• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH WILLIAM JONATHAN SITOMPUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI OLEH WILLIAM JONATHAN SITOMPUL"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOMPARASI PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ

DAN MODEL INDEKS TUNGGAL DALAM KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA SAHAM LQ-45

DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH

WILLIAM JONATHAN SITOMPUL 160502203

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(2)

DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI Nama : William Jonathan Sitompul

NIM : 160502203

Program Studi : S1-Manajemen Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Judul : Analisis Komparasi Pembentukan Portofolio Saham Optimal dengan Menggunakan Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal dalam Keputusan Berinvestasi Pada Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia

Medan, Januari 2020

William Jonathan Sitompul NIM. 160502203

(3)
(4)
(5)

ANALISIS KOMPARASI PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ

DAN MODEL INDEKS TUNGGAL DALAM KEPUTUSAN BERINVESTASI PADA SAHAM LQ-45

DI BURSA EFEK INDONESIA

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komparasi pembentukan portofolio saham optimal dengan menggunakan model Markowitz dan model indeks tunggal pada saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2016-2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh emiten atau perusahaan go public yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2016- 2018. Jumlah populasi perusahaan tersebut adalah sebanyak 53 perusahaan.

Berdasarkan metode purposive sampling jumlah perusahaan yang memenuhi criteria sampel adalah sebanyak 32 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal. Hasil penelitian menunjukkan Ecpected Return dan Resiko berpengaruh signifikanterhadap Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal. Portofolio yang lebih Optimal dari Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal terdapat pada Portofolio saham Model Indeks Tunggal

Kata Kunci: Portofolio Optimal, Model Markowitz, Model Indeks Tunggal, Expected return dan Resiko.

(6)

COMPARATION ANALYSIS OF OPTIMUM STOCK PORTFOLIO FORMATION USING MARKOWITZ MODEL AND SINGLE

INDEX MODEL IN INVESTING DECISIONS IN STOCK LQ-45 IN INDONESIA

EXCHANGE

The purpose of this study was to determine and analyze the comparative effect of the formation of an optimal stock portfolio using the Markowitz model and the single index model on LQ-45 shares on the Indonesia Stock Exchange period 2016-2018. This research is a descriptive study with a quantitative approach and the type of data used is quantitative data obtained from the company's financial statements that have been audited on the Indonesia Stock Exchange during the study period. The population of this research is all listed companies or companies that have been listed on the Indonesia Stock Exchange for the period of 2016- 2018. The total population of the company is 53 companies. Based on the purposive sampling method the number of companies that met the sample criteria was 32 companies. The analysis technique used is the Markowitz Model and the Single Index Model. The results of the study show that the expected return and risk have a significant effect on the Markowitz Model and the Single Index Model. Portfolios that are more optimal than the Markowitz Model and the Single Index Model are found in the Single Index Model Stock Portfolio

Keywords: Optimal Portfolio, Markowitz Model, Single Index Model, Expected return and Risk.

(7)

Segala puji, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan perkuliahan dan penelitian skripsi ini, dengan judul "Analisi Komparasi Pembentukan Portofolio Saham Optimal Dengan Menggunakan Model Markowitz dan Model Indeks Tunggal Dalam Keputusan Berinvestasi Pada Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia" guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua, Bapak Alm. Parlindungan Sitompul dan Ibu Nurtety Br Tobing yang telah membesarkan peneliti dengan segala kekuatan yang tidak dapat terbalas, peneliti mengucapkan terimakasih yang tulus, ikhlas, dan tak terhingga kepada kedua orang tua peneliti.

Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, MSi, dan Bapak Doli Muhammad Jafar Dali munthe, SE, MSi, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, MSi, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Syahyunan, MSi, dan Ibu Aryanti Sariartha Sianipar, SE, MSc,

(8)

memberikan saran untuk kesempurnaan dalam skripsi ini.

5. Seluruh Dosen dan Staf di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk segala jasanya selama perkuliahan.

6. Kepada teman-teman seperjuangan di kampus yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak memberikan saran, motivasi dan dukungan yang tiada henti kepada peneliti selama mengerjakan skripsi.

7. Kepada pihak-pihak lain baik keluarga, saudara dan teman yang tak dapat disebutkan satu per satu disini, saya mengucapkan terimakasih atas doa dan dukungan yang telah diberikan kepada saya selama penyusunan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan balasan atas kebaikan- kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti baik di dunia maupun di akhirat kelak. Peneliti menyadari sepenuhnya skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Medan, Januari 2020 Peneliti

William Jonathan Sitompul 160502203

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 6 1.3 Tujuan Penelitian 6

1.4 Manfaat Penelitian 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 2.1 Landasan Teori 9

2.1.1 Investasi 9

2.1.2 Return 12

2.1.3 Risiko 13

2.1.4 Portofolio 16

2.1.5 Model Markowitz 19

2.1.6 Model Indeks Tunggal. 21

2.1.7 Indeks Saham LQ-45 23

2.2 Penelitian Terdahulu 24

2.3 Kerangka Konseptual 27

2.4 Hipotesis Penelitian 28

BAB III METODE PENELITIAN 29

3.1 Jenis Penelitian 29

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 29

3.3 Batasan Operasional 30

3.4 Populasi dan Sampel 30

3.4.1 Populasi 30

3.4.2 Sampel 30

3.5 Jenis dan Sumber Data 35

3.6 Metode Pengumpulan Data 35

3.7 Teknik Analisis Data 36

3.7.1 Model Markowitz 36

3.7.2 Model Indeks Tunggal 39

3.8 Uji Normalitas 44

3.9 Uji Hipotesis Komparatif 45

3.9.1 Independent Two Sample T-Test 45

3.9.2 Wilcoxon–Mann–Whitney test 45

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 47

4.2 Portofolio Optimal Menggunakan Model Markowitz 50

4.2.1 Return Saham 50

4.2.2 Expected Return Saham 51

4.2.3 Varian dan Standar Deviasi Saham 53

4.2.4 Nilai kovarian saham dalam portofolio 54

4.2.5 Varian dan Standar Deviasi Portofolio 55

4.2.6 Expected Return dan Risiko Portofolio 56

4.3 Portofolio Optimal Model Indeks Tunggal 58

4.3.1 Return dan Expected Return Saham. 58

4.3.2 Return dan Expected Return Pasar 60

4.3.3 Varian Return Pasar . 60

4.3.4 Beta dan Alpha Saham 61

4.3.5 Varians Kesalahan Residu dan (ERB) 62

4.3.6 Cut off Rate dan Cut of Point 64

4.3.7 Penentuan Kandidat Portofolio Optimal 65

4.3.8 Proporsi Setiap Saham 66

4.3.9 Expected Return dan Risiko Portofolio 67

4.4 Uji Normalitas 68

4.5 Uji Hipotesis Komparatif 69

4.5.1 Independent Two Sample T-Test 69

4.5.2 Wilcoxon–Mann–Whitney test 70

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian . 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 72

