MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PENGAWAS SEKOLAH
KELOMPOK KOMPETENSI A
SUPERVISI AKADEMIK
Pengarah
Sumarna Surapranata, Ph.D.
Penanggung Jawab Dra. Garti Sri Utami, M. Ed.
Penyusun
Drs. Nur Komarudin, M.M.Pd; 081320145961; [email protected] Drs. H. Mu’arif Sam, M.Pd.; 081282971479; [email protected]
Penelaah
Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd. 0811464813; [email protected] Dr. Edi Rahmat Widodo. 081315493001; [email protected]
Dra. Dwikora Hayuati, M.Pd. 0817793766; [email protected]
Diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Copyright @ 2017
Edisi ke-1: Juli 2017
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang menyalin sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan individu maupun komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
DAFTAR ISI
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... i
DAFTAR TABEL... ii
DAFTAR LAMPIRAN ... iii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ... iv
PETA KEDUDUKAN MODUL ... vi
BAGIAN I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Target Kompetensi ... 4
C. Tujuan Pembelajaran ... 5
D. Peta Kompetensi Pengawas Sekolah ... 6
E. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran ... 7
F. Penilaian ... 8
BAGIAN II KEGIATAN PEMBELAJARAN... 11
TAHAP IN SERVICE LEARNING 1 (In-1) ... 11
Pengantar ... 11
Kegiatan Pembelajaran 1 : Perencanaan Supervisi Akademik (8 JP) ... 11
A. Tujuan Pembelajaran ... 11
B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 12
C. Uraian Materi ... 12
D. Aktivitas Pembelajaran ... 18
E. Latihan/Kasus/Tugas ... 32
F. Rangkuman ... 34
G. Umpan Balik ... 35
H. Refleksi dan Tindaklanjut ... 36
I. Kunci Jawaban ... 37
Kegiatan Pembelajaran 2: Pelaksanaan Supervisi Akademik (13 JP) ... 38
A. Tujuan Pembelajaran ... 38
B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 38
C. Uraian Materi ... 39
D. Aktivitas Pembelajaran ... 53
E. Latihan/Kasus/Tugas ... 70
F. Rangkuman ... 71
G. Umpan Balik ... 71
H. Refleksi dan Tindaklanjut ... 72
I. Kunci Jawaban ... 73
Kegiatan Pembelajaran 3: Tindak Lanjut Supervisi Akademik (6 JP) ... 74
A. Tujuan Pembelajaran ... 74
B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 74
C. Uraian Materi ... 74
D. Aktivitas Pembelajaran ... 78
E. Latihan/Kasus/Tugas ... 87
F. Rangkuman ... 88
G. Umpan Balik ... 89
H. Refleksi dan Tindaklanjut ... 90
I. Kunci Jawaban ... 91
Rencana Tindak Lanjut (RTL) ... 91
TAHAP ON THE JOB LEARNING (On) ... 92
Pengantar ... 92
Kegiatan 1: Merencanakan Supervisi Akademik (4 JP) ... 92
A. Tujuan Pembelajaran ... 92
B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 92
C. Aktivitas Pembelajaran ... 92
Kegiatan 2: Melaksanakan Supervisi Akademik (10JP) ... 94
A. Tujuan Pembelajaran ... 94
B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 94
C. Aktivitas Pembelajaran ... 95
Kegiatan 3: Menindaklanjuti Hasil Supervisi Akademik (6 JP) ... 97
A. Tujuan Pembelajaran ... 97
B. Indikator Pencapaian Tujuan ... 97
C. Aktivitas Pembelajaran ... 97
TAHAP IN SERVICE LEARNING 2 (In-2) ... 102
Pengantar ... 102
Kegiatan 1 : Penilaian Hasil On the Job Learning ... 102
Kegiatan 2 : Penguatan ... 102
Kegiatan 3 : Menyusun Rencana Tindak Lanjut Pasca In-2 ... 103
BAGIAN III EVALUASI ... 104
BAGIAN IV PENUTUP ... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 118
LAMPIRAN ... 119 SUPLEMEN ... 132
Suplemen 1: Supervisi Pengawas dalam Pelaksanaan PPK ... 132 Suplemen 2: Pengantar Pendidikan Inklusif dan Perlindungan Kesejahteraan Anak .... 142 Suplemen 3: Panduan Penilaian Hasil Belajar Untuk Pengawas Sekolah dan Kepala Sekolah ... 156
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Kedudukan Modul ... vi
Gambar 2. Peta Kompetensi Supervisi Akademik ... 6
Gambar 3. Langkah-langkah Menyusun RPA/RPBK ... 16
Gambar 4. Karakteristik Guru ... 41
Gambar 5. Tahapan Supervisi Akademik ... 43
Gambar 6. Teknik Supervisi Akademik ... 44
Gambar 7. Tahapan Pembelajaran Problem Based Learning ... 51
Gambar 8. Tahapan Project Based Learning (PjBL) ... 52
Gambar 9. Tahapan Discovery Learning ... 53
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu ... 8
Tabel 2. Strategi Pembelajaran ... 8
Tabel 3. Pendekatan Supervisi Akademik ... 39
Tabel 4. Karakteristik Perilaku Pendekatan Supervisi Akademik ... 40
Tabel 5. Format Rencana Tindak Lanjut ( RTL) ... 91
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kunci Jawaban ... 119
Lampiran 2. Format Jadwal Supervisi ... 120
Lampiran 3. Format 1 Instrumen Perencanaan Kegiatan Pembelajaran ... 121
Lampiran 4. Format 2 Pelaksanaan Pembelajaran ... 122
Lampiran 5. Format 3 Lembar Observasi Peserta Didik ... 125
Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Supervisi ... 126
Lampiran 7. Format Pasca Observasi ... 127
Lampiran 8. RPP ... 128
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL SUPERVISI AKADEMIK
1. Modul Supervisi Akademik ini berisi tentang supervisi akademik meliputi beberapa kegiatan pembelajaran (1) Perencanaan Supervisi Akademik, (2) Pelaksanaan Supervisi Akademik, dan (3) Tindak Lanjut Supervisi Akademik.
2. Modul ini terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu: (1) Pendahuluan, (2) Kegiatan Pembelajaran yang terdiri dari In Service Learning-1 (In-1), On The Job Learning (On), In Service Learning-2 (In-2) , (3) Evaluasi, dan (4) Penutup.
3. Modul ini dipelajari melalui tiga tahap pembelajaran yaitu In-1, On, dan In-2. Pada tahap In-1, Saudara akan dipandu oleh fasilitator untuk mempelajari modul ini secara umum dan menyiapkan dasar pengetahuan serta pengalaman Saudara sebagai bahan menyusun rencana tindak lanjut untuk On. Pada tahap On, Saudara melaksanakan rencana tindak lanjut yang dibuat pada saat In-1 melaksanakan kegiatan pengawasan di sekolah binaan. Pada tahap In-2, Saudara bersama pengawas sekolah lain melaporkan tagihan On dan mempresentasikan berbagai keberhasilan dan kendala, serta solusi yang Saudara lakukan selama On.
