• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERNYANYI SISWA KELAS VB MENGGUNAKAN MEDIA KEYBOAR DI SDN ANGGADITA I KARAWANG JAWA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERNYANYI SISWA KELAS VB MENGGUNAKAN MEDIA KEYBOAR DI SDN ANGGADITA I KARAWANG JAWA BARAT."

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

MENGGUNAKAN MEDIA KEYBOARD DI SDN ANGGADITA I KARAWANG JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagai Persyaratan

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Desy Nur Indriani

12208241013

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

ii

Skripsi yang berjudul Upaya Peningkatan Keterampilan Bernyanyi Siswa Kelas VB

Menggunakan Media Keyboard di SDN Anggadita I Karawang Jawa Barat

ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, 16-10- 2016

(3)

Skripsi yang berjudul Upaya Peningkatan Keterampilan Bemyanyi Siswa Kelas YB

Menggunakan Media Keyboard di SDN Anggadita I Karawang Jawa Barat

ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 28 September 2016 dan

dinyatakan lulus.

Nama

DEWAN PENGUJI

Jabatan

Drs. Herwin Yogo Wicaksono,

M.Pd

Ketua Penguji

Dra. M.G Widyastuti,

M.Sn

Sekretaris Penguji

Tumbur Silaen, S.Mus.,

M.Hum

Penguji Utama

Francisca Xaveria Diah K.,

M.A

Penguji Pendamping

Tanggal

I

ly

,oru

/ta'.20rc

16

Yogyakarta, 0J..:, tP.:. ZOt0

Fakultas Bahasa dan Seni

111

Tanda Tangan

'/ro

itas Negeri Yogyakarta

(4)

Yang bertanda tangan dibawah ini. saya:

Nama

NIM

Jurusan

Fakultas

Desy Nur Indriani

t220824r0r3

Pendidikan Seni Musik

Bahasa dan Seni.

Dengan

ini

menyatakan bahwa skripsi

ini

benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat ka.ya atau pendapat yang ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti

tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli.

Jika tidak asli, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

16-or1-to(b

NIM 1220824 013

(5)

v

Dengan mengucap syukur atas segala nikmat dan rahmat Allah SWT, Skripsi ini saya persembahkan kepada:

 Kedua orang tua saya, yang sangat saya sayangi

 Kakak-kakak saya, yang selalu memberikan semangat.

 Sahabat-sahabat saya yang selalu mendampingi.

(6)

vi

Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang

dosertai doa, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan

berubah dengan

sendirinya tanpa usaha”

Serta

(7)

vii

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

nikmat, rahmat dan hidayahnya, sihingga penulis dapat menyelesaikan tuga Akhir

Skripi yang berjudul “Upaya Peningkatan Keterampilan Bernyanyi Siswa Kelas VB

Menggunakan Media Keyboard di SDN Anggadita I Karawang Jawa Barat” dengan

Baik.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas tanpa adanya

kerjasama, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada

kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Francisca Xaveria Diah K.,M.A, selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan serta dukungan, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

2. Dra. M.G Widyastuti, M.Sn, selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan serta dukungan, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

3. Dra. Nunung Kurniasih, selaku kepala sekolah SDN Anggadita I yang telah

memberikan kepada saya untuk mengadakan/melakukan penelitian.

4. Ita Roswita S.Pd, selaku kolaborator serta guru bidang studi Seni Budaya

dan Kerampilan yang telah membantu dan membimbing dalam pelaksanaan

penelitian tindakan kelas.

5. Siswa-siswi SDN Anggadita I khususnya kelas VB yang telah membantu

(8)

sebab itu, saran dan kritik sangat diharapkan bagi penulis dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakart4 29 Septembe

(9)

ix

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ... 7

1. Keterampilan ... 7

2. Bernyanyi ... 8

a. Wilayah Suara Anak ... 9

(10)

x

2) Frasering ... 13

3) Intonasi ... 13

4) Irama dan Ritme ... 14

1. Media... 15

a. Pengertian Media ... 15

b. Manfaat Media ... 16

2. Keyboard ... 17

A. Tindakan Yang Dilakukan ... 18

B. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 20

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

C. Kolaborasi Penelitian ... 22

D. Prosedur Penelitian ... 22

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Teknik Analisis Data ... 27

G. Instrumen Penelitian... 28

H. Kriteria Keberhasilan Tindakan ... 30

I. Validitas Penelitian ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan ... 58

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 62

B. Rencana Tindak Lanjut ... 63

DATAR PUSTAKA ... ... 34

(11)

xi

Tabel 01: Pedoman penilaian ...28

Tabel 02: Rubrik penilaian...29

Tabel 03: Hasil penilaian Prasiklus ...34

Tabel 04: Hasil jumlah siswa pada tes prasiklus ...36

Tabel 05: Hasil penilaian siklus I...43

Tabel 06: Hasil jumlah siswa pada tes siklus I ...45

Tabel 07: Nilai notasi angka ...50

Tanel 08: Hasil penilaian siklus II . ...52

Tabel 09: Hasil jumlah siswa pada tes siklus II ...54

(12)

xii

Gambar 01: Wilayah suara anak teringgi sampai terendah ...10

Gambar 02: Wilayah suara anak laki-laki dan perempuan ...10

Gambar 03: Gambar keyboard. ...18

(13)

xiii

Grafik 01 : Jumlah siswa pada tes Prasiklus ...36

Grafik 02 : Jumlah siswa pada tes Siklus I ...45

Grafik 03 : Jumlah siswa pada tes Siklus II ...55

(14)

xiv

Lampiran 01 : Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) ...1

Lampiran 02 : Catatan lapangan ...2

Lampiran 03 : Lembar observasi siswa dan guru ...3

Lampiran 04 : Surat izin penelitian ...4

Lampiran 05 : Surat Expert ...5

(15)

xv

MENGGUNAKAN MEDIA KEYBOAR DI SDN ANGGADITA I KARAWANG JAWA BARAT”

Oleh Desy Nur Indriani 12208241013

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya peningkatan keterampilan bernyanyi siswa kelas VB menggunakan media keyboard di SDN Anggadita I. Media keyboard merupakan alat insrumen yang digunakan dalam proses pembelajaran musik yang berkaitan dengan kepekaan dan pendengaran dalam proses pembelajaran bernyanyi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB di SDN Anggadita I yang berjumlah 48 siswa. Penelitian ini berkolaborasi dengan guru bidang studi Seni Budaya dan Keterampilan yaitu Ita Rosita. S.Pd. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa penilaian tes, lembar observasi dan catatan lapangan. Pedoman penilaian telah divalidasi oleh expert. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya: validitas hasil, validitas proses, validitas demokratis, validitas dialog. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan presentase skor.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan media keyboard dalam proses pembelajaran bernyanyi siswa kelas VB di SDN Anggadita I dapat meningkatan keterampilan siswa dalam bernyanyi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan peningatan tiap siklusnya. Nilai rata-rata pada tahap prasiklus adalah 66,64 dengan presentase keberhasilan 25%. Nilai rata-rata siklus I meningkat menjadi 72,29 dengan nilai presentase keberhasilan mencapai 75%. Nilai rata-rata siklus II menjadi 80,03 dengan nilai presentase mencapai 95,83%.

(16)

1

BAB I

LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang

Seni budaya dan keterampilan merupakan salah satu mata pelajaran yang

terdapat di pendidikan Sekolah Dasar (SD). Dalam mata pelajaran seni dan

keterampilan tersebut, mencakup beberapa pembelajaran bidang seni. Sesuai

dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomer 23 Tahun 2006, Standar

kompetensi pada pembelajaran seni budaya dan keterampilan di Sekolah Dasar

diantaranya:

1) Seni rupa, mengapresiasi dan mengekspresikan keartistikan karya seni rupa Nusantara melalui pembuatan benda kreatif yang sesuai dengan potensi daerah setempat.

2) Seni musik, mengapresiasi dan mengekspresikan karya musik dengan menyanyikan lagu wajib, daerah dan nusantara dengan memainkan alat musik sederhana daerah setempat.

3) Seni tari, mengapresiasi dan mengekspresikan karya seni tari dengan memperhatikan simbol dan keunikan gerak, busana dan perlengkapan tari daerah setempat.

4) Keterampilan, mengapresiasi dan membuat karya kerajinan ayaman dengan menggunakan berbagai bahan.