5.1 Kesimpulan 72

5.2 Saran 73

DAFTAR PUSTAKA 75

DAFTAR LAMPIRAN 77

(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu 24

3.1 Daftar perusahaan pada indeks LQ-45 31

3.2 Jumlah Populasi dan Sampel 33

3.3 Daftar saham LQ-45 yang menjadi sampel pada penelitian 34

4.1 Return Markowitz 51

4.2 Expected Return 52

4.3 Varian dan Standar Deviasi Saham. 53

4.4 Nilai kovarian saham 55

4.5 Varian Portofolio dan Standar Deviasi Portofolio. 56

4.6 Expected Return dan Risiko Portofolio 57

4.7 Return dan Expected Return 59

4.8 nilai β dan α 61

4.9 Perhitungan Nilai σ_(ei^2 ) dan ERB 63

4.10 Perhitungan Nilai Ci dan C* 64

4.11 Kandidat Saham Indeks LQ-45 65

4.12 Proporsi Dana Portofolio Optimal 66

4.13 Expected Return, Varian, dan Risiko Portofolio Optimal 67

4.14 Uji Normalitas Data dengan Kolmogrov-Smirnov. 69

4.15 Uji Independent Two Sample T-Test 69

4.16 Uji Wilcoxon–Mann–Whitney test 70

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Risiko Sistematis dan Tidak Sistematis 14

2.2 Portofolio Efisien 17

2.3 Portofolio Optimal 19

2.4 Kerangka Konseptual 27

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1. Daftar Populasi Penelitian Periode 2016 2018 77

2. Daftar Sampel Perusahaan Periode 2016-2018 79

3. Closing Price 81

4. BI Rate 96

5. Portofolio Optimal Model Markowitz 97

6. Portofolio Optimal Model Indeks Tunggal 101

7. Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogrov-Smirnov 107

8. Hasil Uji Independent Two Sample T-Test 108

9. Hasil Uji Wilcoxon–Mann–Whitney test 108

(14)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum seorang investor melakukan investasi untuk memperoleh keuntungan. Investasi pada hakikatnya merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang Syahyunan (2015).

Investasi juga dapat dilakukan baik dalam jangka pendek atau jangka panjang dengan tujuan akan mendapatkan keuntungan atau manfaat baik lainnya dari hasil investasi tersebut. Investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa mendatang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang ditanggung terkait dengan investasi tersebut. Agar harapan tersebut dapat tercapai, maka sebelum memasuki dunia investasi diperlukan pengetahuan di bidang investasi yang penuh risiko dan ketidakpastian. Modal dan pengetahuan saja belum cukup untuk membuat investasi berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Satu hal lain yang diperlukan adalah ketepatan dalam pemilihan berbagai instrumen investasi.

Jika diperhatikan, pasar modal di Indonesia telah mengalami pasang surut dari waktu ke waktu. Namun beberapa tahun belakangan ini, pasar modal di Indonesia menarik perhatian masyarakat khususnya para investor dan calon investor. Ini terlihat dari kegiatan pasar modal yang semakin berkembang dari tahun ke tahun. Perkembangan ini juga dapat dilihat dari meningkatnya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia serta meningkatnya para

(15)

pelaku investasi atau investor. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sebanyak 600 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per 28 September 2018. Pada 600 perusahaan yang tercatat di BEI tersebut terbagi dalam perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, manufaktur, keuangan, pertambangan, properti, perdagangan, dan sebagainya.

Dengan melihat perkembangan pasar modal yang ada, ini mengindikasikan bahwa pasar modal merupakan tempat yang cukup menarik bagi para investor atau calon investor untuk berinvestasi. Dengan adanya pasar modal, investor memiliki banyak pilihan untuk berinvestasi sesuai dengan tingkat harapan keuntungan dengan tetap memperhatikan risiko yang akan ditanggung. Dalam pasar modal, salah satu bentuk investasi adalah investasi pada saham dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa yang akan datang sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang terikat dengan investasi tersebut.

Keputusan investasi bagi seorang investor menyangkut masa yang akan datang yang mengandung ketidakpastian. Suatu keputusan investasi selalu berhubungan erat dengan tingkat return dan risiko. Investasi saham merupakan salah satu jenis investasi yang mempunyai tingkat return dan tingkat risiko yang tinggi, dalam pengambilan keputusan berinvestasi para investor selalu dihadapkan pada tingkat risiko yang akan dihadapi. Dimana, hubungan antara risiko dan tingkat return yang diharapkan dari investasi merupakan hubungan yang searah.

Artinya semakin besar tingkat return yang diharapkan, maka semakin besar juga risiko yang akan dihadapi investor. Konsep ini, juga tepat untuk menggambarkan

(16)

hubungan antara risiko maupun return bagaikan dua sisi mata uang yang selalu berdampingan. Artinya, dalam berinvestasi disamping menghitung tingkat return yang diharapkan, investor juga harus memperhatikan risiko yang akan dihadapi.

Berkenaan dengan itu, investor dituntut harus jeli mencari investasi yang menawarkan tingkat return yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu, atau investasi yang menawarkan return tertentu pada tingkat risiko terendah. Oleh karena itu, investor dapat mengurangi risiko yang ditanggung akibat dana yang diinvestasikan dengan melakukan diversifikasi dalam portofolio.

Risiko saham secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk).

Risiko investasi yang dapat dihindari melalui diversifikasi saham dengan membentuk portofolio optimal adalah risiko tidak sistematis sedang risiko sistematis tidak dapat dihindari.

