• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR EKONOMI ISLAM. Penulis Dr. Moh Nasuka, SE., M.Pd.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGANTAR EKONOMI ISLAM. Penulis Dr. Moh Nasuka, SE., M.Pd."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Penulis

Dr. Moh Nasuka, SE., M.Pd.

(2)

P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M | ii PENGANTAR EKONOMI ISLAM

Penulis

Dr. Moh Nasuka, SE., M.Pd.

Editor

Mohammad Yunies Edward, S.E., M.M.

Purwo Adi Wibowo, S.E., M. Sc.

Layouter

Ayu Oktafia Ningrum Desain cover

Tim Desain

Cetakan ke 1, Edisi 1, November 2021 Diterbitkan oleh:

UNISNU Press

Alamat: Kampus UNISNU Jepara 08957-1000-3000 ; 0857-2930-2000 IG: @pressunisnu; FB: Unisnu Press Jepara Email: unisnupress@unisnu.ac.id

x + 183 hlm.; 15,5 x 23 cm.

ISBN 978-623-5809-02-1

Hak cipta pada penulis; hak penerbitan pada UNISNU Press Tidak boleh direproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun

tanpa izin tertulis dari penerbit.

Isi buku sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Penerbit dan percetakan tidak bertanggungjawab atas isi buku.

(3)

iii | P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M

Prakata

Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Agung. Shalawat serta salam tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada para shahabat, pengikut dan orang-orang yang berada di jalannya hingga akhir zaman.

Buku “Pengantar Ekonomi Islam” ini hanyalah sebuah catatan kecil dari ilmu ekonomi islam yang sedemikian luas.

Kehadiran ekonomi Islam pada dasarnya adalah untuk memastikan setiap denyut dan napas ekonomi dijalankan, serta membuat masyarakat menjadi semakin beriman dan bertakwa, sehingga Allah Swt. akan menurunkan kebaikan bagi kehidupan manusia (berkah). Kebaikan bisa berbentuk kemakmuran, terpeliharanya tatanan sosial, atau lestarinya kehidupan masyarakat dengan baik. Dengan demikian, kebaikan tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi, income per kapita, atau rendahnya pengangguran dan terkendalinya inflasi.

Selama ini ekonomi dipahami sebagai upaya menggapai materi yang berlimpah demi memperoleh kesejahteraan.

Pemahaman seperti ini perlu diperbaiki, tidak selamanya materi yang berlimpah membawa kesejahteraan. Terlebih lagi, ternyata ada perbedaan mendasar antara kesejahteraan dalam ekonomi konvensional dengan kesejahteraan dalam ekonomi Islam. Dalam ekonomi Islam, kebahagiaan suatu negeri akan terwujud jika penduduknya beriman dan bertakwa. Oleh karena itu, ekonomi Islam tidak bisa dilepaskan dari upaya serius untuk membuat penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa.

Buku ini membahas konsep dan kerangka dasar ekonomi Islam untuk memberikan fondasi yang kuat bagi siapapun yang ingin belajar ekonomi Islam, mulai dari pengertian ekonomi Islam, epistemologi ekonomi Islam, falsafah ekonomi Islam, prinsip ekonomi Islam, dan tujuan ekonomi Islam.

Semoga buku ini bisa memberikan manfaat berlipat karena bukan sekedar dimengerti isinya, tetapi yang lebih penting dari itu dapat diamalkan sebaik-baiknya ikhlas karena Allah SWT.

Al-Faqir ilallah

(4)

P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M | iv

(5)

v | P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M

Daftar Isi

Prakata ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ...ix

Daftar Gambar... x

BAB 1 SISTEM EKONOMI ... 1

A. Sistem Ekonomi Kapitalis ... 1

B. Sistem Ekonomi Sosialis ... 4

C. Sistem Ekonomi Islam ... 8

D. Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis, dan Islam .... 12

SOAL... 16

BAB 2 SISTEM EKONOMI ISLAM ... 17

A. Pengertian Ekonomi Islam ... 17

B. Prinsip Dasar Ekonomi Islam ... 18

C. Karakteristik Ekonomi Islam ... 21

SOAL... 26

BAB 3 RIBA ... 27

A. Pengertian Riba ... 27

B. Dasar Hukum Riba ... 28

C. Jenis-Jenis Riba ... 30

D. Alasan Melakukan Riba ... 31

E. Perbedaan Bunga dan Riba ... 32

F. Dampak Riba ... 33

G. Bunga, Riba, dan Masyarakat ... 34

SOAL... 36

(6)

P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M | vi

BAB 4 TEORI KONSUMSI ... 37

A. Maslahah dalam Konsumsi ... 37

B. Kebutuhan dan Keinginan ... 42

C. Maslahah dan Nilai-Nilai Ekonomi Islam ... 43

SOAL ... 45

BAB 5 TEORI PRODUKSI ... 47

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Menurut Islam ... 47

B. Tujuan Produksi Menurut Islam ... 48

C. Motivasi Produsen dalam Berproduksi ... 51

D. Produksi dalam Pandangan Islam ... 52

E. Prinsip Produksi dalam Ekonomi Islam ... 53

SOAL ... 56

BAB 6 DISTRIBUSI PENDAPATAN ... 57

A. Konsep Moral Islam dalam Sistem Distribusi Pendapatan ... 57

B. Distribusi Pendapatan ... 61

C. Distribusi Pendapatan dalam Konteks Rumah Tangga (Household) ... 63

D. Distribusi Pendapatan dalam Konteks Negara .. 65

SOAL ... 67

BAB 7 TEORI TENTANG UANG ... 69

A. Sejarah Uang ... 69

B. Uang dalam Pandangan Islam ... 71

C. Fungsi Uang dalam Pandangan Islam ... 73

D. Uang Kertas dalam Pandangan Islam... 73

E. Hubungan Uang dengan Modal dalam Perspektif Islam ... 75

(7)