Berdasarkan standar kompetensi pada mata pelajaran seni budaya dan

keterampilan di Sekolah Dasar tersebut tidak serta merta semua bidang seni harus

dipelajari, minimal ada satu bidang seni yang di ajarkan yang disesuaikan pula

dengan fasilitas sekolah dan kemampuan sumber daya manusianya. Salah satunya

(17)

Pelajaran musik di Sekolah Dasar (SD) dapat dikatakan sebagai salah satu

perangkat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuannya yaitu untuk mengarahkan

siswa dalam pembentukan sikap dan peningkatan kecerdasan. Dengan adanya

pelajaran musik tersebut, diharapkan dapat memberi pengalaman dan mendorong

siswa dalam menyalurkan bakat serta mengembangkan keterampilan bermusik

sejak dini.

Selain musik sebagai alat pendidikan, musik juga salah satu alat hiburan

bagi siswa. Aktivitas bermusik dapat membuat belajar menjadi menyenangkan

karena musik dapat mengungkapkan isi hati, seperti: kegembiraan, kesedihan,

kepahlawanan, kemesraan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, musik dapat di katakan

sebagai pelajaran yang mengembirakan bagi siswa. Faktanya masa kanak-kanak

adalah masa siswa mengalami pertumbuhan pendengaran yang sangat baik

kemampuan menerima dan mengamati suara-suara sangat efektif jika dibina

melalui kegiatan membaca dan praktek vokal instrumental (Busrah, 1982). Salah

satunya dengan adanya kegiatan bernyanyi dalam pelajaran musik.

Bernyanyi merupakan suatu kegiatan mengungkapkan pikiran dan perasaan

melalui nada dan kata-kata. Kegiatan bernyanyi tersebut dapat mengekspresikan

serta mengapresiasi karya musik bagi siswa seperti mempelajari lagu-lagu daerah

atau lagu nasional, akan tetapi dalam pelajaran musik yang menyenangkan tersebut

tidak serta merta pelajaran menjadi bebas dan gaduh. Hal tersebut tidak lepas dari

(18)

Peran seorang guru di dalam kelas sangat penting dalam kelangsungan

pembelajaran. Menurut Mulyana (2007:78) “Guru merupakan manajer dalam

pembelajaran, yang bertanggung jawab terhadap perencanaan pelaksanaan dan

penilaian perubahan atau perbaikan program pembelajaran”. Guru di harapkan

dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan secara langsung dalam

keefektifan proses belajar, serta mengawasi siswa dalam pelaksanaan

pembelajaran.

Berkaitan dengan kegiatan mengajar, proses pembelajaran bernyanyi siswa

kelas VB di SDN Anggadita I dapat dikatakan masih belum maksimal. Berdasarkan

pengamatan awal pada saat upacara bendera hari Senin, siswa yang bertugas

menyanyikan lagu “Indonesia Raya” masih kurang optimal dalam menyanyikan

lagu kebangsaan Indonesian tersebut. Hal itu dikarenakan kurangnya kepekaan

bernyanyi siswa dan kurangnya latihan yang maksimal, sehingga masih terdapat

intonasi dan irama/ritme yang kurang tepat. Selain itu, terdapat

pengucapan/artikulasi yang kurang jelas dan pemenggalan kalimat/frasering yang

kurang benar. Disisi lain guru hanya sekedar mengarahkan bernyanyi tanpa

menggunakan media atau alat musik untuk membantu pembelajaran bernyanyi.

Oleh sebab itu siswa masih mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran

bernyanyi.

Berdasarkan permasalahan di atas, penggunaan media dapat menjadi alat

bantu yang seharusnya digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran bernyanyi.

Media tersebut dapat berupa audio, visual ataupun audio visual yang mempermudah

(19)

media pembelajaran berupa keyboard dalam meningkatkan keterampilan bernyanyi

siswa kelas VB di SDN Anggadita I. Dengan adanya media keyboard tersebut

diharapkan dapat menjadi solusi bagi guru agar pelajaran bernyanyi lebih menarik

dan menambah motivasi siswa dalam mengembangkan keterampilan bernyanyi

siswa ke arah yang lebih optimal.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat identifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Kurangnya keterampilan bernyanyi siswa kelas VB dengan model lagu

kebangsaan Indonesia Raya.

2. Kurangnya penggunaan media seperti keyboard dalam pembelajaran bernyanyi.

3. Guru masih bersifat teoritis dalam menyampaikan materi pembelajaran

bernyanyi

C. Batasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah yang telah di ungkapkan, maka peneliti

membatasi masalah mengenai kurangnya keterampilan siswa kelas VB di SDN

(20)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah: Bagaimana upaya peningkatan keterampilan bernyanyi siswa

kelas VB dalam menggunakan media keyboard di SDN Anggadita I.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan mendeskripsikan upaya peningkatan keterampilan bernyanyi siswa

kelas VB dalam bernyanyi menggunakan media keyboard di SDN Anggadita I.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian di harapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

praktis.

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi/referensi mengenai

pengembangan media keyboard sebagai salah satu media pendukung dalam

proses pembelajaran.

b. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian sejenis dalam meningkatkan

(21)

2. Secara Praktis

a. Untuk siswa, dapat belajar lebih optimal dalam mengembangkan keterampilan

bernyanyi.

b. Untuk guru, dapat menggunakan media keyboard sebagai media pembelajaran

bagi siswa.

c. Untuk peneliti, sebagai pengembangkan diri sebagai calon guru dan menambah

pengalaman pembelajaran dalam mengembangkan media sebagai alat

(22)

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Keterampilan

Menurut Syah (117:2010) keterampilan merupakan kegiatan yang berhubungan

dengan urat-urat syaraf dan ototo-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak dalam

kegiatan jasmani. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1447)

“keterampilan berasal dari kata “terampil” yang artinya cakap dalam menyelesaikan

tugas; mampu dan cekatan. Kata terampil di beri imbuhan “ke-an” menjadi kata

“keterampilan” yang artinya kecakapan untuk menyelesaikan tugas” (KBBI, 2008: 1447),

sedangkan menurut Poerwadarminta (1976: 1088) “keterampilan merupakan kecekatan,

kecapakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat (dengan

keahlian)". Kemampuan tersebut dapat mengoprasikan pekerjaan secara mudah dan cepat

dan biasanya cenderung pada aktivitas psikomotorik (Gordon dalam Nurullah, 2009).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan

merupakan suatu kegiatan yang bersifat kegiatan jasmani dengan menggunakan

kecakapan atau kemampuan dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik dan cermat.

Keterampilan tersebut dapat berkaitan dengan (skill) atau kemampuan yang bersifat

psikomotorik. Keterampilan dapat dilatih dan diasah terus menerus untuk meningkatkan

(23)

2. Bernyanyi

Menurut Safrina (2002: 34) “Bernyanyi adalah bentuk kegiatan seni untuk

mengungkapkan pikiran dan perasaan manusia melalui suara”. Suara merupakan bunyi

yang dihasilkan oleh selaput suara yang bergetar yang berada dalam kotak selaput suara,

digetarkan oleh aliran udara pernafasan dari paru-paru. Selaput suara yang sering di sebut

dengan pita suara, terdapat pada kotak suara (larynx) yang terbuat dari otot dan tulang

rawan yang terletak di atas batang tenggorokan (Safrina 2002). Bila pita suara tersebut

merapat dan udara bergerak melaluinya, maka pita suara tersebut akan bergetar dan

membentuk gelombang-gelombang suara.

Bernyanyi artinya menghasilkan bunyi atau suara. Menurut PML (2014: 18)

Suara yang dihasilkan muncul pada saat udara ‘memompa’ ke dalam paru-paru

yang dibantu oleh otot-otot perut, otot dada, dan otot sisi tubuh serta diagfragma, lalu udara mulai ‘dihembuskan’ sehingga menggetarkan pita suara, kemudian getaran-getaran tersebut baru menjadi suara yang jelas dan indah didalam rongga mulut.

Setelah suara di keluarkan oleh rongga mulut, dengan bentuk mulut yang baik akan

mempengaruhi pembentukan suara yang baik pula. “Suara yang di keluarkan melalui

bentuk mulut yang di buka lembar dan bulat akan kedengaran penuh, bulat dan

menyenangkan” (Jamalus, 1988: 53).

Bernyanyi dapat dikatakan sebagai salah satu kegiatan yang sudah dilakukan

manusia sejak dini. Hal tersebut dikarenakan suara manusia adalah instrumen musik yang

sudah dimiliki sejak lahir (Safrina, 2002). Kegiatan bernyanyi biasanya sudah dilakukan

pada saat anak berusia 2 tahun, yang berupa nyanyian yang sering didengarkan. Pada

(24)

Jamalus (1988: 46) “Kegiatan bernyanyi merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi

anak-anak, dan pengalaman bernyanyi ini memberikan kepuasan kepadanya”. Hal itu

membuat anak-anak cenderung menyukai kegiatan tersebut. Berdasarkan penelitian para

ahli, anak usia Sekolah Dasar (5 sampai 12 tahun) sangat menyukai kegiatan bernyanyi,

menari, bermain dan mendengarkan cerita (Safrina, 2002).