4. Sebelum mempelajari modul ini, Saudara harus memiliki dokumen-dokumen sebagai berikut:
a. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional b. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007
tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah;
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013 SMK
d. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti
e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
f. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi g. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses h. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
i. Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Tentang KI KD pelajaran pada Kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan menengah.
j. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no. 70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa.
k. Edaran Dirjen Depdiknas No. 380/C.6/MN/2003 tanggal 20 Januari 2003 perihal
Pendidikan Inklusi.
5. Modul ini berkaitan dengan modul Pedoman Pengawasan; Penilaian Kinerja KS, Guru dan Tenaga Kependidikan; Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran; serta modul Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan. Waktu yang dipergunakan untuk mempelajari modul ini diperkirakan 60 Jam Pembelajaran (JP), yang terdiri atas 30 JP untuk In-1, 20 JP untuk On, 10 JP untuk In-2. Satu JP setara dengan 45 menit. Perkiraan waktu ini sangat fleksibel sehingga bisa disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan penyelenggara kegiatan.
6. Penyelenggara kegiatan adalah institusi yang ditunjuk atau ditugasi oleh Direktorat Tendik Dirjen GTK seperti Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS), Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPPPTK KPTK), Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS), Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS), Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi.
7. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membaca petunjuk dan pengantar modul ini, menyiapkan dokumen yang diperlukan, mengikuti tahap demi tahap kegiatan pembelajaran secara sistematis dan mengerjakan kegiatan pembelajaran pada Lembar Kerja (LK). Selama kegiatan pembelajaran akan dilakukan penilaian terhadap peserta oleh fasilitator. Dalam setiap kegiatan pembelajaran terdapat aktivitas pembelajaran yang tertuang dalam lembar kerja dan penugasan lain yang relevan.
8. Setelah mempelajari modul ini, Saudara dapat mengimplementasikan dalam pembinaan supervisi akademik.
9. Dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran pada modul ini, Saudara harus mengintegrasikankan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang terdiri atas: 1) religius, 2) nasionalis, 3) mandiri, 4) gotong royong, dan 5) integritas dengan mempertimbangkan prinsip pendidikan inklusif yaitu (1) kehadiran; (2) penerimaan; (3) partisipasi; dan (4) pencapaian baik akademik maupun non-akademik untuk semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus sebagai langkah terbaik untuk memastikan pelaksanaan perlindungan kesejahteraan anak. Pendidikan inklusif mengakomodasi semua kebutuhan anak dengan tidak mempersoalkan keadaan fisik, kecerdasan, sosial, emosional, jender, dan kondisi-kondisi lain. Prinsip-prinsip pendidikan inklusif.
PETA KEDUDUKAN MODUL
Gambar 1. Peta Kedudukan Modul PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
MODUL I
Penelitian Bidang Pengawasan
MODUL H
Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan
Sekolah MODUL G
Penilaian dan Pemantauan Pembelajaran
MODUL F
Pemantauan Pelaksanaan Pemenuhan SNP
MODUL D
Laporan Hasil Pengawasan
MODUL C
Program Pengawasan Supervisi Manajerial
MODUL B
Konsep Supervisi Manajerial EVALUASI
PENDIDIKAN
MODUL J Penyusunan Pedoman
Pengawasan
SUPERVISI MANAJERIAL
SUPERVISI
AKADEMIK Modul A
Supervisi Akademik MODUL E Pelaksanaan Supervisi Manajerial D
I M E N S I
K O M P E T E N S I
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengawas Sekolah terdiri dari 10 modul yakni modul A sampai dengan J. Saat ini Saudara sedang membahas dan mempelajari MODUL A SUPERVISI AKADEMIK
BAGIAN I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengawas Sekolah Supervisi Akademik ini adalah modul yang dipersiapkan untuk membantu meningkatkan kompetensi pengawas sekolah dalam melaksanakan salah satu tugasnya, yaitu pengawasan akademik. Modul ini akan membantu Saudara untuk mempelajari a) perencanaan supervisi akademik; b) pelaksanaan supervisi akademik; dan c) tindak lanjut supervisi akademik. Supervisi akademik adalah salah satu tugas utama yang harus dilaksanakan seorang pengawas sekolah untuk membina guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
Pengawas sekolah harus memiliki komitmen bersama untuk membina, membimbing dan mendampingi kepala sekolah, kemudian menggerakkan guru dan peserta didik agar mampu berpikir kritis, berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah serta menciptakan pembelajaran aktif dan efektif. Dengan melaksanakan supervisi akademik secara terprogram dan berkesinambungan, akan tercapai layanan proses pembelajaran bermutu. Pembelajaran yang dipimpin oleh guru yang berkualitas akan mengembangkan potensi peserta didik. Pengawas sekolah dan kepala sekolah sebagai pembina harus menjadwalkan kegiatan supervisi akademik terhadap semua guru.
Dalam konteks pembinaan, pembimbingan, dan penilaian kinerja kepala sekolah dan guru sebagai wujud pelaksanaan tugas pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik yang di awali dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan di akhiri dengan tindak lanjut, pengawas sekolah memiliki kewajiban mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter yang berkaitan dengan religius, nasionalis, mandiri, gotong royong terbuka, tidak diskriminasi dan integritas sesuai dengan peran dan fungsinya.
Implementasi nilai-nilai utama karakter tersebut ditunjukkan melalui pemberian informasi, fasilitasi, dan model/keteladanan bagi kepala sekolah maupun guru sehingga berdampak positif dalam peningkatan mutu proses pembelajaran dan hasil belajar serta pembentukan karakter peserta didik.
Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengawas Sekolah terkait dengan supervisi akademik ini akan memandu Saudara sebagai pengawas sekolah untuk mengembangkan kompetensi dan mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter dan pendidikan inklusif dalam melaksanakan tugas supervisi akademik.
Pada sesi tatap muka Saudara akan melakukan kegiatan pembelajaran melalui belajar bersama dengan sesama pengawas sekolah yang dipandu oleh fasilitator atau narasumber. Di samping itu, Saudara akan merencanakan kegiatan implementasi supervisi akademik dan nilai-nilai utama karakter di wilayah binaan untuk kegiatan On The Job Learning (On). Setelah selesai melaksanakan On Saudara akan mempresentasikan hasil implementasi tersebut pada kegiatan In-2.
Modul ini mengintegrasikankan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang terdiri atas: 1) religius, 2) nasionalis, 3) mandiri, 4) gotong royong, dan 5) integritas, serta mempertimbangkan prinsip pendidikan inklusif yaitu (1) kehadiran; (2) penerimaan;
(3) partisipasi; dan (4) pencapaian baik akademik maupun non-akademik untuk semua peserta didik termasuk peserta didik berkebutuhan khusus sebagai langkah terbaik untuk memastikan pelaksanaan perlindungan kesejahteraan anak. Pendidikan inklusif mengakomodasi semua kebutuhan peserta didik dengan tidak mempersoalkan keadaan fisik, kecerdasan, sosial, emosional, jender, dan kondisi-kondisi lain.
Implementasi nilai-nilai PPK dan PIPKA pada modul ini diharapkan dapat mencegah tumbuhnya paham radikalisme, terorisme, vandalisme, penyalahgunaan obat terlarang, dan perilaku hidup bebas sehingga dapat merajut kehidupan damai dan sejahtera dalam bingkai NKRI. Urgensi pokok permasalahan ini dapat dijelaskan pada bagian berikut ini.