Dengan memperhatikan risiko yang ada, pilihan untuk melakukan diversifikasi dilakukan dengan mengukur tingkat return dan risiko yang akan diperoleh atas pemilihan portofolio tersebut, sehingga akan lebih selektif dan mampu memberikan manfaat diversifikasi yang paling optimal. Pada dasarnya, pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan cara diversifikasi, yaitu mengalokasikan atau membagi sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang ada, untuk memaksimalkan return yang diharapkan pada tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggung investor. Para investor dalam pengambilan portofolio banyak mengalami kesulitan untuk memilih saham mana saja yang akan dimasukkan dalam portofolio dan berapa proporsi bagian yang

(17)

akan dialokasikan dalam masing-masing saham yang akan dipilih sehingga membentuk portofolio. Analisis ini perlu diperhatikan untuk membuat keputusan investasi yang tepat. Karakteristik portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio yang efisien. Portofolio dikatakan efisien apabila portofolio tersebut ketika dibandingkan dengan portofolio lain mempunyai expected return terbesar dengan risiko yang sama atau memberikan risiko terkecil dengan expected return yang sama. Hasil dari berbagai pilihan diversifikasi yang ada kemudian dipilih satu portofolio terbaik yang disebut dengan portofolio optimal. Portofolio optimal adalah portofolio yang memberikan hasil kombinasi return tertinggi dengan risiko terendah (Hartono, 2014).

Untuk menganalisis portofolio, diperlukan sejumlah prosedur perhitungan melalui sejumlah data sebagai input tentang struktur portofolio. Adapun analisis mengenai hubungan antara risiko dan return dalam portofolio adalah model Indeks Tunggal dan model Markowitz. Penggunaan dua model tersebut ditujukan untuk membandingkan hasil dari masing-masing model, yang diharapkan mampu memberikan informasi yang jelas bagi investor dalam keputusan investasi dimasa yang akan datang.

Model markowitz dan Model indeks tunggal merupakan model yang dapat digunakan untuk mengukur dan menghitung return dan risiko pada suatu portofolio, serta dapat digunakan untuk menentukkan saham-saham yang mampu membentuk portofolio optimal, sehingga mampu memberikan informasi kepada investor dalam keputusan investasi pada pasar modal dalam bentuk portofolio saham.

(18)

Banyaknya saham yang terdaftar dalam bursa sering membuat investor bingung dalam memilih saham yang baik untuk dimasukkan ke dalam portofolionya. Oleh karena itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) membuat indeks yang berisi saham perusahaan-perusahaan yang memiliki kriteria tertentu untuk mengatasi kesulitan yang dialami para investor yaitu indeks Liquid 45 (LQ-45).

Indeks saham LQ-45 merupakan indeks saham yang diisi oleh 45 perusahaan yang diseleksi menurut kriteria yang ditetapkan BEI seperti saham likuid kapitalisasi pasar yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan tinggi, memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik, tidak fluktuatif dan secara objektif telah diseleksi oleh BEI dan merupakan saham yang aman dimiliki karena fundamental kinerja saham tersebut bagus, sehingga dari sisi risiko kelompok saham LQ 45 memiliki risiko terendah dibandingkan saham- saham lain. Meskipun diisi oleh saham perusahaan-perusahaan yang memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan saham perusahaan- perusahaan lain, LQ-45 tidak luput dari naik turunnya return. Fluktuatif harga pada kelompok saham LQ 45 cenderung smooth menjadikan return dari capital gain tidak setinggi pada kelompok saham yang mengalami fluktuasi harga siginifikan. Karakteristik saham LQ 45 ini dapat mewakili kinerja portofolio saham, dimana penilaian kinerja portofolio dilihat dari dua sisi yaitu hasil dan risiko.

Beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan model indeks tunggal dan model markowitz. Penelitian yang dilakukan oleh Risnawati (2009) menyatakan penentuan portofolio dengan model indeks tunggal akan memberikan return yang optimal dibandingkan dengan penentuan portofolio dengan secara

(19)

random atau acak. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Paudel & Koirala (2016) menyatakan penggunaan model markowitz dapat memberikan pilihan dalam membuat keputusan pembentukan portofolio optimal yang lebih baik.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Komparasi Pembentukan Portofolio Saham Optimal Dengan Menggunakan Model Markowitz Dan Model Indeks Tunggal Dalam Keputusan Berinvestasi Pada Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan return saham yang terbentuk dengan menggunakan model markowitz dan model indeks tunggal ?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan resiko saham yang terbentuk dengan menggunakan model markowitz dan model indeks tunggal ?

3. Apakah terdapat perbedaan komposisi portofolio saham optimal dengan menggunakan model markowitz dan model indeks tunggal ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui saham-saham yang dapat membentuk portofolio optimal pada

(20)

saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model markowitz dan model indeks tunggal.

2. Mengetahui proporsi masing-masing saham yang membentuk portofolio optimal pada saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model markowitz dan model indeks tunggal.

3. Mengetahui besarnya tingkat pengembalian yang diharapkan dan risiko dari portofolio yang terbentuk pada saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model markowitz dan model indeks tunggal.

4. Mengetahui hasil perbandingan antara model markowitz dan model indeks tunggal.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka manfaat penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Pembaca

Harapan peneliti, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi untuk penerapan ilmu pengetahuan khususnya di bidang investasi saham mengenai pembentukan portofolio optimal menggunakan model markowitz dan model indeks tunggal.

2. Bagi Akademisi

Harapan peneliti, hasil dari penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi pengembangan ilmu Manajemen Keuangan mengenai analisis portofolio optimal dengan model Markowitz dan model indeks tunggal pada saham- saham yang masuk dalam indeks saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

(21)

3. Bagi Investor dan Calon Investor

Harapan peneliti, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan serta pertimbangan untuk membantu investor dan calon investor yang akan melakukan diversifikasi untuk mendapatkan portofolio optimal serta dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal, khususnya saham-saham yang masuk dalam indeks saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Harapan peneliti, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai kajian, pertimbangan dan pengembangan kearah yang lebih baik bagi penelitian selanjutnya

5. Bagi Perusahaan.

Harapan peneliti, hasil dari penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai masukan untuk perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam saham indeks LQ-45 untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga menarik perhatian serta menjadi incaran investor dan calon investor untuk berinvestasi.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi

Investasi adalah penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang Tandelilin (2010). Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang Syahyunan (2015). Investasi juga dapat dilakukan baik dalam jangka pendek atau jangka panjang dengan tujuan akan mendapatkan keuntungan atau manfaat baik lainnya dari hasil investasi tersebut. Investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah dividen di masa mendatang, sebagai imbalan atas waktu dan risiko yang ditanggung terkait dengan investasi tersebut.