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bernyanyi

merupakan suatu bentuk seni yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan

menggunakan instrumen vokal yang dimiliki oleh manusia sejak lahir. Bernyanyi dapat

dikatakan sebagai kegiatan yang menyenangkan bagi penikmatnya dan salah satunya

untuk anak-anak. Salah satu yang perlu disadari dan diperhatikan pada saat anak pada

saat bernyanyi adalah wilayah suara anak yang tidak dapat melampaui batas

kemampuannya dan harus disesuaikan dengan kematangan fisiknya.

a. Wilayah Suara Anak

Setelah sebelumnya diungkapkan, seorang anak belajar bernyanyi sama halnya

dengan belajar berbicara yaitu dengan meniru apa yang didengar dan dilihatnya.

Anak-anak meniru bernyanyi sesuai dengan yang didengarkannya tidak perduli indahnya

melodi, bagus harmoninya atau sebagainya yang terpenting bernyanyi membuatnya

menyenangkan. Akan tetapi anak-anak tidak dibiarkan bernyanyi melampaui batas

kemampuannya, hal tersebut disesuaikan dengan kematangan fisiknya, dengan kata lain

(25)

“Pada dasarnya suara anak-anak sebelum akil-baliq adalah merdu, bening dan

ringan” (Safrina, 2002: 53). Suara anak cenderung masih sangat lentur (fleksibel). Hal

tersebut menjadi salah satu karakter suara anak yang dimiliki pada usianya. “Alat-alat

suara anak tersebut terdiri dari selaput suara, kotak selaput suara, dan bagian-bagian tubuh

yang mendukung pertumbuhan suara seperti alat pernafasan, memang lebih kecil dari

alat-alat suara orang dewasa, dan pertumbuhannya belum matang” (Jamalus, 1988:46).

Menurut Aley (2010: 28) “Rata-rata suara anak hanya mempunyai dua wilayah

suara, yakni suara tinggi dan rendah”. Berdasarkan perbedaan dari kedua wilayah

suaranya tersebut, dapat diketahui dari nada dasarnya. Wilayah suara tinggi anak yaitu

dari cˈsampai f" dan wilayah suara rendah anak dari a sampai d” (Jamalus, 1988: 47). Hal

tersebut dapat dilihat pada gambar 01:

Gambar 01: Wilayah suara anak tertinggi dan terendah (Sumber: Jamalus, 1988: 47)

Pada gambar 02: luas wilayah suara tersebut dapat dinyanyikan oleh anak laki-laki

maupun anak perempuan.

(26)

Berdasarkan dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa suara anak

merupakan suara yang ringan, halus dan indah. Hal tersebut dikarenakan sifatnya yang

masih lentur (fleksibel). Suara anak memiliki wilayah suaranya sendiri, sehingga

anak-anak tidak dapat dipaksakan dalam bernyanyi. Akan tetapi suara anak-anak-anak-anak berubah

sedikit demi sedikit dan bertahap sesuai dengan perkembang usia dan pertumbuhan

fisiknya.

b. Teknik Dasar Bernyanyi

Teknik dasar menyanyi menjadi suatu hal yang penting dalam mempengaruhi

keterampilan bernyanyi. “Teknik dasar bernyanyi harus di pelajari dengan

sungguh-sungguh dan dilatih secara bertahap, teratur, dan dengan tekun, sehingga terbentuk suara

yang baik untuk bernyanyi” (Jamalus, 2010:49). Menurut Aley (2010: 49) “Teknik

bernyanyi adalah cara memproduksi suara yang baik dan benar, sehingga suara yang keluar terdengar jelas, indah, merdu dan nyaring”. Oleh sebab itu, pada saat benyanyi

dengan menggunakan teknik yang benar, isi dari lagu tersebut dapat tersampaikan kepada

pendengar.

Untuk dapat bernyanyi dengan baik, teknik dasar vokal merupakan hal yang harus

ketahui dan dikuasi pada saat bernyanyi. Dengan teknik vokal yang benar, penyanyi dapat

(27)

1) Artikulasi

“Suatu keistimewaan yang dimiliki manusia dalam bernyanyi adalah kemampuan

membentuk suara menjadi ucapan-ucapan, baik huruf hidup maupun mati, karena

manusia memiliki alat alat ucapan atau alat artikulasi” (PML, 2004: 18).

Menurut Aley (2010:49) “Artikulasi adalah cara pengucapan kata demi kata yang

baik dan jelas”. Bernyanyi artinya “berbicara” melalui syair yang memiliki

notasi/melodi/irama dan birama, yang di dalamnya mengandung pesan yang harus

dimengerti oleh pendengar, sehingga artikulasi menjadi hal yang harus diperhatikan pada

saat bernyanyi.

“Orang bernyanyi menggunakan nada dan kata-kata, karena selain

memperhatikan mutu suara, pengucapan kata-katanya harus pula sesuai dengan kata-kata

dalam bahasa yang digunakan” (Safrina, 2002: 48). Pengucapan kata pada saat bernyanyi

harus benar dan jelas supaya makna/pesan lagu yang dinyanyikan tersebut dapat diterima

dengan baik oleh si pendengar.

Menurut PML (2004: 18) “Alat-alat artikulasi terdiri dari: bibir, gigi, lidah,

langit-langit keras dan langit-langit-langit-langit lunak, rongga mulut, rongga hidung, dan anak tekak”. Untuk

mendapatkan bunyi suara yang penuh dan bulat, ruang dalam mulut harus dibesarkan

dengan menurunkan rahang bawah sejauh-jauhnya, posisi lidah mendatar di dasar mulut

dan ujung lidah menyentuh belakang gigi bawah, mengangkat langit-langit lunak ke atas,

kemudian membulatkan bentuk bibir atas dan bawah.

Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa artikulasi merupakan

(28)

berbicara/bercerita menggunakan suara yang indah dan pada saat bernyanyi tersebut kata

yang diucapkan harus terdengar jelas kepada pendengarnya. Pada penelitian ini, peneliti

menekankan siswa untuk bernyanyi lagu “Indonesia Raya” dengan pengucapan yang baik

dan benar agar pada saat bernyanyi kata-kata yang diucapkan terdengar jelas.

2) Frasering

Bernyanyi berarti membawakan sebuah lagu dengan menggunakan kata-kata

sebagai pesan cerita lagu dan nada-nadanya sebagai satu kesatuannya. Dalam isi lagu

tersebut terdapat kata-kata yang membentuk suatu kalimat yang bila dinyanyikan tidak

dapat dipisahkan karena dapat mempengaruhi makna lagu itu sendiri. Menurut PML

(2004:69) “Menyanyikan nyanyian dengan kalimat yang utuh disebut dengan frasering.

Frasering dapat dikatakan sebagai pemenggalan kalimat yang baik dan benar

dalam menyanyikan sebuah lagu agar pesan lagu tersebut dapat dimengerti. Frasering

memudahkan penyanyi dalam mengucapkan kata/kalimat sebagai pengungkap makna

sebuah lagu. Dengan demikian bernyanyi dengan frasering yang benar dapat

mengungkapkan suatu lagu yang terdapat makna di dalamnya sesuai dengan pesan lagu

yang dibawakan.

3) Intonasi

Menurut Aley (2004:58) “Intonasi adalah salah satu cara membidik nada yang

tepat atau menyanyikan nada dengan tepat”. Ketepatan nada yang dimaksud terletak pada

(29)

terbentuknya intonasi dengan baik adalah pendengaran yang baik, kontrol pernafasan dan

musical feeling”(Aley, 2004: 29).

Menurut PML (2014:41) ada 11 alasan mengapa nada-nada yang dinyanyikan

kurang tepat:

1) Suasana bernyanyi terlalu tegang 2) Konsentrasi dalam bernyanyi kurang 3) Para penyanyi kehabisan nafas

4) Nada yang diulang atau dipahami, melelahkan

5) Para penyanyi kurang peka akan keselarasan dalam gabungan suara 6) Kurang mahir membidik lompatan nada

7) Nada-nada pada batas wilayah suara sukar dikuasai 8) Nada-nada pada batas wilayah suara sukar dinyanyikan

9) Huruf-huruf dengan warna gelap dan terang mempengaruhi tinggi nada 10)Kecenderungan mengikuti tangga nada lain

11)Tergelincir waktu mengayunkan nada

Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa intonasi merupakan

tinggi rendahnya nada yang harus di jangkau dengan tepat pada saat bernyanyi. Ketepatan

nada tersebut dapat di kontrol dengan musical feeling yang dirasakan oleh penyanyi dan

apabila nada yang dijangkau kurang tepat akan terdengar tidak enak (false)

4) Irama dan Ritme

Dalam bernyanyi pasti akan selalu terikat dengan adanya unsur-unsur musik.