Sebagai bangsa yang besar NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) merupakan suatu Negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau dan diapit oleh dua samudra dan dua benua, didiami oleh ratusan juta penduduk, memiliki iklim tropis, memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat agama dan keyakinan yang berlainan satu sama lain bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Keseluruhannya tercemin dalam satu ikatan kesatuan lambang negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Pada dasarnya keberagaman masyarakat Indonesia menjadi modal dasar dalam pembangunan bangsa.
Oleh karena itu, sangat diperlukan rasa persatuan dan kesatuan yang tertanam disetiap warga negara Indonesia. Pembentukan sikap nasionalis terhadap bangsa yang besar perlu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai generasi penerus bangsa Indonesia.
Namun demikian, dalam kenyataanya masih ada konflik yang terjadi dengan mengatasnamakan suku, agama, ras atau antargolongan tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa sikap nasionalis bangsa yang ada seharusnya bisa menjadi modal bagi bangsa ini untuk menjadi bangsa yang kuat. Untuk mendukungnya, diperlukan rasa persatuan yang kokoh dan kuat. Persatuan bangsa merupakan syarat yang mutlak bagi kejayaan Indonesia. Jika masyarakatnya tidak bersatu dan selalu memprioritaskan
kepentingannya sendiri, maka cita-cita Indonesia yang terdapat dalam sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Bangsa akan hanya menjadi mimpi yang tak akan pernah terwujud. Sehingga semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu, hanya sebatas slogan. Komitmen seluruh unsur negara menentukan sikap yang persisten untuk kesatuan bangsa perlu ditindaklanjuti di berbagai tingkat masyarakat. Keberagaman dalam berbagai aspek (adat, budaya, agama, bahasa) merupakan kondisi yang dapat membentuk masyarakat Indonesia yang memiliki toleransi dan rasa saling menghargai untuk menjaga perbedaan tersebut. Untuk itu perlu nilai komitmen persatuan bangsa Indonesia dalam keberagaman nasional.
Kata kata bijak mengatakan: "Bila anda ingin memperbaiki dunia, mulailah terlebih dulu dengan diri sendiri." Walaupun terkesan kuno, tetapi tetap berlaku untuk kita simak dan diterapkan dalam perjalanan hidup. Kita semuanya berharap Indonesia bisa berubah menjadi lebih baik dalam segala hal. Menjadi lebih baik dalam pendidikan anak bangsa, kesehatan masyarakat, perekonomian, sandang pangan, keamanan, kesejahteraan, dan seterusnya. Salah satunya adalah agar tercipta keharmonisan, kedamaian dan ketenangan dalam hidup keberagaman antar berbagai suku bangsa yang ada ditanah air kita tercinta.
Perbuatan-perbuatan negatif yang dapat merusak keutuhan suatu bangsa perlu dihindari sedini mungkin, seperti radikalisme, vandalisme dan penyalahgunaan obat terlarang narkoba serta kehidupan bebas melalui penguatan nilai-nilai luhur Pancasila. Untuk mencegah lahirnya paham radikalisme maka perlunya penguatan pada cara pandang pendidikan agama dan budi pekerti yang berlaku di Indonesia yang lebih berorientasi pada hukum yang kaku dan eksklusif tetapi lebih pada cinta yang moderat dan inklusif.
Oleh karena itu, pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan Pendidikan Pancasila harus dilakukan secara berkesinambungan untuk menangkis masuk dan berkembangnya paham radikalisme di Indonesia terutama pada generasi muda.
Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, pergaulan bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS. Generasi muda saat ini harus diselamatkan dari era globalisasi ini karena banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk dan tidak semua sama dengan kebudayaan luhur bangsa Indonesia, seperti
kebudayaan hubungan bebas. Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para generasi mudah dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya.
Penyalahgunaan obat terlarang selalu menjerat generasi muda ke dalam jeratan narkoba, zat dan obat-obatan terlarang. Para pengedar dan pembuat barang-barang terlarang tersebut akan melakukan berbagai promosi bujuk rayu menjebak kepada orang-orang yang lemah iman dan tidak memiliki akal sehat untuk menjadi budak obat- obat terlarang. Oleh karena itu, generasi muda perlu dibekali pengetahuan tentang obat- obat terlarang dan segala akibatnya. Pergaulan yang salah dapat menyebabkan generasi muda terperosok ke dalam jurang kesesatan. Penguatan nilai religius melalui penguatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui kesadaran bahwa penggunaan narkoba itu dosa karena hanya menyakiti dan merusak tubuh dan pikiran manusia. Penggunaan narkoba juga menjauhkan kita dari agama yang kita anut.
Pembentukan karakter generasi penerus bangsa perlu ditanamkan sejak mulai dini melalui perbuatan-perbuatan kebajikan sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa yang ada dalam nilai-nilai Pancasila. Melalui Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) diharapkan generasi penerus bangsa yang besar ini dapat merajut kedamaian dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia dan terlepas dari sisi negatif dampak globalisme yang dapat merusak peradaban bangsa dan negara melalui perbuatan-perbuatan radikalisme bangsa, vandalisme, penyalahgunaan obat-obatan terlarang serta kehidupan bebas di abad super modern ini.
B. Target Kompetensi
Target kompetensi yang ingin dicapai melalui pembelajaran Modul Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengawas Sekolah Supervisi Akademik ini adalah sebagai berikut.
1. Menyusun rencana pengawasan akademik (RPA), Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK).
2. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.
3. Memahami konsep, prinsip, teori, teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.
4. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
5. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui tiap mata pelajaran berdasarkan kemampuan peserta didik
6. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.
7. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.
8. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.
9. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Modul Supervisi Akademik Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Pengawas Sekolah Sekolah ini, Saudara diharapkan mampu:
1. menyusun Rencana Pengawasan Akademik (RPA)/Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK);
2. menyusun Instrumen supervisi untuk pengawasan akademik/pengawasan bimbingan dan konseling;
3. melaksanakan supervisi akademik;
4. membimbing kepala sekolah dan guru dalam rangka peningkatan profesionalisme;
5. menganalisis dan menyusun tindak lanjut hasil supervisi akademik.
Kemampuan sebagaimana tercantum dalam butir-butir tujuan di atas dicapai dengan mengintegrasikan nilai- nilai utama penguatan karakter.
D. Peta Kompetensi Pengawas Sekolah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah
Dimensi Kompetensi
3. Kompetensi Supervisi Akademik
3.1 Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/di sekolah menengah kejuruan.
3.2 Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/di sekolah menengah kejuruan.
3.3 Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
3.4 Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/ di sekolah menengah kejuruan.
3.5 Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/M atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/di sekolah menengah kejuruan.
3.6 Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa pada tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/di sekolah menengah kejuruan.
3.7 Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran di SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/di sekolah menengah kejuruan.