Ada dua faktor yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan, yaitu tingkat pengembalian dan risiko. Investasi di pasar modal sangat memerlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek–efek mana saja yang akan dibeli, mana yang akan dijual dan mana yang tetap dimiliki (Zubir, 2011)

Keputusan investasi bagi seorang investor menyangkut masa yang akan datang yang mengandung ketidakpastian. Suatu keputusan investasi selalu berhubungan erat dengan tingkat return dan risiko yang akan ditanggung investor terkait dengan investasi yang dilakukan.

(23)

Untuk mengambil keputusan agar tercapai keputusan investasi yang terbaik tersebut meliputi langkah-langkah sebagai berikut (Tandelilin, 2010):

1. Menentukan tujuan investasi

Pada tahap pertama, awalnya investor harus menentukan tujuan investasinya dan besar investasi yang akan dilakukan. Tujuan masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut.

Misalnya, sebuah bank sebagai institusi penyimpanan dana mempunyai tujuan untuk memperoleh return yang lebih tinggi di atas biaya investasi yang dikeluarkan. Biasanya bank lebih menyukai investasi pada sekuritas yang mudah diperdagangkan ataupun pada penyaluran kredit yang lebih berisiko tetapi memberikan harapan return yang tinggi. Sedangkan, sebuah institusi seperti lembaga dana pensiun yang bertujuan untuk memperoleh dana untuk membayar dana pensiun nasabahnya di masa depan mungkin akan memilih investasi pada portofolio reksa dana.

2. Penentuan kebijakan Investasi

Pada tahap kedua ini, penentuan kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi yang telah ditetapkan. Pada tahap ini ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi asset. Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai kelas asset yang tersedia seperti saham, obligasi, real estate ataupun sekuritas lainnya. Investor juga harus memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi seperti seberapa besar dana yang dimiliki dan proporsi pendistribusian dana tersebut serta beban pajak dan pelaporan yang harus ditanggung.

(24)

3. Pemilihan strategi portofolio

Pada tahap ketiga ini, strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Terdapat dua strategi yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Sedangkan, strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.

4. Pemilihan aset

Pada tahap keempat ini, setelah strategi portofolio ditentukan maka dilakukan pemilihan aset-aset yang dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan pada tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return yang diharapkan tertentu dengan tingkat risiko terendah.

5. Pengkuran dan evaluasi kinerja portofolio

Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan dan terus-menerus. Artinya jika tahap pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama, demikian seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang paling optimal.

(25)

Rasional investor diukur dari sejauh mana investor melakukan prosedur pemilihan saham dan penentuan portofolio optimal dari data historis pada saham- saham yang listed di Bursa Efek. Permasalahan ini dapat dijawab melalui dua pendekatan, pertama dengan melakukan penghitungan untuk memilih saham dan menentukan portofolio optimal dengan model indeks tunggal, kedua dengan pola perilaku investor di bursa yang tercermin dari aktivitasnya melakukan transaksi jual beli saham pada saham-saham yang diikutkan dalam portofolio. Investor yang rasional juga melakukan keputusan investasi didasari dengan menganalisis situasi saat ini, mendesain portofolio optimal, menyusun kebijakan investasi, mengimplikasikan strategi investasi; memonitor dan melakukan supervisi pada kinerja khusus para manajer keuangan.

2.1.2 Return

Suatu investasi yang mengandung risiko lebih tinggi seharusnya memberikan return diharapkan yang juga lebih tinggi. Semakin tinggi risiko semakin tinggi pula return yang diharapkan. Investasi yang berisiko (risky asets) mencakup investasi dalam saham, obligasi, reksadana, dan commercial paper.

Sementara investasi tanpa risiko (risk free assets) mencakup investasi dalam deposito. Return merupakan tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya Tandelilin (2010). Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan capital gain yaitu kenaikan harga suatu surat berharga (saham atau surat utang jangka panjang),

(26)

yang bisa memberikan keuntungan bagi investor. Penjumlahan yield dan capital gain disebut sebagai return total suatu investasi.

Return saham adalah tingkat pengembalian yang didapat melalui sejumlah investasi pada saham. Rumus penghitungan return saham dapat dilakukan dengan cara, (Hartono, 2014):

+ Keterangan:

Ri : return saham

Pt : harga saham pada periode t Pt-1 : harga saham periode lalu Dt : dividen pada periode t

Secara sistematis, rumus untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu sekuritas bisa dituliskan dalam persamaan berikut ini:

( ) Keterangan:

E(Ri) : expected return saham i Rit : return saham i pada hari ke t

n : periode waktu atau jumlah hari observasi

2.1.3 Risiko

Portofolio keuangan dapat diartikan sebagai investasi dalam berbagai instrumen keuangan yang dapat diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar uang dengan tujuan menyebarkan sumber perolehan return dan kemungkinan risiko.

(27)

Risiko merupakan kemungkinan terjadinya kerugian atau return negaif dari suatu investasi Syahyunan (2015). Untuk mengurangi risiko investasi, investor harus mengenal jenis risiko investasi. Jenis risiko ini dikelompokan dalam dua kelompok besar, yaitu risiko sistematis atau disebut systemic risk, dan risiko tidak sistematis atau disebut unsystematic risk. Risiko dapat dibedakan menjadi:

1. Risiko sistematis (systematic risk)

Merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Risiko ini disebabkan oleh faktor- faktor yang serentak mempengaruhi harga saham di pasar modal, misalnya perubahan dalam kondisi perekonomian, iklim politik, peraturan perpajakan, kebijakan pemerintah, perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing, dan lain sebagainya.

2. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk)

Merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu.

Misalnya faktor struktur modal, struktur aset, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, dan lain sebagainya.