“Musik merupakan suatu seni yang berada dalam waktu” (Bramanto, 1994:24). Hal

tersebut tidak terlepas dengan adanya irama dan ritme dalam sebuah lagu. Menurut

Jamalus (1988: 7) “Irama merupakan suatu rangkaian gerakan yang menjadi suatu unsur

dasar dalam musik dan Tari”. Irama dalam musik tersebut terbentuk dari bunyi dan diam

(30)

tersebut menentukan kesempurnaan dan intepretasi sebuah lagu, seperti halnya bernyanyi

dengan panjang pendek nada atau harga nada yang tepat yang menghasilkan irama yang

indah. Ritme sendiri dapat muncul tanpa adanya melodi (seperti dalam pukulan-pukulan

genderang, atau bertepuk tangan), sedangkan melodi tidak dapat muncul tanpa ritme.

Ritme yang muncul dengan melodi tersebut dapat menghasilkan sebuah irama. Dalam

penelitian ini, peneliti akan mengkaitkan ritme pada lagu “Indonesia Raya” agar menjadi

irama yang tepat dalam upaya peningkatan keterampilan bernyanyi siswa.

3. Media

a. Pengertian Media

Pada dasarnya, komunikasi merupakan hakikat dalam proses belajar mengajar.

Sadiman (2008: 10) mengungkapkan bahwa “komunikasi adalah suatu proses

penyampaikan pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima

pesan”. Komunikasi menjadi hal penting untuk interaksi terhadap siswa. Komunikasi

tersebut di dukung dengan adanya media yang digunakan oleh guru pada saat proses

belajar.

Menurut Latuheru (1988: 9) kata “media” adalah bentuk jamak dari kata “medium”, yang berasal dari bahasa latin “medius”yang berarti “tengah” dan dalam

bahasa Indonesia , kata “medium” dapat diartikan sebagai “antara” atau “sedang”

(31)

antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan, sedangkan menurut Sadiman (2008:

6) menyatakan “Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan yang dapat merangsang pikiran, perhatian, kemauan, siswa untuk belajar”. Media

tersebut dapat menjadi alat bantu yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pesan

(bahan ajar) pada saat proses pembelajaran

Aqiq (2013: 50) mengemukakan beberapa pengertian mengenai media

pembelajaran yaitu:

1) Media: perantara, pengantar.

2) Media pembelajaran: segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar pada si pembelajar (siswa)

3) Makna media pembelajaran lebih luas dari: alat peraga, alat bantu mengajar, media audio viisual.

Berkaitan dengan pendapata tersebut, dapat disimpulkan bahwa media adalah

suatu alat/perantara yang digunakan untuk membantu/mempermudah dalam

menyampaikan informasi (pesan) terutama untuk proses pembelajaran.

b. Manfaat Media

Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan. Media menjadi salah satu alat

pendukung yang efektif dalam proses pembelajaran. Tentu banyak manfaat dalam

penggunakan media tersebut. Susiliana (2009: 9) mengemukakan secara umum mengenai

kegunaan dari media, yaitu:

1) Mempelajari pesan agar tidak terlalu verbalistis

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.

3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.

(32)

5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

Berkaitan dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media dapat

mengatasi masalah-masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran. Media tersebut

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar dan memberi pengalam baru

proses pembelajaran. Demikian halnya keyboard sebagai media diharapkan dapat

membatu proses pembelajaran dengan baik agar dapat meningkatkan keterampilan

bernyanyi siswa.

4. Keyboard

“Keyboard merupakan bilah-bilah papan nada; bilah-bilah klaviatur” (Bonoe,

2003: 220), sedangkan menurut Jamalus (1988:41) Keyboard adalah alat-alat musik yang

mempunyai bilahan, seperti susunan bilahan pada piano”. Kelompok dari alat musik

keyboard sendiri seperti: piano, organ, akordeon, pianika.

Menurut Hartoyo dalam Sulisdiyanto (2005: 28) mengemukakan beberapa

manfaat keyboard sebagai berikut:

1) Susunan papan bilah pada keyboard dapat membantu siswa dalam membaca dan memahami nada, sehingga siswa mengetahui nada apa yang akan dinyanyikan. 2) Keyboard dapat menampilkan musik secara utuh dengan menampilkan melodi,

irama dan harmoni.

3) Keyboard dapat digunakan untuk menjelaskan semua unsur musik dengan mudah dan nyata.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keyboard

(33)

piano. Alat musik keyboard dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang

digunakan oleh guru untuk membantu proses pembelajaran seni musik. Keyboard juga

dapat meningkatkan kepekaan musikal siswa dengan menampilkan melodi, irama dan

harmoni untuk memahami nada yang dinyanyikan. Berikut merupakan gambar dari

[image:33.595.123.493.273.334.2]

keyboard:

Gambar 03: Gambar keyboard (Sumber: www.google.com)

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan keyboard sebagai media pembelajaran

bernyanyi kelas VB dalam meningkatkan keterampilan bernyanyi siswa pada lagu

“Indonesia Raya”.

B. Tindakan Yang Dilakukan

Peneliti menggunakan media keyboard sebagai alat bantu dalam proses

pembelajaran bernyanyi bagi siswa. Media keyboard tersebut diharapkan mampu

membantu siswa dalam membidik nada agar dapat bernyanyi dengan intonasi yang tepat,

ritme (panjang pendek nada) yang tepat, sehingga menghasilkan irama yang tepat.

Disamping itu, siswa juga dapat bernyanyi dengan artikulasi dan frasering yang benar

(34)

mempermudah siswa dalam belajar bernyanyi dikarenakan bernyanyi dengan bantuan

instrumen dapat menghasilkan kepekaan pada saat bernyanyi. Selain untuk alat belajar,

dengan adanya media keyboard tersebut dapat menjadi pengalaman baru dalam belajar

bernyanyi siswa sehingga tidak cepat jenuh dan lebih menyenangkan.

C. Hipotesis

Berdasarkan penjelasan di atas, maka di ajukan hipotesis tindakan pada penelitian

ini yaitu penerapan media keyboard dapat meningkatkan keterampilan bernyanyi siswa

(35)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research)

yang memiliki peran penting untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Menurut Kemmis

dan Mc. Taggart (dalam Kunandar, 2012:42) penelitian tindakan kelas adalah:

Suatu bentuk self-inquiry kolektif yang dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi social untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dan paktik social atau pendidikan yang mereka lakukan terhadap praktik dan situasi dimana praktik itu dilaksanakan.

Menurut Wiriaatmadja (2007: 13) penelitian tindakan kelas adalah “Bagaimana

sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran, dan belajar

dari pengalaman sendiri”, sedangkan menurut Kunandar (2012:45) PTK adalah “Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran di kelas”. Dengan adanya penelitian tindakan kelas tersebut dapat

memperbaiki masalah di kelas dan dapat meningkatkan kegiatan nyata guru dalam

kegiatan pengembangan profesi.

Kunandar (2012:45) membagi penelitian tindakan kelas menjadi tiga unsur atau

tiga konsep, yakni sebagai berikut:

1) Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.

(36)

3) Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Melalui PTK tersebut guru dapat mengembangkan model-model atau metode

pembelajaran yang menarik dan bervariasi dalam mengelola kelas yang dinamis dan

kondusif. Penelitian dapat dilakukan secara mandiri, akan tetapi alangkah baiknya

dilakukan secara kolaboratif dengan guru.

Dalam Kunandar (2012:50) beberapa alasan PTK menjadi salah satu pendekatan

dalam meningkatkan atau memperbaiki mutu pembelajaran adalah

1) Merupakan pendekatan pemecahan masalah yang bukan sekadar percobaan dan masalah

2) Menggarap masalah-masalah faktual yang dihadapi guru dalam pembelajaran; 3) Tidak perlu meninggalkan tugas utama, yakni mengajar;

4) Guru sebagai peneliti;

5) Mengembangkan iklim akademik dan profesionalisme guru; 6) Dapat segera dilaksanakan pada saat muncul kebutuhan; 7) Murah biaya;

8) Disain lentur atau fleksibel;

9) Analisis data seketika dan tidak rumit; dan 10)Manfaat jelas dan langsung.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakuan di Anggadita I. Lokasi penelitian beradi di jalan

Sukaresmi, Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Subjek

dari penelitian adalah siswa kelas VB dengan jumlah 48 siswa dikarenakan kondisi kelas

(37)

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 25 April – 28 Mei 2016 sesuai dengan

jadwal pembelajaran mata pelajaran seni budaya dan keterampilan.