vii | P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M

SOAL... 76

BAB 8 PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM ISLAM ... 77

A. Hukum Permintaan ... 77

B. Teori Permintaan Islami ... 85

C. Hukum Penawaran ... 92

D. Teori Penawaran Islami... 95

SOAL... 98

BAB 9 PERMINTAAN DAN PENAWARAN DALAM ISLAM ... 99

A. Pengaruh Zakat terhadap Penawaran ... 99

B. Pembentukan Harga Keseimbangan ... 100

C. Pemikiran Ibnu Khaldun tentang Permintaan dan Penawaran ... 102

SOAL... 108

BAB 10 MEKANISME PASAR ISLAMI ... 109

A. Islam dan Sistem Pasar ... 109

B. Harga dan Persaingan Sempurna dalam Islam . 114 C. Pengawasan Pasar ... 116

D. Mekanisme Pasar dalam Perspektif Sejarah Islam ... 119

SOAL... 124

BAB 11 PENDAPATAN NASIONAL DALAM PERSPEKTIF ISLAM ... 125

A. Keberatan terhadap Penggunaan GNP ... 125

B. GNP dalam Perspektif Islam ... 126

SOAL... 134

(8)

P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M | viii BAB 12 KEBIJAKAN FISKAL DALAM

EKONOMI ISLAM ...135

A. Polisi Kebijakan Fiskal ... 135

B. Kebijakan Pendapatan Ekonomi Islam ... 136

C. Kebijakan Belanja Ekonomi Islam ... 138

D. Kebijakan Fiskal Masa Rasulullah ... 140

E. Kebijakan Fiskal Masa Sahabat... 142

F. Formulasi Kebijakan Fiskal Islami di Era Modern ... 150

SOAL ... 150

BAB 13 KEBIJAKAN MONETER DALAM EKONOMI ISLAM ...151

A. Kebijakan Moneter tanpa Bunga ... 151

B. Posisi Bank Sentral dalam Islam ... 152

C. Mengelola Kebijakan Moneter ... 154

D. Instrumen Kebijakan Moneter ... 155

SOAL ... 161

BAB 14 LEMBAGA KEUANGAN ISLAM DI INDONESIA ...163

A. Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah .... 163

B. Perbankan... 164

C. Asuransi ... 166

D. Pasar Modal ... 168

E. Pegadaian ... 172

F. Dana Pensiun ... 175

G. Lembaga Keuangan Internasional ... 175

SOAL ... 176

DAFTAR PUSTAKA ...177

(9)

ix | P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M

Daftar Tabel

Tabel 1 Perbedaan Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis,

dan Islam ... 13 Tabel 2 Harga, Penawaran Individu, dan Penawaran

Pasar ... 94 Tabel 3 Kemaslahatan Bagi Masyarakat Berdasarkan

Mekanisme Pasar Dalam Islam ... 114

(10)

P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M | x

Daftar Gambar

Gambar 1. Pergeseran Kurva Permintaan Pengaruh Harga

Komoditas ... 82

Gambar 2. Pergeseran Kurva Permintaan Pengaruh Bukan Harga Komoditas ... 83

Gambar 3.a Kendala Israf pada Anggaran Tertentu ... 87

Gambar 3.b Kendala Israf ketika Anggaran Meningkat ... 87

Gambar 4. Kurva Penawaran Bentuk Linear ... 93

Gambar 5. Kurva Penawaran Bentuk Non-Linear ... 93

Gambar 6.a Kurva Penawaran Individu ... 94

Gambar 6.b Kurva Penawaran Pasar... 94

Gambar 7. Kurva Harga Keseimbangan ...101

(11)

1 | P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M

BAB 1

SISTEM EKONOMI

A. Sistem Ekonomi Kapitalis

apitalisme sebagai sistem ekonomi muncul pada abad ke-16, yang didorong dengan munculnya industri sandang di Inggris.

Sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang asset-aset produktif dan atau faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh sektor individu/swasta (Mandala & Prathama, 2008). Menurut Milton H. Spencer, penulis buku Contemporary Economics (1997), sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang dicirikan oleh hak milik individu (private ownership) atas alat-alat produksi dan distribusi dan pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi yang kompetitif.

Pada sistem ekonomi ini terdapat keleluasaan bagi perorangan untuk memiliki sumber daya, seperti kompetisi antar individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan antar badan usaha dalam mencari keuntungan. Prinsip “keadilan” yang dianut oleh ekonomi kapitalis adalah setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi kerjanya (Itang & Daenuri, 2017).

Tokoh pendiri dari sistem ekonomi kapitalis adalah Adam Smith yang lahir di Kirkcaldy, Skotlandia. Adam Smith memandang bahwa ada sebuah kekuatan tersembunyi yang akan mengatur pasar (invisible hand), maka pasar harus memiliki laissez-faire atau kebebasan dari intervensi pemerintah. Pemerintah hanya bertugas sebagai pengawas dari semua pekerjaan yang dilakukan oleh rakyatnya.

Pengaruh pandangan dan pemikiran Adam Smith sangat luas.

Dapat dikatakan bahwa hampir semua pembahasan di bidang

K

(12)

P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M | 2

ekonomi dikaitkan dengan pandangan Smith. Yang menjadikan dirinya termasyur bukanlah keorisinilan pandangannya. Penghargaan yang sangat tinggi terhadap Smith adalah karena ia berhasil menciptakan sebuah sistem ekonomi. Sistem ekonomi itu berupa sistem ekonomi pasar, yang kadang-kadang juga disebut sistem ekonomi liberal (karena sistem ekonomi ini memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi individu-individu atau unit-unit perekonomian untuk melakukan yang terbaik bagi kepentingan mereka masing- masing) atau sistem ekonomi kapitalis (Itang & Daenuri, 2017).