3.8 Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasiuntuk pembelajaran/
bimbingan tiap bidang pengembangan di TK/RA atau mata pelajaran SD/MI atau perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis/di sekolah menengah kejuruan
Gambar 2. Peta Kompetensi Supervisi Akademik
SUPERVISI AKADEMIK
E. Ruang Lingkup dan Pengorganisasian Pembelajaran
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dan pengorganisasian pembelajaran yang ada dalam modul ini meliputi; perencanaan program supervisi akademik, pelaksanaan supervisi akademik, dan tindak lanjut supervisi akademik terhadap guru. Masing-masing topik dibahas secara berurutan pada Kegiatan Pembelajaran (KP): KP 1, KP 2, dan KP 3. Melalui modul PKB Pengawas Sekolah ini, Saudara akan melakukan kegiatan pembelajaran supervisi akademik yang diawali dengan mempelajari pengantar supervisi akademik melalui beberapa kegiatan antara lain: curah pendapat, diskusi, studi kasus, bermain peran, dan simulasi, kemudian diakhiri dengan tes.
2. Pengorganisasian Pembelajaran
Melalui modul ini, Saudara akan melakukan kegiatan-kegiatan, baik secara individu maupun secara kelompok. Kegiatan-kegiatan yang Saudara lakukan terdiri atas Perencanaan Supervisi Akademik, Pelaksanaan Supervisi Akademik dan Tindak lanjut Supervisi Akademik.
Kegiatan In-1, On dan In-2 pada modul ini akan Saudara lakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Pada tahap In-1, Saudara akan melakukan Kegiatan Pembelajaran Perencanaan Supervisi Akademik, Pelaksanaan Supervisi Akademik dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik.
Pada tahap On, Saudara akan melakukan beberapa kegiatan yang Saudara rencanakan pada akhir kegiatan In-1 yang dituangkan pada RTL berupa kegiatan Penyusunan RPA, Menyusun Instrumen supervisi akademik, melaksanakan supervisi akademik dan menindaklanjuti hasil supervisi akademik serta mendokumentasikan bukti pelaksanaan kegiatan.
Pada tahap In-2, Saudara mengumpulkan dokumen portofolio hasil On serta melakukan presentasi dan diskusi. Selanjutnya Saudara menyusun rencana tindak lanjut pasca In-2.
a. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu Tabel 1. Kegiatan Pembelajaran dan Alokasi Waktu
No Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu In-1 On In-2 1. Perencanaan Supervisi Akademik 8 4
2. Pelaksanaan Supervisi Akademik 13 10 3. Tindak Lanjut Supervisi Akademik 6 6
Rencana Tindak Lanjut 1
Jumlah 28 JP 20 JP 10 JP
b. Strategi Pembelajaran
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran digunakan beberapa strategi pembelajaran, seperti yang tertera pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Strategi Pembelajaran
No Strategi In-1 On In-2
1 Curah Pendapat √
2 Analisis/Telaah √ √
3 Simulasi √
4 Diskusi Kelompok √
5 Praktik √ √
6 Berpikir Reflektif √
7 Kerja Berpasangan √
8 Studi Kasus √
9 Bermain Peran √
10 Presentasi √ √
F. Penilaian
1. Penilaian
Komponen penilaian dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dengan moda Tatap Muka In-1, On, In-2 adalah sebagai berikut:
a. Penilaian Sikap (NS)
Penilaian aspek sikap dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta pada unsur kerjasama, disiplin, tanggung jawab, dan keaktifan. Sikap-sikap tersebut dapat diamati pada saat menerima materi, melaksanakan tugas individu dan kelompok,
mengemukakan pendapat dan bertanya jawab, serta saat berinteraksi dengan narasumber dan peserta lainnya.
Penilaian sikap dilakukan sejak awal sampai akhir kegiatan baik In-1 maupun In- 2 secara terus menerus yang dilakukan oleh narasumber untuk setiap materi.
Namun, penetapan nilai akhir aspek sikap dilakukan pada terakhir. Penilaian aspek sikap sebagaimana unsur yang ditetapkan diatas merupakan kesimpulan narasumber terhadap sikap peserta. Hasil penilaian sikap dituangkan dalam format Lembar Penilaian Sikap diserahkan kepada kepada operator SIM.
b. Penilaian Keterampilan (NK)
Penilaian keterampilan bertujuan untuk mengetahui apakah telah terjadi perubahan keterampilan peserta setelah melalui proses pembelajaran In-1, On dan In-2. Penilaian keterampilan menggunakan pendekatan penilaian autentik mencakup tes dan non tes berupa penyelesain tugas pengisiaan LK, portofolio dan laporan On dan presentasi hasil On. Penilaian aspek keterampilan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, namun juga melalui kumpulan portofolio hasil penugasan individu dan/atau kelompok. Komponen penilaian terhadap aspek keterampilan khususnya portofolio hasil On yakni Kelengkapan (semua tagihan terpenuhi), Keaslian (dibuat sendiri, tidak ada indikasi meniru milik/dikerjakan orang lain), Kualitas (kebenaran isi sesuai kriteria/rubrik). Hasil penilaian aspek keterampilan dituangkan dalam format Lembar Penilaian Keterampilan pada In-1 dan In-2 diserahkan kepada operator SIM.
c. Penilaian Aspek Pengetahuan (NP)
Penilaian aspek pengetahuan disebut dengan Tes Akhir dilakukan oleh peserta di akhir kegiatan pelatihan program PKB moda Tatap Muka untuk kegiatan In-1, On, In-2. Peserta tes akhir adalah peserta yang telah mengikuti pelatihan PKB secara tuntas untuk seluruh kegiatan pembelajaran dan dinyatakan layak berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Pelaksanaan tes akhir dilakukan secara Daring di TUK yang telah ditentukan. Nilai tes akhir akan menjadi nilai UKPS tahun 2017 dan digunakan sebagai salah satu komponen nilai akhir peserta.
Selanjutnya, Nilai Akhir (NA) peserta pelatihan PKB moda tatap muka In-1, On, In-2 diperoleh dengan formula sebagai berikut :
NA = [{(NS x40%)+(NK x60%)}x60%] + [NPx 40%]
2. Kriteria Kelulusan Peserta
Peserta akan mendapatkan sertifikat dari Nilai Akhir (NA) dengan predikat minimal
“Cukup”.
Skor Keterangan Predikat
95 – 100 Sangat Baik A
85 – 94 Baik B
70 – 84 Cukup C
51 – 69 Kurang D
≤ 50 Sangat Kurang E
Sertifikat dan Surat Keterangan bagi Peserta Pelatihan Program PKB PS
Peserta program PKB PS yang memperoleh Nilai Akhir ≥ 70 diberikan Sertifikat.
Sedangkan peserta yang memiliki Nilai Akhir < 70 hanya menerima surat keterangan keikutsertaan dalam pelatihan.
BAGIAN II
KEGIATAN PEMBELAJARAN TAHAP IN SERVICE LEARNING 1 (In-1)
(28 JP)
Pengantar
Pada tahap In-1, Saudara berkumpul bersama pengawas sekolah lain untuk melakukan pembelajaran tentang perencanaan supervisi akademik, pelaksanaan supervisi akademik, pelaporan dan tindaklanjut supervisi akademik. Kegiatan-kegiatan tersebut dicapai melalui strategi curah pendapat, pengkajian dokumen, diskusi, presentasi, simulasi, praktik, dan evaluasi. Saudara dapat melakukannya secara berkelompok, namun jika tidak memungkinkan karena jumlah peserta terbatas, silakan kerjakan kegiatan secara individual.
