• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPONS MASYARAKAT TENTANG IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENANGGULANGAN PANDEMI COVID-19 DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2021 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RESPONS MASYARAKAT TENTANG IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENANGGULANGAN PANDEMI COVID-19 DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2021 SKRIPSI"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

AHMAD FACHRI NASUTION NIM. 171000219

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

(2)

RESPONS MASYARAKAT TENTANG IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENANGGULANGAN PANDEMI

COVID-19 DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2021

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

AHMAD FACHRI NASUTION NIM. 171000219

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

(3)

i

(4)

ii Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal: Jumat, 20 Agustus 2021

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes.

Anggota : 1. dr. Harry Chrismanda, M.K.M.

2. Dr. Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes.

(5)

iii

Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya menyatakan dengan ini bahwa Skripsi saya yang berjudul “Respons Masyarakat Tentang Implementasi Kebijakan Penanggulangan Pandemi COVID-19 Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2021” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Agustus 2021

Ahmad Fachri Nasution

(6)

iv Abstrak

Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis Coronavirus yang baru ditemukan dan mulai wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Medan untuk wilayah kecamatan Medan Johor pada 18 Mei 2021 menempati posisi ketiga yaitu 1385 pasien terkena Covid-19, pasien sudah sembuh sebanyak 1306, dan pasien yang meninggal sebanyak 36. Implementasi kebijakan penanggulangan pandemi COVID-19 kesehatan diatas tidak akan maksimal apabila respons masyarakat masih tidak mematuhi terhadap kebijakan. Adapun tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui bagaimana respons masyarakat tentang implementasi kebijakan penanggulangan pandemi COVID-19 di kecamatan Medan Johor tahun 2021. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Informan penelitian ini adalah adalah masyarakat yang berdomisili di kecamatan Medan Johor, dengan jumlah 21 informan menggunakan snowball sampling.

Pengumpulan data melalui observasi lapangan dengan mengunjungi tempat yang sering dikunjungi masyarakat dan wawancara mendalam menggunakan kuesioner.

Analisis data diolah secara manual kemudian dijelaskan secara deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang didapat adalah terdapat 2 (dua) variable yang belum maksimal yaitu proses dan konteks yang dikarenakan masih banyak yang belum tahu kebijakan tersebut. Kesimpulan adalah proses dari kebijakan penanggulangan pandemi COVID-19 masih kurang maksimal dalam mensosialisasikan mengenai kebijakan baik tingkat lingkungan, kelurahan, kecamatan, dan tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas dengan masyarakat tersebut. Disarankan kepada kepada pemerintah setempat baik tingkat kecamatan, kelurahan, lingkungan, dan tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas agar memaksimalkan lagi komunikasi atau sosialisasi lagi secara pintu ke pintu kepada masyarakat atau bekerjsama dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat agar kebijakan penanggulangan pandemi COVID-19 di kecamatan Medan Johor terlaksana dengan baik.

Kata Kunci: COVID-19, implementasi kebijakan, respon masyarakat

(7)

v Abstract

COVID-19 is an infectious disease caused by a type of Coronavirus that was newly discovered and started an outbreak in Wuhan, China, in December 2019.

Based on data from the Medan City Health Office for the Medan Johor sub- district on May 18, 2021, the third position was 1385 patients affected by Covid - 19, 1306 patients have recovered, and 36 patients have died. The implementation of the above health COVID-19 pandemic management policies will not be optimal if the public response still does not. The purpose of this research is to find out how the public responds to the implementation of policies to overcome the COVID-19 pandemic in the Medan Johor sub-district in 2021. This research is descriptive using a qualitative approach. The informants of this research are people who live in the district of Medan Johor, with a total of 21 informants using snowball sampling. Collecting data through field observations by visiting places frequented by the community and in-depth interviews using questionnaires.

analysis was processed manually and then explained descriptively. Results Based on the research and discussion obtained, there are 2 (two) variables that have not been maximized, namely the process and context because there are still many who do not know the policy. The conclusion is that the policy process for dealing with the COVID-19 pandemic is still not optimal in disseminating policies at the environmental, village, sub-district, and health workers in the working area of the puskesmas with the community. It is recommended to the local government at the sub-district, village, environmental, and health workers in the puskesmas working area to maximize communication or outreach again door to door to the community or cooperate with religious leaders and community leaders so that policies for dealing with the COVID-19 pandemic in the Medan sub-district are recommended. Johor is doing well.

Keywords: COVID-19, policy implementation, community response

(8)

vi

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Respons Masyarakat Tentang Implementasi Kebijakan Penanggulangan Pandemi COVID-19 Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2021” Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan juga selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.

(9)

vii

4. dr. Harry Chrismanda, M.K.M selaku Dosen Penguji I dan Dr. Siti Khadijah Nasution, S.K.M, M.Kes selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Fitri Ardiani, S.K.M., M.P.H selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU.

6. Para Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah diajarkan selama ini kepada penulis.

7. Pegawai dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus Dian Afriyanti.

8. Teristimewa untuk orang tua tercinta (Drs. Agus Salim Nasution dan Riany Kasminiasih A.Md) yang telah memberikan kasih sayang yang begitu besar dan kesabaran dalam mendidik, selalu memberikan motivasi yang sangat membangun kepada penulis serta terutama doa yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

9. Keluarga Besar HmI Komisariat FKM USU terkhusus kepada abang, kakak, dan teman-teman seperjuangan (Vicky, Uli, Nisa, Fany, Alfito, Nadya, Mitha, Revina, Rifdah, Faiz, Asep, Ramadhan, Tafa, dll) yang selalu menyemangati, dan memberikan pengertian.

10. Keluarga besar Pengurus Pemerintahan Mahasiswa USU terkhusus kepada abang, kakak, dan teman-teman seperjuangan (Rizky, Anas, Nurul, Hanif, Halim, Hamas, Irfan, Balqis, Nurul, Zahara, Alfina, Yerica,dll) yang selalu menyemangati dan memberikan pengertian.

(10)

viii

11. Keluarga besar peminatan Administrasi Kebijakan dan Kesehatan untuk kesempatan dan pengalaman selama perkuliahan.

12. Teman-teman seperjuangan skripsi (Memo, Joshua, Katherine, Tanti, Yolandita, Surya, Dea, Viktor, dll) yang selalu saling menyemangati satu sama lain dalam penyelesaian skripsi serta meluangkan waktu, masukan dan perhatiannya untuk selalu membantu penulis dalam melengkapi segala kekurangan dan kesalahan.

13. Sahabat-sahabat terbaik di Fakultas Kesehatan Masyarakat lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang telah memberikan dukungan dan turut membantu penulis selama melakukan penelitian sehingga skripsi ini dapat selesai.