C. Kolaborasi Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan kolaborasi dengan guru

pengampu seni budaya dan keterampilan di SDN Anggadita I bernama ibu Ita Rosita

S.Pd. Menurut Kunandar (2012:61) “PTK perlu adanya partisipasi dari pihak lain yang

berperan sebagai pengamat”. Hal tersebut diperlukan untuk membentuk objektivitas dari

hasil PTK. Pengamat dari penelitian ini adalah Ita Rosita S.Pd sebagai kolaborator.

Proses kolaborasi ini mampu menambah pengalaman serta pengetahuan tentang

penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan kualitas belajar siswa.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan melalui tahapan-tahapan yang

dikenal dengan istilah siklus (daur). Menurut Daryanto (2011, 21) “siklus/daur PTK

meliputi 4 tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan

(observing), dan refleksi (reflecting)”. Dari keempat tahap tersebut merupakan suatu

siklus sehingga setiap tahap akan selalu berulang ulang.

Menurut Kusumah (2012: 19) terdapat beberapa model-model yang

dikembangkan dalam PTK diantaranya: “(1) Model Kurn Lewin; (2) Model Kemmis Mc

(38)

Mc Kernan, dan masih banyak yang lain”. Penelitian ini menggunakan model Kemmis &

Mc Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurn Lewin.

Berdasarkan model pengembangan Kemmis & Mc Taggart terdapat

perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat-perangkat terdiri dari empat komponen yaitu:

perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi. Pengembangan model

tersebut terdiri dari dua komponen yang dapat dikatakan sebagai 2 siklus. Untuk lebih

[image:38.595.172.408.292.568.2]

tepatnya, berikut ini dikemukakan bentuk desainnya.

Gambar 04: Siklus Penelitian menurut Kemmis & Mc Taggart (Sumber: Kusumah, 2012: 21)

Berdasarkan pada gambar 04, Pelaksanaan tindakan penelitian tindakan kelas

dirancang dalam siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, meliputi (1)

(39)

siklus II merupakan siklus lanjutan dari siklus I yang dianggap masih terdapat kekurangan

dalam pelaksanaan tindakan agar hasil yang didapatkan meningkat dan lebih maksimal.

Adapun uraian dari tahapan-tahapan tersebut meliputi:

1. Perencanaan

Tahapan perencanaan di lakukan setelah observasi awal yang diketahui terdapat

masalah dalam pembelajaran di kelas. Hal tersebut dapat di rencanakan untuk

merangcang tindakan yang akan dilakukan pada penelitian tindakan kelas. Tahapan yang

akan dilakukan pada tahapam perencanaan meliputi:

a. Materi yang akan diajarkan yaitu lagu “Indonesia Raya” untuk proses

pembelajaran bernyanyi kelas VB.

b. Membuat perangkat pembelajaran berupa RPP yang akan diajarkan.

c. Mempersiapkan media yang akan digunakan, yaitu keyboard untuk mengiringi

siswa dalam proses pembelajaran bernyanyi.

d. Metode yang akan digunakan adalah ceramah, demonstrasi dan drill.

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan proses pembelajaran yang telah di rendanakan

pada tahap perencanaan. Pelaksanaan tindakan di sesuaikan dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya. Dalam penelitian tindakan kelas ini,

peneliti melakukan dua kali siklus dengan materi lagu“Indonesia Raya”. Pelaksanaan

siklus pertama terdiri dari 4 kali pertemuan dengan melatih siswa untuk membidik nada

(40)

ke dua terdiri dari 3 kali pertemuan dengan melatih ritme (panjang pendek nada) yang

tepat, sehingga menghasilkan irama yang tepat dan artikulasi yang jelas, dengan alokasi

waktu masing-masing pertemuan adalah 70 menit.

3. Tahap Pengamatan/Observasi

Tahap pengamatan/observasi dilakukan selama proses pembelajar berlangsung.

Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan siswa yang meliputi pengamatan minat

siswa terhadap materi yang diajarkan, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran,

tanggapan siswa terhadap media yang digunakan, perilaku dan sikap siswa. Peneliti

melakukan observasi dibantu dengan kolaborator. Hal yang diamati dilihat dari berbagai

aspek, seperti minat, daya tarik, serta respon positif siswa terhadap media penggunaan

iringan keyboard dalam proses pembelajaran bernyanyi.

4. Tahap Refleksi

Tahap refleksi merupakan tahapan yang akan dilakukan setelah adanya

implementasi tindakan dan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti. Refleksi ini

dilakukan untuk menganalisa data yang telah diperoleh, kemudian hasil yang dianalisis

digunakan untuk evaluasi hasil penelitian. Tahap ini dibantu dengan adanya kolaborator,

yaitu adanya refleksi diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi dalam kelas

penelitian. Pada setiap pertemuan di siklus I, peneliti mengkaji berbagai kejadian, seperti

(41)

dialami. Penulis mengacu pada hal tersebut untuk dilakukan perencanaan selanjutnya

yaitu di siklus II.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yang menerapkan

beberapa teknik mengacu pada penelitian desktiptif kualitatif, diantaranya:

1. Observasi

Observasi dilakukan secara langsung kepada subjek penelitian yaitu siswa kelas

VB di SDN Anggadita I. Kegiatan ini dilakukan pada saat proses pembelajaan

berlangsung. Peneliti mengamati kondisi/interaksi belajar- mengajar siswa dan hasil

pengamatan tersebut kemudian digunakan untuk menganalisis proses pembelajaran yang

kurang dan di cari solusi untuk mengatasinya.

2. Tes

Tes merupakan alat pengukuran data yang berharga dalam penelitian. Tes ialah

seperangkat rangsangan (stimulus) yang di berikan dengan maksud untuk mendapatkan

jawaban yang dijadikan penetapan skor angka. Tes di penelitian ini menggunakan

pre-test dan post-pre-test. Pre-pre-test digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam

bernyanyi, sedangkan post-test digunakan untuk mengukur kemampuan akhir siswa

dalam bernyanyi menggunakan media keyboard dalam proses pembelajaran.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan dilakukan untuk mencatat informasi selama proses

(42)

meninjau kelemahan-kelemahan hasil tindakan pada setiap siklus untuk segera ditindak

lanjuti.

F. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan perlu dilakukan

analisis data. Analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

kualitatif, yaitu

Suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selam proses pembelajaran berlangsung (Aqib, 2008: 40).

Tingkat keberhasilan atau presentase ketuntasan belajar setelah proses pada tiap

siklusnya, yang dilakukan dengan cara memberikan evaluasi pada setiap akhir siklusnya.

Menurut Aqiq (2008:40) Analisis tersebut dapat dihitung dengan menggunakan statistik

sederhana sebagai berikut:

1. Penilaian tugas dan tes

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, kemudian dibagi dengan jumlah

siswa kelas sehingga diperoleh rata-rata. Nilai rat-rata tersebut menggunakan rumus:

� =Ʃ�ƩN

Keterangan x : Nilai rata-rata

ƩX : Jumlah semua nilai siswa

(43)

2. Penilaian untuk ketuntasan belajar

Ada 2 kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Untuk

menghitung ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut:

� =Ʃ siswa yang tuntas belajarƩ siswa � %

Analisis ini dilakukan pada saat tahap refleksi. Hasil refleksi tersebut digunakan

sebagai bahan refleksi untuk merencanakan lanjut dalam siklus selanjutnya.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes praktik. Tes

praktik bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa sebelum

dan sesudah dilakukannya tindakan. Tes dilakukan pada setiap akhir siklus yang hasilnya

digunakan sebagai evaluasi dalam mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam bernyanyi

[image:43.595.126.472.568.696.2]

setelah menggunakan media pembelajaran. Adapun penilaian dalam penelitian ini adalah:

Tabel 01: Pedoman penilaian

No Aspek yang diamati

Skor Jumlah

4 3 2 1

1 Intonasi

2 Frasering

3 Ritme

(44)

4 = Sangat Baik (menguasai 86% - 100%) 3 = Baik (menguasai 70% - 85%)

2 = Kurang (menguasai 50% - 69%)

1 = Sangat Kurang (menguasai ≤ 49%)

Berdasarkan tabel 02 dapat dijabarkan dalam aspek-aspek yang sudah di

[image:44.595.91.542.280.720.2]

tentukan:

Tabel 02: Rubrik penilaian.