Sistem ekonomi kapitalis memiliki prinsip dasar yang dijadikan acuan dalam melakukan kegiatan ekonomi, yaitu:

1. Kebebasan Memiliki Harta Secara Perorangan

Setiap individu dapat memiliki harta secara perorangan, membeli, dan menjual hartanya menurut yang dikehendakinya tanpa batas. Individu mempunyai kuasa penuh terhadap hartanya dan bebas menggunakan sumber-sumber ekonomi menurut cara yang dikehendaki.

Teori yang menjadi landasan prinsip ini adalah bahwa individu adalah menjadi pemilik satu-satunya apa yang dihasilkannya, sedangkan orang lain tidak mempunyai hak apa-apa terhadap hasil kerja kerasnya. Ia berhak memonopoli semua alat produksi yang diperoleh dengan usahanya, berhak untuk tidak mengeluarkanya kecuali pada sektor yang mendatangkan keuntungan pada dirinya (Rozalinda, 2014).

2. Kebebasan Ekonomi dan Persaingan

Setiap individu berhak untuk mendirikan, mengorganisir, dan mengelola perusahaan yang diinginkan. Individu juga berhak terjun dalam semua bidang perniagaan dan memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Negara tidak boleh ikut campur tangan dalam semua kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk mencari keuntungan selagi kegiatan tersebut sah dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(13)

3 | P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M Sistem ekonomi kapitalis dinilai memiliki kelebihan dan kelemahan yang sangat mencolok. Kelebihan dan kelemahan tersebut diantaranya (Itang & Daenuri, 2017):

1. Kelebihan Sistem Ekonomi Kapitalis

Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh sistem ekonomi kapitalis adalah sebagai berikut:

a. Penganut mazhab kapitalis menyatakan bahwa kebebasan ekonomi dapat membuat masyarakat memiliki banyak peluang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

b. Persaingan bebas di antara individu akan mewujudkan tahap

“produksi“ dan tingkat “harga“ pada tingkat yang wajar dan akan membantu mempertahankan penyesuaian yang rasional di antara kedua variabel. Persaingan akan mempertahankan keuntungan dan upah pada tingkat yang sederhana.

c. Para ahli ekonomi kapitalis menyatakan bahwa motivasi untuk mendapatkan keuntungan merupakan tujuan yang terbaik, sebanding dengan tujuan untuk memaksimumkan hasil.

2. Kelemahan Sistem Ekonomi Kapitalis

Kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh sistem ekonomi kapitalis adalah sebagai berikut:

a. Persaingan bebas yang tidak terbatas, mengakibatkan banyak keburukan dalam masyarakat apabila ia mengganggu kapasitas kerja dan sistem ekonomi serta munculnya semangat persaingan diantara individu. Sebagai contoh hak individu yang tidak terbatas untuk memiliki harta mengakibatkan distribusi kekayaan yang tidak seimbang dalam masyarakat dan pada akhirnya akan merusak sistem perekonomian.

b. Adanya perbedaan yang radikal (jelas) antara hak-hak majikan dan pekerja, penerima upah tidak mempunyai kesempatan yang sama dengan saingannya, sehingga

(14)

P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M | 4

ketidakadilan ini memperdalam gap (jurang) antara yang kaya dan miskin.

c. Sistem ekonomi kapitalis, di satu pihak memberikan seluruh manfaat produksi dan distribusi di bawah penguasaan para ahli, yang mengesampingkan masalah kesejahteraan masyarakat banyak dan membatasi mengalirkan kekayaan di kalangan orang-orang tertentu saja. Di pihak lain menjamin kesejahteraan semua pekerja kepada beberapa orang yang hanya mementingkan diri sendiri (Manan, 1995).

B.

Sistem

Ekonomi Sosialis

osialisme berasal dari kata sosial, sesuatu yang menyangkut aspek hidup masyarakat. Sistem ekonomi sosialis merupakan bentuk resistensi dari sistem ekonomi kapitalis yang dituding sebagai penyebab tidak tercapainya kesejahteraan yang merata. Dalam sistem ekonomi sosialis, pemerintah mempunyai andil besar dalam mengatur roda perekonomian di sebuah Negara. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan terhadap rantai perekonomian masyarakat (Itang & Daenuri, 2017).

Sistem ekonomi sosialis dapat diartikan sebagai sebuah sistem ekonomi yang menekankan kepemilikan kolektif dari alat-alat produksi dengan memberikan suatu peran yang besar pada negara dalam menjalankan perekonomian dengan kepemilikan masyarakat luas atas industri secara merata guna kemakmuran masyarakat (Effendi, 2019).

Dalam masyarakat sosialis yang menonjol adalah rasa kebersamaan atau kolektivisme. Salah satu bentuk kolektivisme yang ekstrim adalah komunisme. Keputusan-keputusan ekonomi itu disusun, direncanakan dan dikontrol oleh kekuasaan pusat.

Komunisme dapat dikatakan sebagai bentuk sistem paling ekstrim di antara golongan kiri sosialis, sebab untuk mencapai masyarakat komunis yang dicita-citakan diperoleh melalui suatu revolusi.

S

(15)

5 | P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M Perekonomian yang didasarkan atas sistem yang segala sesuatunya serba dikomando ini sering juga disebut sistem

“perekonomian komando”. Begitu juga karena dalam sistem komunis negara merupakan penguasa mutlak, perekonomian komunis juga sering disebut “sistem ekonomi totaliter”. Istilah lain yang sering digunakan adalah “anarkisme” yang merujuk pada suatu kondisi sosial pemerintahan yang tidak main paksa dalam menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaannya, melainkan dipercayakan kepada asosiasi-asosiasi individu secara bebas dalam sistem sosial kemasyarakatan yang ada (Deliarnov, 2015).