14. Untuk semua pihak yang banyak membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih banyak untuk dukungan dan doa yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Agustus 2021

Ahmad Fachri Nasution

(11)

ix Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i

Halaman Penetapan Tim Penguji ii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii

Abstrak iv

Abstract v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xii

Daftar Lampiran xiii

Daftar Istilah xiv

Riwayat Hidup xv

Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 4

Tujuan Penelitian 6

Tujuan umum 6

Tujuan khusus 6

Manfaat Penelitian 6

Tinjauan Pustaka 8

COVID-19 8

Epidemiologi 8

Virologi 9

Gejala dan Diagnosa COVID-19 10

Pencegahan COVID-19 12

Respon Masyarakat 14

Implementasi Kebijakan Kesehatan 15

Landasan Teori 18

Kerangka Berpikir 20

Metode Penelitian 23

Jenis Penelitian 23

Lokasi dan Waktu Penelitian 23

Informan Penelitian 23

Definisi Konsep 24

Metode Pengumpulan Data 25

Metode Analisis Data 25

(12)

x

Hasil Penelitian dan Pembahasan 27

Gambaran Umum Lokasi Penelitian 27

Respons Masyarakat Tentang Implementasi Kebijakan

Penanggulangan Pandemi COVID-19 28

Aktor 30

Proses 32

Konteks 36

Isi 41

Keterbatasan Penelitian 44

Kesimpulan dan Saran 45

Kesimpulan 45

Saran 46

Daftar Pustaka 47

Lampiran 49

(13)

xi Daftar Tabel

No Judul Halaman 1 Karakteristik Informan Penelitian 24 2 Jumlah Lingkungan dan Blok Sensus 28

(14)

xii

Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Struktur genom virus 9

2 Segitiga analisis kebijakan 18

3 Segitiga analisis kebijakan 20

4 Peta Wilayah Kecamatan Medan Johor 27

5 Fakta lapangan yang dilakukan oleh informan 19 33

6 Fakta lapangan di Kantor Lurah Pangkalan Masyhur 38

7 Fakta lapangan di Pasar dan Kedai Kopi 40

(15)

xiii

Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman 1 Surat Izin Penelitian 49

2 Pedoman Wawancara 52

3 Dokumentasi Penelitian 55

(16)

xiv Daftar Istilah

COVID-19 Coronavirus Disease 2019

MERS Middle East Respiratory Syndrome SARS Severe Acute Respiratory Syndrome

SARS-COV2 Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 WHO World Health Organization

(17)

xv Riwayat Hidup

Penulis bernama Ahmad Fachri Nasution berumur 22 tahun, dilahirkan di Medan pada Tanggal 06 Agustus 1999. Penulis beragama islam, anak tunggal dari pasangan Bapak Drs. Agus Salim Nasution dan Ibu Riany Kasminiasih, A.Md.

Pendidikan formal dimulai dari TK Islam Tamat Cemengkeh Lubuk Linggau 2006. Pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Talang Jaya tahun 2005- 2006, SD Negeri 118 Palembang tahun 2006-2007, SD Negeri 117 Palembang tahun 2007-2011, sekolah menengah pertama di SMP Pusri Palembang tahun 2011-2014, sekolah menengah atas di SMA LTI IGM Palembang tahun 2014- 2017, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agustus 2021

Ahmad Fachri Nasution

(18)

1 Pendahuluan

Latar Belakang

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis Coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia (WHO, 2021).

Gejala COVID-19 yang sering dijumpai adalah demam, batuk kering, dan ada rasa lelah. Gejala lainnya lainnya yang jarang dan mungkin terjadi pada beberapa pasien meliputi rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala ringan (WHO, 2021).

Pada tanggal 18 Mei 2021 manusia yang terkena COVID-19 di dunia sebanyak 164.3 juta pasien. Dari jumlah tersebut ada 143.1 juta pasien yang telah sembuh dan 3.40 juta pasien yang meninggal dunia (Worldometer, 2021). Negara Indonesia juga terdapat pasien yang kena COVID-19 pada tanggal 18 Mei 2021 sebanyak 1.74 juta yang tersebar di 34 provinsi. Untuk pasien yang sembuh sebanyak 1,61 juta dan pasien yang meninggal dunia sebanyak 48.477 (Nasional Kompas, 2021).

Jumlah kasus Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 18 Mei 2021 yaitu 30.818 pasien yang terkena COVID-19, pasien yang sudah sembuh

(19)

sebanyak 27.403 pasien, dan pasien yang meninggal sebanyak 1.011 (Regional Kompas, 2021). Wilayah kota Medan juga terdapat pasien yang terkena COVID- 19 sebanyak 15.350, pasien yang sembuh sebanyak 14.190, dan pasien yang meninggal sebanyak 502 (MedanLawanCovid19,2021).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Medan untuk wilayah kecamatan Medan Johor pada 18 Mei 2021 menempati posisi ketiga yaitu 1385 pasien terkena Covid-19, pasien sudah sembuh sebanyak 1306, dan pasien yang meninggal sebanyak 36 sedangkan posisi pertama yaitu di kecamatan Medan Selayang yaitu 1502 pasien terkena Covid-19, pasien sudah sembuh 1377, pasien yang meninggal sebanyak 36, dan posisi kedua pada kecamatan Medan Helvetia yaitu 1395 pasien terkena Covid-19, pasien sudah sembuh sebanyak 1278, dan pasien yang meninggal sebanyak 48 (MedanLawanCovid19, 2021). Alasan mengambil penelitian di wilayah kecamatan Medan Johor karena aktivitas industri dan fasilitas ekonomi lebih banyak dari kecamatan Medan Selayang dan kecamatan Medan Helvetia. Dari hasil data COVID-19 tersebut baik tingkat dunia sampai wilayah kecamatan di kota Medan kasus COVID-19 terus meningkat dari hari sebelumnya, melihat kasus COVID-19 yang terus meningkat maka diperlukan kebijakan penanggulangan untuk setiap tempat atau daerah seperti kota Medan untuk mencegah penyebaran COVID-19 ini.

Penanggulangan Covid-19 di kota Medan akhirnya sudah dikeluarkan dengan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan merupakan turunan dari UU Nomor 4 Tahun 1984

(20)

3

tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273), Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanganan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447), Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan COVID-19 Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 249), untuk program penanggulangan COVID-19 dari Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan terdapat di pasal 16 nomor 1 yaitu upaya penanggulangan COVID-19 meliputi: a). penyelidikan epidemiologis, b). pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita termasuk tindakan karantina, c).

pencegahan penularan, d). pemusnahan penyebab penyakit, e). penanganan jennazah akibat wabah, f). penyuluhan kesehatan masyarakat, g). upaya penanggulangan lainnya dan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan merupakan turunan dari Pasal 12 UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dan Pasal 65 ayat (2) huruf d UU Nomor 23 Tahun 2014 tetang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UU Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Untuk program penanggulangan COVID-19 dari Peraturan Wali Kota Medan

(21)

Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan terdapat di pasal 6 nomor 1 yaitu Dalam melaksanakan adaptasi kebiasaan baru pada kondisi pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam pasal 5, setiap masyarakat wajib: a). Menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) antara lain melakukan cuci tangan menggunakan sabun dengan air yang mengalir atau pembersih tangan (hand sanitizer) dan/atau perilaku hidup sehat lainnya, b). Menggunakan masker dan apabila diperlukan juga menggunakan face shield dan menjaga jarak (physical distancing) dalam rentang paling sedikit 1 (satu) meter pada saat di luar rumah, c). Menghindari kerumunan pada saat di luar rumah, dan d). Melakukan karantina (isolasi mandiri) baik di rumah dan/atau ruang karantina sesuai protocol.