Pada akhir In-1 Saudara akan membuat rencana tindak lanjut untuk On di sekolah binaan.
Kegiatan Pembelajaran 1 : Perencanaan Supervisi Akademik (8 JP)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai mempelajari Kegiatan Pembelajaran 1, Saudara diharapkan mampu merencanakan supervisi akademik dengan mengintegrasikan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas yang bersifat spesifik berdasarkan perilaku yang teramati (moral action) serta mengintegrasikan Pendidikan Inklusi, Perlindungan, dan Kesejahteraan Anak (PIPKA) sesuai dengan karakteristik masing-masing tujuan sebagai berikut :
1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan tiap mata pelajaran
2. Menerapkan/menggunakan konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran 3. Membandingkan konsep, prinsip, teori/ teknologi, karakteristik, dan kecenderungan
perkembangan proses pembelajaran/ bimbingan tiap bidang pengembangan atau mata pelajaran
4. Menganalisis jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam penyusunan Rencana Pengawasan Akademik (RPA)/Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK) 5. Menganalisis kesesuaian antara komponen dan isi pada RPA/RPBK
6. Menyusun rumusan tujuan supervisi akademik
7. Menganalisis kesesuaian antara komponen Sistematika, dan isi pada Instrumen supervisi
8. Menyusun Instrumen supervisi akademik
B. Indikator Pencapaian Tujuan
1. Menjelaskan konsep, prinsip, teori dan manfaat perencanaan supervisi akademik 2. Menentukan langkah-langkah penyusunan RPA/ RPBK .
3. Menyusun RPA/RPBK secara profesional berbasis data hasil pengawasan tahun sebelumnya yang dapat dipertangung jawabkan.
4. Menganalisis kesesuaian antara komponen dan isi pada RPA/RPBK.
5. Menyusun rumusan tujuan supervisi akademik.
6. Menganalisis kesesuaian antara komponen, sistematika, dan substansi pada Instrumen supervisi akademik.
7. Menyusun Instrumen supervisi akademik.
C. Uraian Materi
1. Pengertian Perencanaan Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al. 2007). Untuk melaksanakan supervisi akademik, dibutuhkan perencanaan yang baik.
Perencanaan supervisi akademik adalah suatu proses menentukan kegiatan melalui urutan langkah dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dalam rangka membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya: apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas? Apa yang sebenarnya dilakukan oleh guru dan peserta didik di dalam kelas? Aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan peserta didik? Apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik? Apa kelebihan dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya? Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut akan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja, bukan berarti selesailah pelaksanaan supervisi
akademik, melainkan harus diteruskan dengan tindak lanjut berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Hal ini hendaknya jangan diasumsikan secara sempit, bahwa hanya ada satu cara terbaik yang bisa diaplikasikan dalam semua kegiatan pengembangan perilaku guru. Tidak ada satu pun perilaku supervisi akademik yang baik dan cocok bagi semua guru (Pusbangtendik, 2007)
2. Prinsip Perencanaan Supervisi Akademik
Supervisi akademik berpedoman pada prinsip-prinsip:
a. Humanis, mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis, memiliki sikap membantu, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor (Dodd, 1972).
b. Kolegial, mampu mempertimbangkan saling asah, asih dan asuh dalam mengembangkan pembelajaran.
c. Berkesinambungan, apabila guru telah berhasil mengembangkan dirinya tidaklah berarti selesai tugas pengawas sekolah, melainkan harus tetap dibina secara berkesinambungan mengingat problema proses pembelajaran selalu muncul dan berkembang.
d. Demokratis, tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi akademiknya. Titik tekan supervisi akademik yang demokratis adalah aktif dan kooperatif.
e. Konstruktif, bukan untuk mencari-cari kesalahan guru, tetapi mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas guru dalam memahami dan memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan pembelajaran.
f. Obyektif, penyusunan program supervisi akademik berdasarkan kebutuhan nyata pengembangan profesional guru dan evaluasi keberhasilannya didasarkan pada instrumen pengukuran yang memiliki validitas dan reliabilitas tinggi.
g. Antisipatif, mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan terjadi.
h. Terdokumentasi, perencanaan program supervisi akademik bertujuan untuk menyusun dokumen perencanaan pelaksanaan dan perencanaan pemantauan dalam rangka membantu kepala sekolah dan guru dalam mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Prinsip-prinsip tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam menyusun perencanaan supervisi akademik.
3. Manfaat Perencanaan Supervisi Akademik
Perencanaan supervisi akademik berfungsi sebagai rambu-rambu dan pedoman dalam melaksanakan supervisi akademik, penyamaan persepsi seluruh warga sekolah tentang program supervisi akademik, dan penjamin penghematan serta keefektifan pemanfaatan sumber daya sekolah (tenaga, waktu dan biaya). Dengan demikian perencanaan supervisi akademik memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait sebagai berikut:
a. sebagai alat pengawasan dan pengendalian kegiatan supervisi akademik.
b. memudahkan pelaksanaan kegiatan supervisi akademik karena telah ditetapkan kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan mana yang tidak.
c. sebagai acuan untuk malaksnakan supervisi akademik secara tertib dan teratur sesuai dengan tahap-tahap yang semestinya.
Untuk mendapatkan manfaat perencanaan program supervisi akademik secara optimal, seorang pengawas sekolah harus memahami kekhususan dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian dalam mengembangkan instrumen supervisi hendaknya mengacu pada proses pembelajaran nyata baik di kelas maupun di luar kelas.
4. Penyusunan Rencana Pengawasan Akademik (RPA)/Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenegpan) dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya pasal 7 poin (a) menyatakan bahwa pengawas sekolah sebelum melaksanakan supervisi mempunyai kewajiban menyusun program pengawasan.
Salah satu Hal terpenting dari program pengawasan adanya rencana pengawasan yang disusun berdasarkan hasil evaluasi dan analisis pelaksanaan pengawasan tahun sebelumnya. Rencana pengawasan tersebut disusun oleh pengawas sekolah tergantung dari jenis pengawasnya. Untuk pengawas mata pelajaran ditulis dalam bentuk rencana pengawasan akademik (RPA), adapun untuk pengawas bimbingan dan konseling ditulis dalam bentuk rencana pengawasan bimbingan dan konseling (RPBK). RPA dan RPBK pada dasarnya memuat komponen-komponen yang sebagai berikut.
a. Aspek/masalah. Memuat permasalahan kompetensi guru yang perlu di tingkatkan sesuai dengan hasil identifikasi, analisis, dan evaluasi pelaksanaan supervisi akademik tahun sebelumnya.
b. Tujuan. Setelah menetapkan permasalahan yang dihadapi guru dan menjadi prioritas pembinaan atau pembimbingan guru dalam upaya meningkatkan kompetensinya, pengawas sekolah perlu merumuskan tujuan pembinaan atau pembimbingan. Kriteria perumusan tujuan antara lain memuat aktivitas yang dilakukan oleh pengawas dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi guru,
c. Indikator. Tujuan yang telah di tetapkan perlu di ketahui dengan pasti tingkat ketercapaiannya. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk memastikan ketercapaian tersebut yaitu dengan menentukan indikator pencapaian. Kriteria perumusan indikator antara lain memuat diskripsi tentang peningkatan kemampuan guru terkait dengan masalah yang dihadapi.
d. Waktu. Pelaksanaan pembinaan dan pembimbingan peningkatan kompetensi guru tentunya memerlukan waktu khusus. Penentuan waktu tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kalender pendidikan.
e. Setting. Disamping memerlukan waktu secara khusus, tempat pembinaanpun perlu ditetapkan. Penetapan waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan sekolah binaan. tempat kegiatan MGMP guru mata pelajaran atau guru bimbingan dan konseling.
f. Strategi/metode/teknik. Efketivitas pembinaan dan pembimbingan akan sangat tergantung pada Srategi/Metode/Teknik yang dipilih oleh pengawas sekolah.