Gambar 2.1

(28)

Berdasarkan kesediaan dalam menanggung risiko investasi, investor dikenal ada 3 yaitu berani mengambil risiko (risk taker), sikap netral terhadap risiko (risk neutral) dan yang tidak berani mengambil risiko (risk averse). Risk taker adalah sikap seorang yang memilih taruhan yang fair, sedangkan risk neutral adalah seseorang bersikap indifference terhadap taruhan yang fair, dan risk averse adalah investor akan menolak taruhan yang fair Hartono (2014).

Masing-masing ini menyebabkan investor mempunyai preferensi yang berbeda dalam melihat suatu portofolio. Tidak hanya itu, preferensi dari investor akan risiko dari suatu portofolio berbeda juga satu sama lainnya.

Risiko dari suatu portofolio saham bergantung kepada proporsi dari saham- saham individu, varians, dan covarians dari saham- saham tersebut.

Perubahan yang terjadi pada variabel-variabel tersebut akan merubah risiko dari portofolio. Masih berkaitan dengan hal itu, sudah merupakan kebenaran umum bahwa bila saham-saham yang dipilih secara acak dan digabungkan ke dalam suatu portofolio, maka risiko portofolio akan menurun sesuai dengan banyaknya saham yang berbeda ditambahkan. Harry M. Markowits di tahun 1950-an menunjukan bahwa secara umum risiko mungkin dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam bentuk portofolio. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio ialah return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna. Selanjutnya Hartono (2014) juga menyebutkan bahwa salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar atau varian yang merupakan kuadrat dari deviasi standar. Risiko yang diukur dengan ukuran ini mengukur

(29)

risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata- ratanya.

Risiko portofolio juga dapat diukur dengan besarnya deviasi standar atau varian dari nilai-nilai return sekuritas-sekuritas tunggal yang ada di dalamnya.

2.1.4 Portofolio

Arti portofolio adalah kombinasi atau gabungan atau sekumpulan aset, baik berupa real assets maupun financial assets yang dimiliki oleh investor Syahyunan (2015). Untuk menghindari risiko pada suatu investasi antara lain dilakukan melalui diversifikasi saham, yaitu mengelola sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkolerasi negatif dengan membentuk portofolio. Untuk menganalisis portofolio, diperlukan sejumlah prosedur penghitungan melalui sejumlah data sebagai input tentang struktur portofolio. Portofolio saham adalah investasi yang terdiri dari berbagai saham perusahaam yang berbeda dengan harapan bila harga salah satu saham menurun, sementara yang lain meningkat maka investasi tersebut tidak mengalami kerugian (Zubir, 2011).

1. Portofolio Efisien

Investor penghindar risiko adalah investor yang jika dihadapkan pada dua investasi dengan pendapatan diharapkan yang sama dan risiko yang berbeda, maka ia akan memilih investasi dengan tingkat risiko yang lebih rendah Hartono (2014). Jika seorang investor memilki beberapa pilihan portofolio yang efisien, maka portofolio yang paling optimal yang akan dipilihnya. Kunci mengapa investor hanya perlu melihat portofolio terletak pada jika investor akan memilih portofolio yang optimal dari sejumlah

(30)

portofolio yang menawarkan ekspektasi return maksimum untuk berbagai tingkat risiko, atau menawarkan risiko yang minimum untuk berbagai tingkat ekspektasi return. Portofolio yang efisien adalah portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan risiko tertentu, atau memberikan risiko yang terkecil dengan return ekspektasi tertentu.

Portofolio yang efisien dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya atau menentukan tingkat risiko yang tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya Hartono (2014). Investor dapat memilih kombinasi dari aktiva-aktiva untuk membentuk portofolionya. Seluruh set yang memberikan kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva- aktiva yang tersedia disebut dengan opportunity set atau attainable set. Semua titik di attainable set menyediakan semua kemungkinan portofolio baik yang efisien maupun yang tidak efisien yang dapat dipilih oleh investor. Kumpulan (set) dari portofolio yang efisien inilah yang disebut dengan efficient set atau effisien frontier Hartono (2014) Secara umum digambarkan portofolio efisien dan tidak efisien pada Gambar 2.2 sebagai berikut:

E(Rp)

Risiko Gambar 2.2 Portofolio Efisien

III

II

(31)

Pada gambar di atas, garis I, II, dan III merupakan serangkaian portofolio yang mungkin dibentuk (attainable set). Portofolio efisien terletak pada titik II hingga III, sedangkan titik I bukan merupakan portofolio efisien karena dengan tingkat risiko yang sama, portofolio tersebut menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih rendah.

2. Portofolio Optimal

Portofolio optimal dapat ditentukan dengan menggunakan model Markowitz atau dengan model Indeks Tunggal. Untuk menentukan portofolio yang optimal dengan model-model ini, yang pertama kali dibutuhkan adalah menentukan portofolio yang efisien, semua portofolio yang optimal adalah portofolio yang efisien. Investor yang lebih menyukai risiko akan memilih portofolio dengan return yang tinggi dengan membayar risiko yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang kurang menyukai risiko.

Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara akses return dengan beta (excess return to beta ratio). Portofolio optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai excess return to beta (ERB) yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan nilai ERB yang rendah tidak akan dimasukkan dalam portofolio optimal. Dengan demikian diperlukan sebuah titik pembatas (cut-off point) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi Hartono (2014). Portofolio optimal secara umum adalah porotofolio dititik M di Gambar 2.3

(32)

Gambar 2.3 Portofolio Optimal

Portofolio optimal ini merupakan hasil persinggungan garis lurus dar titik Rbr dengan kurva efficient set. Titik persinggungan M ini merupakan titik persinggungan antara kurva efficient set dengan garis lurus yang mempunyai sudut slope terbesar. Slope ini nilainya adalah sebesar return ekspektasi portofolio dikurang dengan return aktiva bebas risiko dibagi dengan deviasi standar return dari portofolio.