Tokoh pendiri sistem ekonomi sosialis adalah Karl Marx yang lahir pada 5 Mei 1818 di Trier, Jerman. Karl Marx yang merupakan sosialis radikal yang memiliki pandangan bahwa hak individu harus dihapus, termasuk hak kepemilikan tanah. Di samping itu kaum tani bukan golongan yang penting dalam masyarakat yang bergerak menuju masyarakat sosialis sejati. Marx berpendapat demikian karena faham dialekti materialismenya, yang menganggap bahwa sejarah bisa berubah hanya disebabkan oleh faktor-faktor produksi dan penguasaan sarana produksi oleh kaum proletar yang selama ini diperas oleh kaum kapitalis.

Selain Karl Marx, St. Simon juga merupakan tokoh pendiri sistem ekonomi sosialis. Claude Henri de Rouvroy Comte de Saint Simon. Lebih dikenal Henri de Saint Simon. Lahir 17 Oktober 1760 di Paris, Prancis. Dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan perlunya sarana-sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/negara.

Sistem ekonomi sosialis memiliki prinsip dasar yang dijadikan acuan dalam melakukan kegiatan ekonomi, yaitu:

1. Pemilik Harta oleh Negara

Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak

(16)

P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M | 6

diperbolehkan. Sistem ini dibangun atas dasar bahwa alat-alat produksi seluruhnya menjadi milik bersama antara anggota masyarakat. Individu secara perorangan tidak mempunyai hak untuk memiliki dan memanfaatkan sumber-sumber produksi.

Apalagi bertindak atas kemauan pribadi. Individu-individu tidak mungkin memperoleh sesuatu kecuali dari upah dan jasanya terhadap masyarakat. Jadi masyarakatlah yang sebenarnya menyediakan kebutuhan hidup bagi mereka- mereka yang sedang mengerjakan pekerjaanya. Didalam sistem ini tidak ada yang namanya “hak milik perorangan”. Hal ini sangat berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang memberikan hak sepenuhnya kepada perorangan untuk memiliki dan menikmati sumber-sumber produksi.

2. Kesamaan Ekonomi

Sistem ekonomi sosialis menyatakan bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan. Untuk mencapai tujuan kesamaan ekonomi, seluruh urusan negara diletakkan di bawah peraturan kaum buruh yang diambil alih semua aturan produksi dan distribusi.

3. Disiplin Politik

Aturan yang diberlakukan sangat ketat untuk lebih mengefektifkan praktek sosialisme karena memberikan suatu peran yang besar pada negara dalam menjalankan perekonomian.

Sistem ekonomi sosialis tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda dengan sistem ekonomi lainnya, yaitu (Itang & Daenuri, 2017):

1. Kelebihan Sistem Ekonomi Sosialis

Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh sistem ekonomi sosialis adalah sebagai berikut:

a. Disediakannya kebutuhan pokok b. Didasarkan perencanaan negara c. Produksi dikelola oleh negara

(17)

7 | P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M 2. Kelemahan Sistem Ekonomi Sosialis

Kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh sistem ekonomi sosialis adalah sebagai berikut:

a. Sulit melakukan tawar menawar bagi individu.

b. Terikat pada sistem dictator dimana buruh dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.

c. Mengabaikan pendidikan moral individu.

Namun, ternyata sistem ini justru menyengsarakan rakyat diatas slogan “Demi Kesejahteraan Rakyat Bersama”. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya (Rozalinda, 2014):

1. Tawar menawar sangat sulit dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadinya.

2. Sistem ini secara tidak langsung terikat oleh sistem sistem ekonomi diktator. Buruh dijadikan budak masyarakat dan memaksanya bekerja seperti mesin.

3. Dalam sistem ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu diabaikan. Akibatnya masyarakat akan terbagi beberapa kelompok (buruh dan majikan). Seluruh kekuasaan akan berada ditangan buruh (proletariat) yang kurang berpendidikan.

4. Sistem ekonomi sosialis mencoba untuk mencapai tujuan melalui larangan-larangan eksternal dan menyampingkan pendidikan moral. Dibalik upaya memupuk semangat persaudaraan dan kerjasama yang baik antara majikan dengan buruh, sistem sosialis menimbulkan rasa permusuhan dan dendam.

(18)

P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M | 8

C.

Sistem

Ekonomi Islam

konomi Islam dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-iqtishad alIslam. Al-iqtishad secara bahasa berarti al-qashdu yaitu pertengahan dan berkeadilan. Sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam.

Sumber dari keseluruhan nilai tersebut adalah Al-Qur’an, As- Sunnah, Ijma, dan Qiyas. Nilai-nilai sistem ekonomi Islam ini merupakan bagian integral dari keseluruhan ajaran Islam yang komprehensif dan telah dinyatakan oleh Allah SWT sebagai ajaran yang sempurna. Firman Allah SWT: (QS. Al-Ma’idah : 3).