No Aspek Skor Kategori Kriteria

1 Artikulasi

4 Sangat Baik

Mampu menyanyikan lagu dengan Artikulasi yang jelas dengan persentase 86% ke atas dari keseluruhan

bagian

3 Baik Dapat menyanyikan lagu dengan artikulasi yang jelas dengan persentase 70% - 85%% dari keseluruhan lagu

2 Kurang

Kurang dapat menyanyikan lagu dengan artikulasi yang jelas dengan persentase 50% - 69%% dari

keseluruhan lagu

1 Sangat Kurang

Belum mampu menyanyikan lagu dengan artikulasi yang jelas dengan di bawah persentase 49% dari

keseluruhan lagu 2 Frasering

4 Sangat Baik

Mampu menyanyikan lagu dengan frasering yang benar dengan persentase 86% ke atas dari keseluruhan

bagian

3 Baik Dapat menyanyikan lagu dengan frasering yang benar dengan persentase 70% - 85%% dari keseluruhan lagu

2 Kurang

Kurang dapat menyanyikan lagu dengan frasering yang benar dengan persentase 50% - 69%% dari

keseluruhan lagu

1 Sangat Kurang

Belum mampu menyanyikan lagu dengan frasering yang benar dengan di bawah persentase 49% dari

keseluruhan lagu 3 Intonasi

4 Sangat Baik

Mampu menyanyikan lagu dengan intonasi yang tepat dengan persentase 86% ke atas dari keseluruhan

bagian

3 Baik Dapat menyanyikan lagu dengan intonasi yang tepat dengan persentase 70% - 85%% dari keseluruhan lagu

2 Kurang

Kurang dapat menyanyikan lagu dengan intonasi yang tepat dengan persentase 50% - 69%% dari keseluruhan

(45)

1 Sangat Kurang

Belum mampu menyanyikan lagu dengan intonasi yang tepat dengan di bawah persentase 49% dari

keseluruhan lagu 4 Ritme

4 Sangat Baik

Mampu menyanyikan lagu dengan ritme yang tepat dengan persentase 86% ke atas dari keseluruhan

bagian

3 Baik Dapat menyanyikan lagu dengan ritme yang tepat dengan persentase 70% - 85%% dari keseluruhan lagu

2 Kurang

Kurang dapat menyanyikan lagu dengan ritme yang tepat dengan persentase 50% - 69%% dari keseluruhan

lagu

1 Sangat Kurang

Belum mampu menyanyikan lagu dengan ritme yang tepat dengan di bawah persentase 49% dari

keseluruhan lagu

H. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Penelitian ini berhasil apabila mengalami peningkatan dengan kriteria Baik (nilai 70-85)

dan memenuhi komponen sebagai berikut:

1. Siswa dapat bernyanyi dengan pengucapan/artikulasi yang jelas, pemenggalan

kata/frasering yang benar, intonasi yang tepat dan ritme yang tepat.

2. Siswa lebih bersemangat saat bernyanyi dengan menggunakan iringan keyboard.

3. Meningkatnya hasil belajar/prestasi siswa dalam praktik bernyanyi dan sesuai dengan

(46)

I. Validitas Penelitian

Penelitian PTK merupakan penelitian yang dilakukan dengan mengikuti

kaidah-kaidah ilmiah dan metodologi yang sesuai dengan ilmiah. Salah satu cara untuk melihat

derajat kepercayaan suatu penelitian adalah dengan melihat Validitas. Validitas instrumen

pada penelitian ini dilakukan oleh dua orang ahli/expert yaitu Panca Putri Rusdewanti,

S.Pd., M.Pd dan Drijastuti Jogjaningrum, S.Sn, M.A selaku dosen perguruan tinggi

Universitas negeri Yogyakarta Jurusan Pendidikan Seni Musik.

Menurut Kunandar (2012: 104) ada lima kriteria Validitas, yaitu Validitas hasil,

Validitas proses, Validitas demokratis, Validitas katalik dan Validitas dialogis, namun

dalam penelitian ini menggunakan 4 Validitas saja, diantaranya:

1. Validitas Hasil

Validitas hasil merupakan hasil dari dua siklus yang telah dilakukan, yaitu siklus

I dan siklus II. Validitas hasil tersebut dilakukan untuk memecahkan masalah dan

mendorong dilakukannya penelitian tindakan kelas atau dengan kata lain, seberapa jauh

keberhasilan yang akan dicapai. Validitas ini dilakukan oleh peneliti untuk

mengidentifikasikan kelemahan dari siklus I, yang kemudian akan ditindak lanjutkan

pada siklus ke II.

2. Validitas Proses

Validitas proses adalah memeriksa kelaikan proses yang dikembangkan dengan

berbagai fase penelitian tindakan dan Validitas ini merujuk pada pengamatan selama

(47)

proses kegiatan penelitian dari awal hingga akhir. Kegiatan ini dilakukan ketika proses

observasi dan monitoring. Hasil dari Validitas proses ini digunakan untuk

mengidentifikasi kesulitan siswa dalam proses pembelajaran bernyanyi dan proses

adaptasi pembelajaran dengan menggunakan media iringan keyboard dalam kegiatan

bernyanyi, kemudian didiskusikan oleh peneliti dengan kolaborator untuk mencari solusi

yang akan dilakukan pada tindakan selanjutnya.

3. Validitas Demokratis

Validitas demokratis adalah Validitas yang ditunjukan secara kerja sama antara

peneliti dengan subjek penelitiannya, yaitu siswa kelas VB SDN Anggadita I, serta

kolaborator yaitu guru mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Hal tersebut

dilakukan agar hasil penelitian bersifat objektif. Validitas demokratis antara lain penulis

selaku peneliti, guru sebagai kolaborator, siswa kelas VB SDN Anggadita I sebagai

subjek penelitian. Dalam hal ini semua pihak diminta mengungkapkan hal yang dilihat

dan dirasakan selama proses penelitian berlangsung, seperti kendala yang muncul pada

saat menggunaan media iringan keyboard, siswa yang masih mengalami kesulitan

bernyanyi, kemudian hal tersebut didiskusikan bersama dengan mencari solusi yang akan

dilakukan kedepannya.

4. Validitas Dialog

Validitas dialog adalah merujuk kepada dialog yang dilakukan dengan

kolaborator. Validitas dialog tersebut dilakukan untuk meminimalisir unsur subjektivitas

(48)

ataupun masukan agar tidak adanya penilaian bersifat subjektif yang dilakukan oleh

peneliti dengan kolaborator. Peneliti meminta siswa untuk mengungkapkan kesulitan

pada saat proses pembelajaran bernyanyi baik di pertemuan siklus I dan siklus ke II.

Peneliti berdiskusi dengan kolaborator yang kemudian dicari solusi untuk tindakan yang

(49)

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Prasiklus

Prasiklus merupakan kondisi awal siswa sebelum pemberian tindakan

menggunakan media keyboard dalam proses pembelajaran bernyanyi. Sebelum adanya

tindakan tersebut, dilakukan penilaian (pretest) untuk mengetahui seberapa jauh

keterampilan bernyanyi siswa kelas VB dengan model lagu yang digunakan adalah lagu “Indonesia Raya” yang berdasarkan hasil observasi awal bahwa siswa belum dapat

menyanyikan lagu tersebut secara baik. Penilaian prasiklus tersebut dilakukan pada hari

Senin tanggal 25 April 2016. Berikut ini adalah tabel penilaian (pretest) yang telah

[image:49.595.77.528.531.719.2]

dilakukan sebelum adanya tindakan kelas menggunakan media keyboard.

Tabel 03: Hasil penilaian prasiklus

No Responden Intonasi Frasering Ritme Artikulasi

Rata-rata Kriteria

1 Responden 1 60 70 65 70 66.25 Kurang

2 Responden 2 75 70 70 75 72.5 Baik

3 Responden 3 65 65 65 70 66.25 Kurang

4 Responden 4 60 65 69 65 64.75 Kurang

5 Responden 5 75 70 70 70 71.25 Baik

6 Responden 6 55 60 60 65 60 Kurang

7 Responden 7 70 70 69 70 69.75 Kurang

8 Responden 8 65 70 65 70 67.5 Kurang

9 Responden 9 65 70 65 70 67.5 Kurang

(50)

