun akhirnya atas undangan makan malam dari warga setempat, maka charging dilakukan dirumah warga.

Secara akademis, tidak hanya pengetahuan yang berkaitan dengan broadcast yang akan menentukan sukses atau tidaknya program. Namun pengalaman, dan juga kedalaman tentang relasi antara teknik broadcasting dan pengembangan ide adalah hal yang paling menentukan.

Setiap orang memang bisa melakukan produksi dengan tim produksi yang ramping. Namun menurut pengalaman dari tim produksi, apabila melakukan produksi di alam bebas, kita akan kesusahan apabila hanya membawa sedikit crew.

Karena berkaitan dengan stamina dan daya tahan tim produksi.

(14)

REFERENSI

Morrisan, M.A. (2007). Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio &

Televisi. Jakarta: Kencana.

Morrisan, M.A. (2014). Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa. Jogjakarta: Delta Buku.

Riswandi. (2013). Psikologi Komunikasi. Jogjakarta: Graha Ilmu.

Severin, Tankard, (2008). Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jogjakarta: Delta Buku.

Valentim, Joaqim Pires. (2012). Societal Approaches in Social Phsychology. Oxford:

Peter Lang.

Zettle, Herbert. (2009). Television Production Handbook (Tenth Edition). USA : Wadsworth

(http://osolihin.wordpress.com/2011/06/02/jenis-jenis-feature/ / diakses pada 29 Oktober 2014 pukul 23:57 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum mengikuti atau meliput program acara di Dunia Pendidikan di SMK Putra Samodera, produser menyuruh penulis untuk membuat camera card, agar memudahkan untuk

Peran Asisten Produser dalam program berita Seputar Jogja Pagi

FRANSISCO LELAPARY, L100090161, Jokowi Dalam Televisi (Analisis Semiotik Konstruksi Pesan Komunikasi Non Verbal Jokowi Dalam Program Berita Feature “Gebrakan Jokowi” Di MetroTV

Program Feature Dokumenter “1966SK” diharapkan mampu memberikan informasi kepada Masyarakat khususnya masyarakat Kota Semarang tentang sejarah lokalisasi SK, tidak

Sebenarnya karya seni tato sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan merupakan suatu bentuk seni tertua yang memiliki beragam arti pada beberapa kelompok tato yang merupakan

Membuat salah satu produk jurnalistik yaitu berupa tayangan televisi dengan format berita feature yang dapat mengedukasi dan menambah informasi khalayak mengenai serba-serba

Seorang produser berita harus memiliki kemampuan untuk melakukan news judgement, karena tanpa kemampuan ini, maka suatu program berita televisi akan menyajikan berita-berita

Tujuan pembuatan karya akhir ini ialah untuk memberikan informasi yang juga memberikan hiburan terkandung dalam sebuah program features tutorial yang akan membahas khusus seputar