Pada saat melakukan survei awal di Wilayah Kecamatan Medan Johor penulis mengamati bahwa masyarakat ada yang tidak melakukan jaga jarak lebih dari 1 meter dan masih ada yang belum memakai masker pada saat keluar rumah, setelah ditelusuri ternyata respons masyarakat terhadap berbagai penaggulangan Covid-19 di Kecamatan Medan Johor masih belum terlaksana dengan baik, untuk mengetahui penyebab dari permalasahan ini maka diperlukan penelitian untuk mengetahui bagaimana Respons Masyarakat Tentang Implementasi Kebijakan Penanggulangan Pandemi Covid-19 di Kecamatan Medan Johor Tahun 2021.

Perumusan Masalah

COVID-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh jenis Coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya

(22)

5

ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini memakan banyak korban dan sudah menyebar ke seluruh dunia termasuk negara Indonesia. Dalam menanggulangi penyebaran COVID-19 ini perlu adanya kebijakan dari pemerintah di daerah terkhususnya di kota Medan yang terpapar COVID-19, Pemerintah Kota Medan akhirnya mengeluarkan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan merupakan turunan dari UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273), Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanganan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447), Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan COVID-19 Di Lingkungan Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 249) dan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan yang merupakan turunan dari Pasal 12 UU Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dan Pasal 65 ayat (2) huruf d UU Nomor 23 Tahun 2014 tetang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan UU Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Oleh karena itu untuk mengetahui kebijakan ini sudah berhasil atau tidak

(23)

penanggulangannya oleh pemerintah kota Medan, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang bagaimana Respons Masyarakat Tentang Implementasi Kebijakan Penanggulangan Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2021.

Tujuan Penelitian Tujuan umum

Untuk mengetahui Respons Masyarakat Tentang Implementasi Kebijakan Penanggulangan Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2021.

Tujuan khusus

Untuk mengetahui bagaimana respons masyarakat tentang implementasi kebijakan penanggulangan pandemi covid-19 di kecamatan medan johor tahun 2021.

Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis dapat menambah wawasan keilmuan, pengalaman, dan keterampilan melakukan penelitian dalam hal respons masyarakat tentang implementasi kebijakan penanggulangan pandemi covid-19 di kecamatan medan johor tahun 2021.

2. Memberikan hasil penelitian sebagai masukan kepada seluruh penanggung jawab baik pemerintah kota medan atau kecamatan medan johor dalam hal meningkatkan kebijakan penanggulangan pandemi COVID-19.

(24)

7

3. Bisa dijadikan referensi kepada pihak-pihak di bidang kesehatan masayarakat khususnya di bidang ilmu administrasi dan kebijakan kesehatan.

(25)

8

Tinjauan Pustaka

COVID-19

Menurut World Health Organization (WHO, 2021), COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis Coronavirus yang baru ditemukan.

Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia.

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menimbulkan penyakit kepada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menimbulkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease- 2019 (COVID-19) (Kementrian Kesehatan, 2020).

Epidemiologi

Kasus COVID-19 muncul pertama kali di Wuhan, kemudian meningkat di China pada setiap hari dan memuncak antara akhir Januari hingga awal Februari 2020. Pada awalnya kebanyakan laporan COVID-19 datang dari Hubei dan provinsi sekitar, kemudian bertambah ke provinsi lain dan seluruh China. Tanggal 30 Januari 2020, telah terdapat 7.736 kasus terkonfirmasi COVID-19 di China, dan 86 kasus lain dilaporkan dari berbagai negara seperti Taiwan, Thailand,

(26)

9

Vietnam, Malaysia, Nepal, Sri Lanka, Kamboja, Jepang, Singapura, Arab Saudi, Korea Selatan, Filipina, India Australia, Kanada, Finlandia, Prancis, dan Jerman.

Pada tanggal 2 Maret 2020 COVID-19 pertama kali dilaporkan di Indonesia sejumlah dua kasus.

Virologi

Coronavirus merupakan virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm.

Virus ini pertama kali menginfeksi pada hewan, termasuk di antaranya adalah kelelawar dan unta. Sebelum terjadinya wabah COVID-19, terdapat 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu alphacoronavirus 229E, alphacoronavirus NL63, betacoronavirus OC43, betacoronavirus HKU1, Severe Acute Respiratory Illness Coronavirus (SARS-CoV), dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV).

Coronavirus yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk dalam genus betacoronavirus. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah Severe Acute Respiratory Illness (SARS) pada 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committee on Taxonomy of Viruses mengajukan nama SARS-CoV-2.

Gambar 1. Struktur genom virus. ORF: open reading frame, E: envelope, M:

membrane, N: nucleocapsid

(27)

Struktur genom pada virus ini memiliki pola seperti coronavirus pada umumnya (Gambar 1). SARS- CoV-2 memiliki kemiripan dengan coronavirus yang diisolasi pada kelelawar, sehingga muncul hipotesis bahwa SARS-CoV-2 berasal dari kelelawar yang kemudian bermutasi dan menginfeksi manusia. Mamalia dan burung diduga sebagai reservoir perantara.

Kejadian kasus COVID-19, trenggiling diduga sebagai reservoir perantara. Strain coronavirus pada trenggiling adalah yang mirip genomnya dengan coronavirus kelelawar (90,5%) dan SARS-CoV-2 (91%). Genom SARS-CoV-2 sendiri memiliki homologi 89% terhadap coronavirus kelelawar ZXC21 dan 82% terhadap SARS-CoV.

Hasil pemodelan melalui komputer menunjukkan adanya SARS-CoV- 2 memiliki struktur tiga dimensi pada protein spike domain receptor-binding yang hampir identik dengan SARS-CoV. Pada SARS-CoV, protein ini juga memiliki afinitas yang kuat terhadap angiotensin- converting-enzyme 2 (ACE2). Pada SARS-CoV-2, data in vitro mendukung kemungkinan virus mampu masuk ke dalam sel menggunakan reseptor ACE2. Studi tersebut juga menemukan bahwa SARS-CoV-2 tidak menggunakan reseptor coronavirus lainnya seperti Aminopeptidase N (APN) dan Dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4).

Gejala dan Diagnosa COVID-19

Gejala COVID-19 yang bisa dikenali adalah flu dan demam sehingga pasien kerap kali meremehkan gejala pada COVID-19, penyeberan infeksi virus COVID-19 sangat cepat, apalagi pasien memiliki masalah kesehatan sebelumnya.