Kriteria pementuan strategi/Metode/Teknik pembinaan/ pembimbingan dapat disesuaikan dengan aspek-aspek sebagai berikut:a) latar belakang pendidikan guru binaan;b) motivasi kerja dan kemampuan guru;c) modalitas dan gaya belajar masing-masing guru binaan.
g. Skenario kegiatan. Arah yang ditempuh dalam proses pembinaan atau pembimbingan agar lebih efektif dan efesien yang dimulai dengan pertemuan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dapat dirancang sesuai dengan fase-fase pembelajaran dan sintaks strategi/metode/teknik yang telah ditetapkan
h. Sumber daya. Pada kegiatan pembinaan atau pembimbingan guru diperlukan pula berbagai referensi yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi guru baik terkait dengan regulasi maupun sumber belajar yang bersikaf akedemik dan dilengkapi dengan media pembelajaran.
i. Penilaian dan instrumen. Untuk mengukur tingkat ketercapaian dari kegiatan pembinaan atau pembimbingan guru perlu dilakukan. Penilaian tersebut di
orientasikan pada produk sebagai wujud implementasi dari pengetahuan yang sudah dimiliki oleh masing-masing guru binaan terkait dengan masalah yang dihadapinya. Untuk memastikan ketercapaiannya pengawas sekolah membuat instrumen penilaian yang memuat antara lain komponen dan aspek yang dinilai berikut rubriknya.
j. Rencana tindak lanjut. Untuk memastikan bahwa konsistensi terkait dengan kmpetensi yang sudah meningkat dari setiap guru binaan perlu dirancang rencana tindak lanjut yang diorientasikan pada pemantauan dan penilaian.
Pada praktiknya penyusunan RPA/RPBK dapat disusun dalam bentuk naratif atau bentuk matrik. Contoh bentuk naratif maupun bentuk matrik dapat dipelajari pada lembar kerja yang akan saudara isi sesuai dengan petunjuk yang diberikan pada kegiatan belajar ini.
5. Langkah-langkah Penyusunan RPA/RPBK
Langkah-langkah penyusunan RPA/RPBK ditunjukkan seperti pada Gambar 3 di bawah ini. Urutan langkah mulai dari titik mulai (start) dengan pola putaran jarum jam dan berakhir pada desain RPA/RPBK..
Gambar 3. Langkah-langkah Menyusun RPA/RPBK
6. Penyusunan Instrumen Supervisi Kademik Pengertian dan Prinsip
Instrumen supervisi akademik merukapakan perangkat yang digunakan oleh Supervisor/Pengawas sekolah untuk mengidentifikasi profil kemampuan guru dalam pembuatan rencana dan pelaksanaan pembelajaran serta penilaian pembelajaran.
Untuk memperoleh hasil pelaksanaan supervisi akademik yang lebih baik, penyusunan instrumen supervisi akademik harus didasarkan pada prinsip-prinsip:
a. Komprehensif, mengambil seluruh objek yang disupervisi terkait dengan standar kompetensi guru yang sudah ditetapkan serta meliputi seluruh kegiatan guru dalam pelaksanaan tugasnya.
b. Objektif, didasarkan atas kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya sesuai dengan rambu-rambu regulasi yang berlaku, bukan hasil manipulasi atau rekayasa.
c. Praktis, mudah digunakan untuk memperoleh data sesuai dengan yang standar.
Untuk itu harus diperhatikan bahasa, substansi yang merujuk pada regulasi, dan petunjuk menggunakan instrumen.
Langkah-langkah Penyusunan Instrumen
Terdapat dua cara dalam mengembangkan instrumen (alat ukur), yaitu: (1) dengan mengembangkan sendiri; dan (2) dengan cara menyadur (adaptation). Sehubungan dengan pengembangan instrumen pengawasan sekolah, untuk mengawasi bidang- bidang garapan manajemen sekolah, seorang pengawas dapat mengembangkan sendiri instrumen pengawasannya. Di samping itu, ia pun dapat menggunakan instrumen yang sudah ada, baik instrumen yang telah digunakan dalam pengawasan sekolah sebelumnya maupun berupa instrumen baku literatur yang relevan.
Langkah-langkah penyusunan instrumen. pengawasan sekolah. dapat mengikuti tahapan berikut:
a. Menentukan masalah pada bidang yang akan diawasi) b. Menentukan variabel (yang diawasi)
c. Menentukan instrumen yang akan digunakan.
d. Menjabarkan bangun setiap variabel.
e. Menyusun kisi-kisi.
f. Penulisan butir-butir insrtrumen.
g. Mengkaji ulang instrumen tersebut oleh (pengawas) sendiri dan oleh ahli ahli (melalui judgement).
h. Penyusunan perangkat instrumen sementara.
i. Melakukan uji coba dengan tujuan untuk mengetahui: (a) apakah instrumen itu dapat diadministrasikan; (b) apakah setiap butir instru- men itu dapat dan dipahami oleh subjek penelitian (pengawasan); (c) mengetahui validitas; dan (d) mengetahui reliabilitas.
j. Perbaikan instrumen sesuai hasil uji coba.
k. Penataan kembali perangkat instrumen yang terpakai untuk memper- oleh data yang akan digunakan.
Untuk mengembangkan instrumen dengan prosedur adaptasi (menyadur),, langkah- langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a. menelaah instrumen asli dengan mempelajari panduan umum (manual) instrumen dan butir-butir instrumen. Hal itu dilakukan untuk memahami (a) bangun variabel; (b) kisi-kisinya; (c) butir-butirnya; (d) cara penafsiran jawaban;
b. menerjemahkan setiap butir instrumen ke dalam bahasa Indonesia yang dilakukan oleh dua orang secara terpisah;
c. memadukan kedua hasil terjemahan oleh keduanya;
d. menerjemahkan kembali ke dalam bahasa aslinya untuk mengetahui kebenaran penerjemahannya;
e. memperbaiki butir instrumen bila diperlukan;
f. uji pemahaman subjek terhadap butir instrumen;
g. uji validitas instrumen;
h. uji reliabilitas instrumen.
Model instrumen pengawas sekolah yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, dan angket/kuisioner. Contoh untuk pedoman observasi dapat dilihat dalam Lampiran 2 dan 3, sedangkan contoh pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran 6.