2.1.5 Model Markowitz

“Dasar dari Model portofolio markowitz adalah memberi bahan masukan kepada investor untuk menghindari risiko dan memberikan keuntungan yang maksimal pada setiap keputusan” Irham, Fahmi, & Yovi (2011). Investor bertujuan untuk mendapatkan tingkat return yang tinggi, namun dalam berinvestasi tingkati return yang tinggi akan selalu mendapatkan tingkat risiko yang tinggi pula, oleh karena itu Markowitz memberi anjuran agar untuk melakukan diversifikasi. Teori portofolio yang diprakarsai oleh Markowitz menjelaskan tentang berinvestasi pada jalur yang berbeda-beda dengan memecah dana yang dimiliki investor, sehingga tidak berfokus pada satu jalur investasi saja. Pemisahan dana tersebut dilakukan untuk mengurangi

(33)

tingkat risiko yang akan ditanggung investor dimasa mendatang. Dalam tahap evaluasi, pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung.

Menurut Husnan (2005), tidaklah benar jika portofolio yang memberikan keuntungan yang lebih tinggi mesti lebih baik dari portofolio lainnya.

Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi. Teori portofolio mengasumsikan bahwa investor yang rasional menolak untuk meningkatkan risiko tanpa disertai peningkatan pengembalian yang diharapkan. Hubungan antara risiko yang diterima dan pengembalian yang diharapkan merupakan dasar bagi keputusan pinjaman dan investasi modern. Makin besar risiko atas investasi atau pinjaman, makin besar tingkat pengembalian yang diinginkan untuk menutup risiko tersebut.

Pengelolaan dana investasi dengan cara tersebut akan mencipatakan kondisi safety financial atau juga akan terjadi pembentukan portofolio yang optimal. Namun demikian, perlu diakui bahwa sisi normatif dalam berinvestasi tetap terjadi karena hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kepuasan pribadi dari masing-masing pelaku investasi tersebut. Irham, Fahmi, & Yovi (2011) menjelaskan bahwa “Teori portofolio Model markowitz didasari oleh asumsi bahwa periode investasi tunggal, tidak ada biaya transaksi, dan frekuensi investor hanya berdasar pada imbal hasil yang diharapkan dan risiko dari portofolio”. Jika seorang investor berkeinginan untuk memaksimumkan expected return dari suatu portofolio, ia akan meletakkan dananya dalam

(34)

sekuritas yang mempunyai harapan imbal hasil maksimum. Oleh karena itu ada rokumendasi yang menganjurkan agar investor melakukan diversifikasi dan perlu memaksimumkan keuntungan diharapkan.

2.1.6 Model Indeks Tunggal

Salah satu metode pengukuran kinerja portofolio menurut Elton &

Gruber (1995) adalah pegukuran dengan suatu parameter yang dikaitkan dengan tingkat risiko (one parameter performance measure) seperti The Treynor Ratio, The Jensen Ratio dan The Sharpe Ratio. Model indeks tunggal memiliki kesamaan dengan The Treynor Ratio yang mengukur kinerja portofolio berdasarkan besarnya return premium yang dihasilkan oleh tiap unit risiko sistematis yang diukur dengan beta.

Pembentukan portofolio pada dasarnya sangat penting bagi para investor digunakan sebagai dasar dalam melakukan diversifikasi saham agar dapat membentuk portofolio optimal, salah satunya adalah dengan menggunakan model indeks tunggal.

Metode indeks tunggal menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return pasar. Model indeks tunggal juga dapat digunakan untuk menghitung return yang diharapkan dan risiko portofolio.

Model indeks tunggal adalah sebuah teknik untuk mengukur return dan risiko sebuah saham atau potofolio Zubir (2011). Model tersebut mengasumsikan bahwa pergerakan return saham hanya berhubungan dengan pergerakan pasar. Jika pasar bergerak naik, dalam artian pergerakan terhadap saham meningkat, maka harga saham di pasar akan naik juga. Sebaliknya, jika

(35)

pasar bergerak turun, maka harga saham akan turun juga. Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Hal ini menyatakan bahwa return dari sekuritas mungkin berkolerasi karena adanya reaksi umum terhdap perubahan-perubahan nilai pasar. Dengan dasar ini, return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar yang umum dapat dituliskan:

Keterangan:

Ri = return sekuritas ke-i

ai = nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap return pasar

þi = koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat dari perubahan Rm Rm = tingkat return dari indeks pasar

ei =kesalahan residu yang merupakan variabel acak dengan nilai ekspektasinya sama dengan nol atau E(ei) = 0

Model indeks tunggal membagi return dari suatu sekuritas ke dalam dua komponen, yaitu sebagai berikut:

1. Komponen return yang unik diwakili oleh alpha (ai) yang independen terhadap return pasar

2. Komponen return yang berhubungan dengan return pasar yang diwakili oleh þi . Rm

(36)

2.1.7 Indeks Saham LQ-45

Perkembangan perdagangan saham di BEI akan meningkatkan minat investor untuk memantau pergerakan harga saham-saham yang aktif diperdagangkan. Oleh karena itu dipandang perlu untuk membuat indeks baru yang mencerminkan pergerakan harga saham yang aktif diperdagangkan dan juga mempengaruhi keadaan pasar. Maka dibentuk indeks baru yang mencerminkan beberapa kriteria pemilihan yang terdiri dari saham-saham dengan likuiditas, kapitalisasi pasar yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan tinggi dan memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik, yang terdiri dari 45 saham.

Bursa Efek Indonesia terus memantau perkembangan komponen saham yang masuk dalam perhitungan LQ 45. Setiap 6 bulan sekali dilakukan review pergerakan rangking saham-saham yang digunakan dalam perhitungan Indeks LQ 45. Untuk menjamin pemilihan saham, Bursa Efek Indonesia memiliki komisi penasehat yang terdiri dari para ahli dari Bapepam, Perguruan Tinggi dan Profesional di bidang pasar modal yang independen.