(28)

11

Gejala ringan pada infeksi COVID-19 adalah: 1) batuk kering, 2) rasa lelah, 3) sesak napas dan ada rasa ngilu pada tubuh, dan 4) badan ada rasa tidak enak. Pada Gejala berat infeksi virus COVID-19: 1) bernafas tersasa sulit, 2) infeksi pneumonia, 3) bagian perut ada rasa sakit, dan 4) adanya penurunan nafsu makan.

Untuk mengetahui diagnosa pada pasien terinfeksi COVID-19, yaitu: 1) melakukan rapid test untuk mendeteksi antibody (IgM dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan COVID-19, 2) melakukan swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi COVID-19 pada dahak pasien, 3) CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrate atau cairan di paru-paru.

Beberapa orang yang terinfeksi COVID-19 tetapi hanya memiliki gejala ringan.

Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil sembuh tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang- orang dengan kondisi medis penyerta seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru-paru, diabetes, atau kanker memiliki kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius. Namun, siapa pun dapat terinfeksi COVID-19 dan mengalami sakit yang serius. Orang dari segala usia yang mengalami demam dan/atau batuk disertai dengan kesulitan bernapas/sesak napas, nyeri/tekanan dada, atau kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak harus segera mencari pertolongan medis. Jika memungkinkan, disarankan untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan atau fasilitas kesehatan terlebih dahulu, sehingga pasien dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat (WHO, 2021).

(29)

Pencegahan COVID-19

Menurut World Health Organization (WHO, 2021) ada beberapa pencegahan dalam mengurangi Covid-19, yaitu:

1. Vaksin, di negara Indonesia sudah ada vaksin COVID-19 yang bernama vaksin Sinovac. Maka vaksin ini sangat dianjurkan diberikan kepada orang yang belum kena infeksi COVID-19 untuk mencegah penyebaran COVID- 19.

2. Melakukan mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. Mengapa? Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol dapat membunuh virus di tangan anda.

3. Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang lain. Mengapa? Ketika seseorang batuk, bersin, atau bicara, orang tersebut mengeluarkan percikan dari hidung atau mulutnya dan percikan ini dapat membawa virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda dapat menghirup percikan ini dan juga virus COVID-19 jika orang tersebut terinfeksi penyakit ini.

4. Hindari pergi ke tempat-tempat ramai. Mengapa? Ketika orang-orang berkumpul bersama dalam kerumunan, Anda memiliki kemungkinan untuk melakukan kontak erat dengan orang yang terinfeksi COVID-19 dan lebih sulit untuk menjaga jarak fisik minimal 1 meter.

5. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Mengapa? Tangan menyentuh berbagai permukaan benda dan virus penyakit ini dapat tertempel di tangan. Tangan yang terkontaminasi dapat membawa virus ini

(30)

13

ke mata, hidung, atau mulut, yang dapat menjadi titik masuk virus ini ke tubuh Anda sehingga Anda menjadi sakit.

6. Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda menjalankan etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu saat batuk atau bersin, segera buang tisu bekas tersebut.

Mengapa? Percikan dapat menyebarkan virus. Dengan mengikuti etika batuk dan bersin, Anda melindungi orang-orang di sekitar dari virus-virus seperti batuk pilek, flu, dan COVID-19.

7. Tetaplah tinggal di rumah dan lakukan isolasi mandiri meskipun hanya memiliki gejala ringan seperti batuk, sakit kepala, dan demam ringan sampai Anda sembuh. Minta seseorang untuk membawakan persediaan kebutuhan Anda. Jika Anda harus meninggalkan rumah, kenakan masker untuk menghindari penularan ke orang lain. Mengapa? Menghindari kontak dengan orang lain akan melindungi mereka dari kemungkinan penularan COVID-19 dan virus lainnya.

8. Jika Anda demam, batuk, dan kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan medis dan tetap memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu. Ikuti arahan dinas kesehatan setempat Anda. Mengapa?

Kementerian kesehatan dan dinas kesehatan daerah memiliki informasi terbaru tentang situasi di wilayah Anda. Dengan memberitahukan kondisi anda terlebih dahulu, petugas kesehatan yang akan merawat anda dapat segera mengarahkan anda ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat.

(31)

Langkah ini juga melindungi anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.

Respon Masyarakat

Respon berasal dari kata reponse yang berarti jawaban, menjawab, balasan atau tanggapan (reaction). Pengertian respon menurut Djalaludin Rakhmat adalah suatu kegiatan (activity) dari organisme itu bukanlah semata-mata suatu gerakan yang positif, setiap jenis kegiatan (activity) yang ditimbulkan oleh suatu perangsang dapat juga disebut respon. Secara umum respon atau tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang didapat (ditinggal) dari pengamatan tentang subjek,peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan-pesan. Respon bisa timbul oleh subjek yang bisa menarik perhatian komunikan, hasil dari respon ini bisa dua sikap yaitu senang dan benci. Respon juga dapat berbentuk kritikan ataupun juga saran. Dalam merespon suatu jawaban itu dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman orang itu merespon. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono setiap perbedaan respon ditanggapi oleh:

1) Perhatian, biasanya tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada disekitar kita, tetapi tidak akan memfokuskan antara satu orang dengan orang lain yang menyebabkan perbedaan respon atau tanggapan.

2) Kebutuhan, sesaat ataupun menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi orang tersebut

3) Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat, berpengaruh pula terhadap respon.

(32)

15

4) Ciri-ciri kepribadian dalam kehidupan sehari-hari manusia tidaklah terlepas dari beberapa persoalan atau pengalaman yang selalu mengikuti hari-hari kita.

Rangsangan yang diberikan oleh pengalaman tersebut akan melahirkan sebuah sikap, dalam bahasa inggris disebut attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu rangsangan. Pengaruh respon juga ada beberapa faktor, yaitu

1). Pengalaman 2). Proses belajar

3). Tingkat pengalaman individu

4). Nilai kepribadian (Hidayati dan Muhammad, 2013: 105).

Sedangkan pengertian Masyarakat dalam bahasa Inggris yaitu society yang berasal dari kata Latin socius yang berarti (kawan). Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan berpartisipasi). Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.

Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu: 1) Interaksi antar warga-warganya, 2). Adat istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga (Koentjaraningrat, 2009: 115-118).

Implementasi Kebijakan Kesehatan

Studi implementasi adalah kajian mengenai studi kebijakan yang mengarah pada proses pelaksanaan dari kebijakan itu sendiri. Dalam praktiknya

(33)

implementasi kebijakan adalah suatu proses yang begitu kompleks bahkan tidak jarang bermuatan politis dengan adanya intervensi berbagai kepentingan.

Menurut Usman (2002:70) dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan. Implementasi adalah nermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, implemantasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.