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan 1.1. Memahami Konsep, Prinsip, Teori dan Manfaat Perencanaan Supervisi Akademik (Curah Pendapat, 25 menit)
Setelah Saudara mempelajari konsep, prinsip dan manfaat dari KP 1 perencanaan supervisi akademik, lakukan langkah-langkah berikut:
a. Membentuk kelompok terdiri dari 2-4 orang agar saling berbagi dalam penyelesaian tugas
b. Menunjuk salah seorang anggota kelompok untuk menjadi pemandu pada kegiatan curah pendapat dengan tugas:
1) memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk mengemukakan pandangan/pendapat tentang konsep, prinsip, dan teori supervisi akademik sesuai dengan pengetahuan masing-masing.
2) menuliskan semua pandangan/pendapat setiap orang dalam kelompok sesuai dengan yang diungkapkannya. .
3) mengidentifikasi jPwaban yang berdekatan maknanya secara tepat.
4) menentukan pilihan pernyataan yang paling mendekati.
5) bersama-sama dengan anggota kelompok merumuskan hasil curah pendapat c. Merumuskan hasil curah pendapat dan menuliskan pada LK 1.1 sesuai hasil
kesepakatan kelompok.
LK 1.1 Hasil Curah Pendapat Tentang Konsep, Prinsip dan teori Perencanaan Supervisi Akademik
No Pandangan/Pendapat
1 Konsep/Teori Perencanaan Supervisi Akademik : 2 Manfaat Perencanaan Supervisi Akademik : 3 Prinsip-prinsip perencanaan Supervisi Akademik :
Setelah memahami konsep, prinsip, teori dasar dan karakteristik supervisi, Saudara diminta mengerjakan kegiatan 1.2 untuk mempelajari RPA/RPBK.
Kegiatan 1.2. Menganalisis Contoh Rencana Pengawasan Akademik (RPA)/RPBK (Telaah Dokumen, 65 Menit)
Sebagai pengawas sekolah baik pengawas mata pelajaran maupun pengawas bimbingan dan konseling, ketika akan melaksanakan pengawasan akademik selain membuat program pengawasan tahunan dan program semester, Saudara juga memiliki tanggung jawab menyusun rencana pengawasan yaitu RPA untuk pengawas mata pelajaran dan RPBK untuk pengawas bimbingan konseling. Saudara diminta untuk mengamati dan menganalisis contoh RPA terkait dengan komponen, sistematik, substansi, dan penguatan nilai-nilai karakter berikut:
Contoh RPA
FORMAT RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA) (Kasus Klinis)
A. Aspek/ Masalah : Guru belum mampu menerapkan pendekatan saintifik Model PBL
B. Tujuan : Memberikan bimbingan dan arahan agar guru dapat menerapkan model PBL
C. Indikator : Mampu menerapkan model PBL D. Waktu Pelaksanaan : Disesuaikan
E. Setting : SMA……….*)
F. Strategi/Metode Kerja/
Teknik Supervisi : IHT, Refleksi G. Skenario Kegiatan :
No Pertem
uan Kegiatan Pengawas Sekolah Penerapan PPK
Alokasi Waktu (menit) 1. Awal a. Menyampaikan kepada guru tentang
pelaksanaan pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL)
b. Memeriksa RPP guru, meminta kepada guru untuk memfokuskan pada model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran
c. Menyepakati agenda/skenario pembinaan
Diawali dengan berdoa
Mencermati
muatan PPK dalam
RPP sesuai
ketentuan
20
2. Inti a. Melakukan diskusi dengan guru tentang pelaksanaan PBL.
b. Mengamati guru mengajar dengan model PBL.
c. Memberi umpan balik terkait implementasi PBL.
d. Memotivasi guru melakukan refleksi diri terkait pengalaman mengajar dengan penerapan PBL
Pengawas mengamati
implementasi PPK dalam proses pembelajaran (GLS, nilai-nilai karakter utama) Mengelola kelas dalam kelompok untuk
mendapatkan solusi dari topik permasalahan yang didiskusikan
150
3. Akhir a. Memberi penguatan dan motivasi kepada guru terkait implementasi PBL
b. Merumuskan hal-hal positif yang telah dilakukan dan menindaklanjuti hal-hal yang perlu ditingkatkan.
c. Menyepakati perbaikan penerapan PBL berikutnya melalui penyempurnaan RPP sampai implementasinya.
Merevisi RPP yang dibuat guru merujuk pada PPK yang
dikembangkan
10
H. Nilai Karakter : Religius, gotong royong, mandiri, integritas I. Sumber daya yang diperlukan : SKL, KI, KD Mata Pelajaran, LCD
Komputer, Panduan PPK
J. Penilaian dan Instrumen : Produk hasil revisi RPP menggunakan pendekatan saintifik model PBL dan
Instrumen dan Rubrik PPK
K. Rencana Tindak Lanjut : Implementasi RPP pendekatan saintifik model PBL selama satu bulan dilakukan pemantauan
…………, ………2017
Mengetahui: Pengawas
Koordinator Pengawas
……… ………
LK 1.2. Analisis RPA/RPBK
Setelah melakukan pengamatan dan menganalisis contoh RPA tersebut, saudara diminta:
a. Merumuskan komponen yang terdapat pada RPA
No Komponen Cara Merumusan
1 Aspek/Masalah 2 Tujuan
3 Indikator
4 Waktu 5 Tempat 6 Strategi 7 Skenario
8 Aspek nilai utama karakter 9 Sumber daya
10 Penilaian
11 Rencana tindak lanjut
b. Menemukan sumber informasi data permasalahan yang akan diangkat menjadi permasalahan pengawasan akademik.
c. Mendeskripsikan komponen yang termuat dalam skenario kegiatan pada RPA.
No Komponen Deskripsi
1 Kegiatan awal
2 Kegiatan inti
3 Kegiatan akhir
Selanjutnya, berdasarkan hasil pelaksanaan tugas pengawasan akademik di sekolah binaan, permasalahan yang dihadapi oleh guru binaan, serta memperhatikan kebijakan terkait dengan penguatan nilai-nilai karakter, Saudara diminta melakukan kegiatan 1.3
Kegiatan 1.3. Menyusun Rencana Pengawasan Akademik (RPA)/Rencana Pengawasan Bimbingan Konseling (RPBK) (Simulasi, 90 menit)
Menyusun RPA ditujukan kepada Saudara yang bertugas sebagai pengawas pada semua jenjang satuan pendidikan, sedangkan menyusun RPBK hanya ditujukan bagi Saudara Pengawas Bimbingan dan Konseling. Adapun langkah-langkah menyusun rencana RPA/RPBK adalah sebagai berikut:
1. Baca materi pada Kegiatan Pembelajaran 1 Perencanaan Supervisi Akademik dan pelajari berbagai model RPA/RPBK dengan cara memanfaatkan fasilitas internet atau referensi yang ada.
2. Identifikasi, analisis, dan evaluasi serta tindak lanjuti data hasil pengawasan atau hasil supervise akademik tahun sebelumnya! (gunakan LK 1.3.1 untuk menuliskan hasilnya).
3. Simulasikan hasil Identifikasi, analisis, dan evaluasi serta tindak lanjuti data hasil pengawasan tahun sebelumnya tersebut dengan. mengintegrasikan lima nilai utama PPK.