َشْخاَو ْمُهْوَشَْتَ َلََف ْمُكِنْيِد ْنِم اْوُرَفَك َنْيِذَّلا َسِٕىَي َمْوَ يْلَا ِنْو

ْمُكَل ُتْلَمْكَا َمْوَ يْلَا ۗ

اًنْ يِد َم َلَْسِْلْا ُمُكَل ُتْيِضَرَو ِْتَِمْعِن ْمُكْيَلَع ُتْمَْتَْاَو ْمُكَنْ يِد َف ۗ

ِْفِ َّرُطْضا ِنَم

ِِلْ ٍفِناَجَتُم َرْ يَغ ٍةَصَمَْمَ

ٍْث ٌمْيِحَّر ٌرْوُفَغ َهّٰ للا َّنِاَف ۗ

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Ku-ridhoi Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al- Ma’idah : 3)

Beberapa definisi lain yang diajukan menurut ekonomi muslim mengenai sistem ekonomi Islam, diantaranya (Farida, 2011):

1. M.A. Manan (1992:19) di dalam bukunya yang berjudul “Teori dan Praktik Ekonomi Islam” menyatakan bahwa ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.

2. Menurut M.M. Metwally, ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari perilaku muslim (yang beriman) dalam suatu masyarakat Islam yang mengikuti Islam yang mengikuti Al- Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas.

3. Menurut Umar Chapra, ekonomi Islam sebagai suatu cabang pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan

E

(19)

9 | P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M manusia melalui suatu alokasi dan distribusi sumber daya langka yang seirama dengan maqashid (tujuan-tujuan syariah), tanpa mengekang kebebasan individu, menciptakan ketidak seimbangan makroekonomi dan ekologi yang berkepanjangan, atau melemahkan solidaritas keluarga dan sosial, serta jaringan moral masyarakat.

Karena didasarkan pada nilai-nilai Ilahiah, sistem ekonomi Islam tentu saja akan berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang didasarkan pada ajaran kapitalisme dan sistem ekonomi sosialis yang didasarkan pada ajaran sosialisme. Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki sistem ekonomi Islam diantaranya (Itang & Daenuri, 2017):

1. Kelebihan Sistem Ekonomi Islam

Kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh sistem ekonomi Islam adalah sebagai berikut:

a. Menunjang kebebasan individu b. Mengakui hak individu terhadap harta c. Jaminan sosial

d. Distribusi kelayakan

e. Larangan menumpuk kekayaan f. Kesejahteraan individu dan masyarakat 2. Kekurangan Sistem Ekonomi Islam

Kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh sistem ekonomi Islam adalah sebagai berikut:

a. Lambatnya perkembangan literatur ekonomi Islam b. Praktek ekonomi konvensional lebih dahulu dikenal

c. Tidak ada representasi ideal negara yang menggunakan sistem ekonomi Islam

d. Pengetahuan sejarah pemikiran ekonomi Islam kurang e. Pendidikan masyarakat yang materialisme

Dalam sistem ekonomi ini, terdapat beberapa tokoh yang mendukung pemikiran ekonomi Islam, diantaranya (Karim, 2014):

1. Ibnu Khaldun (732 – 808 Hijriah / 1132 – 1404 Masehi)

(20)

P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M | 10

Secara umum Ibn Khaldun sangat menekankan pentingnya suatu sistem pasar yang bebas. Ia menentang intervensi negara terhadap masalah ekonomi dan percaya akan efisiensi sistem pasar bebas. Ia juga telah membahas tahap-tahap pertumbuhan dan penurunan perekonomian dimana dapat saja berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Ia juga menekankan pentingnya demand side economics khususnya pengeluaran pemerintah, sebagaimana pandangan Keynesian, untuk mencegah kemerosotan bisnis dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Dalam situasi kemerosotan ekonomi, pajak harus dikurangi dan pemerintah harus meningkatkan pengeluarannya untuk merangsang pertumbuhan ekonomi.

2. Abu Yusuf (113 – 182 Hijriah / 731 – 798 Masehi)

Abu Yusuf menekankan pentingnya prinsip keadilan, kewajaran dan penyesuaian terhadap kemampuan membayar dalam perpajakan, serta perlunya akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara. Ia juga membahas teknik dan sistem pemungutan pajak, serta perlunya sentralisasi pengambilan keputusan dalam administrasi perpajakan. Menurutnya, negara memiliki peranan besar dalam menyediakan barang atau fasilitas publik, yang dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi, seperti:

jalan, jembatan, bendungan, dan irigasi. Dalam aspek mikro ekonomi, ia juga telah mengkaji bagaimana mekanisme harga bekerja dalam pasar, kontrol harga, serta apakah pengaruh berbagai perpajakan terhadapnya.

Dalam sistem ekonomi Islam, terdapat nilai-nilai universal yang menjadi dasar inspirasi untuk membangun teori-teori ekonomi Islam, diantaranya (Itang & Daenuri, 2017):

1. Tauhid (Keesaan Tuhan)

Tauhid adalah fondasi ajaran Islam. Ini bermakna bahwa segala apa yang di alam semesta ini didesain dan dicipta dengan sengaja oleh Allah SWT, bukan kebetulan dan semuanya pasti memiliki tujuan. Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk

(21)

11 | P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M beribadah kepada-Nya. Karena kepada-Nya kita akan mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita, termasuk aktivitas ekonomi dan bisnis.

2. ‘Adl (Keadilan)

Dalam banyak ayat, Allah memerintahkan manusia untuk berbuat adil. Dalam Islam adil didefinisikan sebagai tidak menzalimi dan tidak dizalimi. Implikasinya ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak boleh untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam. Tanpa keadilan, manusia akan berkelompok- kelompok dalam berbagai golongan.

3. Nubuwwah (Kenabian)

Fungsi Rasul adalah untuk menjadi model terbaik yang harus diteladani manusia agar mendapat keselamatan dunia dan akhirat.

Untuk umat Muslim, Allah telah mengirimkan “manusia model”

yang terakhir dan sempurna untuk diteladani sampai akhir zaman, Nabi Muhammad saw. Sifat-sifat utama sang model yang harus diteladani oleh manusia pada umumnya dan pelaku ekonomi dan bisnis pada khususnya adalah Siddiq (benar, jujur), Amanah (tanggung jawab, kepercayaan, kredibilitas), Fathanah (kecerdikan, kebijaksanaan, intelektual), dan Tabligh (komunikasi, keterbukaan, pemasaran).