Menurut Setiawan (2004:39) dalam buku yang berjudul Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.

Selanjutnya Nugroho (2009:495) menjelaskan lagi kebijakan yang bisa langsung dimplementasikan, tanpa memerlukan kebijakan turunannya, seperti Kepres, Inpres, Kepmen, Keputusan Kepala Daerah, Keputusan Kepala Dinas, dll, dan kebijakan yang membutuhkan kebijakan publik penjelas seperti undang - undang dan perda. Kebijakan Kesehatan juga dibuat oleh pemerintah dan swasta.

Kebijakan merupakan produk pemerintah, walaupun pelayanan kesehatan cenderung dilakukan secara swasta, dikontrakkan atau melalui suatu kemitraan, kebijakannya disiapkan oleh pemerintah di mana keputusannya mempertimbangkan juga aspek politik (Buse, May & Walt, 2005).

Pengembangan kebijakan biasanya top-down di mana Departemen Kesehatan memiliki kewenangan dalam penyiapan kebijakan. Implementasi dan strateginya adalah bottom-up. Kebijakan seharusnya dikembangkan dengan

(34)

17

partisipasi oleh mereka yang terlibat dalam kebijakan itu. Hal ini untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut realistik dan dapat mencapai sasaran.

Untuk itu perlu komitmen dari para pemegang dan pelaksana kebijakan.

Kebijakan kesehatan harus berdasarkan pembuktian yang menggunakan pendekatan problem solving secara linear.

Para ahli kebijakan kesehatan membagi kebijakan ke dalam empat bagian yaitu aktor, proses, konteks, dan isi (Frenk J. 1993; Buse, Walt and Gilson, 1994;

May & Walt, 2005). Keempat bagian kebijakan akan dibahas satu persatu.

Keempat bagian itu, antara lain:

1. Aktor

Aktor (pelaku): istilah sementara yang digunakan untuk merujuk ke individu, organisasi atau bahkan negara, beserta tindakan mereka yang mempengaruhi kebijakan.

2. Proses

Proses adalah cara mengawali kebijakan, mengembang atau menyusun kebijakan, bernegosiasi, mengkomunikasikan , melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan.

3. Konteks

Faktor-faktor sistematis politik, ekonomi, sosial atau budaya, baik nasional maupun internasional yang dapat mempengaruhi kebijakan kesehatan.

4. Isi

Isi merupakan subtansi dari suatu kebijakan yang memperinci bagian-bagian dalam kebijakan.

(35)

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah suatu proses yang dinamis, di mana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri. Selanjutnya munculah kebijakan kesehatan berupa Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan. Untuk membuktikan kebijakan ini berjalan atau tidak maka perlu dianalisis melalui segitiga analisis kebijakan kesehatan yaitu 4 bagian yaitu aktor, proses, konteks, dan isi (Frenk J. 1993; Buse, Walt and Gilson, 1994; May & Walt, 2005).

Landasan Teori

Konteks

Isi/Content

Proses Gambar 2. Segitiga analisis kebijakan; Sumber: Walt and Gilson (1994).

Penjelasan:

1.

Actor yang dimaksud yaitu mereka yang berada pada pusat kerangka kebijakan kesehatan. Aktor-aktor ini biasanya memengaruhi proses pada tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Mereka merupakan bagian dari jaringan, kadang-kadang disebut juga mitra untuk mengkonsultasi dan

Actor Individu

Group Organisasi

(36)

19

memutuskan kebijakan pada setiap tingkat tersebut (Walt, 1994).

Hubungan dari aktor dan peranannya (kekuasaannya) sebagai pengambil keputusan adalah sangat tergantung kepada kompromi politik, daripada dengan hal-hal dalam debat-debat kebijakan yang masuk diakal (Buse, Walt and Gilson, 1994).

2. Proses disini menjelaskan suatu agenda yang teratur melalui suatu proses rancang dan implementasi. Ada perbedaaan model yang digunakan oleh analis kebijakan antara lain:

A. Model perspektif (rational model) yaitu semua asumsi yang mengformulasikan kebijakan yang masuk akal berdasarkan informasi yang benar.

B. Model incrementalist (prioritas pilihan) yaitu membuat kebijakan secara pelan dan bernegosiasi dengan kelompok-kelompok yang berminat untuk menyeleksi kebijakan yang diprioritaskan.

C. Model rational (mixed scanning model) di mana penentu kebijakan mengambil langkah mereview secara menyeluruh dan membuat suatu negosiasi dengan kelompok-kelompok yang memprioritaskan model kebijakan.

D. Model puncuated equilibria yaitu kebijakan difokuskan kepada isu yang menjadi pokok perhatian utama dari penentu kebijakan.

Masing-masing model di atas memilah proses kebijakan ke dalam bagian untuk mengfasilitasi analisis kebijakan. Meskipun pada

(37)

kenyataannya, proses kebijakan itu memiliki karakteristik tersendiri yang merujuk kepada model-model tersebut.

3.

Konteks merupakan lingkungan dimana kebijakan itu dibuat dan diimplementasikan (Kitson, Ahmed, Harvey, Seers, Thompson, 1996).

Fakto-faktornya adalah politik, ekonomi, sosial, dan kultur di mana hal-hal tersebut sangat berpengaruh terhadap formulasi dari proses kebijakan (Walt, 1994).

4. Isi/Content disini menjelaskan subtansi dari suatu kebijakan yang memperinci apa saja isi yang berkaitan dalam kebijakan.

Kerangka Berpikir

Konteks

Isi/Content

Proses Gambar 3. Segitiga analisis kebijakan; Sumber: Walt and Gilson (1994) Penjelasan:

1. Aktor (pelaku) pada kebijakan penanggulangan pandemi COVID-19 di kota Medan terkhusus di kecamatan Medan Johor, antara lain:

1. Pemerintah Kota Medan 2. Dinas Kesehatan Kota Medan

Actor Individu

Group Organisasi

(38)

21

3. Gugus Tugas COVID-19 di kecamatan Medan Johor yang langsung dikepalai oleh Kepala Camat Medan Johor.

4. Organisasi Perangkat Daerah seperti Puskesmas, Pustu, dll 5. Bintara Pembina Desa

6. Kader-kader kesehatan pencegahan COVID-19 7. Kelurahan

8. Kepala Lingkungan 9. Tokoh Masyarakat

10. Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat 2. Proses

Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan dan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan dikeluarkan berdasarkan isu yang menjadi pokok perhatian utama yaitu wabah Pandemi COVID-19 di kota Medan dari penentu kebijakan Walikota Medan itu sendiri yang kemudian dikeluarkan dan diturunkan langsung dari Dinas Kesehatan Kota Medan, kemudian Sekretaris Daerah Kota Medan dan Dinas Kesehatan Kota Medan melakukan rapat pertemuan dengan Kecamatan Medan Johor dan Puskesmas Kecamatan Medan Johor untuk pembentukan Gugus Tugas COVID-19 dan membahas apa saja penanggulangan pandemi COVID-19 yang harus dilakukan,

(39)

sanksi bagi yang tidak mematuhi, dan kapan harus dilakukan evaluasi apabila tidak sesuai target berdasarkan isi dari kebijakan tersebut.