4. Susunlah RPA/RPBK dengan menggunakan LK 1.3.2a atau LK 1.3.2b.
5. Pastikan RPA/RPBK Saudara telah memenuhi kriteria (10 komponen) yang sudah ditentukan
LK 1.3.1. Identifikasi, Analisis dan Evaluasi serta Tindak Lanjut Hasil Pembinaan Guru Tahun Sebelumnya
Nama Pengawas :
NIP :
Pangkat/Golongan :
Jabatan :
Jumlah Sekolah Binaan :
No Kegiatan Sasaran Target Pencapaian (%)
Penerapan
PPK Tindak lanjut
LK 1.3.2.a Format RPA (Model Deskripsi)
RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA)
A. Aspek/Masalah :………
B. Tujuan : ………..
C. Indikator : ………..
D. Waktu Pelaksanaan Pembinaan : ………..
E. Seting (Struktur Program Kegiatan) :………...
F. Strategi/Metode Kerja/Teknik : ………..
G. Skenario
: ………..
No. Pertemuan Kegiatan Penerapan
PPK
Alokasi Waktu 1. Pendahuluan Contoh : mengucapkan salam,
mengawali dengan do’a Religius
2. Inti
3. Penutup
H. Aspek Nilai Utama Karakter : ...
I. Sumber daya yang diperlukan : ...
J. Penilaian dan Instrumen : ...
K. Rencana Tindak Lanjut : ...
...………, ……… 2017 Mengetahui,
Kordinator Pengawas Pengawas
……… ………...
LK 1.3.2.b. Format Rencana Pengawasan Akademik (Model Matriks) RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK
Nama Sekolah : Nama Pengawas :
Alamat : Semester :
Jumlah Guru : Alamat Instansi :
Aspek/Mas alah dan
Tujuan
Indikator Keberhasila
n
Wa ktu
Temp at
Skenario &
Strategi
Penerapa n PPK
Sumber Daya
Penilaia n
Tindak Lanjut:
………...
...………...……...
...
...………, ……… 2017 Mengetahui,
Kordinator Pengawas Pengawas
……… ………...
Kegiatan 1.4. Mengkaji Instrumen Supervisi Akademik (Diskusi, 30 menit)
Dalam kegiatan mengkaji instrumen supervisi akademik, perangkat-instrumen yang diperlukan antara lain: 1) instrumen penilaian RPP, 2) instrumen penilaian bahan ajar, 3) instrumen observasi kelas dan 4) instrumen lain yang relevan sebagai contoh instrumen pra observasi atau instrumen pasca observasi kelas dan lain sebagainya. Proses pembelajaran dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Berikut adalah salah satu contoh Instrumen Administrasi Perencanaan Pembelajaran yang harus Saudara cermati.Administrasi Perencanaan Pembelajaran Nama Sekolah/Madrasah: ...
Nama Guru : ...
Pangkat/Golongan : ...
Mata Pelajaran : ...
Jumlah Jam Tatap Muka : ...
Semester/Kelas : ………...
No
Komponen Administrasi Pembelajaran
Ketersediaan Skor
Keterangan Ketercapaian
Ada Tdk 4 3 2 1
1 Program Tahunan 4= Sangat baik
3= baik 2= cukup 1= kurang 2 Program Semester
3 Silabus
4 RPP
5 Kalender Pendidikan 6 Jadwal Pelajaran 7 Agenda Harian 8 Daftar Nilai 9 KKM/KBM*
10 Absensi Peserta Didik 11 Buku Pedoman Guru 12 Buku Teks Pelajaran
*Ketuntasan Belajar Minimum
Keterangan : Nilai Akhir = Skor Perolehan x 100%
Skor Maksimal (48)
Ketercapaian: 86% - 100% = Baik Sekali 70% - 85% = Baik 55% - 69% = Cukup Dibawah 55% = Kurang
TINDAK LANJUT
Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah Guru yang Disupervisi
... ...
NIP. NIP.
Nilai Akhir
LK 1.4
Setelah Saudara mencermati model format instrumen administrasi perencanaan pembelajaran tersebut dengan merujuk pada aturan yang tercantum pada regulasi yang berlaku, lakukanlah hal sebagai berikut.
1. Identifikasi komponen lain yang menurut saudara perlu ditambahkan!
2. Jika ada komponen yang perlu ditambahkan, rancanglah satu format administrasi perencanaan pembelajaran untuk melaksanakan pemantauan pelaksanaan pembelajaran sesuai kurikulum dan regulasi yang berlaku!
Kegiatan 1.5. Menyusun Instrumen Supervisi Akademik (Praktik, 90 menit)
Saudara akan dipandu untuk menyusun, mengadaptasi, dan mengembangkan instrumen sesuai kebutuhan RPA dan atau RPBK pelaksanaan supervisi akademik terhadap kepala sekolah dan guru yang menjadi binaan Saudara. Di bawah ini disediakan, contoh instrumen observasi perencanaan pembelajaran terkait dengan kegiatan intrakurikuler. Saudara diminta bekerjasama secara berkelompok untuk mengamati contoh instrumen tersebut dan mendiskusikannya dengan merujuk pada regulasi yang berlaku dan pengalaman saudara dalam merancang instrumen observasi pembelajaran. Selanjutnya hasil diskusi dapat dituangkan dalam LK 1.5.1FORMAT PENELAAHAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KURIKULUM 2013)
Nama Sekolah : SMA ...
Alamat : ...
Nama Guru : ………
Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : X /1
Materi Pokok : 6. Jamur, ciri dan karakteristik, serta peranannya dalam kehidupan
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Berilah tanda cek ( V) pada kolom sesuai dengan kriteria yang tertera pada kolom tersebut. Berikan catatan atau saran untuk perbaikan RPP pada kolom yang tersedia.
No Komponen RPP
Hasil Penelaahan dan Skor
Catatan & PPK
1 2 3
A Identitas Mata Pelajaran Tidak ada
Kurang Lengkap
Sudah Lengkap 1. Terdapat: satuan
pendidikan, kelas, semester, program/
program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan
√ PPK ; sesuai aturan penulisan identitas RPP
B. Perumusan Indikator Tidak Sesuai
Sesuai Sebagian
Sesuai Seluruhn
ya 1. Kesesuaian dengan
SKL,KI dan KD
√ Kompetensi Dasar:
Menyajikan data hasil pengamatan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan tertulis
PPK : sudah sesuai atura penulisan indikator
2. Kesesuaian
penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur
√ dapat membuat laporan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dengan cermat berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi kelompok 3. Kesesuaian dengan
aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
√
C Perumusan Tujuan Pembelajaran
Tidak Sesuai
Sesuai Sebagia
n
Sesuai Seluruhny
a 1. Kesesuaian dengan
proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai
√ Melalui kegiatan
pengamatan dan diskusi, siswa dapat membuat laporan ciri-ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan
PPK : sesuai dengan aturan penulisan tujuan pembelajaran
2. Kesesuaian dengan kompetensi dasar
√ D
Pemilihan Materi Ajar Tidak Sesuai
Sesuai Sebagia
n
Sesuai Seluruhny
a 1. Kesesuaian dengan
tujuan pembelajaran
√ Ciri-ciri morfologis jamur, peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan 2. Kesesuaian dengan
karakteristik peserta didik
√ 3. Kesesuaian dengan
alokasi waktu
√