4. Khalifah (Pemerintah)

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman bahwa manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi. Artinya, untuk menjadi pemimpin dan pemakmur bumi. Oleh karena itu, pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin. Dalam Islam, pemerintah memainkan peranan yang kecil, tetapi sangat penting dalam perekonomian. Peran utamanya adalah untuk menjamin perekonomian agar berjalan sesuai syariah, dan untuk memastikan supaya tidak terjadi pelanggaran terhadap hak-hak manusia.

5. Ma’ad (Hasil)

(22)

P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M | 12

Walaupun seringkali diterjemahkan sebagai “kebangkitan”, tetapi secara harfiah ma’ad berarti “kembali”. Karena kita semua akan kembali kepada Allah. Hidup manusia bukan hanya didunia, tetapi harus berlanjut hingga alam akhirat. Ma’ad diartikan juga sebagai imbalan/ganjaran. Implikasi nilai ini dalam kehidupan ekonomi dan bisnis misalnya, diformulasikan oleh Imam Al- Ghazali yang menyatakan bahwa motivasi para pelaku bisnis adalah untuk mendapatkan laba dunia dan akhirat.

D.

Sistem

Ekonomi Kapitalis, Sosialis, dan Islam

ada dasarnya sistem ekonomi Islam berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis dan sosialis. Sistem ekonomi Islam memiliki kelebihan yang ada pada sistem ekonomi kapitalis dan sosialis, tetapi bebas dari kekurangan yang terdapat pada kedua sistem tersebut.

Islam tidak memandang masalah ekonomi dari sudut pandang kapitalis yang memberikan kebebasan serta hak kepemilikan kepada individu dan menggalakkan usaha secara perorangan. Tidak pula dari sudut pandang sosialis yang ingin menghapuskan semua hak individu dan menjadikan mereka seperti budak ekonomi yang dikendalikan oleh negara. Perbandingan sistem ekonomi kapitalis, sosialis, dan Islam dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Effendi, 2019):

P

(23)

13 | P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M Tabel 1 Perbedaan Sistem Ekonomi Kapitalis, Sosialis, dan Islam

Konsep Kapitalis Sosialis Islam

Kebebasan

Setiap individu berhak untuk mendirikan,

mengorganisir, dan mengelola

perusahaan yang diinginkan. Negara tidak boleh ikut campur tangan dalam semua kegiatan ekonomi.

Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh negara. Semua keuntungan diperoleh akan digunakan untuk kepentingan masyarakat.

Islam memberikan kebebasan individu untuk melakukan kegiatan ekonomi, kebebasan bukan mutlak, tetapi diiringi dengan nilai-nilai syariat.

Hak terhadap Harta

Setiap individu dapat memiliki harta secara perorangan,

membeli, menjual hartanya menurut kehendaknya tanpa batas. Individu mempunyai kuasa penuh terhadap hartanya dan bebas menggunakan sumber-sumber ekonomi menurut

cara yang

dikehendaki.

Individu secara perorangan tidak mempunyai hak untuk memiliki dan memanfaatkan sumber-sumber produksi. Di dalam sistem ini tidak ada yang namanya hak milik perorangan.

Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan hasil produksi tidak diperbolehkan.

Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta. Islam memberikan kepada individu hak kepemilikan

perorangan dan hak untuk menikmati kekayaannya. Islam mengikat hak-hak tersebut dengan ikatan morak agar kekayaan tidak menumpuk pada satu kelompok, misalnya kewajiban membayar zakat.

Pemanfaata n Ekonomi

Persaingan bebas mengakibatkan munculnya semangat persaingan diantara individu-individu.

Menimbulkan ketidakselarasan dalam masyarakat.

Kekayaan hanya

Sistem ekonomi sosialis

menyatakan bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi

ditentukan oleh prinsip kesamaan.

Islam mengakui ketidaksamaan ekonomi di antara orang-perorang dalam batas-batas wajar dan adil.

Adanya orang kaya dan miskin dalam kehidupan

(24)

P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M | 14 dimiliki oleh

individu, mereka akan

menggunakannya untuk kepentingan diri sendiri dan akan mengorbankan kepentingan masyarakat semata-

mata untuk

memenuhi kepentingan individu.

merupakan

sunnatullah. Orang kaya mempunyai kewajiban

menyerahkan sebagian hartanya kepada orang miskin dalam bentuk zakat.

Jaminan

Sosial Tidak ada.

Setiap individu disediakan

kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.

Disamping itu, setiap warga negara disediakan

kebutuhan pokoknya.

Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam negara Islam. Setiap warga negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan pokoknya masing-masing.

Menjadi tugas dan tanggung jawab negara Islam untuk menjamin setiap warga negara dalam kebutuhan sesuai dengan prinsip hak untuk hidup.

Distribusi Kekayaan

Kekayaan dan alat- alat produksi menumpuk pada sekelompok tertentu saja yakni orang yang mempunyai

kekuasaan dan modal yang besar.

Seluruh bentuk produksi dan sumber

pendapatan bertumpu pada negara atau masyarakat keseluruhan.

Sistem ekonomi Islam mencegah penumpukan kekayaan pada kelompok tertentu saja. Sistem ini menganjurkan distribusi kekayaan semua lapisan masyarakat.

(25)

15 | P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M Konsep dari ekonomi kapitalis di mana sumber kekayaan itu sangat langka dan harus diperoleh dengan cara bekerja keras dimana setiap pribadi boleh memiliki kekayaan yang tiada batas, untuk mencapai tujuan hidupnya. Dalam sistem ekonomi kapitalis perusahaan dimiliki oleh perorangan. Terjadinya market (pasar) dan terjadinya demand and supply (mekanisme pasar) adalah ciri khas dari ekonomi kapitalis.