3. Konteks

Bisa terlaksana Implementasi Kebijakan tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan dan Adaptasi Kebiasaan Baru dalam penanggulangan penyebaran COVID-19 pada masyarakat di Kecamatan Medan Johor Tahun 2021.

4. Isi

A. Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan yang berisikan:

 Pasal 16 nomor 1 yaitu upaya penanggulangan COVID-19

B. Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan yang berisikan:

 Pasal 6 nomor 1 yaitu pelaksanaan adaptasi kebiasaan baru pada kondisi pandemi Coronavirus Disease 19 (COVID-19) untuk masyarakat dan upaya pencegahan penularan kesehatan.

(40)

23

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui jawaban respons dari masyarakat terhadap implementasi kebijakan penanggulangan pandemi COVID-19 di kecamatan medan johor tahun 2021.

Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Sumatera Utara.

Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April 2021 sampai dengan selesai.

Informan Penelitian

Informan penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di kecamatan Medan Johor, kemudian dapat dipercaya untuk bisa menjadi sumber data yang baik serta bersedia dan mampu memberikan informasi yang peneliti inginkan.

Karakteristik informan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1:

(41)

Tabel 1

Karakteristik Informan Penelitian

Informan Jenis Kelamin Usia Profesi

Informan 1 Laki-laki 21 tahun Mahasiswa

Informan 2 Laki-laki 35 tahun Marketing dan Wiraswasta

Informan 3 Laki-laki 54 tahun Wiraswasta

Informan 4 Perempuan 54 tahun Wiraswasta

Informan 5 Perempuan 50 tahun Wiraswasta

Informan 6 Perempuan 21 tahun Wiraswasta

Infroman 7 Perempuan 23 tahun Mahasiswa

Informan 8 Laki-laki 35 tahun Wiraswasta

Informan 9 Laki-laki 61 tahun Tukang Jahit

Infroman 10 Perempuan 27 tahun Wiraswasta

Informan 11 Perempuan 51 tahun Wiraswasta

Informan 12 Laki-laki 58 tahun Kepala Lurah Pangkalan Masyhur

Informan 13 Perempuan 35 tahun Wiraswasta

Informan 14 Perempuan 60 tahun Ibu rumah tangga

Informan 15 Laki-laki 71 tahun Tidak berkerja

Informan 16 Perempuan 37 tahun Wiraswasta

Informan 17 Perempuan 52 tahun Penjual sayur keliling

Informan 18 Laki-laki 26 tahun Ojek online

Informan 19 Laki-laki 47 tahun Kepala Lingkungan 12 Kel. Kwala Bekala

Informan 20 Laki-laki 20 tahun Mahasiswa

Informan 21 Perempuan 56 tahun Kepala Puskesmas Medan Johor

Definisi Konsep

1. COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis Coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.

2. Respon berasal dari kata reponse yang berarti jawaban, menjawab, balasan atau tanggapan (reaction).

(42)

25

3. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi.

4. Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.

Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap sempurna.

5. Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak.

Metode Pengumpulan Data

Melalui observasi lapangan dengan mengunjungi tempat yang sering dikunjungi masyarakat dan wawancara mendalam menggunakan kuesioner.

Kemudian penulis akan memperoleh dari data Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan dan peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 tentang pelaksanaan adaptasi kebiasaan baru pada kondisi pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19) di kota Medan.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil informan tentang implementasi kebijakan penanggulangan pandemi COVID-19 di kecamatan medan johor tahun 2021

(43)

diolah secara manual kemudian dijelaskan secara deskriptif. Selain itu data dikumpul mengacu pada pada Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan dan peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 tentang pelaksanaan adaptasi kebiasaan baru pada kondisi pandemi corona virus disease 2019 (Covid-19) di Kota Medan.

(44)

27

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu kecamatan di Kota Medan yang mempunyai luas sekitar 16,96 km2 . Jarak kantor kecamatan ke kantor walikota Medan yaitu sekitar 8,5 km. Kecamatan Medan Johor berbatasan langsung dengan Kecamatan Medan Polonia di sebelah utara, Kabupaten Deli Serdang di sebelah selatan, Kecamatan Medan Amplas di sebelah timur, dan Kecamatan Medan Tuntungan di sebelah barat.

Gambar 4. Peta Wilayah Kecamatan Medan Johor

Dari 6 (enam) kelurahan di Kecamatan Medan Johor, Kelurahan Kwala Bekala memiliki luas wilayah terbesar yaitu sebesar 5,50 km2 sedangkan Kelurahan Kedai Durian memiliki luas wilayah terkecil yaitu 0,98 km2. Ditinjau dari jarak antara kantor kelurahan dan kantor kecamatan, kantor Kelurahan Kwala Bekala memiliki jarak terjauh dari kantor Kecamatan Medan Johor yaitu sekitar 3,5 km. Sedangkan kantor Kelurahan Pangkalan Masyhur memiliki jarak terdekat

(45)

dari kantor Kecamatan Medan Johor yaitu sekitar 0,65 k. Kecamatan Medan Johor dipimpin oleh seorang camat, dimana saat ini terdiri dari 6 kelurahan yang terbagi atas 81 lingkungan, serta 298 blok sensus.

Tabel 2

Jumlah Lingkungan dan Blok Sensus, dirinci Menurut kelurahan di Kecamatan Medan Johor Tahun 2018.

Respons Masyarakat Tentang Implementasi Kebijakan Penanggulangan Pandemi COVID-19

Respon berasal dari kata reponse yang berarti jawaban, menjawab, balasan atau tanggapan (reaction). Respon juga dapat berbentuk kritikan ataupun juga saran. Dalam merespon suatu jawaban itu dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman orang itu merespon. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono setiap perbedaan respon ditanggapi oleh:

1) Perhatian, biasanya tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada disekitar kita, tetapi tidak akan memfokuskan antara satu orang dengan orang lain yang menyebabkan perbedaan respon atau tanggapan.

2) Kebutuhan, sesaat ataupun menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi orang tersebut

Kelurahan Jumlah

Lingkungan Blok Sensus

Kwala Bekala 20 79

Gedung Johor 13 58

Kedai Durian 5 15

Suka Maju 13 23

Titi Kuning 15 55

Pangkalan Masyhur 15 68

Jumlah 81 298

(46)

29

3) Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat, berpengaruh pula terhadap respon.

4) Ciri-ciri kepribadian dalam kehidupan sehari-hari manusia tidaklah terlepas dari beberapa persoalan atau pengalaman yang selalu mengikuti hari-hari kita.

Untuk pengertian masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu: 1) Interaksi antar warga-warganya, 2). Adat istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga (Koentjaraningrat, 2009: 115-118).