Indeks saham LQ-45 merupakan indeks saham yang diisi oleh 45 perusahaan yang diseleksi menurut kriteria yang ditetapkan BEI seperti saham likuid kapitalisasi pasar yang tinggi, memiliki frekuensi perdagangan tinggi, memiliki prospek pertumbuhan serta kondisi keuangan yang cukup baik, tidak fluktuatif dan secara obyektif telah diseleksi oleh BEI dan merupakan saham yang aman dimiliki karena fundamental kinerja saham tersebut bagus, sehingga dari sisi risiko kelompok saham LQ 45 memiliki risiko terendah dibandingkan saham-

(37)

saham lain. Fluktuatif harga pada kelompok saham LQ 45 cenderung smooth menjadikan return dari capital gain tidak setinggi pada kelompok saham yang mengalami fluktuasi harga siginifikan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Berikut ini disajikan beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan, seperti disajikan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti/Tahun Judul Penelitian Variabel

Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian

1 Iwan Firdaus, Sri Anah dan Fitri Nadira (2018)

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal (Studi Kasus: Saham LQ 45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2012- 2016)

Dependen

= Portofolio Optimal --- Independe n = Model Indeks Tunggal

Model Indeks Tunggal

Terdapat 5 saham yang masuk dalam portofolio optimal dengan proporsi masing masing yaitu ASII (80,39%), BBCA (0,06%), ICBP (5,07%), UNTR (5,06%), dan UNVR (9,42%).

Besarnya expected return sebesar 3,65% dan risiko sebesar 0,01%.

2 Kirana Amalia Latulanit, Moh.

Amin, M.

Cholid Mawardi (2018)

Analisis Penentuan Portofolio Optimal dengan Menggunakan Model Markowitz pada

Perusahaan Sektor

Perbankan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia

Dependen

= Potofolio Optimal --- Independe n = Model Markowitz

Model Markowitz

Terdapat 5 saham yang masuk portofolio optimal dengan porsi masing- masing yaitu saham BBCA (50.168%), BBNI (16.608%), BBRI (1.996%), BMRI (5.176%), dan BBTN (26.053%).

Portofolio optimal yang dibentuk menghasilkan tingkat return sebesar 16.21% dan risiko 0.64%.

3 Ika Meriyanti, Jabir Putri, dan Nila Firdausi Nuzula (2018)

Pembentukan Portofolio Optimal dengan Model Indeks

Dependen

= Portofolio Optimal

Model Indeks Tunggal

Terdаpаt 5 sаhаm penyusun portofolio optimаl dаri 46 sаhаm yаng dijаdikаn sаmpel

(38)

Lanjutan Tabel 2.1

No Peneliti/Tahun Judul Penelitian Variabel

Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian

Tunggal (Studi pada Saham Perusahaan yang Tercatat dalam Indeks IDX30 di Bursa Efek Indonesia Dan Strait Times Index Di

Singapore Exchange (Tahun 2015- 2016)

--- Independe n = Model Indeks Tunggal

penelitiаn dengan proporsi masing- masing saham yaitu TLKM (46,66%), АDRO (19,25%), UNVR (14,41%), UNTR (11,96%), dаn А17U (7,44%).

Return ekspektаsi sebesаr sebesаr 0,0173 аtаu 1,73%

dan risiko sebesаr 0,0004208 аtаu 0,0421%.

4 Sandy Setiawan (2017)

Analisis Portofolio Optimal Saham- Saham LQ-45 Menggunkan Single Index Model Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013- 2016.

Dependen

= Portofolio Optimal --- Independe n = Single Index Model

The Single Index Model

Ada 17 saham yang masuk ke dalam portofolio optimal dengan proporsi masing-masing saham yaitu UNVR 22.47%, ICBP 14.14%, AKRA 11.88%, BBCA 11.04%, GGRM 7.38%, BBRI 6.40%, KLBF 5.24%, BBNI 4.68%, JSMR 4.64%, BSDE 3.67%, AALI 1.83%, LPKR 1.56%, INTP 1.37%, CPIN 1.24%, INDF 1.01%, UNTR 0.73%, LSIP 0.73%.

5 Akbar Rifaldy dan Ida Bagus Panji Sedana (2016)

Optimasi Portofolio Saham Indeks Bisnis 27 di Bursa Efek Indoonesia (Pendekatan Model Markowitz).

Dependen

= Portofolio Saham --- Independe n = Model Markowitz

Model Markowitz

Terdapat 5 saham yang masuk dalam portfolio optimal dengan proporsi masing masing saham yaitu AKRA 55,145%, ICBP 2,444%, LPKR 16,056%, SCMA 21,297%, MNCN 5,057%. Tingkat pengembalian 1,645% per bulan dengan risiko sebesar 3,437%.

6 Suroto (2015) Analisis Portofolio Optimal Menurut Model Indeks

Dependen

= Portofolio Optimal ---

Model Indeks Tunggal

Terdapat 8 saham yang masuk dalam portofolio optimal dengan proporsi masing-

(39)

Lanjutan Tabel 2.1

No Peneliti/Tahun Judul Penelitian Variabel

Teknik Analisis

Data

Hasil Penelitian

Tunggal (Studi Empiris padaSaham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode Agustus 2012 - Juli 2015).

Independe n = Model Indeks Tunggal

masing saham, yaitu ICBP (2,32%), GGRM (2,19%), PTBA (2,17%), UNVR (44,59%), EXCL (1,62%), AALI (1,88%), AKRA (12,91%) dan BBCA (32,33%).

Tingkat pengembalian yang diharapkan sebesar 2,7% per bulan dengan risiko sebesar 7,75%.

7 Risnawati (2009)

Analisis investasi dan penentuan portofolio saham optimal di bursa efek Indonesia (studi komparatif penggunaan model indeks tunggal dan model random pada saham LQ-45)

Dependen

= Portofolio Optimal --- Independe n = Model Indeks Tunggal, Model Random

Model Indeks Tunggal, Model Random

ada perbedaan return portofolio antara penentuan portofolio menggunakan model indeks tunggal dengan penentuan portofolio secara random.

Penentuan portofolio dengan model indeks tunggal akan memberikan return yang optimal dibandingkan dengan penentuan portofolio dengan secara random atau acak.

8 Paudel dan Koirala (2006)

“Application of Markowitz and Sharpe Models in Nepalese Stock Market”

Dependen

= Portofolio Optimal --- Independe n = Markowitz and Sharpe Models

Markowitz and Sharpe Models

untuk membentuk portofolio pada saham-saham yang ada di Pasar Modal Nepal, penggunaan Model Markowitz memberikan pilihan dalam membuat keputusan pembentukan portofolio optimal yang lebih baik.

(40)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan. Suatu kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoritis antar variabel bebas dan terikat (Sugiyono, 2009).

Dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi, seorang investor harus mempertimbangkan saham-saham mana yang harus dipilih. Saham yang dipilih otomatis yang memberikan return maksimal dengan risiko tertentu, atau return tertentu dengan risiko minimal. Untuk dapat mengetahui saham-saham mana saja yang dipilih, bisa dilakukan dengan melakukan klasifikasi saham dengan cara pembentukan portofolio optimal saham. Sebagai pedoman dalam menyeleksi saham, langkah yang efisien yaitu dengan melakukan strategi diversifikasi saham dengan membentuk portofolio optimal menggunakan model Markowitz dan model Indeks Tunggal

Gambar 2.4 Kerangka Konseptual

(41)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan diatas, maka dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan yang signifikan return saham yang terbentuk dengan menggunakan model markowitz dan model Indeks Tunggal.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan resiko saham yang terbentuk dengan menggunakan model markowitz dan model Indeks Tunggal.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan komposisi portofolio saham optimal dengan menggunakan model markowitz dan model Indeks Tunggal.

(42)

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian Sanusi (2011). Metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi, dimana pendekatan ini terdiri dari perumusan masalah, penyusunan model, mendapatkan data, mencari solusi, menganalisis, dan mengimplementasikan hasil.

Penelitian deksriptif berfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta yang diperoleh pada saat penelitian dilakukan. Tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Deskriptif yang digambarkan pada penelitian ini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pembentukan portofolio saham yang termasuk dalam indeks LQ-45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan model indeks tunggal.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id, www.bi.go.id, dan www.investing.com. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019 sampai dengan Januari 2019.

(43)

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional digunakan untuk pemusatan pembahasan terhadap tujuan penelitian yang ingin dicapai, sehingga arah tujuan tidak keluar dari batasan yang akan diteliti. Berdasarkan hal tersebut, maka fokus penelitian ini adalah menentukan saham-saham unggulan apa saja yang akan membentuk portofolio optimal, menentukan proporsi dana masing-masing saham yang akan membentuk porofolio optimal dengan menggunakan model markowitz dan model indeks tunggal, dan menentukan besar risiko yang akan ditanggung serta tingkat pengembalian yang akan diterima investor.

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama. (Umar, Arikunto, & Sukandarumidi, 2014).

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh emiten atau perusahaan go public yang seluruh saham-sahamnya tercatat ke dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia selama empat periode yaitu periode Agustus 2016 sampai dengan Januari 2017, Februari 2017 sampai dengan Juli 2017, Agustus 2017 sampai dengan Januari 2018, Februari 2018 sampai dengan Juli 2018.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Sugiyono (2005). Penelitian ini mengambil sampel dengan metode

(44)

purposive sampling. Purposive Sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

Perusahaan yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Emiten atau perusahaan yang secara berturut-turut tercatat di Bursa Efek Indonesia yang tergolong ke dalam indeks LQ-45 pada 4 (empat) periode yaitu periode Agustus 2016 sampai dengan Januari 2017, Februari 2017 sampai dengan Juli 2017, Agustus 2017 sampai dengan Januari 2018, Februari 2018 sampai dengan Juli 2018.

2. Perusahaan yang tidak melakukan stock split selama periode penelitian.

Hasil seleksi dari sampel pada penelitian ini yang terdapat pada indeks LQ-45.

Tabel 3.1

Daftar perusahaan pada indeks LQ-45

No Kode Nama Perusahaan Kriteria 1 Kriteria 2

Sampel P1 P2 P3 P4

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk - 2 ADHI Adhi Karya (Persero)

Tbk

1

3 ADRO Adaro Energy Tbk 2

4 AKRA AKR Corporindo Tbk 3

5 ANTM Aneka Tambang Tbk 4

6 ASII Astra Internasional Tbk 5 7 ASRI Alam Sutera Realty Tbk - - 8 BBCA Bank Central Asia Tbk 6 9 BBNI Bank Negara Indonesia

(Persero) Tbk

7

10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

8

11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

9

12 BJBR BPD Jawa Barat dan Banten Tbk

- -

Gambar

Gambar 2.3   Portofolio Optimal
Gambar 2.4   Kerangka Konseptual
Tabel 4.1  Return  No  Kode  Ri  1  ADHI  -0.1033  2  ADRO  0.0642  3  AKRA  -0.0209  4  ANTM  0.0280  5  ASII  0.0833
Tabel 4.2  Expected Return  No  Kode  E(Ri)  1  ADHI  -0.0192  2  ADRO  0.0311  3  AKRA  -0.0170  4  ANTM  0.0113  5  ASII  -0.0019  6  BBCA  0.0210  7  BBNI  0.0167  8  BBRI  0.0141  9  BBTN  0.0120  10  BMRI  0.0129  11  BSDE  -0.0158  12  GGRM  0.0064
+4

Referensi

Dokumen terkait

113 database apotekannur.SQL, Bagian kasir atau pelayanan melakukan cetak kwitansi dan laporan, struk yang telah dicetak diberikan kepada konsumen untu di arsipkan,

Wakil/Ejen tidak akan bertanggungjawab sekiranya hartanah yang dilelong ditarik balik (call-off) oleh Pelelong sebelum dan semasa lelongan dijalankan.. UNTUK PERTANYAAN LANJUT:

Kesimpulan : Konsumsi kapsul cengkih dengan dosis 1, 2, atau 3 gram per hari selama 14 hari dapat menurunkan kadar asam urat pada wanita prediabetes secara signifikan

Penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Tahun 2018 merupakan bagian dari Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Serentak berdasarkan

Jika target kuantitas dan kualitas kegiatan sesuai Dokumen Pekerjaan pada Lampiran 1 telah tercapai Ramun braya yang dikeluarkan lebih kecil daripada jumlah yang telah

Salah satu teknik yang dapat dipergunakan untuk memisahkan campuran ini adalah teknik sentrifugasi, yaitu metode yang digunakan dalam untuk mempercepat proses pengendapan

Peneliti melihat sebuah fenomena yang menarik ketika target pembaca, baik perempuan maupun laki laki, diberikan kebebasan serta kesempatan yang sama untuk mengekspresikan

Apakah bayi pernah mengalami diare yang berkepanjangan, berulang, yang kadang dapat disertai darah, muntah, nyeri perut (rewel) dimana tidak disertai demam atau