11 Responden 11 70 70 65 70 68.75 Kurang

12 Responden 12 65 60 65 65 63.75 Kurang

13 Responden 13 70 70 65 70 68.75 Kurang

14 Responden 14 60 70 65 70 66.25 Kurang

15 Responden 15 60 65 60 65 62.5 Kurang

16 Responden 16 70 70 65 70 68.75 Kurang

17 Responden 17 75 70 70 70 71.25 Baik

18 Responden 18 60 65 60 65 62.5 Kurang

19 Responden 19 70 70 75 75 72.5 Baik

20 Responden 20 70 70 75 70 71.25 Baik

21 Responden 21 70 70 70 75 71.25 Baik

22 Responden 22 60 65 60 65 62.5 Kurang

23 Responden 23 60 70 60 70 65 Kurang

24 Responden 24 60 60 60 65 61.25 Kurang

25 Responden 25 70 70 70 70 70 Baik

26 Responden 26 70 70 70 65 68.75 Kurang

27 Responden 27 60 70 65 70 66.25 Kurang

28 Responden 28 65 65 60 65 63.75 Kurang

29 Responden 29 70 65 70 70 68.75 Kurang

30 Responden 30 60 65 60 65 62.5 Kurang

31 Responden 31 70 70 65 70 68.75 Baik

32 Responden 32 65 65 60 65 63.75 Kurang

33 Responden 33 60 65 65 60 62.5 Kurang

34 Responden 34 70 70 70 70 70 Baik

35 Responden 35 65 65 65 65 65 Kurang

36 Responden 36 70 65 70 65 67.5 Kurang

37 Responden 37 65 65 60 65 63.75 Kurang

38 Responden 38 75 70 75 70 72.5 Baik

39 Responden 39 70 70 65 70 68.75 Kurang

40 Responden 40 60 65 65 65 63.75 Kurang

41 Responden 41 65 65 60 65 63.75 Kurang

42 Responden 42 60 70 60 65 63.75 Kurang

43 Responden 43 65 70 65 60 65 Kurang

44 Responden 44 70 70 65 70 68.75 Kurang

45 Responden 45 60 70 65 65 65 Kurang

46 Responden 46 65 65 60 65 63.75 Kurang

(51)

Sangat Kurang Kurang Baik SangatBaik

Prasiklus 0 36 12 0

0 36 12 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40

Jumlah Nilai Siswa Pada Tes Prasiklus

48 Responden 48 70 70 70 70 70 Baik

Jumlah 12795

Nilai Tertinggi 75 Baik

Nilai Terendah 55 Kurang

Rata-rata 66.64 Kurang

Siswa yang telah memenuhi kriteria 25%

Dari tabel 03 di atas, dapat dilihat hasil penilaian pretest yang menunjukan siswa

masih belum mendapatkan nilai “BAIK” (70-85). Nilai rata-rata siswa adalah 66, 64

dengan kategori KURANG BAIK dan presentase keberhasilan adalah 25%. Berikut

merupakan tabel dan grafik hasil jumlah nilai siswa pada tes prasiklus

Tabel 04: Hasil jumlah nilai siswa pada tes prasiklus

Grafik 01: Jumlah siswa pada tes prasiklus

Nilai

Rata-rata Kualifikasi

Jumlah nilai siswa

0- 49 Sangat Kurang 0

50-69 Kurang 36

70-85 Baik 12

(52)

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Siklus I merupakan tahap awal perlakuan tindakan untuk memperbaiki proses

pembelajaran bernyanyi terhadap siswa di kelas VB. Tindakan perbaikan tersebut

diupayakan dapat memberikan peningkatan keterampilan siswa dalam menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dengan baik dan benar. Berikut ini merupakan hasil dari pelaksanaan

siklus I, diantaranya:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti merencanakan dan mempersiapkan

pembelajaran berdasarkan penyebab munculnya permasalahan yang diperoleh dari tes

tahap prasiklus. Perencanaan tersebut dilakukan secara kolaboratif dengan guru

pengampu seni budaya dan keterampilan melalui diskusi berdasarkan fakta yang ada

didalam kelas, maka kegiatan yang dilakukan dalam perencanan diantaranya:

1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi melalui pretest pada prasiklus sebelumnya,

berdasarkan observasi dan melalui diskusi kolaborator, siswa belum mampu

bernyanyi lagu “Indonesia Raya” dengan tepat (intonasi), dan pemenggalan kata

(frasering), tinggi rendah nada (ritme) yang tepat dan artikulasi yang jelas

2. Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi

pembelajaran bernyanyi lagu “Indonesia Raya” bagi siswa. Untuk pertemuan

pertama materi yang diajarkan adalah menyanyikan lagu “Indonesia Raya”

dengan intonasi yang tepat di bagian bait pertama dan bait kedua di bantu dengan

bidikan nada menggunakan keyboard. Untuk pertemuan kedua materi yang

(53)

di bagian refrain sampai akhir lagu yang di bantu dengan bidikan nada

menggunakan keyboard. Pertemuan ketiga materi yang diajarkan adalah

menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dengan pemenggalan kata (frasering) yang

benar dan yang dinyanyikan secara berulang-ulang dengan intonasi yang tepat di

seluruh bagian lagu dan di sertai pemenggalan kata yang benar dibantu

menggunakan iringan keyboard. Pertemuan keempat dilakukan evaluasi dengan

adanya penilaian pada akhir siklus I untuk mengetahui hasil pembelajaran

bernyanyi menggunakan media keyboard pada siklus I.

3. Menyiapkan media pembelajaran yaitu keyboard, partitur notasi angka lagu “Indonesia Raya” yang akan digunakan dalam proses pembelajaran bernyanyi.

4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan dalam

mengamati siswa pada proses pembelajaran berlangsung menggunakan media

keyboard. Lembar observasi meliputi lembar observasi siswa dan observasi guru.

Observasi siswa untuk mengamati minat siswa terhadap materi yang diajarkan,

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, tanggapan siswa terhadap media yang

digunakan Lembar observasi guru utuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru

selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi pengamatan dan catatan

(54)

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tahap siklus I dilaksanakan mulai tanggal 30 April 2016 – 9 Mei

2016. Pada tahap ini, pelaksanaan disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran yang telah direncanakan. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung,

peneliti dibantu oleh guru pengampu seni budaya dan keterampilan selaku kolaborator.

Pelaksanaan siklus I dilakukan selama empat kali pertemuan dengan waktu 2 x 35 menit.

1. Pertemuan pertama

a) Kegiatan Awal

Peneliti sebagai guru, membuka pelajaran dengan salam, melakukan apersepsi dan

menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan, yaitu menyanyikan lagu

“Indonesia Raya” dengan intonasi yang tepat di bait pertama dan bait kedua. Guru

didampingi oleh ibu Ita selaku kolaborator dan menyiapkan media pembelajaran yaitu

keyboard

b) Kegiatan inti

Guru telah menyiapkan notasi angka di depan papan tulis dan membagikan selembaran

teks partitur notasi angka tersebut pada siswa, kemudian guru meminta siswa untuk

mendengarkan. Guru mendemonstrasikan dengan menyanyikan lagu “Indonesia Raya”

dengan intonasi yang tepat. Pembelajaran dimulai dengan mengenalkan notasi angka dan

cara membacanya dalam bentuk tangga nada mayor. Membaca notasi angka dimulai dari

1 dibaca do, 2 dibaca re, 3 dibaca mi, 4 dibaca fa, 5 dibaca sol, 6 dibaca la, 7 dibaca si.

Selanjutnya siswa bernyanyi dengan notasi angka. Siswa di minta untuk fokus melihat

(55)

kedepan. Guru membidikan nada dengan keyboard melodi lagu “Indonesia Raya”. Siswa

dibimbing perlahan-lahan untuk membaca notasi angka lagu tersebut bait pertama dan

kedua dengan intonasi yang tepat. Pembelajaran tersebut diulang-ulang agar siswa

terbiasa membaca notasi angka dengan melihat partitur.

c) Kegiatan akhir

Guru mengevaluasi materi yang telah disampaikan dengan menanyakan kesulitan pada

siswa dan mencoba meminta beberapa siswa untuk menyanyikan kembali bait pertama

dan kedua menggunakan notasi, kemudian guru menyimpulkan dan meminta siswa untuk

berlatih kembali dan menutup pelajaran dengan berdoa dan salam

2. Pertemuan kedua

a) Kegiatan awal

Kegiatan awal ini tidak jauh berbeda dengan pertemuan pertama, pembelajaran diawali

dengan berdoa, melakukan apersepsi, memastikan kesiapan siswa dalam menerima

pelajaran. Selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu menyanyikan lagu

“Indonesia Raya” dengan intonasi yang tepat di bagian refrain sampai akhir lagu. Guru

menyiapkan media pembelajaran keyboard dan membahas mengenai pertemuan

sebelumnya.

b) Kegiatan inti

Guru meminta siswa untuk melanjutkan membaca notasi angka dibagian refrain sampai

(56)

“Indonesia Raya” dengan intonasi yang tepat dibantu dengan bidikan nada menggunakan

keyboard. Selanjutnya siswa diminta untuk menyanyikan secara berulang- ulang agar

terbiasa dengan notasi angka tersebut. Kolaborator membantu siswa yang mengalami

kesulitan. Ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan di bagian nada tertinggi ketika

menggunakan tangga nada F Mayor, sehingga guru menurunkan nada dasar menjadi E

Mayor, hal itu dimaksudkan agar siswa dapat menjangkau semua nada tinggi. Setelah

semua terampil membaca notasi angka yang dinyanyikan secara diulang dari awal sampai

akhir, tahap selanjutnya menyanyi menggunakan syair dengan diiringi keyboard.

c) Kegiatan akhir

Guru mengevaluasi materi dengan menanyakan kesulitan yang dialami siswa, setelah

dirasa selesai, guru menyimpulkan serta meminta siswa untuk berlatih di rumah

menyanyikan syair lagu “Indonesia Raya”. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa

dan salam.