Menurut Guntur Setiawan (Setiawan, 2004: 39) dalam buku yang berjudul Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif. Sedangkan pengertian kebijakan yaitu produk pemerintah, walaupun pelayanan kesehatan cenderung dilakukan secara swasta, dikontrakkan atau melalui suatu kemitraan, kebijakannya disiapkan oleh pemerintah di mana keputusannya mempertimbangkan juga aspek politik (Buse, May & Walt, 2005).

Berdasarkan penjelasan diatas, untuk menilai bagaimana mengetahui respons masyarakat tentang implementasi kebijakan penanggulangan pandemi COVID-19 di kecamatan medan johor tahun 2021 maka diperlukan pendapat para ahli kebijakan kesehatan yang membagi kebijakan ke dalam empat bagian yaitu

(47)

aktor, proses, konteks, dan isi (Frenk J. 1993; Buse, Walt and Gilson, 1994; May

& Walt, 2005). Keempat bagian kebijakan akan dibahas satu persatu. Keempat bagian itu, antara lain:

Aktor

Aktor adalah pelaku kebijakan penanggulangan pandemi COVID-19 di kota Medan terkhusus di kecamatan Medan Johor. Hasil wawancara mendalam dari Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan dan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan diperoleh informasi:

“Kebijakannya sudah cukup bagus walaupun masih ada kalangan yang masih belum terima karena kebijakan ini masih ada pihak dirugikan, namun tujuan kebijakan ini untuk mengurangi wabah COVID-19 seperti membatasi kerumunan melalui himbauan seperti jangan keluar rumah kalau tidak ada urusan penting, kedai kopi dan rumah makan kalau bisa sediakan cuci tangan atau hand sanitizer.” (Informan 19)

“Sesuai dengan surat edaran Walikota (PPKM Darurat) bahwa kami selaku aparat pemerintah kelurahan menyambut baik atas pelaksanaan surat edaran tersebut dan juga untuk Peraturan Walikota Medan Nomor 11 Tahun 2020 dan Peraturan Walikota Nomor 27 Tahun 2020 ini secara langsung kami telah melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat kelurahan Pangkalan Masyhur bersama-sama dengan kepala lingkungan. (Informan 12)

“Setuju dan wajib mendukung, saya sebagai abdi negara bertujuan untuk mencegah penularan COVID-19.” (Informan 21)

Dari kutipan pernyataan informan diatas, dapat diketahui bahwa mereka sudah melakukan sosialisasi mengenai penanggulangan COVID-19 dari Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam

(48)

31

Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan dan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan untuk pencegahan penularan seperti penggunaan masker pada saat diluar rumah, mencuci tangan menggunakan sabun, menjaga jarak di Kecamatan Medan Johor, walaupun masih ada juga sebagian masyarakat yang tidak melaksanakan protokol kesehatan seperti penggunaan masker pada saat di luar rumah, mencuci tangan menggunakan sabun, menjaga jarak di Kecamatan Medan Johor, tapi dari pernyataan informan 12 bahwa mereka akan selalu menghimbau kepada masyarakat dalam hal penanggulangan penularan COVID-19. Dalam buku Kapita Selekta Teori Administrasi Negara (Iskandar, 2012) kebijakan dapat didefinisikan sebagai serangkaian rencana program, aktivitas, aksi, keputusan, sikap, untuk bertindak maupun tidak bertindak yang dilakukan oleh para pihak (aktor-aktor), sebagai tahapan untuk penyelesaian masalah yang dihadapi.

Hasil dari penelitian dan dibandingkan dengan teori yang mendukung, disimpulkan bahwa pelaksanaan dari Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan dan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan sudah disosialisasikan tentang upaya penanggulangan COVID19 seperti protokol kesehatan kepada masyarakat di Kecamatan Medan Johor, walaupun

(49)

praktik di lapangan masih belum maksimal dalam pencegahan penularan COVID- 19 dikarenakan masih ada sebagian masyarakat di Kecamatan Medan Johor yang tidak melaksanakan protokol kesehatan.

Proses

Proses merupakan cara mengawali kebijakan, mengembang atau menyusun kebijakan, dan mengkomunikasikan kebijakan. Sebagaimana pengertian dari proses dari hasil wawancara mendalam mengenai informasi Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan dan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan maka dilihat dari 2 (dua) sudut pandang berbeda antara pelaku kebijakan dan masyarakat di Kecamatan Medan Johor, yaitu:

1. Pelaku Kebijakan:

“Sudah bagus dan sejauh ini tidak ada masalah, bahwa mengenai sosialisasi protokol kesehatan ke masyarakat biasanya kami koordinasi dengan BABINSA, BHABINKAMTIBMAS, KORAMIL, KEPLING, dan petugas kesehatan (PUSKESMAS) untuk mensosialisasi kebijakan dengan tujuan untuk mencegah penularan COVID-19 tersebut.” (Informan 12)

“Setiap hari kami selalu menghimbau masyarakat dalam protokol kesehatan baik di rumah, pasar, dll. Tujuannya mengingatkan masyarakat agar jangan sampai lupa dengan protokol kesehatan dan melakukan 3 T (Testing, Tracing, Treatment) dan mengingatkan masayarakt untuk isolasi dalam mencegah penularan COVID-19.” (Informan 19)

(50)

33

Gambar 5. Fakta Lapangan yang dilakukan oleh informan 19

“Biasanya Dalam hal sosialisasi kebijakan Perwal No. 11 Tahun 2020 dan Perwal No. 27 Tahun 2020 kami kerjasama melalui lintas sektor (seperti kepala lingkungan atau kelurahan) .”

(Informan 21)

Dari kutipan pernyataan informan diatas, dapat diketahui bahwa mereka sudah melaksanakan sesuai dengan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan dan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan yaitu sosialisasi kepada masyarakat dan berkoordinasi dengan BABINSA,

(51)

BHABINKAMTIBMAS, KORAMIL, KEPLING, dan petugas kesehatan (PUSKESMAS) kemudian melakukan sosialisasi setiap hari baik di rumah, pasar, dll dengan tujuan untuk mengingatkan masyarakat dalam upaya penaggulangan penularan COVID-19 di Kecamatan Medan Johor.

2. Masyarakat:

“Tahu, dari media sosial saya dapat.” (Informan 1 dan 10)

“Sudah tahu, dapat informasi dari kepala lingkungan 12.” (Informan 14) Dari kutipan pernyataan informan diatas, dapat diketahui bahwa mereka mengetahui informasi tentang Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan dan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan.

Tetapi sebaliknya ada yang belum mengetahui informasi mengenai Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan dan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan, antara lain:

“Saya tidak tahu, karena belum ada sosialisasi dari kepala lingkungan di tempat saya.” (Informan 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 15, 16, 17, 18, dan 20)

Dari kutipan pernyataan informan diatas, dapat diketahui bahwa mereka tidak tahu mengenai informasi Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona

(52)

35

Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan dan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan. Dalam penelitian dari Seputra (2020) mengenai faktor komunikasi dalam implementasi kebijakan yang berkaitan dengan bagaimana pihak pelaksana kebijakan berkomunikasi baik secara top down untuk menyampaikan informasi dan mensosialisasikan kebijakan kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berhubungan dengan kebijakan.