Lain halnya dengan konsep ekonomi sosialis, di mana sumber kekayaan itu sangat langka dan harus diperoleh lewat pemberdayaan tenaga kerja (buruh), di semua bidang, pertambangan, pertanian, dan lainnya. Dalam sistem sosialis, semua bidang usaha dimiliki dan diproduksi oleh negara. Tidak terciptanya pasar dan tidak terjadinya mekanisme pasar, karena negara yang menyediakan semua kebutuhan rakyatnya secara merata. Perumusan masalah dan keputusan ditangani langsung oleh negara.

Sementara Islam mempunyai suatu konsep yang berbeda mengenai kekayaan, semua kekayaan di dunia adalah milik dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita, dan kekayaan yang kita miliki harus diperoleh dengan cara yang halal, untuk mencapai falah (kesejahteraan dunia dan akhirat). Dalam Islam yang ingin punya properti atau perusahaan harus mendapatkannya dengan usaha yang keras untuk mencapai yang namanya Islamic Legal Maxim, yaitu mencari keuntungan yang sebanyak banyak nya yang sesuai dengan ketentuan dari prinsip prinsip syariah. Yang sangat penting dalam transaksi ekonomi Islam adalah tidak adanya unsur riba (tambahan), maisir (judi), dan gharar (ketidakpastian) (Effendi, 2019).

(26)

P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M | 16

SOAL

1. Jelaskan pengertian dari sistem ekonomi kapitalis, sosialis, dan Islam?

2. Sebutkan dan jelaskan, siapa saja tokoh pendiri atau pendukung dalam sistem ekonomi kapitalis, sosialis, dan Islam?

3. Sebutkan apa saja kelebihan dan kelemahan yang ada pada tiap sistem ekonomi?

4. Jelaskan nilai-nilai universal yang menjadi dasar inspirasi untuk membangun teori-teori ekonomi Islam?

5. Jelaskan perbedaan singkat yang ada diantara sistem ekonomi kapitalis, sosialis, dan Islam?

(27)

17 | P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M

BAB 2

SISTEM EKONOMI ISLAM

A. Pengertian Ekonomi Islam

ata ekonomi berasal dari kata Yunani, yaitu oikos dan nomos.

Kata oikos berarti rumah tangga (household), sedangkan kata nomos memiliki arti mengatur. Maka secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga, atau manajemen rumah tangga. Kenyataannya, ekonomi bukan hanya berarti rumah tangga suatu keluarga, melainkan bisa berarti ekonomi suatu desa, kota, hingga negara. Oleh karena itu, ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana setiap rumah tangga atau masyarakat mengelola sumber daya yang mereka miliki untuk memenuhi kebutuhan.

Adapun dalam pandangan Islam, ekonomi atau iqtishad berasal dari kata qosdu yang berarti keseimbangan (equilibrium) dan keadilan (equally balanced). Firman Allah tentang arti kata al-qashdu dalam Al- Qur’an yang dimaknai dekat, seperti yang tertera dalam ayat Al- Qur’an (Fauzia & Riyadi ).

ًرَفَسَّو اًبْ يِرَق اًضَرَع َناَك ْوَل ْنِكّٰلَو َكْوُعَ بَّ ت َّلْ اًدِصاَق ا

ُةَّقُّشلا ُمِهْيَلَع ْتَدُعَ ب ۗ

ۗ

Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak berapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. (Q.S At Taubah: 42)

Sistem ekonomi Islam adalah ilmu ekonomi yang dilaksanakan dalam praktek sehari-hari bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat, maupun pemerintah/penguasa dalam rangka mengorganisasikan faktor produksi, distribusi, dan pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan tunduk dalam peraturan Islam

K

(28)

P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M | 18

(sunnatullah). Dengan demikian, sumber terpenting peraturan perekonomian Islam adalah Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma, dan Qiyas.

Dalam segala kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia harus sesuai dengan ketentuan Allah, baik dalam hal jual beli, pinjam meminjam maupun investasi (Effendi, 2019). Allah SWT berfirman:

اَمْيِف ِغَتْ باَو َيْ نُّدلا َنِم َكَبْيِصَن َسْنَ ت َلَْو َةَرِخّْٰلْا َراَّدلا ُهّٰ للا َكىّٰتّٰا ۗ

ْنِسْحَاَو ا

اَمَك ۗ ِغْبَ ت َلَْو َكْيَلِا ُهّٰ للا َنَسْحَا ِضْرَْلْا ِفِ َداَسَفْلا

َنْيِدِسْفُمْلا ُّبُِيُ َلْ َهّٰ للا َّنِا ۗ

Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (Q.S Al-Qasas : 77 ) B. Prinsip Dasar Ekonomi Islam

etelah mengetahui pengertian dari ekonomi Islam, berikut merupakan prinsip-prinsip yang menjadi dasar dalam ekonomi Islam, diantaranya (Arifin, 2003):

1. Dalam ekonomi Islam, berbagai jenis sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan Tuhan kepada manusia. Manusia harus memanfaatkannya seefisien dan seoptimal mungkin dalam produksi guna memenuhi kesejahteraan bersama di dunia, yaitu untuk diri sendiri dan untuk orang lain. Namun yang terpenting adalah bahwa kegiatan tersebut akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.

2. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu, termasuk kepemilikan alat produksi dan faktor produksi.

Pertama, kepemilikan individu dibatasi oleh kepentingan masyarakat, dan kedua, Islam menolak setiap pendapatan yang diperoleh secara tidak sah, apalagi usaha yang menghancurkan masyarakat.

3. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.

Seorang Muslim, apakah ia sebagai pembeli, penjual, penerima

S

(29)

19 | P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M upah, pembuat keuntungan dan sebagainya, harus berpegang pada tuntunan Allah SWT dalam Al Qur'an:

ّٰي ْوُلُكْأَت َلْ اْوُ نَمّٰا َنْيِذَّلا اَهُّ يَا ۗ َّلِْا ِلِطاَبْلاِب ْمُكَنْ يَ ب ْمُكَلاَوْمَا ا ۗ

َنْوُكَت ْنَا ۗ

ْمُكْنِم ٍضاَرَ ت ْنَع ًةَراَِتِ

ْوُلُ تْقَ ت َلَْو ۗ ْمُكَسُفْ نَا ا ۗ

اَك َهّٰ للا َّنِا ۗ ْمُكِب َن

اًمْيِحَر

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu.

Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu. (Q.S An-Nisa’ : 29)

4. Pemilikan kekayaan pribadi harus berperan sebagai kapital produktif yang, akan meningkatkan besaran produk nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Al Qur'an mengungkapkan bahwa:

اَم ىّٰلَع ُهّٰ للا َءۤاَفَا ۗ هِلْوُسَر

ّٰبْٰرُقْلا ىِذِلَو ِلْوُسَّرلِلَو ِهّٰ لِلَف ىّٰرُقْلا ِلْهَا ْنِم ۗ

ِلْيِبَّسلا ِنْباَو ِْيِْكّٰسَمْلاَو ىّٰمّٰتَيْلاَو ۗ

ًةَلْوُد َنْوُكَي َلْ ْيَك ِءۤاَيِنْغَْلْا َْيَْ ب ۗ

ْمُكْنِم اَمَو ۗ

ُهْوُذُخَف ُلْوُسَّرلا ُمُكىّٰتّٰا ۗ ْ ناَف ُهْنَع ْمُكىّٰهَ ن اَمَو

اْوُهَ ت َهّٰ للا اوُقَّ تاَو ۗ

ِباَقِعْلا ُدْيِدَش َهّٰ للا َّنِا ۗ ۗ

Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul- Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa negara, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya. (Q.S Al-Hasyr : 7)

(30)

P E N G A N T A R E K O N O M I I S L A M | 20

Oleh karena itu, sistem ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh beberapa orang saja.

Konsep ini berlawanan dengan sistem ekonomi kapitalis, di mana kepemilikan industri didominasi oleh monopoli dan oligopoli, tidak terkecuali industri yang merupakan kepentingan umum.

5. Islam menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya yang direncanakan untuk kepentingan orang banyak. Prinsip ini didasari Sunnah Rasulullah yang menyatakan bahwa,

"Masyarakat punya hak yang sama atas air, padang rumput dan api." Sunnah Rasulullah tersebut menghendaki semua industri ekstraktif yang ada hubungannya dengan produksi air, bahan tambang, bahkan bahan makanan, harus dikelola oleh negara.

Demikian juga berbagai macam bahan bakar untuk keperluan dalam negeri dan industri tidak boleh dikuasai oleh individu.

6. Seorang Muslim harus takut kepada Allah dan hari akhirat, seperti diuraikan dalam Al Qur'an:

َّ تاَو ْوُعَجْرُ ت اًمْوَ ي اْوُق ِهّٰ للا َلَِا ِهْيِف َن

َلْ ْمُهَو ْتَبَسَك اَّم ٍسْفَ ن ُّلُك ّٰ فَِوُ ت َُّث ۗ

َنْوُمَلْظُي

Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan).

(Q.S Al-Baqarah : 281)

Oleh karena itu Islam mencela keuntungan yang berlebihan, perdagangan yang tidak jujur, perlakuan yang tidak adil, dan semua bentuk diskriminasi dan penindasan.

7. Seorang Muslim yang kekayaannya melebihi ukuran tertentu (nisab) diwajibkan membayar zakat. Zakat merupakan alat distribusi sebagian kekayaan orang kaya (sebagai sanksi atas penguasaan harta tersebut), yang ditujukan untuk orang miskin dan mereka yang membutuhkan. Menurut pendapat para ulama,

Referensi

Dokumen terkait

1) Lembar observasi Kegiatan Belajar Mengajar yang meliputi lembar kecakapan berpikir rasional dan kecakapan sosial, lembar respon siswa. Lembar kinerja guru digunakan untuk

Hasil penelitian adalah: (1) penerapan model pembelajaran two stay two stray berbantuan multimedia dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa: pada kondisi

Diagram 4: Literarni sistem – Tone Pavček: Kaj vse je tata Boža Krakar Vogel, Milena Mileva Blažić: Sistemska didaktika književnosti v teoriji in praksi... – Tolovaj iz

Pengolahan data debit mata air dengan menggunakan metode tampung dapat dicari menggunakan rumus volume tabung maupun rumus kubus, hal tersebut bergantung pada bentuk

Terdapat empat objektif utama yang akan membantu bagi menyempurnakan kajian ini iaitu mengenal pasti isu yang ketara terhadap permintaan dan penawaran komponen Sistem

Melalui penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa indikasi-indikasi rendahnya kualitas pelayanan izin mendirikan bangunan (IMB) tersebut adalah sebagai

 Jaringan drainase sisi Utara rencana Bandara, yaitu saluran drainase yang menyusur dari Sidourip - Durian - Pantai Labu;.  Jaringan drainase sisi Selatan dan jaringan

Pada mesin ini terjadi proses mixing yaitu karet alam yang sudah berupa potongan-potongan dimastifikasi hingga mencapai tingkat plastisitas tertentu agar dapat