3. Pertemuan ketiga

a) Kegiatan awal

Pertemuan selanjutnya, membuka pelajaran diawali dengan berdoa, menanyakan kabar,

memberikan apersepsi terkait materi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

disampaikan, yaitu menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dengan intonasi dan syair yang

tepat di semua bagian lagu. Siswa diminta untuk memperhatikan pemenggalan kata yang

(57)

b) Kegiatan inti

Guru meminta siswa untuk menyanyikan lagu “Indonesia Raya” sambil diiringi

keyboard, sementara itu ibu Ita selaku kolaborator mengamati siswa saat bernyanyi.

Kemudian guru meminta siswa bernyanyi dengan pernafasan yang baik yaitu pernafasan

diafragma. Siswa di beri latihan pernafasan diafragma dan ditunjukan pemenggalan

kalimat yang benar di lagu “Indonesia Raya” agar tidak ada kalimat yang terpotong dan

berbeda pengertiannya. Siswa diminta untuk bernyanyi secara berulang-ulang dengan

tinggi rendah nada yang tepat serta pemenggalan kata yang benar (frasering) diiringi

keyboard.

c) Kegiatan akhir

Guru mengevaaluasi materi yang telah diajarkan dengan meminta beberapa siswa

menyanyikan kembali lagu “Indonesia Raya”. Kemudian guru menyimpulkan dan

memberi tahu untuk pertemuan selanjutnya akan ada pengambilan nilai bernyanyi lagu “Indonesia raya”. Siswa diminta untuk memperhatikan ketepatan nada, kejelasan

pengucapan syair dan pemenggalan kalimat yang benar. Guru menutup pembelajaran

dengan berdoa dan salam.

4. Pertemuan keempat

Pada pertemuan keempat siklus I, guru mengadakan tes penilaian untuk

mengetahui keterampilan siswa dalam bernyanyi lagu “Indonesia Raya” dengan

(58)

Kegiatan awal, guru mengawali dengan berdoa, menanyakan kabar, memberikan

apersepsi terkait materi dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan,

yaitu akan diadakan penilaian bernyanyi lagu “Indonesia Raya”. Sebelum penilaian

dimulai, siswa diminta untuk menyanyikan lagu bersama-sama dengan iringan keyboard.

Setelah selesai bernynyi bersama, siswa diminta untuk maju satu persatu sesuai absen

untuk menyanyikan lagu diringi keyboard. Adapun hasil tes pada siklus I dapat dilihat

[image:58.595.81.510.348.723.2]

pada tabel 05.

Tabel 05: Hasil penilaian siklus I

No Responden Intonasi Frasering Ritme Artikulasi

Rata-rata Kriteria

1 Responden 1 75 75 70 70 72.5 Baik

2 Responden 2 85 85 80 80 82.5 Baik

3 Responden 3 70 70 65 70 68.75 Kurang

4 Responden 4 70 70 65 65 67.5 Kurang

5 Responden 5 75 70 70 70 71.25 Baik

6 Responden 6 69 70 70 65 68.5 Kurang

7 Responden 7 70 70 65 70 68.75 Kurang

8 Responden 8 78 75 70 70 73.25 Baik

9 Responden 9 70 70 70 70 70 Baik

10 Responden 10 70 70 65 65 67.5 Kurang

11 Responden 11 70 70 70 65 68.75 Kurang

12 Responden 12 75 80 75 65 73.75 Baik

13 Responden 13 75 80 70 70 73.75 Baik

14 Responden 14 80 80 70 70 75 Baik

15 Responden 15 75 78 70 70 73.25 Baik

16 Responden 16 80 75 70 65 72.5 Baik

17 Responden 17 75 75 70 70 72.5 Baik

18 Responden 18 75 75 70 70 72.5 Baik

19 Responden 19 85 82 80 70 79.25 Baik

20 Responden 20 78 80 75 70 75.75 Baik

(59)

22 Responden 22 70 75 70 70 71.25 Baik

23 Responden 23 75 80 70 75 75 Baik

24 Responden 24 75 70 65 65 68.75 Kurang

25 Responden 25 82 80 75 70 76.75 Baik

26 Responden 26 80 78 70 65 73.25 Baik

27 Responden 27 70 75 70 70 71.25 Baik

28 Responden 28 78 80 70 70 74.5 Baik

29 Responden 29 80 75 75 75 76.25 Baik

30 Responden 30 75 75 70 70 72.5 Baik

31 Responden 31 75 78 75 65 73.25 Baik

32 Responden 32 75 75 70 65 71.25 Baik

33 Responden 33 65 70 65 60 65 Kurang

34 Responden 34 80 75 75 75 76.25 Baik

35 Responden 35 70 70 65 70 68.75 Kurang

36 Responden 36 75 75 70 70 72.5 Baik

37 Responden 37 75 75 70 70 72.5 Baik

38 Responden 38 85 80 75 75 78.75 Baik

39 Responden 39 75 70 70 70 71.25 Baik

40 Responden 40 70 65 65 65 66.25 Kurang

41 Responden 41 65 70 60 60 63.75 Kurang

42 Responden 42 75 75 70 70 72.5 Baik

43 Responden 43 75 75 65 70 71.25 Baik

44 Responden 44 75 72 70 70 71.75 Baik

45 Responden 45 75 70 65 65 68.75 Kurang

46 Responden 46 75 75 70 65 71.25 Baik

47 Responden 47 80 75 70 70 73.75 Baik

48 Responden 48 80 85 75 70 77.5 Baik

Jumlah 13881

Nilai Tertinggi 85 Baik

Nilai Terendah 60 Kurang

Rata-rata 72.29 Baik

Nilai yang telah memenuhi kriteria 75%

Pada tabel 05 di atas, nilai tes siswa kelas VB menunjukan peningkatan. Nilai

(60)

Sangat Kurang Kurang Baik Sangat Baik

Siklus I 0 12 36 0

0

12

36

0 0

5 10 15 20 25 30 35 40

Jumlah Nilai Siswa pada Tes siklus I

memenuhi kriteria mencapai 75% artinya upaya peningkatan keterampilan bernyanyi

siswa pada lagu “Indonesia Raya” meningkat. Berikut merupakan tabel dan grafik hasil

jumlah nilai siswa pada tes siklus I

Tabel 06: Hasil jumlah nilai tes siklus I

Grafik 02: Jumlah nilai siswa pada tes siklus I

Gambar

Gambar 02: Wilayah suara anak laki-laki maupun perempuan (Sumber: Jamalus, 1988: 47)
Gambar 03: Gambar keyboard
Gambar 04: Siklus Penelitian menurut Kemmis & Mc Taggart
Tabel 01: Pedoman penilaian
+7

Referensi

Dokumen terkait

29.11 Pembatasan (jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam SSKK. Penghentian Kontrak dapat dilakukan

Pada tahun 2007 mobile payment di Indonesia mulai berkembang, perkembangan tersebut dimulai oleh Telkomsel yang merilis T-Cash yang kemudian bertransformasi menjadi

Interksi pengguna pada Multimedia Interaktif ini sangat baik dimana multimedia interaktif ini dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk penggunaan multimedia sehingga siswa mudah

Penelitian oleh Rubiyatun (2010) menunjukkan bahwa dengan CTL yang menekankan pada leorning community dan questioning siswa dapat antusias dan semangat dalam

Berdasarkan hasil persamaan regresi linear berganda seperti tersaji diatas dapat diinterpretasikan bahwa seluruh variabel independen penelitian yang terdiri dari pengetahuan

Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang terdapat pada penelitian ini adalah bagaimana keragaman fungi non-simbiosis pada rizosfer bawang merah ( Allium ascalonicum

 Dari dasar konstitusional, jika sebelumnya desa hanya berdasarkan Pasal 18 ayat (7) (tentang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah), Undang-Undang Desa yang baru

Tujuan disusunnya buku putih ini adalah untuk menjadi baseline-data terkait kondisi sanitasi kabupatenMerangin saat ini yang akan digunakan dalam penyusunan Strategi