Hasil dari penelitian dan didukung penelitian terdahulu, total keseluruhan yaitu 21 informan yang terdiri dari 2 (dua) sudut pandang yang berbeda yaitu pelaku kebijakan dan masyarakat di Kecamatan Medan Johor, terdapat para pelaku kebijakan menjawab sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang dilaksanakan setiap hari dan dilakukan di rumah dan pasar dan selalu mengingatkan kepada masyarakat dalam melakukan 3 T (Testing, Tracing, Treatment) dan mengingatkan masyarakat untuk isolasi dalam mencegah penularan COVID-19 tetapi dari sudut pandang masyarakat juga terdapat 3 informan yang menjawab sudah tahu dan 15 informan ada yang belum mengetahui infromasi tentang Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan dan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan ini.

(53)

Disimpulkan bahwa proses dalam Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan dan Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan masih belum dimaksimalkan dalam hal mengkomunikasikan kepada masyarakat.

Konteks

Konteks merupakan lingkungan dimana kebijakan itu dibuat dan diimplementasikan (Kitson, Ahmed, Harvey, Seers, Thompson, 1996). Faktor- faktornya adalah politik, ekonomi, sosial, dan kultur di mana hal-hal tersebut sangat berpengaruh terhadap formulasi dari proses kebijakan. Hasil wawancara mendalam mengenai bagaimana Implementasi dari Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan seperti melakukan 3 T (Testing, Tracing, Treatment) beserta isolasi, antara lain:

“Belum pernah melakukan tes, teman gereja dan kampus pernah kena COVID-19, dan mereka melakukan isolasi mandiri selama 14 hari, kalau tenaga kesehatan ataupun aparat lingkungan belum ada melakukan tracing yah. ” (Informan 1)

“Pernah melakukan test PCR dan Rapid Test (di klinik Vina Padang Bulan), ada yang kena yaitu teman kantor, yang terkena COVID-19 ada teman saya yang melakukan isolasi mandiri (obatnya dari kantor) ada juga teman saya yang isolasi di Hotel Soechi (dari Pemerintah Kota Medan). Kalau melakukan tracing setau saya masih belum ada dilakukan atau keliling oleh petugas kesehatan ataupun aparat lingkungan tempat saya.” (Infoman 2)

(54)

37

“Saya pernah melakukan test Swab di klinik Teratai Jln. Katamso, ada yang terkena COVID-19 yaitu adek ipar saya sempat masuk ruangan ICU tapi alhamdulillah sembuh dan ada juga tetangga 4 rumah dari rumah bapak dan sudah sembuh di RSU Colombia Medan.Keluarga dan kerabat saya ada yang positif COVID-19 langsung dirawat RSUD dan ada juga isolasi mandiri.” (Informan 3)

“Saya sudah melakukan tes Antigen dan PCR di Rumah Sakit Siloam, ada saudaraku yaitu kakak sendiri positif COVID-19, untuk perawatan di Rumah Sakit Murni Teguh selama 14 hari, dan keluarga juga melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari juga. Dan untuk tenaga kesehatan juga masih belum ada keliling dalam melakukan tracing itu. ” (Informan 7)

“Tidak pernah melakukan tes, ada teman saya yang kena COVID- 19, dan mereka melakukan isolasi mandiri, kalau petugas kesehatan melakukan tracing setau saya masih belum ada yah”.

(Informan 20)

Dari kutipan pernyataan informan diatas, dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan dari Peraturan Wali Kota Medan Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Kota Medan masih belum terlaksana dalam melakukan 3 T (Testing, Tracing, Treatment) oleh petugas kesehatan tetapi untuk isolasi mereka mematuhi.

Hasil wawancara mendalam mengenai bagaimana Implementasi dari Peraturan Wali Kota Medan Nomor 27 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Medan, antara lain:

“Sebagian besar melaksanakan kebijakan tersebut namun masih ada sebagian kecil yang tidak menghiraukan, tapi kami dari pihak kelurahan selalu mensosialisasikan kepada masyarakat dan di kantor Lurah sudah menerapkan seperti bahwa dalam urusan surat administrasi warga diwajibkan untuk melaksanakan protocol

(55)

kesehatan seperti menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun (sudah diterapkan) dan menjaga jarak.” (Informan 12)

Gambar 6. Fakta Lapangan di Kantor Lurah Pangkalan Masyhur

“Kalau kami sebagai pelaksana apa yang tertuang dalam kebijakan tersebut kami tetap melaksanakan upaya penanggulangan COVID-19 kepada masyarakat.” (Informan 19)

“Sudah cukup banyak yang taat walaupun saya lihat ada orang yang belum sebagian memakai masker ketika keluar rumah, untuk mini market/mall sudah taat dengan namanya protocol kesehatan seperti adanya pengukur suhu tubuh, menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun/handsanitizer, dan ada penjaga yang selalu

Gambar

Gambar  1.  Struktur  genom  virus.  ORF:  open  reading  frame,  E:  envelope, M:
Gambar 5. Fakta Lapangan yang dilakukan oleh informan 19
Gambar 6. Fakta Lapangan di Kantor Lurah Pangkalan Masyhur

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah penduduk usia kerja di Kabupaten Bintan pada tahun 2010 yaitu sebanyak 99.911 orang yang terdiri dari tenaga kerja laki-laki sebanyak 51.746 orang dan tenaga kerja

Pada lahan padi ketan tidak ditemukan serangga dari jenis famili ini sedangkan pada lahan padi siam unus ditemukan serangga berjumlah 1 individu. Habitat serangga ini dapat

Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi polemik dengan kemunculan kurikulum berbasis KKNI ini. Sebagai sebuah produk yang diujicobakan, perlu diadakan berbagai penelitian

Permenkes No.10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19. dan Permenkes No.18 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Permenkes No.10 Tahun

Berdasarkan hasil analisis hasil penelitian tentang Implementasi Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di SMAN 6 Kota Bandung pada Masa Pandemi Covid 19, dapat

Bila anda berpendapat bahwa untuk komponen risiko investasi jalan tol yang ada pada tahap perijinan administrasi dapat mengakibatkan kenaikan biaya komponen risiko ini sebesar

Dari hasil pengamatan terhadap mutu minyak jarak yang dihasilkan, maka pemanasan dengan menggunakan oven memberikan mutu minyak jarak yang terbaik, sedangkan

Sampel air di Bendungan Sutami Kabupaten Malang diambil 3 titik, yaitu hulu, tengah, dan hilir waduk. Sampel air diambil pada kedalaman yang berbeda. Titik sampel pada hulu